Upload
hafidzotul-millah
View
120
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
Ushul fiqhTa’wil dan Nasakh
2
Kelompok 6
Faujiah Rahmah (1152100020)
Hafidzotul Millah (1152100024)
Iis Azzahra (1152100028)
Iis Mustika (1152100030)
Kamila Nur (1152100031)
3
Pengertian ta’wil dan nasakh
Syarat-syarat ta’wil dan
nasakh
Macam-macam
ta’wil dan nasakh
Material
4
Pengertian ta’wil dan nasakh.
5
Pengertian ta’wil .
Ta’wil, ialah memindahkan sesuatu perkataan dari makna yang tidak terang (lemah) karena ada sesuatu dalil yang menyebabkan makna yang kedua tersebut harus dipakai.
يؤو– أول
kembali.
bahasa
راجحا ره يصي بدليل يحتمله معنى الى ظهره من م الكال صرف اويل الت
ta’wil ialah membelokkan kalimat dari zhahir nya pada arti lain yang lain inilah yang dianggap lebih sesuai
istilah
6
Pengertian nasakh
“Membatalkan pelaksanaan hukum dengan hukum yang datang “
ابدليل حكماشرعي ارع الش رفعمتواج
7
nasakh
mansukh
nasikh
8
Membatalkan pelaksanaan hukum
dengan hukum yang datang
9
Menghapus (hukum yang datang
kemudian)
10
artinya yang dihapus (hukum
lama).
11
Syarat-syarat ta’wil dan nasakh
12
Syarat-syarat ta’wil
Sesuai dengan ilmu bahasa/kesustraan
Dapat digunakan sesuai dengan pengertian bahasa
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan syara’ dan istilah –istilah syara’ yang ada.
Menunjukkan dalil (alasan tentang ta’wilnya itu).
Apabila berdasarkan qiyas, haruslah memakai qiyas yang terang dan kuat.
Lafal itu dapat menerima ta’wil lafal zahir dan lafal nash serta tidak berlaku untuk muhkam dan mufassar.
Lafal itu mengandung kemungkinan untuk dita’wilkan karena lafal tersebut memiliki jangkauan yang luas dan dapat diartikan untuk dita’wil,serta tidak asing dengan pengalihan kepada makna lain tersebut
Ta’wil itu harus mempunyai sandaran kepada dalil dan tidak bertentangan dengan dalil yang ada.
13
Syarat-syarat nasakh
1. • . Nasikh harus berpisah dari mansukh. Jika tidak berpisah, seprti sipat dan istisna, maka tidak dikatakan nasakh.
2. • . Nasikh harus lebih kuat atau sama kuatnya dengan mansukh. Karena itu qur’an bisa dinasakh dengan qur’an dan hadis mutawatir. Demikian pula hadis mutawatir dinasakh dengan qur’an dan hadis mutawatir pula.
3. • . Nasikh harus berupa dalil-dalil syara’. Kalau nasikh bukan dalil syara’, seperti mati, maka tidak disebut nasakh. Tidak adanya hukum terdapat orang yang sudah mati dapat diketahui akal tanpa petunjuk syara’.
4. • . Mansukh tidak dibataskan kepada sesuatu waktu.
5. • Mansukh harus hukum-hukum syara’. Yang bisa dibatalkan (mansukh) harushukum-hukum syara’.
14
Macam-macam ta’wil dan nasakh
15
Macam-macam ta’wil
Ta’wil Al-qur’an atau hadis Nabi yang diduga mengandung bentuk penyamaan sifat Tuhan dengan apa yang berlaku di kalangan manusia, padahal kita mengetahui bahwa Allah itu tidak ada yang menyamahi-Nya.
• ================================================
Ta’wil bagi nash yang khusus berlaku dalam hukum taklifi yang terdorong oleh usaha mengkompromikan antara hokum-hukum dalam ayat Al-qur’an atau hadis Nabi yang kelihatan menurut lahirnya bertentangan.
16
Macam-macam nasakh
Al-qur’an di nasakh oleh al-
qur’an
Al-qur’an yang di nasakh oleh As-sunnah
As-Sunnah di nasakh oleh Al-qur’an
As-Sunnah di nasakh oleh As-Sunnah
Khalid Ramdhan hasan
Mu’kjam fi Ushul Fiqih
17
(QS.al-Baqarah/2: 240)
Di nasakh
(QS.al-Baqarah/2:234).
18
Naskh al-Qur`an dengan Hadits Ahad
• ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Naskh al-Qur`an dengan Hadits Mutawatir
19
Naskh ini dibolehkan oleh jumhur ulama . Misalnya masalah menghadap ke Baitul Maqdis yang ditetapkan
dengan sunnah dan di dalam al-qur`an tidak terdapat dalil yang menunjukkannya. Ketetapan itu dinaskh oleh al-
qur`an dengan firmannya :
Artinya : “ Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai .
Palingkanlah mukamu kea rah masjidil haram . Dan di mana saja kamu berada , palingkanlah mukamu ke
arahnya. Dan sesungguhnya orang orang (yahudi dan nasrani) yang diberi al-Kitab (taurat dan injil) memang
mengetahui, bahwa berpaling ke masjidil haram itu adalah benar dari tuhannya dan Allah sekali kali tidak lengah dari
apa yang mereka kerjakan (QS. Al-Baqarah/2: 144)
20
Sunnah mutawatir dengan sunnah mutawatir
. Sunnah ahad dengan sunnah ahad
. Sunnah ahad dengan mutawatir
. Sunnah ahad dengan mutawatir
21
Discuss time
! ! ! ! !