40
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI KONSEP DASAR PENYAKIT I. PENGERTIAN Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Suzanne C. Smeltzer, 2001) Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. (http://www.ningharmanto.com/2009/01/hipertensi/) Secara sederhana, seseorang dikatakan menderita Tekanan Darah Tinggi jika tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk Diastolik. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau

Asuhan keperawatan hipertensi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Asuhan keperawatan hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

KONSEP DASAR PENYAKIT

 I.      PENGERTIAN

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolic 90 mmHg.

(Suzanne C. Smeltzer, 2001)

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan

tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-

kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan

mempunyai keadaan darah tinggi. (http://www.ningharmanto.com/2009/01/hipertensi/)

Secara sederhana, seseorang dikatakan menderita Tekanan Darah Tinggi jika tekanan

Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih besar dari 90 mmHg.

Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk Diastolik.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi

diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat

jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai

“normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua

lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

II.            EPIDEMIOLOGI

Hipertensi dikenal sebagai salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Sekitar

seperempat jumlah pendududk dewasa menderita hipertensi, dan insidennya lebih tinggi

dikalangan Afro-Amerika setelah usia remaja.

Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi essensial dan sisanya mengalami kenaikan

tekanan darah dengan penyebab tertentu.

III.      ETIOLOGI

Page 2: Asuhan keperawatan hipertensi

Sekitar 20% populasi dewasa mengalami hipertensi, lebih dari 90% diantara mereka

menderita hipertensi essensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya.

Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder).

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

1.      Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui

penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).

2.      Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya

penyakit lain.

Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada

jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan

darah.

Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10%

penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya

adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada

kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin

(noradrenalin).

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

1.      Penyakit Ginjal

         Stenosis arteri renalis

         Pielonefritis

         Glomerulonefritis

         Tumor-tumor ginjal

         Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)

         Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

         Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2.      Kelainan Hormonal

         Hiperaldosteronism

         Sindroma Cushing

         Feokromositoma

3.      Obat-obatan

Page 3: Asuhan keperawatan hipertensi

         Pil KB

         Kortikosteroid

         Siklosporin

         Eritropoietin

         Kokain

         Penyalahgunaan alkohol

         Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

4.   Penyebab Lainnya

         Koartasio aorta

         Preeklamsi pada kehamilan

         Porfiria intermiten akut

         Keracunan timbal akut

Adapun penyebab lain dari hipertensi yaitu :

1.      Peningkatan kecepatan denyut jantung

2.      Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama

3.      Peningkatan TPR yang berlangsung lama

IV.            FAKTOR PREDISPOSISI

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti

umur, jenis kelamin, dan keturunan. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar

monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong

bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga,

merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap

timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi

saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf

parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten

(tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap

tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan

Page 4: Asuhan keperawatan hipertensi

lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh

stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan

dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi

dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi

esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume

darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang

mempunyai berat badan normal.

V.      PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat

vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang

berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia

simpatis di torak dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron

preganglion melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh

darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah

terhadap rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap

norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah sebagai

respon rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas

vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.

Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon

vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke

ginjal, mengakibatnkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang

kemudian diubah menjadi angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium

dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor

tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Page 5: Asuhan keperawatan hipertensi

VI.      MANIFESTASI KLINIS

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara

tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan

darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,

perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada

penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

   sakit kepala

   kelelahan

   mual

   muntah

   sesak nafas

   gelisah

   pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan

ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma

karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang

memerlukan penanganan segera.

VII.      KLASIFIKASI

The Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure

membuat suatu klasifikasi baru yaitu :

Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa Usia 18 Tahun atau Lebih *

Page 6: Asuhan keperawatan hipertensi

Kategori Sistolik

(mmhg)

Diastolik

(mmhg)

Normal < 130 <85

Normal tinggi 130-139 85-89

Hipertensi †

Tingkat 1 (ringan) 140-159 90-99

Tingkat 2 (sedang) 160-179 100-109

Tingkat 3 (berat) ≥180 ≥110

Tidak minum obat antihipertensi dan tidak sakit akut. Apabila tekanan sistolik dan

diastolic turun dalam kategori yang berbeda, maka yang dipilih adalah kategori yang lebih tinggi.

berdasarkan pada rata-rata dari dua kali pembacaan atau lebih yang dilakukan pada setiap dua

kali kunjungan atau lebih setelah skrining awal.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi

diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat

jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai

"normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua

lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi

tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.

Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir

setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80

tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang

secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Disamping itu juga terdapat hipertensi pada kehamilan ( pregnancy-induced

hypertension, PIH ) PIH adalah jenis hipertensi sekunder karena hipertensinya reversible setelah

bayi lahir. PIH tampaknya terjadi akibat dari kombinasi peningkatan curah jantung dan TPR.

Selama kehamilan normal volume darah meningkat secara drastis. Pada wanita sehat,

peningkatan volume darah diakomodasikan oleh penurunan responsifitas vascular terhadap

Page 7: Asuhan keperawatan hipertensi

hormon-hormon vasoaktif, misalnya angiotensin II. Hal ini menyebabkan TPR berkurang pada

kehamilan normal dan tekanan darah rendah. Pada wanita dengan PIH, tidak terjadi penurunan

sensitivitas terhadap vasopeptida-vasopeptida tersebut, sehingga peningkatan besar volume darah

secara langsung meningkatkan curah jantung dan tekanan darah. PIH dapat timbul sebagai akibat

dari gangguan imunologik yang mengganggu perkembangan plasenta. PIH sangat berbahaya

bagi wanita dan dapat menyebabkan kejang,koma, dan kematian.

VIII.      KOMPLIKASI

Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM POKJA RS

Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007)  adalah diantaranya :

         Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient ischemic attack (TIA).

         Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut (IMA).

         Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.

         Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.

IX.      PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003:64) dan Dosen Fakultas kedokteran USU,

Abdul Madjid (2004), meliputi :

         Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan

adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya

diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah

puasa, kolesterol total, HDL, LDL

         Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP (dapat

mengidentifikasi hipertensi, sebagai tambahan dapat dilakukan pemerisaan lain, seperti klirens

kreatinin, protein, asam urat, TSH  dan ekordiografi.

Page 8: Asuhan keperawatan hipertensi

         Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucose (DM) kalium serum

(meningkat menunjukkan aldosteron yang meningkat), kalsium serum (peningkatan dapat

menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri gliserit (indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan

tiroid (menyebabkan vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal),

asam urat (factor penyebab hipertensi)

         Pemeriksaan radiologi : Foto dada dan CT scan

X.      PENATALAKSANAAN

Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga

isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah

sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/

mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan

mengeluarkan garam lewat kulit).

Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

1.                  Pengobatan non obat (non farmakologis)

2.                  Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

Pengobatan non obat (non farmakologis)

Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga

pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan

pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat

dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.

Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :

1.      Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh

2.      Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.

Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.

Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini

hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai

pelengkap pada pengobatan farmakologis.

3.      Ciptakan keadaan rileks

Page 9: Asuhan keperawatan hipertensi

Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem

saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

4.      Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak  

      3-4 kali seminggu.

5.      Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat

ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

         Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat

kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung

menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.

         Penghambat Simpatetik

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang

bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

         Betabloker

Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung.

Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan

pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan

Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala

hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa

berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan

saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.

         Vasodilator

Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos

(otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek

samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan

pusing.

         Penghambat ensim konversi Angiotensin

Page 10: Asuhan keperawatan hipertensi

Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat

yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini

adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala

dan lemas.

         Antagonis kalsium

Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi

jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan

Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan

muntah.

         Penghambat Reseptor Angiotensin II

Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada

reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk

dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit

kepala, pusing, lemas dan mual.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya

hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

Page 11: Asuhan keperawatan hipertensi

I.       PENGKAJIAN

AKTIVITAS/ISTIRAHAT

Gejala : kelemehan, keletihan, napas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea

SIRKULASI

Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit serebrovaskular.

Episode palpitasi, perspirasi.

Tanda : kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan untuk menegakan

diagnosis). Hipotensi postural (mungkin berhubungna dengan regimen obat ). Nadi : denyutan

jelas dari karotis, jugularis, radialis ; perbedaan denyut seperti denyut femoral melambat sebagai

kompensasi denyutan radialis atau brakialis; denyut popliteal, tibialis posterior, pedalis tidak

teraba atau lemah. Frekuensi/irama : takikardia berbagai disritmia. Bunyi jantung : terdengar S2

pada dasar ; S3 (CHF dini); S4 (pergeseran ventrikel kiri/hipertrofi ventrikel kiri). Murmur

stenosis valvular. Ekstremitas ; perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi perifer) ;

pengisian kapiler mungkin melambat /tertunda (vasokonstriksi)

INTEGRITAS EGO

Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah kronik (dapat

mengindikasikan kerusakan serebral). Faktor-faktor stress multiple(hubungan, keuangan, yang

berkaitan dengan pekerjaan)

Tanda : letupan suara hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang meledak. Gerak tangan

empati, otot muka tegang (khusus sekitar mata), gerakan fisik cepat, pernapasan menghela,

peningkatan pola bicara.

ELIMINASI

Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti, infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal

dimasa lalu)

MAKANAN/CAIRAN

Gejala : makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi

kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur); kandungan tinggi kalori. Mual, muntah.

Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/menurun).

Page 12: Asuhan keperawatan hipertensi

Tanda : berat badan normal atau obesitas. Adanya edema (mungkin umum atau tertentu); kongesti vena; 

glukosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah diabetik)

NEUROSENSORI

Gejala : keluhan pening/pusing. Berdenyut. Sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang

secara spontan stelah beberapa jam ).  Episode kebas/kelemahan pada satu sisi tubuh. Gangguan

penglihatan (diplopia, penglihatan kabur). Episode epistaksis.

Tanda : status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses pikir, atau memori

(ingatan). Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan dan /atau reflex tendon

dalam. Perubahan-perubahan retinal optik: dari sklerosis/penyempitan arteri ringan sampai berat

dan perubahan sklerotik dengan edema atau papiledema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada

berat/lamanya hipertensi.

NYERI/KETIDAKNYAMANAN

Gejala : angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung). Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudasi

(indikasi arteriosklerosis pada arteri ekstremitas bawah). Sakit kepala oksipital berat seperti yang

pernah terjadi sebelumnya. Nyeri abdomen/massa (feokromositoma)

PERNAPASAN

Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja. Takipnea, ortopnea, dispnea nokturnal

paroksismal. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum. Riwayat merokok.

Tanda : distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan. Bunyi napas tambahan (krekles/mengi).

Sianosis.

KEAMANAN

Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan. Episode parestesia unilateral transien. Hipotensi posturnal.

PEMBELAJARAN/PENYULUHAN

Gejala : faktor-faktor risiko keluarga :hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM, penyakit

serebrovaskular/ginjal.

Faktor-faktor risiko etnik : seperti orang Afrika-Amerika, Asia tenggara. Penggunaan pil KB atau hormone lain;

penggunaan obat/alcohol.

II.    DIAGNOSA KEPERAWATAN

Page 13: Asuhan keperawatan hipertensi

1. Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan afterload,

vasokontriksi pembuluh darah.

2. Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan penurunan suplai oksigen otak

3. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebih

sehubungan dengan kebutuhan metabolik.

4. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral dan iskemia miokard

5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema, peningkatan cairan intravaskular

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum dan ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen

7. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan Krisis situasional

8. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan berhubungan dengan

Misinterpretasi informasi

9. Risiko injuri/cedera berhubungan dengan penglihatan ganda ( diplopia )

10. Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan

Page 14: Asuhan keperawatan hipertensi

III. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSATUJUAN DAN KRITERIA

HASILINTERVENSI RASIONAL

1 Gangguan perfusi

serebral berhubungan

dengan penurunan

suplai oksigen otak

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

dapat mencapai atau

mempertahankan tingkat umum

sadar penuh,bebas dari gejala

atau komplikasi neurologis

merugikan dengan kriteria

hasil :

Pasien dapat

mendemonstrasikan tanda-tanda

vital stabil

1.      Pantau TD, catat adanya

hipertensi sistolik secara

terus menerus dan tekanan

nadi yang semakin berat.

2.      Pantau frekuensi jantung,

catat adanya Bradikardi,

Tacikardia atau bentuk

Disritmia lainnya.

3.      Pantau pernapasan

meliputi pola dan

iramanya.

4.      Catat status neurologis

dengan teratur dan

bandingkan dengan

keadaan normalnya

5.      Berikan obat anti

hipertensif misal

diazoksida (hiperstat) dan

hidralazin (apresolin)

   Normalnya autoregulasi

mempertahankan aliran darah

otak yang konstan pada saat ada

fluktuasi TD sistemik.

Kehilangan autoregulasi dapat

mengikuti kerusakan kerusakan

vaskularisasi serebral

lokal/menyebar.

   Perubahan pada ritme (paling

sering Bradikardi) dan

Disritmia dapat timbul yang

mencerminkan adanya

depresi/trauma pada batang

otak pada pasien yang tidak

memiliki kelainan jantung

sebelumnya.

   Napas yang tidak teratur dapat

menunjukkan lokasi adanya

gangguan serebral dan

memerlukan intervensi yang

lebih lanjut.

   Pengkajian kecenderungan

adanya perubahan tingkat

kesadaran adalah sangat

berguna dalam menentukan

lokasi penyebaran/luasnya dan

perkembangan dari kerusakan

serebral.

Page 15: Asuhan keperawatan hipertensi

   Efektif dalam menurunkan

tekanan darah untuk mencegah

krisis hipertensif yang dapat

dihubungkan dengan

intoksifikasi PCP

2 Perubahan nutrisi :

lebih dari kebutuhan

tubuh berhubungan

dengan masukan

berlebih sehubungan

dengan kebutuhan

metabolik.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

mampu mengidentifikasi

hubungan antara hipertensi

dengan kegemukan, dengan

kriteria hasil :

Pasien menunjukkan perubahan

pola makan

Mempertahankan berat badan

dengan pemeliharaan kesehatan

optimal

Melakukan/mempertahankan

program olahraga yang tepat

secara individual

1.      Kaji pemahaman pasien

tentang hubungan langsung

antara hipertensi dan

kegemukan

2.      Bicarakan pentingnya

menurunkan masuka kalori

dan batasi batasan lemak,

garam dan gula

3.      Tetapkan keinginan pasien

untuk menurunkan berat

badan

4.      Kaji ulang masukan kalori

harian dan pilihan diet.

5.      Rujuk ke ahli gizi sesuai

indikasi

   Kegemukan adalah risiko

tambahan terhadap tekanan

darah tinggi karena disproporsi

antara kapasitas aorta dan

peningkatan curah

jantungberkaitan dengan

peningkatan masa tubuh

   kesalahan kebiasaan makan

menunjang terjadinya

aterosklerosis dan kegemukan,

yang merupakan predisposisi

hipertensi. Kelebiah masukan

garam memperbanyak volume

cairan intravaskuler dan dapat

merusak ginjal yang lebih

memperburuk kondisi

   motivasi untuk.menurunkan

berat badan adalah internal.

Individu harus berkeinginan

untuk menurunkan berat badan

bila tidak maka program tidak

akan berhasil

.

  

kekuatan/kelemahan dalam

Page 16: Asuhan keperawatan hipertensi

program diet terakhir

membantu dalam menentukan

individu untuk

penyesuaian/penyuluhan

   Memberikan konseling dan

bantuan dengan memenuhi

kebutuhan diet individual

3 Kelebihan volume

cairan berhubungan

dengan edema

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

menunjukkan keseimbangan

masukan dan haluaran,BB

stabil, tanda vital dalam rentang

normal dan tak ada oedema

dengan kriteria hasil :

Menyatakan pemahaman diet

individu/pembatasan cairan

1.      Awasi denyut jantung, TD,

CVP

2.      Catat pemasukan dan

pengeluaran secara akurat.

3.      Awasi berat jenis urine

4.      Timbang tiap hari dengan

alat dan pakaian yang sama

5.      Kaji kulit, wajah area

tergantung untuk edema

6.      Berikan obat sesuai

indikasi (diuretik)

   Tacikardi dan hipertensi terjadi

karena 1. Kegagalan ginjal

untuk mengeluarkan urine, 2.

Pembatasan cairan berlebih

selama mengobati

hipovolemia/hipotensi atau

perubahan fase oliguri gagal

ginjal dan 3. Perubahan pada

renin-angiotensin.

   Perlu untuk menentukan fungsi

gnjal, kebutuhan penggantian

cairan

   Mengukur kemampuan ginjal

untuk mengkonsentrasikan urine

   Penimbangan berat badan

harian adalah pengawasan

status cairan terbaru.

Peningkatan berat badan lebih

dari 0,5 kg per hari diduga ada

retensi cairan.

   Edema terjadi terutama pada

jaringan yang tergantung pada

tubuh contoh : tangan, kaki,

Page 17: Asuhan keperawatan hipertensi

area lumbosakral

   Membantu dalam pengeluaran

cairan

4 Nyeri berhubungan

dengan peningkatan

tekanan vascular

serebral dan iskemia

miokard

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

Nyeri terkontrol dengan kriteria

hasil :

Mengungkapkan metode yang

memberikan pengurangan

Mengikuti regimen farmakologi

yang diresepkan

Skala nyri 0-1

Wajah pasien tidak meringis

1.      Observasi derajat nyeri

2.      Pertahankan tirah baring

selama fase akut

3.      Berikan tindakan

nonfarmakologi untuk

menghilangkan sakit

kepala atau nyeri dada

misal, kompres dingin pada

dahi, pijat punggung dan

leher, teknik relaksasi

( panduan imajinasi,

distraksi ) dan aktivitas

waktu senggang.

4.      Minimalkan aktivitas

vasokontriksi yang dapat

meningkatkan sakit kepala

misalnya, mengejan saat

BAB, batuk panjang,

membungkuk.

5.      Kaji tanda-tanda vital

6.      Kolaborasi :

        Analgesik

   Mengetahui derajat nyeri yang

dirasakan pasien dan

mempermudah intervensi

selanjutnya

  

stimulasi/meningkatkan

relaksasi

   Tindakan yang menurunkan

tekanan vaskular serebral dan

yang memperlambat/ memblok

respon simpatis efektif dalam

menghilangkan sakit kepala dan

komplikasinya.

   Aktivitas yang meningkatkan

vasokontriksi menyebabkan sakit

kepala pada adanya penigkatan

tekanan vaskular serebral.

   Mengetahui keadaan umum

pasien. Peningkatan tanda-

tanda vital mengindikasikan

nyeri belum dapat terkontrol.

Page 18: Asuhan keperawatan hipertensi

        Antiansietas mis,

lorazepam, diazepam

   Menurunkan/mengontrol nyeri

dan menurunkan rangsang

sistem saraf simpatis.

   Dapat mengurangi tegangan

dan ketidaknyamanan yang

diperberat oleh stres.

5 Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

Kelemahan umum

dan

ketidakseimbangan

antara suplai dan

kebutuhan oksigen

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

dapat berpartisipasi dalam

aktivitas yang

diinginkan/diperukan dengan

kriteria hasil :

Melaporkan peningkatan dalam

toleransi aktivitas yang dapat

diukur

Menunjukkan penurunan dalam

tanda-tanda intoleransi fisiologi

1.      Kaji respon pasien

terhadap aktivitas,

perhatikan frekuensi nadi

lebih dari 20 kali per menit

di atas frekuensi istirahat,

peningkatan tekanan darah

yang nyata selama /sesudah

aktivitas, dpsnea atau nyeri

dada, keletihan dan

kelemahan yang

berlebihan, diaforesis,

pusing atau pingsan

2.      Instruksikan pasien tentang

teknik penghematan

energi , misalnya

menggunakan kursi saat

mandi, duduk saat menyisir

rambut atau menggosok

gigi, melakukan aktivitas

dengan perlahan

3.      Kaji sejauh mana aktivitas

yang dapat ditoleransi

4.      Berikan dorongan untuk

   Menyebutkan parameter

membantu dalam mengkaji

respons fisiologi terhadap stres

aktivitas dan bila ada,

merupakan indikator dari

kelebihan kerja yang berkaitan

dengan tingkat aktivitas

   Teknik menghemat energi

mengurangi pengguanan energi,

juga membantu keseimbangan

antara suplai dan kebutuhan

oksigen

   Mengidentifikasi sejauh mana

kemampuan pasien dalam

melakukan aktivitas dan

perawatan diri.

Page 19: Asuhan keperawatan hipertensi

melakukan

aktivitas/perawatan diri

bertahap jika dapat

ditoleransi

   Kemajuan aktivitas bertahap

mencegah peningkatan kerja

jantung tiba-tiba. Memberikan

bantuan hanya sebatas

kebutuhan hanya akan

mendorong kemandirian dalam

melakukan aktivitas.

6 Ansietas

berhubungan dengan

perubahan kondisi

kesehatan

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

tampak rileks

Kriteria hasil:

  Melaporkan cemas berkurang

sampai hilang

  Mampu mengidentifikasi cara

hidup yang sehat untuk

membagikan perasaannya

1.      Observasi tingkah laku

yang menunjukkan tingkat

ansietas

2.      Tinggal bersama pasien,

mempertahankan sikap

yang tenang. Mengakui

atau menjawab

kekhawatirannya dan

mengizinkan perilaku

pasien yang umum.

3.      Jelaskan prosedur,

lingkungan sekeliling atau

suara yang mungkin

didengar oleh pasien

4.      Bicara singkat dengan kata

sederhana.

5.      Kurangi stimulasi dari

   Ansietas ringan dapat

ditunjukkan dengan peka

rangsang dan insomnia.

Ansietas berat yang berkembang

kedalam keadaan panik dapat

menimbulkan perasaan

terancam, ketidakmampuan

untuk berbicara dan bergerak.

   Menegaskan pada pasien atau

orang terdekat bahwa walaupun

perasaan pasien diluar kontrol

lingkungannya tetap aman

   Memberikan informasi yang

akurat yang dapat menurunkan

kesalahan interpretasi yang

dapat berperan pada reaksi

ansietas

   Rentang perhatian mungkin

menjadi pendek, konsentrasi

berkurang yang membatasi

kemampuan untuk menerima

Page 20: Asuhan keperawatan hipertensi

luar : tempatkan pada

ruangan yang tenang,

kurangi lampu yang terlalu

terang, kurangi orang

jumlah orang yang

berhubungan dengan

pasien

informasi.

   Menciptakan lingkungan yang

terapiutik

7 Koping individu

tidak efektif

berhubungan dengan

Krisis situasional

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

mampu mengidentifikasi

perilaku koping efektif dengan

kriteria hasil :

Menyatakan kesadaran

kemampuan koping/kekuatan

pribadi

Mengidentifikasi potensial

situasi stres dan mengambil

langkah untuk menghindari atau

mengubahnya.

Mendemonstrasikan

pengguanaan keterampilan atau

metode koping efektif

1.      kaji keefektifan strategi

koping dengan

mengobservasi perilaku

misal, kemampuan

menyatakan perasaan dan

perhatian, keinginan dalam

partisipasi dalam rencana

pengobatan

2.      Bantu pasien untuk

mengidentifikasi stresor

spesifik dan kemungkinan

strategi untuk

mengatasinya

3.      Libatkan pasien dalam

perencanaan perawatan dan

beri dorongan partisipasi

maksimum dalam rencana

pengobatan

4.      Dorong pasien untuk

   Mekanisme adaptif perlu untuk

mengubah pola hidup seseorang,

mengatasi hipertensi kronik dan

mengintegrasikan terapi yang

diharuskan ke dalam kehidupan

sehari-hari

   Manifestasi mekanisme koping

maladaptif mungkin merupakan

indikator marah yang ditekan

dan diketahui telah menjadi

penentu utama TD diastolik

   Keterlibatan memberikan pasien

perasan kontrol diri yang

berkelanjutan, memperbaiki

keterampilan koping, dan dapat

meningkatkan kerja sama dalam

regimen terapeutik

   Fokus perhatian pasien

Page 21: Asuhan keperawatan hipertensi

mengevaluasi

prioritas/tujuan hidup.

Tanyakan ” apakah yang

anda lakukan merupakan

apa yang anda inginkan?”

5.      Bantu pasien utuk

mengidentifikasi dan mulai

merencanakan perubahan

hidup yang perlu. Bantu

untuk menyesuaikan

daripada membatalkan

tujuan diri/keluarga

terhadap realitas situasi yang

ada relatif terhadap pandangan

pasien tentang apa yang

diinginkan.

   Perubahan yang perlu harus

diprioritaskan secara realistik

untuk menghindari rasa tidak

menentu dan tidak berdaya.

8 Kurang pengetahuan

mengenai kondisi dan

rencana pengobatan

berhubungan dengan

Misinterpretasi

informasi

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

menyatakan pemahaman tentang

proses penyakit dan regimen

pengobatan dengan kriteria hasil

:

Mengidentifikasi efek samping

obat dan kemungkinan

komplikasi yang perlu

diperhatikan

Mempertahankan TD dalam

parameter normal

1.      Kaji kesiapan dan

hambatan dalam belajar.

Termasuk orang terdekat

2.      Tetapkan dan nyatakan

batas TD normal. Jelaskan

tentang hipertensi efeknya

pada jantung, pembuluh

darah, ginjal dan otak.

3.      Hindari mengatakan TD ”

normal ” dan gunakan

istilah ” terkontrol dengan

baik ” saat menggambarkan

TD pasien dalam batas

   Kesalahan konsep dan

menyangkal diagnosakarena

perasaan sejahtera yang sudah

lama dinikmati mempengaruhi

minat pasien/orang terdekat

untuk mempelajari penyakit,

kemajuan dan prognosis. Bila

pasien tidak menerima realitas

bahwa membutuhkan

pengobatan kontinu, maka

perubahan perilaku tidak akan

dipertahankan.

   Pemahaman bahwa tekanan

darah tinggi dapat terjadi tanpa

gejala adalah untuk

memungkinkan pasien

melanjutkan pengobatan

meskipun ketika merasa sehat.

   Karena pengobatan untuk

Page 22: Asuhan keperawatan hipertensi

yang diinginkan.

4.      Bantu pasien dalam

mengidentifikasi faktor-

faktor risiko kardiovaskuler

yang dapa diubah misal,

obesitas, diet tinggi lemak

jenuh dan kolesterol, pola

hidup monoton,merokok,

minum alkohol, pola hidup

penuh stres.

5.      Atasi masalah dengan

pasien untuk

mengidentifikasi cara

dimana perubahan gaya

hidup yang tepat dapat

dibuat untuk mengurangi

faktor-faktor penyebab

Hipertensi

6.      Bahas pentingnya

menghentikan merokok

dan bantu pasien dalam

membuat rencana untuk

berhenti merokok.

hipertensi adalah sepanjang

kehidupan, maka dengan

penyampaian ide ”terkotrol”

akan membantu pasien untuk

memahami kebutuhan untuk

melanjutkan

pengobatan/medikasi.

   Faktor-faktor risiko ini telah

menunjukkan hubungan dalam

menunjang hipertensi dan

penyakit kardiovaskular serta

ginjal.

   Dengan mengubah pola perilaku

yang ”biasa/memberikan rasa

aman”akan sangat

menyusahkan. Dukungan,

petunjuk dan empati dapat

meningkatkan keberhasilan

pasien dalam menyelesaikan

tugas

   Nikotin meningkatkan pelepasan

ketokolamin, mengakibatkan

peningkatan frekuensi jantung,

TD, dan vasokontriksi,

mengurangi oksigenasi jaringan,

dan meningkatkan beban kerja

miokardium.

Page 23: Asuhan keperawatan hipertensi

9 Risiko tinggi

penurunan curah

jantung berhubungan

dengan Peningkatan

afterload,

vasokontriksi

pembuluh darah.

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

mampu berpartisipasi dalam

aktivitas yang menurunkan

tekanan darah/ beban kerja

jantung dengan criteria hasil :

Mempertahankan tekanan darah

dalam rentang individu yang

dapat diterima

Memperlihatkan irama dan

frekuensi jantung yang stabil

dalam rentang normal pasien

1.      Pantau TD. Ukur pada

kedua tangan/ paha untuk

evaluasi awal. Gunakan

ukuran manset yang tepat

dan teknik yang akurat.

2.      Catat keberadaan, kualitas

denyutan sentral dan

perifer

3.      Auskultasi tonus jantung

dan bunyi nafas

4.      Amati warnakulit,

kelembaban, suhu dan

masa pengisian kapiler

   Perbandingan dari tekanan

memberikan gambaran yang

lebih lengkap tentang

keterlibatan/ bidang masalah

vaskular. Hipertensi

diklasifikasikan pada orang

dewasa sebagai peningkatan

tekanan diastolik sampai 130,

hasil pengukuran diastolik di

atas 130 dipertimbangkan

sebagai peningkatan pertama,

kemudian maligna.

Hipertensisistolik juga

merupakan faktor risiko yang

ditentukan untuk penyakit

serebrovaskular dan penyakit

iskemi jantung bila tekanan

diastolik 90-115.

  

karotis ,jugularis,radialis dan

femoralis mungkin terpalpasi.

Denyut pada tungkai mungkin

menurun, mencerminkan efek

dari vasokontriksi ( peningkatan

SVR ) dan kongesti vena

   S4 umum terdengar pada pasien

hipertensi berat karena adanya

hipertrofi atrium. Adanya

krakel, mengi dapat

mengindikasikan kongesti paru

sekunder terhadap terjadinya

Page 24: Asuhan keperawatan hipertensi

5.      Pertahankan pembatasan

aktivitas seperti istirahat di

tempat tidur/ kursi, jadwal

periode istirahat tanpa

gangguan, bantu pasien

melakukan aktivitas

perawatan diri sesuai

kebutuhan

6.      Berikan lingkungan

tenang, nyaman, kurangi

aktivitas / keributan

lingkungan. Batasi jumlah

pengunjung dan lamanya

tinggal.

7.      Kolaborasi :

        Berikan obat-obat sesuai

indikasi seperti Diuretik

tiazid dan vasodilator

atau gagal jantung kronik

    Adanya pucat, dingin, kulit

lembab dan masa pengisian

kapiler lambat mungkin

berkaitan dengan vasokontriksi

atau mencerminkan

dekompensasi/penurunan curah

jantung.

   Menurunkan stres dan

ketegangan yang mempengaruhi

tekanan darah dan perjalanan

penyakit hipertensi

   Membantu untuk menurunkan

rangsang simpatis;

meningkatkan relaksasi.

   Tiazid mungkin digunakan

sendiri atau dicampur dengan

obat lain untuk menurunkan TD

pada pasien dengan fungsi

ginjal yang relatif normal.

Diuretik ini memperkuat agen-

agen antihipertensi lain dengan

membatasi retensi cairan.

Vasodilator menurunkan

Page 25: Asuhan keperawatan hipertensi

aktivitas kontriksi arteri dan

vena pada ujung saraf simpatik.

10 Risiko injuri/cedera

berhubungan dengan

penglihatan ganda

( diplopia )

Setelah diberikan asuhan

keperawatan diharapkan pasien

tidak mengalami suatu injury

dalam perawatan di rumah sakit

maupun di rumah dengan

kriteria hasil :

-   Pasien tidak mengalami cedera.

1.      Jauhkan dari benda-benda

tajam

2.      Berikan penerangan yang

cukup

3.      Usahakan lantai tidak licin

dan basah

4.      Pasang side rail

5.      Anjurkan pada keluarga

klien untuk selalu

menemani klien dalam

beraktivitas

   Meminimalkan risiko cedera

   Meminimalkan terjadinya

benturan

   Meminimalkan klien jatuh

   Menghindari klien terjatuh pada

saat istirahat

   Untuk meningkatkan

keamanan

Page 26: Asuhan keperawatan hipertensi

IV. EVALUASI

Dx 1: Pasien dapat mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil

Dx 2: Pasien menunjukkan perubahan pola makan

Mempertahankan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan optimal

Melakukan/mempertahankan program olahraga yang tepat secara individual

Dx 3: Pasien menunjukkan keseimbangan masukan dan haluaran,BB stabil, tanda vital dalam rentang

normal dan tak ada oedema

Menyatakan pemahaman diet individu/pembatasan cairan

Dx.4: Pasien mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan

Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan

Skala nyri 0-1

Wajah pasien tidak meringis

Dx.5:Pasien tampak rileks

Melaporkan cemas berkurang sampai hilang

Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya

Dx.6 : Pasien tampak rileks

Melaporkan cemas berkurang sampai hilang

Mampu mengidentifikasi cara hidup yang sehat untuk membagikan perasaannya

Dx.7 : Menyatakan kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi

Mengidentifikasi potensial situasi stres dan mengambil langkah untuk menghindari atau

mengubahnya.

Mendemonstrasikan pengguanaan keterampilan atau metode kopi

Dx.8 : Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan

Mempertahankan TD dalam parameter normal

Dx.9 : Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima

Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung yang stabil dalam rentang normal pasien

Dx.10 : Pasien tidak mengalami cedera.

Page 27: Asuhan keperawatan hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Doenges,Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien  edisi 3. Jakarta :EGCPrice, Sylvia A.2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6 volume 1. Jakarta ;EGCSmeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta :EGChttp://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi