Upload
sitiliayuliana
View
138
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
“Sistem Pendidikan dimata Pragmatisme”
Disusun Oleh :
Siti Lia Yuliana
NIM : 2227132012
Pgsd 3 D
-Filsafat Pendidikan-
1. Pengertian Pragmatisme
Menurut Kamus besar, Pragmatisme adalah aliran filsafat yangmenekankan pengamatan penyelidikan dengan eksperimen (tindakpercobaan), serta kebenaran yang mempunyai akibat-akibat yangmemuaskan.
Patokan pragmatisme adalah “manfaat bagi hidup praktis”.Dengan demikian, pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankanbahwa pemikiran itu menuruti tindakan.
Pragmatisme menyarankan untuk menguji kualitas nilai dengancara yang sama seperti kita menguji kebenaran pengetahuan denganmetode empiris. Nilai maupun etis akan dilihat dari perbuatannya,bukan dari segi teorinya. Jadi pendekatan terhadap nilai adalah caraempiris berdasarkan pengalaman-pengalaman manusia, khususnyakehidupan sehari-hari. Pragmatisme tidak menaruh perhatianterhadap nilai-nilai yang tidak empiris, seperti nilai supernatural, nilaiuniversal, bahkan termasuk nilai-nilai agama.
2. Pragmatisme dan Perkembangannya..
Filsafat pendidikan Pragmatisme disebut juga sebagaifilsafat Amerika asli yang tumbuh sekitar abad ke 19 hingga
awal 20. Namun sebenarnya berpangkal pada filsafat empirismeinggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apayang manusia alami.
Pragmatisme dalam perkembangannya mengalami perbedaan kesimpulan walaupun berangkat dari gagasan awal yang sama. Kendati demikian, ada tiga patokan yang disetujui aliran pragmatisme, yaitu :
• Menolak segala intelektualisme
• Absolutisme
• Meremehkan logika formal
3. Sistem Pendidikan dimata PragmatismeDilihat dari segi pragmatisme, sistem pendidikan di Indonesia masih
terbilang kacau balau. Semua permasalahan yang terjadi di dunia pendidikan
indonesia sangatlah kompleks.
Permasalahan tersebut meliputi :
a. Fasilitas yang tidak memadai
b. Pendidik yang tidak Profesional
c. Kurikulum yang tidak berhasil
Lanjuuuuuut....
Dengan zaman yang semakin modern dan canggih ini, heranmemang bila kita melihat sistem pendidikan yang kita alami saatini yang sungguh memprihatinkan. Sistem pendidikan kita sangattertinggal dengan negara-negara lainnya khususnya negaratetangga kita
Sistem pendidikan Indonesia dalam Peringkat (versi Pearson Education 2014 yang berdasarkan Education Index) :
Korea Selatan (1)
Singapura (3)
Indonesia (40)
Meskipun kurikulum yang digunakan berbedadengan
kita, akan tetapi mereka tidak terus menerusmengganti
kurikulum yang mereka gunakan, karenamereka menganggap
Bahwa kurikulum hanyalah sebagai pedomansaja karena
yang terpenting keberhasilan suatu pendidikanitu
adalah terletak pada pelaksanaan dalamkegiatan
pembelajaran tersebut yang mana dapatmenghasilkan
output yang berkualitas dan mampu bersaing
dalam dunia kerja. Sangat berbeda dengan
penerapan di Negeri kita ini bukan?
Maka dari itu indonesia menempati
Kurikulum dimata Pragmatisme..
Sejak dahulu hingga saat ini, dunia pendidikan
khususnya di Indonesia masih
berubah-ubah dari segi kurikulum yang diterapkannya,
mulai dari kurikulum yang
terdapat pada tahun 1968 sampai kurikulum 2013.
Banyak faktor yang mempengaruhi tidak adanya
penerapan secara menyeluruh
terhadap kurikulum 2013 yang telah ditentukani ini, yakni :
a. Tidak siapnya lembaga pendidikan (sekolah) terhadap
kurikulum yang baru
b. Sosialisasi yang tidak menyeluruh
c. Buku panduan (tematik) yang tidak tersalurkan
d. Tidak profesionalnya pendidik dalam kurikulum baru
Lalu mengapa Kurikulum di ubah ??
Salah satu tujuan diubahnya Kurikulum disebabkan oleh
perkembangan zaman yang semakin pesatnya tekhnologi yang
berkembang, pemerintah pun membuat sebuah kurikulum baru
yang bertujuan untuk mensejajarkan kurikulum yang ada dengan
perkembangan zaman yang terjadi dari masa ke masa. Agar kita
tidak ketinggalan dengan apa yang sedang berkembang saat ini
yakni di zaman yang modern.
Lalu sesuaikah kurikulum dengan
pragmatisme?Dalam hal ini, kita tidak bisa menyalahkan kurikulum, karena
dibentuknya suatu kurikulum tersebut pasti berdasarkan pertimbangan
pertimbangan yang telah di teliti akan manfaatnya bagi peserta didik. Dan
membutuhkan waktu yang sangat lama dalam menciptakan suatu
kurikulum yang baru ini.Hanya saja, sebuah ide yang cemerlang itu tidak didukung oleh semua
kalangan yang terlibat didalamnya. Sehingga tidak sesuai dengan aliran
pragmatisme yang bersifat praktis dan keputusannya diambil dari
Pemikiran. Artinya tindakan dilapangan di implementasikan sesuai
Dengan pemikiran awal. Sehingga terciptanya suatu sistem yang
Baik.
Matur nuhuuun