52
METODOLOGI ILMU METODOLOGI ILMU EKONOMI DAN EKONOMI DAN METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN Filsafat, Hakekat & Metode Ilmiah Filsafat, Hakekat & Metode Ilmiah Diolah dan disajikan Oleh: Diolah dan disajikan Oleh: Prof. Dr. Muhammad Yunus Zain, S.E., M.A. Prof. Dr. Muhammad Yunus Zain, S.E., M.A. (FE-UNHAS, Makassar) (FE-UNHAS, Makassar)

1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

METODOLOGI ILMU METODOLOGI ILMU EKONOMI DAN EKONOMI DAN

METODE PENELITIANMETODE PENELITIAN

Filsafat, Hakekat & Metode IlmiahFilsafat, Hakekat & Metode IlmiahDiolah dan disajikan Oleh:Diolah dan disajikan Oleh:

Prof. Dr. Muhammad Yunus Zain, S.E., M.A.Prof. Dr. Muhammad Yunus Zain, S.E., M.A.

(FE-UNHAS, Makassar)(FE-UNHAS, Makassar)

Page 2: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

WHAT IS Economic THEORY: State of the artsWHAT IS Economic THEORY: State of the arts

May-12MYZ: FE-UNHAS

2

Microeconomics results: partial & GE: -Consumer’s efficiency MRSij= relatif price ij-Porduction efficiency MRTSij= relative factor price ij-Exchange efficiency (market efficiency)

Two classic welfare theorem-market hold, CE is Pareto efficient-market failure, redistribution initial endowment, the CE is also Pareto optimal

Source of Market failure & government intervention

Field development:-Public Economics (Choice)-New Political Economy-Regional economics-HRE: Labor Ec.; Health Ec-others subjects

-Development Economics-International economics-monetary economics-others subjects

The st ate &

results of Macroec onom

ics

Four Functional Management? And Accounting

Page 3: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Contoh: Again to New Political Economy: Toward A Multidiscipline?

May-12MYZ: FE-UNHAS3

State of the arts and results ofSocial-political Theory (B)

State of the arts and results ofEconomic Theory (A)

New political Economy

Ekonomi politik

Politik ekonomi?

What/how (before the fact):-behavioral foundation-Rational (self-interest?)

What/how (before and after the fact):-process-institutional setting

Why (event)

A or B; or bothNew (?) Paradigm

Facts: empirical questions

science

Mat

hem

atic

s &

Phi

loso

phy:

an

AR

TS

Page 4: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

PENDEKATAN FILSAFAT ILMU

May-12 MYZ: FE-UNHAS 4

• Pendekatan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Pendekatan ontologis dijadikan sebagai acuan untuk menentukan hakikat dari ilmu ekonomi.

• Sedangkan pendekatan epistemologis dipergunakan untuk melihat prinsip-prinsip dasar, ciri-ciri, dan cara kerja ilmu ekonomi.

• Dan pendekatan aksiologis diperlukan untuk melihat fungsi dan kegunaan ilmu ekonomi dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Page 5: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Secular Worldview : Pahami akar sekulerisasi

dari mana?

May-12 MYZ: FE-UNHAS 5

• Scientific worldview memandang alam semesta sebagai mesin yang bekerja secara otomatis mengikuti hukum alam. Secular worldview membatasi visi hidup manusia hanya pada sebatas eksistensi-nya di dunia. Secular worldview menggantungkan diri sepenuhnya pada akal pikiran manusia tanpa PERLU PETUNJUK-NYA?

• Dalam pandangan hidup sekuler, tujuan utama aktivitas adalah mengejar self-interest dengan rasionalitas sempurna (khusus) sebagai kondisi dan kriteria yang tidak dapat diganggu gugat (kata Alfred Marshall rasionalitas khusus dari para economic manSEKULER). Di bawah asumsi ini, more is better than less menjadi sebuah keniscayaan. Self-interest menjadi identik dengan selfishness dimana keuntungan personal mendominasi dan jauh mengalahkan manfaat sosial. Tampaknya diperlukan konsep manusia RELIGIUS.

Page 6: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

METODOLOGI ILMU EKONOMI ANTARA SEKULAR DAN RELIGIUS:

Definisi Metodologi Ilmu

May-12 MYZ: FE-UNHAS 6

• Dengan merangkum berbagai definisi metodologi, lebih khusus dalam ilmu sosial, Machlup memformulasikannya sebagai:

• The study of the principles that guide the students of any branch of knowledge, and especially of any higher learning (science) in deciding whether to accept or to reject certain propositions as a part of the body of ordered knowledge in general or of their own discipline (science).

• Machlup tampak mengikuti aliran methodological dualism, dengan menyatakan bahwa ilmu ekonomi masuk dalam kategori science, sekalipun berbeda dengan natural sciences, namun dia tidak banyak memberikan penjelasan terperinci tentang perbedaan tersebut.

• Adalah Mark Blaug, termasuk yang berbeda dengannya, mengikuti pandangan methodoligal monism. Pandangan ini menyatakan bahwa kedua kategori ilmu tersebut memiliki metodologi yang sama, dengan doktrinnya, the unity of sciences. Karenanya, tambah Backhouse yang mendukung Blaug, metodologi ilmu ekonomi pun tidak menyimpang dari metodologi ilmu-ilmu pengetahuan alam. Pandangan kedua ini tampak lebih diterima secara luas oleh para ekonom.

• Worldview, Rationality dan Kelangkaan menjadi persoalan mendasar yang terkait erat dengan perbincangan metodologi dalam ilmu ekonomi.

• Lihat pada Royal Brandis “On the Current State of Methodology in Economics”, Research in History of Economic Thought and Methodology vol. 2, halaman 151-160.• Lihat Roger Backhouse, New Direction in Economic Methodology, (London: Routledge, 1994), halaman 1-24.

Page 7: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Metodologi Ilmu Ekonomi-Modern

May-12 MYZ: FE-UNHAS 7

• Pada mulanya, ilmu ekonomi modern adalah cabang dari filsafat, yang dijadikan tempat sumber segala ilmu pengetahuan modern,

• Kemudian datanglah Adam Smith bersama David Hume, Bentham, Mill dan disusul pula oleh Say yang memformulasikan konsep equilibrium pasar beserta perangkat mekanismenya, mengikuti jejak para pendahulu mereka, Newtonian dan kawan-kawannya, dalam bidang fisika.

• Dan gugatan Keynes dengan mengikuti Einstein.

Page 8: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Masudul Alam Choudhury (2005)• I argue that the submissive attitude and advice on equating the [religious views] and Western

methodologies and even empiricism, and thereby calling for adopting Western methods of analysis, constitutes a flawed reasoning. Note here that I have made a major difference between the concepts of Methods and Methodology as shown by italics. Choudhury (1999) explains that methodology and methods are interrelated scientific primitives together used for understanding praxis and applying it to inferential consequences of the methodological premise by the corresponding analytical methods.

• The original premise of praxis is invariably epistemological in nature. Epistemology is subsequently integrated by a scientific discursive approach with ontology, and thereafter, with the ontic (evidential) domain of analysis, application and policy. Methods belong to the ontological and ontic domains, when the analysis and application of the original methodological premise is to be formulated and applied for understanding reality.

• Yet, in the absence of the epistemological methodology it is possible for methods to be used independently of the ontological and ontic understanding. When this is the case, the methods fail to have substantive relevance in the light of methodology. They exist merely as procedural artifacts of an analysis but not the true and relevant one. Choudhury (1999, op cit, p. 348) writes, “Methods can exist without methodology as was explained in the case of the reductionist design of rationalism. But methodology cannot exist without self-determined methods. Such methods must be derived from the essence of the methodology itself. They must be such instruments that mobilize the ontological-epistemological nature of divinely unified systems into explanatory relations.” We will explain the difficulties that are encountered in such academic ventures from the [religious man] side.

12/07/14 MYZ: FE-UNHAS 8

Page 9: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Epistemologi • Teori ilmu pengetahuan • Mempertanyakan problem ilmu, proses

pembentukan ilmu dan siapa yang menyepakati suatu ilmu.

• ”the theory of the nature of knowing and the means by which we know.”

• Menguji hakikat ilmu pengetahuan atau keabsahannya.

• Pahami: hakikat Prior science and Posterior science

May-12 9MYZ: FE-UNHAS

Page 10: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Struktur Ilmu • Relativitas Ilmu(Spacial)• Ilmu: Ibn Khaldun tumbuh berkembang

seiring pertumbuhan dan perkembangan peradaban yang melahirkannya.

• Lakatosian: Dimana riset perkembang, ilmu itu juga berkembang

• Khunian: Revolusi Ilmu dengan perubahan world view

• Ilmu lahir dari worldviews produsennya yang bersifat ideologis.

• Ilmu dilahirkan untuk Mengatasi Masalah riil Masyarakat

May-12 10MYZ: FE-UNHAS

Page 11: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Kebutuhan terhadap ilmu baru

• Realitas kelemahan ilmu sejenis

• Relativitas teori mengharuskan adanya teori baru.

• Teori out of date harus diganti dengan teori up to date.

• Ilmu harus hidup dan dihidupkan agar tidak stagnan.

May-12 11MYZ: FE-UNHAS

Page 12: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Kegagalan Ilmu ekonomi

• Gagal menciptakan kesejahteraan masyarakat.

• Melepaskan diri dari aspek moral dan agama

• Sejumlah teorinya tidak sesuai/ tidak cocok di negeri lain

• the death of economics.

May-12 12MYZ: FE-UNHAS

Page 13: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Unsur-Unsur Ilmu

• masalah • sikap ilmu: curiosias, spekulasi,

obyektif, terbuka, dan tentatif. • Punya metode yang khas dalam

memecahkan masalahnya. • Adanya subyek komunitas. • Menghasilkan kesimpulan • Mempunyai pengaruh positif bagi

kehidupan manusia. May-12 13MYZ: FE-UNHAS

Page 14: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Aliran Epistimologi dalam Filsafat.

• Aliran idealisme-subjektif.

• Empirisme • rasionalisme• Positivisme • Idealisme dialektik

May-12 14MYZ: FE-UNHAS

Page 15: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Metodologi:

• Model investigasi keilmuan atau worldviews

• How should the inquirer go about finding out knowable

May-12 15MYZ: FE-UNHAS

Page 16: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

FILSAFAT METODE PENELITIANFILSAFAT METODE PENELITIAN

PERKEMBANGAN FILSAFATPENELITIAN

PRAPOSITIVISME

POSITIVISME

POSTPOSITIVISME

Page 17: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

PERBANDINGAN TIGA FILSAFATPERBANDINGAN TIGA FILSAFAT

PRAPOSITIVISMEPRAPOSITIVISME POSITIVISMEPOSITIVISME POSTPOSITIVISMEPOSTPOSITIVISME

REALITAS REALITAS BERKEMBANG BERKEMBANG SECARA ALAMIAHSECARA ALAMIAH

REALITAS TERAMATI, REALITAS TERAMATI, BERSIFAT TUNGGAL, BERSIFAT TUNGGAL, DAPAT DAPAT DIKLASIFIKASIKAN, DIKLASIFIKASIKAN, DETERMINISME DETERMINISME (SEBAB AKIBAT), (SEBAB AKIBAT), BEBAS NILAI, RELATIF BEBAS NILAI, RELATIF TETAP DAN TERUKURTETAP DAN TERUKUR

REALITAS BERSIFAT REALITAS BERSIFAT HOLISTIK (UTUH), HOLISTIK (UTUH), DINAMIS (TIDAK DINAMIS (TIDAK TETAP), KOMPLEKS, TETAP), KOMPLEKS, SALING SALING MEMPENGARUHI, MEMPENGARUHI, PENUH MAKNA DAN PENUH MAKNA DAN TERIKAT NILAITERIKAT NILAI

METODE PENELITIANMETODE PENELITIAN

DESKRIPTIF DESKRIPTIF KUALITATIFKUALITATIF

METODE PENELITIANMETODE PENELITIAN

KUANTITATIF, KUANTITATIF, DEDUKTIFDEDUKTIF

METODE PENELITIANMETODE PENELITIAN

KUALITATIF,KUALITATIF,

INDUKTIFINDUKTIF

PENELITI PASIF, PENELITI PASIF, MENGGAMBARKAN MENGGAMBARKAN APA YANG DIAMATIAPA YANG DIAMATI

MELAKUKAN MELAKUKAN EKSPERIMEN, EKSPERIMEN, MENCARI PENGARUHMENCARI PENGARUH

MEMAHAMI MAKNA MEMAHAMI MAKNA REALITAS YANG REALITAS YANG KOMPLEKS, KOMPLEKS, MENGKONSTRUKSI MENGKONSTRUKSI FENOMENAFENOMENA

Page 18: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

PRAPOSITIVISMEPRAPOSITIVISME METODE KUALITATIF, REALITAS METODE KUALITATIF, REALITAS

BERSIFAT ALAMIAHBERSIFAT ALAMIAH

Page 19: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

POSITIVISMEPOSITIVISMEMETODA KUANTITATIF HASIL RESEARCH DAN DEVELOPMENTMETODA KUANTITATIF HASIL RESEARCH DAN DEVELOPMENT

Page 20: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)
Page 21: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

POSTPOSITIVISMEPOSTPOSITIVISME

METODE KUALITATIF, MENCARI MAKNAMETODE KUALITATIF, MENCARI MAKNA

Page 22: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

BERHATI-HATI PADA Metode Postmodernist• Apresiasi penemuan ilmiah yang ter jadi pada abad 19-21,

di abad millinium ini, dalam era baru globalisme, dunia tidak lain sedang kita rasakan semakin diarahkan menjadi satu: one world perkembangan pemikiran pun bergulir cepat.

• Esensinya, Peradaban Barat dalam pencarian kebenaran menghentikan teks (menutup rapi segala hikmah kitab suci): maka yg ditemukan lebih banyak kebatilan dengan hawa nafsu dan subjektif-berlaku intelejen- dan masih filsafat Yunani Kuno di zaman Moderen.

• Maka Rasionalisme Descartes habis di Nietzche (matinya Tuhan), meski Sigmund Freud telah menyelam jauh ke alam bawah sadar manusia. Namun dengan Filsafat maka teks terbuka terhadap perbedaan.

• Teks dalam filsafat dianggap, mengungkung, menipu, tdk bermakna (Nietzche, Karl Marx, Martin Heidegger, Michael Foucault, Jacques Derrida, dan lainnya dgn metode masing-masing).

• Nietzche dengan Logosentrisme (teks kode makna hakikat & metafor); Heidegger dengan fenomenologi-hermeneutik (tak terucap penting tuk memahami yang terucap); Althusser dengan metode “penjiwaan”, iapun tulusuri Karl Marx (Teks penuh dengan kepentingan); Foucault dengan arkeologi-nya (teks mengawasi-menutupi hakikat); Deleuze dengan strukturalisnya (makna tdk termaterikan, hanya kumpulan relasi: yg ada hanya posisi dan perbedaanya); terkahir Derrida dengan Dekonstruksi (teks tdk berfungsi menjelaskan: hanya arena kesenjangan dan kontradiksi. Karena makna lahir dari pembacaan, dekonstruksi teks, kemudian melahirkan makna dan menghilangkan jati diri).

May-12 MYZ: FE-UNHAS 22

Page 23: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Ide ketimbang Vested Interest

May-12 MYZ: FE-UNHAS 23

• Sejumlah pemikiran memang benar telah dan akan selalu kembali lahir. Lalu, masalah regulasi pengelolaan dan pembentukan “standardisasi global” terutama terkait bentuk institusi sistem finansial global memang selalu menjadi biang keladinya. Sebab pada inti dan ujungnya dikatakan akan selalu tercipta global financial bubling and instability, seperti sebelumnya diduga Stiglitz (2002), von Mises (2004), Krugman (2008), dan Minksy (2008). Dalam kaitan ini semua, Paul Krugman kemudian mengatakan:

• “…economics inevitably takes place in a political context, and one cannot understand the world as it appeared a few years ago without considering the fundamental political fact of the 1990s: the collapse of socialism. Not merely as a ruling ideology, but as an idea with the power to move men’s minds.” (Paul R. Krugman, 2008: p.10)

• • Dengan esensi yang sama, sebagai sindiran dan mungkin sekaligus peringatan atau

bahkan mungkin dapat pula menjadi penyejuk segala kerisauan kita semua, tampaknya kita perlu dan sangat menarik untuk kembali menyimak juga pernyataan J.M. Keynes berikut:

• “... [The] ideas of economists and political philosophers, both when they are right and when they are wrong, are more powerful than is commonly understood.... Practical men, who belief themselves to be quite exempt from any intellectual influences, are usually the slaves of some defunct economists. ... [For] in the field of economic and political philosophy there are not many who are influenced by new theories after they are twenty-five or thirty years of age, so that the ideas which civil servants and politicians and even agitators apply to current events are not likely to be the newest. But, soon or late, it is ideas, not vested interests, which are dangerous for good or evil” (Keynes, 1935). Demikian Keynes (1935) mengingatkan kita semua, baik sebagai praktisi, politikus, pengamat ekonomi dan akademisi-peneliti bahwa mungkin saja benar selalu ada sesuatu yang "more powerful than is commonly understood."

Page 24: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

HAKEKAT PENELITIANHAKEKAT PENELITIAN

CARA ILMIAH UNTUK MENDAPATKAN CARA ILMIAH UNTUK MENDAPATKAN DATA/INFORMASI SEBAGAIMANA ADANYA DATA/INFORMASI SEBAGAIMANA ADANYA DAN BUKAN SEBAGAIMANA DAN BUKAN SEBAGAIMANA SEHARUSNYA, DENGAN TUJUAN DAN SEHARUSNYA, DENGAN TUJUAN DAN KEGUNAAN TERTENTUKEGUNAAN TERTENTU

Page 25: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Zaman dahulu :- coba-coba (trial & error ?)- pengalaman (sendiri > , orang lain <)- naluri→ Perkembangan lambat

Zaman Modern :- coba-coba (dioptimumkan)- pengalaman (sendiri < + orang lain >)- spekulasi- Metode Ilmiah (scientific approach)→ Perkembangan cepat

Metode Penelitian

Page 26: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Metode PenelitianTeknik (Engineering)

... mengembangkan cara –cara …

Secara teknis, ekonomis, etis, dll,

harus feasible (layak)

Bagaimana ?

Page 27: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

KOMPONEN METODE PENELITIANKOMPONEN METODE PENELITIAN

1. CARA ILMIAH

2. DATA

3. TUJUAN

4. KEGUNAAN

KOMPONEN METODE PENELITIAN

Page 28: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

CARA ILMIAHKEGIATAN PENELITIANDIDASARKAN CIRI-CIRI

KEILMUAN

RASIONALDilakukan dg cara yg masuk akal shg

Terjangkau penalaran manusia

EMPIRISDapat diamati indera manusia shg

Org lain dpt mengamati danMengetahui cara yg digunakan

SISTEMATISProses yg digunakan menggunakan

langkah yg logis

Page 29: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

KRITERIA DATA PENELITIANKRITERIA DATA PENELITIAN

VALID

Menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadipada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti

Misal : korban tsunami 900 ribu org dilaporkan berbeda

RELIABELRELIABEL

Menunjukkan derajat konsistensi data dalam interval waktu tertentuMisal : peserta penlok 50 org, sumber ditanya tetap 50 org sampai kapanpun

OBYEKTIF

Derajat persamaan persepsi berkenaan dengan kesepakatan antar banyak orang(interpersonal agreement)

misal : data peneliti berbeda pd satu obyek, berarti data tdk obyektif

Page 30: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

MACAMDATA

KUALITATIF

KUANTITATIF

DISKRIT/NOMINAL

KONTINUM/HSL PENGUKURAN

ORDINAL

INTERVAL

RATIO

Page 31: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

DATA KUALITATIFDATA KUALITATIF

Data dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat atau gambarData dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat atau gambar

Page 32: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

DATA KUANTITATIFDATA KUANTITATIFData yang dinyatakan dalam angka atau data kualitatif

yang diangkakan

Data kuantitatif dibedakan menjadi dua:Data kuantitatif dibedakan menjadi dua:1. 1. Diskrit/nominal :Diskrit/nominal : data yang hanya dapat digolong- data yang hanya dapat digolong- golongkan secara terpisah, diskrit atau kategori.golongkan secara terpisah, diskrit atau kategori. Data diperoleh dari hasil menghitungData diperoleh dari hasil menghitung Misal : dalam I kelas setelah dihitung tdpt 50 Misal : dalam I kelas setelah dihitung tdpt 50 mahasiswa terdiri atas 30 pria dan 20 wanitamahasiswa terdiri atas 30 pria dan 20 wanita 2. 2. Kontinum : Kontinum : data yang bervariasi menurut tingkatan data yang bervariasi menurut tingkatan dan diperoleh dari hasil pengukurandan diperoleh dari hasil pengukuran

Page 33: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

DATA KONTINUM ORDINALDATA KONTINUM ORDINAL

Data kontinum ordinal adalah data yang berbentuk Data kontinum ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat rangking atau peringkat

misalnya : juara I, II, IIImisalnya : juara I, II, III

AtauAtau

data yang dinyatakan dalam skala, dengan jarak data yang dinyatakan dalam skala, dengan jarak satu data dengan data yang lain tidak samasatu data dengan data yang lain tidak sama

I II III IV V VI

88 83 66 60 40 30

Page 34: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

DATA KONTINUM RATIODATA KONTINUM RATIO

Data kontinum ratio adalah data yang jaraknya Data kontinum ratio adalah data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol mutlaksama dan mempunyai nilai nol mutlak

misalmisal

berat 0 kg berarti tidak ada bobotnyaberat 0 kg berarti tidak ada bobotnya

Data ini juga dapat dirubah ke dalam interval Data ini juga dapat dirubah ke dalam interval dan ordinal atau dapat dijumlahkan / dikalikandan ordinal atau dapat dijumlahkan / dikalikan

Page 35: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

DATA KONTINUM INTERVALDATA KONTINUM INTERVAL

Data kontinum interval adalah data yang jaraknya Data kontinum interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) sama tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolut/mutlak.absolut/mutlak.

misal : skala thermometer, walaupun ada nilai 0ºC misal : skala thermometer, walaupun ada nilai 0ºC tetapi tetap ada nilainyatetapi tetap ada nilainya

Data interval dapat dibuat menjadi data ordinal Data interval dapat dibuat menjadi data ordinal (peringkat).(peringkat).

-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Data ordinal

Page 36: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

TUJUAN PENELITIANTUJUAN PENELITIAN

PENEMUANPENEMUAN

Sebelumnya belum pernah diketahuiSebelumnya belum pernah diketahui

PEMBUKTIANPEMBUKTIAN

Membuktikan keraguan terhadap informasi/ Membuktikan keraguan terhadap informasi/ pengetahuan tertentupengetahuan tertentu

PENGEMBANGANPENGEMBANGAN

Memperdalam dan memperluas pengetahuan Memperdalam dan memperluas pengetahuan yang sudah adayang sudah ada

Page 37: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

KEGUNAAN PENELITIANKEGUNAAN PENELITIAN

MEMAHAMI MASALAHMEMAHAMI MASALAHPeneliti memperjelas suatu masalah/informasi Peneliti memperjelas suatu masalah/informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahuyang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu

MEMECAHKAN MASALAHMEMECAHKAN MASALAHPeneliti meminimalkan/menghilangkan masalahPeneliti meminimalkan/menghilangkan masalah

MENGANTISIPASI MASALAHMENGANTISIPASI MASALAHPeneliti mengupayakan agar masalah tidak terjadiPeneliti mengupayakan agar masalah tidak terjadi

Page 38: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

METODE KUANTITATIF DAN KUALITATIFMETODE KUANTITATIF DAN KUALITATIF

PERBEDAAN METODAKUANTITATIF & KUALITATIF

PERBEDAAN AKSIOMA DASAR

PERBEDAAN PROSES PENILAIAN

PERBEDAANKARAKTERISTIK PENELITIAN

Page 39: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

PERBEDAAN AKSIOMA ANTARA PERBEDAAN AKSIOMA ANTARA METODE KUALITATIF DAN KUANTITATIFMETODE KUALITATIF DAN KUANTITATIF

AKSIOMA DASARAKSIOMA DASAR METODEMETODE

KUANTITATIFKUANTITATIFMETODE METODE

KUALITATIFKUALITATIF

Sifat realitasSifat realitas Tunggal, konkrit, Tunggal, konkrit, teramatiteramati

Ganda, holistik, Ganda, holistik, dinamis, hsl dinamis, hsl konstruksi & konstruksi & pemahamanpemahaman

Hubungan peneliti Hubungan peneliti dengan yang ditelitidengan yang diteliti

IndependenIndependen Interaktif tidak dapat Interaktif tidak dapat dipisisahkandipisisahkan

Hubungan variabelHubungan variabel Sebab-akibat/kausalSebab-akibat/kausal Timbal balik/interaktifTimbal balik/interaktif

Kemungkinan Kemungkinan generalisasigeneralisasi

Cenderung membuat Cenderung membuat generalisasigeneralisasi

Transferability/hanya Transferability/hanya mungkin dalam ikatan mungkin dalam ikatan konteks dan waktu konteks dan waktu

Peranan nilaiPeranan nilai Cenderung bebas Cenderung bebas nilainilai

Terikat nilaiTerikat nilai

Page 40: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

KARAKTERISTIK METODE KARAKTERISTIK METODE KUANTITATIF DAN KUALITATIFKUANTITATIF DAN KUALITATIF

DESAIN

Metode kuantitatifa. spesifik, jelas, rincib. Mantap sejak awalc. Menjadi pegangan langkah d. demi langkah

Metode kualitatifa. Umumb. Fleksibelc. Berkembang dan muncul dalam prose penelitian

Page 41: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

TUJUAN

Metode kuantitatifa. Menunjukkan hubungan antar variabelb. Menguji teoric. Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif

Metode kualitatifa. Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktifb. Menggambarkan realitas yg kompleksc. Memperoleh pemahaman maknad. Menemukan teori

Page 42: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

TEKNIK PENELITIAN

Metode kuantitatifa. Eksperimen, surveyb. Kuisionerc. Observasi dan wawancara terstruktur

Metode kualitatifa. Participant observationb. In depth interviewc. Dokumentasid. Triangulasi

Page 43: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Instrumen penelitian

Metode kuantitatifa. Test, angket, wawancara b. Instrumen yang telah standar

Metode kualitatifa. Peneliti sebagai instrumenb. catatan, rekaman, kamera, handycam, dll

Page 44: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

DATA

Metode kuantitatifa. Kuantitatifb. Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen

Metode kualitatifa. Deskriptifb. Dokumen pribadi, catatan lapangan,

ucapan dan tindakan responden,, dll

Page 45: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Sampel/Sumber Data

Metode kuantitatifa. Besarb. Representatifc. Sedapat mungkin randomd. Ditentukan sejak awal

Metode kualitatifa. Kecilb. Tidak representatifc. Purposived. Berkembang selama proses penelitian

Page 46: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Analisis

Metode kuantitatifa. Setelah selesai pengumpulan datab. Deduktifc. Menggunakan statistik

Metode kualitatifa. Terus menerus sejak awal sampai akhir penelitianb. Induktifc. Mencari pola, model, tema, teori

Page 47: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

HUBUNGAN DENGANRESPONDEN

Metode kuantitatifa. Berjarak, bahkan sering tanpa kontakb. Peneliti merasa lebihc. Jangka pendek

Metode kualitatifa. Empati, akrabb. Kedudukan sama bahkan sebagai guru/konsultanc. Jangka lama

Page 48: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

USULAN DESAIN

Metode kuantitatifa. Luas dan rincib. Literatur berhubungan dengan masalah dan variabel yang ditelitic. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah- langkahnyad. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas

Metode kualitatifa. Singkatb. Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utamac. Prosedur bersifat umumd. Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluane. Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesisf. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan

Page 49: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

METODE KUANTITATIFMETODE KUANTITATIF

Kapan penelitian dianggap selesaiKapan penelitian dianggap selesai-Setelah semua data yang direncanakan dapat Setelah semua data yang direncanakan dapat

terkumpulterkumpul

Kepercayaan terhadap hasil penelitianKepercayaan terhadap hasil penelitian- Pengujian validitas dan realiabilitas instrumen- Pengujian validitas dan realiabilitas instrumen

Page 50: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

METODE KUALITATIFMETODE KUALITATIF

Kapan penelitian dianggap selesaiKapan penelitian dianggap selesai- Setelah tidak ada yang dianggap Setelah tidak ada yang dianggap

baru/jenuhbaru/jenuh

Kepercayaan terhadap hasil penelitianKepercayaan terhadap hasil penelitian- Pengujian kredibilitas, depenabilitas, - Pengujian kredibilitas, depenabilitas,

proses dan hasil penelitianproses dan hasil penelitian

Page 51: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

PROSES PENELITIANPROSES PENELITIAN

Metode kuantitatifMetode kuantitatif Bersifat linearBersifat linear

Metode kualitatifMetode kualitatif

Bersifat sirkulerBersifat sirkuler

Page 52: 1a myz presentasi metodologi penelitian (filsafat, hakikat, dan metode ilmiah)

Terima KasihTerima Kasih