Upload
fransiska-oktafiani
View
38
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
KELOMPOK 6HIPERMETROPI, MIOPI DAN
ASTIGMATANNISATURRAUFDIDIS MUHAROM
FINA FEBRINAYULIYANI
Tingkat 2B DIII KEPERAWATAN
Anatomi fisiologi mata
HIPERMETROPI dan MIOPI Hipermetropi
Pada Hipermetropi/hipermetropia atau rabun dekat, mata memfokuskan cahaya dibelakang retina sehingga banyangan yang diterima oleh retina menjadi kabur. Penglihatan dapat difokuskan dengan menempatkan lensa cembung atau plus didepan mata. Miopi
Miopi adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina (bintik kuning)
Astigmat Astigmat adalah suatru keadaan dimana sinar yang sejajar tidak
dibiaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasaan sehingga focus pada retina tidak pada satu titik. Hal ini diakibatkan karena terdapatnya 2 bidang ekstrim yang saling tegak lurus yang mempunyai kemampuan berbeda dalam kelengkungan yang tidak sferis pada kornea ataupun lensa keadaan ini disebut sebagai astigmat regular.
Hipermetropi dan miopi
astigmat
hipermetropiPenyebab timbulnya hipermetropi ini diakibatkan oleh empat hal yaitu Sumbu utama bola mata yang terlalu
pendek Daya pembiasan bola mata yang terlalu
lemah Kelengkungan kornea dan lensa tidak
adekuat Perubahan posisi lensa
miopiPenyebab Miopi Gaya membaca yang tidak sehat. seperti
membaca sambil tidur-tiduran membaca ditempat yang gelap, membaca dibawah sinar matahari langsung yang silau, menatap sumber cahaya terang langsung.
Faktor usia. Kurang bisa menjaga keamanan dan
kesehatan mata.
astigmatPenyebab Komplikasi akibat operasi mata. Cedera pada kornea akibat infeksi. Kondisi pada kelopak mata yang mengganggu
struktur kornea. Misalnya terdapat benjolan pada kelopak mata yang menekan kornea.
Keratoconus dan keratoglobus, kondisi di mana kornea dapat berubah bentuk, baik mengggembung atau menipis.
Kondisi mata lainnya yang mempengaruhi kornea atau lensa.
MANIFESTASI KLINIS Hipermetropi
Sakit kepala frontal, memburuk pada waktu mulai timbulk gejala hipermetrop dan makin memburuk sepanjang penggunaan mata dekat. Penglihatan tidak nyaman (asthenopia) ketika pasien harus focus pada satu jarak tertentu untuk waktu yang lama, misalnya menonton pertandingan bola. Akomodasi akan lebih cepat lelah ketika terpaku pada satu level tertentu dari ketegangan.
Miopia. Melihat jelas bila dekat dan melihat jauh kabur ( rabun jauh ).b. Sakit kepala sering disertai juling.c. Celah kelopak yang sempit.d. Astemopia konvergensi.e. Myopik kresen yaitu: gambaran bulan sabit yang terlihat pada polos posterior fundus matamyopia yang terdapat pada daerah pupil saraf optik akibat tidak tertutupnya sklera oleh koroid.f. Degenerasi macula dan retina bagian perifer.
Astigmata. Penurunan ketajaman mata baik jarak dekat maupun jauh.b. Tidak teraturnya lekukan kornea.
EtiologiPenyebab kelainan refraksi menurut Ilyas, S. (1998). Timby, Scherer dan smith. (2000) yaitu :1. Myopiaa. Sumbu optik bola mata lebih panjang.b. Pembiasan media penglihatan kornea lensa yang terlalu kuat.2. Hipermetropia. Bola mata pendek atau sumbu anteropasterior yang pendek.b. Kelengkungan kornea atau lensa kurang.c. Indeks bias kurang pada sistem optik mata.3. Astigmatismea. Kelainan kelengkungan permukaan kornea.b. Kelainan pembiasan pada miridian lensa yang berbeda.c. Infeksi kornea.d. Truma distrofi.
KLASIFIKASI Hipermetrop manifest Hipermetrop absolut Hipermetrop fakultatif Hipermetrop laten
Diagnosa Hipermetropi1. Penurunan persepsi sensori: penglihatan yang b.d penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatanIntervensi:1. Kaji ketajaman
penglihatan klien2. Identifikasi alternatif
untuk optimalisasi sumber rangsangan
3. Sesuaikan lingkungan untuk optimalisasi penglihatan:
- Orientasi klien terhadap ruang rawat
Rasional1. Mengidentifikasi
kemampuan visual klien
2. Memberikan keakuratan penglihatan dan perawatannya
3. Meningkatkan kemampuan persepsi sensori
2. Gangguan rasa nyaman (pusing) b.d usaha memfokuskan pandangan
Intervensi:1. Jelaskan penyebab
pusing dan mata lelah2. Anjurkan klien agar
cukup istirahat dan tidak melakukan aktivitas membaca terus menerus
3. Gunakan lampu atau penerangan yang cukup saat membaca
4. Kolaborasi pemberian kaca mata untuk peningkatan tajam penglihatan klien
Rasional1. Mengurangi kecemasan
dan meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan
2. Mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurang
3. Mengurangi silau dan akomodasi berlebihan
4. Membantu klien agar mempermudah penglihatannya
Diagnosa Miopi1. Perubahan persepsi sensori visual b.d gangguan penglihatanIntervensi:1. Menjelaskan penyebab
terjadinya gangguan penglihatan
2. Melakukan uji ketajaman penglihatan
Rasional:1. Pengetahuan tentang
penyebab mengurangi kecemasan dan meningkatkan penghetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan
2. Mengetahui visus dasar klien dan perkembangannya setelah diberikan tindakan
2. Resiko cedera yang b.d keterbatasan penglihatan
Intervensi1. Menjelaskan tentang
kemungkinan yang terjadi akibat penurunan tajam penglihatan
2. Menganjurkan untukn membatasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada malam hari
Rasional1. Menjelaskan tentang
kemungkinan yang terjadi akibat penurunan tajam penglihatan
2. Menganjurkan untukn membatasi aktivitas seperti mengendarai kendaraan pada malam hari
Referensi Tamsuri Anas.2010. klien gangguan mata
dan penglihatan KMB. Jakarta :EGC Ilyas sidarta, dkk. (2018). Sari ilmu
penyalit Mata. Fakultas kedokteran universitas indonesia:jakarta
SYUKRON KATSIRON