Upload
truongtuyen
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN
KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
Oleh:
Yosephin Nugrahanti Handayani
NIM : 131434013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN
KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh
Oleh:
Yosephin Nugrahanti Handayani
NIM : 131434013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN
KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)
Yang diajukan oleh :
Yosephin Nugrahanti Handayani
NIM : 131434013
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
(Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ.) Tanggal : 14 Juni 2017
NIP/NPP : P.2237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN
KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Yosephin Nugrahanti Handayani
NIM : 131434013
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji
Pada Tanggal : 24 Juli 2017
dan dinyatakan memenuhi syarat.
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd ......................
Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. ......................
Anggota : Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ. ......................
Anggota : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. ......................
Anggota : Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. ......................
Yogyakarta, 24 Juli 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini Kupersembahkan untuk:
Keluarga tercinta, Ibu, Bapak, Mba Ajeng, Mba Vivin Mas Ari, dan Mikaela
yang tak pernah lelah selalu mendukung moril maupun materiil.
Kekasih hati Yulius Anggit Dwi Kuncara yang selalu membantu dan
mendukung dalam pembuatan skripsi ini.
Sahabat tersayang dan semua teman-teman Pendidikan Biologi Angkatan 2013
yang membantu dengan candaan ringan yang menenangkan hati saat pikiran
sudah buntu.
Almamaterku
USD dan Pendidikan Biologi.
Motto :
“Don’t be afraid about the RISK, every step you take, the RISK always following
behind”
“Intelligence without ambition is a bird without wings - Salvador Dali 1904-
1989”
“Konsisten tidak mungkin ditiru -Kristian Hornsleth-“
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Juli 2017
Penulis,
(Yosephin Nugrahanti Handayani)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPERLUAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanata Dharma
Nama : Yosephin Nugrahanti Handayani
Nomor Induk Mahasiswa : 131434013
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN
KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma Untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang telah saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 24 Juli 2017
Yang menyatakan
Yosephin Nugrahanti Handayani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
“PENGARUH KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN
KETAPANG (Terminalia catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK,
DAN DOLOMITE TERHADAP PERTUMBUHAN
BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)”
Yosephin Nugrahanti Handayani
NIM: 131434013
ABSTRAK
Penggunaan pupuk anorganik sebagai salah satu penunjang untuk
meningkatkan produksi tanaman khususnya sayuran, masih sering dilakukan di
Indonesia. Padahal hal tersebut dapat merusak kesuburan tanah jika dipakai terus-
menerus. Pupuk organik sebagai alternatif dari pupuk anorganik, sebenarnya
mudah dan murah untuk dibuat. Salah satunya daun ketapang (Terminalia
catappa) yang memiliki kandungan unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman.
Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos
berbahan daun ketapang (Terminalia catappa), pupuk kandang, dedak dan
dolomite terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah)
bayam cabut (Amaranthus tricolor).
Dalam penelitian ada 4 kelompok yang dibandingkan yaitu dari 3
kelompok perlakuan (P1, P2, P3) dan 1 kelompok kontrol. Analisa data kuantitatif
dilakukan dengan uji Anova. Analisa data kualitatif dilakukan berdasarkan data
hasil perhitungan uji Anova dan data hasil pengamatan serta ditunjang dengan
data sekunder yang selama penelitian juga diukur yaitu suhu udara, kelembaban
udara, pH tanah, kelembaban tanah dan kandungan N, P dan K pada tanah dan
pupuk ketapang. Pupuk kompos daun ketapang diaplikasikan pada saat awal
sebelum penanaman dengan komposisi P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman bayam meliputi
tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman bayam cabut (Amaranthus
tricolor).
Hasil analisa statistik pertumbuhan tinggi tanaman dan berat basah
menunjukkan beda nyata. Perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman dan berat basah
ditemukan antara masing-masing perlakuan dengan kontrol. Kontrol justru
menunjukkan pertumbuhan paling baik. Pada pengukuran parameter jumlah daun
tidak menunjukkan adanya beda nyata.
Kata Kunci : Daun ketapang (Terminalia catappa), bayam cabut (Amaranthus
tricolor), pupuk kompos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE COMPOSITION EFFECT OF
KETAPANG LEAVES (Terminalia catappa), MANURE, BRANS
AND DOLOMITE AS COMPOST FERTILIZER TO THE GROWTH OF
PULLED UP SPINACH (Amaranthus tricolor)
Yosephin Nugrahanti Handayani
Student Number: 131434013
ABSTRACT
The use of unorganic fertilizer as one of the subtances to improve the
product of plant specially vegetables is frequently used in Indonesia, infact it can
damage the soil fertility, if it is used continously. Organic fertilizer as an
alternative of unorganic fertilizer, basically is easy and cheap to make. One of
them is ketapang leaf (Terminalia catappa) which has nutrient subtances useful
for plants. This experimental research aims to know the effect of compost fertilizer
made of ketapang leaves,manure, brans and dolomite to the growth (plant height,
the sum of leaves and the wet weight) of the pulled spinach (Amaranthus tricolor).
In this research, there are four groups (P1, P2, P3) and one controlled
group. Quantitative data analysis is carried out with Anova test. Qualitative data
analysis is carried out based on the data of calculation result og Anova test and
the data of perception result, and is also added with secunder data which is in this
research is also measured, namely air temperature, air humidity, soil pH, soil
humidity and the subtancesof N, P and K in soil and ketapang fertilizer. Ketapang
compost fertilizer is applied in the begining before planting with the composition
P1 (30%), P2 (50%), P3 (70%). Tied variable in this research is the growth of
spinach, including the height of plant, the sum of leaves and the wet weight of
spinach (Amaranthus tricolor).
The statistic analysis result of the height growth of plant and the wet
weight of plant show real differences. The difference of height growth of plant and
the wet weight are found between each treatments controlly. The control shows
the best growth in parameter measurement, the sum of leaves doesn’t show the
real difference.
Key words : Ketapang leaves (Terminalia catappa), pulled up spinach
(Amaranthus tricolor), compost fertilizer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat dan rahmat-NYA, kami dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Komposisi Pupuk Kompos Berbahan Daun Ketapang (Terminalia
Catappa), Pupuk Kandang, Dedak, Dan Dolomite Terhadap Pertumbuhan
Bayam Cabut (Amaranthus Tricolor)”.
Laporan penelitian ini merupakan salah satu prasyarat untuk
menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana pada Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada
1. Tuhan yang Maha Esa.
2. Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc., selaku dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dengan
sadar dari awal penyusunan sampai terselesaikannya skripsi ini.
4. Orang tua tersayang, yang selalu memberi kasih sayang, cinta, motivasi
dan doanya. Kakak-kakak, keponakan dan sepupu yang selalu
menyemangati dan menghibur saat penulis sedang jenuh.
5. Teman-teman angkatan 2013 tersayang yang selalu memberi motivasi,
dukungan dan semangat. Terimakasih atas pertemanan dan kebersamaan
dalam suka dan duka.
6. Pak Slamet sebagai penjaga Kebun Percobaan Biologi, yang telah
membantu peneliti selama proses penelitian di kebun.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh darisempurna. Oleh karena itu,
saran, dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar skripsi ini menjadi
lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.
Yogyakarta, 24 Juli 2017
(Penulis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN MOTO .................................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... v
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ............. vi
ABSTRAK ................................................................................................................. vii
ABSTRACT ................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tanaman Bayam .......................................................................................... 7
1. Amaranthus tricolor ............................................................................ 10
B. Morfologi Pada Tanaman Bayam ................................................................ 11
1. Akar ..................................................................................................... 10
2. Batang.................................................................................................. 10
3. Daun .................................................................................................... 10
4. Bunga .................................................................................................. 10
5. Biji ....................................................................................................... 11
C. Varietas Bayam ............................................................................................ 11
D. Hama dan Penyakit ...................................................................................... 12
1. Hama ................................................................................................... 12
a. Ulat Daun (Spodoptera sp.) ..................................................... 12
b. Siput ......................................................................................... 12
c. Lalat (Liriomyza sp.) ................................................................ 13
d. Kutu Daun (Myzus persicae, Thrips sp.) ................................. 13
e. Cacing Liang (Radhopolus similis) ......................................... 13
f. Uret (Exopholishypoleuca, leucopholis rorida, phyllophaga
helleri) ......................................................................................... 14
g. Gulma ...................................................................................... 14
2. Penyakit ............................................................................................... 15
a. Kekurangan Mangan (Mn) ...................................................... 15
b. Jamur Downy Mildew .............................................................. 15
c. Spinach Blight ......................................................................... 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
d. Noda Daun ............................................................................... 16
e. Orange Rust ............................................................................. 16
f. Bercak dan Busuk Daun ........................................................... 16
g. Busuk akar ............................................................................... 17
h. Busuk Batang dan Cabang ...................................................... 18
i. Karat Putih ................................................................................ 18
j. Mosaik ...................................................................................... 19
E. Morfologi Tanaman Ketapang (Terminalia catappa) .................................. 19
1. Batang.................................................................................................. 21
2. Daun .................................................................................................... 21
3. Bunga .................................................................................................. 22
4. Buah .................................................................................................... 22
F. Kandungan Kimia Pada Daun Ketapang ...................................................... 23
G. Pupuk Kompos ............................................................................................. 23
H. Manfaat Kompos.......................................................................................... 26
1. Aspek Ekonomi ................................................................................... 26
2. Apek Lingkungan ................................................................................ 26
3. Bagi Tanah dan Tanaman .................................................................... 26
I. Penelitian Relevan ......................................................................................... 27
J. Kerangka Berfikir.......................................................................................... 30
K. Hipotesa ....................................................................................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 32
B. Batasan Penelitian ........................................................................................ 34
C. Alat dan Bahan ............................................................................................. 35
D. Cara Kerja .................................................................................................... 36
1. Desain Penelitian ................................................................................. 36
2. Persiapan Tempat Penelitian ............................................................... 37
3. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian .................................................. 37
4. Pembuatan Pupuk Kompos Padat Berbahan Dasar Daun Ketapang ... 37
5. Penimbangan Media Tanam ................................................................ 38
6. Penanaman Bayam Cabut.................................................................... 39
a. Seleksi Biji ............................................................................... 39
b. Pembenihan Bayam Cabut dan Penyemaian ........................... 40
c. Seleksi Bibit Bayam Cabut dan Pemindahan .......................... 40
7. Aklimatisasi ......................................................................................... 41
8. Pemeliharaan Tanaman Bayam Cabut ................................................ 41
a. Penyiraman .............................................................................. 41
b. Penyiangan Gulma .................................................................. 41
9. Pengambilan Data ............................................................................... 42
a. Tinggi Tanaman ....................................................................... 42
b. Jumlah Daun ............................................................................ 42
c. Berat Basah .............................................................................. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
E. Metode Analisis Data ................................................................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ............................................................................................................. 46
1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut ..................................... 46
2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut........................... 53
3. Berat Basah Tanaman Bayam Cabut ................................................... 58
4. Analisis Pupuk Kompos dan Tanah Penelitian ................................... 62
B. Pembahasan .................................................................................................. 65
C. Keterbatasan Penelitian dan Kendala ........................................................... 78
D. Implementasi Hasil Penelitian Dalam Pembelajaran Biologi ...................... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 81
B. Saran............................................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 83
LAMPIRAN ............................................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Bayam Dalam 100 gram Bahan ...................................... 8
Tabel 2.2 Varietas Bayam .......................................................................................... 11
Tabel 3.1 Rincian Dosis Tiap Kelompok Perlakuan .................................................. 33
Tabel 3.2 Komposisi Pupuk dan Tanah Dalam Poly Bag .......................................... 34
Tabel 4.1 Selisih Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Pada Kontrol dan Tiga
Perlakuan Lain ........................................................................................... 46
Tabel 4.2 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Tinggi Tanaman........................................ 49
Tabel 4.3 Hasil Uji Post Hoc Tinggi Tanaman .......................................................... 50
Tabel 4.4Selisih Pertambahan Daun Bayam Tiap Perlakuan..................................... 53
Tabel 4.5 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Jumlah Daun ............................................. 56
Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Berat Basah Tiap Perlakuan .............................................. 58
Tabel 4.7 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Berat Basah ............................................... 60
Tabel 4.8 Hasil Uji Post Hoc Berat Basah ................................................................. 61
Tabel 4.9 Kandungan Ideal Hara Kompos ................................................................. 66
Tabel 4.10 Perbandingan Kandungan Unsur Hara Pupuk Penelitian, Tanah
Penelitian dan Pupuk Kompos Ideal .......................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kenampakan Pohon Ketapang (Terminalia catappa) ............................ 20
Gambar 2.2 Literatur Map.......................................................................................... 29
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir ....................................................................... 30
Gambar 3.1 Denah Penelitian .................................................................................... 36
Gambar 4.1 Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Cabut ............................. 48
Gambar 4.2 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut .............................. 54
Gambar 4.3 Rata-rata Berat Basah Tiap Perlakuan ................................................... 59
Gambar 4.4 Hama Ulat yang Menyerang Tanaman Bayam Cabut ............................ 70
Gambar 4.5 Hama Belalang yang Menyerang Tanaman Bayam Cabut .................... 71
Gambar 4.6 Daun yang Terjangkit Penyakit Downy Mildew .................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Selisih Tinggi Tanaman Tiap perlakauan .............................................. 86
Lampiran 2. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tinggi Tanaman ..................... 87
Lampiran 3. Data Mentah Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan ............... 88
Lampiran 4. Data Mentah Jumlah Daun Tiap Perlakuan ........................................... 92
Lampiran 5. Data selisih Jumlah Daun Tiap Perlakuan ............................................. 96
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Jumlah Daun .......................... 97
Lampiran 7. Data Hasil Pengukuran Berat Basah Tiap Perlakuan ............................ 98
Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Berat Basah ............................ 99
Lampiran 9. Data Hasil Uji Laboratorium Pupuk dan Tanah .................................... 100
Lampiran 10. Data Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara.................................. 102
Lampiran 11. Data Pengukuran pH Tanah ................................................................. 103
Lampiran 12. Data Pengukuran Kelembaban Tanah ................................................. 105
Lampiran 13. Silabus ................................................................................................. 107
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pemebelajaran (RPP) ....................................... 115
Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1) ........................................................... 123
Lampiran 16. Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2) ........................................................... 122
Lampiran 17. Lembar Pengukuran Suhu dan Kelembaban Tanaman ....................... 127
Lampiran 18. Lembar Penilaian Sikap Sosial ............................................................ 128
Lampiran 19. Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi ................................................ 130
Lampiran 20. Lembar Penilaian Kegiatan Percobaan ................................................ 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 21. Lembar Penilaian Laporan Percobaan ................................................. 132
Lampiran 22. Lembar Penilaian Tingkat Pengetahuan Siswa Terhadap
Pembelajaran (Pos Test) ..................................................................... 134
Lampiran 23. Panduan Penilaian Akhir Aspek Kognitif ........................................... 136
Lampiran 24. Gambar Alat, Bahan dan Proses Pembuatan Pupuk Kompos .............. 137
Lampiran 25. Alat yang Digunakan Selama Penelitian dan Lokasi Penelitian .......... 139
Lampiran 26. Proses Pemindahan Bayam Cabut Ke Polybag ................................... 141
Lampiran 27. Beberapa Proses yang Dilakukan Selama Penelitian dan Pada Saat
Panen .................................................................................................. 142
Lampiran 28. Pengukuran pH Pupuk Ketapang ........................................................ 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang
melimpah. Salah satu kekayaan di Indonesia yang banyak dikembangkan adalah
budidaya sayuran. Sayuran adalah tumbuh-tumbuhan yang dapat dikonsumsi dan
dimanfaatkan oleh manusia karena kandungan vitamin, mineral dan seratnya yang
baik bagi kesehatan manusia. Sayuran di Indonesia memang bukan sebagai
makanan pokok, namun sebagai makanan pelengkap, walaupun hanya sebagai
makanan pelengkap, sayuran tetap digemari di kalangan masyarakat dengan
tingkat ekonomi tinggi, sedang dan rendah dengan beragam usia. Salah satu
sayuran yang banyak digemari adalah bayam (Amaranthus sp.), terbukti dari
banyaknya jenis bayam yang ditanam di Indonesia sekurang-kurangnya terdapat
13 spesies tanaman bayam salah satunya yaitu bayam cabut (Amaranthus
tricolor).
Tanaman bayam merupakan komoditas sayuran yang terpenting dan
bernilai ekonomi tinggi di Indonesia. Tanaman bayam mengandung serat yang
tinggi, sehingga bayam sangat dianjurkan untuk pasien penderita kanker usus
besar dan untuk orang-orang yang memiliki kesusahan buang air besar. Selain itu,
bayam termasuk sayuran yang sangat kaya nutrisi, rendah kalori, namun sangat
tinggi vitamin, mineral dan fitonutrien lainnya. Bayam mengandung flavonoid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang berfungsi sebagai antioksidan, yang dapat melindungi tubuh dari radikal
bebas. Produksi bayam di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Pada tahun 2010 produksinya mencapai 152.334 ton dan meningkat menjadi
160.513 ton pada tahun 2011 (BPS, 2012). Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik di atas, tidak mengherankan bila bayam disebut sebagai tanaman
komoditas sayuran yang sangat digemari di Indonesia.
Salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan budidaya tanaman
bayam adalah aplikasi penggunaan pupuk. Pupuk merupakan sumber nutrisi
utama bagi tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi
setiap hari, tumbuhan memerlukan beberapa nutrisi seperti mineral dan air. Nutrisi
tersebut diserap oleh akar, batang dan daun. Nutrisi yang dibutuhkan oleh
tumbuhan tidak terlepas dari tiga unsur hara, yaitu nitrogen (N), fosfor (P) dan
kalium (K). Peranan ketiga unsur hara tersebut sangat penting dan mempunyai
fungsi yang saling mendukung satu sama lain dalam proses pertumbuhan dan
produksi tanaman (Wididana, 1993).
Pupuk yang beredar di masyarakat saat ini belum cukup memiliki standar
kualitas yang baik. Seringnya penggunaan pupuk anorganik dapat menyebabkan
turunnya senyawa atau bahan di dalam tanah, sehingga kehidupan berbagai
mikroba dalam tanah menjadi terdesak. Sementara keberadaan berbagai mikrobia
sesungguhnya sangat diperlukan karena membantu menguraikan bahan organik
yang ada dalam tanah sehingga mudah diserap tumbuhan, oleh sebab itu
diharapkan petani dapat beralih untuk menggunakan pupuk organik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya berasal
dari bahan organik yakni tumbuhan, hewan dan bakteri yang telah melalui proses
rekayasa, dapat berupa padat atau cair yang digunakan untuk menyuplai bahan
organik dan baik untuk pertumbuhan tanaman bayam. Keuntungan utama
menggunakan pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik,
dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman. Pupuk organik juga
dapat membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan permeabilitas tanah
dan dapat untuk memulihkan kondisi ketergantungan lahan pada pupuk anorganik.
Produk pupuk organik juga lebih sehat, dan ramah lingkungan serta mengurangi
dampak negatif dari bahan kimia yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan
(Susetya, 2012).
Peneliti tertarik untuk menjadikan daun ketapang (Terminalia catappa)
sebagai bahan utama dalam penelitiannya karena daun ketapang mudah
didapatkan di lingkungan sekitar. Menurut Orwa (2009) daun ketapang memiliki
kandungan nitrogen sebesar 3,92 % sebelum dilakukan pengomposan. Selain itu
di lingkungan kampus banyak terdapat pohon ketapang yang daunnya hanya
dicampur menjadi satu dengan daun lainnya dalam bak penampungan dan
dijadikan pupuk, namun tidak murni daun ketapang. Hal ini yang menjadi alasan
utama peneliti memilih daun ketapang sebagai bahan utama untuk pembuatan
pupuk kompos. Selain itu, pemilihan bayam sebagai tanaman percobaan karena
umur panen bayam yang pendek yaitu sekitar 1 bulan, dan juga bayam menjadi
komoditas sayuran yang memiliki banyak penggemar di Indonesia, terutama ibu-
ibu hamil, karena kandungan zat besi yang ada pada daun bayam baik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dikonsumsi ibu-ibu hamil. Selain itu kandungan nitrogen (N) pada sampah
organik dalam daun ketapang yang sudah gugur dapat dimanfaatkan sebagai
penyubur tanaman melalui proses pengomposan agar mudah diserap oleh
tanaman.
Pemanfaatan sampah organik daun ketapang sebagai pembuatan pupuk
juga dilatarbelakangi oleh program NAWACITA (sembilan cita) yang ingin di
wujudkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan wakilnya Jusuf
Kalla yang dalam salah satu program kerjanya, yaitu pada NAWACITA 7 yang
berbunyi “Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor - sektor strategis ekonomi domestik”. Pada NAWACITA 7
tersebut terdapat target yang ingin dicapai yaitu “Membangun Kedaulatan
Pangan”. Salah satu program kerja dari Kementrian Pertanian yaitu 1000 desa
pertanian organik yang memiliki 2 program yaitu 1) Program Peningkatan
Produksi dan Produktivitas Hortikultura Ramah Lingkungan, 2) Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, dengan kegiatan Perluasan Areal,
Pengelolaan Lahan Pertanian dan fasilitasi Pupuk serta pestisida. Dengan
indikator kegiatannya adalah Jumlah Pengembangan Unit Pengolah Pupuk
Organik (UPPO) (Unit). Oleh karena itu peneliti memilih topik seputar pembuatan
pupuk dari sampah organik daun ketapang, dengan judul “PENGARUH
KOMPOSISI PUPUK KOMPOS BERBAHAN DAUN KETAPANG (Terminalia
catappa), PUPUK KANDANG, DEDAK, DAN DOLOMITE TERHADAP
PERTUMBUHAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor)”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun
ketapang (Terminalia catappa) terhadap pertumbuhan bayam cabut
(Amaranthus tricolor)?
2. Komposisi pupuk kompos manakah yang paling optimal untuk
pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun
ketapang (Terminalia catappa) terhadap pertumbuhan bayam cabut
(Amaranthus tricolor)
2. Mengetahui komposisi pupuk kompos yang paling optimal bagi
pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru tentang
pembuatan pupuk dan aplikasinya pada tanaman bayam cabut
(Amaranthus tricolor), serta memberi kesadaran baru bagi peneliti untuk
menggunakan pupuk organik yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan
sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan pengetahuan baru seputar bahan baku dasar
pembuatan pupuk kompos yang bisa diperoleh dari lingkungan sekitar
sehingga dapat menghemat biaya pembuatan pupuk kompos.
3. Bagi Dunia Pendidikan
Dapat mengenalkan kepada siswa-siswi tentang pengolahan pupuk
kompos yang bermanfaat bagi tanaman, dan mengaplikasikannya pada
tanaman, serta dapat menjadi bahan pembelajaran mengenai cara bercocok
tanam, yang nantinya disesuaikan dengan materi pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tanaman Bayam
Bayam (Amaranthus sp.) adalah salah satu jenis sayuran daun dari
famili Amaranthaceae yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Kata
"amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Rasa pada
tanaman bayam yang enak, teksturnya lunak dan dapat memberikan rasa dingin
dalam perut serta dapat memperlancar pencernaan. Tanaman bayam
merupakan tanaman semusim berbentuk perdu (semak). Daun berbentuk bulat
telur dengan ujung agak meruncing dan urat – urat daun yang jelas. Bunga
tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung tanaman maupun
ketiak – ketiak daun. Bentuk malai bunga memanjang mirip ekor kucing.
Ukuran biji sangat kecil dan berbentuk bulat. Batangnya banyak mengandung
air (herbaceus), tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Sistem perakarannya
menyebar dangkal pada kedalaman antara 20 – 40 cm dan memiliki akar
tunggang karena termasuk kelas Dycotyledonae (Rukmana, 1994). Bayam
banyak mengandung vitamin dan garam-garam mineral penting yang
diperlukan tubuh seperti dapat dilihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Tabel 2.1. Kandungan gizi bayam dalam 100 gram bahan
Kandungan gizi Jumlah
Kalori 36 Kal
Protein 3,5 g
Lemak 0,5 g
Hidrat arang 6,5 g
Vitamin B1 908 mg
Vitamin A 6.090 S.I.
Vitamin C 80 mg
Kalsium 267 mg
Fosfor 67 mg
Besi 3,9 mg
Air 86,9 g
Sumber : Nazaruddin, 1994
Tanaman bayam pada mulanya dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam
perkembangan selanjutnya, tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan
pangan sumber protein, terutama di negara-negara berkembang. Bayam
merupakan salah satu sayuran daun terpenting di Asia dan Afrika. (Rukmana,
1994). Menurut Heyne (1987), klasifikasi dalam tata nama tanaman bayam
termasuk kedalam :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Familia : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus tricolor
Bayam dapat tumbuh sepanjang tahun, baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi (pegunungan). Tanaman ini dapat diusahakan secara
komersil di sawah, kebun/tegalan, namun bisa pula secara sambilan untuk
kebutuhan sehari-hari di pekarangan yang sempit sekalipun. Derajat keasaman
tanah (pH) yang diinginkan untuk pertumbuhannya adalah antara 6-7. Lahan
pertanaman dengan pH yang kurang dari 6 akan menyebabkan penurunan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman, sedangkan pH di atas 7 menyebabkan
tanaman mengalami klorosis (daun bewarna putih kekuning-kuningan,
terutama pada daun-daun yang masih muda). Pada tanah yang asam, bayam
akan sukar tumbuh. (Hukum, dkk, 1990).
Secara umum penjelasan mengenai bayam cabut (Amaranthus
tricolor) yang dibudidayakan di Indonesia menurut Rukmana (1994) adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Amaranthus tricolor
Bayam tipe ini tergolong bayam cabut. Warna daun hijau dan ada yang
berwarna kemerah-merahan. Bunganya kecil dan berkelompok pada ketiak
daun dan ujung batang. Bayam ini banyak diusahakan oleh petani karena
pertumbuhannya cepat dan cepat berbunga.
B. Morfologi Tanaman Bayam
1. Akar
Bentuk tanaman bayam adalah terna (perdu), tinggi tanaman dapat
mencapai 1,5 sampai 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran
menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm dan berakar tunggang.
2. Batang
Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air,
tumbuh tinggi diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang
yang keras, berkayu dan bercabang banyak.
3. Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat
daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua,
hijau keputih-putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya
kasap (kasar) dan kadang berduri.
4. Bunga
Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga
4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Bunga keluar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
ujung-ujung tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang
tumbuh tegak. Tanaman dapat berbunga sepanjang musim. Perkawinannya
bersifat uniseksual, yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk
silang. Penyerbukan berlangsung dengan bantuan angin dan serangga.
5. Biji
Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna
cokelat tua sampai mengkilap sampai hitam kelam. Namun ada beberapa
jenis bayam yang mempunyai warna biji putih sampai merah.
C. Varietas Bayam
Ada beberapa varietas bayam yang dapat tumbuh di Indonesia, berikut ini
adalah tabel varietas bayam yang dapat tumbuh di Indonesia:
Tabel 2.2 Varietas Bayam
Varietas Ciri Tanaman
Raja Bercabang banyak, batang dan daun berwarna hijau
kekuning-kuningan.
Giti Hijau Sedikit bercabang, batang dan daun berwarna hijau
muda.
Giti Merah Sedikit bercabang, batang berwarna kemerah-
merahan, dan daunnya belang merah.
Sumber : Rukmana, 1994
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
D. Hama dan Penyakit
Pengertian hama secara luas yaitu organisme yang mengurangi
ketersediaan, mutu, dan jumlah sumber daya tanaman bagi manusia. Pengertian
lain yaitu semua binatang atau serangga yang dalam aktvitas hidupnya
memakan tanaman yang dibudidayakan sehingga merugikan kepentingan hidup
mausia dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan. Dalam pengertian
tersebut istilah hama dilihat dari segi kepentingan manusia, bukan merupakan
istilah ekologi. Kebanyakan binatang hama adalah serangga. (Suyanto, 1994).
1. Hama yang dapat menyerang tanaman bayam menurut Anonim (2015)
antara lain :
a. Ulat Daun (Spodoptera sp.)
Ulat daun adalah yang paling rawan muncul di tanaman bayam. Hama
ini memakan daun bayam sehingga meninggalkan bekas gigitan
berlubang-lubang. Untungnya perlindungan untuk hama ini cukup
mudah, yaitu dengan menggoyangkan tanaman atau menyemprotkan air
hingga hama tersebut jatuh. Penggunaan pestisida kimia juga dapat
mengatasi hama ini, hanya saja tidak disarankan karena akan
memberikan dampak buruk kepada konsumen.
b. Siput
Siput tergolong jarang untuk menyerang bayam, tetapi dalam beberapa
kasus, siput juga tergolong sebagai hama untuk tanaman bayam. Hama
ini akan memakan daun bayam sehingga mengakibatkan bayam
menjadi tidak sehat serta kualitasnya menurun. Cara mengatasinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dapat dengan penyiraman rutin. Jika diperlukan, dapat menggunakan
pellet besi fosfat sebagai jebakan untuk membunuh hama.
c. Lalat (Liriomyza sp.)
Serangga ini sangat mengganggu untuk kehidupan bercocok tanam para
petani. Lalat dapat menyebabkan daun rusak, berlubang, hingga layu.
Serangga ini cukup menyusahkan karena tidak cukup dengan
menggoyangkan tanaman saja seperti ulat daun, memang dengan
menggoyangkannya lalat akan pergi, tetapi lalat dapat dengan cepat
kembali sehingga metode ini tergolong tidak efektif. Terdapat metode
tradisional mengusir lalat yaitu dengan menggantungkan plastik berisi
air di sekitar tanaman. Menggunakan pestisida kimia juga bisa namun
sebaiknya dihindarkan.
d. Kutu Daun ( Myzus persicae, Thrips sp.)
Hama ini sulit terlihat karena efek yang diberikan pun tidak begitu
terlihat jika dalam skala kecil. Kutu Daun menyerap cairan daun bayam
sehingga daun menjadi tidak sehat. Jika sudah parah, daun akan
berbentuk melengkung dan berpilin, bahkan daun akan rontok dan
pertumbuhan bayam akan sangat lambat. Hama ini dapat diatasi dengan
penyemprotan air secara rutin (menyiram).
e. Cacing Liang (Radhopolus similis)
Hama ini menghisap cairan pada akar tanaman, ciri-ciri tanaman yang
terserang hama ini adalah pertumbuhan tanaman menjadi lambat,
tanaman menjadi kerdil, serta menghasilkan bunga yang kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pengendalian untuk hama ini adalah dengan menggunakan nematisida
seperti furadan G yang ditaburkan pada media tanam sesuai aturan yang
tertera dalam kemasan. Aplikasi furadan G juga harus diperhatikan,
karena furadan adalah pestisida kimia dan memiliki residu yang kurang
baik. (Sugiarto, 2011).
f. Uret (Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri)
Hama uret merupakan Famili Scarabaeidae Sub Famili Melolonthinae
dari ordo Coleoptera yang mempunyai siklus hidup sempurna
(metamorfose sempurna) dari telur, larva (uret), kepompong dan
serangga dewasa/kumbang (puthul). Hama uret yang paling merugikan
pada fase larva karena pada fase ini aktif menyerang perakaran
tanaman. Gejala serangan yang ditimbulkan hama uret yaitu tanaman
kelihatan layu dan tanaman mudah dicabut karena sebagian atau seluruh
akar dimakan. Pengendalian hama ini dapat dilakukan penangkapan
massal, melakukan pengolahan tanah dengan kedalaman 30 cm
sehingga larva dan kepompong dapat keluar, dikumpulkan serta
dimusnahkan sehingga akan mengurangi populasi hama uret. Di
samping itu hama uret akan terkena alat pengolah lahan dan kena sinar
matahari sehingga akan mati. (Nur, 1999).
g. Gulma
Jenis gulma yang menyerang tanaman bayam biasanya berupa rumput
– rumputan seperti rumput teki dan alang-alang, gulma biasa dibawa
oleh burung yang tidak sengaja menjatuhkan biji dari tanaman gulma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
tersebut ke lokasi penelitian. Ciri – ciri dari gulma sendiri tumbuh
mengganggu tanaman budidaya, dengan gejala yaitu lahan banyak
ditumbuhi tanaman liar. Pencegahan dengan menggunakan bioherbisida
yang ramah lingkungan atau herbisida sintetis.
2. Penyakit - penyakit yang sering menyerang tanaman bayam
menurut Anonim (2015) adalah sebagai berikut:
a. Kekurangan Mangan (Mn)
Seringkali pada musim kemarau atau cuaca yang sangat panas, bintik-
bintik kuning pada tulang daun tanaman bayam akan bermunculan. Hal
ini menandakan bayam tersebut tidak sehat, yaitu kekurangan zat Mn.
Penyakit ini akan menyebabkan pertumbuhan bayam jauh lebih lambat
karena tepi-tepi daun akan mengering. Penyakit ini dapat dihindari
dengan memberikan zat kapur pada tanah sekitar bayam tersebut. Untuk
penyembuhannya dapat menggunakan multitonik mengandung zat
mangan yang diberikan ke dalam tanah.
b. Jamur Downy Mildew
Serangan penyakit bayam ini dapat terlihat dengan ditandai munculnya
penguningan pada daun bagian atas dimana bagian bawah daun
berwarna hijau keunguan. Jika dibiarkan, seluruh daun pada bayam
akan berubah warna menjadi cokelat. Hal ini disebabkan karena kondisi
lingkungan yang basah atau cuaca yang terlalu dingin. Pemetikan daun
harus dilakukan untuk mencegah menyebarnya penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Spinach Blight
Penyakit ini ditandai dengan kemunculan permukaan daun muda yang
menguning disertai dengan daun yang menyempit dan menggulung.
Penyebabnya adalah virus Mozaik Cucumber. Jika ada bayam yang
terinfeksi, lebih baik segera dicabut dan dihancurkan untuk
menghindari penyebaran. Dapat dicegah dengan pembersihan gulma di
sekitar tanaman bayam dengan rutin.
d. Noda Daun
Gejala penyakit ini dapat terlihat dengan adanya noda-noda berwarna
cokelat pada sebagian daun. Jika tidak diberikan perawatan, noda
tersebut akan meluas merusak daun bahkan menghancurkannya. Daun
yang terinfeksi harus segera dipetik dan dibakar agar penyakit tidak
menyebar.
e. Orange Rust
Gejala penyakit ini berupa bintik kuning terang pada permukaan bawah
daun yang kemudian akan tampak jelas sorus-sorusnya yang berwarna
kuning terang sampai orange. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan
jenis Puccinia aristidae. (Tim Penyususn Kamus PS, 1997).
f. Bercak dan Busuk Daun
Di Irian Jaya terdapat bercak dan busuk daun yang disebabkan oleh
Rhizoctonia solani Kühn. Jamur ini mempunyai beberapa nama lain
(sinonim) antara lain Corticum solani dan Thanatephorus cucumeris.
Daun bayam yang tua kadang-kadang membusuk dan berjamur hitam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mengkilat yang terdiri atas konidiofor dan konidium jamur
Choanephora cucurbitarum. Penyakit ini sama dengan yang oleh
Hadisoeganda (1996) disebut sebagai penyakit busuk basah. Pada daun
bayam sering terdapat bercak daun yang disebabkan oleh Cercospora
beticola Sacc. (Hadisoeganda, 1996), seperti yang terdapat pada daun
bit. (Semangun, 2000).
g. Busuk Akar
Di daerah tembakau Besuki, bayam (Amaranthus lividus L.) sering
terjangkit busuk akar dan busuk pangkal batang yang disebabkan oleh
Pythium aphanidermatum Fitz. Dari bayam, jamur dapat menular ke
tembakau di pembibitan. Di bogor, bayam (Amaranthus tricolor)
terserang oleh Pythium butleri Subr. yang menyebabkan penyakit rebah
semai (damping off). Pythium butleri Subr dianggap sinonim dengan
Pythium aphanidermatum Fitz. Jamur penyebab penyakit ini
mempunyai miselium yang kasar, kadang-kadang lebarnya sampai
7μm. Suatu hal yang menarik pada Pythium aphanidermatum Fitz
adalah terdapatnya sporangium yang bentuknya tidak teratur, seperti
batang atau bercabang-cabang, yang dipisahkan dari ujung hifa. Alat ini
sering disebut “prasporangium”, ukurannya dapat sampai 800 x 20
μm.jamur ini juga dapat membentuk sporangium yang bulat atau
jorong. Oospora halus dengan dinding yang agak tebal, bergaris tengah
17-19 μm. (Semangun, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
h. Busuk Batang dan Cabang
Di Jawa terdapat busuk batang dan cabang yang disebabkan oleh
kapang Rhizopus sp. kapang ini lebih bersifat saprofitik, sehingga pada
umumnya hanya menyerang tanaman yang sangat lemah, atau hidup
pada jaringan yang sudah diserang oleh organisme lain. bagian tanaman
yang terserang diliputi oleh lapisan seperti beledu bewarna kelabu
hitam. (Semangun, 2000).
i. Karat Putih
Pada bermacam-macam bayam sering terdapat karat putih (white rust),
yang disebabkan oleh jamur Albugo candida yang memiliki sinonim
Cystopus candidus Lev. Adanya jamur ini di jawa sudah dilaporkan
oleh Raciborski pada tahun 1900 dengan nama Cystopus bliti. Penyakit
ini juga terdapat di Singapura, Malaysia dan Thailand. Di Singapura
jamurnya dideterminasi sebagai Cystopus bliti. Karat putih membentuk
bercak-bercak putih yang agak melepuh pada daun, terutama pada sisi
bawah. Batang muda dan bunga dapat terserang juga. Penyakit dapat
menghambat pertumbuhan tanaman. Spora jamur dipencarkan oleh
angin, hujan dan serangga. Penyakit ini dibantu oleh cuaca yang sejuk
dan basah. Pada umumnya penyakit tidak perlu dikendalikan. Jika
penyakit selalu timbul dengan merugikan, tanaman-tanaman yang sakit
dibongkar dan dibakar. Lahan jangan ditanami dahulu dengan bayam.
Tanaman dapat disemprot dengan fungisida tembaga sesuai takaran.
(Semangun, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
j. Mosaik
Pada tanaman bayam di sekitar Bandung terdapat gejala klorotik
sistemik pada daun, daun menjadi tidak rata, terdapat bagian yang
bewarna hijau tua seperti melepuh. Tanaman terhambat
pertumbuhannya. Penyakit mosaik ini terbukti disebabkan oleh virus
mosaik mentimun (Cucumber Mosaic Virus, CMV) (Sutarya, 1990).
E. Morfologi Tanaman Ketapang (Terminalia catappa)
Pohon ketapang adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang
yang memiliki nama latin Terminalia catappa. Terminalia catappa merupakan
pohon besar dengan tinggi mencapai 25 m dan gemang batang sampai 1.5 m.
Bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang tumbuh mendatar dan
bertingkat-tingkat. Ketapang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara. Namun
pada wilayah Sumatra dan Kalimantan pohon ketapang jarang ditemukan.
Pohon ini biasa ditanam di Australia bagian utara dan Polinesia, India,
Pakistan, Madagaskar, Afrika Timur dan Afrika Barat, Amerika Tengah, serta
Amerika Selatan. Pohon ketapang kerap ditanam sebagai pohon peneduh di
taman ataupun pinggir jalan. Pohon ketapang mempunyai bentuk cabang dan
tajuk yang khas. abangnya mendatar dan tajuknya bertingkat-tingkat mirip
struktur pagoda. Terminalia catappa cocok dengan iklim pesisir dan dataran
rendah hingga ketinggian sekitar 400 m.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Ketapang menggugurkan daunnya dua kali dalam satu tahun, sehingga
tumbuhan ini bisa bertahan menghadapi bulan-bulan yang kering. Buahnya
yang memiliki lapisan gabus dapat terapung-apung di air sungai dan laut
hingga berbulan-bulan, sebelum tumbuh di tempat yang cocok. Buahnya juga
disebarkan oleh kelelawar. Secara umum bentuk dari ketapang dapat dilihat
pada gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1. Kenampakan Pohon Ketapang (Terminalia catappa)
Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Menurut Heyne (1987), tanaman ketapang dalam sistematik tumbuhan
(taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Ordo : Myrtales
Famili : Combretaceae
Genus : Terminalia
Spesies : Terminalia catappa
Menurut Lemmens (1992), mendeskripsikan Tanaman Ketapang
(Terminalia catappa) sebagai berikut :
1. Batang
Batangnya memiliki diameter sampai 1,5 m, memiliki batang yang
berkayu (lignosus) yaitu batang yang keras dan kuat. Sifat permukaan batang
beralur (sulcatus) yaitu jika membuju batang terdapat alur-alur yang jelas.
Arah tumbuhnya batang tegak lurus ke atas atau erectus. Percabangan pada
tanaman ini termasuk simpodial karena batang pokok sukar untuk ditentukan,
sedangkan arah tumbuh cabangnya mendatar atau horizontalis yaitu antara
cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 90ᵒC.
2. Daun
Daun lengkap adalah daun yang terdiri atas pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun ketapang (Terminalia
catappa) termasuk daun yang tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai
daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Terminalia catappa memiliki
bentuk tangkai daun seperti bentuk tangkai daun tumbuhan pada umumnya,
yaitu berbentuk silinder dengan sisi agak pipih dan menebal pada pangkalnya.
Ketapang memiliki helaian daun bundar telur terbalik. Helaian di pangkal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
berbentuk jantung, pangkal dengan kelenjar di kiri-kanan ibu tulang daun di
sisi bawah. Daun ketapang memiliki daun berambut halus di sisi bawah dan
berbentuk lebar dibagian tengah daun, ujung daun meruncing, tepi daun yang
merata, daging daun tipis dan memiliki tulang daun menyirip.
3. Bunga
Berukuran sangat kecil, berwarna kuning atau putih terkumpul dalam
bulir yang berada dekat ujung ranting dengan panjang 8 – 25 cm. Bunga
Terminalia catappa tidak memiliki mahkota, memiliki kelopak berjumlah 5
yang memiliki bentuk seperti piring atau lonceng ukuran 4 – 8 mm dan
berwarna putih atau krem. Benang sari berada dalam 2 lingkaran yang tersusun
masing – masing 5. Buah batu berbentuk bulat telur gepeng, bersegi atau
bersayap sempit denga ukuran 2,5 - 7 x 4 – 5,5 cm berwarna hijau-kuning-
merah atau ungu kemerahan saat telah masak.
4. Buah
Bentuk dari buah pohon katapang ini seperti buah almond. Besar
buahnya kira-kira 4 – 5,5 cm. Buah katapang berwarna hijau tetapi ketika tua
warnanya menjadi merah kecokelatan. Kulit terluar dari bijinya licin dan
ditutupi oleh serat yang mengelilingi biji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
F. Kandungan Kimia Pada Daun Ketapang
Salah satu bahan alami yang berpotensi sebagai bahan antibakteri
adalah daun ketapang (Hardhiko et al., 2004). Daun ketapang mengandung
beberapa kandungan kimia. Ketapang mengandung senyawa seperti flavonoid
(Lin dkk., 2000), triterpenoid (Gao dkk., 2004), tanin (Ankamwar, 2010),
alkaloid (Mandasari, 2006), steroid (Babayi dkk., 2004), asam lemak (Jaziroh,
2008), diterpen, saponin, dan senyawa fenolik (Pauly, 2001). Tumbuhan
Ketapang memiliki kandungan tanin terhidrolisis dengan konsentrasi tinggi
(Howell, 2004). Zat kimia yang terkandung dalam ekstrak daun ketapang yang
diduga bersifat sebagai antibakteri adalah tanin (Chee Mun, 2003).
Menurut Orwa, et al (2009) daun ketapang juga memiliki kandungan
nitrogen (N) sebesar 3,92 % sebelum dilakukan pengomposan. Kandungan N
dalam daun ketapang sebesar 3,92% ini berpotensi untuk penyubur tanaman
melalui proses pengomposan.
G. Pupuk Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sisa-sisa tanaman atau sisa
hasil panen yang dibusukkan pada suatu tempat, terlindungi dari matahari dan
hujan, serta diatur kelembabannya dengan menyiram air apabila terlalu kering
(Hardjowigeno, 1989). Proses pengomposan bisa berlangsung apabila bahan-
bahan mentah telah dicampur secara merata, pengomposan dapat dibagi
menjadi 2 tahap yaitu : tahap aktif, dan tahap pematangan. Pada tahap awal
proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik, yang mengakibatkan suhu tumpukan
kompos akan tinggi dan pH kompos meningkat. Suhu akan meningkat menjadi
50 – 70ᵒC, dan akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang berperan
aktif pada kondisi ini adalah mikroba termofilik yaitu mikroba yang aktif pada
suhu yang tinggi. Pada saat terjadi proses ini, maka proses dekomposisi bahan
organik juga berlangsung (Isroi, 2007).
Dekomposisi secara aerob adalah modifikasi yang terjadi secara
biologis pada struktur kimia atau biologi bahan organik dengan kehadiran
oksigen. Dalam proses ini banyak koloni bakteri yang berperan akibat dan
ditandai dengan adanya perubahan temperatur 35ᵒC bakteri yang berperan
adalah Phsycrophile. Antara termperatur 35-55ᵒC yang berperan adalah bakteri
mesofilik. Pada temperatur tinggi (di atas 85ᵒC) yang banyak berperan adalah
bakteri termofilik. Hasil dari dekomposisi bahan organik secara aerobik adalah
CO2, H2O (air), Humus, dan energi. Proses dekomposisi bahan organik secara
aerobik disajikan sebagai berikut:
Bahan organik CO2 +H2O + Humus + Hara + Energi
Hasil dari proses pengomposan secara aerobik berupa bahan kering
dengan kelembaban 30-40%, bewarna cokelat gelap, dan remah. (Djuarnani
dkk, 2005).
mikroba aerob
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Sedangkan Dekomposisi secara anaerob adalah modifikasi yang
terjadi secara biologis pada struktur kimia atau biologi bahan organik tanpa
oksigen. Berikut mekanisme pengomposan secara anaerob:
Bahan Organik CH4 + hara + humus
Pada proses anaerob reaksi berlangsung secara bertahap. Tahap
pertama, beberapa jenis bakteri fakultatif akan menguraikan bahan organik
menjadi asam lemak. Kemudian diikuti tahap kedua, dimana kelompok
mikroba lain akan mengubah asam lemak menjadi amoniak, metan,
karbondioksida dan hidrogen. Panas yang dihasilkan dalam proses anaerobik
lebih rendah dibanding aerobik. Pengomposan anaerob akan menghasilkan gas
mentah (CH4), karbondioksida (CO2), dan asam organik yang memiliki bobot
molekul rendah seperti asam asetat, asam propionate, asam butirat, asam laktat,
dan asam suksinat. Gas metan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar
alternative (biogas). Sisanya berupa lumpur yang mengandung bagian padatan
dan cairan. Bagian padatan ini yang disebut kompos. Namun, kadar airnya
masih tinggi sehingga sebelum digunakan harus dikeringkan. (Djuarnani dkk,
2005).
Mikroba anaerob
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
H. Manfaat Kompos
Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Rachman
Sutanto (2002) mengemukakan bahwa dengan pupuk organik sifat fisik, kimia
dan biologi tanah menjadi lebih baik. Selain itu Kompos memiliki banyak
manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
1. Aspek Ekonomi
a. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
b. Mengurangi volume/ukuran limbah dan memiliki nilai jual yang lebih
tinggi dari pada bahan asalnya.
2. Aspek Lingkungan
a. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas
metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen
di tempat pembuangan sampah
b. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.
3. Bagi Tanah dan Tanaman
a. Meningkatkan kesuburan tanah
b. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah - Meningkatkan kapasitas
penyerapan air oleh tanah - Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
c. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen).
d. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
e. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
f. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
I. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang terkait adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2008) dalam skripsinya yang
berjudul Pengaruh Kompos dan Pupuk Anorganik Terhadap
Pertumbuhan dan Serapan N, P, K Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada
Tanah Alluvial Karawang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak
Lengkap Faktor Tunggal dengan 6 perlakuan yaitu kontrol, kompos,
anorganik, (kompos + ½ anorganik), (½ kompos + ½ anorganik), dan
(kompos + anorganik). Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
Pengaruh pemberian kompos pada umumnya menghasilkan tinggi
tanaman, bobot basah tanaman, bobot tongkol dan bobot biji jagung,
serta K-tersedia, serapan K dan N tanaman lebih tinggi daripada
pengaruh pupuk anorganik. Bobot tongkol dan bobot biji jagung
tertinggi dicapai pada perlakuan kompos.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2011) dalam skripsinya yang
berjudul Kajian Pupuk Organik Enceng Gondok Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Bayam Putih dan Bayam Merah (Amaranthus tricolor).
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL) terdiri 2 faktor perlakuan dengan 3 kali ulangan. Faktor
pertama adalah varietas tanamn bayam yang terdiri dari 2 varietas yaitu
bayam putih dan bayam merah. Faktor kedua adalah dosisi pupuk
kompos enceng gondok yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0 ton/ ha, 5
ton/ha, 10 ton/ha, 15 ton/ha, dan 20 ton/ha. Data dianalisis dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
analisis ragam berdasarkan uji F pada taraf 5% dan apabila perlakuan
berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik dari
bahan dasar enceng gondok dengan dosis 20 ton/ha berpengaruh nyata
terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar
tanaman per petak, berat tanaman segar per tanaman, dan berat tanaman
kering per tanaman.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Suleiman, et.al (2015) dalam
International Journal of Advance Agricultural Research yang berjudul
Effects of tillage and Terminalia catappa L. leaf compost on soil
properties and performance of Capsicum chinense Jacq. Penelitian ini
menggunakan Randomised Complete Block Design (RCBD) dengan
empat replikasi. Penelitian ini menggunakan rasio campuran 1:1
menggunakan metode pengomposan statis. Penelitian ini menunjukkan
hasil kenaikan unsur hara pada tanah dan meningkatkan pertumbuhan
dan hasil panen Capsicum chinense Jacq menjadi sangat baik dibanding
perlakuan kontrol yang tidak menggunakan aplikasi pupuk kompos.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Aiyelari, et.al (2015) dalam skripsinya
yang berjudul Effects of Terminalia Catappa Leaves with Poultry
Manure Compost, Mulching and Seedbed Preparation on the Growth
and Yield of Okra (Abelmoschus esculentus l. Moench). Penelitian ini
menggunakan Randomized Complete Block Design (RCBD) dengan
tiga replikasi. Penelitian ini menggunakan rasio campuran 1:1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menggunakan metode pengomposan statis. Hasil dari penelitian ini
tanah yang dicampur dengan pupuk kompos daun ketapang dapat
meningkatkan produksi tanaman okra, dibanding dengan kontrol yang
hanya memakai tanah tanpa pupuk kompos daun ketapang.
Gambar 2.2 Literatur Map
Penelitian oleh Suleiman (2015).
Hasil penelitian ini kenaikan unsur
hara pada tanah dan meningkatkan
pertumbuhan dan hasil panen
Capsicum chinense Jacq menjadi
sangat baik dibanding kontrol.
Penelitian oleh Aiyelari, et.al
(2015). Hasil dari penelitian ini
tanah yang dicampur dengan
pupuk kompos daun ketapang
meningkatkan produksi tanaman
okra, dibanding dengan kontrol.
Mencoba memanfaatkan daun ketapang
untuk dijadikan pupuk kompos yang nantinya
akan diaplikasikan pada tanaman bayam
cabut (Amaranthus tricolor)
Diharapkan mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman bayam cabut
(Amaranthus tricolor).
Penelitian oleh Simbolon (2008)
menunjukkan hasil pemberian
kompos berpengaruh pada tinggi
tanaman, bobot basah tanaman,
bobot tongkol dan bobot biji
jagung, serta K-tersedia, serapan K
dan N tanaman lebih tinggi
daripada pengaruh pupuk
anorganik.
Penelitian oleh Nugroho (2011).
Hasil penelitian menunjukkan
pemberian pupuk organik dari
bahan dasar enceng gondok
dengan dosis 20 ton/ha
berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun,
berat segar tanaman per petak,
berat tanaman segar per tanaman,
dan berat tanaman kering per
tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
J. Kerangka Berfikir
Pemanfaatan daun ketapang yang kurang maksimal dan kandungan
nitrogen yang terdapat pada daun ketapang sebesar 3,92%, dan penelitian
sebelumnya yang pernah memanfaatkan daun ketapang sebagai pupuk kompos
dan mengaplikasikannya ke tanaman okra dan Capsicum chinense,
menunjukkan hasil yang baik pada pertumbuhan dan hasil panennya,
dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang berupa tanah tanpa pupuk
kompos ketapang. Hal ini menyebabkan peneliti memutuskan untuk memilih
daun ketapang sebagai bahan pembuatan pupuk kompos. Dengan kandungan
dari daun tanaman ketapang itu sendiri, dan ditambah beberapa campuran lain
dalam pembuatan pupuk kompos padat diharapkan mampu untuk menyuburkan
tanaman, khususnya pada tanaman bayam cabut. Berikut ini adalah bagan
kerangka berfikir :
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir
Penelitian terdahulu menggunakan
daun ketapang sebagai bahan
pembuatan pupuk kompos dan
mengaplikasikannya pada
tanaman.
Kandungan N (3,92%) dan
ketersediaan daun ketapang
(Terminalia catappa) yang
melimpah.
Dimanfaatkan dengan mengolah
daun ketapang (Terminalia
catappa) menjadi pupuk kompos
organik.
Hasil dari penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa penggunaan
pupuk kompos dari daun ketapang
menyebabkan pertumbuhan dan
hasil panen menjadi lebih baik dari
kontrol. Diharapkan mampu menyuburkan
tanaman, khususnya tanaman
bayam cabut (Amaranthus
tricolor).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
K. Hipotesa
Hipotesa dari penelitian ini adalah :
1. Perbedaan komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang
memiliki pengaruh berbeda terhadap pertumbuhan tanaman bayam
cabut (Amaranthus tricolor).
2. Kelompok perlakuan yang dapat memberikan pengaruh paling optimal
terhadap pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)
adalah perlakuan 2 (P2), yaitu 50% pupuk ketapang, dan 50 % tanah
(1:1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi pemberian pupuk
kompos berbahan dasar daun ketapang (Terminalia catappa) terhadap
pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor). Adapun tiga variabel
dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi pemberian pupuk
kompos berbahan daun ketapang, pupuk kandang, dolomite, dan dedak,
dengan 3 komposisi pupuk kompos yang berbeda-beda yang pertama yaitu
30% daun ketapang, 35% pupuk kandang, 28% dedak, 7% dolomite (P1),
50% daun ketapang, 25% pupuk kandang, 20% dedak, 5% dolomite (P2),
70% daun ketapang, 15% pupuk kandang, 12% dedak, 3% dolomite (P3).
Variabel bebas dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan penggunaan
pupuk kompos daun ketapang menurut Yuh-Minghuang (2011) dalam
penelitian milik Aiyelari (2015) dan Suleiman (2015) yaitu 1 : 1 yang
dibuat variasi perbandingan dari komposisi normal tersebut.
2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman bayam
meliputi : tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman bayam
cabut (Amaranthus tricolor).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3. Variabel kontrol meliputi : semaian bayam berumur 14 hari dan frekuensi
penyiraman dengan air sumur sebanyak 300 ml dilakukan tiap hari pada
pagi hari dan sore hari, namun penyiraman dapat disesuaikan dengan
keadaan cuaca. Jika hujan turun penyiraman tidak dilakukan karena dapat
menyebabkan busuk akar.
Penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 kelompok, yaitu 3 kelompok
perlakuan dan 1 kelompok kontrol, masing-masing 10 kali pengulangan pada tiap
kelompok. Kelompok perlakuan tersebut yaitu kelompok perlakuan 1 (P1),
perlakuan 2 (P2), perlakuan 3 (P3) dan kontrol. Rincian dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.1 Rincian Dosis Tiap Kelompok Perlakuan
No Unsur Kontrol P1 P2 P3
1 Daun ketapang 0 30% 50% 70%
2 Pupuk kandang 0 35% 25% 15%
3 Dedak 0 28% 20% 12%
4 Dolomite 0 7% 5% 3%
5 EM-4 0 Tetap Tetap Tetap
6 Air Tetap Tetap Tetap Tetap
Total 100% 100% 100% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 3.2 Komposisi Pupuk dan Tanah Dalam Poly Bag
No Komposisi Pupuk Ketapang
(per polybag)
Tanah
(per polybag)
Total
1 30% 0,6 kg 1,4 kg 2 kg
2 50% 1 kg 1 kg 2 kg
3 70% 1,4 kg 0,6 kg 2 kg
4 Kontrol 0 2 kg 2 kg
Kegiatan penelitian meliputi : persiapan peralatan dan bahan, pembuatan
pupuk kompos, persiapan media tanam dalam polybag, pembenihan / penyemaian,
penanaman, pemeliharaan yang termasuk di dalamnya penyiraman, penyiangan
gulma dan penanggulangan hama.
B. Batasan Penelitian
Dalam penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa batasan
penelitian antara lain sebagai berikut :
1. Sampel tanaman bayam cabut berjumlah 40 tanaman yang didapatkan
dengan cara menyemai di dalam pot yang telah diisi tanah yang
didapatkan di kebun percobaan biologi.
2. Bibit bayam yang digunakan adalah varietas giti hijau, yang merupakan
jenis bayam cabut asal Thailand, umur panen 30 hari. Tinggi pada saat
panen sekitar 20-30 cm. Dengan sedikit percabangan. Batang bewarna
hijau muda dan daun bewarna hijau. (Nazaruddin, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3. Daun ketapang yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk
kompos diperoleh dari lingkungan Universitas Sanata Dharma Kampus III
Paingan. Pengumpulan daun ketapang dilakukan dengan berkoordinasi
dengan petugas kebersihan Universitas Sanata Dharma dan dibantu oleh
beberapa teman.
4. Waktu pelaksanaan dilakukan selama 3 bulan pada tahun 2017, dari bulan
Februari sampai Mei. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Program
Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
5. Variabel pertumbuhan yang diukur dan diamati meliputi tinggi tanaman,
jumlah daun dan berat basah tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)
C. Alat dan Bahan
Penelitian ini menggunakan alat dan bahan yang dipinjam dari
Laboratorium Biologi Universitas Sanata Dharma dan beebrapa adalah milik
pribadi, diawali dengan pembuatan proposal dan daftar alat dan bahan beserta
jumlah yang ingin dipinjam di Laboratorium Biologi, setelah itu diserahkan
kepada Kepala Laboratorium. Alat yang digunakan selama penelitian berupa
terpal ukuran 4x6 meter, cangkul, karung, pisau, golok, polybag, sekop, spidol
permanen, tali rafia, termohigrometer digital, timbangan digital, timbangan
gantung, pH meter, kamera, pot, ember, label, soil tester dan gelas ukur plastik.
Bahan yang digunakan selama penelitian adalah daun ketapang, dolomite, tanah,
air, dedak, kotoran sapi, EM-4, tetes tebu, air sumur, dan benih bayam cabut
(Amaranthus tricolor).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
D. Cara Kerja
1. Desain Penelitian
Rancangan Acak Lengkap (Complete Randomized Design)
merupakan salah satu rancangan paling sederhana dalam rancangan
percobaan. Rancangan ini disebut rancangan acak lengkap, karena
pengacakan perlakuan dilakukan di seluruh unit percobaan. RAL
digunakan pada percobaan yang media tanam dan tempat penelitiannya
sama / homogen (Tanujaya, 2013).
Gambar 3.3 Denah Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Persiapan Tempat Penelitian
Tempat penelitian berada di Kebun Percobaan Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Tempat penelitian
terbagi menjadi dua yaitu tempat pembuatan pupuk kompos padat yang
sekaligus digunakan sebagai tempat fermentasi pupuk kompos dan
tempat penanaman dan pengaplikasian pupuk kompos terhadap bayam
cabut. Pada tempat penanaman berbentuk balok dan berukuran 1,5x2
meter. Ruangan tersebut sudah di pasangi paranet putih untuk
meminimalisir hama pengganggu tanaman penelitian dan mengontrol
curah hujan yang menetes pada tanaman penelitian.
3. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian
Alat penelitian yang digunakan meminjam dari Laboratorium
Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sedangkan beberapa
bahan penelitian dibeli di toko pertanian daerah Maguwoharjo yang
lokasinya terdekat dari tempat penelitian. Namun, bahan utama yaitu
daun ketapang didapatkan dari sampah daun ketapang yang banyak
terdapat di dalam Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan.
4. Pembuatan Pupuk Kompos Padat Berbahan Dasar Daun Ketapang
Proses pengomposan adalah proses dekomposisi materi organik
menjadi pupuk kompos melalui reaksi biologis mikroorganisme secara
aerobik dalam kondisi terkendali. Pengomposan sendiri merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung dalam sisa-sisa
bahan organik (seperti jerami, daun-daunan, dansampah rumah tangga)
dengan suatu perlakuan khusus. Hampir semua bahan yang pernah
hidup, tanaman atau hewan akan membusuk dalam tumpukan kompos.
(Outterbridge, 1991). Cara pembuatan pupuk kompos padat adalah
dengan cara mencampurkan bahan organik seperti daun ketapang,
dedak, dolomite dan pupuk kandang secara merata sesuai ketentuan
dosis yang telah ditentukan sebelumnya, setelah itu melarutkan EM-4
dengan air, lalu disiramkan ke bahan organik tadi secara merata sambil
diaduk menggunakan cangkul dan garpu, lalu disiram dengan air untuk
menjaga kelembaban, kemudian tutup adonan pupuk kompos dengan
terpal penutup, perhatikan suhu adonan, suhu ideal proses
pengkomposan adalah maksimal 45ᵒC. Jika suhu naik, buka terpal
beberapa saat untuk menurunkan suhu adonan, jika suhu turun
tambahkan dan perhatikan penutup agar suhu dan kelembaban tetap
terjaga. Pupuk dicek secara berkala 3 hari sekali. Proses fermentasi
dilakukan selama 1 bulan.
5. Penimbangan Media Tanam
Media tanam digunakan sebagai tempat tanaman tumbuh.
Penimbangan media tanam memerlukan alat dan bahan seperti cangkul,
terpal, sekop, polybag, tanah, air, dan pupuk kompos. Prosesnya adalah
dengan mencampurkan tanah dengan pupuk kompos berbahan dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
daun ketapang yang sudah matang sesuai komposisi perlakuan yang
telah ditentukan. Kemudian semua bahan media tanam disiapkan, tanah
dan pupuk kompos ditimbang dengan timbangan digital sesuai
komposisi pada tabel 3.2. Setiap polybag berisi 2 kg media tanam yang
sudah dicampur sebelumnya. Selain membagi media tanam dalam
polybag untuk pemindahan hasil semaian, media tanam juga ditaruh
pada pot ukuran kecil sebagai tempat untuk penyemaian bibit bayam
cabut, media tanam dalam pot ukuran kecil hanya berupa tanah yang
terdapat di sekitar lokasi penelitian yang dicampur sekam agar saat
pemindahan meminimalisir akar yang patah.
6. Penanaman Bayam Cabut
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan penanaman
tanaman adalah biji bayam cabut, air, tanah, pupuk kompos, dan wadah.
Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan antara lain sebagai
berikut:
a. Seleksi Biji
Bertujuan untuk mendapatkan biji dengan kualitas cukup
baik untuk di jadikan bahan tanam. Langkah yang dilakukan
adalah memasukkan biji bayam cabut ke dalam wadah berisi
air, di diamkan selama 1 malam lalu menyisihkan biji bayam
cabut yang terapung. Biji bayam cabut yang terapung tidak
digunakan sebagai bahan untuk bertanam karena tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
memiliki isi lembaga yang penuh sehingga biji yang terapung
dibuang. Biji bayam cabut yang dapat ditanam adalah biji yang
tenggelam dalam air.
b. Pembenihan bayam cabut dan penyemaian
Pembenihan bayam cabut menggunakan biji bayam cabut
yang tenggelam. Biji bayam cabut di benihkan dalam pot yang
telah berisi campuran tanah yang berasal dari sekitar lokasi
penelitian yang dicampur dengan sekam. Penambahan sekam
bertujuan agar saat pemindahan tanaman bayam lebih mudah
mencabutnya sehingga dapat meminimalisir patahnya akar.
Benih bayam cabut di siram seperlunya dan diletakkan pada
tempat yang terhindar dari hama, atau tempat dengan intensitas
matahari cukup baik agar proses pembenihan dapat berjalan
dengan baik. Kegiatan penyiraman pada tahap penyemaian
dilakukan setiap pagi dan sore hari (Pitojo, 2003).
c. Seleksi bibit bayam cabut dan pemindahan
Bibit bayam cabut yang sudah berumur ± 2 minggu setelah
semai di seleksi dengan ketentuan : tinggi sama yaitu antara 7-
10 cm. Memiliki jumlah daun 4-7 helai daun. Bibit bayam
yang layak dipindahkan ke media yang lebih besar (polybag)
sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan. Bibit yang
dipindah adalah bibit yang memenuhi kriteria tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
7. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah proses penyesuaian bibit tanaman pada media
tanam baru. Proses ini dilakukan selama 3 hari setelah melakukan
pemindahan bibit bayam cabut (Amaranthus tricolor) pada media yang
lebih besar yaitu polybag.
8. Pemeliharaan tanaman bayam cabut
Pemeliharaan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor)
dilakukan untuk menjaga kondisi tanaman. Peralatan dan bahan yang
digunakan adalah alat siram berupa gelas ukur agar pemberian airnya
dapat diatur sesuai takaran.
a. Penyiraman
Penyiraman tanaman bayam cabut menggunakan air sumur yang
terdapat pada lokasi penelitian dengan pH 7,1 dan dilakukan setiap
hari pada pagi dan sore hari, dengan menyesuaikan cuaca. Jika
hujan, maka penyiraman tidak dilakukan.
b. Penyiangan gulma
Penyiangan terhadap gulma bertujuan agar pertumbuhan tanaman
bayam cabut tidak terganggu. Penyiangan tanaman bayam cabut
dilakukan setiap hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
9. Pengambilan Data
Pengambilan data dimulai setelah bibit dipindah ke polybag yang
sudah diberi perlakuan pupuk sesuai komposisi yang telah ditentukan.
Pengambilan data dilakukan tiap 2 hari sekali. Pengambilan data yang
dilakukan meliputi :
a. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman agar tetap sama setiap hari dilakukan
dengan menancapkan lidi di samping tanaman yang telah diberi
tanda menggunakan tipex, tanda tersebut diberikan pada lidi di
samping pangkal akar. Pengukuran menggunakan penggaris atau
mistar berukuran 50 cm. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan
setiap 2 hari sekali, dimulai sejak pemindahan bibit tanaman ke
media polybag, yaitu pada saat bibit berumur 5 hari setelah dipindah
di dalam polybag (setelah aklimatisasi).
b. Jumlah Daun
Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung semua daun
yang tumbuh pada batang pokok tanaman, dan pada cabang batang
tanaman. Perhitungan jumlah daun dilakukan setiap 2 hari sekali
dimulai sejak pemindahan bibit tanaman ke polybag, yaitu pada saat
tanaman berumur 3 hari setelah dipindah di dalam polybag (setelah
aklimatisasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
c. Berat Basah
Perhitungan berat basah dilakukan dengan menggunakan alat
timbang berupa timbangan digital. Perhitungan berat basah bayam
cabut tiap perlakukan dilakukan saat masa panen bayam cabut yaitu
sebulan setelah aklimatisasi.
E. Metode Analisis Data
Analisa data secara kuantitatif menggunakan uji F atau uji Anova
(Analysis of Variance) uji ini digunakan untuk mengetes kelompok lebih dari 2,
misalnya 3 kelompok, 4 kelompok atau lebih. (Suparno Paul, 2011). Uji Anova
yang digunakan adalah One Factor Between Subject Design. Uji Anova jenis ini
digunakan untuk mengetes tiga atau lebih kelompok yang terpisah secara
independen.
Berikut ini adalah langkah dalam analisa data secara manual : Data hasil
pengamatan kondisi tanaman untuk setiap aspek (jumlah daun, tinggi tanaman,
dan berat basah) akan dimasukkan pada tabel seperti di bawah ini :
Ulangan P1 P2 P3 K
1
2
3
4
5
dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Rumus statistik ditemukan oleh Ronald A. Sehingga disebut statistik F
(Suparno Paul, 2011), rumus uji Anova independen sebagai berikut :
Ho : μ1=μ2=μ3
Hi : non Ho
F observe
Mean Square
MS between
MS within
SS total = SS between + SS within
Untuk menghitung kebebasan, menggunkan rumus :
Df untuk SS between = (K-1)
Df untuk SS within = (N-K)
Df untuk SS total = N-1
K = jumlah kelompok treatment
N = jumlah seluruh sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Selanjutnya dapat dibuat tabel yang menunjukkan hubungan angka-angka tersebut
yaitu :
Sumber
Variasi
SS Df MS=SS/df F=Msbetween
/ MS within
Between
Within
Total
Setelah numerator atau Df between dan denumerator atau Df within
ditemukan, maka cocokkan pada gambar tabel nilai kritikal untuk α = .05 untuk
mencari Fcritical. Jika Fobserve > Fcritical maka signifikan. Maka H0 ditolak, dan H1
diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut
Analisis statistik dilakukan berdasarkan pertambahan tinggi tanaman
bayam dilihat dari hasil perhitungan rata-rata pada setiap pengukuran dari
data tersebut dapat dilihat pertambahan tingi tanaman bayam cabut. Rata-
rata pertambahan tinggi tanaman bayam cabut pada kontrol, P1 (30%), P2
(50%) dan P3 (70%) tiap kali dilakukan pengukuran dan pengamatan dapat
dilihat pada tabel 4.2 :
Tabel 4.1. Selisih Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Pada Kontrol
dan Tiga Perlakuan Lain.
Pengukuran
Ke-
Perlakuan dan Ulangan
Kontrol P1 (30%) P2 (50%) P3 (70%)
1 35.5 31.5 15 14.5
2 29 19 16.5 25.5
3 33.5 36 19 22.5
4 37 26 19.5 14
5 22.5 19 22.9 22.5
6 33.8 23.4 26 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
7 23.2 26.5 14.5 18.7
8 28.8 16.5 13.8 22
9 30 26 16.2 17.7
10 29.5 22.7 19.2 15.8
Tinggi tanaman penelitian merupakan salah satu paramater yang dapat
diukur untuk mengetahui adanya pertumbuhan pada suatu tanaman. Tabel 4.2
menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tinggi tanaman penelitian pada kontrol,
P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%). Pada pengukuran ke-12 dapat dilihat yang
memiliki rata-rata tinggi tanaman secara berturut-turut adalah perlakuan kontrol
yaitu sebesar 36,7 tertinggi kedua yaitu perlakuan 1 sebesar 31,8 tertinggi ketiga
adalah perlakuan 3 sebesar 25,15 dan yang terendah adalah perlakuan 2 sebesar
24,6. Pertambahan tinggi tanaman bayam cabut pada 4 perlakuan yang diamati
dan diukur pertumbuhannya dapat dilihat pada gambar 4.1. Pertumbuhan tinggi
tanaman pada bayam cabut merupakan pertumbuhan primer yang dipengaruhi
oleh aktifitas sel meristem apikal yang memanjang dan membelah. Aktifitas
pembelahan sel meristem apikal tersebut memerlukan zat-zat hasil dari
fotosintesis sebagai sumber energi. Berikut ini adalah gambar 4.1:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 4.1 Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Cabut
Pada gambar 4.1 terlihat bahwa kontrol maupun P1 (30%), P2 (50%) dan
P3 (70%), mengalami laju pertambahan tinggi yang naik secara perlahan tanpa
terjadi lonjakan. Terdapat perbedaan pada tingkat laju pertumbuhan paling tinggi
yaitu pada kontrol, dan diikuti oleh P1 (30%), P2 (50%) dan P3 (70%).
Media tanam dengan pupuk daun ketapang diduga baru siap digunakan
saat berusia minimal 2 bulan setelah fermentasi, sehingga dapat memaksimalkan
pertumbuhan tinggi tanaman bayam cabut.
Hasil uji normalitas pada aspek tinggi tanaman bayam cabut
menghasilkan p value (sig) = 0,598 > 0,05 yang berarti H0 diterima dan bahwa
data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas juga
dilakukan pada aspek tinggi tanaman bayam cabut dan didapatkan hasil p value
(sig) = 0,664 > 0,05 sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa data
sampel tanaman bayam cabut berasal dari populasi yang memiliki variasi yang
0
10
20
30
40
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2
PERTAMBAHAN TINGGI TANAMAN BAYAM CABUT
Perlakuan Kontrol Perlakuan P1 (30%)
Perlakuan P2 (50%) Perlakuan P3 (70%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
sama (homogen). Setelah uji normalitas dan homogenitas dilakukan, dilanjutkan
dengan uji Anova, hasil uji normalitas dan homogenitas tinggi tanaman dapat
dilihat pada lampiran no 2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Tinggi Tanaman
ANOVA
Tinggi_Tanaman
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 965.384 3 321.795 14.086 .000
Within Groups 822.420 36 22.845
Total 1787.804 39
Hasil uji analisa varian pada tabel 4.4 memperlihatkan bahwa p value (sig)
tinggi tanaman 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dengan
kesimpulan bahwa ada perbedaan tinggi tanaman pada setiap kelompok perlakuan
dengan kelompok kontrol. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan tinggi
antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah ada perbedaan tinggi antar
kelompok perlakuan dan kontrol. Adanya perbedaan tinggi tanaman pada tiap
kelompok perlakuan dan kontrol dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi
pupuk, faktor eksternal dan internal dari tanaman itu sendiri (data selisih tinggi
tanaman dapat dilihat pada lampiran no. 1, sehingga harus dilakukan uji post hoc,
ada banyak macam uji post hoc, namun yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Tukey yang sering disebut sebagai Honesty Significant Difference (HSD).
Hasil post hoc yang telah dilakukan yaitu kelompok kontrol berbeda nyata dengan
kelompok P1 dengan beda nyata sebesar 5.62000, kelompok kontrol berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
nyata dengan kelompok P2 dengan beda nyata sebesar 12.02000 dan berbeda
nyata dengan kelompok P3 dengan beda nyata sebesar 11.56000. Data tinggi
tanaman tiap pengukuran dapat dilihat pada lampiran no. 3. Berikut ini adalah
hasil uji Post Hoc tinggi tanaman :
Tabel 4.3 Hasil Uji Post Hoc Tinggi Tanaman.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Tinggi_Tanaman
Tukey HSD
(I)
Bayam
(J)
Bayam
95% Confidence Interval
Mean
Difference (I-
J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Kontrol P1 5.62000 2.13752 .058 -.1368 11.3768
P2 12.02000* 2.13752 .000 6.2632 17.7768
P3 11.56000* 2.13752 .000 5.8032 17.3168
P1 Kontrol -5.62000 2.13752 .058 -11.3768 .1368
P2 6.40000* 2.13752 .024 .6432 12.1568
P3 5.94000* 2.13752 .041 .1832 11.6968
P2 Kontrol -12.02000* 2.13752 .000 -17.7768 -6.2632
P1 -6.40000* 2.13752 .024 -12.1568 -.6432
P3 -.46000 2.13752 .996 -6.2168 5.2968
P3 Kontrol -11.56000* 2.13752 .000 -17.3168 -5.8032
P1 -5.94000* 2.13752 .041 -11.6968 -.1832
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
P2 .46000 2.13752 .996 -5.2968 6.2168
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Homogeneous Subsets
Tinggi_Tanaman
Tukey HSDa
Bayam
Subset for alpha =
0.05
N 1 2
P2 10 18.2600
P3 10 18.7200
P1 10 24.6600
Kontrol 10 30.2800
Sig. .996 .058
Means for groups in homogeneous
subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size =
10.000.
Kelompok kontrol (tanah 2kg) menunjukkan rerata tinggi tanaman yang
paling baik, hal ini dipengaruhi oleh kandungan unsur nitrogen yang diperoleh
dari kondisi tanah penelitian yang unsur-unsurnya sudah tersebar cukup merata
sehingga memudahkan tanaman untuk menyerap unsur-unsur tersebut dan
menyebarkannya ke seluruh bagian tubuhnya.
Menurut Lingga dan Marsono (2008) peran utama nitrogen (N) bagi
tanaman adalah yakni meningkatkan pertumbuhan bagian vegetatif tanaman yakni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pertumbuhan organ akar, batang dan daun. Adapun hasil uji tanah mengandung
unsur N sebesar 0,20%. Selain mengandung N, tanah penelitian juga mengandung
unsur P sebesar 492 mg/100g dan K sebesar 43 mg/100g.
Nitrogen merupakan unsur penting dalam pembentukan klorofil,
protoplasma, protein, dan asam-asam nukleat. Unsur ini mempunyai peranan yang
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan hidup (Brady and
Weil, 2002). Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4+ atau
NO3-, yang dipengaruhi oleh sifat tanah, jenis tanaman dan tahapan dalam
pertumbuhan tanaman. Pada tanah dengan pengaturan yang baik, N diserap
tanaman dalam bentuk ion nitrat, karena sudah terjadi perubahan bentuk NH4+
menjadi NO3-, sebaliknya pada tanah tergenang tanaman cenderung menyerap
NH4+ (Havlin et al., 2005). N adalah unsur yang mobile, mudah sekali terlindi dan
mudah menguap, sehingga tanaman seringkali mengalami defisiensi.
Fosfor (P) merupakan komponen penting penyusun senyawa untuk
transfer energi (ATP dan nukleoprotein lain), untuk sistem informasi genetik
(DNA dan RNA), untuk membran sel (fosfolipid), dan fosfoprotein (Gardner et
al., 1991; Lambers et al, 2008). Tanaman menyerap P dalam bentuk ortofosfat
primer (H2PO4) dan sebagian kecil dalam bentuk ortofosfet sekunder (HPO4)
(Barker and Pilbeam, 2007). Bentuk P dalam tanah dapat dibagi dalam dua
kategori, yaitu organik dan anorganik. Proporsi kedua bentuk P tersebut sangat
bervariasi. (Richardson et al, 2005; Hao et al, 2008).
Menurut Simamora dan Salundik (2006) unsur K ini berfungsi untuk
memperkuat jaringan tanaman, selain itu juga berfungsi untuk mengatur berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
proses fisiologi tanaman seperti mengatur kondisi air di dalam sel dan jaringan.
Jika air dan unsur hara terpenuhi maka pembelahan di ujung meristem dapat
bekerja dengan baik dan berdampak pada perolehan tinggi tanaman.
Menurut Lakitan (1996) terjadinya pertambahan tinggi tanaman karena
adanya sel-sel meristem apikal yang selalu membelah. Pembelahan sel yang
dihasilkan dari pembelahan sel dapat menyebabkan pertambahan ukuran tanaman.
2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut
Berikut ini adalah tabel pertambahan jumlah daun tanaman bayam cabut
tiap kali dilakukan pengamatan :
Tabel 4.4 Selisih Pertambahan Jumlah Daun Bayam Tiap Perlakuan
Pengukuran
ke-
Perlakuan
Kontrol P1 (30%) P2 (50%) P3 (70%)
1 80 67 46 50
2 48 40 42 58
3 58 80 42 55
4 87 43 53 39
5 33 56 63 55
6 69 64 100 33
7 101 45 36 47
8 65 53 45 45
9 52 65 55 43
10 58 62 48 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Salah satu bagian tanaman yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis adalah daun, karena terdapat zat hijau daun. Salah satu aspek yang
dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan suatu tanaman adalah jumlah daun
pada setiap tanaman. Pada tabel 4.5 dapat dilihat pada pengukuran ke-12 rata-rata
jumlah daun secara berturut-turut adalah yang paling tinggi dimiliki oleh
perlakuan kontrol yaitu sebesar 72,3 tertinggi kedua adalah perlakuan 1 sebesar
65,5 tertinggi ketiga adalah perlakuan 2 sebesar 60,2 dan yang terendah dimiliki
oleh perlakuan 3 yaitu sebesar 53,2. Pertambahan jumlah daun setiap pengukuran
dapat dilihat pada gambar 4.2 :
Gambar 4.2 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam Cabut
Pada gambar 4.2 terlihat grafik pertambahan jumlah daun pada kontrol dan
3 perlakuan lain. Pada kontrol, titik awal pertambahan jumlah daun pada
pengukuran ke-3, saat umur bayam cabut 4 hari setelah pengukuran pertama. Pada
perlakuan satu (30%), titik awal pertambahan jumlah daun terjadi pada
0
20
40
60
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2
PERTAMBAHAN JUMLAH DAUN TANAMAN BAYAM CABUT
Perlakuan Kontrol Perlakuan P1 (30%)
Perlakuan P2 (50%) Perlakuan P3 (70%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pengukuran ke-2 saat tanaman bayam cabut berumur 4 hari setelah pengukuran
pertama. Pada perlakuan dua (50%), titik awal pertambahan jumlah daun terjadi
pada pengukuran ke-3 pada saat tanaman bayam cabut berumur 4 hari setelah
pengukuran pertama. Pada perlakuan ketiga (70%) titik awal pertumbuhan jumlah
daun terjadi pada pengukuran ke-4 pada saat tanaman bayam cabut berumur 6 hari
setelah pengukuran pertama.
Lonjakan pertambahan jumlah daun terjadi pada kontrol di pengukuran ke-
5 saat umur bayam cabut 8 hari. Lonjakan pertumbuhan terjadi lagi pada
perlakuan 1 (30%) pada pengukuran ke 5 saat umur bayam cabut 8 hari. Lonjakan
juga terjadi pada perlakuan ketiga (70%) saat umur tanaman bayam cabut 20 hari.
Dari gambar 4.2 yang berisi pertambahan jumlah daun bayam cabut dapat
disimpulkan bahwa media tanam dengan pupuk daun ketapang diduga baru siap
digunakan saat berusia minimal 2 bulan setelah fermentasi, sehingga dapat
memaksimalkan pertumbuhan tanaman bayam cabut.
Dilakukan uji normalitas pada jumlah daun tanaman bayam cabut dan
hasilnya adalah p value = 0,438 > 0,05. Artinya H0 diterima, data diambil dari
populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas yang telah dilakukan pada
jumlah daun tanaman bayam cabut menunjukkan hasil p value (sig) = 0,300 >
0,05. Dengan kata lain H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan data
sampel tanaman bayam cabut berasal dari populasi yang memiliki variansi yang
sama atau setiap kelompok tanaman bayam cabut homogen. Setelah dilakukan uji
normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan uji anova. Hasil uji normalitas,
homogenitas jumlah daun dapat dilihat pada lampiran no 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.5 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Jumlah Daun
ANOVA
Jumlah_Daun
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1926.200 3 642.067 2.667 .062
Within Groups 8665.400 36 240.706
Total 10591.600 39
Hasil uji analisa varian memperlihatkan bahwa p value (sig) jumlah daun
0,062 > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan kesimpulan yaitu tidak
ada perbedaan pada pertumbuhan jumlah daun tanaman bayam cabut pada setiap
kelompok perlakuan dengan kontrol. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan
pertumbuhan jumlah daun antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah ada
perbedaan pertumbuhan jumlah daun tanaman pada setiap kelompok perlakuan
dan kontrol dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi pupuk yang telah
ditentukan pada awal penelitian dan juga oleh karena faktor internal dan eksternal
dari tanaman itu sendiri. Karena hasil uji Anova tidak signifikan pada
pertumbuhan jumlah daun, maka tidak dilanjutkan dengan uji post hoc. Data
jumlah daun tiap perlakuan dapat dilihat pada lampiran no. 4 dan data selisih
jumlah daun dapat dilihat pada lampiran no. 5.
Komposisi pupuk kompos berbahan dasar daun ketapang tidak diberikan
pada perlakuan kontrol sehingga pada perlakuan kontrol media tanamnya hanya
berupa tanah sebanyak 2 kg, dan memberikan hasil yang paling baik dibandingkan
dengan perlakuan yang lain. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(tanah 2 Kg) mengandung unsur hara nitrogen dan kalium yang cukup untuk
merangsang pertumbuhan daun, dimana unsur nitrogen dan kalium menurut
Lingga dan Marsono (2008) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan daun serta
berperan untuk memperkuat daun agar tidak gugur. Berdasarkan hasil uji analisis
tanah mengandung N sebesar 0,20 dan K sebesar 43. Hal ini dipengaruhi oleh
ketiga unsur-unsur yang terkandung dalam tanah sudah terurai secara merata
sehingga mudah diserap oleh tanaman. Sedangkan pada perlakuan lainnya, pupuk
kompos jika menurut pengamatan sudah cukup matang, tetapi ternyata jika
diaplikasikan langsung pada tanaman bayam, pupuk belum dapat diserap dengan
maksimal dan menyebabkan tanaman kelompok perlakuan kontrol yang media
tanamnya tidak menggunakan pupuk sama sekali menjadi lebih baik
pertumbuhannya dibanding kelompok perlakuan lain.
Daun merupakan organ yang sangat penting bagi tanaman yakni sebagai
tempat untuk fotosintesis. Jumlah daun yang banyak menyebabkan fotosintesis
menjadi lancar. Unsur nitrogen yang terdapat di dalam pupuk kompos berbahan
dasar daun ketapang dan tanah menyebabkan daun menjadi lebih besar dan
berwarna hijau. Unsur magnesium merupakan unsur hara makro yang diperlukan
tanaman sebagai unsur pembentuk klorofil. Pada perlakuan kontrol (tanpa
kompos) rerata jumlah daun semakin meningkat, hal ini disebabkan karena
tercukupinya jumlah air dan unsur hara yang diserap secara merata sehingga tidak
menghambat proses fotosintesis dan transpirasi daun, hal ini akan berdampak baik
pada kenaikan jumlah daun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3. Berat Basah Tanaman Bayam Cabut
Berat basah tanaman menurut Lakitan (1996), merupakan berat segar
tanaman pada saat tanaman masih hidup dan ditimbang secara langsung
sesaat setelah dipanen, sebelum tanaman menjadi layu akibat kehilangan air.
Berat basah tanaman berkurang pada siang hari karena laju transpirasi
meningkat sehingga kadar air menurun. Pengukuran berat basah tanaman
dilakukan sesaat setelah bayam dicabut pada saat panen, karena jika
dibiarkan terlalu lama maka bayam hijau (Amaranthuss tricolor) akan
kehilangan banyak air. Rata-rata hasil pengukuran berat basah tanaman
bayam cabut dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Berat Basah Tiap Perlakuan
Perlakuan Kontrol P1 (30%) P2 (50%) P3 (70%)
Rata-rata 60,1 g 40,8 g 38,4 g 29,6 g
Rata-rata hasil berat basah tanaman bayam cabut yang tertinggi
adalah pada perlakuan kontrol sebesar 60,1 g, tertinggi kedua adalah
perlakuan 1 sebesar 40,8 g, tertinggi ketiga adalah perlakuan 2 sebesar 38,4
g dan terendah adalah perlakuan 3 sebesar 29,6 g (data hasil pengukuran
berat basah tiap perlakuan dapat dilihat pada lampiran no. 6). Hasil tersebut
dapat dilihat pada gambar 4.9 sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 4.3 Rata-rata Berat Basah Tiap Perlakuan
Berdasarkan gambar 4.3 rata-rata berat basah tanaman bayam cabut diatas
dapat dilihat jelas bahwa berat basah tanaman bayam cabut paling tinggi, untuk
itu dilakukan uji normalitas, homogenitas dan anova, dengan hasil uji normalitas
pada berat basah tanaman bayam cabut adalah p value = 0,4384> 0,05. Artinya H0
diterima, data H0 diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Uji
homogenitas yang telah dilakukan pada jumlah daun tanaman bayam cabut
menunjukkan hasil p value (sig) = 0,961 > 0,05. Dengan kata lain H0 diterima dan
H1 ditolak. Hal ini menunjukkan data sampel tanaman bayam cabut berasal dari
populasi yang memiliki variansi yang sama atau homogen. Setelah dilakukan uji
normalitas dan homogenitas kemudian dilanjutkan uji anova. Hasil uji normalitas,
homogenitas dapat dilihat pada lampiran no 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.7 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Berat Basah
ANOVA
Berat_Basah
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4955.675 3 1651.892 7.417 .001
Within Groups 8017.300 36 222.703
Total 12972.975 39
Hasil uji analisa varian memperlihatkan bahwa p value (sig) berat basah
0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kesimpulan yaitu ada
perbedaan pada berat basah tanaman bayam cabut pada setiap kelompok
perlakuan dengan kontrol. Hipotesis H0 adalah tidak adanya perbedaan berat
basah antar kelompok perlakuan, sedangkan H1 adalah adanya perbedaan
pertumbuhan berat basah tanaman pada setiap kelompok perlakuan dan kontrol
hal ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi pupuk ketapang yang telah
ditentukan pada awal penelitian dan juga oleh karena faktor internal dan eksternal
dari tanaman itu sendiri. Hasil uji Anova pada berat basah adalah signifikan
sehingga harus dilanjutkan oleh uji post hoc atau uji lanjutan untuk mengetahui
kelompok mana yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Hasil uji post
hoc pada berat basah yaitu kelompok kontrol berbeda nyata dengan kelompok P1
dan beda nyatanya sebesar 19.30000, kontrol juga berbeda nyata dengan
kelompok P2 dengan besar beda nyata sebesar 21.70000. Kelompok kontrol juga
berbeda nyata dengan P3 dengan beda nyata sebesar 30.50000. Hasil uji post hoc
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.8 Hasil Uji Post Hoc Berat Basah
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Multiple Comparisons
Berat_Basah
Tukey HSD
(I)
Bayam
(J)
Bayam
95% Confidence Interval
Mean
Difference (I-
J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
Kontrol P1 19.30000* 6.67387 .031 1.3257 37.2743
P2 21.70000* 6.67387 .013 3.7257 39.6743
P3 30.50000* 6.67387 .000 12.5257 48.4743
P1 Kontrol -19.30000* 6.67387 .031 -37.2743 -1.3257
P2 2.40000 6.67387 .984 -15.5743 20.3743
P3 11.20000 6.67387 .350 -6.7743 29.1743
P2 Kontrol -21.70000* 6.67387 .013 -39.6743 -3.7257
P1 -2.40000 6.67387 .984 -20.3743 15.5743
P3 8.80000 6.67387 .557 -9.1743 26.7743
P3 Kontrol -30.50000* 6.67387 .000 -48.4743 -12.5257
P1 -11.20000 6.67387 .350 -29.1743 6.7743
P2 -8.80000 6.67387 .557 -26.7743 9.1743
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Homogeneous Subsets
4. Analisis Pupuk Kompos dan Tanah Penelitian
Hasil analisis kandungan unsur yang terdapat dalam kompos
berbahan dasar daun ketapang (Terminalia catappa) dengan memasukkan
sampel pupuk kompos dan tanah pada Laboratorium Penguji Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta yang berada di timur Stadion
Maguwoharjo dan tidak terlalu jauh dari lokasi penelitian, hasil keluar 2
minggu setelah memasukkan sampel. Parameter yang ingin diuji
kandungannya dalam pupuk kompos dan tanah adalah unsur N, P dan K
Berat_Basah
Tukey HSDa
Bayam
Subset for alpha =
0.05
N 1 2
P3 10 29.6000
P2 10 38.4000
P1 10 40.8000
Kontrol 10 60.1000
Sig. .350 1.000
Means for groups in homogeneous
subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size =
10.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
karena keterbatasan dana dan unsur tersebut merupakan unsur makro yang
paling banyak dibutuhkan oleh tanaman. Hasil pengujian pupuk kompos
adalah sebagai berikut N (Nitrogen) total sebesar 0,88 %, P (Phospor) total
sebesar 0,97 % dan K (Kalium) total sebesar 0,81 %. Pada hasil uji sampel
tanah didapatkan hasil yaitu N (Nitrogen) total sebesar 0,20 %, P (Phospor)
potensial sebesar 492 mg/100g dan K (Kalium) potensial sebesar 43
mg/100g.
Menurut Lingga dan Marsono (2008) peran utama nitrogen bagi
tanaman adalah yakni meningkatkan pertumbuhan bagian vegetatif tanaman
yakni pertumbuhan organ akar, batang dan daun. Adapun hasil uji kompos
daun ketapang mengandung unsur N sebesar 0,88%. Selain mengandung N
kompos daun ketapang juga mengandung unsur K sebesar 0,81%.
Menurut Simamora dan Salundik (2006) unsur K ini berfungsi untuk
memperkuat jaringan tanaman, selain itu juga berfungsi untuk mengatur
berbagai proses fisiologi tanaman seperti mengatur kondisi air di dalam sel
dan jaringan. Jika air dan unsur hara terpenuhi maka pembelahan di ujung
meristem dapat bekerja dengan baik dan berdampak pada perolehan tinggi
tanaman.
Menurut Lakitan (1996) terjadinya pertambahan tinggi tanaman
dikarenakan adanya sel-sel meristem apikal yang selalu membelah. Hasil
dari pembelahan sel pada tanaman ini dapat menyebabkan pertambahan
ukuran tanaman. Data hasil pengujian pupuk dan tanah di Laboratorium
BPTP dapat dilihat pada lampiran no 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Dalam pembuatan pupuk kompos terdapat bahan utama yaitu daun
ketapang, dalam pembuatan pupuk kompos daun ketapang memiliki 3
komponen utama yaitu sumber karbohidrat dan sumber glukosa, sumber
karbohidrat didapatkan dari dedak, dan sumber glukosa didapatkan dari cairan
molase atau tetes tebu. Sumber karbohidrat dan glukosa sangat bermanfaat bagi
mikroorganisme. Mikroorganisme membutuhkan glukosa dan karbohidrat
sebagai sumber metabolisme energi (Juanda, 2011).
Pembuatan pupuk kompos dilakukan selama 1 bulan mulai dari tanggal
28 Februari 2017 sampai dengan 28 Maret 2017, artinya selama itulah
mikroorganisme melakukan aktivitas. Yuwono (2009) menjelaskan proses
pembentukan humus sebagai kompos alami yang tertumpuk di dalam tanah
hingga bertahun-tahun. Pada saat pertama bahan kompos tertumpuk, suhu dan
pHnya masih sama dengan kondisi lingkungan yaitu pH 6 dan suhu rata-rata
18-25ᵒC, tergantung pada lokasi pembuatannya. Masing-masing bahan organik
yang bertumpuk ini mengeluarkan panas atau masih bernafas secara alami.
Panas tertinggi akan berada atau terkumpul pada bagian tengah tumpukan
bahan atau disebut hot spot. Panas yang menyebar mengakibatkan keluarnya
kandungan air pada bahan dan Kelembaban meningkat, sehingga membantu
menciptakan kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi aktivitas
mikroorganisme dalam bahan yang berdampak pada suhu meningkat dan pH
turun (menjadi asam). Jika suhu lebih dari 40ᵒC, kegiatan bakteri mesofilik
akan terhenti dan diganti dengan jamur termofilik, pada kenaikan temperatur
ini, bahan akan semakin memadat karena air dalam bahan keluar (berkeringat).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Akibatnya suplai oksigen lama kelamaan akan berkurang. Kondisi kekurangan
oksigen ini akan menyebabkan bakteri aerobik dan organisme lainnya terbunuh
secara bertahap, sehingga pengomposan berangsur-angsur akan diambil alih
oleh mikroorganisme anaerob yang bekerja tanpa oksigen. Kondisi pH akan
meningkat menjadi basa kembali. Bersamaan dengan ini berbagai gas akan
dihasilkan seperti amonia, gas nitrogen, metan dan lain sebagainya. Jika suhu
mencapai 60ᵒC jamur termofilik akan mati dan perannya digantikan oleh
bakteri aktinomisetes termofilik hingga temperatur 86ᵒC. Penguapan air pada
bahan terjadi pada suhu tinggi sehingga mengakibatkan kadar air bahan akan
turun. Pada temperatur maksimum semua organisme akan mati kemudian
temperatur akan berangsur normal. Bahan yang semula padat menjadi longgar,
menyebabkan oksigen tersirkulasi dengan baik sehingga mikroorganisme
aerobik memulai aktivitasnya kembali untuk merombak sisa-sisa bahan organik
yang masih belum menjadi kompos.
B. Pembahasan
Setiap tanaman membutuhkan nutrisi (makanan) untuk kelangsungan
hidupnya. Tanah sebagai media tanam utama, harus mempunyai unsur hara
yang dapat mencukupi kebutuhan tanaman. Berdasarkan jumlah yang
dibutuhkan tanaman, dibagi menjadi tiga golongan.
Unsur hara makro primer, yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam
jumlah banyak seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Unsur hara
makro sekunder sedang, yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
seperti sulfur (S), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Dan yang ketiga adalah
unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (Cl), boron (B), mangan (Mn),
dan molibdenum (Mo) (Yuwono, 2009). Kompos yang sudah jadi atau siap
digunakan untuk memupuk tanaman mengandung sebagian besar unsur hara
makro primer, makro sekunder dan unsur hara mikro yang sangat dibutuhkan
tanaman. Berikut ini adalah unsur hara ideal yang terkandung di dalam pupuk
kompos :
Tabel 4.9 Kandungan Ideal Hara Kompos
No Komponen Kandungan (%)
1 Kadar Air 41,00 - 43,00
2 C-Organik 4,83 - 8,00
3 N 0,10 - 0,51
4 P2O5 0,35 - 1,12
5 K2O 0,32 - 0,80
6 Ca 1,00 - 2,09
7 Mg 0,10 - 0,19
8 Fe 0,50 - 0,64
9 Al 0,50 - 0,92
10 Mn 0,02 - 0,04
Sumber : Effi (dalam Yuwono, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Kesalahan dosis pemberian salah satu unsur tersebut sebenarnya akan
menyebabkan kurang optimumnya hasil yang diperoleh sebab salah jika N
diberikan kurang maka N akan menjadi pembatas dari P dan pada kondisi yang
demikian, tanggapan tanaman terhadap pemupukan P sangat tergantung pada
tersedianya unsur N di dalam tanah (Havlin et al, 2005). Menurut Wang et al.
(2007) dan Homer (2008) bahwa kondisi pertumbuhan tanaman yang baik akibat
tercukupinya hara N akan menyebabkan tanaman mampu menyerap P lebih
efektif. Pada umumnya tanggapan tanaman terhadap suatu unsur hara bisa
berubah-ubah tergantung pada status ketersediaan unsur hara lainnya dan adanya
pengaruh dari lingkungan(Fahmi dkk., 2010). Hasil pengujian pupuk dan tanah
penelitian yang dijadikan sebagai media tanam, menunjukkan perbandingan
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Perbandingan Kandungan Unsur Hara Pupuk Penelitian, Tanah
Penelitian dan Pupuk Kompos Ideal
Unsur Pupuk Ketapang Tanah Penelitian Pupuk Kompos Ideal
N 0,88 % 0,20 % 0,10-0,51 %
P 0,97 % 492 mg/100g 0,35-1,12 %
K 0,81 % 43 mg/100g 0,32-0,80 %
Dari tabel 4.10 menunjukkan bahwa kandungan unsur nitrogen (N) dalam
pupuk daun ketapang melebihi batas kandungan nitrogen pada pupuk kompos
ideal sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman bayam terutama pada jumlah
daun. Dari hasil uji statistik jumlah daun juga menunjukkan bahwa hasilnya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
signifikan, sehingga diduga bahwa yang menyebabkan jumlah daun tidak berbeda
nyata adalah unsur nitrogen yang terlalu banyak pada pupuk kompos daun
ketapang. Jika tanaman kelebihan unsur N, maka dapat menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat terlihat pada rata-rata
pengukuran jumlah daun pada perlakuan 3 dengan komposisi pupuk yang
diberikan sebesar 70% (1,4 kg) hasilnya paling kecil dibandingkan dengan
kontrol. Pada kontrol hanya menggunakan tanah yang terdapat di sekitar lokasi
penelitian dan setelah dilakukan uji di laboratorium, hasil kandungan unsur N
pada tanah yang digunakan pada kontrol yaitu sebesar 0,20 % dan masuk ke
dalam kandungan ideal. Hasil pengukuran pada tinggi tanaman, rata-rata tertinggi
diperoleh oleh kontrol hal ini juga dapat disebabkan oleh jumlah N yang terlalu
banyak dapat menyebabkan unsur N akan mengikat unsur hara lain, sehingga akan
sulit diserap tanaman dan pertumbuhan tanaman bayam cabut pada perlakuan P1,
P2 dan P3 terhambat pertumbuhannya.
Pertumbuhan tanaman bayam cabut dipengaruhi oleh banyak faktor. Ada
beberapa faktor yang berpotensi menghambat proses pertumbuhan tanaman yaitu :
1. Serangan Hama dan Penyakit
Pertumbuhan tanaman bayam cabut antar perlakuan sangat
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah
hormon dan gen pada tanaman tersebut. Sedangkan faktor eksternal adalah
air, cahaya, nutrisi, Kelembaban, suhu, oksigen, dan pH. Selain faktor-
faktor tersebut, pertumbuhan bayam cabut juga dipengaruhi oleh hama atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
penyakit bawaan dari biji yang mengganggu pertumbuhan tanaman bayam
cabut sejak dibeli dari toko pertanian. Serangan hama dan penyakit yang
berasal dari luar, serta iklim.
a. Hama
1) Ulat (Spodoptera sp.)
Ulat yang menyerang tanaman bayam adalah jenis ulat
grayak yang memiliki ciri-ciri, tubuhnya bewarna hijau tua, hijau
muda dan ada juga yang bewarna putih agak bening jika masih
kecil. Ulat ini memakan daun tanaman bayam cabut, sehingga
meninggalkan bekas berupa daun yang rombeng dan bolong. Saat
ditemukan ulat ini sedang bersembunyi dengan menempel pada
bagian bawah daun dan batang daun. Warna tubuh yang seperti
warna lingkungan sekitarnya membuat ulat ini sangat sulit
ditemukan jika tidak mengamati tanaman dengan jeli.
Pengendalian hama ulat ini dilakukan dengan mengambil
ulat tersebut dan dimusnahkan, jika sudah terlalu parah, dibasmi
dengan petisida organik yang telah dipersiapkan sebelumnya yang
terbuat dari air sari tembakau, daun mindi, daun pepaya, laos,
kunyit, jahe, bawang putih, gadung dan daun sirih yang
difermentasi selama 2 minggu dari tanggal 1 April 2017 sampai
tanggal 15 April 2017. Sebelum digunakan, pestisida sebanyak
500ml dicampur air sebanyak 300ml agar tidak terlalu pekat.
Adanya hama ulat menyebabkan pertumbuhan jumlah daun pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tanaman bayam cabut terganggu karena daun menjadi bolong dan
ada pula yang dimakan ulat hingga habis. Penggunaan pestisida
organik digunakan sejak tanaman berumur 2 hari setelah dipindah
ke dalam polybag yaitu pada tanggal 16 April 2017 karena pada
tanggal ini tanaman belalang sudah diserang oleh hama ulat dan
belalang. Penyemprotan pestisida terakhir dilakukan dua hari
sebelum panen yaitu tanggal 4 Mei 2017 karena dirasa sudah tidak
ada serangan hama yang begitu berarti lagi. Penyemprotan
pestisida alami seharusnya dilakukan setiap didapati adanya hama,
namun hal itu menyesuaikan dengan cuaca yang cukup labil,
karena mengingat penyemrotan hama dilakukan pada pagi atau sore
hari tergantung cuaca, jika hujan tidak dilakukan penyemprotan
pestisida.
Gambar 4.4 Hama Ulat yang menyerang tanaman bayam cabut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2) Belalang (Valanga nigricornis, Oxya chinensis, Locusta
migratoria)
Belalang menyerang tanaman bayam cabut pada bagian
daun dengan ciri-ciri belalang ada yang bewarna cokelat, kuning
dan hijau muda, kebanyakan belalang meninggalkan bekas pada
daun berupa daun yang rombeng dan bolong-bolong yang cukup
besar. Belalang ini hinggap dan berpindah-pindah sehingga sulit
sekali dibasmi. Pembasmian terhadap hama belalang ini dilakukan
sama dengan pembasmian hama ulat yaitu dengan pestisida
organik. Yang membedakan adalah jika ditemukan belalang hanya
diusir keluar dari lokasi penlitian karena penangkapan belalang
cukup sulit dilakukan. Pada saat ditemukan belalang sedang
bertengger pada batang daun, ada pula yang kedapatan sedang
memakan tanaman penelitian hingga daunnya habis tanpa tersisa.
Gambar hama belalang dapat dilihat pada gambar 4.5, sebagai
berikut :
Gambar 4.5 Hama belalang yang menyerang tanaman bayam cabut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Penyakit
Penyakit yang menjangkit tanaman bayam cabut selama masa
penelitian berlangsung yaitu serangan bulai atau downy mildew,
dengan gejala yaitu pada daun timbul bercak warna putih kekuningan,
umumnya bulat dengan batas yang jelas seperti mengikuti alur tulang
daun (Nurasanah dkk, 2016). Kadang-kadang bercak menyatu
membentuk bercak lebih lebar yang selanjutnya dapat menyebabkan
bentuk daun abnormal, kaku, mengering dan mudah hancur. Pada pagi
hari yang dingin timbul miselium dan konidium (Pratama dkk, 2013).
Daun yang terjangkit penyakit downy mildew telah terlihat sejak hari
ke 16 yaitu pada tanggal 30 April 2017, namun karena dirasa belum
terlalu parah dan masih berupa bercak kekuningan akhirnya dibiarkan
dulu sambil melihat perkembangan selanjutnya. Namun setelah
didiamkan hingga keesokan hari, dan semakin parah karena
permukaan daun yang semakin cokelat karena mengering dan terkena
air hujan ditumbuhi oleh jamur. Akhirnya dilakukan pencegahan
penyebaran dengan cara memetik daun yang terjangkit penyakit
downy mildew. Pemetikan daun dimulai dari batang daun. Penyakit
downy mildew ini disebabkan oleh kondisi lingkungan sekitar tempat
penelitian yang terlalu lembab sehingga menyebabkan tumbuhnya
jamur pada permukaan daun yang terjangkit penyakit ini. Gambar
daun yang terjangkit penyakit downy mildew dapat dilihat pada
gambar 4.6 sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.6 Daun yang terjangkit penyakit downy mildew
2. Faktor-Faktor Lain
a. Iklim
Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma yang berlokasi di desa Paingan,
Kabupaten Depok, Sleman, Yogyakarta. Waktu penelitian dilakukan
mulai dari pembuatan pupuk hingga panen dari tanggal 28 Februari
2017 sampai dengan 6 Mei 2017 (2 bulan 8 hari). Menurut Badan
Meteorologi Geofisika dan Klimatologi (BMKG), musim kemarau
tahun ini mundur 1-2 dasarian (sepuluh hari) dari kondisi normal dan
akan terjadi secara bertahap mulai April 2017 mulai dari Kabupaten
Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, Kabupaten
Kulonprogo, hingga Kabupaten Sleman bagian Utara. Setelah itu,
kemarau akan terjadi secara total di DIY mulai Mei hingga Oktober
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2017. Suatu wilayah dikatakan telah memasuki musim kemarau
apabila intensitas curah hujan telah tercatat kurang dari 50 milimeter
perdasarian. Pada Maret 2017, curah hujan di DIY mulai mengalami
penurunan dari rata-rata harian saat musim hujan. Sedangkan masa
transisi pergantian musim atau pancaroba baru terjadi pada awal
April. Adapun pada pertengahan Februari hingga 22 Februari,
kondisi curah hujan di DIY masih cukup tinggi dengan rata-rata
lebih kurang 150 milimeter perminggu. Terjadinya anomali cuaca ini
menyebabkan curah hujan yang tidak menentu selama masa
penelitian (Sigit, 2017).
b. Suhu Udara
Suhu udara juga dipengaruhi oleh cuaca. Hujan yang sering
turun selama masa penelitian menyebabkan suhu udara pada tempat
penelitian berada antara 26,1ᵒC – 35,4
ᵒC. Pengukuran Suhu udara
menggunakan alat yaitu termohigrometer yang diletakkan di tengah-
tengah tempat penelitian dan ditunggu selama ± 5 menit. Menurut
Warisno dan Kres (2010), suhu udara pada kisaran tersebut termasuk
suhu yang panas. Tanaman bayam cabut yang merupakan tanaman
sayuran hijau akan dapat tumbuh dengan optimal pada suhu udara
20-30ᵒC. Kenaikan suhu yang drastis hingga mencapai 35,4
ᵒC karena
pengukuran dilakukan pada pagi hari setiap pukul 08.00 WIB dan
terkadang suhu di tempat penelitian tidak stabil bisa optimal bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
juga hingga 35,4ᵒC. Data pengukuran suhu udara selama penelitian
dapat dilihat pada lampiran no 10.
c. Kelembaban Udara
Pada saat penelitian dilakukan pengukuran Kelembaban
udara menggunakan termohigrometer dengan cara menyimpannya di
tengah-tengah tempat penelitian dan ditunggu selama ± 5 menit.
Kelembaban udara tempat penelitian berkisar anatara 50-92%.
Kondisi lembab menyebabkan banyaknya air yang diserap ke dalam
tanaman sehingga mendukung aktivitas pemanjangan sel-sel.
Kelembaban yang optimum untuk pertumbuhan bayam cabut adalah
40-60% (Anonim, 2011). Menurut Yusni B (2001) tanaman bayam
cabut cocok bila ditanam di lahan terbuka dengan sinar matahari
penuh atau berawan dan tidak tergenang air / becek.
Jika dilihat dari hasil pengukuran Kelembaban udara pada
tempat penelitian, sudah dapat dikatakan baik karena saat
Kelembaban udara terendah 50% hanya terjadi pada 1 kali saja yaitu
pada tanggal 16 April 2017 yaitu pada hari kedua setelah bayam
dipindah ke polibag. Keadaan saat pengukuran hari itu dapat
dikatakan suhu cukup panas sebesar 35,5ᵒC, sehingga mempengaruhi
pengukuran Kelembaban yang mencapai 50%. Kelembaban udara
sebesar 50% masih masuk dalam Kelembaban udara ideal bagi
tanaman bayam, namun seterusnya Kelembaban udara di tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
penelitian mencapai hingga 92%. Menurut Cahyono (2003)
Kelembaban udara yang lebih dari 90% berpengaruh buruk terhadap
pertumbuhan tanaman, yakni tanaman tumbuh tidak sempurna,
tanaman tidak subur serta kualitas daun akan jelek. Sebaliknya jika
Kelembaban terlalu rendah akan menyebabkan kenaikan suhu dan
dehidrasi pada tanaman. Kelembaban udara tinggi menyebabkan
transpirasi menjadi lambat, sehingga penyerapan unsur hara juga
akan lambat. Kelembaban udara yang tinggi dapat menstimulir
pertumbuhan jamur, fungi, bakteri, yang dapat merugikan tanaman.
Data Kelembaban dan suhu udara secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran no 10.
d. pH Tanah dan pH Pupuk Ketapang
Pada saat pengukuran pH tanah dilakukan dengan cara
memilih 3 polybag dari tiap kelompok perlakuan dengan cara
pengamatan dan dipilih mana yang terlihat basah, sedang dan kering
setelah itu baru dilakukan pengukuran pH tanah dengan
menggunakan alat yaitu soil tester dengan cara menusukkannya ke
dalam tanah yang ada di polybag dan ditunggu selama ± 5 menit.
Hasil pengukuran pH tanah adalah pH terendah didapat 4,4 dan yang
tertinggi mencapai 6,3. Menurut Rukmana (2010), kisaran pH yang
baik sebagai syarat tumbuh tanaman bayam cabut adalah 6-7.
Derajat keasaman (pH) sangat penting bagi pertumbuhan tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
bayam cabut, menurut Rukmana (2010) bila pH tanah di atas 7
pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih
kekuning-kuningan (klorosis) akibat ketersediaan unsur nitrogen,
besi, mangan, borium dan tembaga relatif sedikit. Sebaliknya pada
pH dibawah 6 pertumbuhan tanaman bayam cabut akan menurun
akibat unsur fosfor, kalium, belerang, kalsium dan magnesium
menurun dengan cepat. Terjadinya kelainan pada tanah yang
memiliki pH di bawah 6 karena unsur alumunium, besi dan mangan
merupakan racun bagi tanaman tersebut. Hasil pengukuran pH tanah
yang lengkap dapat dilihat pada lampiran no. 11.
Saat pembuatan pupuk ketapang, dilakukan pula
pengukuran pH pupuk secara berkala tiap 3 hari sekali dan didapati
hasil pengukuran terakhir pada tanggal 28 Maret 2017, didapati hasil
pengukuran pH pupuk ketapang sebesar 6. Menurut Yuwono (2009),
pH pupuk optimal untuk digunakan pada tanaman berkisar antara 6-
8. Dapat disimpulkan bahwa pupuk ketapang yang dibuat telah
memenuhi standar pH pupuk yang telah siap digunakan. Pengukuran
pH pupuk ketapang dapat dilihat pada lampiran no. 28.
e. Kelembaban Tanah
Pada saat penelitian juga dilakukan pengukuran
Kelembaban tanah dengan menggunakan alat soil tester dengan cara
menusukkannya ke tanah pada polybag yang ingin diukur dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
ditunggu selama ± 5 menit. Pengukruan Kelembaban tanah sama
seperti pengukuran pH tanah yaitu dipilih 3 polybag tiap kelompok
perlakuan dan diobservasi mana yang basah, sedang dan kering
setelah itu baru dilakukan pengukuran Kelembaban tanah. Pada
pengukuran Kelembaban tanah cukup sulit karena jika dilihat dari
permukaan tanah terlihat kering tapi jika digali sedikit kedalam,
tanahnya cukup lembab dan basah, sehingga pengukuran
Kelembaban tanah bisa dibilang cukup sulit. Hasil pengukuran
Kelembaban tanah terendah yaitu 2% dan tertinggi yaitu 6%. Hal ini
juga dapat dipengaruhi oleh alat yang error karena satu alat dipakai
oleh seluruh mahasiswa lain yang juga penelitian di kebun percobaan
dan dikalibrasi hanya seminggu sekali, sehingga bisa saja alat error
karena kurang dikalibrasi secara rutin. Hasil pengukuran kelembaban
tanah dapat dilihat pada lampiran no. 12.
C. Keterbatasan Penelitian dan Kendala
1. Penelitian ini hanya mengukur beberapa parameter pertumbuhan yaitu
tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah tanaman.
2. Hama yang menyerang tanaman penelitian cukup banyak sehingga
mempengaruhi hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3. Penelitian ini dilakukan pada musim kemarau, seharusnya panas, namun
masih turun hujan pada saat proses pengambilan data sehingga
mempengaruhi hasil penelitian.
4. Pengomposan pupuk ketapang dilakukan selama satu bulan.
D. Implementasi Hasil Penelitian Dalam Pembelajaran Biologi
Hasil penelitian ini dapat diterapkan dan dikembangkan dalam
pembelajaran biologi untuk kelas XII. Materi pokok “Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan” menggunakan kurikulum 2013. Khususnya pada
kompetensi dasar 3 “Memahami, menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah”.
Pada pembelajaran untuk materi pokok “Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan” siswa dapat melaksanakan percobaan sederhana sesuai dengan
kompetensi dasar 4.1 yang berbunyi “Menyusun laporan hasil percobaan
tentang pengaruh faktor eksternal terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.”. Percobaan yang dilakukan siswa berkaitan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Saat melakukan pengamatan di luar kelas maupun melakukan percobaan, siswa
akan dibentuk ke dalam kelompok agar lebih mudah mengorganisirnya. Siswa
diajak untuk mengamati tumbuhan yang ada di dalam lingkungan sekolah dan
mencari faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman yang diamati tersebut. Contoh percobaan sederhana yang dapat
dilakukan siswa adalah membuat pupuk kompos dari sampah organik yang
tersedia di sekitar lingkungan. Hasil percobaan siswa berupa laporan kelompok
dan presentasi singkat mengenai hasil percobaan tersebut. Instrumen
pembelajaran dapat dilihat pada lampiran no.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Pupuk kompos berbahan daun ketapang, pupuk kandang, dedak dan
dolomite berpengaruh pada tinggi dan berat basah tanaman bayam
cabut, terutama pada media yang komposisinya paling kecil yaitu P1
(30%). Hal ini karena pupuk yang dihasilkan belum cukup matang.
2. Pertumbuhan optimal bayam cabut (Amaranthus tricolor) ada pada
media tanam dengan pupuk berkomposisi daun ketapang (Terminalia
catappa) paling kecil yaitu P1 (30%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
B. Saran
Berikut ini adalah saran-saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dari
penulis :
1. Hendaknya memilih bahan utama untuk membuat pupuk kompos
yang cepat terurai agar masa fermentasi pupuk berjalan cepat agar
tidak memakan waktu banyak.
2. Fermentasi pupuk berbahan dasar daun ketapang (Terminalia
catappa) sebaiknya dilakukan minimal 2 bulan atau lebih, karena
selulosa pada daun ketapang termasuk tebal sehingga memakan waktu
yang cukup lama untuk diurai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Aiyelari, E.A., Ogunsesi, A., Oluwa, Ade, O.O., 2015, Effects of Terminalia
Catappa leaves with Poultry Manure compost, Mulching and Seedbed
preparation on the Growth and Yield of okra (Abelmoschus esculentus l.
Moench), Skripsi, University of Ibadan.
Ankamwar, B., 2010, Biosynthesis of Gold Nanoparticles (Green- Gold) Using
Leaf Extract of Terminalia catappa, E-J. Chem., 7(4): 13341339.
Anonim, 2011, http://koperasitanituwed.blogspot.com/2011/12/budidaya-tana-
manbayam.html, Diakses tanggal 24 Mei 2017.
Anonim, 2015, Cara Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Bayam,
http://agroteknologi.web.id/cara-pengendalian-hama-dan-penyakit-
tanaman-bayam/, diakses tanggal 28 Mei 2016.
Babayi, H., Kolo, I., Okogun, J.I., Ijah, U.J.J., 2004, The antimicrobial Activities
of Methanolic Extract of Eucalyptus camaldulensis and Terminalia
catappa Againt some Pathogenic Microorganisms, An Int. J. Niger.
Soc. for Experiment. Bio, 16(2): 106-111.
Barker, A.V., dan D.J, Pilbeam, 2007, Hand Book of Plant Nutrition, CRC Press,
New York.
BPS. 2012. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. www.bps.go.id.
Diakses tanggal 5 Januari 2013.
Brady, N.C., dan R.R, Weil, 2002, The Nature and Properties of Soils, 13 Edition,
Upper Saddle River, New Jersey.
Cahyono, Bambang, 2003, Tekhnik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau, Yayasan
Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
Chee Mun, F, 2003, Ketapang (Cattapa) LeavesBlack Water : Understanding
Black Water. I N B S F o r u m I n d e x, Http://www.joyabetta.com/.,
diakses tanggal 28 Mei 2016.
Djuarnani, Nan, Kristian, Setiawan, Budi, 2005, Cara Cepat Membuat Kompos,
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Fahmi, Arifin, Syamsudin, Sri, Nuryani, H, Utami dan Radjagukguk, Bostang,
2010, Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L) Pada Tanah Regosol dan
Latosol, Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati, Volume 10, Nomor 3/2010.
Gao, J., Tang, X., Dou, H., Fan, Y., Zhao, X., Xu, Q., 2004, Hepatoprotective
Activity of Terminalia catappa L. Leaves and Its Two Triterpenoids, J.
Pharm and Pharmacol, 56(1): 17.
Gardner, F.P., R.B, Pearce dan R.L, Mitchell, 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya
- (Physiology of Crop Plants), Ul-Pres, Jakarta.
Hadisoeganda, 1996, Bayam Sayuran Penyangga Petani di Indonesia. Monograft,
Bandung.
Hao, X., F, Godlinski dan C, Chang, 2008, Distribution of phosphorus forms in
soil following long-term continuous and discontinuous cattle manure
applications, So/7 Science Society of America Journal, 72, 90-97.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Hardhiko, R.S., Suganda, A.G dan Sukandar, E.Y. ( 2004) Aktivitas
Antimikroba Ekstrak Etanol, Ekstrak Air Daun yang Dipetik dan Daun
Gugur Pohon Ketapang (Terminalia cattapa). Acta Pharamaceutica
Indonesia. XXIX :129-133.
Hardjowigeno, S, 1989, Ilmu Tanah, Mediatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Homer, E.R., 2008, The effect of nitrogen application timing on plant available
phosphorus, Thesis, Graduate School of The Ohio State University,
USA.
Howell, A.B, 2004, Hydrozable Tannin Extracts from Plants Effective at
Inhibiting Bacterial Adherence to Surfaces. United States Patent
Application no.
20040013710.http://www.worldagroforestry.org/treedb2/AFTPDFS/Ca
esalpinia_sappan.pdf, diakses 25 Juli 2017.
Isroi, 2007, Pengomposan Limbah Padat Organik,
www.ipard.com/artperkebunan/komposisilimbahpadatorganik.pdf,
diakses tanggal 28 Mei 2016
Kate, 2013, Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kritis, www.kajianteori.com, diakses
tanggal 25 April 2017.
Lakitan, B., 1996, Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lemmens, R.H.M.J., 1992, Prosea, Plant Resources of South-East Asia 3, Dye
and Tannin-Producing Plants, diterjemahkan oleh N. Wulijarni-
Soetjipto, Prosea, Bogor.
Lin, Y., Kuo, Y., Shiao, M., Chen, C., Ou, J., 2000, Flavonoid Glycocides from
Terminalia catappa L, J. Chin. Chem. Soc., 47(1): 253-256.
Lingga dan Marsono, 2008, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Mandasari, I., 2006, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Ekstrak
Kloroform Daun Ketapang (Terminalia catappa Linn), Skripsi tidak
diterbitkan, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Diponegoro, Semarang.
Nazaruddin, 1994, Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah,
PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Nugroho, Delta Setya, 2011, Kajian Pupuk Organik Enceng Gondok Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Bayam Putih dan Bayam Merah (Amaranthus
tricolor L.), Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Nur, Tjahjadi, 1999, Hama dan Penyakit Tanaman, Kanisius, Yogyakarta.
Nurasanah., Kurniawan, Hendra, Bettiza, Martaleli, 2016, Identifikasi dan
Klasifikasi Jenis Penyakit Pada Daun Tanaman Semangka Berdasarkan
Tekstur Gray Level Cooccurrence Matrix dan Warna HSV
Menggunakan Metode Probabilistic Neural Network Pada Perkebunan
Semangka di Galang Batang Bintan, Artikel Ilmiah Fakultas Teknik
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Orwa.,et al., 2009, Caesalpiniasappan Linn. Agroforestry Database 4.0.
Pauly, G., 2001, Cosmetic, Dermatologycal And Pharmaceutical Use of An
Extract of Terminalia catappa, United State Patent Application.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Pitojo, Setijo, 2003, Benih Cabai, Kanisius, Yogyakarta.
Pratama, Wirandha Ryan, Jusak, Sudarmaningtyas, Pantjawati, 2013, Jurnal
Sistem Informasi, Volume 2, Nomor 2, 2338-137X.
Rahayu, D.S., Kusrini, D., Fachriyah, E., 2008, Penentuan Aktivitas Antioksidan
dari Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) dengan Metode 1,1-,
Difenil-2- Pikrilhidrazil (DPPH), Laboratorium Kimia Organik, Jurusan
Kimia Universitas Diponegoro.
Rukmana, Rahmat, 1994, Bayam Bertanam & Pengolahan Pascapanen, Kanisius,
Yogyakarta.
Rukmana, Rahmat, 2010, Bayam, Penebar Swadaya, Jakarta.
Semangun, Haryono, 2000, Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sigit, Agus, 2017, Musim Kemarau Diprediksi Mulai April, KR Jogja,
http://www.krjogja.com/web/news/read/25009/Musim_Kemarau_Dipre
diksi_Mulai_April, diakses 22 Mei 2017.
Simamora, Suhut dan Salundik, 2006, Meningkatkan Kualitas Kompos,
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Simbolon, Indra Gunawan, 2008, Pengaruh Kompos dan Pupuk Anorganik
Terhadap Pertumbuhan dan Serapan N, P, K Tanaman Jagung (Zea
mays L.) Pada Tanah Alluvial Karawang, Skripsi, Institut Pertanian
Bogor.
Sugiarto, 2011, Macam-Macam Hama dan Penyakit Pada Tanaman Serta Cara
Pengendaliannya,
https://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2011/01/20/macam-macam-
hama-dan-penyakit-pada-tanaman-serta-cara-pengendaliannya/, diakses
tanggal 4 Mei 2016.
Suleiman, A.A., E.A., Aiyelari, I.J.J., Otene, 2015, Effects of tillage and
Terminalia catappa L. leaf compost on soil properties and performance
of Capsicum chinense Jacq., International Journal of Advance
Agricultural Research, 73-82.
Suparno, Paul, 2011, Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Susetya, S.P, 2001, Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik, Pustaka Baru,
Yogyakarta.
Sutanto, Rachman, 2002, Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan
Berkelanjutan, Kanisius, Yogyakarta.
Sutarya, Rahmat, 1990, Identifikasi Penyakit Mosaik pada Tanaman Bayam;
Suyanto, Agus, 1994, Hama Sayur dan Buah, Penebar Swadaya, Jakarta.
Tanujaya, B., 2013, Penelitian Percobaan, Rosda, Jakarta.
Tim Penyusun Kamus PS, 1997, Kamus Pertanian Umum, Penebar Swadaya
Grup, Jakarta.
Wididana, G. N. , 1993, Peranan Effective Microorganism 4 Dalam
Meningkatkan Kesuburan dan Produktivitas Tanah, Dalam Seminar
Indonesia Kyusei Nature Farming Societies, Jakarta, hal. 17.
Yusni, B., Nurudin, Azis, 2001, Bayam, Penebar Swadaya, Jakarta.
Yuwono, Dipo, 2009, Kompos, Penebar Swadaya, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 1. Selisih Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan
Selisih Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan
Ulangan K P1 P2 P3 K2 P1
2 P2
2 P3
2
1 35.5 31.5 15 14.5 1260.25 992.25 225 210.25
2 29 19 16.5 25.5 841 361 272.25 650.25
3 33.5 36 19 22.5 1122.25 1296 361 506.25
4 37 26 19.5 14 1369 676 380.25 196
5 22.5 19 22.9 22.5 506.25 361 524.41 506.25
6 33.8 23.4 26 14 1142.44 547.56 676 196
7 23.2 26.5 14.5 18.7 538.24 702.25 210.25 349.69
8 28.8 16.5 13.8 22 829.44 272.25 190.44 484
9 30 26 16.2 17.7 900 676 262.44 313.29
10 29.5 22.7 19.2 15.8 870.25 515.29 368.64 249.64
∑ 302.8 246.6 182.6 187.2 9379.12 6399.6 3470.68 3661.62
∑2 91687.84 60811.56 33342.76 35043.84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 2. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tinggi Tanaman
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tinggi_Tanaman
N 40
Normal Parametersa,,b
Mean 22.9800
Std. Deviation 6.77061
Most Extreme
Differences
Absolute .121
Positive .121
Negative -.088
Kolmogorov-
Smirnov Z
.768
Asymp. Sig. (2-
tailed)
.598
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
Tinggi_Tanaman
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.531 3 36 .664
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 3. Data Mentah Pertumbuhan Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan Kontrol
Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
K1 8 9 10,5 13,5 16,5 20 25,5 27,5 30,5 34,5 39 43,5
K2 6,5 7 8,6 11,3 13,3 16,3 18,5 21,3 24,5 27 28 35,5
K3 7,5 8 10,5 12,5 16 20 23,5 26,5 29 30 35 41
K4 6 6,4 8,3 10,5 12,3 16 19,2 23,5 27 31,5 36 43
K5 5,5 5,6 6,1 6,1 6,5 7,1 9 10,7 13 17,5 23 28
K6 6,2 7,5 8,3 10,3 13 15,6 18 22,5 26 29 34,5 40
K7 8,3 9 11,5 12,5 14,2 16,5 19 21,5 23 25,2 29 31,5
K8 4,2 4,8 5,5 7 8,8 11,8 14,7 17,7 21,5 24 28 33
K9 7,5 9 9,9 12 14 16,7 18,7 22,5 26 28,5 33 37,5
K10 4,5 6,5 7 8,3 9,7 12 14 18 21 25 30 34
Jumlah 64,2 72,8 86,2 104 124,3 152 178,1 211,7 241,5 272,2 315,5 367
Rata-rata 6,42 7,28 8,62 10,4 12,43 15,2 17,81 21,17 24,15 27,22 31,55 36,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan 1 (30%)
Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P1-1 8,5 9,5 10,5 12 13,3 16,5 19,5 22,5 26 30 34,5 40
P1-2 7,5 8,3 10 10,5 12 13,1 14,2 17 18,5 20,5 22,6 26,5
P1-3 9 9,8 11,5 13,5 16,5 19,1 22,2 26 28,5 32 36,5 45
P1-4 6 7,5 9 8,3 11 13 15 17,5 20,5 22,8 27,5 32
P1-5 6,5 9 10 10 11,2 12,3 13,7 15 18 21,2 23 25,5
P1-6 7,6 8,5 10,3 11,3 14 15,5 17 18,5 21 23,5 26,5 31
P1-7 5 7 8,2 9 10 12,5 14,2 17,5 21,5 23,5 27 31,5
P1-8 7 7,5 8 8 9,8 10,5 11,7 14,2 16 18,2 20,5 23,5
P1-9 7 7,7 9 9 10,6 12,3 14,7 17,7 20,5 23,5 27 33
P1-10 7,3 8,5 9,9 10,5 11,5 12,5 15,2 17 18 21,5 26 30
Jumlah 71,4 83,1 96,4 104,1 119,9 137,3 157,4 182,9 208,5 236,7 271,1 318
Rata-rata 7,14 8,31 9,64 10,41 11,99 13,73 15,74 18,29 20,85 23,67 27,11 31,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan 2 (50%)
Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P2-1 5,5 6,2 7,5 7,2 8,5 9,5 11,3 11,7 15 15,6 17,7 20,5
P2-2 6,5 7,5 7,8 9 10,3 11 12,5 14 16,5 18 20 23
P2-3 6,5 7,5 7,8 8,5 9 10,3 12,4 15 17,5 19,3 22 25,5
P2-4 8,5 9,1 10,2 10,2 12,5 12,7 14,2 16,5 18,5 22,5 25,5 28
P2-5 6,6 7,3 7,6 8,5 9,5 11,2 13 15,3 18 21 24,3 29,5
P2-6 5 5,8 6 8 9 10,3 13,5 16,5 20,7 24 28,5 31
P2-7 5,5 6,1 6,2 6,5 7,8 8,5 9,5 10,5 12,5 14,5 16,5 20
P2-8 5,2 6 6,2 6,5 7,8 8,5 9,5 10,5 12,5 14 15,5 19
P2-9 7,3 6,2 7,3 7,6 9,3 10 11 12 14,5 17 20 23,5
P2-10 6,8 8 7,9 8,8 10 12 13,5 16 18,5 19,7 23,5 26
Jumlah 63,4 69,6 74,5 80,8 93,7 104 120,4 138 164,2 185,6 213,5 246
Rata-rata 6,34 6,96 7,45 8,08 9,37 10,4 12,04 13,8 16,42 18,56 21,35 24,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut Perlakuan 3 (70%)
Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P3-1 4,5 5 5,5 6,2 6,5 8 8,5 9 12 13 15 19
P3-2 5 6,2 6,7 7,5 10,2 11,5 13,5 15,5 19 21 26 30,5
P3-3 6,5 7,3 7,5 8 9,2 10,8 12 15,3 17,5 20,5 23,5 29
P3-4 6 7,3 7,5 7,5 8,2 9,3 9,5 10,7 12,2 14 16 20
P3-5 7,5 8 9,2 9 11,2 13,5 15 15,5 21 22,6 25,5 30
P3-6 7 7,7 8,5 9 11 10,7 11,2 12,5 14,5 15,5 18 21
P3-7 6,3 8 8,5 8,8 9,8 10,5 12,5 14 16 19 21 25
P3-8 7 7,3 8,3 9 11 12,5 13,5 15 17,5 20,5 24 29
P3-9 7,3 7,2 8 8,8 9,5 10,8 12 13,5 16 18 20,5 25
P3-10 7,2 7,5 7,6 8,7 9,2 10,3 11,2 13,5 15 17 19 23
Jumlah 64,3 71,5 77,3 82,5 95,8 107,9 118,9 134,5 160,7 181,1 208,5 251,5
Rata-rata 6,43 7,15 7,73 8,25 9,58 10,79 11,89 13,45 16,07 18,11 20,85 25,15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 4. Data Mentah Jumlah Daun Tiap Perlakuan
Pertumbuhan Jumlah Daun Bayam Cabut Perlakuan Kontrol
Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
K1 8 9 15 24 30 48 63 72 73 85 85 88
K2 8 9 12 17 19 29 30 40 43 46 49 56
K3 7 7 13 16 23 42 51 52 52 57 61 65
K4 8 10 14 22 26 43 59 65 79 82 87 95
K5 6 1 3 4 5 7 9 15 18 21 28 39
K6 7 8 10 16 20 37 44 45 82 83 83 76
K7 8 11 19 24 37 49 65 68 70 103 103 109
K8 7 7 8 11 18 36 41 46 56 60 60 72
K9 8 9 14 16 21 30 39 54 54 57 53 60
K10 5 6 7 8 10 27 31 48 49 59 62 63
Jumlah 72 77 115 158 209 348 432 505 576 653 671 723
Rata-rata 7,2 7,7 11,5 15,8 20,9 34,8 43,2 50,5 57,6 65,3 67,1 72,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Pertumbuhan Jumlah Daun Bayam Cabut Perlakuan 1 (30%)
Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P1-1 8 10 11 11 17 32 46 51 54 60 70 75
P1-2 8 9 10 10 16 22 30 36 39 45 46 48
P1-3 8 9 11 19 30 45 51 55 57 63 69 88
P1-4 8 11 10 10 12 25 28 35 39 39 47 51
P1-5 7 8 9 11 15 31 40 46 53 54 61 63
P1-6 8 9 10 11 14 24 36 38 49 51 61 72
P1-7 9 9 10 10 14 25 35 37 47 49 52 54
P1-8 8 7 8 8 11 21 33 35 41 44 50 61
P1-9 7 7 7 9 11 25 32 37 40 46 55 72
P1-10 9 10 12 17 14 33 45 49 52 62 70 71
Jumlah 80 89 98 116 154 283 376 419 471 513 581 655
Rata-rata 8,0 8,9 9,8 11,6 15,4 28,3 37,6 41,9 47,1 51,3 58,1 65,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Pertumbuhan JumlahDaun Bayam Cabut Perlakuan 2 (50%)
Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P2-1 8 9 8 9 13 23 31 31 43 45 50 54
P2-2 7 7 8 10 15 23 27 33 33 40 47 49
P2-3 8 8 7 13 17 19 31 34 40 43 50 50
P2-4 7 8 10 9 12 20 27 25 41 47 52 60
P2-5 7 8 8 8 11 23 30 31 33 47 57 70
P2-6 7 9 13 16 30 45 56 62 62 90 86 107
P2-7 7 7 6 6 7 12 21 24 35 36 38 43
P2-8 7 8 7 8 11 20 31 35 40 43 51 52
P2-9 7 8 9 9 15 17 24 34 40 43 50 62
P2-10 7 7 7 8 16 30 35 36 45 48 50 55
Jumlah 72 79 83 96 147 232 313 345 412 482 531 602
Rata-rata 7,2 7,9 8,3 9,6 14,7 23,2 31,3 34,5 41,2 48,2 53,1 60,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Pertumbuhan Jumlah Daun Bayam Cabut Perlakuan 3 (70%)
Ulangan Tanggal
14/4 16/4 18/4 20/4 22/4 24/4 26/4 28/4 30/4 2/5 4/5 6/5
P3-1 6 7 7 7 9 16 21 23 28 33 34 56
P3-2 8 9 10 10 16 35 38 43 46 53 64 66
P3-3 7 7 7 7 11 23 20 38 40 46 56 62
P3-4 7 8 6 6 8 13 28 24 28 34 39 46
P3-5 7 8 9 9 15 24 29 39 43 46 49 62
P3-6 8 9 9 9 13 12 25 30 32 29 29 41
P3-7 8 9 10 8 9 19 25 33 35 38 43 55
P3-8 7 8 10 9 13 21 26 33 37 44 45 52
P3-9 7 7 9 8 14 18 19 28 30 34 40 50
P3-10 7 7 7 7 13 20 27 28 35 37 30 42
Jumlah 72 79 84 80 121 201 258 319 354 394 429 532
Rata-rata 7,2 7,9 8,4 8,0 12,1 20,1 25,8 31,9 35,4 39,4 42,9 53,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 5. Data Selisih Jumlah Daun Tiap Perlakuan
Selisih Jumlah Daun Tiap Perlakuan
Ulangan K P1 P2 P3 K2 P1
2 P2
2 P3
2
1 80 67 46 50 6400 4489 2116 2500
2 48 40 42 58 2304 1600 1764 3364
3 58 80 42 55 3364 6400 1764 3025
4 87 43 53 39 7569 1849 2809 1521
5 33 56 63 55 1089 3136 3969 3025
6 69 64 100 33 4761 4096 10000 1089
7 101 45 36 47 10201 2025 1296 2209
8 65 53 45 45 4225 2809 2025 2025
9 52 65 55 43 2704 4225 3025 1849
10 58 62 48 35 3364 3844 2304 1225
∑ 651 575 530 460 45981 34473 31072 21832
∑2 423801 330625 280900 211600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Jumlah Daun
Test of Homogeneity of Variances
Jumlah_Daun
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.268 3 36 .300
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah_Daun
N 40
Normal Parametersa,,b
Mean 55.4000
Std. Deviation 16.47967
Most Extreme Differences Absolute .137
Positive .137
Negative -.087
Kolmogorov-
Smirnov Z
.868
Asymp. Sig.
(2-tailed)
.438
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 7. Data Hasil Pengukuran Berat Basah Tiap Perlakuan
Berat Basah Bayam Cabut Tiap Perlakuan (gram)
Ulangan KONTROL P1 P2 P3
1 72 53 20 18
2 43 64 30 41
3 61 64 24 39
4 70 32 54 17
5 27 35 55 19
6 83 31 72 47
7 65 36 28 24
8 54 24 30 42
9 69 36 34 36
10 57 33 37 13
∑ 601 408 384 296
Rerata 60,1 40,8 38,4 29,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 8. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Berat Basah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Berat_Basah
N 40
Normal Parametersa,,b
Mean 42.2250
Std. Deviation 18.23843
Most Extreme Differences Absolute .138
Positive .138
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .871
Asymp. Sig. (2-tailed) .434
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
Berat_Basah
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.098 3 36 .961
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 9. Data Hasil Uji Laboratorium Pupuk dan Tanah
Hasil Uji Pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Hasil Uji Tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 10. Data Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara
Hari Tanggal Keterangan
Suhu
Udara
Kelembaban
Udara
11/4 28,2 ᵒC 81 %
14/4 30,8 ᵒC 72 %
16/4 35,5 ᵒC 50 %
18/4 28,4 ᵒC 82 %
20/4 34,4 ᵒC 64 %
22/4 30 ᵒC 80 %
24/4 33,8 ᵒC 68 %
26/4 32,1 ᵒC 68 %
28/4 33,2 ᵒC 77 %
30/4 33 ᵒC 71 %
2/5 35,4 ᵒC 60 %
4/5 26,1 ᵒC 92 %
6/5 26,3 ᵒC 92 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 11. Data Pengukuran pH Tanah
Hari, tanggal Keterangan
14/4 K 1 : 5 P1 5 : 5,1 P2 3 : 5,2 P3 2 : 5,3
K 5 : 5,1 P1 9 : 5,4 P2 5 : 5,4 P3 5 : 6,1
K 9 : 5,2 P1 10: 5,2 P2 9 : 6 P3 9 : 5,3
16/4 K 6 : 5 P1 4 : 5,4 P2 3 : 5,4 P3 7 : 5,2
K 2 : 4,3 P1 5 : 6,1 P2 4 : 5,4 P3 1 : 5,2
K 7 : 4,4 P1 9 : 6,1 P2 2 : 5,4 P3 3 : 5,2
18/4 K 1 : 5,4 P1 6 : 6 P210 : 6 P3 2 : 5,4
K 3 : 5,1 P1 2 : 6 P2 7 : 5,3 P3 9 : 5,4
K 7 : 5,1 P1 1 : 6 P2 4 : 6 P3 5 : 5,25
20/4 K 10 : 5,1 P1 3 : 6 P2 6 : 5,4 P3 2 : 5,4
K 5 : 5,3 P1 7 : 6 P2 8 : 5,4 P3 1 : 6
K 4 : 5,2 P1 10 : 6 P2 5 : 5,4 P3 8 : 5,1
22/4 K 7 : 5,1 P1 8 : 5 P2 3 : 5,4 P3 6 : 6,1
K 10 : 4,4 P1 6 : 5,4 P2 4 : 5,2 P3 1 : 5,3
K 1 : 5,2 P1 10 : 5 P2 9 : 5,3 P3 4 : 6,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
24/4 K 10 : 5,3 P1 9 : 5,4 P2 3 : 5,4 P3 1 : 5,2
K 1 : 5,3 P1 3 : 5,3 P2 1 : 6 P3 7 : 5,4
K 3 : 5 P1 10 : 6 P2 7 : 6 P3 3 : 6,2
26/4 K 5 : 5,1 P1 7 : 6 P2 4 : 5,3 P3 4 : 5,3
K 8 : 5,1 P1 4 : 5,3 P2 6 : 5,3 P3 5 : 5,3
K 1 : 4,4 P1 10 : 5,3 P2 1 : 5,3 P3 1 : 5,1
28/4 K 5 : 5 P1 2 : 5,4 P2 1 : 6 P3 10 : 6
K 2 : 5 P1 4 : 5,4 P2 10 : 6,1 P3 6 : 6,1
K 7 : 5,2 P1 10 : 6 P2 2 : 6,1 P3 9 : 6
30/4 K 5 : 5,1 P1 2 : 5,4 P2 1 : 6,1 P3 2 : 6,2
K 6 : 6 P1 10 : 6,1 P2 10 : 6 P3 9 : 6,2
K 9 : 5,2 P1 1 : 6 P2 2 : 6 P3 1 : 6,2
2/5 K 2 : 5,3 P1 2 : 6 P2 3 : 6,2 P3 6 : 6,2
K 6 : 5,4 P1 6 : 6,1 P2 1: 6,2 P3 4 : 6,2
K 1 : 6 P1 1 : 6,1 P2 2: 6,2 P3 2 : 6,3
4/5 K 10 : 5,3 P1 6 : 6,2 P2 4 : 6,2 P3 2 : 6,1
K 6 : 5,1 P1 10 : 6,3 P2 2 : 6,2 P3 8 : 6,2
K 7 : 5,3 P1 1 : 6,3 P2 9 : 5,4 P3 4 : 6,3
6/5 K 5 : 5,3 P1 7 : 6,2 P2 1 : 6,3 P3 1 : 6,2
K 10 : 5,2 P1 4 : 6,1 P2 8 : 6,3 P3 2 : 6,2
K 8 : 5,3 P1 1 : 6,2 P2 2 : 6,2 P3 5 : 6,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 12. Data Pengukuran Kelembaban Tanah
Hari, tanggal Keterangan
14/4 K 1 : 5 P1 5 : 5 P2 3 : 4 P3 2 : 4
K 5 : 5 P1 9 : 4 P2 5 : 4 P3 5 : 4
K 9 : 4 P1 10: 4 P2 9 : 3 P3 9 : 4
16/4 K 6 : 5 P1 4 : 4 P2 3 : 4 P3 7 : 4
K 2 : 6 P1 5 : 3 P2 4 : 4 P3 1 : 4
K 7 : 6 P1 9 : 3 P2 2 : 4 P3 3 : 4
18/4 K 1 : 4 P1 6 : 4 P210 : 3 P3 2 : 4
K 3 : 5 P1 2 : 3 P2 7 : 4 P3 9 : 3
K 7 : 5 P1 1 : 4 P2 4 : 3 P3 5 : 4
20/4 K 10 : 5 P1 3 : 3 P2 6 : 4 P3 2 : 3
K 5 : 4 P1 7 : 3 P2 8 : 4 P3 1 : 3
K 4 : 4 P1 10 : 4 P2 5 : 4 P3 8 : 4
22/4 K 7 : 5 P1 8 : 5 P2 3 : 4 P3 6 : 2
K 10 : 6 P1 6 : 3 P2 4 : 4 P3 1 : 4
K 1 : 4 P1 10 : 5 P2 9 : 4 P3 4 : 2
24/4 K 10 : 4 P1 9 : 4 P2 3 : 4 P3 1 : 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
K 1 : 4 P1 3 : 4 P2 1 : 3 P3 7 : 4
K 3 : 5 P1 10 : 3 P2 7 : 3 P3 3 : 2
26/4 K 5 : 5 P1 7 : 3 P2 4 : 4 P3 4 : 4
K 8 : 5 P1 4 : 4 P2 6 : 4 P3 5 : 4
K 1 : 5 P1 10 : 4 P2 1 : 4 P3 1 : 5
28/4 K 5 : 6 P1 2 : 4 P2 1 : 3 P3 10 : 3
K 2 : 5 P1 4 : 4 P2 10 : 2 P3 6 : 2
K 7 : 4 P1 10 : 3 P2 2 : 2 P3 9 : 3
30/4 K 5 : 5 P1 2 : 4 P2 1 : 3 P3 2 : 2
K 6 : 3 P1 10 : 3 P2 10 : 2 P3 9 : 2
K 9 : 4 P1 1 : 3 P2 2 : 3 P3 1 : 2
2/5 K 2 : 4 P1 2 : 3 P2 3 : 2 P3 6 : 2
K 6 : 4 P1 6 : 3 P2 1: 2 P3 4 : 2
K 1 : 3 P1 1 : 2 P2 2: 2 P3 2 : 1
4/5 K 10 : 4 P1 6 : 2 P2 4 : 2 P3 2 : 2
K 6 : 5 P1 10 : 2 P2 2 : 2 P3 8 : 2
K 7 : 4 P1 1 : 2 P2 9 : 4 P3 4 : 2
6/5 K 5 : 4 P1 7 : 2 P2 1 : 2 P3 1 : 2
K 10 : 4 P1 4 : 3 P2 8 : 2 P3 2 : 2
K 8 : 4 P1 1 : 2 P2 2 : 2 P3 5 : 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 13. Silabus
Silabus
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XII
Semester : Gasal
Kompetensi Inti :
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengarang, dan menggambar) terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
Pertumbuhan dan Perkembangan
1.1 Mengagumi,
menjaga,
melestarikan
keteraturan dan
kompleksitas
ciptaan Tuhan
tentang ruang
1. Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Faktor luar
dan faktor
dalam pada
pertumbuhan
1. Konsep Pertumbuhan dan
Perkembangan
Mengamati
Mengamati tanaman di
lingkungan sekitar dan
menonton video tentang
pertumbuhan dan
Observasi
Kerja ilmiah,
sikap ilmiah,
dan
keselamatan
kerja
6 JP Buku Biologi
SMA kelas X
Internet
Artikel tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
lingkup, objek dan
permasalahan
Biologi menurut
agama yang
dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah
(jujur, disiplin,
tanggung jawab,
peduli, santun,
ramah lingkungan,
gotong royong,
kerjasama, cinta
damai, responsif
dan proaktif)
dalam melakukan
percobaan dan
2. Merencanakan
dan
Merancang
Percobaan
Membuat
rancangan
percobaan
pembuatan
pupuk
kompos
dengan
mengkaji
artikel dan
video tentang
pembuatan
pupuk
kompos.
perkembangan tumbuhan
Menanya (siswa dimotivvasi
untuk membuat pertanyaan
tentang pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan)
Apa yang dimaksud
pertumbuhan dan
perkembangan?
Faktor apa sajakah yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan?
Mengapa tumbuhan
mengalami pertumbuhan
dan perkembangan?
Portofolio
Laporan
Percobaan
Tes
Post Test
tumbuhan
Video tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
diskusi di dalam
kelas maupun di
luar kelas.
3.1 Menjelaskan
pengaruh faktor
internal dan faktor
eksternal terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan
makhluk hidup.
4.1 Menyusun laporan
hasil percobaan
tentang pengaruh
faktor eksternal
terhadap proses
Mencoba
Mencari tumbuhan di
sekitar lingkungan untuk
diamati dan mencoba
mengkaitkannya dengan
faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
Menalar
Menganalisis faktor internal
dan eksternal yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
Menarik kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman.
tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan serta faktor-
faktor yang mempengaruhi.
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil
kajian dan diskusi tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan.
2. Melakukan Percobaan
Tentang Pertumbuhan
Dan Perkembangan
Tumbuhan.
Mengamati
Membaca artikel tentang
pembuatan pupuk kompos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
dan menonton video
pembuatan pupuk kompos
Menanya
Guru memancing siswa
bertanya seputar faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan
tumbuhan:
Apa hubungan faktor-faktor
internal dan eksternal
dengan pertumbuhan dan
perkembangan?
Bagaimana langkah-
langkah melakukan
percobaan/ eksperimen
penelitian?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
Apa hubungan antara pupuk
kompos dengan
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan?
Mencoba
Membuat rancangan
percobaan penanaman dan
pengaplokasian pupuk
kompos.
Melakukan percobaan
penanaman dan
pengaplikasian pupuk
kompos.
Melakukan pengamatan dan
pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
Menalar
Mengolah data hasil
percobaan.
Menjawab permasalahan
dan mencari hubungan
faktor-faktor terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan.
Menarik kesimpulan dari
percobaan yang telah
dilakukan.
Mengkomunikasikan
Melaporkan hasil percobaan
secara lisan (presentasi) dan
secara tertulis (laporan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : XII
Alokasi Waktu : 6 JP
Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
A. Kompetensi Inti
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, mengarang, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
menggambar) terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi, menjaga, melestarikan keteraturan dan kompleksitas ciptaan
Tuhan tentang ruang lingkup, objek dan permasalahan Biologi menurut
agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif)
dalam melakukan percobaan dan diskusi di dalam kelas maupun di luar
kelas.
3.1 Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
4.1 Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
C. Indikator
1.1.1 Menjaga kesehatan dan kebersihan dalam diri siswa.
2.1.1 Bekerjasama dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok dan kegiatan
percobaan.
2.1.2 Bersikap kritis, responsif dan proaktif dalam melakukan kegiatan diskusi
kelompok dan melakukan percobaan.
2.1.3 Santun dan bertanggung jawab dalam berargumentasi dalam kegiatan
diskusi dan presentasi.
3.1.1 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.
3.1.2 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan hasil
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
4.1.1 Merancang desain percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dan mempresentasikan hasil
diskusi.
4.1.2 Melaksanakan percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
4.1.3 Melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan tata cara
penulisan laporan ilmiah yang benar.
D. Tujuan Pembelajaran
1.1.1.1 Selama proses pembelajaran siswa mampu menjaga kebersihan dan
kesehatan lingkungan.
2.1.1.1 Siswa mampu bekerjasama dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok
dan melakukan percobaan.
2.1.2.1 Siswa mampu bersikap kritis, responsif dan proaktif dalam melakukan
kegiatan diskusi kelompok dan melakukan percobaan.
2.1.3.1 Siswa dapat bersikap santun dan bertanggung jawab dalam
berargumentasi dalam kegiatan diskusi dan presentasi.
3.1.1.1 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan melalui kegiatan diskusi kelompok.
3.1.2.1 Siswa mampu, mengidentifikasi hubungan antara faktor internal dan
eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk
hidup melalui kegiatan percobaan berdasarkan hasil percobaan.
4.1.1.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa mampu merancang desain
percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dan mempresentasikan hasil diskusi secara
singkat di depan kelas.
4.1.2.1 Setelah merancang desain percobaan, siswa mampu melaksanakan
percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
4.1.3.1 Siswa mampu melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan
tata cara penulisan laporan ilmiah yang benar dalam bentuk laporan
tertulis.
E. Materi Pembelajaran
Pertumbuhan dan perkembangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
F. Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif.
Metode pembelajaran : diskusi, eksperimen, presentasi.
G. Sumber Belajar/ Alat dan Bahan
Sumber belajar : Buku Biologi SMA kelas X, hasil karya ilmiah, laporan
hasil penelitian, internet, LKS.
Alat:
1. Kertas
2. Pensil / Ballpoint
3. LCD
4. Laptop
5. Polybag
6. Mistar
7. Termometer
Bahan:
1. Pupuk Kompos berbahan daun ketapang (Terminalia catappa), pupuk
kandang, dolomite dan dedak
2. Bibit tanaman bayam dan air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pertemuan Pertama (2x45 menit)
Pendahuluan
15 menit
Menyiapkan kondisi
belajar
1. Guru memulai pelajaran dengan
mengucapkan salam, mengecek
kehadiran siswa, dan berdoa
bersama.
Apersepsi 2. Guru menampilkan gambar tentang
pertumbuhan dan perkembangan.
Motivasi 3. Guru memberikan pertanyaan
tentang proses apa yang terjadi
pada video tersebut?
Orientasi 4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
5. Guru membagi siswa dalam
kelompok.
Inti 60 Menit Mengamati 6. Mengamati video tentang
pertumbuhan dan perkembangan
7. Membaca artikel tentang
pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan.
Menanya 8. Siswa dibimbing untuk membuat
pertanyaan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan.
Mencoba 9. Guru membagikan LKS 1.
10. Menggali informasi tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan melalui tayangan
video/ gambar/ animasi, buku,
dan sumber lain.
11. Diskusi tentang konsep
pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup.
12. Diskusi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.
Menalar 13. Siswa diminta untuk mengaitkan
faktor-faktor yang mempengaruhi
dengan pertumbuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa
perkembangan.
Mengkomunikasikan 14. Presentasi hasil diskusi tentang
pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
Evaluasi 15. Guru memberi pertanyaan secara
lisan berkaitan dengan materi
pembelajaran yang telah
disampaikan.
Penutup 15
menit
Rangkuman 16. Guru membimbing siswa
merangkum hasil pembelajaran.
Refleksi 17. Guru mengajak siswa
merefleksikan hasil belajar.
Tindak Lanjut 18. Guru menugaskan siswa untuk
mencari artikel tentang langkah-
langkah melakukan percobaan dan
penyusunan laporan hasil
percobaan.
Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pertemuan Kedua (2x45 menit)
Pendahuluan
10 menit
Menyiapkan kondisi
belajar
1. Guru memulai pelajaran dengan
mengucapkan salam, mengecek
kehadiran siswa, dan berdoa
bersama.
Apersepsi 2. Guru mengingatkan tugas yang
pada pertemuan sebelumnya.
3. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok untuk mengambil LKS
2.
Motivasi 4. Guru membawa hasil pupuk
kompos yang telah matang dan
siap pakai. Guru menunjuk
beberapa perwakilan siswa untuk
mengamati warna, aroma dan
tektur pada pupuk kompos
tersebut.
Orientasi 5. Guru menyampaikan materi dan
tujuan pembelajaran.
Inti 65 Menit Mengamati 6. Siswa diajak untuk mengamati
video pembuatan pupuk kompos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Menanya 7. Memberikan pertanyaan tentang
langkah-langkah melakukan
percobaan/eksperimen.
Mencoba 8. Siswa dibagi ke dalam kelompok,
dan berdiskusi dalam kelompok
untuk membuat rancangan
percobaan
Menalar 9. Siswa berdiskusi merancang
percobaan tentang pertumbuhan
dan perkembangan bersama
kelompoknya.
Mengkomunikasikan 10. Mempresentasikan hasil
rancangan percobaan.
Evaluasi 11. Guru memberikan pertanyaan
secara lisan berkaitan dengan
materi pembelajaran yang telah
disampaikan.
Penutup 15
menit
Rangkuman 12. Guru membimbing siswa
merangkum hasil pembelajaran.
Refleksi 13. Siswa diajak untuk melakukan
refleksi dari hasil pembelajaran
yang telah dilakukan.
Tindak Lanjut 14. Siswa diminta untuk menyiapkan
alat dan bahan dan LKS 2 yang
dibutuhkan dalam pembuatan
pupuk kompos untuk pertemuan
berikutnya.
Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa
Pertemuan Ketiga (2x45 menit)
Pendahuluan
10 menit
Menyiapkan kondisi
belajar
1. Guru memulai pelajaran dengan
mengucapkan salam, mengecek
kehadiran siswa, dan berdoa
bersama.
Apersepsi 2. Guru mengingatkan siswa
mengenai tugas untuk membawa
alat dan bahan dan LKS 2 yang
digunakan untuk penanaman.
Motivasi 3. Guru bertanya, apa kegunaan dari
alat dan bahan yang dibawa
tersebut? Agar pikiran siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
terpancing.
Orientasi 4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Inti 65 Menit Mengamati 5. Siswa diajak untuk menonton
video pengaruh faktor eksternal
dan internal pada tanaman.
Menanya 6. Siswa dipancing untuk bertanya
tentang faktor eksternal dan
internal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
Mencoba 7. Siswa berkumpul dengan anggota
kelompoknya dan mulai
melakukan rancangan percobaan
yang telah dibuat sebelumnya.
Menalar 8. Siswa diminta menghubungkan
pengaruh faktor eksternal dan
internal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan.
Mengkomunikasikan 9. Setiap kelompok
mempresentasikan secara singkat
hasil diskusi.
Evaluasi 10. Guru memberikan post test.
Penutup 15
menit
Rangkuman 11. Guru membimbing siswa
merangkum materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
Refleksi 12. Guru mengajak siswa untuk
melakukan refleksi.
Tindak lanjut 13. Guru meminta siswa untuk
membaca materi pembelajaran
selanjutnya.
I. Penilaian
Jenis penilaian : Tes (post test), dan Non-test (lembar observasi : lembar
penilaian sikap sosial, lembar penilaian presentasi, lembar penilaian
kegiatan percobaan, lembar penilaian laporan percobaan,
Instrumen : soal post test, dan rubrik penilaian (terlampir)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa 1 (LKS 1)
LEMBAR KERJA SISWA 1 (LKS 1)
Judul : Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
A. Tujuan
3.1.1.1 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan melalui kegiatan diskusi
kelompok.
B. Alat dan Bahan
Alat tulis, video tentang proses pertumbuhan dan perkembangan pada
makhluk hidup
C. Cara Kerja
1. Ambillah LKS dan bacalah dengan cermat
2. Lakukan pengamatan terhadap tumbuhan yang ada di sekitar
lingkungan dan diamati faktor apa saja yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman tersebut.
3. Catat dan diskusikanlah hal tersebut dengan teman kelompokmu.
4. Presentasikan secara singkat hasil diskusi di depan kelas.
D. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud pertumbuhan dan perkembangan?
2. Tumbuhan apa saja yang kamu amati di lingkungan sekitar?
3. Sebutkan 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan!
4. Bagian tumbuhan manakah yang dipengaruhi oleh faktor tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
5. Bagaimana hubungan faktor-faktor tersebut terhadap perkembangan
dan pertumbuhan tanaman yang diamati?
Jawaban:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
............................................................................................................................
E. Kesimpulan
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 16. Lembar Kerja Siswa 2 (LKS 2)
LEMBAR KERJA SISWA 2 (LKS 2)
Judul : Merancang Percobaan Penanaman dan Pengaplikasian Pupuk
A. Tujuan
3.1.2.1 Siswa mampu, mengidentifikasi hubungan antara faktor internal
dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
pada makhluk hidup melalui kegiatan percobaan berdasarkan
hasil percobaan.
4.1.1.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa mampu merancang
desain percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan
mempresentasikan hasil diskusi secara singkat di depan kelas.
4.1.2.1 Setelah merancang desain percobaan, siswa mampu
melaksanakan percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
4.1.3.1 Siswa mampu melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan
dengan tata cara penulisan laporan ilmiah yang benar dalam
bentuk laporan tertulis.
B. Alat dan Bahan
Alat tulis, bibit bayam, polybag, air, pupuk kompos berbahan daun
ketapang, pupuk kandang, dedak dan dolomite.
C. Instruksi
1. Tanaman bayam dapat dilihat pertumbuhan dan perkembangannya.
2. Tanaman bayam juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
3. Buatlah langkah kerja percobaan penanaman dan pengamatan
tanaman bayam berdasarkan video dan artikel tentang pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan yang telah dicari sebelumnya.
4. Aplikasikan pupuk daun ketapang yang telah pada tanaman bayam,
dan diamati faktor internal dan eksternal yang ada.
D. Hasil Rancangan
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 17. Lembar Pengukuran Suhu dan Kelembaban Tempat
Percobaan
Pengukuran
Ke-
Aspek yang diamati
Suhu Kelembaban
1
2
dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 18. Lembar Penilaian Sikap Sosial
Lembar Penilaian Sikap Sosial
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ semester : X/ 1
Indikator :
2.1.1 Bekerjasama dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok dan
kegiatan percobaan.
2.1.2 Bersikap kritis, responsif dan proaktif dalam melakukan kegiatan
diskusi kelompok dan melakukan percobaan.
2.1.3 Santun dan bertanggung jawab dalam berargumentasi dalam kegiatan
diskusi dan presentasi.
Rubrik Penilaian Sikap Sosial
Aspek Skor Indikator
Bekerjasama
3 1. Aktif dalam kegiatan kelompok,
2. Mau melakukan tugas sesuai dengan
kesepakatan
3. Sering membantu/ menolong sesama yang
kesulitan
2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator
1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator
Kritis
3 1. Selalu menanggapi permasalahan dengan
masuk akal
2. Selalu mampu menarik kesimpulan dari data
yang telah ada (Cece, 1996 dalam Kate, 2013).
2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator
1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator
Proaktif
3 Suka melakukan sesuatu tanpa diminta terlebih
dahulu
2 Terkadang melakukan sesuatu tanpa diminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Rubrik Penilaian Sikap Sosial
Aspek Skor Indikator
terlebih dahulu
1 Melakukan sesuatu dengan diminta terlebih dahulu
(Pasif)
Responsif
3 1. Segera melakukan sesuatu yang diminta oleh
sesama dengan baik
2. Melakukan sesuatu sesuai dengan instruksi
3. Suka menanggapi pertanyaan dan pendapat
sesama
2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator
1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator
Bertanggungjawab
3 1. Mengerjakan tugas yang diberikan dengan
baik
2. Menerima resiko dari tindakan yang
dilakukan, dan tidak malu meminta maaf.
3. Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang
akurat
2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator
1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator
Santun
3 1. Tidak berkata-kata kotor dan kasar
2. Tidak menyela pembicaraan orang lain
3. Menghormati orang yang lebih tua.
2 Telah melakukan 2 dari 3 indikator
1 Telah melakukan 1 dari 3 indikator
Skor Maksimal : 18
Nilai akhir =
x 100
Kriteria Penilaian Afektif
Rentang Nilai Kriteria
≥ 75 A
65 – 74 B
56 – 64 C
50 – 55 D
≤ 50 E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 19. Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi
Lembar Penilaian Kegiatan Presentasi
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ semester : X/ 1
Indikator :
4.1.1 Merancang desain penelitian mengenai pengaruh faktor luar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, dan mempresentasikan hasil
diskusi.
Aspek Penilaian
No Kelompok Penggunaan
Bahasa
Kekompakan Isi
Presentasi
Skor
1
2
Dst
Rubrik Penilaian Kegiatan Presentasi
Aspek Skor Kriteria
Penggunaan
Bahasa
3 Penyampaian presentasi menggunakan bahasa yang
baik, jelas, dan sopan
2 Memenuhi 2 dari 3 kriteria
1 Memenuhi 1 dari 3 kriteria
Kekompakan
3 Saat presentasi tidak bergantung pada satu orang saja
saat presentasi, seluruh anggota kelompok
berkontribusi dalam presentasi, contohnya dalam
menjawab pertanyaan, saling percaya antar anggota
kelompok, contohnya tidak meremehkan
kemampuan antar anggota kelompok.
2 Memenuhi 2 dari 3 kriteria
1 Memenuhi 1 dari 3 kriteria
Isi Presentasi 3 Sesuai dengan permasalahan, dan jelas
2 Memenuhi 2 dari 3 kriteria
1 Memenuhi 1 dari 3 kriteria
Skor Maksimal : 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 20. Lembar Penilaian Kegiatan Percobaan
Lembar Penilaian Kegiatan Percobaan
Topik kegiatan :
Hari/ tanggal :
Kelas :
No Nama Aspek Penilaian Jumlah
Skor
Nilai
Persiapan Pelaksanaan Hasil
1
2
Dst
Rubrik Penilaian Kegiatan Percobaan
Aspek Skor Kriteria
Persiapan 3 Pemilihan alat dan bahan sesuai kebutuhan,
menggunakan alat keselamatan kerja, alat dan bahan
yang dibawa lengkap (tidk ada yang lupa dibawa saat
hari H percobaan)
2 Telah melakukan 2 dari 3 kriteria
1 Telah melakukan 1 dari 3 kriteria
Pelaksanaan 3 Bekerja sesuai langkah kerja yang telah dirancang
bersama, antar anggota kelompok kompak, tidak
bergantung pada satu orang dalam kelompok.
2 Telah melakukan 2 dari 3 kriteria
1 Telah melakukan 1 dari 3 kriteria
Hasil 3 Data dan kesimpulan yang ada faktual, akuran dan jelas.
2 Telah melakukan 2 dari 3 kriteria
1 Telah melakukan 1 dari 3 kriteria
Skor Maksimal : 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 21. Lembar Penilaian Laporan Percobaan
Lembar Penilaian Laporan Percobaan
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X / 1
No Langkah Skor Kriteria
1 Tujuan 3 Penulisan sesuai dengan rumusan masalah,
berkaitan dengan isi
2 Memenuhi 2 dari 3 kriteria
1 Memenuhi 1 dari 3 kriteria
0 Tidak ditulis
1 Tujuan 2 Penulisan sesuai dengan
2 Alat dan Bahan 3 Pengelompokkan alat dan bahan sesuai,
penulisan sesuai dengan judul
2 Pengelompokkan alat dan bahan kurang sesuai,
penulisan alat dan bahan terkadang sesuai
dengan judul
1 Pengelompokkan alat dan bahan tidak sesuai,
penulisan alat dan bahan tidak sesuai dengan
judul
0 Tidak ditulis
3 Waktu dan
Tempat
3 Penulisan sesuai dengan kenyataan
4 Cara Kerja 5 Penulisan selalu menggunakan kalimat pasif,
tulisan sistematis, alat dan bahan sesuai, jelas
dan tidak ambigu.
4 Memenuhi 4 dari 5 kriteria
3 Memenuhi 3 dari 5 kriteria
2 Memenuhi 2 dari 5 kriteria
1 Memenuhi 1 dari 5 kriteria
0 Tidak ditulis
5 Data 10 Penulisan data lengkap, jelas dan data sesuai
dengan lembar observasi, sesuai dengan isi
laporan, sesuai dengan kaidah penulisan dan
penyusunan laporan
8 Memenuhi 4 dari 5 kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
No Langkah Skor Kriteria
6 Memenuhi 3 dari 5 kriteria
4 Memenuhi 2 dari 5 kriteria
2 Memenuhi 1 dari 5 kriteria
0 Tidak ditulis
6 Hasil dan
Pembahasan
30 Menyajikan data dalam bentuk tabulasi, grafik
atau diagram, ada keterkaitan antara uraian, isi,
contoh, dengan bukti, penulisan menggunakan
tata bahasa dan ejaan yang betul, sesuai dengan
tujuan percobaan, menjelaskan rumusan
masalah, menggunakan landasan teori yang
dicantumkan sumbernya, menggunakan
landasan teori yang relevan, penulisan
menggunakan bahasa sendiri, penulisan sesuai
dengan EYD
7 Kesimpulan 3 Penulisan singkat, jelas dan ditulis berdasarkan
hasil penelitian.
2 Memenuhi 2 dari 3 kriteria.
1 Memnuhi 1 dari 3 kriteria.
0 Tidak ditulis.
8 Kedisiplinan 3 Pengumpulan hasil kerja sebelum waktu yang
telah disepakati, atau tepat waktu.
1 Pengumpulan hasil kerja sesudah waktu yang
telah disepakati bersama
0 Tidak mengumpulkan hasil kerja
Skor Maksimal : 62
x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 22. Lembar Penilaian Tingkat Pengetahuan Siswa Terhadap
Pembelajaran (Post test)
Lembar Penilaian Tingkat Pengetahuan Siswa
Terhadap Pembelajaran (Post test)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X / 1
Kisi-kisi soal :
Indikator Nomor Soal dan Tingkat Pembelajaran
Mengi
ngat
Memah
ami
Menerap
kan
Mengan
alisis
Mengeva
luasi
Mencipta
kan
3.1.1
Menjel
askan faktor-
faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
1 3
3.1.2
Menga
nalisis
hubungan
antara faktor
internal dan
eksternal
dengan proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada makhluk
hidup
berdasarkan
hasil
penelitian.
2 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Soal dan Rubrik Penilaian Post Test
No Soal Jawaban Skor
1 Sebutkan dan
jelaskan 2 faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan
pada tumbuhan?
Siswa dapat menjawab dengan tepat,
mencakup semua poin.
20
Siswa dapat menjawab walaupun kurang
mencakup semua poin.
10
Tidak menjawab sama sekali. 0
2 Berdasarkan soal
nomor 2, jelaskan
pengaruh dan
hubungan dari
faktor-faktor
tersebut terhadap
tumbuhan.
Siswa mampu menyebutkan hubungan antara
faktor internal dan eksternal terhadap
pertumbuhan tanaman dengan lengkap dan
jelas.
20
Siswa mampu menjawab hubungan faktor
internal terhadap pertumbuhan.
15
Siswa dapat menjawab hubungan faktor
eksternal terhadap pertumbuhan
10
Tidak menjawab sama sekali. 0
3 Apa yang terjadi
pada tanaman jika
salah satu dari
faktor-faktor
tersebut tidak
terpenuhi?
Siswa dapat menjawab dengan tepat 20
Siswa dapat menjawab walaupun kurang tepat 10
Tidak menjawab sama sekali. 0
4 Bagaimana
langkah-langkah
melakukan
percobaan dari
hasil rancangan
yang telah kamu
buat?
Siswa dapat menjawab dengan tepat 20
Siswa dapat menjawab walaupun kurang tepat 15
Tidak menjawab sama sekali. 0
Skor Maksimal : 80
x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 23. Panduan Penilaian Akhir Aspek Kognitif
Lembar Panduan Penilaian akhir Aspek Kognitif
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X / 1
No Nama Siswa Nilai Nilai Akhir
Post Test Laporan
Percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 24. Gambar Alat, Bahan dan Proses Pembuatan Pupuk Kompos
Semua Bahan Padat (daun ketapang,
dedak, dolomit, dan kotoran sapi)
ditimbang menggunakan timbangan
gantung
Semua bahan cair dicampur dalam
satu tempat dan dicampur air 10 liter.
Semua bahan padat dicampur jadi
satu di atas terpal dan diaduk hingga
rata
Semua bahan cair (tetes
tebu, EM4, air)ditakar
menggunakan gelas ukur
Lalu dimasukkan ke dalam
tempat siram.
Setelah itu disiram
menggunakan bahan cair
yang sudah dicampur air
dan diaduk kembali.
S
e
m
u
a
b
a
h
a
n
c
ai
r
(t
et
es
te
b
u,
E
M
4,
ai
r)
di
ta
k
ar
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
S
e
m
u
a
b
a
h
a
n
c
ai
r
(t
et
es
te
b
u,
E
M
4,
ai
r)
di
S
e
m
u
a
b
a
h
a
n
c
ai
r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Setelah itu pupuk diungkep
selama bulan. Setiap 2 hari
sekali pupuk diukur suhu dan
kelembaban pupuk, juga suhu
dan kelembaban udara jika
terlalu panas, terpal dapat
dibuka, jika terlalu kering
dapat dilakukan penyiraman
dengan air pada pupuk dan
diaduk.
Setelah sebulan pupuk siap
digunakan.
Pupuk dikeringkan dibawah
sinar matahari sampai
benar-benar kering
S
e
m
u
a
b
a
h
a
n
c
a
i
r
(
t
e
t
e
s
t
e
b
u
,
E
M
4
,
a
i
r
)
d
i
t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 25. Alat Yang Digunakan Selama Penelitian dan Lokasi Penelitian
A.Soil tester B. Termohigrometer digital
C. pH meter dan gelas ukur Plastik D. Mistar / Penggaris (50cm)
E.Timbangan digital dan timbangan gantung F.Pacul, Ember dan Termometer
A B
F E
D C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
G. Lokasi Penanaman Bayam cabut di dalam paranet yang ada di Kebun
Percobaan sedangkan lokasi Pembuatan pupuk di rumah sawah yang ada di
Kebun Percobaan.
G
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 26. Proses Pemindahan Bayam Cabut ke Polybag
A. Bayam Cabut yang sudah disemai B. Dicabut perlahan dengan
dicongkel menggunakan jari
tangan agar akar tidak patah
C. Ditanamn dalam polibag dengan
kedalaman 4 cm diberi anjir
dan diikat dengan tali rafia D. Bayam Cabut yang sudah
dipindah ke polibag.
.
A
D
C
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 27. Beberapa Proses yang Dilakukan Selama Penelitian dan Pada
Saat Panen
B. Penyemprotan dengan pestisida
A. Penyiraman dilakukan Pagi
dan Sore Tergantung Cuaca,
Air yang digunakan sebanyak 300 ml.
C. Menyiapkan bahan untuk
pembuatan pestisida
D. Pada awal Penelitian dilakukan
persiapan media dengan
melakukan penimbangan
E. Penimbangan berat basah saat
Panen
A
D
C
B
E
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran 28. Pengukuran pH Pupuk Ketapang
Tanggal/bulan pH Pupuk Ketapang
28/2 4
3/3 4,3
4/3 4,3
6/3 4,3
9/3 6
12/3 6,1
15/3 6,5
18/3 6,5
21/3 6,3
24/3 6,3
28/3 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI