Upload
rapatriawan
View
193
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun pemandangan sedikit berbeda,
ketika memasuki sudut - sudut dan lorong - lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari mimiknya, terlihat jelas
mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh Makmun Ibu Fuad, tidak
nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati
tidak sedang berada di kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin menjadi kabar
menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan masyarakat. Tapi kok bisa
ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan sebagai Bupati
Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan cara menyembelih seekor sapi di
kediamannya, Jalan Halim Perdana Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi Bangkalan. Dengan harapan,
ke depan Bangkalan bisa lebih baik,” ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang disebut sahabat Imam
Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi.
Dipastikan, semua Sohib dari semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya bernadzar (janji). Kalau
sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,”
tutur Ketua DPD Partai Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad Amin saja, namun
menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek - anteknya. ”Jika tidak demikian, akan
menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan Fuad Amin oleh KPK.
Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada Allah SWT atas
ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada hikmahnya terutama kepada paraPasca
penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun pemandangan sedikit berbeda,
ketika memasuki sudut - sudut dan lorong - lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari mimiknya, terlihat jelas
mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh Makmun Ibu Fuad, tidak
nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati
tidak sedang berada di kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin menjadi kabar
menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan masyarakat. Tapi kok bisa
ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan sebagai Bupati
Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan cara menyembelih seekor sapi di
kediamannya, Jalan Halim Perdana Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi Bangkalan. Dengan harapan,
ke depan Bangkalan bisa lebih baik,” ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang disebut sahabat Imam
Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi.
Dipastikan, semua Sohib dari semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya bernadzar (janji). Kalau
sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,”
tutur Ketua DPD Partai Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad Amin saja, namun
menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek - anteknya. ”Jika tidak demikian, akan
menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan Fuad Amin oleh KPK.
Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada Allah SWT atas
ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada hikmahnya terutama kepada para pemimpin
dan pejabat di Bangkalan, jangan sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya. pemimpin
dan pejabat di Bangkalan, jangan sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya. Pasca
penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun pemandangan sedikit berbeda,
ketika memasuki sudut - sudut dan lorong - lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari mimiknya, terlihat jelas
mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh Makmun Ibu Fuad, tidak
nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati
tidak sedang berada di kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin menjadi kabar
menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan masyarakat. Tapi kok bisa
ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan sebagai Bupati
Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan cara menyembelih seekor sapi di
kediamannya, Jalan Halim Perdana Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi Bangkalan. Dengan harapan,
ke depan Bangkalan bisa lebih baik,” ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang disebut sahabat Imam
Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi.
Dipastikan, semua Sohib dari semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya bernadzar (janji). Kalau
sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,”
tutur Ketua DPD Partai Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad Amin saja, namun
menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek - anteknya. ”Jika tidak demikian, akan
menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan Fuad Amin oleh KPK.
Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada Allah SWT atas
ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada hikmahnya terutama kepada para pemimpin
dan pejabat di Bangkalan, jangan sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya. Pasca
penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun pemandangan sedikit berbeda,
ketika memasuki sudut - sudut dan lorong - lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari mimiknya, terlihat jelas
mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh Makmun Ibu Fuad, tidak
nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati
tidak sedang berada di kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin menjadi kabar
menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan masyarakat. Tapi kok bisa
ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan sebagai Bupati
Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan cara menyembelih seekor sapi di
kediamannya, Jalan Halim Perdana Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi Bangkalan. Dengan harapan,
ke depan Bangkalan bisa lebih baik,” ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang disebut sahabat Imam
Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi.
Dipastikan, semua Sohib dari semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya bernadzar (janji). Kalau
sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,”
tutur Ketua DPD Partai Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad Amin saja, namun
menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek - anteknya. ”Jika tidak demikian, akan
menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan Fuad Amin oleh KPK.
Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada Allah SWT atas
ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada hikmahnya terutama kepada para
pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan sekali-kali bermain-main dengan keadilan,”
paparnya. Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa.
Namun pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan
lorong - lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.
Pasca penangkapan, suasana di Kota Bangkalan seperti biasa. Namun
pemandangan sedikit berbeda, ketika memasuki sudut - sudut dan lorong -
lorong di Kantor Pemkab Bangkalan.
Sejumlah PNS pemkab terlihat membentuk kerumunan sambil duduk. Dari
mimiknya, terlihat jelas mereka tengah membahas obrolan serius.
Di mulut lorong sisi utara menuju ruang kerja Bupati Bangkalan RK Moh
Makmun Ibu Fuad, tidak nampak petugas Satpol PP yang biasanya di meja
registrasi tamu. Hal itu menandakan bahwa bupati tidak sedang berada di
kantor.
Seorang warga Kecamatan Kota, mengatakan tertangkapnya RKH Fuad Amin
menjadi kabar menggemparkan mengingat mantan Bupati Bangkalan dua
periode itu merupakan sosok panutan.
”Prihatin karena beliau adalah sosok karismatik yang menjadi panutan
masyarakat. Tapi kok bisa ditangkap KPK ya?,” terang pria paruh baya di
sebuah warung kopi.
Lain halnya dengan KH Imam Buchori Cholil, yang pernah gagal mencalonkan
sebagai Bupati Bangkalan itu merespon penangkapan Fuad Amin dengan
cara menyembelih seekor sapi di kediamannya, Jalan Halim Perdana
Kusuma.
”Sembelih sapi ini, sebagai simbol penyembelihan kedzaliman di bumi
Bangkalan. Dengan harapan, ke depan Bangkalan bisa lebih baik,”
ungkapnya di hadapan awak media.
Hal itu dilakukan, karena Imam Buchori beserta pendukung setianya yang
disebut sahabat Imam Buchori (sohib) berjanji ketika Fuad Amin kelak
ditangkap KPK, akan menyembelih seekor sapi. Dipastikan, semua Sohib dari
semua kecamatan akan hadir.
”Sejak tahun 2012 atau ketika saya dijegal Fuad Amin dalam pilkada, saya
bernadzar (janji). Kalau sampai Fuad Amin ditangkap KPK, saya dan Sahabat
Imam Buchori (sohib) akan menyembelih sapi,” tutur Ketua DPD Partai
Nasdem Bangkalan.
Ia mendesak KPK tidak sekadar menyelesaikan kasus yang menjerat Fuad
Amin saja, namun menuntaskan kasus tersebut hingga pada antek -
anteknya. ”Jika tidak demikian, akan menumbuhkan Fuad Amin - Fuad Amin
baru di Bangkalan ini,” tegasnya.
Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil itu mengaku bersyukur, atas penangkapan
Fuad Amin oleh KPK. Menurutnya, hal itu menunjukkan bahwa tidak seorang
pun bisa berdiri bebas di atas hukum.
”Pertama, saya dan sebagian besar masyarakat Bangkalan bersyukur kepada
Allah SWT atas ditangkapnya Fuad Amin. Kedua, kejadian ini pasti ada
hikmahnya terutama kepada para pemimpin dan pejabat di Bangkalan, jangan
sekali-kali bermain-main dengan keadilan,” paparnya.