29
PENURUNAN SIFAT (HEREDITAS) KELOMPOK 1 BIOLOGI XII-A-1

Penurunan sifat (hereditas)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penurunan sifat (hereditas)

PENURUNAN SIFAT

(HEREDITAS)KELOMPOK 1 BIOLOGI XII-A-1

Page 2: Penurunan sifat (hereditas)

HUKUM MENDEL

Masalah penurunan sifat atau hereditasmendapat perhatian banyak peneliti. Penelitiyang paling popular adalah Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia. Pada tahun 1842, Mendel mulai mengadakanpenelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam pembiakansilang.

Page 3: Penurunan sifat (hereditas)

Hukum mendel 1(Segregation)

hukum ini mencakup tiga pokok:

1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi

pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua

macam alel; alel resisif dan alel dominan.

2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan

dan satu dari tetua betina.

3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel

dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara

visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selaluterekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk

pada turunannya.

Page 4: Penurunan sifat (hereditas)
Page 5: Penurunan sifat (hereditas)

Hukum Mendel II (Asortasi Bebas)

Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua

individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka

diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak

bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata

lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling

mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang

menentukan tinggi tanaman dengan warna bunga suatu

tanaman, tidak saling mempengaruhi.

Page 6: Penurunan sifat (hereditas)
Page 7: Penurunan sifat (hereditas)

Pola-pola Hereditas

1. Pautan

2. Pindah Silang (crossing over)

3. Pautan Sex

4. Gagal Berpisah (non disjunction)

5. Determinasi sex

Page 8: Penurunan sifat (hereditas)

Pautan

Pautan/Tautan (linkage) adalah suatukeadaan dimana terdapat banyak gen dalam satu kromosom. Pengertian inibiasanya mengacu pada kromosomtubuh (autosom). Akibatnya bilakromosom memisah dari kromosomhomolognya, gen-gen yang berpautantersebut selalu bersama.

Page 9: Penurunan sifat (hereditas)

Pindah Silang (crossing over)

Pindah silang (crossing over) merupakan peristiwapertukaran gen karena kromosom homolog saling melilitsaat meiosis. Misalkan suatu genotif AaBb mengalamipindah silang saat pembelahan meiosis akan diperolehgamet sebanyak empat macam, yaitu AB, ab, Ab, danaB. Dua yang pertama (homogamet) disebut kombinasiparental (KP) yangmerupakan hasil peristiwa pautan, dandua yang terakhir (heterogamet) disebut kombinasibaru (KB) atau rekombinan (RK) yang merupakan hasilperistiwa pindahsilang.

Page 10: Penurunan sifat (hereditas)

Prosentase terbentuknya

kombinasi baru saat terjadi

pindah silang disebut Nilai

Pindah Silang (NPS) yang dapat

dihitung dengan rumus berikut:

Ciri Pindah silang:

- semisal pada AaBb, gamet 4

macam

- jika di test cross hasilnya adalah 1 :

1 : 1 : 1

Page 11: Penurunan sifat (hereditas)

Pautan Sex

Pautan sex (sex linkage) merupakansuatu keadaan dimana terdapat banyakgen tertentu yang selalu terdapat padakromosom sex. Adanya pautan sex menyebabkan suatu sifat muncul hanyapada jenis kelamin tertentu. Ada dua jenispautan sex, yaitu pautan X dan pautan Y.

Page 12: Penurunan sifat (hereditas)

P : jantan mata putih X betina mata

merah

XmY XMXM

F1 : XMY : jantan mata merah

XMXm : betina mata merah

P2 : XMY x XMXm

F2 : XMY : jantan mata merah

XmY : jantan mata putih

XMXM : betina mata merah

XMXm : betina mata merah

Page 13: Penurunan sifat (hereditas)

Gagal Berpisah (non disjunction)

Gagal berpisah (non disjunction)

merupakan kegagalan kromosom

homolog untuk memisahkan diri saat

pembelahan meiosis. Akibatnya terdapat

gamet yang lebih atau kurang jumlah

kromosomnya.

Page 14: Penurunan sifat (hereditas)

P : XY x XX (gagal berpisah)

G : X X

Y XX

0

F : XX : betina normal

XY : jantan normal

XXX : betina super (biasanya mati)

XXY : betina (fertil)

XO : jantan (steril)

YO : jantan (lethal)

Page 15: Penurunan sifat (hereditas)

Determinasi sex

Determinasi sex adalah

cara penentuan jenis

kelamin pada hewan dan

manusia yang

dilambangkan dengan

huruf tertentu.

Page 16: Penurunan sifat (hereditas)

Gen Lethal

Gen lethal merupakan gen yang

menyebabkan kematian individu yang

memilikinya bila dalam keadaan

homozigot. Ada dua jenis gen lethal, yaitu

lethal dominan dan lethal resesif.

Page 17: Penurunan sifat (hereditas)

Lethal dominan menyebabkan

kematian dalam keadaan homozigot

dominan.

p : tikus kuning x tikus kuningKk Kk

F : KK : tikus kuning (lethal)2Kk : tikus kuningkk : normal

Rasio fenotif yang hidup antaratikus kuning : normal = 2 : 1 karena tikus kuninghomozigot dominan selalu lethal.

Page 18: Penurunan sifat (hereditas)

Lethal resesif menyebabkan kematian

dalam keadaan homozigot resesif

p : jagung berdaun hijau x jagung berdaun hijauHh Hh

F : HH : berdaun hijau2Hh : berdaun hijauhh : berdaun pucat (albino) – lethal

Dari pesilangan di atas hanya tiga yang kemungkinannya dapat hidup yaitu yang bergenotif HH dan Hh. Sedangkan yang bergenotif hh mati karena tidakdapat membentuk klorofil.

Page 19: Penurunan sifat (hereditas)

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Penyimpangan semu

hokum

Mendell merupakan

bentuk persilangan

yang menghasilkan

rasio fenotif yang

berbeda dengan dasar

dihibrid menurut hukum

Mendell.

Macam penyimpangan

hukum Mendell adalah

sebagai berikut:

•Polimeri

•Kriptomeri

•Epistasis

•Hipostasis

•Komplementer

•Interaksi alel

Page 20: Penurunan sifat (hereditas)

Polimeri

Polimeri adalah suatu gejala dimana

terdapat banyak gen bukan alel tetapi

mempengaruhi karakter/sifat yang sama.

Polimeri memiliki ciri:

makin banyak gen dominan, maka sifat

karakternya makin kuat.

Page 21: Penurunan sifat (hereditas)

P :gandum berkulit merah x gandum berkulitputih

M1M1M2M2 m1m1m2m2

F1 : M1m1M2m2 = merah muda

P2 : M1m1M2m2 x M1m1M2m2

F2 : 9 M1- M2 – : merah – merah tua sekali

3 M1- m2m2 : merah muda – merah tua

3 m1m1M2 – : merah muda – merah tua

1 m1m1m2m2 : putih

•gen M1 dan M2 bukan alel, tetapi

sama-sama berpengaruh terhadap

warna merah gandum.

•Semakin banyak gen dominan,

maka semakin merah warnagandum.

• 4M = merah tua sekali

• 3M = merah tua

• 2M = merah

• M = merah muda• m = putih

Rasio fenotif F2 merah : putih = 15 : 1

Page 22: Penurunan sifat (hereditas)

Kriptomeri

Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu

faktor tidak tampak pengaruhnya bila berdiri sendiri,

tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain

yang menyertainya.

Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul

bila ada 2 gen dominan bukan alel berada bersama

Page 23: Penurunan sifat (hereditas)

A : ada anthosianin B : protoplasma basa

a : tak ada anthosianin b : protoplasma tidakbasa

P : merah x putih

AAbb aaBB

F1 : AaBb = ungu – warna ungu muncul karenaA dan B berada bersama

P2 : AaBb x AaBb

F2 : 9 A-B- : ungu

3 A-bb : merah

3 aaB- : putih

1 aabb : putih

Rasio fenotif F2 ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4

Page 24: Penurunan sifat (hereditas)

Epistasis-Hipostasis

Epistasis-hipostasis merupakan suatuperistiwa dimana suatu gen dominanmenutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya namun sifatnyasama. Gen yang menutupi disebutepistasis, dan yang ditutupi disebuthipostasis.

Page 25: Penurunan sifat (hereditas)

P : hitam x kuning

HHkk hhKK

F1 : HhKh = hitam

P2 : HhKk x HhKk

F2 : 9 H-K- : hitam

3 H-kk : hitam

3 hhK- : kuning

1 hhkk : putih

Perhatikan bahwa H dan K berada bersama

dan keduanya dominan. Tetapi karakter

yang muncul adalah hitam. Ini berarti hitam

epistasis (menutupi) terhadap kuning/kuning

hipostasis (ditutupi) terhadap hitam

Rasio fenotif F2 hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1

Page 26: Penurunan sifat (hereditas)

Komplementer

Komplementer merupakan

bentuk kerjasama dua gen

dominan yang saling melengkapi

untuk memunculkan suatu karakter.

Page 27: Penurunan sifat (hereditas)

P : bisu tuli x bisu tuli

DDee ddEE

F1 : DdEe = normal

P2 : DdEe X DdEe

F2 : 9 D-E- : normal

3 D-uu : bisu tuli

3 ppE- : bisu tuli

1 ppuu : bisu tuli

D dan E berada bersama bekerjasama

memunculkan karakter normal. Bila

hanya memiliki salah satu gen

dominan D atau E saja, karakter yang

muncul adalah bisu tuli.

Rasio fenotif F2 normal : bisu tuli = 9 : 7

Page 28: Penurunan sifat (hereditas)

Interaksi alel (Atavisme)

Interaksi alel merupakan suatu

peristiwa dimana muncul suatu

karakter akibat interaksi antar gen

dominan maupun antar gen resesif.

Page 29: Penurunan sifat (hereditas)