94
1 BAB I KONSEP BIAYA DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BIAYA Akuntasi biaya banyak digunakan dalam organisasi,perusahaan,pabrikasi,dagang Dan jasa seperti ; pemerintahan,universitas,rumah sakit dan lain-lain sebagainya. Akuntansi biaya dibutuhkan oleh perusahaan baik yang berorientasi pada laba atau perusahaan nirlaba. Semua perusahaan mempunyai kebutuhan dalam informasi biaya,dan informasi biaya tersebut dapat ditemukan dalam akuntansi biaya. Akuntansi Biaya dapat digunakan untuk tujuan pelaporan kepada pihak internal dan tujuan eksternal perusahaan. Untuk tujuan internal perusahaan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen dan mengevaluasi kinerja masing-masing divisi dalam perusahaan,sedangkan untuk tujuan kepada pihak eksternal perusahaan dapat digunakan untuk pelaporan hasil usaha kepada pihak investor dan untuk menyusun surat pemberitahuan pajak. Jadi dapat dijelaskan bahwa akuntansi biaya dan akuntansi keungan mempunyai hubungan satu sama lain, dimana akuntansi biaya merupakan bagian daripada keungan. 1.1 PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA DAN AKUNTANSI KEUANGAN Akuntansi Biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat,mengukur dan melaporkan tentang informasi biaya yang digunakan. Akuntansi Keuangan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana, mencatat, menggolongkan,meringkastransaksi-transaksi keuangan perusahaan dan kemudian menafsirkan dalam bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. 1.1.1 Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - X

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

KONSEP BIAYA DAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BIAYA

Akuntasi biaya banyak digunakan dalam

organisasi,perusahaan,pabrikasi,dagang Dan jasa seperti ;

pemerintahan,universitas,rumah sakit dan lain-lain sebagainya.

Akuntansi biaya dibutuhkan oleh perusahaan baik yang

berorientasi pada laba atau perusahaan nirlaba. Semua

perusahaan mempunyai kebutuhan dalam informasi biaya,dan

informasi biaya tersebut dapat ditemukan dalam akuntansi biaya.

Akuntansi Biaya dapat digunakan untuk tujuan

pelaporan kepada pihak internal dan tujuan eksternal

perusahaan. Untuk tujuan internal perusahaan dapat digunakan

dalam pengambilan keputusan oleh manajemen dan

mengevaluasi kinerja masing-masing divisi dalam

perusahaan,sedangkan untuk tujuan kepada pihak eksternal

perusahaan dapat digunakan untuk pelaporan hasil usaha kepada

pihak investor dan untuk menyusun surat pemberitahuan pajak.

Jadi dapat dijelaskan bahwa akuntansi biaya dan

akuntansi keungan mempunyai hubungan satu sama lain, dimana

akuntansi biaya merupakan bagian daripada keungan.

1.1 PENGERTIAN AKUNTANSI BIAYA DAN

AKUNTANSI KEUANGAN

Akuntansi Biaya adalah suatu bidang akuntansi yang

mempelajari bagaimana cara mencatat,mengukur dan

melaporkan tentang informasi biaya yang digunakan.

Akuntansi Keuangan adalah suatu ilmu yang

mempelajari bagaimana, mencatat,

menggolongkan,meringkastransaksi-transaksi keuangan

perusahaan dan kemudian menafsirkan dalam bentuk Laporan

Keuangan Perusahaan.

1.1.1 Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi

Keuangan

2

Akuntansi biaya merupakan salah satu bagian dari

akuntansi keuangan.Akuntansi Keuangan dan akuntansi

manajemen merupakan system pengolahan informasi untuk

tujuan menghasilkan informasi keuangan dan juga berfungsi

sebagai penyedia informasi bagi pengambilan keputusan.

Akuntansi biaya modern disebut dengan Akuntansi

Manajemen.

1.1.2 Perbedaan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi

Keuangan

Perbedaan Akuntansi keuangan dengan akuntansi biaya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Pihak yang berkepentingan

Akuntansi keuangan ditunjukan untuk laporan kepada

pihak eksternal perusahaan seperti ; pelaporan kepada

pihak investor,kreditur,debitur, karyawan dalam penetapan

gaji dan upah serta pelaporan kepada pemerintah dalam

penetapan pajak. Sedangkan akuntansi biaya digunakan

untuk tujuan internal perusahaan seperti ; penilaian

persediaan, penentuan harga pokok, perencanaan,

pengadilan,evaluasi kinerja dan untuk tujuan pengambilan

keputusan bagi manajemen.

2. Fokus Informasi Akuntansi

Akuntansi keuangan fokusnya adalah pada masa lalu atau

data historis, sedangkan akuntansi biaya fokusnya untuk

masa yang akan dating.

3. Lingkup Informasi

Akuntansi keuangan menyajikan informasi perusahaan

untuk keseluruhan perusahaan seperti ; Laporan/Rugi,

Neraca dan Laporan Perubahan Modal, sedangkan

akuntansi biaya hanya menyediakan informasi untuk

sebagaian dari perusahaan yang membantumanajemen

dalam pengambilan keputusan.

4. Rentang Waktu

Akuntansi keuangan menggunakan rentang waktu yang

kurang fleksibel jangka waktu yang digunakan relative

panjang seperti ; tahunan semesteran dan kurtalan.

3

Akuntansi biaya menggunakan waktu yang fleksibel,

jangka waktu digunakandapat berupa ; harian, mingguan,

bulanan dan bahkan dapat mencapai lebih dari 5 tahu.

5. Sifat Informasi Yang Digunakan

Akuntansi keuangan lebih mengutamakan kepada ketepatan

informasi yang digunakan, sedangkan akuntansi biaya

pengambilan keputusan menyangkut masa yang akan

dating maka informasi yang digunakan adalah informasi

yang relevan dengan pengambilan

keputusan itu sendiri dengan kata lain akuntansi biaya lebih

mengutamakan unsure taksiran dalam informasi.

1.2 PERANAN AKUNTANSI BIAYA

Akuntansi biaya dapat membantu manajemen dalam

menyelesaikan tugas-tugas sebagai berikut :

1. Menyusun dan melaksanakan rencana anggaran operasi

perusahaan

2. Menetapkan metode perhitungan biaya dan prosedur yang

manajemen adanya pengadilan dan jika memungkinkan

pengurangan biaya atau pembebanan biaya dan perbaikan

mutu.

3. Menentukan nilai persediaan dalam rangka kalkulus biaya

dan menetapkan harga, evaluasi kinerja suatu produk,

departemen atau devisa dan sewaktu-waktu memeriksa

persediaan dalam bentuk fisik.

4. Menghitung biaya dan laba perusahaan untuk suatu periode

akuntansi, tahunan atau periode yang lebih singkat.

5. Memilih alternative yang terbaik yang menaikkan

pendapatan ataupun menurunkan biaya.

1.3 KONSEP BIAYA

Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian

yang berbeda, yaitu biaya dalam artian cost dan biaya dalam

artian expense.

1.3.1 Biaya (Cost)

Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang di

ukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

4

akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum

habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva yang

dimasukkan dalam neraca.

Contoh :

Persediaan bahan baku .

● Persediaan produk dalam proses

● Persediaan produk selesai

● Supplies atau aktiva yang belum digunakan.

1.3.2 Beban (Expense)

Beban atau expense adalah biaya yang telah memberikan

manfaat dan sekarang telah habis.

Beban ini dimasukkan ke dalam Laba/Rugi, sebagai

pengurangan dari pendapatan.

Contoh :

● Beban penyusutan

●Beban pemasaran

●Beban yang tergolong sebagai biaya operasi.

1.4 OBJEK BIAYA

Objek biaya atau tujuan biaya (cost objective) adalah tempat

dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau diukur.

Unsur aktivitas-aktivitas yang dijadikan sebagai objek biaya

adalah :

● Produk

● Produksi

● Departemen

● Divisi

●Batch dari unit-unit sejenis

● Lini produk

● Kontrak

● Pesanan pelanggan

● Proyek

● Proses

● Tujuan Strategi

5

Objek biaya tersebut dapat digunakan untuk menelusuri biaya

dan menentukan seberapa objektif, biaya tersebut dapat

diandalkan dan seberapa berartinya ukuran biaya yang

dihasilkan.

1.5 PENELUSURAN BIAYA KE OBJEK BIAYA

Penelusuran biaya objek biaya dapat membedakan biaya

menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.

Biaya Langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri secara

langsung ke sasaran biaya atau objek biaya.

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri

secara langsung ke sasaran biaya atau objek biaya.

Gambar 1.1Penelusuran Biaya ke Objek Biaya

1.6 SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BIAYA

Sistem informasi biaya adalah system yang membantu

manajemen dalam menetapkan sasaran laba perusahaan, target

laba departemen, mengevaluasi efektifitas rencana perusahaan,

mengungkapkan kegagalan dan keberhasilan.

Informasi biaya yang baik,tepat dan akurat diperlukan oleh

setiap pemakai informasi biaya. Hal tersebut dapat dipenuhi jaki:

1. Informasi biaya yang digunakan secara sitematis dan

komperatif, sehingga informasi biaya digunakan dapat

diandalkan dalam emutuskan tindakan apa yang akan

memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.

2. Informasi yang digunakan harus terkoordinasi dan

terintegrasi sehingga informasi yang tersedia dapat

Untuk Objek Biaya Khusus,

Jenis Biayanya Mungkin

Jenis-jenis Biaya Kemudian

digolongkan menjadi

Ditelusuri secara

Langsung

Ditelusuri secara

tidak langsung

Dialokasikan

secara atbitrer

Biaya Langsung Biaya tidak Langsung

6

digunakan oleh manejer perusahaan dan mudah

dipahami dan dimengerti oleh pemakai.

3. Mencerminkan otoritas,sehingga masing-masing

menejer dapat dimintai pertanggung jawabannya.

4. Informasi sebaiknya dapat memfokuskan perhartian

manajemen.

1.7 PEMROSESAN DATA

Pemrosesan Data adalah suatu proses pengumpulan,

mengelompokan data menganalisis dan pelaporan data

perusahaan.

Contoh : mesin kasir pada supermarket.

Sistem informasi atau system pemrosesan data mampu

menyediakan informasi untuk menentukan :

1. Biaya dan pendapatan historis perusahaan

2. Evaluasi manajemen untuk saat ini dan yang akan dating

3. Perkiraan ekonomi yang berasal dari luar perusahaan.

1.8 PENGGUNAAN DATA BIAYA

Data biaya tersebut dapat digunakan oleh manajer untuk tujuan :

1. Perencanaan

Perusahaan menggunakan data biaya untuk memilih metode

atau program pencapaian tujuan yang terbaik masa akan dating

yang ingin dicapai pada saat menelaah alternative pelaksanaan

tindakan. Perusahaan juga menggunakan data biaya untuk

pembuatan anggaran (budget) yang digunakan untuk

memperkirakan bahan baku, tenaga kerja dan teknologi.

2. Pengawasan

Pengawasan diperlukan untuk membandingkan dan

mengevaluasi.Apakah anggaran atau program yang di buat

sudah dilaksanakan dengan benar sesuai dengan fungsi

perencanaan. Tahapan ini adalah merupakan tahapan

pemantauan terhadap pelaksanaan dari rencana yang sudah

dibuat,baik yang berhubungan dengan pencapaian harga pokok

standar digariskan pada anggaran (budget),tetapi juga masalah-

masalah peyusunan terhadap anggaran. Memperbandingkan

anggaran dan standar dengan aktual dapat di gunakan untuk

7

pengendalian sehingga kinerja masing-masing divisi atau

departemen dapat dinilai.

3. Penetapan Harga

Pertimbangan yang diperlukan dalam penetapan biaya selain

permintaan dan penawaran adalah biaya.Oleh karena itu

pertimbangan yang baik seorang manajemen dalam keputusan

penetapan harga yaitu dengan memastikan pemulihan atas

semua biaya dalam mencapai laba.

4. Menentukan Laba

Akutansi biaya dimulai dari proses produksi sehingga

terbentuk output atau produk yang dihasilkan. Pada akhirnya

produk yang dihasilkan tersebut ditunjukkan untuk dapat

menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan dapat ditentukan

dengan mengumpulkan seluruh biaya yang dikeluarkan yang

kemudian akan dibandingkan dengan biaya-biaya lain.

Penentuan laba tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk

keseluruhan perusahaan saja, tetapi juga dapat digunakan untuk

pelaporan segmen dan lini produk.

5. Pengambilan Keputusan

Akutansi biaya dapat digunakan untuk memilih berbagai

macam alternative dalam pengambilan keputusa. Misalnya:

keputusan apakah suatu perusahaan akan menghentikan atau

meneruskan suatu segmen yang secara terus menerus mengalami

kerugian. Membuat atau membeli suku cadang, memproses

suatu lini produk untuk diproses lebih lanjut, perencanaan laba,

memasuki pasar, mngembangkan suatu produk baru, membeli

mesin baru.Berdasarkan infomasih biaya maka perusahaan dapat

mengambil keputusan baik yang bersifat jangka pendek maupun

jangka panjang.

1.9 KLASIFIKASI BIAYA

Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses

pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen

biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih

8

ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas

dan penting.

Klasifikasi biaya yang umumdigunakan dalah biaya dalam

hubungan dengan :

● Produk

● Volume produksi

● Departemen dan pusat biaya

● Periode akuntansi

● Pengambilan keputusan

1.9.1 Biaya dalam Hubungan dengan Produk

Biaya dalam hubungan dikelompokan menjadi biaya produksi

dan biaya Non produksi.

Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses

produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik.

1. Biaya bahan baku langsung

Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk

selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai.

Contoh :

● Kayu dalam pembuatan mebel

● Kain dalam pembuatan pakaian

● Karet dalam pembuatan ban

2. Tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang

dugunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan baku

menjadi produk selesai dan tepat ditelusuri secara langsung

kepada produk selesai.

Contoh :

● Upah koki kue

● tukang serut dan potong kayu dalam pembuatan meubel

● Operator mesin jika menggunakan mesin

3. Biaya overhead pabrik

9

Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan baku

langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam

merubah bahan menjadi produk selesai. Biaya Overhead

dikelo,pokkan menjadi elemen :

a. Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong)

Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam

penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relative lebih

kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung

kepada produk selesai.

Contoh :

● Amplas

● pola kertas

● Oli dan minyak pelumas

b. Tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang

membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi dapat

ditelusuri kepada produk selesai.

Contoh :

● Gaji satpam pabrik

● Gaji pengawas pabrik

● Penyimpanan dokumen pabrik

● dll

c. Biaya tidak langsung lainnya

Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain bahan

tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung tang

membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak

dapat ditelusuri kepada produk selesai.

Contoh :

● Pajak bumi dan bangunan pabrik

● Listrik pabrik

● Air dan telepon pabrik

● Penyusutan pabrik

● Gaji akuntansi pabrik

● dll

Dua dari tiga unsure utama biaya produksi dapat digolongkan

secara terminology biaya sebagai berikut :

1. Biaya Utama

10

Biaya uatama adalah gabungan antara biaya bahan baku

langsung dan tenaga kerja langsung.

2. Biaya Konversi

Biaya Konversi adalah biaya yang digunakan untuk merubah

bahan baku langsung menjadi produk selesai.

Biaya Non Produksi

Biaya Non Produksi adalah biaya yang tidak berhubungan

dengan proses produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan

biaya komersial atau biaya operasi.

Biaya ini dapat dikelompokan menjadi elemen :

1. Beban Pemasaran

Beban pemasaran atau biaya penjualan adalah biaya yang

dikeluarkan apanila produk selesai dan siap dipasarkan

ketangan konsumen.

Contoh :

● Beban iklan

● Promosi

● Komisi penjualan

● Hiburan

● dll.

2. Beban administrasi

Beban administrasi adalah biaya yang dikeluarkan dalam

hubungan dengan kegiatan penentu kebijakan, pengarahan,

pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat

berjalan dengan efektif dan efisien.

Contoh :

● Gaji administrasi kantor

● Sewa kantor

● Penyusutan kantor

● dll.

3. Beban keuangan

Beban keuangan adalah biaya yang muncul dalam

melaksanakan fungsi-fungsi keuangan.

Contoh : ● Beban Bunga

11

1.9.2 Biaya dalam Hubungan dengan Volume Produksi

Biaya dalam hubungan dengan volume atau prilaku

biaya dapat dikelompokkan menjadi elemen :

1. Biaya Variabel

Biaya variable adalah biaya yang berubah sebanding

dengan perubahan volume produksi dalam rentang relevan,

tetapi secara per-unit tetap.

Contoh :

● Perlengkapan

● Bahan bakar

● Peralatan kecil

● Royalty

● Upah lembur

● dll.

2. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang secara totalitas bersifat tetap

dalam rentang relevan tertentu,tetapi secara per-umit berubah.

Contoh :

● Sewa

● Pajak property

● Gaji eksekutif produksi

● dll.

3. Biaya Resmi

Biaya resmi adalah biaya di dalamnya mengandung unsure

tetap dan mengandung unsure variable. Biaya resmi ini

dikelompokkan dalam dua elemen biaya yaitu :

a. Biaya semivariabel

12

Adalah biaya di dalamnya mengandung unsure tetap dan

memperlihatkan karakter dan variable.

b. Biaya semitetap

Biaya semi tetap adalah biaya yang berubah volume secara

bertahap.

1.9.3 Biaya dalam Hubungan dengan Departemen Produksi

Perusahaan pabrik dapat dikelompokkan menjadi

segmen-segmen dengan berbagai nama seperti : departemen,

kelompok biaya,pusat biaya,unit kerja dapat digunakan dalam

mengelompokkan biaya menjadi biaya langsung departemen dan

biaya tidak langsung departemen.

1. Biaya Langsung departemen

Biaya lansung departemenadalah biaya yang dapat

ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan.

Contoh :

● Gaji mandor pabrik yang digunakan oleh departemen

bersangkutan merupakan biaya langsung bagi departemen.

2. Biaya tidak langsung departemen

Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak

dapat ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan.

Contoh :

● Biaya penyusutan dan biaya asuransi merupakan biaya yang

memanfaatkan digunakan secara bersama oleh masing-masing

departemen, oleh karena itu biaya tersebut merupakan biaya

tidak langsung departemen.

1.9.4 Biaya dalam Hubungan dengan Periode Waktu

Dalam hubunganya dengan periode waktu dapat dikelompokkan

menjadi biaya pengeluaran model dan biaya pengeluaran

pendapatan.

13

1. Biaya Pengeluaran Modal

adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat

di masa depan dan dalam jangka waktu yang panjang dan

dilaporkan sebagai aktiva.

Contoh :

● Pembelian mesin dan peralatan

2. Biaya Pengeluaran Pendapatan

Adalah biaya yang memberikan manfaat untuk periode

sekarang dan dilaporkan sebagai beban.

Contoh :

● Mesin atau peralatan dibeli apabila dikonsumsi akan

kehilangan kegunaan dan akan menimbulkan apa yang

disebut dengan penyusuta.

1.9.5 Biaya dalam Hubungan dengan Pengambilan

Keputusan

Biaya dalam rangka pengambilan keputusan dapat

dikelompokkan menjadi biaya relevan dan biaya tidak relevan.

1. Biaya Relevan

Biaya relevan adalah biaya masa dating yang berbeda

dalam beberapa alternative yang berbeda.

Biaya relevan terdiri dari :

a. Biaya diferensial

Biaya diferensial adalah selisih biaya atau biaya yang

berbeda dalam beberapa alternative pilihan.Biaya

diferensial disebut juga dengan biaya marginal atau

biaya incremental.

b. Biaya kesempatan

Biaya kesempatan adalah kesempatan yang

dikorbankan dalam memilih suatau alternative.

c. Biaya tersamar

14

Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan

dalam catatan akuntansi tetapi mempengaruhi dalam

pengambilan keputusan.

d. Biaya Nyata

Biaya nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan

akibat memilih suatu alternative.

e. Biaya yang dapat dilacak

Biaya dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak

kepada produk selesai.

2. Biaya tidak relevan

Biaya tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi

tidak mempengaruhi keputusan apaun. Biaya relevan di

kelompokkan menjadi elemen :

a. Biaya masa lalu

Biaya masa lalu atau biaya histori adalah biaya yang

sudah dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan

apapun.

Contoh :

● Pembelian mesin

b. Biaya terbenam

Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali

Contoh:

● Kelebihan nilai buku atas nilai sisa, supervisor pabrik

dan penyusutan bangunan.

15

BAB II

METODE HARGA POKOK PESANAN-FULL COSTING

2.1. SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM

PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan sangat

dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha tersebut.Dalam

perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan

pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan

berakhir dengan penyajian harga pokok barang dagangan yang

dijual.

Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan

pengolahan bahan baku di bagaian produksi dan berakhir dengan

penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Akuntansi biaya

dalam perusahaan manufaktur bertujuan untuk menyajikan

informasi harga pokok produksi per satuan produk jadi yang

diserahkan ke bagian gudang.

Siklus Pembuatan produk

16

Siklus akuntansi biaya dapat pula digambarkan melalui

hubungan rekening-rekening buku besar.

2.2. KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK

PESANAN

Pengumpulan biaya produksi dalam suatu perusahaan

dipengaruhi oleh karakteristik kegiatan produksi tersebut.Oleh

karena itu sebelum dibahas metode harga pokok pesanan, perlu

diuraikan lebih dulu karakteristik kegaiatan usaha perusahaan

yang peroduksinya berdasarkan pesanan yang berpengaruh

terhadap metode pengumpulan biaya produksi.

2.2.1. Karakteristik Usaha Perusahaan yang Produksinya

Berdasarkan Pesanan

Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan

mengolah bahan baku menjadi produk jadi berdasarkan pesanan

dari luar atau dari dalam perusahaan. Karakteristik usaha

perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :

Pembelian dan penyimpanan bahan

baku

Pengolahan bahan baku menjadi

produk jadi

Penyimpanan produk jadi dalam

gudang

17

1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.

Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses

produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan

berikutnya.

2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang

ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan

yang satu dapat berbeda dengan pesanan lain.

3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan bukan

untuk memenuhi persediaan digudang.

2.2.2. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode

harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang

produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai

berikut :

1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk

sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis

produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara

individual.

2. Biaya produksi harus golongkan berdasarkan

hubungannya dengan produk menjadi dua kelompok

berikut ini : biaya produksi langsung dan biaya produksi

tidak langsung.

3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung.

4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga

pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang

sesungguhnya.

5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat

pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah

biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut.

2.3. MAANFAAT INFORMASI HARGA POKOK

PRODUKSI PER PESANAN

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan

pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan

bermanfaat bagi manajemen untuk :

18

1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada

pemesan.

2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan

pesanan.

3. Memantau ralisasi biaya produksi.

4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.

5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan

produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

2.4. REKENING KONTROL DAN REKENING

PEMBANTU

Akuntansi biaya menggunakan banyak rekening

pembantu untuk merinci biaya-biaya produksi. Rekening-

rekening pembantu ini dikontrol ketelitiannya dengan

menggunakan rekening control di dalam buku besar. Karena

transaksi terjadinya biaya yang dicatat dalam buku besar

bersumber dari jurnal, maka dalam melaksanakan identifikasi

transaksi yang terjadi, harus ditunjuk mana rekening yang harus

didebit dan dikredit dalam buku besar.

2.4.1. Kartu Harga Pokok (job Order Cost Sheet)

Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting

dalam metode harga pokok pesanan.Kartu harga pokok ini

berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakanuntuk

mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk.Biaya

produksi langsug dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang

bersangkutan secara langsung.

2.5. METODE HARGA POKOK PESANAN

Pembahasan metode harga pokok produksi akan diawali

dengan uraian prosedur pencatatan biaya tenaga kerja langsung,

biaya overhead pabrik dan pencatatan harga pokok produk jadi

yang ditransfer dari bagian produksi ke bagian gudang. Berikut

ini adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi

pesanan.

1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong.

2. Pemakaian bahan baku dan penolong dalam produksi.

3. Pencatatan biaya kerja.

19

4. Pencatatan biaya overhead pabrik.

5. Pencatatan harga pokok produk jadi.

6. Pencatatan harga pokok produk dalam proses.

7. Pencatatan harga pokok produk yang dijual.

8. Pencatatan pendapatan penjualan produk.

SOAL DAN LATIHAN

1. Siklus akuntansi biaya mengikuti siklus kegiatan

perusahaan. Jelaskan siklus kegiatan usaha perusahaan

dagang dan jelaskan siklus kegiatan akuntansi biayanya!

2. Siklus akuntansi biaya mengikuti siklus kegiatan

perusahaan. Jelaskan siklus kegiatan usaha perusahaan

jasa dan jelaskan siklus kegiatan akuntansi biayanya!

3. Siklus akuntansi biaya mengikuti siklus kegiatan

perusahaan. Jelaskan siklus kegiatan usaha perusahaan

manufaktur dan jelaskan siklus kegiatan akuntansi

biayanya!

4. Gambarkan hubungan antara siklus kegiatan perusahaan

manufaktur dengan siklus akuntansi biayanya!

5. Gambarkan siklus akuntansi biaya dengan menggunakan

hubungan rekening-rekening buku besar!

6. Sebutkan karakteristik usaha perusahaan yang

produksinya berdasarkan pesanan!

7. Sebutkan karakteristik metode harga pokok pesanan!

8. Jelaskan perbedaan antara rekening control dengan

rekening pembantu!

9. Gambarkan hubungan antara rekening control dengan

rekening pembantu!

10. Jelaskan fungsi kartu harga pokok dan berikan contoh

gambar formulirnya!

11. Berdasarkan dokumen pembukuan apa, harga pokok

bahan baku yang dipakai untuk memproduksi pesanan

tertentu dicatat dalam perusahaan yang produksinya

berdasarkan pesanan?

12. Jika suatu perusahaan mebel menerima pesanan untuk

memproduksi satu set meja makan dan perusahaan

tersebut menggunakan bahan penolong sebesar Rp

20

120.000 untuk pesanan tersebut buatlah jurnal untuk

mencatat pemakaian bahan penolong tersebut.

13. Menurut daftar gaji dan upah yang dibuat oleh bagian

personalia, biaya tenaga kerja yang harus dibayar oleh

suatu perusahaan terdiri dari unsure berikut ini:

Upah langsung karyawan pabrik Rp. 200.000

Upah tidak langsung karyawan pabrik Rp. 900.000

Gaji karyawan administrasi dan umum Rp. 2000.000

Gaji karyawan pemasaran Rp. 1500.000

Atas dasar data tersebut buatlah jurnal untuk mencatat

utang gaji dan upah, distribusi gaji dan upah serta

pembayaran gaji dan upah.

14. Suatu perusahaan yang produksinya berdasarkan

pesanan mengolah produknya melalui dua departemen

produksi: A dan B. Berikut ini adalah transaksi biaya

produksi perusahaan tersebut untuk mengolah pesanan

no B-109 dalam bulan januari 19X1:

Pada akhir bulan Januari tersebut, pesanan B-109 telah

selesai dikerjakan dan diserahkan kepada pemesan

dengan harga jual Rp. 5.000.000

Atas dasar data tersebut di atas, buatlah jurnal untuk

mencatat transaksi :

Jenis biaya Dep. A Dep. B

Biaya bahan baku Rp. 150.000

Biaya tenaga kerja langsung 500.000 Rp. 675.000

Biaya overhead pabrik Rp.5000 per

Jam mesin 200% biaya

Tenaga kerja

Langsung

Jam mesin 200 400

21

a. Terjadinya biaya produksi untuk mengolah

pesanan B-109 tersebut.

b. Harga pokok produk jadi.

c. Penjualan pesanan B-109.

15. PT.X yang berproduksi berdasarkan pesanan,

menghitung tariff biaya overhead pabriknya sebesar Rp.

1500 per jam mesin. Dalam suatu bulan perusahaan

tersebut memproduksi 3 pesanan dengan waktu

pengerjaan sebagai berikut.

Pesanan # 250 200 jam mesin

Pesanan # 251 150 jam mesin

Pesanan #252 400 jam mesin

Dalam bulan tersebut jumlah biaya overhead pabrik

yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :

Biaya tenaga kerja tidak lansung pabrikRp.370.000

Biaya bahan penolong Rp.350.000

Biaya depresiasi gedung pabrik Rp 200.000

Biaya depresiasi mesin Rp 150.000

Jumlah Rp. 1.070.000

Atas dasar data tersebut :

a. Buatlah jurnal untuk mencatat :

- Pembebanan biaya overhead pabrik kepada

produk

- Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya

terjadi.

- Penutupan rekening Biaya overhead pabrik

yang dibebankan.

b. Hitunglah pembebanan lebih atau kurang biaya

overhead pabrik.

SOAL PILIHAN GANDA

1. Manakah diantara siklus kegiatan ini yang merupakan siklus

kegiatan usaha perusahaan dagang?

22

a) Pembelian barang dagangan dan tanpa melalui

pengolahan lebih lanjut diakhiri dengan penjualan

kembali barang dagangan tersbut.

b) Persiapan penyerahan jasa berakhir dengan penyerahan

jasa kepada pemakainya.

c) Pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang.

d) Pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan

dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan

biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang

dikonsumsi untuk produksi serta berakhir dengan

disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahkan

oleh bagian produksi di bagian gudang.

2. Manakah di antara siklus kegiatan ini yang merupakan siklus

kegiatan usaha perusahaan manufaktur?

a) Pembelian barang dagangan dan tanpa melalui

pengolahan lebih lanjut, diakhiri dengan penjualan

kembali barang dagangan tersebut.

b) Persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan

penyerahan jasa kepada pemakainya.

c) Pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan

berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang

diserahkan.

d) Pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang.

3. Manakah diantara siklus berikut ini yang merupakan siklus

akuntansi biaya suatu perusahaan manufaktur?

a) Pembelian barang dagangan dan tanpa melalui pengolahan

lebih lanjut diakhiri dengan penjualan kembali barang

dagangan tersebut.

b) Pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli

dan berakhir dengan penyajian harga pokok barang

dagangan yang dijual.

c) Pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang.

23

d) Persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan

penyerahan jasa kepada pemakainya.

4. Manakah diantara siklus berikut ini yang merupakan siklus

akuntansi biaya suatu perusahaan manufaktur?

a) Pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan

dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatan

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

yang dikonsumsi untuk produksi serta berakhir dengan

disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahkan

oleh bagian produksi ke bagian gudang.

b) Pembelian barang dagangan dan tanpa melalui

pengolahn lebih lanjut diakhiri dengan penjualan

kembali barang dagangan tersebut.

c) Persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan

penyerahan jasa kepada pemakainya.

d) Pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang.

5. Rekening manakah yang digunakan untuk mencatat harga

pokok produk jadi yang ditransfer dari bagian produksi ke

bagian gudang(debit) dan harga pokok produk yang dijual

(kredit)?

a) Gaji dan Upah.

b) Biaya overhead Pabrik.

c) Persediaan Bahan Baku.

d) Persediaan Produk jadi.

6. Rekening manakah yang diguanakan untuk mencatat biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik (debit) dan harga pokok produk jadi yang ditransfer

ke bagian gudang (kredit)?

a) Barang Dalam Proses.

b) Biaya Overhead Pabrik.

c) Gaji dan Upah.

d) Persediaan Produk Jadi.

24

7. Rekening manakah yang digunakan untuk mencatat biaya

overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (debit) dan yang

dibebankan kepada produk berdasarkan tarif (kredit)?

a) Barang Dalam Proses.

b) Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.

c) Gaji dan Upah.

d) Persediaan Produk Jadi.

8. Rekening manakah yang digunakan untuk mencatat utang

gaji dan upah (debit) dan upah langsung yang digunakan

untuk mengolah produk (kredit)?

a) Barang Dalam Proses.

b) Biaya Overhead Pabrik.

c) Gaji dan Upah.

d) Persediaan Produk Jadi.

9. Rekening manakah yang digunakan untuk mencatat harga

pokok bahan baku yang dibeli (debit) dan harga pokok

bahan baku yang dipakai dalam produksi (kredit)?

a) Persedian Bahan Baku.

b) Biaya Overhead Pabrik.

c) Gaji dan Upah.

d) Barang Dalam Proses.

10.Manakah di antra siklus berikut ini yang merupakan siklus

akuntansi biaya suatu perusahaan jasa?

a) Pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukkan

dalam proses produksi dilanjutkan dengan pencatatan

biaya tenaga kerja lansung dan biaya overhead pabrik

yang dikonsumsi untuk produksi serta berakhir dengan

disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahkan

oleh bagian produksi ke bagian gudang.

b) Pembelian barang dagangan dan tanpa melalui

pengolahan lebih lanjut diakhiri dengan penjualan

kembali barang dagangan tersebut.

c) Persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan

penyerahan jasa kepada pemakainya.

25

d) Pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan

berakhir dengan disajikannya harga pokok jasa yang

diserahkan.

26

BAB III

SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA

Hal mendasar yang perlu diketahui dalam mempelajari

Akuntansi Biaya selain konsep biaya yaitu mengenai sistem

biaya dalam mengalokasikan dan membebankan biaya kepada

produk atau pesanan atau jasa, bagaimana cara perhitungan

harga pokok suatu produk, metode penentuan harga pokok,

metode mengumpulkan biaya atau akumulasi biaya suatu

produk, siklus akuntansi biaya dan bagaimana laporan hasil

biaya pada perusahaan pabrikasi atau perusahaan manufaktur.

3.1. SISTEM BIAYA

Sistem Biaya adalah organisasi dari formulir, catatan

dan laporan yang terkoordinasi yang bertujuan untuk

melaksanakan kegiatan dan merupakan informasi biaya bagi

manajemen.

Dalam Akuntansi biaya sistem yang dapat digunakan

untuk mengalokasikan dan membebankan biaya ke unit produksi

dapat dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu:

1. Sistem Biaya Sesungguhnya (Historis)

2. Sistem Biaya Ditentukan di muka (Biaya Standar)

3.1.1 Sistem Biaya Sesungguhnya

Sistim biaya sesungguhnya atau sistem biaya aktual

adalah suatu sistem dalam pembebanan harga pokok produk atau

pesanan atau jasa pada saat biaya tesebut sudah terjadi atau

biaya yang sesungguhnya dinikmati. Penyajian hasil baru akan

dilakukan apabila semua operasi sudah aelcsai pada periode

akuntansi yang bersangkutan.

3.1.2 Sistem Biaya Ditentukan Di muka

Sistem biaya ditentukan dimuka adalah suatu sistem

dalam pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan

atau jasa dihasilkan sebesar harga pokok yang ditentukan

27

dimuka sebelum suatu produk atau jasa dikerjakan.Pada akhir

periode Akuntansi kedua sistem biaya ini dicatat dan kemudian

dibandingkan sehingga terlihat adanya varians antara biaya yang

sesungguhnya terjadi dengan biaya yang ditentukan dimuka.

Varians tersebut yang timbul adalah varians lebih (over applied)

dan varians kurang (tinder applied).

3.2. PENENTUAN HARGA POKOK

Penentuan harga pokok adalah bagaimana

memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan atau

jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh

biaya produksi atau hanya memasukkan unsur biaya produksi

variabel saja. Dalam penentuan harga pokok tersebut dapat

digunakan dua cara yaitu:

1. Metode Kalkulasi Biaya Penuh (Full Costing) .

2. Metode Kalkulasi Biaya Variabel (Variabel Costing)

3.2.1 Kalkulasi Biaya Penuh

Kalkulasi biaya penuh adalah suatu metode dalam

penentuan harga pokok suatu produk dengan memperhitungkan

semua biaya produksi, seperti biaya bahan baku langsung,

tenaga kerja langsung, biaya overhead variabel dan biaya

overhead tetap.

3.2.2 Kalkulasi Biaya Variabel

Kalkulasi biaya variabel adalah suatu metode dalam

penentuan harga pokok suatu produk, hanya memperhitungkan

biaya produksi yang bersifat, variabel saja. Dalam metode ini

biaya overhead tetap tidak diperhitungkan sebagai biaya

produksi tetapi biaya overhead tetap akan diperhitungkan

sebagai biaya periode yang akan dibebankan dalam laporan

laba-rugi tahun berjalan.

3.3 AKUMULASI BIAYA

Akumulasi biaya adalah suatu cara untuk mengetahui

berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk dan

jasa atau menyangkut suatu hal. Ada beberapa metode yang

28

dapat digunakan dalam akumulasi biaya, tetapi yang lazim

digunakan adalah dua metode sebagai berikut:

a. Metode Akumulasi Biaya Pesanan

b. Metode Akumulasi Biaya Proses

3.3.1 Akumulasi Biaya Pesanan

Akumulasi biaya pesanan adalah suatu metode yang

digunakan dalam pengumpulan harga pokok suatu produk

dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak

atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat

dipisah sesuai identitasnya. Akumulasi biaya pesanan ini dapat

diterapkan pada perusahaan yang menggunakan proses produksi

secara terputus-putus seperti; pekerjaan kontruksi, bengkel,

percetakan, catering makanan, meubel dan lain sebagainya.

3.3.2 Akumulasi Biaya Proses

Akumulasi biaya proses adalah suatu metode dalam

pengumpulan harga pokok produk dengan mengumpulkan biaya

untuk setiap satuan waktu tertentu. Akumulasi biaya proses ini

dapat diterapkan pada perusahaan menggunakan proses produksi

terus menerus, seperti; perusahaan perakitan mobil, obat-obatan,

perusahaan penerbangan, rumah sakit dan lain sebagainya.

Sistem biaya sesungguhnya dan sistem biaya ditentukan

di muka dapat digunakan dalam pengumpulan biaya pesanan

dan pengumpulan biaya proses.

3.4 PROSES PRODUKSI

Proses Produksi adalah proses pengolahan input menjadi

output. Input yang dimaksud adalah bahan baku langsung,

tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diproses

menjadi produk selesai.

Dalam perusahaan pabrikasi proses produksi dapat

dilakukan melalui dua cara:

1. Satu Tahapan Proses Produksi

2. Beberapa Tahapan Proses Produksi

3.5 ALIRAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN PABRIKASI

29

Siklus akuntansi biaya tidak jauh berbeda dengan siklus

akuntansi keuangan, hanya saja pada siklus akuntansi biaya

berhubungan dengan proses produksi yang terjadi yang dimulai

dari awal sampai berakhirnya suatu proses produksi tersebut.

Semua aliran biaya yang terjadi diperhitungkan tanpa

memperhatikan adanya perilaku biaya yang bersifat tetap dan

variabel.Perhitungan biaya diasumsikan dengan menggunakan

metode kalkulasi biaya penuh.Aliran biaya tersebut dapat dilihat

pada Gambar 3.3.

30

Aliran biaya proses pabrikasi diawali dengan pembelian

bahan baku yang kemudian disimpan dalam bentuk persediaan.

Persediaan bahan baku diminta untuk dimasukkan dalam proses

produksi akan membentuk Produk dalam proses ditambah

dengan pemakaian tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik. Barang dalam proses dimasukkan ke dalam proses

produksi akan membentuk harga pokok produk jadi atau produk

selesai.

Selanjutnya produk jadi yang belum terjual akan

membentuk persediaan produk jadi, sedangkan yang sudah

terjual akan membentuk harga pokok penjualan.

3.6 SlKLUS AKUNTANSI BIAYA

Siklus Akuntansi Biaya dimulai:

1. Penentuan harga pokok yang dibeli dan harga pokok

bahan yang dipakai dalam produksi

2. Penentuan biaya tenaga kerja langsung

3. Penentuan biaya overhead pabrik

4. Kemudian dari ketiga biaya tersebut dapat digunakan

untuk menentukan biaya produksi yang selanjutnya

dapat menentukan harga pokok produk selesai.

3.6.1 Siklus Pembuatan Produk dan Siklus Akuntansi Biaya

31

Siklus pembuatan produk dimulai dengan pembelian dan

penyimpanan bahan baku yang kemudian dimasukkan ke dalam

proses menjadi produk dalam proses. Produk dalam proses

dimasukkan lagi untuk diolah dan diproses menjadi produk

selesai. Produk selesai tersebut kemudian disimpan digudang

sebelum dijual atau dipasarkan ke tangan konsumen. Produk

selesai yang belum terjual akan menjadi persediaan produk

selesai.

Siklus akuntansi biaya dimulai dari pembelian bahan

dan penentuan harga pokok bahan yang dibeli, kemudian

dihitung berapa harga pokok bahan yang digunakan. Selanjutnya

bahan yang digunakan bersama tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik dikumpulkan akan membentuk biaya produksi.

Biaya produksi yang digunakan dalam periode waktu tersebut

akan membentuk harga pokok produksi. Harga pokok produksi

akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan

produk dalam proses. Setelah biaya produksi dikumpulkan

dihitung harga pokok produksi dan berikutnya ditentukan harga

pokok produk selesai.

32

Gambar 3.4 Siklus Pembuatan Produk dan Siklus

Akuntansi Biaya

3.6.2 Siklus Akuntansi Biaya dalam Rekening

Dalam aliran biaya pabrikasi tersebut dapat dilihat

bahwa akun buku besar untuk biaya pabrikasi yang digunakan

adalah akun bahan baku, beban gaji dan akun pengendali

overhead, produk dalam proses, produk selesai dan harga pokok

penjualan.

Tahapan siklus akuntansi melalui akun bentuk T dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Membuka rekening perkiraan persediaan bahan baku,

beban gaji (untuk mencatat tenaga kerja langsung) dan

BOP pengendali disebclah debit.

2. Bahan baku, tenaga kerja langsung dan BOP

dimasukkan ke dalam proses dan dipindahkan ke

sebelah kredit kemudian membuka rekening produk

dalam proses yang diletakkan disebelah debit.

3. Produk dalam proses diproses dan dipindahkan ke

sebelah kredit dan kemudian membuka rekening

perkiraan produks selesai yang diletakkan disebelah

debit.

4. Produk selesai dijual akan membentuk harga pokok

penjualan, sehingga produk selesai berpindah

kesebelah kredit dan mendebitkan rekening harga

pokok penjualan.

33

Gambar 3.5 Siklus Akuntansi Biaya Dalam

Rekening

3.7 DASAR JURNAL PADA SIKLUS AKUNTANSI BIAYA

Dasar jurnal pada siklus akuntansi biaya dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Jurnal Bahan Baku Langsung dan Bahan Penolong

a. Pencatatan pembelian bahan baku

Bahan baku xxx

Hutang xxx

(Jurnal untuk mrncatat pembelian bahan baku secara

kredit).

Bahan baku xxx

Kas xxx

(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku secara

tunai).

b. Pencatatan pembelian bahan penolong

Bahan pcnolong xxx

Hutang xxx

(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan penolong

secara kredit )

Bahan penolong xxx

Kas xxx

(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan penolong

secara tunai).

34

c. Jurnal Gabungan

Bahan xxx

Hutang xxx

(Jurnal untuk mencatat bahan baku dan bahan penolong

secara kredit).

Bahan xxx

Kas xxx

(Juranl untuk mencatat bahan baku dan bahan penolong

secara tunai):

d. Jurnal Pemakaian Bahan Baku

Produk dalam proses bahan baku xxx

Persediaan Bahan baku xxx

(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku)

e. Jurnal Pemakaian Bahan Penolong

BOP Pengendali xxx

Bahan penolong xxx

(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong).

2. Jurnal Tenaga Kerja Langsung

a. Jurnal Pencatatan Tenaga Kerja Terutang oleh

Perusahaan

Beban gaji dan upah xxx

Gaji dan Upah terutang xxx

(Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang belum

dibayar oleh perusahaan atau gaji yang masih tertuang).

b. Pencatatan Distribusi Biaya Tenaga Kerja

PDP - TKL xxx

BOP pengendali xxx

Beban pemasaran xxx

Beban Adm xxx

Beban gaji dan upah xxx

(Jurnal untuk mencatat pemakaian tenaga kerja langsung

dan biaya overhead pabrik sesungguhnya dan biaya

lain).

3. Jurnal Biaya Overhead Pabrik

a. Pencatatan pemakaian BOP

PDP - BOP xxx

35

Bahan penolong xxx

Tenaga kerja tidak langsung xxx

Biaya penyusutan xxx

BOP lain-lain xxx

(Jurnal untuk mencatat pemakaian biaya overhead

pabrik).

b. Jurnal Biaya Overhead Sesungguhnya

BOP Pengendali xxx

Akumulasi penyusutan mesin xxx

Asuransi biaya dimuka xxx

Kas xxx

c. Jurnal Menutup BOP dibebankan ke rekening BOP

Sesungguhnya

BOP dibebankan xxx

BOP Pengendali xxx

4. Jurnal Harga Pokok Produk Selesai

Produk selesai xxx

PDP - BBL xxx

PDP - TKL xxx

PDP-BOP xxx

(Jurnal untuk mencatat harga pokok produk selesai yang

dipindahkan ke gudang).

5. Jurnal Harga Pokok Produk Dalam Proses

Persediaan PDP XXX

PDP - BBL XXX

PDP - TKL XXX

PDP - BOY XXX

(Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk

dalam proses).

6. Jurnal Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan XXX

Produk selesai XXX

(Jurnal untuk mencatat produk selesai yang terjual).

7. Jurnal Penjualan

a. Pencatatan Penjualan Tunai

Kas XXX

36

Penjualan XXX

(Mencatat penjualan produk selesai secara tunai).

b. Pencatatan Penjualan Kredit

Piutang XXX

Penjualan XXX

(Jurnal untuk mencatat penjualan produk selesai secara

kredit).

Catatan:

PDP = produk dalam proses TKL = tenaga kerja langsung

BBL = bahan baku langsung BOP = biaya overhead pabrik

Contoh 3.1.

PT. Kreatif Ananda pada tahun 2006 mengeluarkan

biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 100.000. Saldo

perkiraan perusahaan awal dan akhir sebagai berikut:

Keterangan Awal Akhir

Bahan baku Rp. 34.000 Rp. 48.000

Produk Dalam Proses Rp. 24.000 Rp. 28.000

Produk Jadi Rp. 56.000 Rp. 90.000

HPP - Rp. 280.000

BOP . - Rp. 50.000

Diminta: Buatlah arus biaya dan jurnal yang diperlukan.

37

Penyelesaian :

1. Arus biaya pabrikan

Catatan:

Pembelian Rp. 182.000

Pemakaian bahan baku Rp. 168.000

Harga pokok produksi Rp. 314.000

2. Jurnal yang diperlukan

a. Jurnal Pembebanan Biaya

PDP - Bahan Rp. 168.000

PDP -Tenaga kerja Rp. 100.000

PDP - BOP Rp. 50.000 .

Bahan Rp. 168.000

Beban Gaji dan Upah Rp. 100.000

BOP Dibebankan Rp. 50.000

(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan, tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik menjadi produk

dalam proses).

b. Jurnal persediaan Produk Selesai

Persediaan Produk Selesai Rp. 314.000

Persediaan Produk dalam Proses Rp. 314.000

38

(Jurnal untuk mencatat PDP Bahan, TKL dan BOP yang

dimasukkan ke dalam proses dan menjadi produk

selesai).

c. Jurnal harga pokok penjualan

Harga pokok penjualan Rp. 280.000

Produk selesai Rp. 280.000

3.8 LAPORAN HASIL BIAYA

Laporan hasil biaya atau hasil operasi akan disusun

dalam bentuk laporan keuangan, Laporan Laba/Rugi, Laporan

Neraca dan Laporan Arus Kas. Penyusunan Neraca dan Laporan

Arus Kas pada prinsipnya sama seperti yang dipelajari dalam

akuntansi keuangan perusahaan dagang maupun perusahaan

jasa. Perbedaan yang terlihat pada neraca perusahaan dagang

dan perusahaan pabrikasi. Perusahaan dagang hanya mempunyai

satu persediaan yaitu persediaan barang jadi, sedangkan pada

perusahaan pabrikasi terdapat tiga, persediaan yaitu persediaan

bahan baku, persediaan produk dalam proses dan persediaan

produk selesai.

3.8.1 Persediaan Pada Perusahaan Pabrikasi

Pada perusahaan pabrikasi seperti telah dijelaskan di

atas terdiri dari tiga persediaan yaitu:

1. Persediaan bahan baku

2. Persediaan produk dalam proses

3.Persediaan produk selesai

Persediaan Bahan Baku

Persediaan bahan baku adalah persediaan bahan yang

belum dimasukkan ke dalam proses dan masih tersimpan di

dalam gudang.

Persediaan Produk Dalam Proses

Persediaan produk dalam proses adalah persediaan

bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

yang belum selesai dan tersimpan di dalam gudang pabrik.

Persediaan Produk Selesai

Persediaan produk selesai adalah produk dalam proses

bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

39

yang sudah diproses dan membentuk produk selesai belum

terjual dan masih tersimpan digudang pabrik.

3.8.2 Laporan Harga Pokok Produksi dan Laporan Harga

Pokok Penjualan

Perbedaan laporan Laba/Rugi perusahaan pabrikasi dan

perusahaan dagang dapat dilihat dari harga pokok penjualan.

Pada perusahaan dagang harga pokok penjualan terbentuk

dengan menambahkan persediaan barang jadi awal dan

mengurangkan dengan barang jadi akhir, sedangkan pada

perusahaan pabrikasi dalam harga pokok penjualan akan

dihitung harga pokok produksi.

Harga Pokok Produksi

Harga Pokok Produksi adalah kumpulan biaya produksi

yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung

dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam

proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir.

Harga pokok produksi terikat pada periodc waktu tertentu.

Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila

tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir.

Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan adalah harga pokok produk yang

sudah terjual dalam periode waktu berjalan yang diperoleh

dengan menambahkan harga pokok produksi dengan persediaan

produk selesai awal dan persediaan produk selesai akhir.

3.8.3 Susunan Laporan Harga Pokok Produksi dan

Penjualan Serta Penyajian dalam Laporan

Laba/Rugi Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa dalam penyajian

laporan Laba/Rugi perusahaan pabrikasi terdapat laporan harga

pokok produksi dan harga pokok penjualan yang akan

dibandingkan dengan penjualan sehingga membentuk laba kotor

atau marjin kotor. Laba kotor kemudian dikurangkan dengan

biaya operasi atau biaya periode sehingga diperoleh laba

40

operasi.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada contoh 3.2 berikut

ini.

Contoh 3.2

PT. Indra Jaya sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri

mainan anak-anak. Perusahaan merencanakan akan menyusun

laporan Laba/Rugi dan laporan Harga Pokok Produksi dan

Penjualan secara terpisah. Berikut ini data biaya yang diperlukan

oleh perusahaan tersebut untuk tahun 2006:

Penjualan Rp. 150.000.000

Pembelian bahan Rp. 35.000.000

Ongkos angkut pembelian Rp. 600.000

Retur dan potongan pembelian Rp. 1.800.000

Bahan penolong Rp. 5.000.000

Tenaga kcrja langsung Rp. 7.500.000

Listrik pabrik Rp. 1.250.000

Penyusutan mesin dan peralatan pabrik Rp. 1.600.000

Pajak bumi dan bangunan pabrik Rp. 1.000.000

Asuransi pabrik Rp. 1.200.000

BOP lain-lain Rp. 4.100.000

Pendapatan piutang tcp. 2.500.000

Biaya bunga Rp. 3.000.000

Biaya pemasaran Rp. 25.000.000

Biaya administrasi dan umum Rp. 15.000.000

Data persediaan awal dan akhir:

Keterangan Awal Akhir

Bahan Rp.2.000.000 Rp.1.500.000

Produk dalam proses Rp. 1.450.000 Rp. 1.750.000

Produk selesai Rp. 2.000.000 Rp. 1.250.000

Catatan:

Pemakaian bahan langsung dan bahan tidak langsung

menggunakan satu rekening yaitu rekening bahan.

Diminta:

1. Susunlah Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan

untuk tahun 2006.

2. Susunlah Laporan Laba/Rugi perusahaan untuk tahun 2006.

41

Penyelesaian:

1. Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan

PT. Indra Jays

Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan

untuk Tahun berakhir 31 Desember 2006

Persediaan bahan awal Rp. 2.000.000

Pembelian bahan Rp. 35.000.000

Ongkos angkut pembelian Rp. 600 +

Rp. 35.600.000

Retur dan potongan pembelian Rp. 1.800.000-

Pemhelian hersih Rp. 33.800.000+

Bahan tersedia untuk dipakai Rp. 35.800.000

Kurang:

Bahan penolong Rp.5.000.000

Persediaan bahan akhir Rp.1.500.000+

Rp. 6.000.000 -

Bahan baku langsung digunakan Rp. 29.800.000

Tenaga kerja langsung Rp. 45.000.000

BOP:

- Bahan Penolong Rp. 5.000.000

- Tenaga kerja tidak langsung Rp. 7.500.000

- Listrik, pabrik Rp. 1.250.000

- Penyusutan mesin dan peral. pabrikRp.1.600.000

- Asuransi Rp. 1.000.000

- BOP lain-lain Rp. 4.100.000

- Total BOP Rp. 21.650.000+

Biaya Produksi Rp. 96.450.000

Persediaan produk dalam proses awal Rp. 1.450.000+

Rp. 95.000.000

Persediaan produk dalam proses akhir Rp. 1.750.000

Harga Pokok Produksi Rp.93.250.000

42

Persediaan produk selesai awal Rp.

2.100.000

HPP Tersedia untuk Dijual Rp.95.350.000

Persediaan produk selesai akhir Rp.

1.250.000

Harga Pokok Penjualan Rp.94.100.000

2. Laporan Laba/Rugi

PT. Indra Jays

Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan

untuk Tahun berakhir 31 Desember 2006

Penjualan Rp.150.000.000

Harga Pokok Penjualan Rp.94.100.000

Laba Kotor Rp.55.400.000 -

Biaya Operasi:

- Beban Pemasaran Rp.25.000.000

- Beban Administrasi Rp.15.000.000 +

Total Biaya Operasi Rp 40.000.000 (-)

Rp. 15.900.000

Laba Operasi:

Pendapatan lain-lain:

- Pendapatan Piutang Rp. 2.500.000

Rp. 18.400.000

Biaya lain-lain: .

- Biaya bunga Rp. 3.000.000

Laba bersih sebelum pajak Rp. 15.400.000

Pajak 30% Rp. 4.620.000 (-)

Laba bersih setelah pajak Rp. 10.780.000

3.9 LATIHAN

Latihan 3.1

Berikut ini saldo yang disajikan oleh PT. Tanpa Nama

selama tahun berjalan:

Keterangan Awal Akhir

43

Persediaan bahan baku langsung Rp. 65.500 Rp. 73.200

Persediaan produk dalam proses Rp. 72.400 Rp. 70.800

Persediaan produk selesai Rp. 29.200 Rp. 30.000

Bahan langsung yang digunakan 0 Rp. 346.400

Harga Pokok Penjualan 0 Rp. 1.200.000

Diminta:

1. Hitunglah total, biaya

2. Bahan baku langsung yang dibeli

3. Harga pokok produksi

Latihan 3.2

PT. Galaxy telah mengeluarkan tenaga kerja sebesar Rp.

150.OO+J pada tahun 2006. Saldo perkiraan perusahaan

pada awal dan akhir periodc sebagai berikut:

Keterangan Awal Akhir

Produk Selesai Rp. 112.000 Rp. 180.000

Produk dalam proses Rp. 43.000 Rp. 56.000

Bahan baku Rp. 68.000 Rp. 96.000

Harga pokok penjualan 0 Rp. 550.000

BOP 0 Rp. 100.000

Diminta:

Buatlah arus biaya dan jurnal yang diperlukan.

Latihan 3.3.

PT. Manis Manja perusahaan yang memproduksi "Cake"

yang dijual di beberapa wilayah di Jakarta. Informasi biaya

yang berhubungan dengan perusahaan tersebut adalah:

Biaya administrasi dan umum Rp. 72.400

Biaya penyusutan pabrik Rp. 100.000

Bahan tidak langsung Rp. 17.200

Perlengkapan pabrik Rp. 25.000

Komisi penjualan Rp. 56.800

Persediaan bahan langsung (1/1) Rp. 65.600

Tenaga kerja langsung Rp. 130.400

Persediaan bahan langsung (31/12) Rp. 72.000

44

Persediaan produk selesai (1/1) Rp. 35.600

Persediaan produk selesai akhir Rp. 32.400

Pembelian bahan langsung Rp. 81.200

Persediaan produk dalam proses (31/13) Rp. 44.400

Tenaga kerja tidak langsung Rp. 49.600

PBB pabrik Rp. 29.600

Prasarana pabrik Rp. 86.000

Persediaan produk dalam proses (31/12) Rp. 52.800

Penjualan Rp. 850.000

Diminta:

Buatlah laporan Laba/Rugi PT. Manis Manja yang

didukung oleh Laporan Harga Pokok Penjualan.

Latihan 3.4

Berikut ini data yang disajikan oleh PT. Restu Ananda selama

tahun 2006:

Penjualan Rp. 320.000.000

Retur dan potongan penjualan Rp. 10.000.000

Pembelian bahan Rp. 50.000.000

Retur dan potongan pembelian Rp. 8.000.000

Ongkos angkut pembelian Rp. 7.000.000

Pemakaian bahan tidak langsung Rp. 12.000.000

Tenaga kerja langsung Rp. 60.000.000

Tenaga kerja tidak langsung Rp. 20.000.000

Biaya listrik dan telpon Rp. 6.000.000 (709/o

pabrik)

Biaya pemeliharaan mesin dan

gedung pabrik Rp. 11.400.000

Penyusutan pabrik Rp. 5.000.000 (4(1%

kantor)

PBB pabrik Rp. 5.200.000 (75% pabrik)

Perlengkapan pabrik Rp. 4.500.000

Komisi penjualan Rp. 19.000.000

Biaya adm dan umum Rp. 25.000.000

Gaji bagian penjualan Rp. 17.000.000

Honorarium akuntan Rp. 18.000.000

BOP lain-lain Rp. 14.000.000

45

Akuntan mencatat persediaan perusahaan sebagai berikut:

Keterangan Awal Akhir

Produk Selesai Rp. 22.000.000 Rp. 16.000.000

Produk Dalam Proses Rp. 15.600.000 Rp. 18.000.000

Bahan Baku Rp. 15.000.000 Rp. 11.000

Catatan:

Perusahaan menggunakan perku-aan bahan baku untuk

pemakaian bahan langsung dan bahan tidak langsung.

Diminta:

1. Susunlah Laporan Harga Pokok Penjualan PT Restu

Ananda untuk tahun 2006.

2. Susunlah Laporan Laba/Rugi untuk tahun 2006.

Latihan 3.5

Berikut ini data yang disajikan PT. Matahari Pagi untuk tahun

2006:

Penjualan Rp. 135.000.000

Pembelian Rp. 25.000.000

Retur pembelian Rp. 500.000

Potongan pembelian Rp. 750.000

Tenaga kerja langsung Rp. 50.000.000

Bahan penolong Rp. 1.800.000

Tenaga kerja tidak langsung Rp. 7.500.000

Biaya pemeliharaan mesin dan pabrik Rp. 1.250.000

Biaya perlengkapan pabrik Rp. 2.500.000

Biaya penjualan Rp. 2.250.000

Biaya penyusutan pabrik Rp. 800.000

Gaji bagian kantor Rp. 5.500.000

BOP lain-lain Rp. 2.000.000

Biaya lain Rp. 3.000.000

Gaji bagian penjualan Rp. 2.750.000

Biaya penjualan dan administrasi lain-lain Rp. 3.000.000

Pendapatan luar usaha Rp. 5.500.000

Data persediaan tahun 2006 adalah sebagai berikut:

46

Keterangan Awal Akhir

Bahan baku Rp. 1.000.000 Rp. 1.500.000

Produk Dalam Proses Rp. 1.250.000 Rp. 550.000

Produk Selesai RP. 1.750.000 Rp. 1.100.000

Diminta:

1. Susunlah Laporan Harga Pokok Penjualan untuk tahun 2006.

2. Susunlah Laporan Laba/Rugi untuk tahun 2006 apabila pajak

yang diperlakukan sebesar 30%.

3.10. SOAL-SOAL

Soal 3.1

Informasi berikut disajikan oleh P7: Nikel Coted untuk

tahun 2006:

Pembelian bahan baku Rp. 462.000

Biaya angkut pembelian bahan Rp. 46.000

Tenaga kerja langsung Rp. 774.000

Tenaga kerja tidak langsung dan supervisor Rp. 438.000

Perlengkapan dan bahan tidak langsung Rp. 58.000

Biaya listrik pabrik Rp. 500.000

Biaya penyusutan pabrik Rp. 600.000

PBB Rp. 168.000

BOP lain-lain Rp. 40.000

Gaji bagian penjualan Rp. 720.000

Biaya adm lain-lain Rp,. 174.000

Biaya pemasaran Rp. 654.000

Informasi Tambahan:

1. 75% dari biaya listrik digunakan untuk pabrik, sisanya untuk

administrasi dan pemasaran

2. Biaya penyusutan 85% digunakan untuk pabrik sisanya

digunakan administrasi dan pemasaran.

3. Pajak bumi dan bangunan 30% digunakan untuk

administrasi dam pemasaran sedangkan sisanya digunakan

oleh bagian pabrik.

Data persediaan yang ada pada PT Nikel Coted adalah:

47

Keterangan 1 Januari 31 Desember

Bahan Baku Langsung Rp. 344.000 Rp. 322.000

Produk Dalam Proses Rp. 308.000 Rp. 248.000

Produk Selesai Rp. 142.000 Rp. 198.000

Diminta:

1. Buatlah Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan untuk

tahun 2006.

2. Buatlah Laporan Laba/Rugi untuk tahun 2006.

Soal 3.2

PT. Laila Jaya menyiapkan data informasi untuk tahun 2006

sebagai berikut:

Penjualan Rp. 120.000.000

Biaya pemasaran 10%

Biaya adm 5%

Retur dan potongan penjualan Rp. 3.000.000

Tenaga kerja langsung Rp. 40.000.000

Laba Kotor Rp. 35.900.000

BOP dibebankan dengan tarif 50% dari biaya tenaga kerja

langsung, dan diklasifikasikan menjadi:

Bahan penolong 30%

Biaya listrik 15%

Biaya penyusutan 5%

Biaya perawatan mesin 10%

BOP lain-lain 40%

Akun persediaan mempunyai saldo awal dan akhir sebagai

berikut:

a. Persediaan produk selesai:

1 Januari Rp. 2.000.000

31 Desember Rp. 3.000.000

b. Persediaan produk dalam proses:

1 Januari Rp. 1.700.000

31 Desembcr Rp. 2.400.000

Diminta:

1. Hitunglah bahan baku langsung yang digunakan.

48

2. Susunlah Laporan Laba/Rugi.

Soal 3.3

PT. Sarah Nabila memproduksi pakaian wanita dengan

berbagai jenis model.Pada tahun 2006 perusahaan

mempersiapkan Laporan Keuangan perusahaan. Berikut ini data

yang berhubungan dengan Laporan Keuangan tersebut untuk

tahun 2006 tahun berjalan:

Bahan tidak langsung . Rp. 168.000

Penjualan Rp. 8.500.000

Potongan pembelian Rp. 120.000

Pembelian bahan langsung Rp. 3.050.000

Pekerja Rp. 2.100.000

Gaji pegawai kantor Rp. 732.000

Gaji bagian penjualan Rp. 252.000

Prasarana Rp. 825.000

Sewa Rp. 540.000

PBB Rp. 360.000

Asuransi Rp. 120.000

Penyusutan Rp. 324.000

Beban Bunga Rp. 350.000

Ongkos angkut pembelian Rp. 90.000

Informasi Tambahan:

1. 75% dari pekerja termasuk pekerja langsung, sisanya

merupakan pekerja tidak langsung.

2. 85% dari prasarana berhubungan dengan produksi,

sedangkan sisanya berhubungan dengan fungsi penjualan

dan administrasi kantor.

3. Semua sewa digunakan oleh kantor.

4. Pajak bumi dan bangunan ditaksir dari pabrik.

5. 65% dari besarnya asuransi berhubungan dengan produksi,

sisanya sebesar 35% berhubungan dengan fungsi penjualan

dan administrasi.

6. Penyusutan adalah sebagai berikut:

Pabrik Rp. 135.000

Peralatan pabrik Rp. 115.000

49

Peralatan kantor Rp. 74.000

7. Saldo perkiraan awal dan akhir :

a. Saldo Awal

- Bahan Rp. 168.000

- Produk Dalam Proses Rp. 300.000

- Produk Selesai Rp. 450.000

b. Saldo Akhir

- Bahan Rp. 350.000

- Produk Dalam proses Rp. 260.000

- Produk Jadi Rp. 136.000

Diminta:

1. Susunlah Laporan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok

Penjualan PT. Sarah Nabila untuk tahun 2006.

2. Susunlah Laporan Laba/Rugi untuk periode berjalan tahun

2006.

Soal 3.4

Berikut ini data yang disajikan oleh PT. Merapi Indah untuk

bulan Agustus 2006.

1. Saldo perkiraan:

31 Juli 31 Agustus

Produk selesai Rp. 825.000 Rp.

Produk dalam proses Rp. 1.500.000 Rp. 750.000

Bahan Rp.1.000.000 Rp. 1.250.000

2. Pembelian bahan sebesar 2.000 unit dengan harga Rp.

10.250 per-unit. Biaya angkut ditaksir sebesar 1,5% dari

pembelian bersih. Retur pembelian sebesar Rp. 607.500.

3. Jam kerja digunakan 4.800 jam kerja langsung dengan tarif

sebesar Rp. 5.000/jamkerja langsung.

4. Transaksi pada bulan Juli 2006:

Bahan tidak langsung yang digunakan Rp. 3.750.000

Biaya listrik (70% digunakan pabrik) Rp. 1.000.000

Biaya pemeliharaan pabrik Rp. 500.000

Biaya penyusutan (40% digunakan kantor) Rp. 1.750.000

PBB (80% digunakan pabrik) Rp. 250.000

Perlengkapan (65% digunakan pabrik) Rp. 2.500.000

50

Gaji Akuntan (75% digunakan kantor) Rp. 8.000.000

BOP lain-lain Rp. 2.250.000

Laba Kotor Rp. 39.500.000

5. Penjualan sebesar Rp. 90.500.000 dengan retur dan

potongan penjualan sebesar 0, 5°,'o dari bersih dari

penjualan kotor.

6. Beban penjualan sebesar 2,5% dari penjualan bersih, beban

administrasi dan umum sebesar 2% dari penjualan kotor.

7. Pemakaian bahan langsung dan tidak langsung

menggunakan satu rekening yaitu rekening bahan.

Diminta :

1. HItunglah persediaan akhir produk jadi

2. Susunlah Laporan Harga Pokok Penjualan untuk bulan

Agustus 2006

3. Susunlah Laporan Laba/Rugi untuk bulan Agustus 2006

51

BAB IV

METODE HARGA POKOK PROSES PENGANTAR

Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk

setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi

per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi

dalam proses tertentu, selama periode tertentu, dengan jumlah

satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama

jangka waktu yang bersangkutan. Metode pengumpulan biaya

produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk

perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa,

karakteristik produksinya adalah sebagai berikut :

1) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.

2) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.

3) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya

perintah produksi yang berisirencana produksi produk

standar untuk jangka waktu tertentu.

Sebagai contoh perusahaan yang berproduksi massa

adalah perusahaan semen. Proses produksi semen menghasilkan

satu macam produk berupa semen portland yang diukur dengan

satuan sak yang berat standarnya 50 kg. Produk yang dihasilkan

dari bulan ke bulan adalah sama. Perencanaan produksi

dilakukan dengan diterbitkannya perintah produksi (

ProductionOrder ) setiap awal bulan yang berlaku untuk bulan

tertentu. Atas dasar karakteristik kegiatn produksi dalam

perusahaan yang berproduksi massa, metode pengumpulan biaya

produksi dalam perusahaan tersebut memiliki karakteristik

seperti berikut ini.

4.1. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode

Harga Pokok Pesanan

Untuk memahami karakteristik metode harga pokok

proses, berikut ini disajikan perbedaan metode harga pokok

proses dengan metode harga pokok pesanan. Perbedaan diantara

dua metode pengumpulan biaya produksi tersebut terletak pada :

52

1) Pengumpulan biaya produksi.

2) Perhitungan harga pokok produksi per satuan.

3) Penggolongan biaya produksi.

4) Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead

pabrik.

4.2. Pengumpulan Biaya Produksi

Metode harga pokok pesanan mengumpulkan produksi

menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses

mengumpulkan biaya produksi per departemen produksi per

periode akuntansi.

4.3. Perhitungan Harga Pokok Produksi Per satuan

Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok

pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan

cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan

tetentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam

pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat

pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga proses

menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara

membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode

tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama

periode yang bersangkutan.

4.4. Penggolongan Biaya Produksi

Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi

harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya

produksi tidak langsung.Biaya produksi langsung dibebankan

kepada produk berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,

sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada

produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.

4.5. Unsur yang Digolongkan Dalam Biaya Overhead

Pabrik

53

Di dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead

pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja

tidak langsung dan biaya produksi lain selain biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung. Dalam Metode ini biaya

overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang

ditentukan di muka.

54

BAB V

METODE HARGA POKOK PROSES LANJUTAN

Dalam bab ini tersebut telah diuraikan perhitungan biaya

produksi per satuan,jika produk diproduksi secara massa,

melalui satu departemen produksi atau melalui lebih dari satu

departemen produksi. Dalam bab inijuga diuraikan sedikit

variasi dalam metode harga pokok proses, yaitu pengaruh

terjadinya produk yang hlang dalam proses, baik pada awal

maupun akhir proses, terhadap perhitungan biaya produksi per

satuan produk yang diproduksi.

2.1. PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL

Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum

selesai diproses pada akhir periode akan menjadi persediaan

produk dalam proses pada awal periode berikutnya. Produk

dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi

per satuan yang berasal dari periode sebelumnya, yang

kemungkingan akan berbeda dengan harga pokok produksi per

satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang

bersangkutan dalam periode sekarang. Dengan demikian jika

dalam periode sekarang dihasilkan produk selesai yang

ditransfer ke gudang atau departemen berikutnya, harga pokok

yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal

akanmenimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok

produk selesai tersebut.

Untuk memberikan gambaran mengenai

pengaruh adanya persediaan produk dalam proses pada awal

periode terhadap penentuan harga pokok produk dalam metode

harga pokok proses, berikut ini disajikan lebih dahulu contoh

mengenai penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai

dalam produksi (material costing) yang masalahnya hampir

sama dengan masalah perhitungan pengaruh harga pokok

persediaan produk dalam proses awal dalam metode harga

pokok proses. Misalnya pada awal periode terdapat persediaan

bahan baku sebanyak 100 kg yang harga pokoknya Rp. 1.000

per kg. Dalam periode tersebut terjadi pembelian bahan baku

55

sebanyak 400 kg dengan harga Rp 1.200 per kg. Jika pada akhir

periode ternyata diketahui jumlah bahan baku yang dipakai

sebanyak 250 kg, timbul masalah harga pokok yang mana yang

akan digunakan untuk menghargai bahan baku yang dipakai

tersebut. Untuk menentukan harga pokok mana yang akan

digunakan untuk menilai bahan baku yang di pakai tersebut,

akuntansi menggunakan berbagai anggapan mengenai aliran

biaya. Adanya berbagai anggapan ini menimbulkan berbagai

metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai.

Contohnya adalah metode harga pokok rata – rata tertimbang

(weighted average cost method ); metode masuk pertama, keluar

pertama (first-in, first-out method ); dan metode masuk terakhir,

keluar pertama ( last-in, first-out method ).

Jika dalam contoh pemakaian bahan baku tersebut di

atas digunakan metode masuk pertama, keluar pertama, maka

perhitungan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam

periode tersebut disajikan dalam Gambar 4.1.

Gambar4.1.

Misalkan pada awal periode terdapat persediaan produk

dalam proses sebanyak 200 kg dengan harga pokok yang dibawa

dari periode sebelumnya sebesar Rp 800.000. Misalkan dalam

periode sekarang produk yang diproduksi (tidak termasuk

persediaan produk dalam proses awal) sebanyak 3.200 kg

sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan dalam periode

Penggunaan Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama

Persediaan bahan baku awal: 100 kg x Rp 1.000 Rp. 100.000

Pembelian bahan baku selama periode 400 kg x Rp 1.200 Rp. 480.000

Jumlah bahan baku yang tersedia untuk dipakai Rp. 580.000

Harga pokok bahan baku yang dipakai selama periode yang

ditentukan atas dasar metode masuk pertama, keluar petama adalah:

100 kg x Rp1.000 Rp. 100.000

150 kg x Rp1.200 Rp. 180.000

Rp. 280.000

Persediaan bahan baku pada akhir periode Rp.

300.000

56

sekarang, baik untuk menyelesaikan persediaan produk dalam

proses awal maupun untuk mengolah produk yang dimasukkan

dalam proses periode sekarang berjumlah Rp 9.600.000. Jika

produk jadi yang dihasilkan dalam periode tersebut berjumlah

2.800 kg, harga pokok produksi per kilogram manakah yang

akan digunakan untuk menghargai produk jadi tersebut? Jika

masalah tersebut diringkas akan dapat disajikan dalam Gambar

4.2

Gambar 4.2

Perhitungan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi Dan Produk

Dalam Proses

Kuantitas Total

Biaya

Produk dalam proses awal 200 kg

Rp. 800.000

Produk yang dimasukkan dalam proses dalam periode

sekarang3.200 kgRp. 9.600.000

Jumlah produk yang diproses dalam periode sekarang 3.400 kg

Rp 10.400.000

57

BAB VI

BIAYA TENAGA KERJA

4.1. Definisi Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang di

keluarkan untuk mengolah produk.Biaya tenaga kerja adalah

harga yang di bebankan untuk pengguna tenaga kerja manusia

tersebut.

4.2. Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja

Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan

tenaga kerja dapt di lakukan sebagai berikut:

a. penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi

perusahaan.

b. Penggolongan menurut kegiatan departemen-

departemen dalam perusahaan.

c. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya.

d. Penggolongan menurut hubungan dengan jenis produk

Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi

perusahaan. Organisasi dalam perusahaan manufaktur di bagi

menjadi tiga fungsi pokok: pemasaran,produksi dan

administrasi. Dengan demikian biya tenag kerja perusahaan

manufaktur digolongkan menjadi: biya tenaga kerja

produksi,biaya tenaga kerja pemasaran dan biaya tenaga kerja

administrasi & umum. Berikut ini diberikan beberapacontoh

biaya tenaga kerja yang termasuk dalam tiap golongan tersebut:

a. Biaya tenaga kerja produksi:

Gaji karyawan pabrik

Biaya kesejah teraaan karyawan pabrik

Upah lembur karyawan pabrik

Upah mandor pabrik

Gaji manajer pabrik

58

b. Biaya tenaga kerja pemasaran:

Upah karyawan pemasaran

Biaya kesejahteraan karyawan pemasaran

Biaya komisi pramuniaga

Gaji manajer pemasaran

c. Biaya tenaga kerja adinistrasi dan umum:

Gaji karyawan Bagian Akutansi

Gaji karyawan Bagian Personalia

Gaji karyawan Bagian Sekretariat

Biaya kesejahteraan karyawan Bagian Akutansi

Biaya kesejahteraan karyawan Bagian Personalia

Biaya kesejahteraan karyawan Bagian Sekretariat

Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen

dalam perusahaan.Misalnya departemen produksi suatu

perusahaan kertas terdiri dari tiga departemen: Bagian pulp,

Bagian Kertas, dan Bagian Penyempurnaan. Biaya tenaga kerja

dalam departemen produksi tersebut digolongkan sesuai dengan

bagian-bagian yang di bentuk dalam perusahaan tersebut.Tenaga

kerja yang bekerja di departemen-departemen nonproduksi di

golongkan pula menurut departemen yang menjadi tempat kerja

mereka.Pengolongan semacam ini dilakukan untuk lebih

memudahkan pengendalian terhadap biya tenaga kerja yang

terjadi pada tiap departemen yang dibentuk dalam

perusahaan.Kepala departemen yang bersangkutan bertangggung

jawab atas pelaksanaan kerja karyawan dan biaya tenaga kerja

yang terjadi dalam departemennya.

Penggolongan menurut jenis pekerjaanya. Dalam suatu

departemen,tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat

pekerjaannya. Misal dalam suatu departemen produksi, tenaga

kerja digolongkan sebagai berikut: operator, mandor dan

penyelia. Dengan demikian biya tenaga kerja juga digolongkan

menjadi: upah operator, upah mandor dan upah penyelia.

Penggolongan biaya tenaga kerja semacam ini digunakan

sebagai dasar penetapan deferensiasi upah standart kerja.

59

Penggolongan menurut hubunganya dengan produk. Dalam

hubunganya dengan produk,tenaga kerja dibagi menjadi:tenaga

kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja

langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut

serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapt di usut secara

langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian

yang besar dalam memproduksi produk.Tenaga kerja yang

jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk tersebut

tenagakerja tak langsung.Upah tenaga kerja tak langsung ini

dapat disebut biaya tenaga kerja tak langsung dan merupakan

unsur biaya overhead pabrik.Upah tenaga kerja tak langsung

dibebankan pada produk tidak secara langsung, tetapi melalui

tariff biaya overhead pabrik yang di tentukan di muka.

4.3. AkutansiBiaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar

berikut ini: (1) gaji dan upah regular yaitu jumlah gaji dan upah

bruto dikurangi dengan potongan-potongan seperti pajak

penghasilan karyawan dan biaya asuransi hari tua ; (2) premi

lembur; (3) biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja.

Gaji dan Upah

Ada berbagai macam cara perhitungan upah karyawan

dalam perusahaan. Salah satu cara adalah dengan mengalihkan

tarif upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian untuk

menentukan upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data

jumlah jam kerjanya selama periode waktu tertentu.

Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok

pesanan, dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja

karyawan adalh kartu hadir (clock hard) dan kartu jam kerja (job

time ticket).kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan

untuk mencatat kehadiran karyawan, yaitu jangka waktu antara

jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan.Pada setiap akhir

minggu, kartu hadir tiap karyawan dikirim ke bagian pembuat

daftar gaji dan upah untukl dipakai sebagai dasar perhitungan

gaji dan upah karyawan perminggu.

60

Disamping kartu hadir,perusahaan menggunakan kartu

jam kerja untuk mencatat pemakaian waktu hadir karyawan

pabrik,dalam mengerjakan berbagai pekerjaan atau produk.

Kartu jam kerja ini hanya bisa digunakan untuk mencatat

pemakaian waktu hadir tenaga kerja langsung di pabrik. Kartu

jam kerja sangat penting dalam perusahaan yang menggunakan

metode harga pokok pesanan dalam penghitungan harga pokok

produknya. Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga

pokok proses, kartu jam kerja tersebut tidak diperlukan, karena

karyawan melakukan pekerjaan atau membuat produk yang

sama dalam departemen tertentu dari hari ke hari, sehingga

distribusi biaya tenaga kerja tidak diperlukan.

Akutansi biaya gaji dan upah dilakukan dalam empat tahap

pencatatan berikut ini:

Tahap 1

Gaji dan upah karyawan pabrikdirinci lagi ke dalam

upah karyawan langsung dan karyawan tak langsung dalam

hubungannya dengan produk. Atas dasar rekapitulasi gaji dan

upah tersebut, Bagian Akutansi kemudiann membuat jurnal

sebagai berikut:

Tahap 2

Atas dasar gaji dan upah tersebut Bagian Keuangan

membuat bukti kas keluar dan cek untuk pengembalian uang

dari bank. Atas dasar bukti kas keluar tersebut, Bagian Akutansi

membuat jurnal sebagai berikut:

Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja xx

Biaya Overhead Pabrik xx

Biaya Administrasi & Umum xx

Biaya Pemasaran xx

Gaji dan Upah

61

Perusahaan berkewajiban memungut pajak penghasilan

(PPh) yang diperoleh karyawan dan menyetorkan ke

Kas Negara

Tahap 3 Setelah tiap karyawan mengambil jagi dan upahnya, atas

dasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan,

Bagian Akutansi membuat jurnal sebagai berikut:

Tahap 4

Penyetoran pajak penghasilan (PPh) karyawan ke Kas

Negara di jurnal oleh Bagian Akutansi sebagai berikut:

Contoh 1

Misalkan perusahaan X hanya mempekerjakan 2 orang

karyawan: Risa Rimendi dan Eliona sari. Berdasarkan kartu

hadir minggu pertama bulan april 19X1, bagian pembuat daftar

gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah untuk periode yang

bersangkutan. Menurut kartu hadir, karyawan Risa Rimendi

bekerja selama seminggu 40 jam, dengan upah per jam Rp1.000

, sedangkan karyawan Eliona Sari selama periode yang sama

bekerja 40 jam dengan tarif upah Rp750 per jam. Menurut kartu

jam kerja, penggunaan jam hadir masing-masing karyawan

tersebut disajikan dalam gambar 10.1.

Gambar 10.1.data kerja karyawan

Gaji dan Upah xx

Utang PPh Karyawan xx

Utang Gaji dan Upah xx

Utang Gaji dan Upah xx

Kas xx

62

*biaya tenaga kerja yang di bayarkan pada saat karyawan

menunggu pekerjaan disebut dengan idle time cost .biaya upah

yang dikeluarkan pada saat tenaga kerja menganggur merupakan

unsure biaya overhead pabrik

Akutansi biaya gaji dan upah atas dasar data tersebut di atas

dilakukan sebagai berikut:

Tahap 1

Penggunaan waktu kerja Risa Rimendi Eliona Sari

Untuk pesanan #103 15 jam 20 jam

Untuk pesanan#188 20 jam 10 jam

Untuk menunggu persiapan pekerjaan 5 jam 10 jam

Dengan demikian upah karyawan tersebut dihitung sebesar Rp 7.000 (40 jam x Rp 1.000

ditambah 40 jam x Rp 750) dan distribusikan seperti disajikan dalam gambar 10.2

Gambar 10.2

Distribusi Upah Tenaga Kerja Langsung

Distribusi Biaya Tenaga Kerja Risa Rimerdi Eliona Sari

_______________________________________ ____________ ___________

Dibebankan sebagai biaya tenaga kerja langsung:

Pesanan # 103 Rp 15.000 Rp 15.000

Pesanan # 188 20.000 7.500

Dibebankan sebagai biaya overhead pabrik 5.000* 7.500

Jumlah upah minggu pertama bulan april 19X1 Rp 40.000 Rp 30.000

PPh yang dipotong oleh perusahaan 15% dari upah minggu pertama

Bulan April 19X1 6.000 4.500

Jumlah upah bersih yang di terima karyawan Rp 34.000 Rp.25.500

*biaya tenaga kerja yang di bayarkan pada saat karyawan menunggu pekerjaan disebut dengan idle time cost . biaya upah

yang dikeluarkan pada saat tenaga kerja menganggur merupakan unsure biaya overhead pabrik

63

Berdasarkan atas rekapitulasi gaji da upah, Bagian Akutansi

kemudian membuat jurnal distribusi gaji dan upah sebagai

berikut:

Tahap 2

Atas dasar bukti kas keluar, Bagian Akutansi membuat jurnal

sebagai berikut:

Tahap 3

Atas dasar daftar gaji dan upah yang telah di tandatangani

karyawan (sebagai bukti telah di bayarkan upah karyawan),

Bagian akutansi membuat jurnal sebagai berikut:

Tahap 4

Penyetoran PPh karyawan ke Kas Negra dijurnal oleh Bagian

Akutansi sebagai berikut:

Insentif

Dalam hubunganya dengan gaji dan upah, perusahaan

memberikan insentif kepada karyawan agar dapat bekerja lebih

baik.Intensif dapat didasarkan atas waktu kerja, hasil yang di

produksi atau kombinasi diantara keduanya.

Ada beberapa cara pemberian intensif:

a. Intensif Satuan dengan Jam Minimum (Straight

Piecework with a Guaranted Hourly Minimum Plan)

yaitu karyawan di bayar atas dasar tariff per jam untuk

menghasilkan jumlah satuan keluaran (output) standart.

Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Rp57.500

Barang overhead Pabrik 12.000

Gaji dan Upah Rp70.000

Gaji dan Upah Rp70.000

Utang PPh Karyawan Rp10.500

Utang Gaji dan Upah 59.500

Utang Gaji dan Upah Rp59.500

Kas Rp59.500

Utang PPh Karyawan Rp10.500

Kas Rp10.500

64

Contoh 2

Jika menurut penyelidikan waktu(time

study),dibutuhkan waktu 5 menit untuk menghasilkan 1

satuan produk, maka jumlah keluaran standart per-jam

adalah 12 satuan. Jika upah pokok sebesar Rp600

perjam, maka tariff upah persatuan Rp50

(Rp600:12).karyawan yang tidak dapat menghasilkan

jumlah standart per jam, tetap di jamin mendapatkan

upah Rp600 per jam. Tetapi bila ia dapat menghasilkan

14 per satuan per jam (ada kelebihan 2 satuan dari

jumlah satuan standart per jam) maka upahnya dihitung

sebagai berikut:

b. Taylor differential piece rate planm

Cara pemberian intensif ini adalah semacam straight

piece rate plan yang menggunakan tariff tiap potong

untuk jumlah keluaran rendah perjam dan tariff tiap

potong yang lain untuk jumlah keluaran tinggi perjam.

Contoh 3

Karyawan dapat menerima upah Rp4.200 per hari

(untuk 7 jam kerja). Misalkan rata-rata seorang

karyawan dapat menghasilkan 12 satuan per

jam,sehingga upahnya persatuan Rp 50 upah perhari

dibagi dengan jumlah yang dihasilkan per hari Rp4.200

/(12x8). Dalam Taylor plan ini, misalnya ditetapkan tarif

upah Rp45 persatuan untuk karyawan yang

menghasilkan 14 satuan atau kurang per jam dan Rp65

per satuan untuk karyawan yang menghasilkan16 satuan

per jam, maka upah per jam karyawan dihitung sebagai

berikut: Rp65 x 16 =Rp1.040 per jam. Sedang bila

karyawan hanya menghasilkan 12 satuan per

jam,makaupah perjam di hitung sebagai berikut: Rp45 x

12 = Rp540.

Upah dasar per jam Rp600

Insentif: 2xRp50 (Rp600:12) 100

Upah yang diterima pekerja perjam Rp700

65

Premi lembur

Dalam perusahaan ,jika karyawan bekerja lebih dari 40

jam satu minggu, maka mereka berhak menerima uang

lembur dan premi lembur.misalnya dalam satu minggu

seorang karyawan bekerja selama 44 jam dengan tarif

upah (dalam jam kerja biasa maupun lembur) Rp50 per

jam. Premi lembur dihitung sebesar 50% dari upah.

Upah karyawan tersebut dihitung sebagai berikut:

Premi lembur dapat diperlakukan sebagai unsure biaya

overhead pabrik atau dikeluarkan sama sekali dengan

harga pokok produk dan dianggap sebagai biaya periode

(period expenses). Perlakuan yang terakhir ini hanya

dapat di benarkan jika lembur tersebut terjadi karena

ketidakefisienan atau pemborosan waktu kerja.

BIAYA-BIAYA YANG BERHUBUNGAN

DENGANTENAGAKERJA(LABOR RELATED

COST)

Setup time

Seringkalisebuah perusahaan memerlukan waktu dan

sejumlah biaya untuk memulai produksi. Biaya-biaya

yang dikeluarkan untuk memulai produksi disebut biaya

pemula produksi (set up cost).

Ada tiga cara perlakuan terhadap biaya pemula

produksi:

1. Dimasukkan kedalam kelompok biaya tenaga kerja

langsung. Bila biaya pemula produksi dapat

Jam biasa 40 x Rp600 = Rp24.000

Lembur 4xRp600 = 2.400

Premi lembur 4xRp300 = 1.200

Jumlah upah karyawan tersebut satu minggu= Rp27.600

66

diidentifikasikan pada pesanan tertentu ,maka biaya

ini seringkali dimasukkan dalam kelompok biaya

tenaga kerja langsung dan dibebankan langsung ke

rekening Barang Dalam Proses.

2. Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik.

Biaya pemula produksi dapat diperlakukan sebagai

unsure biaya overhead pabrik. Jurnal untuk mencari

biaya pemula produksi adalah sebagai berikut:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

Dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan.

Biaya pemula produksi dapat dibebankan kepada

pesanan tertentu, dalam kelompok biaya tersendiri,

yang terpisah dari biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Waktu Menganggur (idle time)

Dalam mengolah produk, seringkali terjadi hambatan-

hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan.Hal ini

menimbulkan waktu menganggur bagi karyawan.Biaya-biaya

yang dikeluarkan selama waktu menganggur ini diperlakukan

sebagai unsure biayaoverhead pabrik.

Misalkan seorang kary awan harus bekerja 40 jam per

minggu. Upahnya Rp600 per jam. Dari 40 jam kerja tersebut

misalnya 10 jam merupakan waktu menganggur, dan sisanya

digunakan untuk mengerjakan pesanan tertentu. Jurnal untuk

mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah:

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xx

Kas xx

Utang Dagang xx

Persediaan xx

Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp18.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya 6.000

Gaji dan Upah Rp24.000

67

Soal latihan

1. Jelaskan apa yang diamaksud dengan tenaga kerja dan

biaya tenaga kerja?

2. Sebutkan tahap-tahap akutansi biaya tenaga kerja?

3. Sebut dan jelaskan berbagai cara pemberian insentif

kepada karyawan?

68

BABVII

Penentuan Proses Biaya (Proses Cost)

Perusahaan yang membuat barang jadi yang bersifat homogen

,misalnya sabun ,korek api,semen,minyak kelapa dan

sebagainya,mempunyai sistem akuntansi biaya yang disebut

sistem proses.Dalam sistem ini daftar tiap pekerjaan tidak

diperlukan,karena barang akhir yang dihasilkan mempunyai

bentuk dan sifat yang sama,di dalam proses cost system biaya itu

dikumpulkan menurut tiga bagian (departemen),pusat ongkos

(cost center) atau proses.Ongkos perunit rata rata untuk 1 hari

,minggu atau tahun diperoleh dengan jalan membagi biaya per

departemen itu dengan jumlah unit (kg,liter dan sebagainya)

yang dihasilkan selama periode tertentu tersebut,metode proses

cost dipergunakan dimana produksi dibuat dalam jumlah besar

Dalam proses sistem produksi, hal terpenting yang harus

diperhatikan adalah,bahwa sebelum barang akhir dihasilkan tiap

produksi mungkin terdiri dari beberapa macam proses,.untuk itu

sistem akuntansi biayanya perlu mencerminkan biaya produksi

tiap proses sebelum proses terakhir.Misal dalam suatu pabrik

bahan kimia terdapat dalam 3 tahapan proses untuk

menghasilkan barang jadinya,yaitu proses pencampuran,proses

penyaringan dan proses penyelesaian.,tiap tahap memerlukan

perkiraan tersendiri dalam buku besar,karena pada umumnya

tempat proses untuk tiap tahap berlainan dan sering merupakan

bagian tersendiri.Berdasarkan misal tersebut diatas.Maka dari

itu” barang dalam proses” terdiri dari:

1. Barang dalam proses bagian pencampuran

2. Barang dalam proses bagian penyaringan dan

3. Barang dalam proses bagian Penyelesaian

Untuk keperluan tujuan akuntansi biaya (pengawasan biaya

dan lain lain)tiap tahap memerlukan data biaya produksinya

yang tepat.Biaya produksi tiap tahap berikutnya terdiri dari

biaya produksi tahap proses sebelumnya ditambah dengan biaya

proses tahap yang bersangkutan.

69

Dalam diagram arus biaya sistem proses ini adalah sebagai

berikut :

Tiap proses mempunyai komposisi biaya produksi

yang terdiri dari bahan ,upah langsung dan biaya tidak langsung

ditambah dengan biaya biaya proses sebelumnya.,kecuali biaya

proses pertama yang diperlukan untuk tahap proses tersebut.

Penentuan biaya produksi tiap proses per unit dapat dihitung

dengan membagi jumlah seluruh biaya produksi proses yang

bersangkutan dengan jumlah unit barang yang diproses.Dengan

demikian tidak perlu lagi untuk mengadakan poerhitungan

khusus sebagaimana yang terdapat dalam sistem job order untuk

tiap macam barang (pekerjaan).

Dalam proses cost system dikembangkan suatu prosedur

untuk :

1. Mengumpulkan biaya bahan ,upah dan factory overhead

menurut bagian bagian.

2. Menentukan ongkos perunit untuk tiap bagian

3. Biaya /onkos yang ditransfer (transfer cost) dari satu

bagian ke bagian lainnya

4. Menentukan biaya dari work in process (pekerjaan

belum selesai)

Dalam proses costing ,maka permintaan bahan

(material requisition) relatif jauh lebih kurang

dibandingkan dengan job order costing,karena

pembebanan dilakukan pada bagian( departemen ) dan

bukan pada job

Barang dalam proses 1 Barang dalam proses II Barang dalam proses III

1. Bahan 1. Bahan 1. Bahan

2. Upah 2. Upah 2. Upah

Langsung Langsung Langsung

3. Biaya tak 3. Biaya tak 3. Biaya tak

Langsung Langsung Langsung

70

Beberapa perusahaan industri ,macam dan kwantitas

bahan mungkin saja dapat di spesifir menurut formula

tertentu yang bersifat tehnis atau enginering

spesifications.

Apabila penggunaan bahan yang sama itu secara

kontinyu dilakukan ,maka penggunaan bahan perhari

/perminggu dapat diperoleh dari laporan penggunaan

barang itu.(consumtion report) dan bukan dari

permintaan barang sehari hari.

Adapun Journal entries untuk pembebanan bahan ialah :

Work in process – bahan dept.A. Rp 10.500- bahan – Rp

10.500

Atau dapat pula dilakukan sebagai berikut :

Bahan dalam proses - Dept A Rp 10.500-

Persediaan (stores) – Rp 10.500

Contoh soal:

Perusahaan “Selalu giat belajar” yang memerlukan proses

produksi di departemen A dan B, selama bulan juli 2001 telah

menyelesaikan barang sebanyak 5000 unit .Data ongkosnya

adalah : bahan Rp 10.000, upah langsung Rp 9000 dan FOH Rp

6000

Perhitungannya adalah sebagai berikut :

WIP – DEPT .A.

Total Cost Unit cost

Bahan ditempatkan

Dalam proses Rp 10.000 Rp 2 (Rp 10.000)

Upah langsung Rp 9000 1,80

5000

F.O.H Rp 6000 1,20

Jumlah biaya Rp 25.000 Rp 5

71

Apabila proses di dept A telah menyelesaikan 5.000 . unit

,maka kemudian jumlah tersebut ditransfer ke dept B.

Soal soal latihan

1.Jelaskan ciri ciri akuntansi biaya sistem proses?

2.Untuk menghasilkan barang yang bagaimana dipakai sistem “

job order” dan sistem proses?

3.Bagaiman prosedur akuntansi biaya sistem “job order”

mengenai bahan ,mengenai upah langsung dan biaya overhead?

4.Jelaskan ciri ciri akuntansi biaya berdasarkan sistem “job

order”?

5.Untuk penilaian persediaan bahan terdapat cara cara

FIFO,LIFO average dan NIFO .jelaskan bagaiman cara cara

tersebut.!

72

BAB 8

PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU

A. Unsur Biaya Yang Membentuk Harga Pokok Bahan

Baku Yang Dibeli

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian

menyeluruh produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam

perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian

lokal, impor, atau dari pengeolahan sendiri. Di dalam

memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya

mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku

saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian,

pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain. Timbul

masalah mengenai unsur biaya apa saja yang

diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang

dibeli.

a. Sistem Pembelian

Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan

bagian-bagian produksi, gudang, pembelian,

penerimaan barang, dan akuntansi. Dokumen

sumber dan dokumen pendukung yang dibuat dalam

transaksi pembelian lokal bahan baku adalah : surat

permintaan pembelian, surat order pembelian,

laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual.

Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari

prosedur permintaan pembelian, prosedur order

pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur

pencatatan penerimaan barang digudang, dan

prosedur pencatatan utang.

a) Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku,

jika persediaan bahan baku yang ada digudang

sudah mencapai jumlah tingkat minimum

pemesanan kembali, bagian gudang kemudian

membuat surat permintaan pembelian.

b) Prosedur Order Pembelian, bagian pembelian

melaksanakan pembelian atas dasar surat

permintaan pembelian dari bagian gudang.

73

Untuk pemilihan pemasok, bagian pembelian

mengirimkan surat permintaan penawaran harga

kepada para pemasok, yang berisi permintaan

informasi harga dan syarat-syarat pembelian

dari masing-masing pemasok tersebut.

c) Prosedur Penerimaan Bahan Baku, pemasok

mengirimkan bahan baku kepada perusahaan

sesuai dengan surat order pembelian yang

diterimanya. Bagian penerimaan yang bertugas

menerima barang, mencocokan kualitas,

kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan bakuyang

diterima pemasok dengan tembusan surat order

pembelian.

Prosedur Pencatatan Penerimaan Bahan Baku di Bagian

Gudang, bagian penerimaan menyerahkan bahan baku

yang diterima dari pemasok kepada bagian gudang.

Bagian gudang menyimpan bahan baku tersebut dan

mencatat jumlah Yang diterima dalam kartu gudang

pada kolom “masuk”. Kartu gudang ini digunakan oleh

bagian gudang untuk mencatat mutasi tiap-tiap jenis

barang gudang.Kartu gudang hanya berisi informasi

kuantitas tiap-tiap jenis barang yang disimpan digudang

dan tidak berisi informasi mengenai harganya.

d) Prosedur Pencatatan Utang yang Timbul dari Pembelian

Bahan Baku, bagian pembelian menerima faktur

pembelian dari pemasok. Bagian pembelian

memberikan tanda tangan di atas faktur pembelian,

sebagai tanda persetujuan bahwa faktur dapat dibayar

karena pemasok telah memenuhi syarat-syarat

pembelian yang ditentukan oleh perusahaan. Faktur

pembelian yang ditandatangani oleh bagian pembelian

tersebut diserahkan kepada bagian akuntansi.

e) Biaya yang Diperhitugkan Dalam Harga Pokok Bahan

Baku yang Dibeli, menurut prinsip akuntansi yang lazim

semua biaya yang terjadiuntuk memperoleh bahan

bakudan untuk menetapkannya dalam keadaan siap

untuk diolah, merupakan unsure harga pokok bahan

74

baku yang dibeli. Oleh karena itu, harga pokok bahan

baku tidak hanya berupa harga yang tercantum dalam

faktur pembelian saja. Harga pokok bahan baku terdiri

dari harga beli ditambah dengan biaya-biaya pembelian

dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan

bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.

Apabila didalam pembelian bahan baku, pemasok

memberikan potongan tunai, maka potongan tunai ini

diperlukan sebagai pengurangan terhadap harga pokok

bahan baku yang dibeli.

Seringkali didalam pembelian bahan baku, perusahaan

membayar biaya angkutan untuk berbagai macam bahan

baku yang dibeli. Hal ini menimbulkan masalah

mengenai pengalokasian biaya angkutan tersebut kepada

masing-masing jenis bahan baku yang diangkut.

Perlakuan terhadap biaya angkutan ini dapat dibedakan

sebagai berikut :

1. Biaya angkutan diperlukan sebagai tambahan harga

pokok bahan baku yang dibeli.

2. Biaya angkutan tidak diperlukan sebagai tambahan

harga pokok bahan baku yang dibeli, namun

diperlukan sebagai unsure biaya overhead pabrik.

f) Biaya Angkutan Diperlukan Sebagai Tambahan Harga

Pokok Bahan Baku yang Dibeli, apabila biaya angkutan

diperlukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku

yang dibeli, maka alokasi biaya angkutan kepada

masing-masing jenis bahan baku yang dibeli dapat

didasarkan pada :

1. Perbandingan Kuantitas Tiap Jenis Bahan Baku

yang Dibeli

Contoh :

Perusahaan membeli 3 macam bahan baku dengan

jumlah harga dalam faktur sebesar Rp 500.000.

Biaya angkutan yang dibayar untuk ketiga macam

bahan baku tersebut adalah sebesar Rp 300.000.

kuantitas masing-masing jenis bahan baku yang

75

tercantum dalam faktur adalah bahan baku A = 400

kg, bahan baku B = 350 kg, bahan baku C = 50 kg.

2. Perbandingan Harga Faktur Tiap Jenis Bahan Baku

yang Dibeli

Contoh :

Perusahaan membeli 4 macam bahan baku dengan

harga faktur tiap-tiap jenis bahan sebagai berikut :

bahan baku A Rp 100.000, bahan baku B Rp

150.000, bahan baku C Rp 225.000, dan bahan baku

D Rp 125.000. biaya angkutan yang dikeluarkan

untuk keempat jenis bahan baku tersebut adalah

sebesar Rp 48.000. jika biaya angkutan tersebut

dibagika atas dasar perbandingan harga faktur tiap-

tiap jenis bahan baku tersebut, harga pokok tiap

jenis bahan baku akan dibebani dengan tambahan

biaya angkutan sebesar Rp 0,8 (yaitu Rp 48.000 :

Rp 600.000).

3. Biaya Angkutan Diperhitungkan Dalam Harga

Pokok bahan Baku yang Dibeli Berdasarkan Tarif

yang Ditentukan Dimuka

Contoh :

a. Pembebanan biaya angkutan kepada bahan baku

yang dibeli atas dasar tariff yang ditentukan di

muka adalah sebagai berikut

b. Pencatatan biaya angkutan sesungguhnya

dikeluarkan adalah sebagai berikut

c. Apabila akhir periode akuntansi dalam rekening

biaya angkutan terdapat selisih biaya angkutan

yang dibebankan atas dasar tariff dengan biaya

angkutan yang sesungguhnya terjadi, yang

jumlah nya material, maka selisih tersebut

Persediaan bahan baku xx

(tarif biaya angkutan x dasar pembebanan) xx

Biaya angkutan xx

Kas xx

76

dibagikan ke rekening persediaan bahan baku,

persediaan barang dalam proses, persediaan

produk jadi, dan harga pokok penjualan dengan

jurnal sebagai berikut :

Persediaan bahan baku xx

Persediaan barang dalam proses xx

Persediaan produk jadi xx

Harga pokok penjualan xx

Biaya angkutan xx

g) Biaya Angkutan Tidak Diperhitungkan Sebagai

Tambahan Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli,

Tetapi Diperlukan Sebagai Unsur Biaya Overhead

Pabrik

Dengan cara ini, biaya angkutan tidak diperhitungkan

sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli,

namun diperlakukan sebagai unsur biaya overhead

pabrik. Pada awal tahun anggaran, jumlah biaya

angkutan yang akan dikeluarkan selama satu tahun

ditaksir. Jumlah taksiran biaya angkutan ini

diperhitungkan sebagai unsur biaya overhead pabrik

dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik. Biaya

angkutan sebenarnya dikeluarkan kemudian dicatat

dalam sebelah debit rekening biaya overhead pabrik

sesungguhnya.

h) Biaya Unit Organisasi yang Terkait Dalam Perolehan

Bahan Baku

Jika biaya pembelian dibebankan kepada bahan baku

yang dibeli atas dasar tarif, maka perhitungan tarif biaya

pembelian dilakukan sebagai berikut :

1. Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam

transaksi pembelian bahan baku tersebut

diperkirakan selama satu tahun anggaran

2. Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian

tersebut dan ditaksir berapa jumlahnya dalam tahun

anggaran

77

3. Ditentukan tarif pembebanan biaya tiap-tiap bagian

tersebut dengan cara membagi biaya tiap bagian

dengan dasar pembebanan.

i) Unsur Biaya yang Diperhitungkan Dalam Harga Pokok

Bahan Baku yang Diimpor

Apabila bahan baku impor, unsur harga pokoknya akan

berbeda dengan apabila bahan baku tersebut dibeli dari

dalam negeri. Dalam perdagangan luar negeri, harga

barang yang disetujui bersama antara pembeli dan

penjual akan mempengaruhi biaya-biaya yang menjadi

tanggungan pembeli.

B. PENENTUAN HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG

DIPAKAI DALAM PRODUKSI

Untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam

metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai

dalam produksi diantaranya adalah :

a) Metode indentifikasi khusus

b) Metode masuk pertama keluar pertama

c) Metode masuk terakhir keluar pertama

d) Metode rata-rata bergerak

e) Metode biaya standart

f) Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir

bulan

a. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Bahan Baku

Bagian gudang menyiapkan bahan baku sesuai dengan

yang tercantum

Dalam bukti permintaan barang, dan menyerahkannya

kepada bagian produksi yang membutuhkannya. Bagian

gudang mengisi jumlah bahan baku yang diserahkan

kepada kolom “diserahkan” dalam bukti permintaan

barang, dan setelah diotorisasi oleh kepala bagian

gudang, bukti permintaan barang tersebut dikirimkan ke

bagian akuntansi.

b. Metode pencatatan biaya bahan baku

78

Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku

yang dipakai dalam produksi : metode mutasi persediaan

dan metode persediaan fisik. Dalam metode mutasi

persediaan, setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu

persediaan. Metode persediaan fisik adalah cocok

digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam

perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan

dengan metode harga pokok proses. Metode mutasi

persediaan adalah cocok digunakan dalam perusahaan

yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan

metode harga pokok pesanan.

c. Metode identifikasi khusus

Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang ada

digudang harus diberi tanda pada harga pokok persatuan

berapa bahan baku tersebut dibeli.

d. Metode masuk pertama, keluar pertama

Metode masuk pertama, keluar pertama menentukan

biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok

persatuan bahan baku yang pertama masuk dalam

gudang, digunakan untuk menentukan harga pokok

bahan baku yang pertama kali dipakai.

e. Metode masuk terakhir, keluar pertama

Menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai

dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok

persatuan bahan baku yang terakhir masuk dalam

persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga

pokok bahan baku yang pertama kai dipakai dalam

produksi.

f. Metode rata-rata bergerak

Persediaan bahan baku yang ada digudang dihitung

harga pokok rata-ratanya, dengan cara membagi total

harga pokok dengan jumlah satuannya. Metode ini

disebut pula dengan metode rata-rata tertimbang, karena

dalam menghitung rata-rata harga pokok persediaan

bahan baku, metode ini menggunakan kuantitas bahan

baku sebagai angka penimbangnya.

79

C. MASALAH-MASALAH KHUSUS YANG

BERHUBUNGAN DENGAN BAHAN BAKU

a. Sisa Bahan

jika didalam proses produksi terdapat sisa bahan,

masalah yang timbul adalah bagaimana memperlakukan

hasil penjualan sisa bahan tersebut. Hasil penjualan sisa

bahan dapat diperlakukan sebagai :

1. Pengurangan biaya bahan baku yang dipakai dalam

pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut

2. Pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang

sesungguhnya terjadi

3. Penghasilan diluar usaha

(a) Pencatatan sisa bahan

1. Bagian Akuntansi Persediaan menyelenggarakan

catatan mutasi persediaan sisa bahan dalam kartu

persediaan. Pada saat sisa bahan ditransfer dari

bagian produksi ke bagian gudang, bagian akuntansi

persediaan menerima laporan jumlah sisa bahan dari

bagian gudang.

2. Bagian akuntansi persediaan tidak hanya

menyelenggarakan pencatatan mutasi persediaan sisa

bahan dalam kuantitasnya saja.

b. Produk Rusak

produk yang tidak memenuhi standart mutu yang telah

ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki

menjadi produk yang baik.

Soal latihan

1. jelaskan sisa bahan dan perlakuan akuntansi terhadap

hasil penjuan sisa bahan

2. jelaskan produk rusak dan perlakuan akutansi

terhadap kerugian yang timbul dari adanya produk

rusak tersebut

3. jelaskan produk cacat dan perlakuan akutansi

terhadap biaya pengerjaan kembali produk cacat

tersebut

80

4. masalah akutansi yang timbul dari adanya sisa bahan

adalah bagaimana memberlakukan kerugian akibat

adanya sisa bahan tersebut.setujukah anda dengan

pernyataan tersebut ? jelaskan jawaban anda.

5. masalah akutansi yang timbul dari adanya produk

cacat adalah bagaimana memperlakukan hasil produk

cacat tersebut.Setujukah Anda dengan pernyataan

teersebut ? jelaskan jawaban anda.

81

BAB IX

PENGENDALIAN DAN AKUTANSI BIAYA TENAGA

KERJA

(Mat-Usry,Akuntansi biaya perencanaan dan

pengendalian,jilid I edisi ke 8,erlangga.1994)

Biaya buruh merupakan sumbangan tenaga manusia

pada produksi dan merupakan faktor biya penting yang perlu

diukur, dikendalikan dan di analisis secara terus – menerus.

Biaya buruh terdiri dari gaji pokok, dan tunjangan – tunjangan.

Gaji pokok untuk suatu pekerjaan yang dilaksanakan disebut

tarif dasar atau tarif pekerjaan ( base rate or job rate).Tarif dasar

harus ditetapkan untuk setiap operasi dalam suatu pabrik atau

kantor dan dikelompokkan menurut tingkatan operasi. Tarif

upah atau struktur gaji yang adil memerlukan analisis, uraian,

dan evaluasi atas setiap pekerjaan dalam pabrik atau kantor.

Tunjangan – tumjangan merupakan unsure yang penting

dari biaya buruh. Tunjangan – tunjangan seperti bagian pajak

FICA untuk majikan, pajak pengangguran, tunjangan hari raya,

tunjangan cuti, upah lembur, dana pensiunan, dan tunjangan

kenaikan harga harus ditambahkan pada tarif dasar untuk

memperoleh biaya buruh yang bulat.

PRODUKTIVITAS DAN BIYA BURUH ( Productivity and

Labor Costs)

Semua pembayaran upah secara langsung atau tidak

langsung didasarkan atasdan dibatasi oleh produktivitas dan

keahlian para pekerja. Oleh karena itu, motivasi, pengendalian

dan akutansi yang tepat untuk faktor biaya tenaga manusia ini

merupakan salah satu masalah yang sangat penting dalam

manajemen sebuah perusahaan.

Produktivitas biasa didefisinikan sebagai ukuran prestasi

produksi dengan menggunakan usaha manisian sebagai ukuran

prestasi produksi dengan menggunakan usaha manusia sebagai

tolak ukur.

Tujuan pengukuran produktivitas adalah untuk

menyajikan kepada manajemen suatu indeks yang singkat dan

82

tepat untuk membandingkan hasil – hasil yang nyata dengan

standar prestasi.

Untuk menetapkan suatu standar prestasi buruh tidaklah

mudah, karena sering disertai pertentangan yang serius antara

serikat buruh dan manajemen. Kecepatan ( pace ) seiring pekerja

yang bekerja diamati lalu dicatat dan disebut sebagai tingkatan

(rating) atau tingkatan prestasi (performance rating).

RENCANA UPAH INTENSIF (Incentive Wage Plans)

Dalam perusahaan industri modern denagn produksi

missal dan banyak karyawan, upah tenega kerja dihitung

berdasarkan kontrak buruh yang dirundingkan, telaah

produktivitas, evaluasi pekerja, pembagian laba, perencanaan

upah intensif, dan upah tahunan yang terjamin.Karena semua

upah dibayar untuk pekerjaan yang telah dilaksanakan, maka

sebenarnya unsur intensif ada di dalam semua perencanaan gaji.

Pembentukan dan pengoperasian rencana upah intensif

tidak hanya menutut usaha terpadu dari departemen personalia,

serikat buruh, teknisi pabrik, dan para akuntantetapi juga

kebijaksanaan dan ketersedian setiap pekerja. Agar upah intensif

dapat berhasil harus :

1. Ditetapkan dimana seorang pekerja dapat memperbesar

output

2. Memberikan balas jasa yang lebih besar untuk output

diatas standart

3. Menetapkan standart – standart yang adil sehingga

upaya ekstra akan menghasilkan bonus

4. Memberikan bayaran langsung setiap hari pembayaran

Tujuan dari Rencana Upah Intensif

Tujuan utama dari rencana upah intensif adalah untuk

mendorong pekerja manghasilkan lebih banyak, memperoleh

upah yang lebih tinggi, dan sekaligus mengurangi biaya – biaya

per unit. Rencana ini berusaha untuk menjamin adanya output

yang lebih besar, memperkokoh pengendalian atas biaya buruh

dengan menetapkan biaya – biaya per unit yang lebih seragam

83

dan merubah dasar penggajian dari jam kerja yang dipakai

menjadi pekerjaan yang diselesaikan.

Sebagai ilustrasi, anggaplah bahwa suatu operasi pabrik

dilaksanakan dalam suatu bangunan yang disewa seharga $

2,400 per bulan ($ 80 per hari atau $10 per jam) dan bahwa

penyusutan, asuransi, dan pajak kekayaan berjumlah $64 per

hari atau $8 per jam.Selanjutnya, asumsikan bahwa 10 pekerja

untuk 8 jam per hari dibayar $6 per jam dan setiap pekerja

menghasilkan 40 unit produk per hari (tingkat produksi masing –

masing adalah 5 unit per jam). Para pekerja dan manajemen

sepakat bahwa tarif per jam sebesar $6,60 akan dibayarkan jika

seorang pekerja jika seorang pekerja menghasilkan 48 unit per

hari, artinya meningkatkan output per jam dari 5 menjadi 6 unit.

JENIS – JENIS RENCANA UPAH INSENTIF

Dalam prakteknya, perbedaan antara upah waktu dan upah

output tidak jelas dan tegas. Rencana insentif biasanya

melibatkan tarif upah yang didasarkan pada berbagai ,industri

dan ahli efisiensi yang pertama menemukan rencana atau

metode tersebut, misalnya Metode tarif Unit Diferensial Taylor,

(Taylor differensial piece rate plan ), Rencana premi Halsey,

Sistem angka Bedaux, Rencana tugas dan bonus ganti dan

metode Bonus efisiensi Emerson.

Metode-metode insentif :

1. Metode Unit Kerja Langsung ( Straight Piecework

Plan )

Adalah metode upah insentif yang paling sederhana,

yang membayar upah tambahan diatas tarif dasar

untuk produksi diatas angka standar .

2. Metode Bonus 100% ( 100 percent bonus plan )

Adalah merupakan variasi dari metode unit kerja

langsung yang cara penghitungannya standarnya

bukanlah dinyatakan dalam satuan uang , tetapi dalam

waktu per unit output.

84

3. Metode Bonus Kelompok Borongan (Group bonus

Plan )

Adalah pemberian upah yang didasarkan pada prestasi

pimpinan produksi .Operasi dipabrik kerapkali

memerlukan karyawan yang bekerja secara kelompok

atau beregu.

STANDAR WAKTU MELALUI KURVA

BELAJAR

( Time Standards Via Learning Curve Theory )

Rencana upah insentif mengasumsikan bahwa bonus

uang yang menggairahkan kaum pekerja untuk

mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

Sebaliknya setiap peningkatan output akan

menghasilkan turunnya biaya konversi per unit.

Rencana upah insentif yang diterapkan dewasa ini tetap

menggunakan standar waktu yang tetap sebagai dasar

untuk pemberian imbalan dan prestasi perorangan

melalui pembayaran bonus.

Dengan adanya kurva belajar, standar waktu yang

digunakan untuk menentukan penghasilan para pekerja

sekarang berubah menjadi standard waktu variable.,

sebagai penggati standar waktu yang bersifat tetap.

Dengan demikian standar waktu variable itu secara adil

memenuhi kebutuhan akan system upah insentif.

Fenomena penyempurnaan, seperti juga model

matematis, kurva belajar memberikan pemahaman

mengenai kemapuan manusia yang langsung

menyangkut kemampuan pekerja untuk melaksanakan

tugasnya dan waktu yang diperlukan untuk mempelajari

ketrampilan baru. Suatu kurva belajar yang sebenarnya

dapat menunjukkan penyimpangan kecil, namun hal ini

85

akhirnya akan mengikuti cirri-ciri khas alami yang

mendasarinkegiatan kelompok atau perorangan.

Segera setelah para pekerja selesai menempuh tahap

belajar dan memproduksi jumlah unit yang diharapkan (yakni

mencapai ketrampilan standar ). Merekan akan menerima

pembayaran bonus bila pekerjaannya selesai kurang dari waktu

yang ditenrukan, atau melampaui standar.

Badan pengadan pemerintah telah menggunakan kurva

belajar sebagai alat untuk melakukan evaluasi biaya dalam

merundingkan harga kontrak, Apabila ada pengajuan

penawaran untuk suatu kontrak, biasanya dilakukan penaksiran

biaya buruh per unit. Kurva beajar memungkinkan penentuan

berbegai biaya untuk berbagai tahap produksi. Dengan kemajuan

produksi, biaya upah per unit rata-rata kumulatif akan menurun,

ORGANISASI UNTUK AKUNTANSI DAN

PENGENDALIAN BIAYA BURUH

Secara terperinci prosedur penetapan biaya buruh mencakup :

1. Riwayat kerja setiap karyawan meliputi ; tanggal diterima,

tarif upah, tugas pertama,

Promosi, keterlambatan masuk kerja, penyakit dan libur.

2. Informasi yang memadai sesuai dengan kontrak serikat buruh,

jaminan social, peraturan upah dan jam kerja, pemotongan

pajak penghasilan, serta persyaratan lain dari pemerintah

federal, Negara bagian dan local.

3. Penetapan standar waktu dan biaya untuk tujuan mengadakan

perbandingan.

4. Produktivitas berkaitan dengan jenis pembayaran upah

dengan menciptakan system balas jasa yang paling cocok

untuk setiap jenis pekerjaan.

5. Jumlah jam kerja, tarif upah, dan jumlah penghasilan bagi

masing-masing pekerja pada setiap periode pembayaran

upah.

6. Perhitungan potongan dari upah kotor bagi tiap karyawan.

7. Output atau prestasi kerja bagi tiap karyawan.

8. Jumlah biaya dan jam kerja buruh lansung yang harus

dibebankan pada setiap pekerjaan, tumpukan, proses atau

86

departemen, dan jumlah biaya buruh tak langsung. Informasi

biaya atau jam kerja buruh langsung itu dapat dipakai sebagai

dasar untuk membebankan biaya overhead pabrik.

9. Total biaya buruh dalamsetiap departemen untuk setiap

periode pembayaran upah.

10.Penyusunan perincian penghasilan dan potongan secara

kumulatif bagi setiap karyawan.

Prinsip, prosedur dan tujuan akuntasi dalam penetapan biaya

buruh secara relative cukup mudah, walaupun mungkin

mengalami banyak kesulitan dalam penerapannya dengan

jumlah pekerja yang besar, atau bila para pekerja berganti jenis

pekerjaannya pada berbagai kondisi pabrik.Pada dasarnya

diselenggarakan dua perangkat catatan yang terperinci, satu

untuk keperluan akuntasi keuangan dan akuntansi biaya.

Departemen Personalia

Fungsi utama dari departemen personalia adalah

menyediakan angkatan kerja yang efisien.Dan juga

menangani sumberdaya – sumberdaya manusia dalam

organisasi perusahaan, mencakup prosedur penerimaan

pegawai baru, program pendidikan/ pelatihan, penyusunan

uraian tugas, evaluasi kerja dan telaah waktu dan gerak.

Secara umum, departemen ini bertanggung jawab untuk

menjamin agar seluruh organisasi perusahaan mengikuti

kebijaksanaan kepegawaian yang baik.

Departemen Perencanaan Produksi

Departemen perencanaan produksi bertanggung jawab

untuk menyusun jadwal kerja, penyerahan pesanan kerja,

kepada masing – masing departemen produksi dan

pengaturan pekerjaan dalam pabrik. Penyerahan pesanan

kerja umumnya disertai dengan surat operasi yang harus

dilaksanakan untuk produk bersangkutan.

Departemen Pencatatan Waktu ( Time Keeping

Departement )

Menjamin tersedianya catatan yang akurat mengenai

waktu kerja yang dibeli dari setiap pegawai merupakan

87

langkah awal dalam penetapan biaya buruh.Untuk maksud

perlu disediakan :

1. Kartu Hadir, ( Clock Card ), sebagai bukti tentang

kehadiran karyawan di pabrik, mulai dari masuk hingga

meninggalkan pabrik.

Didalam kartu hadir menyediakan tempat untuk mengisi

nama dan nomor karyawan dan biasanya mencakup

suatu periode pembayaran upah.

2. Kartu Jam Kerja. ( Kartu Jam Kerja) untuk mencatat

informasi tentang jenis pekerjaan yang

dilaksanakan.Dalam akutansi untuk buruh, kartu hadir

merupakan bukti bahwa jam kerja itu telah dibeli dan ini

dapat dipersamakan dengan laporan penerimaan barang.

Kedua kartu tersebut, dikumpulkan oleh departemen

pencatatan waktu.Kemudian kartu tersebut diproses oleh

petugas pencatat waktu dan kemudian diproses sebagai

langkah pertama menuju pembayaran upah.

Departemen Pembayaran Upah ( payroll Departement )

Data mengenai pembayaran upah diproses dalam dua

langkah : (1) menghitung dan menyiapkan daftar, (2)

membagikan pembebanan upah kepada masing – masing

pekerjaan, proses departemen. Langkah – langkah ini dapat

dilaksanakan oleh sebuah departemen upah, tergantung pada

besarnya dan kompleksitas perusahaan yang bersangkutan.

Perhitungan dan Pembuatan Daftar Upah (Payroll

Camputation and Preparation)

Daftar upah suatu perusahaan dapat disusun berdasarkan

kartu hadir.Perhitungan upah yang telah selesai dapat dicatat

pada suatu buku harian pembayaran upah, catatan atau

laporan pembayaran upah atau lembaran pembayaran upah.

Distribusi Beban Upah ( Payroll Disbiaya tribution )

Setiap kartu jam kerja atau laporan kerja harian

menunjukkan cara penggunaan waktu yang dibeli dari

masing – masing pekerja pabrik. Kartu – kartu untuk setiap

pekerja itu harus cocok dengan jumlah penghasilan pekerja

itu selama seminggu. Kartu jam kerja disortir menurut

pekerjaan departemen dan jenis upah buruh tak langsung,

88

agar dapat dilakukan distribusi beban upah ke perkiraan

barang dalam proses, dan pada kartu analisis biaya

departemen , yang dikendalikan oleh perkiraan pengendali

overhead pabrik. Distribusi beban upah tersebut dapat

dipercepat dengan memakai metode otomatis.

Departemen biaya

Departemen biaya mencatat biaya buruh langsung pada

kartu biaya produksi atau pada laporan produksi, sedang

biaya buruh tak langsung dicatat pada kartu analisis biaya

departemen yang bersangkutan. Dalam beberapa pabrik

kegiatan akuntansi biaya disentralisasikan

LAPORAN PRESTASI KERJA ( Labor Performance

reports ) Semua rencana produksi, standar prestasi kerja dan anggaran

upah buruh merupakan rencana dan harapan, tetapi

pengendalian yang efektif dan efisiensi dan biaya buruh

tergantung pada laporan prestasi kerja yang berarti dan tepat

waktunya.Laporan prestasi kerja dirancang untuk

membendingkan anggaran dan standar dengan hasil yang

dicapai.Laporan biaya buruh langsung departemen, laporan

biaya buruh seluruh pabrik yang dikeluarkan tiap minggu

atau tiap bulan, laporan harian prestasi kerja buruh dan

laporan harian tentang waktu menganggur.

89

BAB X

PENGENDALIAN DAN KALKULASI

BIAYA BAHAN

(Mat-Usry,Akuntansi biaya perencanaan dan

pengendalian,jilid I edisi ke 8,erlangga.1994)

Penelolahan bahan secara efisin sangat penting untuk

memberikan pelayanan yang terbaik, kepada para langganan,

berproduksi dengan efisien semaksimal mungkin, dan mengatur

jumlah persedian pada tingkat-tingkat yang telah ditentukan agar

dan yang tertanam dalam persediaan stabil. Pengembangan

suatu sistem yang terpadu dan terkoordinasi merupakan faktor

keberhasilan manajemen bahan baku. Manajemen bahan baku

diantaranya adalah ramalan penjualan, pembelian, penerimaan,

penyimpanan di gudang, produksi, pengapalan, dan penjualan

yang sebenarnya. Kalkulasi biaya bahan menimbulkan beberapa

masalah.Dalam akuntansi biaya, masalah pokoknya adalah

penentuan biaya dari berbagai biaya yang digunakan dalam

produksi dan pembebanan yang tepat pada harga pokok

penjualan.

PROSEDUR PEROLEHAN DAN PENGGUNAAN BAHAN

Siklus perolehan dan pemakaiana bahan biasanya

meliputi langkah-langkah berikut :

1 Rekayasa (engineering), perencanaan (planning), dan

routing menentukan rancangan produk, spesifikasi

bahan, dan berbagai persyaratan pada setiap tahap

operasi.

2 Anggaran produksi, memberikan rencana induk.

Kemudian dari rencana induk inilah dikembangkan

perincian kebutuhan akan bahan-bahan.

3 Surat permintaan pembelian, memberi informasi kepda

bagian pembelian mengenai jumlah dan jenis bahan-

bahan yang dibutuhkan.

4 Pesan pembelian, merupakan kontarak berkenaan

dengan jumlah dan tanggal penyerahan bahan yang

diperlukan.

90

5 Laporan penerimaan, menerangkan jumlah yang

diterima dan bisa juga melaporkan hasil penelitian dan

pengujian atas mutu bahan.

6 Surat permintaan bahan, memberitahukan bagian

gudang agar menyerahkan sejumlah bahan tertentu

kepada departemen tertentu dan waktu tertentu.

7 Kartu buku besar bahan, mencatat penerimaan dan

pengeluaran setiap jenis bahan dan menyelenggarakan

pencatatan persediaan secara tetap (perpetual).

Biaya untuk Memperoleh Bahan

Prinsip yang menjadi pedoman dalam akuntansi biaya

bahan ialah bahwa semua biaya yang terjadi akibat penggunaan

suatu unit bahan dalam proses produksi harus dimasukkan dalam

perhitungan. Bahan-bahan yang diperoleh biasanya dinilai

menurut harga faktur yang dibayar kepada penjual, sedangkan

biaya-biaya yang tidak jelas akibat dari biya perolehan bahan,

akan dimasukkan dalam biaya overhead pabrik.

Potongan Pembelian. Penanganan potongan pembelian

merupakan suatu masalah dalam akuntansi biaya bahan.Biaya

pengangkutan, pembebanan biaya-biaya perolehan.

METODE KALKULASI BIAYA BAHAN

Tujuan akhir dari akuntansi biaya ialah untuk

menghasilkan angkah yang tepat dan berarti bagi penetapan

harga pokok penjualan.Angka-angka ini bertujuan untuk

pengendalian dan analisis.Setelah semua biaya perolehan bahan

dikalkulasi dan dicatat dalam kolom diterima pada kartu bahan,

langkah selanjutnya adalah menghitung biaya bahan yang

dikirim dari gudang ke pabrik sebagai bahan langsung atau tak

langsung. Metode-metode yang lebih umum digunaka untuk

menetapkan biaya bahan yang dikeluarkan dari persediaan

adalah :

1 Masuk pertama, keluar pertama (first in first out, FIFO).

Metode FIFO mengikuti prinsip bahwa bahan yang

digunakan memikul biaya yang sesungguhnya dikeluarkan

untuk bahan tersebut. Metode ini beranggapan bahwa bahan

91

dikeluarkan mulai dari stok yang paling lama dan bahwa

biaya unit-unit tersebut ketika dimasukkan dalam stok

digudang sama dengan biaya ketika dikeluarkan.

Keuntungan-keuntungan metode FIFO adalah :

a. Bahan-bahan yang digunakan dikeluarkan dari

catatan-catatan biaya secara logis dan sistematis.

b. Pergerakan bahan-bahan yang berkesinambungan,

teratur dan berurutan menciptakan kondisi yang

perlu untuk dan konsisten dengan pengendalian

bahan secara efisien, khususnya untuk bahan-bahan

yang mudah susut, busuk dan berubah mutu serta

bentuknya.

2 Metode biaya rata-rata. Pengeluaran bahan dengan metode

biaya rata-rata memakai asumsi bahwa setiap kelompok

bahan yang diambil dari gudang terdiri dari jumlah yang

seragam dari setiap pengiriman bahan yang ada dalam stok

pada tanggal yang dikeluarkan. Penetapan biaya rata-rata

dapat digunakan sekalipun pengambilan bahan dapat

diidentifikasikan secara fisik. Jika bahan-bahan tediri dari

banyak jenis dengan biaya per unit yang rendah dan

terutama sekali jika harga-harga sering berubah. Kentungan

penetapan biaya rata-rata menguntungkan karena :

a. Merupakan metode penetapan biaya yang realistis

yang beranfaat bagi manajemen dalam

menganalisis hasil usaha dan menaksir produksi

untuk waktu yang akan datang.

b. Mengurangi pengaruh gejolak harga bahan yang

terlalu tinggi atau terlalu rendah, dengan demikian

penakiran biaya untuk pekerjaan dimasa mendatang

akan lebih stabil.

c. Merupakan sistem persediaan perpetual yang

prakris dan lebih murah.

Penetapan biaya metode rata-rata membagi biaya total dari

semua bahan dari golongan tertentu dengan jumlah unit

yang ada untuk memperoleh harga rata-rata.

3 Metode Last in, First out LIFO. Penetapan biya bahan yang

dikeluarkan dengan metode LIFO didasarkan pada

92

pemikiran bahwa setiap unit yang dikeluarkan menimbulkan

biaya sebesar harga beli terakhir. Metode ini menganggap

bahwa harga beli terakhir (harga yang paling mendekati

untuk mengganti unit-unit yang digunakan) paling tepat

dalam mempertemukan biaya dengan pendapatan dalam

prosedur penentuan rugi-laba. Kelebihan metode LIFO

diantaranya ialah :

a. Harga bahan yang digunakan dihitung secara

sistematis dan reslisis dapat dinyatakan bahwa

biaya-biaya perolehan saat ini merupakan harga

yang dibayar untuk memenuhi kebutuhan produksi

dan penjualan sekarang.

b. Keuntungan dan kerugian persediaan yang tidak

direalisir dapat diperkecil, dan laba-laba operasi

yang dila[orkan akan stabil dalam industri yang

sering mengalami fluktuasi harga yang tajam.

c. Pada saat inflasi, harga pembeliaan terakhir

dibebankan pada operasi dalam periode kenaikan

harga.

4 Metode lain untuk menetapkan biaya bahan diantaranya

adalah :

a. Harga pasar pada tanggal pengeluaran atau harga

pembelian terakhir. Bahan-bahan yang mempunyai

standar yang tepat dan diperdaganglkan dengan cara

pertukaran komoditi seperti kapas, gandum,

tembaga atau minyak tanah, kadang-kadang biaya

penggunaanya dalam produksi dihitung menurut

harga tercatat pada tanggal pengeluaranya. Prosedur

ini mengganti biaya historis atas biaya pemakaian

dengan biaya pengganti dan mempunyai

keunggulan dalam membebankan bahan kepada

produksi menurut biaya saat kini atau biaya yang

berarti. Metode ini digunakan untu jenis bahan yang

jumlahnya sedikit dan murah.

b. Biaya standar. Metode ini membebankan bahan-

bahan yang dikeluarkan menurut biaya yang telah

ditentukann sebelumnya atau ditaksir yang

93

mencerminkan biaya yang diharapkan pada masa

mendatang. Penerimaan dan pengeluaran bahan-

bahan dicatat pada kartu-kartu bahan.

DAFTAR PUSTAKA

- Ahyari, Agus , 1987, Manajemen Produksi I ( Mana

4336 ),Universitas Terbuka

- Assauri , Sofyan, Manajemen Produksi

- Carter William, akuntansi biaya buku satu edis 4,

salemba empat jakarta 2000.

- Drs. R.A. Supriyono, SU, Akt. Akuntansi Biaya. Buku

1. Edisi 2. 1999. BPFE. Yogyakarta.

- Handoko, T Hani, 1991, Dasar - dasar Manajemen

Produksi

- http://muttaqinhasyim.wordpress.com

- http://okasatria.blogspot.com/2008/01/manajemen-

produksi.html

- Mulyadi, akuntansi biaya edisi 5 UPP STIM YUPN

Yogyakarta 2007.

- Mulyadi, 2000, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima,

Yogyakarta Aditiya Media.

- M.Sc.Akuntan, Mulyadi, Drs. 1999. Akuntansi Biaya.

Edisi 5. Yogyakarta : Aditya Media.

- Operasi, Edisi 1, BPFE Yogyakarta

- Operasi, LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

- Pokok, Jilid Satu, Edisi Ketiga, Yogyakarta, BPFE.

- Soemarno S.R. 2002, Akuntansi; Suatu Pengantar,

Edisi Kelima, Jakarta, Salemba Empat

- Supriyono R.A., 1999 Akuntansi Biaya; Pengumpulan

Biaya dan Penentuan Harga - William K. Carter. Akuntansi Biaya (Cost Accounting).

2009. Salemba Empat. Jogjakarta. Jakarta. (Buku 1

Edisi 14)

- Supriyono, akuntansi biaya buku 1 edisi 2, BPFE

Yogyakarta 1985.

94

- Usri Carter, akuntansi biaya edisi 13, salemba empat,

jakarta 2004.

- Usry matt, Akuntansi biaya jilid 2 edisi 8, Gelora aksara

pratama jakarta 1986.