10
LAPORAN PEMBUATAN PUPUK KOMPOS Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Lingkungan Hidup Dosen Pengampu: Sutji Wardhayani, S.Pd.,M.Kes. Disusun Oleh: 1. Khafidhotul Khasanah (1401412460) 2. Miftakhul Huda (1401412462) 3. Khusnul Khotimah (1401412464) 4. Nita Sulistyarini (1401412475) 5. Erma Yafi (1401412482) Rombel 75 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

pembuatan pupuk kompos

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pembuatan pupuk kompos

LAPORAN PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Lingkungan Hidup

Dosen Pengampu: Sutji Wardhayani, S.Pd.,M.Kes.

Disusun Oleh:

1. Khafidhotul Khasanah (1401412460)

2. Miftakhul Huda (1401412462)

3. Khusnul Khotimah (1401412464)

4. Nita Sulistyarini (1401412475)

5. Erma Yafi (1401412482)

Rombel 75

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: pembuatan pupuk kompos

METODE PEMBUATAN PUPUK

A. PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

a. Alat dan Bahan

1. Alat

Pisau : untuk mencacah bahan (jerami padi, kayu apu, daun

paitan)

Timba / ember : untuk mencuci kayu apu

Bak kecil : untuk melarutkan gula sebagai makanan organisme

Cangkul : untuk mencampur semua bahan kompos

Sekop : untuk membalik kompos

Pressure sprayer: untuk menyemprotkan larutan EM4 pada kompos

Ayakan : untuk mengayak kompos yang jadi agar ukurannya sama dan

memisahkan dari bahan yang tidak dapat terdekomposisi dengan baik

Kantong plastik: untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan dan

mengemas kompos yang sudah jadi

Termometer : untuk mengukur suhu kompos

pH meter : untuk mengukur pH kompos

kantong Polybag: untuk uji perkecambahan

2. Bahan

kotoran sapi

kotoran kambing

jerami padi

kayu apu (Pistia stratiotes L.)

daun paitan

gula : untuk makanan mikroorganisme

air bersih : untuk menjaga kelembaban kompos dan mencuci kayu

apu

biji jagung : untuk uji perkecambahan

3. Dekomposer

EM4 (Effektive Microorganism 4)

Page 3: pembuatan pupuk kompos

b. Cara Kerja

1. Pengumpulan bahan.

Pada tahap ini semua bahan yang akan dijadikan kompos dikumpulkan, baik

kotoran sapi, kotoran kambing, jerami padi, kayu apu maupun daun paitan.

2. Pembersihan bahan

Bahan yang perlu dicuci yaitu kayu apu (Pistia stratiotes L.) untuk

memisahkan kayu apu dari kotoran-kotoran yang ikut terambil seperti

lumpur, dan sisa jerami padi, bahkan mungkin hama.

3. Pengeringan bahan

Bahan yang dikeringkan hanya kayu apu (Pistia stratiotes L.) untuk

mengurangi kadar airnya sehingga mempercepat proses dekomposisi.

4. Pencacahan bahan

Bahan yang dicacah yaitu kayu apu yang telah kering, jerami padi, dan daun

paitan sebesar ± 2 cm untuk memperluas permukaan sehingga bahan dapat

dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos.

5. Pencampuran bahan / pemrosesan

a. Bahan yang telah dicacah tadi dicampur dengan kotoran sapi dan

kotoran kambing, dan disemprot rata dengan larutan EM4 untuk

membantu mempercepat proses pengomposan, diatur kelembabannya,

apabila terlalu kering maka perlu disiram/ditambahkan air. Setelah rata

ditambahkan abu dapur untuk menetralisasi pH serta menambah unsur

hara Ca, K dan Mg. Ditambahkan pula larutan gula sebagai makanan

organisme sehingga dapat mempercepat pengomposan pula.

b. Bahan yang telah tercampur kemudian dimasukkan dalam plastik hitam

untuk pengomposannya. Plastik diikat rapat agar tidak ada

mikroorganisme maupun makroorganisme dari luar yang masuk ke

dalam bahan kompos. Kompos diletakkan pada tempat yang teduh

terlindung dari cahaya matahari langsung dan hujan.

6. Pemantauan temperatur, pH, dan kelembapan

a. Pengukuran suhu dilakukan dengan termometer pertama kali setelah

tumpukan berumur 3 hari untuk mengetahui suhu tumpukan. Setelah

Page 4: pembuatan pupuk kompos

itu, pengukuran suhu dilakukan setiap 1-2 minggu sekali. Bila

temperatur lebih dari 500C dilakukan pembalikan.

b. pH selama proses pengomposan pun perlu dipantau. Kiaran pH kompos

yang optimal adalah 6,0-8,0. Jika pH terlalu tinggi atau terlalu basa,

konsumsi oksigen akan naik dan akan memberikan hasil yang buruk

bagi lingkungan, selain itu pH yang tinggi juga akan menyebabkan

unsur nitrogen dalam bahan kompos berubah menjadi amonia (NH3).

Sebaliknya dalam keadaan asam akan menyebabkan sebagian

mikroorganisme mati. Pemberian abu dapur, kapur, serta pembalikan

kompos mempunyai dampak netralisasi keasaman.

c. Kelembaban selama pengomposan diusahakan tidak terlalu kering dan

telalu basah karena berhubungan dengan kegiatan dan kehidupan

mikrobia.

7. Pembalikan

Pembalikan dilakukan untuk membuang panas yang berlebihan,

memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses

pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta

membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.

8. Penyiraman

Penyiraman dilakukan jika tumpukan bahan kompos terlalu kering dan

sebaiknya dilakukan sebelum pembalikan sehingga ketika dilakukan

pembalikan, air akan tercampur dengan sendirinya. Kadar air yang ideal

selama proses pengomposan adalah 40-60%, dengna nilai optimum 55%.

9. Pematangan

Setelah pengomposan berjalan 30-40 hari, suhu tumpukan akan semakin

menurun hingga mendekati suhu ruangan. Pada saat itu tumpukan telah

lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap

pematangan selama 14 hari.

10. Pengayakan, Pengemasan, dan Pelabelan

Kompos yang sudah matang sebaiknya diayak untuk memisahkan kompos

yang halus dan membuang bahan yang mengotori seperti potongan kayu.

Lalu dikemas ke dalam kantong plastik yang kedap air dan diberi label.

Page 5: pembuatan pupuk kompos

11. Uji perkecambahan / uji kompos jadi

Kompos yang telah jadi diuji cobakan untuk mengetahui kualitasnya yaitu

dengan uji perkecambahan. Sediakan 5 media yaitu tanah tanpa kompos

sebagai kontrol, tanah dicampur dengan kompos matang dengan variasi

perbandingan 2:1, 1:1, 1;2, dan kompos matang saja. Tebarkan 10 biji

jagung pada setiap polibag, amati selama 7 hari, hitung persentase

perkecambahan di masing-masing media, amati manakah yang paling baik.

Dokumentasi

a. Alat

b. Pengolahan

Pressure sprayer Dekomposer EM4

Page 6: pembuatan pupuk kompos

Pupuk Kompos

Page 7: pembuatan pupuk kompos

B. PUPUK KOMPOS DENGAN KERANJANG TAKAKURA

Cara membuat keranjang takakura

Alat dan bahan

1. Keranjang laundry dengan tutupnya 1 buah.

2. Kantung jaring untuk penutup nasi

3. Sekam 4 kantung

4. Kardus aqua

5. Benang dan jarum untuk menjahit bantal sekam.

6. Plester lebar untuk kardus

Page 8: pembuatan pupuk kompos

7. Tanah pekarangan dua sekop

8. Kain penutup keranjang

Cara membuatnya:

1. Kardus aqua diplester tegak ke empat sisi bawahnya, sedangkan sisi atasnya dipotong

sedikit supaya tingginya pas dengan keranjangnya.

2. Kantung jaring diisi dengan sekam lalu dijahit sisi atasnya supaya sekamnya tidak

keluar. Jahit dengan gaya bebas semampunya. Bentuk akhir mirip bantal sekam,

lebih padat lebih bagus. Buat dua buah.

3. Kardus aqua ddimasukkan kedalam keranjang. Tekan-tekan supaya masuk dan pas

sehingga keranjang bisa ditutup. Masukkan satu buah bantal sekam didasar

keranjang. Ini gunanya supaya cairan sampah dan kompos tidak merembes.

4. Tuang sekam 1 kantung kedalam keranjang. Masukkan tanah satu sekop tangan dari

halaman anda sebagai bio starter. Tutup dengan bantal sekam yang satu lagi.

5. Simpan satu kantung sekam dalam wadah dan simpan dekat keranjang ini. Sekam ini

untuk menutup sampah yang baru anda masukkan kedalam keranjang. Sekam ini

juga ditambahkan kalau isi keranjang terlalu basah.

6. Keranjang takakura anda sudah siap untuk menerima sampah organik!!

Page 9: pembuatan pupuk kompos

Membuat bibit kompos takakura

Bibit kompos takakura dibuat dari dua bahan, yakni dedak dan sekam padi.

Perbandingan antara dedak dan sekam adalah satu banding satu. Dekomposer

yang digunakan adalah kedua larutan starter yang sudah dibuat dengan cara di

atas. Berikut langkah-langkahnya:

Siapkan 100 kg dedak, 100 kg sekam, starter mikroorganisme, air bersih dan

terpal plastik.

Cari tempat yang terlindung panas dan hujan dengan dasar plester atau

permukaan keras lainnya.

Aduk dedak dan sekam sampai merata. Kemudian tambahkan larutan starter

yang telah kita buat sebelumnya kemudian aduk sampai merata.

Siram dengan air bersih secukupnya hingga mencapai kelembaban 40-60%.

Untuk memperkirakan kelembaban adalah dengan cara menggenggam material

dengan kepalan tanagan. Apabila material sudah bisa membentuk dan solid itu

tandanya kelembaban sudah tercapai. Namun apabila ketika dikepal

mengeluarkan air, tandanya kelembaban sudah berlebih.

Tutup rapat tumpukan material tersebut dengan terpal plastik dan diamkan

selama 5-7 hari.

Tanda kompos sudah matang apabila permukaan tumpukan kompos diselimuti

lapisan mould putih. Warna kompos coklat gembur dan tidak berbau. Bibit

kompos yang dihasilkan cukup untuk 40-50 rumah tangga.

Page 10: pembuatan pupuk kompos

Proses pengomposan takakura

Proses pembuatan kompos takakura ini berlangsung kering dan tidak berbau, sehingga

tidak terkesan jorok dan keranjang bisa ditempatkan di dapur. Proses reaksinya

berlangsung secara aerobik dengan reaksi seperti berikut:

Bahan baku utama membuat kompos takakura ini adalah bibit kompos takakura dan

sampah dapur organik. Sampah dapur yang cocok dijadikan kompos takakura adalah

sisa sayuran, buah-buahan, nasi, roti, mie, kue, dll. Sampah yang tidak diperkenankan

adalah daging, tulang, telur, susu, dan sampah hewani lain. Perlu diingat, sebelum

dimasukkan ke keranjang takakura buang terlebih dahulu air yang ada dalam sampah.

Berikut langkah-langkah membuat kompos takakura:

Masukkan sekitar 2-3 kg bibit kompos takakura atau kira-kira serempat

keranjang.

Masukkan sampah organik kedalam keranjang takakura. Kemudian aduk-aduk

sampah tersebut dengan bibit kompos takakura yang terdapat dalam keranjang.

Tutup keranjang rapat-rapat agar serangga dan lalat tidak masuk. Keranjang

tidak usah diisi langsung penuh, masukkan sampah organik seadanya. Lakukan

secara rutin setiap hari sampai keranjang penuh. Sampah yang baru dimasukkan

akan difermentasi dalam 1-2 hari.

Apabila keranjang sudah penuh, kira-kira 90% sudah terisi, ambil duapertiganya.

Pindahkan kompos tersebut kedalam karung, biarkan selama 2 minggu sebelum

digunakan. Kompos yang dihasilkan kering tidak terdapat cairan.

Kompos takakura sudah terbentuk sempurna apabila teksturnya sudah seperti

tanah, warna coklat kehitaman, tidak berbau.

Untuk menguji kualitas kompos larutkan dalam air bersih. Kompos yang baik

akan tenggelam, apabila ada yang terapung berarti belum material tersebut

belum menjadi kompos. Air akan tetap bersih, apabila air berubah warnanya jadi

kecoklatan, artinya dalam kompos terdapat cairan hasil fermentasi anaerobik.