Upload
nurliana-umar
View
125
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Dewasa ini, pertumbuhan penduduk dunia menunjukkan trend peningkatan yang sangat pesat. Data survei resmi United Nation dalam The 2010 Revision 1 mengestimasi bahwa jumlah penduduk dunia akan mencapai 7 miliar di akhir tahun 2011. Diperkirakan bahwa jumlah penduduk ini akan menjadi 9 miliar pada tahun 2050 dan 10 miliar pada tahun 2100.
a. I milyar dibutuhkan waktu 2 s.d 5 juta tahun.b. Selanjutnya untuk mencapai angka 2 milyar
dibutuhkan waktu hanya 80 tahun,c. Selanjutnya angka 3 milya penduduk
dibutuhkan waktu hanya 30 tahun, d. selanjutnya angka 4 milyar hanya dibutuhkan
waktu 15 tahun, e. sedangkan angka 5 milyar hanya diperlukan
waktu 12 tahun, Danf. angka 6 milyar hanya sekitar 11 tahun
Angka kelahiran bayi hidup di bumi diperkirakan sekitar 253 bayi/menit atau sekitar 15.180 bayi/jam, atau 364.320 bayi/hari. Atau 128.240.640 bayi/tahun.
Sementara angka kematian hanya sekitar 100 orang/menit atau sekitar 144.000 orang/hari, atau 50.688.000 bayi/tahun.
Ini berarti terdapat bayi yang hidup sekitar 77.552.640 jiwa/tahun 2,5 kali lipat kelahiran dibandingkan kematian. Ada peningkatan peningkatan penduduk sekitar 221.000 orang/hari atau sekitar 81 juta orang/tahun.
Semua calon penghuni baru ini memerlukan makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Diperkirakan 75% penduduk dunia tinggal dinegara berkembang dan hanya 25% yang tinggal di Negara maju.
Jumlah ini tidak sebanding dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh Negara berkembang yang hanya memiliki 20% dari kekayaan alam dunia. Akibatnya sekitar ½ penduduk dewasa di buta huruf, 1/5% dari jumlah penduduknya kelaparan dan kekurangan gizi, dan 1/6% penduduknya tidak mempunyai tempat tinggal yang layak
Penduduk tahun 1950 Tahun 2008
1 China 562,579,779 China 1,333,207,5722 USA 152,271,000 India 1,154,845,005
3 Russia/Uni Sovyet 101,936,816 USA 304,838,948
4 Japan 83,805,000 Indonesia 238,567,4925 Brasil 186.112.794
6 Pakistan 162.419.946
7 Bangladesh 144.319.628
8 Rusia 143.420.309
9 Nigeria 128.771.988
10 Jepang 127.417.244
World 2,555,948,654 World 6,736,383,012
Penduduk (deret ukur) 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256Bahan pangan (deret hitung) 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 Dasar pendapat Malthus tentang perkembangan penduduk adalah :a.Napsu sex manusia yang selalu ada.b.Manusia memerlukan sandang pangan untuk hidup.
Solusi menurut Malthus untuk mengatasi persoalan penduduk yaitu membatasi pertumbuhan penduduk dengan jalan :
Preventive checks (pencegahan preventif). Pengurangan penduduk melalui penekanan kelahiran
Positif checks (pencegahan positif).pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila penduduk disuatu wilayah jumlaahnya melebihi persediaan bahan makanan, maka tingkat kematian akan meningkat akibat terjadinya kelaparan dan dan wabah penyakit,
PEMBATASAN PERTUMBUHAN PENDUDUK PEMBATASAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MENURUT R.T. MALTHUS MENURUT R.T. MALTHUS
Preventive Checks (pengurangan kelahiran melalui penekanan kelahiran)
Positive Checks (pengurangan penduduk melalui proses kematian, jadi apabila suatu daerah kelebihan penduduk dan melebihi jumlah persedian pangan, maka kematian akan meningkat akibat kelaparan, wabah penyakit dll.
Moral Restraint (pengekangan diri) yaitu :
Vice (Usaha pengurangan kelahiran dengan jalan :
Vice atau kejahatan (segala usaha pencabutan nyawa) seperti :
Misery atau kemelaratan (suatu keadaan yang menyebabkan kematian) seperti
-Segala usaha menekan napsu seksual
- Penundaan usia kawin
-Pengguran kandungan
-Homoseksual-Pelacuran-Penggunaan alat kontrasepsi.
-Pembunuhan anak-anaka
-Pembunuhan orang cacat
-Pembunuhan orang-orang tua
-Epidemi-Bencana Alam-Peperangan-Kelaparan-Kekurangan pangan.
Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan dengan segala dampak ikutannya seperti menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan, hilangnya fungsi ruang terbuka, krisis pangan, dan konversi lahan menjadi permukiman.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman alam serta budaya yang luar biasa. Indonesia merupakan negara mega biodiversity kedua setelah Brazil. Indonesia memiliki 42 ekosistem darat dan 5 ekosistem yang khas. Indonesia juga memiliki 81.000 km garis pantai yang indah dan kaya. Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 22 % dari seluruh luas mangrove di dunia.
Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 238,5 juta jiwa (sensus penduduk 2010, dengan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,40 % per tahun
Angka pertumbuhan ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan angka pertumbuhan penduduk pada tahun 1970, yaitu sebesar 2,34%. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka pertambahan penduduk setiap tahunnya adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu sama dengan jumlah seluruh penduduk di Singapura
Lonjakan penduduk yang sangat tinggi atau baby booming di Indonesia akan berdampak sangat luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada
Dampak lonjakan penduduk di Indonesia terhadap lingkungan hayati, sudah terlihat sejak tahun 2001, antara lain kerusakan hutan mangrove, dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982, menjadi 2,06 juta hektar pada tahun 1995.
Di sektor kehutanan telah terjadi deforestasi mencapai lebih dari dua juta hektar per tahun. Apabila tingkat kehilangan hutan ini tetap 2 juta hektar per tahun, maka 48 tahun ke depan, seluruh wilayah Indonesia akan menjadi gurun pasir yang gundul dan panas.
Lautan di Indonesia juga mengalami kerusakan terumbu karang. Data dari Bank Dunia bahwa saat ini sekitar 41% terumbu karang dalam keadaan rusak parah, 29% rusak, 25% lumayan
Sekitar 50% hutan bakau di Sulawesi telah hilang (sebagian besar menjadi tambak udang). Beberapa kawasan juga mengalami pencemaran. Ini terjadi di kawasan-kawasan yang sibuk dengan kegiatan pelayaran, atau perairan yang bersinggungan dengan kota-kota besar, seperti perairan teluk Jakarta dan Surabaya.
Erosi, LongsorAbrasi, Sedimen-tasi, Banjir
Bencana Alam
Tsunami GempabumiLetusan gunungapi
Angin topanBadai tropisGelombang pasang
Proses Eksogen(Atmosfir;Hidrosfir)
Gejala Alam
Proses Endogen(magma)
Proses Alam
Kegiatan manusia
Disaster Preparedness, Awareness, Mitigation and Management Program
Degradasi lingkungan
Korban Manusia,harta benda dan
ketahanan pangan
Peta Tektonik P. Sulawesi
SESAR/PATAHAN SEBAGAI PEMICU GEMPA
Salah satu sumber bencana
Kerusakan akibat tsunami bisa saja lebih besar dibandingkan akibat langsung dari getaran gempa itu sendiri
Akibat gempa dan tsunami Tambu 15-8-68Batang Pohon
Pembibitan mangrove
Desa Kambayang
Permukiman dan bekas sawah dijadikan tambak pasca tsunami,
Tongolobibi 1 Januari 1996
Sungai Wombo
Pemandangan yang kontras: bukit kering dan sawah yang hijau, Desa Wombo
S. Wombo = S. Pantoloan Sistem perkebunan yang memicu etol
- Degradasi lahan
- Penurunan kualitas air
Marana
Pangalaseang
Berkebun di lereng terjal memicu erosi dan longsor
Kegiatan pemicu erosi, longsor, sedimentasi dan banjir
Merusak lahan, permukiman, dan prasarana umum
Mengganggu transportasi dan distribusi pangan,
Longsor di ruas jalan Tawaili – Toboli (awal 2004) akibat hujan deras, Desa Nupabomba Kec. Tawaili
Material longsoran dari Desa Kalora, Kec. Marawola ke Kel. Tipo Kec. Palu Barat (Awal Maret 2002)
Longsor: Kalora ke Tipo
Longsor tebing S. Tibo karena banjir: merusak lahan kebun.
Setiap banjir cadangan sirtukil bertambah (hasil erosi dan longsor di hulu)
Tambang Galian C
Jembatan Taipa
masing-masing bronjong pelindung tiang tengahnya tergantung
Tambang sirtu di S. Taipa Kel. Taipa berlangsung sejak 1972. Masa operasi PT. Rasma Mulia juga telah berlangsung lama, telah memberi kontribusi PAD bagi daerah ini (Sulteng, Donggala dan Palu), menyerap tenaga kerja lokal, bantuan-bantuan sosek bagi kegiatan masyarakat dan pemb. Kel./desa setempat. Namun demikian, aktivitasnya juga telah menimbulkan dampak negatif: dasar sungai dalam dan lebar, lahan kebun terkikis dan prasarana terancam.
Jembatan Guntarano-Bale
Pembuatan batubata di Mpanau, penggalian tdk teratur dan merusak
persawahan
Tambang Emas di Tg. Manimbaya (Desa Walandano)Terdapat ratusan lubang tambang
Merusak lahan dan menurunkan kualitas air
Tambang Emas di Tg. Manimbaya (Desa Malei dan Desa Kamonji)
Merusak lahan kebun dan menurunkan kualitas air
Sabang, Kec. Damsol
Malonas, Kec. Damsol
Sioyong, Kec. Damsol
Beberapa aktivitas pengambilan karang, merusak habitat biota laut
Logging di S. Kata dan S. Tibo, Desa Tibo Kec. Sindue. Memicu banjir dan longsor
Terjadi degradasi: lahan/hutan dan kualitas air sebagai sumber pangan
Desa Bangga, 6 Juni 2005
Desa Simoro, 6 Juni 2005
Merusak lahan kebun/sawah dan prasarana umum
Banjir Sibalaya 4 Juni 2005(Foto: 6 Juni 2005)
Mengeringkan persawahan di Dolo dan Sigi Biromaru
Irigasi Gumbasa kering
Sampah diJl. Jabal Nur, Talise:- Mencelakakan- Merusak estetika - Sumber penyakit
Mana tindakan dari pemerintah?
Sampah di kawasan mangrove Desa Kabonga Besar Kec. Banawa, menurunkan kualitas air laut
Limbah BengkelKegiatan perbengkelan mencapai 298. Menyerap tenaga Kerja
Menimbulakan kebisingan, polusi udara serta pencemaran tanah dan air.
Pendangkalan muara-muara sungai di Teluk Palu Mengurangi unsur-unsur hara di muara sungai yang
merupakan makanan ikan di sekitar muara Muara menjadi dangkal, membahayakan kapal dan
perahu yang lewat di sekitarnya dan mematikan terumbu karang.
Delta
Abrasi PantaiMengubah garis
pantai Merusak
prasarana transportasi, Jaringan listrik, jaringan air bersih, lahan dan pemukiman.
Abrasi pantai di Lembasada Desa Tolongano. Mengikis kebun masyarakat
Penambangan Karang Terumbu karang merupakan salah
satu jenis biota lautTerumbu karang mempunyai fungsi
sebagai “tempat hidup” bagi banyak jenis ikan dan dapat melindungi pantai dari abrasi
Beberapa warga Kota Palu di sekitar pantai Talise, Tondo dan Pantoloan melakukan pengambilan karang di laut untuk sesuap nasi dan tidak ada pekerjaan lain
Merugikan nelayan karena ikan berkurang.
Penambangan Emas di Poboya
Banyak di jumpai lubang-lubang tambang.
Merusak kualitas air terutama j ika menggunakan merkuri.
Warga Kota Palu dan sekitarnya panik dan mengungsi ketika terjadi gempa Bora pada 24-1-2005
Pengungsi sangat memerlukan makan dan minum (UU No. 24/2007)
Banjir terakhir yang cukup besar menimpa DAS Palu, yang bagian hi l irnya adalah wilayah Kota Palu, adalah yang terjadi pada 6 – 8 Mei 2007. Meskipun t idak ada korban j iwa yang dit imbulkan, namun harta benda (sawah, kebun, rumah, dl l) mil ik penduduk dan prasarana umum banyak yang hancur.
Banjir yang terjadi di wilayah Lembah Palu mempunyai karakteristik yang berbeda dengan banjir yang terjadi di tempat lain. Sungai Palu memil iki profi l memanjang dan bantarannya memiliki gradien yang besar sehingga j ika terjadi banjir maka alirannya deras, sangat merusak dan hampir selalu terjadi lonsor. Tetapi wilayah yang tergenang relatif sedikit dan waktu tergenangnya relatif singkat.
Jl. Lembu
Pemanasan Global
Efek Rumah Kaca Alami di Bumi Pembukaan hutan, pembakaran
bahan fosil dalam industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik, dsb.
Emisi berbagai gas dari kegiatan industri termasuk penggunaan dan pembuatan CFC.
Dampak Pemanasan GlobalNaiknya permukaan laut (es di
kutub mencair), Gangguan ekologis, Perubahan iklim,Gangguan keamanan pangan, Dampak sosial dan politik.
BMGBMG
Perubahan iklim berdampak pada:
• Perubahan musim yang tidak teratur.
• Transportasi dan telekomunikasi terganggu.
Gelombang Pasang Gelombang atau ombak di laut dibangkitkan oleh angin.
Makin kencang anginnya makin besar pula tinggi gelombangnya.
Daya rusak gelombang pasang bisa lebih dahsyat dibanding gelombang tsunami dengan tinggi gelombang yang sama
Di Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu, gelombang pasang juga biasa terjadi di wilayah ini dan merusak prasarana umum serta permukiman dan harta masyrakat, terutama harta nelayan.
Gelombang yang merusak ini biasa terjadi di pantai Selat Makassar, Teluk Tomini, bahkan Teluk Palu.
Sangat merusak. Distribusi pangan dan energi melalui laut terganggu.
BMGBMG
BMGBMG
BMGBMG
LINGKUNGAN BEBAS POLUSIMANTAAAAP !!!!!!!!
Boraks dan formalin sebagai bahan tambahan pangan Bahan tambahan pangan sangat berpengaruh
terhadap kualitas suatu makanan. Karenanya, peredaran dan pengguaannya
memerlukan pengawasan.
Bahan tambahan panganSalah satu hambatan bagi produsen makanan dalam
mengelola usahanya adalah sifat makanan yang seringkali mudah rusak atau tidak tahan lama.
Kerusakan ini sebagian besar disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang menggunakan bahan makanan tersebut sebagai media tumbuh dan berkembang biak.
Akibatnya, banyak produsen makanan menggunakan bahan pengawet untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme tersebut.
Sayangnya, seringkali produsen karena ketidaktahuan atau alasan ekonomi menggunakan bahan pengawet yang dilarang oleh pemerintah dan mengabaikan faktor keamanan makanan.
Boraks dan FormalinBoraks Formalin
BoraksSalah satu bahan tambahan pangan yang dilarang penggunaannya
adalah asam borat dan garam natrium tetraborat (boraks). Produsen makanan sering menggunakannya boraks sebagai bahan pengawet, khususnya pada bakso, krupuk, pempek, pisang molen, pangsit, tahu, dan bakmi. Di pasaran boraks dikenal dengan nama piges.
Tujuan penambahan boraks pada proses pengolahan makanan adalah untuk meningkatkan kekenyalan, kerenyahan, memberikan rasa gurih dan kepadatan terutama pada jenis makanan yang mengandung pati.
Hasil penelitian di Palembang menunjukkan bahwa 70% sampel bakso positif mengandung boraks.
Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Ginjal merupakan organ yang paling terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain.
Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorbsi boraks dalam waktu lama. Akibat yang timbul diantaranya anoreksia, berat badan turun, muntah, diare, ruam kulit, alposia, anemia, dan konvulsi. Apabila dikonsumsi secara terus menerus dapat mengganggu gerak pencernaan usus, kelainan pada saraf, depresi, dan kekacauan mental. Dalam jumlah serta dosis tertentu boraks bisa mengakibatkan degradasi mental, serta rusaknya saluran pencernaan, ginjal, hati, dan kulit
Gejala klinis keracunan boraks biasanya ditandai dengan: Sakit perut sebelah atas atau (epigastrik), muntah dan mencret Sakit kepala, gelisah. Penyakit kulit berat (dermatitis). Muka pucat dan kadang-kadang kulit kebiruan(cyanotis). Sesak napas dan kegagalan sirkulasi darah. Hilangnya cairan tubuh atau dehidrasi, ditandai dengan kulit kering dan
koma (pingsan). Degenarasi lemak hati dan ginjal. Otot-otot muka dan anggota badan bergetar di ikuti dengan kejang-kejang Kadang-kadang tidak kencing (anuria) dan sakit kuning. Tidak memiliki napsu makan(anoreksia), diare ringan dan sakit kepala.
Boraks (barie acid borax) biasanya digunakan dalam industri gelas, pelicin porselin, alat pembersih, dan antiseptic. Kegunaan boraks yang sebenarnya adalah sebagai zat antiseptic, obat pencuci mata(barie acid 30%), salep (boorsalp) untuk menyembuhkan penyakit kulit, salep untuk mengobati penyakit bibir (boraxglicerin) dan pembasmi semut.
Apabila terjadi keracunan boraks lakukan tindakan sebagai berikut: Apabila boraks tertelan atau terminum, bilas lambung dengan air hangat. Berikan larutan pencahar yang mengandung garam(saline cathartics) dengan
15 - 30 g sodium sulfat dalam air. Berikan cairan infuse untuk mengurangi dehidrasi akibat muntah dan diare. Atasi shock dengan oksigen, intrafenoer plasma, atau transfuse darah. Apabila terjadi kejang-kejang, berikan obat barbiturak yang aksinya
pendek(short acting barbiburate) Berikan obat-obat pencegah infeksi (antibiotik). Bila perlu, berikan obat-obat analeptika, seperti caffeine sodium benzoate. Pengobatan selanjutnya simptomatis untuk kerusakan kulit. Sebaiknya, segera bawa kedokter terdekat.
FormalinFormalin merupakan gas formaldehid yang tersedia dalam bentuk larutan 40%.
Bahan ini bisa diperoleh dengan mudah di took-toko kimia. Formalin bisa berbentuk cairan bening, tidak berwarna, dan berbau menusuk, atau berbentuk tablet dengan berat masing-masing 5 g.
Formalin adalah bahan pengawet yang digunakan dalam dunia kedokteran, misalnya sebagai bahan pengawet mayat. Juga biasa digunakan untuk mengawetkan hewan-hewan untuk keperluan penelitian.
Selain sebagai bahan pengawet, formalin juga memiliki fungsi lain sbb: Zat antiseptic untuk membunuh mikroorganisme. Desinfektan pada kandang ayam dan sebagainya. Anti hidrolik (penghambat keluarnya keringat) sehingga sering dgunakan
sebagai bahan pembuat deodorant. Bahan campuran dalam pembuat kertas tisu untuk toilet. Bahan baku industri pembuatan lem playwood, resin, maupun tekstil.
Kesalahan fatal yang dilakukan oleh para produsen makanan adalah menggunakan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi tentang formalin dan bahannya, tingkat kesadaran kesehatan masyarakat yang masih rendah, harga formalin yang sangat murah, dan mudahannya didapat. Selain itu, formalin efektif digunakan sebagai pengawet meski dalam jumlah sedikit.
Konsumen mau menerima bahan makanan yang mengandung formalin karena ketidaktahuan mereka dan kecenderungan untuk mendapatkan makanan yang murah dan awet. Selain itu, konsumen belum bisa membedakan produk yang diawetkan dengan pengawet pangan dengan produk yang diawetkan dengan formalin.
Efek samping penggunaan formalin tidak secara langsing akan terlihat. Efek ini akan terlihat secara kumulatif, kecuali jika seseorang mengalami keracuanan formalin dengan dosis tinggi.
Keracunan formalin bisa mengakibatkan iritasi lambung dan alergi. Formalin juga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker) dan mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel). Dalam kadar yang sangat tinggi formalin bisa menyebabkan kegagalan peredaran darah yang bermuara pada kematian.
Efek akult penggunaan formalin:Tenggorokan dan perut terasa terbakar, tenggorokan terasa sakit
untuk menelan;Mual, muntah dan diare;Mungkin terjadi pendarahan dan sakit perut yang hebat;Sakit kepala dan hipotensi(tekanan darah rendah);Kejang, tidak sadar hingga koma; danKerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, serta susuna saraf
pusat dan ginjal.
Efek kronis akibat penggunaan formalin: Iritasi pada saluran pernapasan;Muntah-muntah dan kepala pusing;Rasa terbakar pada tenggorokan;Penurunan suhu badan dan rasa gatal di dada; danBila dikonsumsi menahun dapat mengakibatkan kanker.
Ciri-ciri beberapa contoh bahan makanan yang menggunakan formalin sebagai bahan pengawet.
Bakmi basah Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar(25 °C). Bertahan > 15 hari dalam lemari es
(suhu 10 °C). Bau formalin agak menyengat Mi tampak lebih mengkilap dibandingkan dengan mi normal dan tidak lengket. Tidak dikerubungi lalat. Tekstur mi lebih kenyal.
Ayam potong Tidak dikerubungi lalat Dagingnya sedikit tegang (kaku) Jika dosis formalin yang diberikan tinggi, maka akan tercium bau formalin. Dalam uji klinis, jika daging ayam di masukkan dalam reagen maka akan muncul
gelembung gas.
Tahu, dengan kandungan formalin 0,5 – 1 ppm Tidak rusak sampai 3 hari dalam suhu kamar (25 °C). Bertahan > 15 hari dalam lemari
es(suhu 10 °C). Tekstur keras tetapi tidak padat. Terasa kenyal jika ditekan (tahu tanpa formalin biasanya mudah hancur). Bau formalin agak menyengat Tidak dikerubungi lalat.
Bakso Tidak rusak sampai 5 hari dalam suhu kamar (25 °C) Teksturnya sangat kenyal dan tidak dikerubungi lalat.
Ikan asin Tidak rusak sampai > 1 bulan dalam suhu kamar (25 °C) Tampak bersih dan cerah Tidak berbau khas ikan asin Tekstur ikan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalamnya basah. Tidak dikerubungi lalat dan baunya hampir netral (hampirl tidak lagi berbau
amis)
Ikan segar Tidak rusak sampai 3 hari dalam suhu kamar (25 °C). Mata ikan merah, tetapi warna insang merah tua, bukan merah segar, dan
tidak cemerlang. Warna daging putih bersih dengan tekstur kaku/kenyal. Bau amis (spesifik ikan) berkurang, lendir pada kulit ikan hanya sedikit, dan
tercium bau seperti bau kaporit. Tidak dikerubungi lalat.
Bahan Pengawet dan Pengenyal Alternatif
Beberapa bahan berikut bisa digunakan sebagai bahan pengawet yang aman, untuk menggantikan formalin:
Asap cair (liquid smoke) Asam laktat kubis Khitosan Kepayang (pangium edale) Karagenan
Karagenan adalah hasil ekstrasi rumput laut. Menghadapi fenomena penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan tambahan makanan, pemerintah berusaha mencarikan bahan pengganti. Karagenan yang sudah lama digunakan sebagai bahan pengenyal dalam proses pembuatan saus, susu kental manis dan es krim disosialisasikan sebagai bahan pengganti boraks dalam proses pembuatan bakso, mi ayam, maupun tahu.
T E R I M A K A S I HT E R I M A K A S I H