Upload
wawan-andriyanto
View
1.215
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Materi Presentasi tentang Desa Tangguh YP2SU Yogyakarta, di Pusat Studi Bencana UGM, 2012
Citation preview
DESA TANGGUH
Foto: www..wikipedia.org
Wawan Andriyanto , SH & Tim Desa Tangguh YP2SU
KEMARIN, SEKARANG, DAN HARI ESOK
Pengalaman YP2SU….
Desa Tangguh… menopo meniko??
KALAU BENCANA TERJADI TIDAK ADA
KORBAN
ADA GEMPA RUMAHKU TIDAK
HANCUR
SAPI KULO MBOTEN MATI, MAS BANTUAN TIDAK
DIPOTONG
BENCANA JALAN DAGANG TETAP
JALAN
MANGAN ORA MANGAN NGUMPUL
WARGANE SUGIH DAN SHOLEH WARGANE SUGIH
DAN SHOLEH
BANTUAN CEPAT DAN TEPAT
BANTUAN CEPAT DAN TEPAT PEMERINTAH SIGAP,
CEPAT TANGGAPKAMPUNG SIAGA
SELALU
KELUARGA HILANG, SEMANGAT
PANTANG HILANG
KORBAN BENCANA SLAMET TUR
RAHARJOREHABREKON
JANGAN MEMECAH BELAH
BANTUAN TIDAK TIMBULKAN
KONFLIK
BENCANA, PAK LURAH DAN APARAT
TETEP NGANTOR
SAAT BENCANA TETEP SEHAT
WALAFIAT
WADUH MAS, PANGANAN
MENOPO NIKU?
DEFINISI DESA TANGGUH (SAAT INI)
3 Karakteristik Dasar Desa Tangguh:
Desa yang : (1) memiliki kemampuan beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana secara mandiri, dengan (2) tetap mempertahankan struktur dan fungsi-fungsi dasarnya bahkan pada saat bencana, serta (3) mampu memulihkan diri dan melenting balik setelah tertimpa bencana.(Sumber: BNPB & BPBD Provinsi DIY)
Tahapan Keberhasilan Desa Tangguh
Sumber: John Twigg, 2007
Desa Tangguh YP2SU Yogya (2010)Desa Wonolelo (Pleret Bantul)
Lokasi: Kecamatan Pleret, Bantul, DIY; Luas Wilayah: 453,4705 Ha; luas
daratan 185,7736 Ha (40% luas lahan), luas perbukitan/pegunungan 267,6969 Ha (60% luas lahan); 8 dusun
Jumlah penduduk: 4,471 jiwa (2010); Ancaman utama: tanah longsor,
gempa bumi, kekeringan, angin ribut, kebakaran, banjir, epidemic, ancaman sosial;
Potensi Utama: Gerakan masyarakat / ormas, kesenian tradisional, hadroh, budaya Islam, pengalaman menjadi korban gempa bumi 2006.\
Desa Mulyodadi (B.Lipuro, Bantul)
Lokasi: Kec. Bambanglipuro, Bantul, DIY;
Luas Wilayah: 644,7575 Ha;; 14 dusun, 4 kring;
Jumlah penduduk : 11.873 jiwa (2010);
Ancaman utama: gempa bumi, kekeringan irigasi, banjir, putting beliung, tanggul longsor, kebakaran, pencemaran air dan lingkungan, penyakit menular, bencana sosial;
Potensi Utama: Kesenian, gerakan masyarakat/ormas, pengalaman menjadi korban bencana gempa bumi 2006.
Rp. 650 juta Nilai ProgramRp.100 juta Hibah Komunitas Per
DesaRp.350 juta biaya Program
1 Tahun lebih
SKEMA DESA TANGGUH YP2SU
Product and Strategies
A. AKTOR 1. Forum PRB Desa Mulyodadi2. Forum PRB Desa Wonolelo
Sebagai “Badan Penanggulangan Bencana” Tingkat Desa W+M
B. REGULASI 1. Peraturan Desa W+M tentang Rencana Penanggulangan Bencana 5 tahun
2. SK Kades W+M tentang Rencana Aksi PRB;
3. SK Kades W+M tentang Rencana Kontinjensi Bencana;
4. SK Kades W+M tentang Forum PRB Desa
5. Perubahan RPJMDes Wonolelo
1. Dasar Perencanaan PB Desa;
2. Alat Advokasi Kebijakan PB;3. Alat Integrasi PRB dengan
Perencanaan Pemerintah;4. Pondasi Keberlanjutan;5. Dukungan politis Pemdes;6. Wadah Isu Lintas Sektoral;7. Alat Mobilisasi Sumber
Daya Internal+External
KOMPONEN DESKRIPSI LONG TERM BENEFIT
Keterangan:W : Wonolelo M : Mulyodadi
Products and Strategies (2)
C. PARTISIPASI 1) Multiaktor Pelaku Aktif PRBBK (perwakilan wilayah, gender, kelompok masyarakat, dll) dengan skema pengkaderan sejak awal;
2) Mobilisasi Sumber Daya non Program (Mis. Bantuan Alat Deteksi Dini Longsor dari UMY untuk Wonolelo)
1) Adanya Community Leaders PRB di tingkat Masyarakat;
2) Kaderisasi berkelanjutan;3) Sinergi Antar Potensi
untuk Keberlanjutan dan Efisiensi Program
D. KAJIAN RISIKO BENCANA
1) Kajian Ancaman Bencana Desa;2) Kajian Kerentanan Bencana Desa;3) Kajian Kapasitas Desa4) Kajian Risiko Bencana Desa
1) Bahan Edukasi Masyarakat;
2) Bahan Perencanaan Penanggulangan Bencana
E. EDUKASI, ADVOKASI, EMPOWERMENT
1) Edukasi Bencana untuk Kelompok Rentan Desa (Anak-anak, Perempuan, Petani, Pedagang Mikro, dll);
2) Hibah Komunitas 100 juta Per Desa;3) Legalisasi dan Integrasi Perencanaan PRB
ke dalam Perencanaan Pemerintah
Aksi PRBBK, berorientasi Keberlanjutan
KOMPONEN DESKRIPSI LONG TERM BENEFIT
Products and Strategies (3)
F. POTENSI DAN KEARIFAN LOKAL
1) Edukasi lewat Tradisi , Seni dan Event Agama Desa;
2) Edukasi Dengan Media “ngumpul bareng, ngopi bareng”
3) Edukasi Dengan Memperhatikan Dinamika Masyarakat
1) Penyadaran potensi ajaran dan tradisi di masyarakat untuk PRBBK;
2) Menumbuhkan trend pembelajaran PRB dengan entertainment
G. KEBERLANJUTAN
1) Inisiasi Regulasi dan Kebijakan (Regulasi, Pendanaan, Kelembagaan Desa)
2) Linkage dengan Program Pemerintah secara Lintas Sektoral
1) Embrio “Gerakan Desa Tangguh”
H. BUDAYA AMAN 1) Kajian Tradisi Masyarakat yang mendukung PRBBK, seperti gotong royong, kekeluargaan (walaupun secara tidak langsung)
Berkembangnya kesadaran bahwa PRB adalah bagian dari kehidupan
KOMPONEN DESKRIPSI LONG TERM BENEFIT
Desa Tangguh YP2SU Yogya (2010)
Sumber:Program Desa Tangguh YP2SU Yogyakarta
PEMBELAJARAN PENTING• Desa sebagai subjek + pendekatan fasilitasi memperkuat =
Desa Tangguh;• Aspirasi Desa + Dukungan Multi-stakeholders + Sinergi =
Desa Tangguh;• Analisis Kebutuhan Desa + Sumber Daya Berbasis
Kebutuhan = Desa Tangguh;• Keberlanjutan + Kemandirian Desa = Desa Tangguh;• Aspirasi Masyarakat + Kebijakan Pemerintah + Dukungan
Politis Parlemen = Desa Tangguh;• Partisipasi Aktif Multi Stakeholder + Multi Issue + Multi
Sektoral = Desa Tangguh• Permulaan + Proses + Keberlanjutan = Desa Tangguh
Desa TangguhSebuah renungan…
Source Foto: www..google.com
Ketika tempat tinggal dan menetap itu telah ada maka harus diperhatikan usaha-usaha untuk menghindarkan bahaya
dengan membuat perlindungan dari berbagai ancaman dan usaha-usaha untuk menggali potensi-potensi serta kemudahan fasilitas-fasilitas lainnya (Ibnu Khaldun, “Mukaddimah” hal 617)
Pembuat Strategi Yang Tercerahkan adalah seseorang yang dapat menciptakan dan mengkombinasikan kekuasaan, tujuan,
dan prinsip yang unggul (Ketan J. Patel)
Telah Nampak Kerusakan Di Darat Dan Di Laut Disebabkan Oleh Perbuatan Tangan-Tangan Manusia, Supaya Allah
Menimpakan Kepada Mereka Sebagian Dari (akibat) Perbuatan Mereka, Agar Mereka Kembali Ke Jalan Yang
Benar (Al Qur’an, Ar-Rum 41)
PRINSIP DESA TANGGUH
• Membangun Desa Tangguh idealnya seiring dengan pembangunan desa itu sendiri, inherent dengan tujuan pembangunan dari tingkat desa sampai tingkat Nasional.
• Bencana adalah masalah manusia, maka harus diselesaikan dengan pendekatan yang memanusiakan manusia.
• Mata uji keberhasilan Desa Tangguh adalah bencana itu sendiri.
• “Bencana berdampak kepada semua orang, maka bencana adalah urusan semua orang” (UNISDR)
Sumber: Bayudono, 2010
Tantangan
• Membangun inisiasi desa tangguh yang optimal dengan biaya minimal;
• Mengorganisasikan Potensi Semua Pihak dengan Pola Sinergi Potensi
• Mengembangkan Program Desa Tangguh (project/program) menjadi GERAKAN DESA TANGGUH
C, dst
b
a
GERAKAN DESA TANGGUH
MULTIAKTOR
MULTI ISSUE & M
ETODE
MULTI SEKTOR
SOSIAL - BUDAYA
PEM, KAM, TIB
INFRA-STRUKTUR
EKONOMIDESA RAWAN BENCANA
DESA TANGGUH
SKEMA PUSPA (Pemberdayaan Usaha Mikro-Kecil, Berorientasi Pasar)
Pemberdayaan UMK Berorientasi Pasar
SDM Bahan Baku
Kelembagaan
Kemitraan Usaha
Akses Pembiayaan
Teknologi
USAHA
UMK
Agribisnis Non
AgribisnisLKM/Syariah
LAZ
LSM
SWASTA
PEMDA
ORMAS
KAMPUS
PASAR
1Sumber: M. Maskuri, 2010
Prinsip2 Gerakan DT1. Kepala Negara & Kepala Daerah, ber-komitmen memimpin Gerakan
DT & PRB Bangsa Indonesia.2. Partisipasi menyeluruh semua warga, sesuai domisili/profesi. Perlu
Pemetaan Partisipasi Warga & semua pihak dalam DT & PRB. Kepala Negara & Daerah serta Birokrat-nya, perlu “menghargai yg lebih baik” partisipasi warga di pembudayaan DT & PRB. Karena ini partisipasi, bukan Komando!
3. Ada Panduan Gerakan DT & PRB menjadi Budaya Bangsa Indonesia yang sederhana. Jangan buat Panduan DT, hanya untuk me-rangking Desa Tangguh. Spt: Lomba Kebersihan Desa, dimasa Orba!
4. Ada dukungan anggaran yang memadai. Namun Anggaran minimalis-pun bisa jalan! Jangan Andalkan Utang Luar Negeri…
5. Ada Pembelajaran & Pengelolaan Pengetahuan Gerakan DT & PRB, agar daerah yang maju dalam DT & PRB, dapat menjadi contoh. Karena Indonesia ini, negeri yang besar.
Gerakan DT (Desa Tangguh)• Gerakan DT adalah bagian dari “Gerakan Pembudayaan PRB (Pengurangan
Resiko Bencana) oleh Bangsa Indonesia”. Agar Bangsa, berbasis Desa, memiliki “budaya resilience” yang hidup.
• Jepang, dapat menjadi salahsatu model “ Bangsa yang sudah membudayakan PRB”. Baik di rumah, di kantor, di jalanan, di Infrastruktur, dll.
• Gerakan PRB Bangsa Indonesia, dalam jangka panjang, idealnya dimulai dari Sekolah (SD). Dari SD, banyak program yang “nunut”: Pendidikan karakter, Pendidikan HAM, Pendidikan anti Korupsi, diversifikasi pangan – bukan hanya nasi + minum Susu, dll.
• Gerakan PRB, dipimpin oleh Kepala Pemerintahan (sesuai levelnya) dengan partisipasi semua warga.
• Kita menyadari dengan rendah hati, “keterbatasan Pemerintah” (Pusat, Daerah) dalam mengelola + membiayai aksi bencana. Desa Tangguh (DT) saja, minim biaya dari APBN/APBD!
• Agar bencana, tidak hanya menjadi proyek orang pinter & orang asing di Indonesia !!!!!
Contoh Gerakan yang Sukses1. Gerakan oleh masyarakat : Gerakan Dakwah
berbasis Agama. Ahli Perbandingan Agama & Mantan Menag (alm Prof Mukti Ali), menyebut 3 Agama Dakwah dunia: Kristen-Katholik, Islam, Budha; yg memiliki karakter Dakwah/ menyebarkan agama keseluruh penjuru dunia.
2. Gerakan oleh Pemerintah: KB di Zaman Orde Baru.
Pemberdayaan Ekonomi Warga Desa (PEDAS) dalam DT
1. Desa Tangguh (DT) sebagai salahsatu program di Desa rawan bencana. Ada banyak program yg lain. Dan berjalan sendiri-sendiri.
2. Untuk Memperkuat Kapasitas & Mengurangi Kerencatanan Warga di Desa Rawan Bencana. Perlu “sinergi” Program (Pemerintah & Non-Pemerintah). Baik Kebencanaan, ekonomi, pendidikan – kesehatan, sosial-budaya, agama, dan Politik. Agar manfaat-nya lebih dirasakan warga desa dg “berkelanjutan”.
Sinergi PEDAS dan DT
•Usaha @ KK Warga Desa, kombinasi On-farm & Off-farm.• Tiap KK warga Desa, memiliki Tabungan dan Asuransi. Jika Terjadi bencana, masih memiliki “Aset”.•Aktif dalam Usaha Bersama/Koperasi terdekat
Individu(KK)
•Koperasi Desa (KD). Ada Koperasi inisiatif warga Desa (KD), yang dikelola profesional. Tidak didominasi elite Desa.•Koperasi Desa Aktif dalam jaringan Koperasi (CU; Koperasi Syariah; dll) untuk mengembangkan bisnisnya. Dan jaringan bisnis lainnya. •Bisnis Koperasi Desa (KD), yang mendukung bisnis warga desa & Keuangan (Simpan pinjam umum / Simpan pinjam syariah).
Koperasi
•On-Farm. Warga desa yang UMK (Usaha mikro-Kecil) & mitra bisnis-nya, mengembangkan komoditas unggulan (Misal: Salak, Sapi perah, dll). Agar mencapai skala ekonomi.•Sektor Jasa (Pariwisata Desa, dll), dikelola bersama (Desa, Warga, dan Koperasi Desa) untuk meningkatkan nilai tambah.
Komoditas
Program2 YP2SU potensi sinergi dalam Desa Tangguh
• Program PRIGEL (Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Pasca Bencana Gempa 27 Mei 2006); 5 desa (3 desa di Bantul; 1 Desa di Sleman; 1 Desa di Klaten); Output 5 Koperasi Desa, sampai saat ini berkembang pesat.
• Program PRIGEL RAHARJO (Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Pasca Bencana Gempa 27 Mei 2006); 1 Desa di Bantul; Output: Scale Up Koperasi Program PRIGEL.
• Program GEMI (Gerakan Ekonomi Kaum Ibu): Microfinance untuk Kaum Ibu Usaha Mikro, Sistem Grameen Bank (Kota Yogya, Bantul, Gunungkidul; +2000 beneficiaries.
MATUR NUWUN SEDAYANIPUN