Upload
taufiq99
View
172
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN KAIDAH EJAAN BAHASA PADA
KARYA TULIS
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perkuliahan Bahasa Indonesia
yang Dibina ole Haerudin, M.Pd.
Disusun oleh :
NURUL ISNAINI WAHIDA
1584202157
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
TANGERANG
2015
ii
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah dalam bidang mata kuliah Bahasa Indonesia
‘Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa Pada Karya Tulis’.
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih banyak kekurangan dan
kesalahan baik itu dari penulisan, isi, dan lain sebagainya yang memang
karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran guna membangun pembuatan makalah untuk
hari yang akan datang.
Demikian sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga
tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca.
Tangerang, 15 Desember 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang …………………………………….. 1
2. Rumusan Masalah …………………………………. 1
3. Tujuan ……………………………………………... 1
4. Manfaat ……………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Dari Ejaan Van Ophuijsen Hingga EYD…………… 2
2. Penggunaan Huruf………………………………….. 3
3. Penulisan Kata……………………………………… 4
4. Pemakaian Tanda Baca…………………………….. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………….... 11
3.2 Saran ………………………………………………...... 11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………. 12
1 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bahasa tulis memiliki karakteristik yang sangat jauh berbeda dengan karakteristik bahasa
lisan. Didalam bahasa lisan, makna kalimat akan lebih mudah dipahami karena ada ekspresi
pembicaraan, intonasi, dan gerak-gerik tubuh pembicara yang membantu pemahaman penyimak.
Berbeda halnya dengan bahasa lisan, bahasa tulis tidak bias memanfaatkan hal-hal tadi. Untuk
membantu menggambarkan maksud tulisan, penulis hendaknya menguasai tata cara penulisan
agar tulisannya mudah untuk dipahami.
Materi penerapan kaedah bahasa tulis ini diarahkan untuk membantu mahasiswa dalam
berekspresi dengan menggunakan bahasa tulis. Materi ini akan melliputi penjelasan serba singkat
tentang penggunaan huruf kapital dan huruf miring tertib penulisan kata dasar, bentuk dasar, dan
kata berimbuhan; dan aturan umum penggunaan tanda baca yang meliputi ketentuan penggunaan
kata titik, tanda koma, titik koma, tanda seru, dan lain-lain.
2. Rumusan Masalah
2.1 Apa pengertian dari ejaan ?
2.2 Ejaan apa saja yang pernah digunakan Indonesia ?
2.3 Bagaimana cara penggunaan huruf yang benar ?
2.4 Bagaimana cara penulisan kata dan partikel yang tepat ?
2.5 Bagaimana cara pemakaian tanda baca yang sesuai ?
3. Tujuan
Tujuan penulis membuat makalah ini agar pembaca dapat memahami kaidah penulisan bahasa
dalam karya tulis yang tepat.
4. Manfaat
4.1 Pembaca memahami pengertian ejaan
4.2 Pembaca memahami ejaan yang pernah digunakan Indonesia
4.3 Pembaca dapat memahami penggunaan huruf yang benar
4.4 Pembaca dapat memahami cara penulisan kata dan partikel yang tepat
4.5 Pembaca dapat memahami cara pemakaian tanda baca yang sesuai
2 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
BAB II PEMBAHASAN
1. Dari Ejaan Van Ophuijsen Hingga EYD
1.1 Ejaan van Ophuijsen
Pada tahun 1991 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin, yang disebut Ejaan van
Ophuijsen. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan ini, yaitu :
a. Huruf j dipakai sebagai huruf y
b. Huruf oe dipakai sebagai huruf u
1.2 Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan Ejaan van
Ophuijsen dan diberi julukan 'Ejaan Republik'. Hal-hal yang diganti dalam ejaan ini, yaitu :
a. Huruf oe diganti dengan u
b. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2
1.3 Ejaan Melindo
Pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail,
Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo
(Melayu-Indonesia).
1.4 EYD
Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan yang
Disempurnakan. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No.57, Tahun 1972.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnaka, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
3 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
2. Penggunaan Huruf
2.1 Huruf Kapital
Huruf kapital atau besar digunakan sebagai huruf pertama unsur: nama, singkatan, gelar,nama diri, hari,
bulan, tahun, kota, dan negara.
Contoh:
a. Dr. Haryadi Pusposudarmomo, S.H.
b. Dia dilahirkan pada hari Senin, tanggal 3 November 1987, di Rumah Sakit Al Islam, Bandung,
Jawa Barat.
c. Menteri Luar Negeri Iran, Thareq Azis, selama dua pekan melakukan kunjungan balasan ke
Indonesia, Filiphina, dan Malaysia.
2.2 Huruf Miring
Huruf ‘miring’ italic dalam cetakan termasuk pengetikan dengan computer dipakai untuk menuliskan
nama judul buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan, termasuk dalam penulisan daftar
pustaka. Dalam tulisan tangan atau ketikan biasa kata-kata yang harus ditulis dengan huruf miring
ditandai oleh garis bawah.
Contoh yang salah :
a. Pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa telah menerbitkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
b. Buku Bahasa dan Kekuasaan disusun oleh Yudi Latif dan Idi Isbandy.
c. Berita itu sudah saya baca dalam surat kabar Angkatan Bersenjata.
Contoh yang benar :
a. Pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa telah menerbitkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
b. Buku Bahasa dan Kekuasaan disusun oleh Yudi Latif dan Idi Isbandy.
c. Berita itu sudah saya baca dalam surat kabar Angkatan Bersenjata
.
2.3 Huruf Tebal
Huruf tebal digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau petikan yang akan dicetak tebal, diberi
garis bawah ganda. Huruf tebal ini berfungsi untuk menandai kata-kata yang dianggap penting, atau perlu
mendapat perhatian, seperti : judul dan subjudul dalam karangan, nama (judul) tabel, atau kata yang
menuntut perhatian khusus.
4 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
Contoh :
BAB I PENDAHALUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Pembahasan Masalah
3. Penulisan Kata
3.1 Penulisan Kata Dasar
Penulisan kata dasar sering dihadapkan pada penulisan baku dan tidak baku. Penulisan karangan ilmiah,
karangan yang didokumentasi, dan surat-menyurat resmi harus menggunakan kata baku.
Contoh :
Baku Tidak Baku Baku Tidak baku
Aerobic Erobik Kualitas Kwualitas
Akuarium Aquarium Kuantitas Kwantitas
Alquran alkuran kuintasi kwitansi
Apotek apotik kurva kurve
Arkais arkhais metode metoda
Atlet atlit misi missi
Biaya beaya objek obyek
3.2 Penulisan Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Pemakaian angka dua
untuk menyatakan bentuk perulangan, hendaknya di batasi pada tulisan cepat atau pencatatan
internal saja. Pada tulisan-tulisan resmi kata ulang itu harus ditulis secara lengkap.
Baku Tidak baku
Jalan-jalan Jalan2
Dibesar-besarkan di-besar2-kan
Menulis-menulis Me-nulis2-kan
Gerak-gerik Gerak gerik
Sayur-mayur Sayu mayor
5 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
3.3 Gabungan Kata
Gabungan kata-termasuk yang lazim disebut kata majemuk-bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Kalau salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata yang mengandung arti
penuh, hanya muncul dalam kombinasi, gabungan itu haruslah dituliskan serangkai dengan unsur
lainnya. Bandingkanlah bentuk baku dan tidak baku.
Baku Tidak baku
Ibu kota Ibukota
Tata bahasa Tatabahasa
Kerja sama Kerjasama
Duta besar Dutabesar
Bulu tangkis Bulutangkis
3.4 Penulisan Kata Ganti
Kata ganti dalam bahasa Indonesia, seperti aku,saya, kita, kau, kamu, engkau, dia, dan mereka
yang digunakan secara lengkap seperti itu harus ditulis terpisah. Akan tetapi, kata ganti yang
dipendekkan : aku mejadi – ku, kamu menjadi – mu, engkau menjadi kau- atau dia menjadi-nya
harus ditulis serangkai kata ganti ku- dank kau-dituliskan serangkai dengan kata yang
mengikutinya. Sedangkan –ku, -mu, dan –nya dituliskan serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh :
Benar : kauamati, kuperjuangkan, bukumu, bukunya
Salah : kau amati, ku perjuangkan, buku mu, buku nya.
3.5 Penulisan Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikuti, kecuali jika berupa
gabungan kata yang sudah padu benar, seperti kepada dan dari pada.
Contoh :
a. Di mana ada Romi, di situ ada Yuli .
b. Ibu sedang memasak di dapur.
c. Saya pergi ke pasar.
3.6 Penulisan Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah. Unsure serapan dari
bahasa asing dapat dikelompokkan menjadi dua jenis. Pertama, unsur asing yang sepenuhnya
terserap ke dalam bahasa Indonesia tetapi tulisan dan ucapannya masih seperti bahasa aslinya.
Contoh :
Reshuffle, shuttle cock, I’exploitation de I’homme par I’homme.
6 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
Kedua, unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia. Dalam hal ini hanya dilakukan penyesuaian ejaan seperlunya.
Contoh :
Kata Asing Pennyerapan yang Salah Penyerapan yang Benar
System Sistim System
Effective Effektif, effektip Efektif
Technique Tehnik Teknik
Echelon Esselon Eselon
Method Metoda Metode
3.7 Penulisan Lambang Bilangan
a. Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
digunakan angka arab atau angka romawi.
Angka digunakan untuk menyatakan :
1) Ukuran panjanng, berat dan isi;
2) Satuan waktu, dan;
3) Nilai uang
b. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut ini. Bandingkan bentuk baku
dan tidak baku.
Tidak Baku Baku
Duaratus tigapuluh lima orang Dua ratus tiga puluh lima orang
Seratus empatpuluh delapan Seratus empat uluh delapan
Satu dua per tiga Satu dua pertiga
Satu dua per sepuluh Satu dua persepuluh
Delapan tiga per lima Delapan tiga perlima
c. Penulisan kata bilanggan tingkah dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
Contoh
Bentuk tidak baku
1. Abad XX ini di kenal juga seebagai abad teknologi.
2. Abad ke – 20 ini dikenal juga sebagai abad teknologi.
3. Abad kedua puluh ini dikenal juga sebagai abad teknologi.
Bentuk baku
1) Abad XXI ini dikenal juga sebagai abad teknologi.
2) Abad ke-21 ini dikenal juga sebagai abad teknologi.
7 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
3) Abad kedua puluh satu ini dikenal juga sebagai abad teknologi.
d. Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an dan lambang bilangan yang dapat
dinyatakkan dengan satu-dua kata, bila ditulis dengan huruf mengikuti cara sebagai berikut
Contohnya:
1) angkatan 50-an
2) keluaran tahun 70-an
3) burhan membeli tiga belas ekor ayam jantan
4. Pemakaian Tanda Baca
4.1 Tanda titik (.)
Tanda titik digunakan untuk mengakhiri kalimat, singkatan nama rang, singkatan yang sudah umum dan
singkatan gelar, pangkat dan jabatan .
Contohnya:
a. Dkk. A.n. d.a. tsb. Dsb. S.d.
b. Sdr. Ketua yang terhormat.
c. Dr.(doktor), dr.(dokter), Drh. (dokter hewan), Drg. (dokter gigi).
4.2 Tanda Koma (,)
Ada dua ketentuan yang menyangkut pemakaian tanda koma dalam tulisan, yaitu : (1) tanda koma wajib
digunakan dan (2) tanda koma tidak boleh digunakan.
1. Tanda koma wajib digunakan untuk kalimat unsure – unsure dalam suatu pembilanggan dan pada
kalimat majemuk.
8 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
Contoh :
A. Air kelapa diberi bumbum lengkuas, daun salam, bawang putih dan garam.
B. Dosen menerangkan EYD, dan mahasiswa memperhatikan materi tersebut penuh semangat.
C. Ia memilih melanjutkan studi ke Jerman, kemudian ia melaporkan pilihannya itu kepada rector di
unuversitasnya.
2. Tanda koma tidak di gunakan pada kalimat majemuk bertingkat diawali dengan induk kalimat.
Contoh :
Ia membatalkan rencana itu karena harus menyelesaikan tugasnya.
4.3 Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk
sebagai penganti kata penghubung.
Contoh :
Ayah membaca Koran di ruang tamu; Ibu mengurus tanaman bunga dikebun.
4.4 Tanda Titik Dua (:)
Titik dua sering digunakan secara tepat, terutama dalam kalimat yang menggandung rincian. Hal itu tidak
akan terjadi jika para penulis memperhatikan kaidah berikut.
A. Tanda titik ddua digunkan pada kalimat lengkap yang diberi rincian berupa kata atau prasa.
B. Titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan pelengkap kalimat yang mengakhiri
pernyataan.
C. Titik dua harus diganti dengan titik satu pada kalimat lengkap yang diikuti suatu rincian berupa
kalimat lengkap, dan tanda akhir rincian diakhiri.
4.5 Tanda Hubung ( - )
Tanda hubung digunakan untuk (a) memperjelas hubungan antara bagian-bagian ungkapan ; (b) untuk
merangkaikan se- dengan kata yang berhuruf awal huruf capital; ( c ) merangkaikan ke- dengan angka
9 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
penunjuk bilanggan tingkat; ( d ) perangkai angka dengan akhiran- an; dan ( e ) untuk merangkaikan
afisk- awalan dengan kata yang berhurup awal huruf kapital atau hurup kapital singkatan.
4.6 Tanda Pisah ( - )
Tanda pisah diguunakan untuk mengapit kata atau kalimat yang disisipkan sebagai penjelasan; atau
menegaskan adanya keterangan aposisi; atau keterangan lain sehingga kalimat menjadi semakin jelas.
Bila dipakai diantara dua bilangan atau tanggal tanda pisah itu berarti ‘sampai dengan’; atau bila
ditempatkan diantara nama dua kota berarti ‘ke’ atau ‘sampai’.
4.7 Tanda Petik (“…”)
Tanda petik digunakan untuk mengapit kutipan langsung yang kurang dari lima baris; untuk menandai
judul artikel, judul lagu, judul syair, dan mengapit suatu kata atau istilah yang mempunyai ati khusus.
4.8 Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Tanda petik atau tanda kutip tunggal digunakan untuk mengapit kata bahasa Indonesia yang
merupakan padanan kata bahasa asing yang dituliskan bersama-sama. Kata asingnya dicetak
miring kata padanannya diapit oleh dua tanda petik tunggal.
4.9 Tanda Apostrof ( ' )
Digunakan untuk menyingkat kata. Tanda ini banyak digunakan dalam ragam sastra.
Contoh :
a. 'Kan kucari
b. 'Lah tiba
10 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
4.10 Garis Miring ( / )
Garis miring digunakan untuk menyatakan :
a. dan atau atau
b. per
c. tahun akademik atau tahun ajaran
11 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam karya tulis sering terjadi kesalahaan penggunaan ejaan. Penulisan
huruf, penggunaan kata maupun penggunaan tanda baca masih sering terjadi kesalahan.
Penulisan karya tulis yang benar selain pada sistematika penulisan namun, kaidah penulisan pun
harus diperhatikan.
3.2 Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan adalah pemahaman tentang kaidah bahasa
tulis yang benar kiranya dapat membantu kita untuk meningkatkan kualitas berbahasa yang baik.
Dengan demikian,kita dapat menggunakan penulisan yang baik dan benar saat kita membuat
suatu karya tulis.
12 Penerapan Kaidah Bahasa Tulis
DAFTAR PUSTAKA
Tim Kebahasaan PGSD. 2013. Bahasa Indonesia. Tamgerang : Universitas Muhammadiyah
Tangerang
Rahardi, R. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Erlangga
Daeng Nurjamal dkk. 2014. Terampil Berbahasa. Bandung : Alfabeta
Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Cetakan ke-3 edisi revisi 2012. Jakarta : Grasindo