12
DAMPAK PSIKOLOGIS MENGIKUTI RITUAL ADAT (ONEN) PADA INDIVIDU YANG MEMELUK AGAMA KRISTEN PROTESTAN DI DESA LASI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PEMBIMBING UTAMA Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS. TUGAS AKHIR OLEH DEVRI MARIA MAGDALENA NUBAN 802011049

TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

DAMPAK PSIKOLOGIS MENGIKUTI RITUAL ADAT (ONEN) PADA INDIVIDU YANG MEMELUK AGAMA KRISTEN

PROTESTAN DI DESA LASI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

PEMBIMBING UTAMADr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS.

TUGAS AKHIROLEH

DEVRI MARIA MAGDALENA NUBAN802011049

Page 2: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

Dalam kehidupan manusia konflik tidak bisa dihindari karena konflik

adalah salah satu esensi dari kehidupan. Konflik terjadi dalam

sisitem sosial bahkan dalam diri seseorang

Dalam menjalankan ritual adat ada beberapa praktek adat dan

dianggap bertentangan dengan nilai agama, namun ritual-ritual ini

telah menjadi tradisi yang tidak bisa ditingggalkan.

Tatacara melaksanakan ritual onen ini memunyai cara khusus namun

ada beberapa warga desa yang memiliki perbedaaan persepsi,

sehingga ritual ini dianggap bertentangan dengan nilai agama yang

dianut selama ini.

PENDAHULUAN

Page 3: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

Bagaimana dampak psikologis yang dialami oleh individu yang memeluk agama Kristen Protestan ketika mengikuti ritual adat “Onen Neu Hit Fatu Makana “Fatu Lopo”?

Cara mengatasi dampak psikologis yang dialami oleh individu yang memeluk agama Kristen Protestan ketika mengikuti ritual adat “Onen Neu Hit Fatu Makana “Fatu Lopo”?

Rumusan MasalahUntuk mengetahui bagaimana dampak

psikologis yang dialami oleh individu yang

memeluk agama Kristen Protestan ketika

mengikuti ritual adat “Onen Neu Hit Fatu

Makana “Fatu Lopo”.Untuk mengetahui dampak psikologis yang

dialami oleh individu yang memeluk agama

Kristen Protestan ketika mengikuti ritual adat

“Onen Neu Hit Fatu Makana “Fatu Lopo”.

Tujuan Penelitian

Page 4: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

Kualitatif

METODE PENELITIAN

Partisipan penelitian•Partisipan penelitian berjumlah 3 orang dewasa yang berusia 51, 54 dan 64 tahun•Partisipan penelitian merupakan orang asli atau masyarakat pribumi di desa Lasi.•Pertisipan harus beragama kristen protestan•Berdasarkan wawancara awal partisipan harus mengalami konflik

Teknik Pengumpulan Data

• Wawancara• Observasi• Dokumentasi

Uji Keabsahan data• Triangulasi• Member Chek

Analisis Data• Reduction Data• Penyajian Data•ConclusionDrawing/verification

Page 5: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

Dari hasil wawancara yang dilakukan pada 29 April 2015 diketahui bahwa para partisipan sudah dua hingga tiga kali mengikuti ritual onen yang dilakukan. Keikutsertaan para partisipan juga karena ada paksaan. Menurut P1 jika tidak mengikuti ritual maka akan menghadapai banyak tantangan dalam hidupnya. Sedangkan P2 saat mengukuti ritual merupakan dorongan keinginan dari dalam dirinya, namun ketakuan yang P2 rasakan terkait pada struktur ritual yang dilakukan berbeda dengan ritual yang yang dilakukan oleh para leluhur. Sedangkan menurut P3 ritual onen ini bertentangan dengan ajaran agama yang dianaut selama ini.

Saat seseorang dalam keadaan konflik maka akan terlihat dari reaksi individu dan sangat berpengaruh pada interaksi atau pola komunikasi seseorang yang menunjukan ketidaksenangan, keadaan takut, cepat marah saat individu tersebut dihadapakan pada keadaan yang tidak menyenagkan (Wirawan, 2010).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 6: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

Dampak Konflik Dalam Diri Individu Saat Mengikuti Ritual Onen

Konflik yang dialami oleh ketiga partisipan adalah cemas, gelisah, takut dan adanya perasaan tidak suka (emosi negatif) atau juga keadaan stres.Kecemasan memiliki reaksi seperti reaksi emosional, reaksi kofnitif dan reaksi fisiologis. Reaksi emosional yang timbul pada ketiga partisipan dapat dilihat pada P1 dan P3, yang mana dari hasil wawancara P1 dan P3 mengikuti ritual onen karena keterpakasaan menyebabkan kecemasan Reaksi kofnitif terjadi pada ketiga partisipan dari hasil wawancara dan observasi ditunjukan dari perilaku mereka ketika perasaan yang mereka rasa tidak bisa diungkapkan, membuat para partisipan semakin tertekan dan menunjukan perilaku seperti melirik kerah kiri dan kanan mereka secara berulangkali, tidak menyanyi saat semua orang yang mengikuti ritual melakukan pujian dan beberapa kali meninggalkan tempat ritual.Sedangkan reaksi fisiologis yang dirasakan oleh ketiga partisipan dari hasil wawancara diketahui bahwa saat mengikuti ritual onen detak jantung P1, P2 dan P3 berdetak lebih cepat dari biasanya.

Page 7: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

Emosi pada ketiga partisipan mempunyai emosi negatif

ketika mengikuti ritual onen tersebut. Dalam emosi ada tiga

aspek dari emosi yang dikaji oleh peneliti yaitu emosi kerja,

emosi primer dan emosi sekunder.

Dari hasil wawancaradan observasi peneliti menemukan

bahwa pada P1, P2 dan P3 reaksi emosi yang sering terjadi

adalah reaksi emosi primer seperti rasa marah, sedih,

senang terkejut, dan ketidaksukaan akan sesuatu.

Page 8: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

Stress juga dialami oleh P1 dan P2 ketika mengikuti ritual

onen, dari hasil wawancara dan observasi didapati karena

rasa ketika sukaan dan karena rasa ketidak nyamana ketika

mengikuti ritual menyebabkan P1 dan P2 tidak

berkomunikasi tetapi tetap mengikuti ritual hingga akhir. Hal

ini didukung dari hasil triangulasi sumber yang dinyatakan

istri dari P1 dan anak dari P2.

Page 9: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

Saat individu dalam keadaan tertekan maka ia akan menggunakan kebiasaan untuk menghindari masalah yang ia hadapi (Wijino, 2010).

Dari hasil wawancara dan observasi diketahui bahwa P1 menggunakan cara penguasaan diri, P2 menggunakan penguatan diri, Selain menggunakan penguatan diri P2 juga menggunakan pengendalaian diri. P3 menggunakan cara pengendalian diri dengan cara menunjukan emosi positif ketika mengikuti ritual.

Koping yang digunakan oleh para partisipan, pada P1 dan P3 lebih menggunakan koping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping), sedangkan pada P2 lebih menggunakan coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping).

CARA MENGATASI

Page 10: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

Konflik dalam diri terjadi karena adanya pertentangan antara perbedaan nilai yang dimiliki oleh individu dan nilai yang ada

dalam masyarakat, konflik dalam diri adalah dampak psikologis yang dialami oleh individu ketika mengikuti ritual onen. Dalam penelitian ini jenis konflik dalam diri yang terjadi yaitu konflik

personal versus masyarakat. Ketidakselarasan dalam pikiran individu yang harus menaati

peraturan dalam masyarakat menyebabkan seseorang mengalami kecemasan, emosi negatif dan stres.

Namun ketidak nyamana tersebut harus diatasi agar tidak menimbulkan konflik yang lebih besar lagi. Ada berbagaicara mengatasi konflik yaitu mengontrol emosi yang negatif dan

berusaha menunjukan emosi yang positif, meningkatkan kekuatan dalam diri seseorang atau dengan menunjukan kepercayaan diri dan memilih alternatif untuk mengindari konflik yang dihadapi

yaitu dengan koping.

KESIMPULAN

Page 11: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

Diharapkan agar mengkaji lebih mendalam mengenai gambaran konflik dalam diri yang dialami oleh individu ketika mengikuti

suatu ritual adat.

Hasil penelitian ini mengkaji bagaimana dampak psikologis

dan cara mengatsi konflik dalam diri individu yang taat pada

agama ketika mengikuti ritual adat.

Bagi penelit i selanjutnya Bagi para pembaca

SARAN

Page 12: TUGAS AKHIR DEVRI MARIA M. NUBAN. 802011049

AU TOIT TERIMAKASIH PAH TUAN