11
Narapidana di Lembaga Permasyarakatan di Riau Oleh : Amalia Refina Alya Titania Annisaa’ Insanul Kamila Tivani Dwi Nisa Ilham Arif

Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

Narapidana di Lembaga Permasyarakatan di Riau

Oleh :• Amalia Refina• Alya Titania Annisaa’• Insanul Kamila• Tivani Dwi Nisa• Ilham Arif

Page 2: Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

Jenis-Jenis Kasus NarapidanaA. Kriminalitas

Kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan (pelanggaran yang dapat dihukum) yaitu perkara kejahatan yang dapat dihukum menurut Undang-Undang. Sedangkan pengertian kriminalitas menurut istilah diartikan sebagai suatu kejahatan yang tergolong dalam pelanggaran hukum positif (hukum yang berlaku dalam suatu negara). Pengertian kejahatan sebagai unsur dalam pengertian kriminalitas, secara sosiologis mempunyai dua unsur-unsur yaitu:

1) Kejahatan itu ialah perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan merugikan secara psikologis.

2) Melukai perasaan susila dari suatu segerombolan manusia, di mana orang-orang itu berhak melahirkan celaan.

Dengan demikian, pengertian kriminalitas adalah segala macam bentuk tindakan dan perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama.

Page 3: Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

Contoh Kasus Kriminalitas :Empat Baterai Traffic Light Dicuri

KOTA (RIAUPOS.CO) - Sebanyak empat baterai traffic light yang berfungsi sebagai backup ketika listrik mati dicuri oleh tangan-tangan jahil. Hal ini menyebabkan kerugian bagi Pemerintah Kota Pekanbaru, dan juga bakal menganggu kelancaran arus lalu-lintas.

Hilangnya empat baterai traffic light ini diketahui Senin (15/9) malam. Kepala Dinas perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Ir Syafril MT begitu mendapat laporan langsung menuju TKP di mana traffic light itu baterainya sudah tidak ada dalam box. 

‘’Baterai traffic light sangat penting guna ketika listrik mati. Jadi ketika ada baterai itu, traffic light tetap bisa menyala sekitar 3-4 jam meski aliran listrik padam. Ini untuk ansitipasi kemacetan lalu-lintas dan masyarakat tetap tertib,’’ kata Syafril, Selasa (16/9).

Disebutkannya,  baterai traffic light yang hilang terjadi di simpang Jalan Delima - Jalan Lobak. Dan setelah dilakukan pengecekan, ternyata traffic light di simpang Jalan Adisucipto - Jalan Rambutan juga hilang. Termasuk di simpang Jalan Imam Munandar - Jalan Kelapa Sawit, dan simpang Jalan Sudirman - Jalan Tuanku Tambusai.

‘’Empat titik ini, baterai traffic light-nya hilang, dicuri. Dan kami sudah melaporkan ke pihak kepolisian,’’ tambah Syafril.

Untuk antisipasi ke depannya agar tidak dicuri lagi, Dishubkominfo akan memasang kerangkeng penutup box, tempat baterai disimpan sebagai pengaman. ‘’Jadi kalau saat ini ada sejumlah traffic light yang mati, ada banyak penyebabnya. Kalau tidak baterainya hilang, lampunya yang mati . Namun untuk lampu yang mati ini sudah kami ganti semua. Ada juga karena faktor alam,’’ ungkapnya.

Ditanya berapa harga baterai tersebut, Syafril katakan lebih kurang Rp2juta.” Dan tidak sembarangan baterai karena untuk traffic light itu khusus dan suku cadangnya susah,” sebutnya.

Page 4: Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

B. Narkoba

Narkotika dan Obat-obatan terlarang (NARKOBA) atau Narkotik, Psikotropika, dan Zat Aditif (NAPZA) adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.

Narkotika menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Page 5: Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

Contoh Kasus Narkoba :

Polda Riau Catat 20 Oknum PNS dan Polisi Terlibat Kasus Narkoba

Jakarta, Aktual.co — Polda Provinsi Riau mencatat sebanyak 20 oknum pegawai negeri sipil dan 11 oknum anggota kepolisian yang bertugas di berbagai wilayah kabupaten dan kota di Riau terlibat kasus peredaran dan pecandu narkoba selama 2014. Sepanjang 2014, Polda Riau juga telah menangkap dan memproses hukum 3 orang terlibat narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) dengan status anak-anak atau di bawah umur. Kemudian, lanjut dia, ada juga tersangka kasus narkoba yang tamatan SD yakni 189 orang, SLTP sebanyak 313, dan SLTA sebanyak 681 orang. Brigjen Dolly mengatakan, para tersangka baik pengedar maupun pengguna narkoba yang diamankan rata-rata berumur 30 tahun ke bawah dan tamatan SLTA. "Dari pengedar itu, petugas mengamankan 6 warga negara asing, 1.116 warga Indonesia berjenis kelamin laki-laki dan 85 orang perempuan.“

Dia mengatakan, dari berbagai wilayah kabupaten dan kota di Riau, Polresta Pekanbaru merupakan jajaran yang paling banyak mengamankan tersangka yaitu 234 orang, diikuti Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Riau yang menangkap 127 tersangka..

Page 6: Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

C. Korupsi Korupsi atau rasuah aqdalah tindakan pejabat publik,

baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.Jenis tindak pidana korupsi diantaranya :1. Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan)

penggelapan dalam jabatan2. Pemrerasan dalam jabatan 3. Penggelapan dalam jabatan4. Menerima gratifikasi (bagi pegawai

negeri/penyelenggara negara)

Page 7: Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

Kondisi yang mendukung munculnya korupsi:1. Konsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan

pemerintah.2. Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam

jumlah besar3. Lingkungan tertutup yang mementingan diri

sendiri dan jaringan teman lama 4. Lemahnya ketertiban hukum5. Lemahnya profesi hukum 6. Kurangnya kebebasan berpendapat7. `Gaji pemerintah yang kecil

Page 8: Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

D. Pelecehan Seksual

Pelecehan seksual adalah perilaku pendekatan yang berkaitan dengan seks yang diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks dan perilaku lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada seks.Macam-macam perilaku yang digolongkan dalam pelecehan seksual :1. Penyiksaan secara verbal akan hal-hal terkait dengan seks.2. Memegang ataupun menyentuh dengan tujuan seksual.3. Secara berulang menunjukkan perilaku yang mengarah pada

hasrat seks.4. Membuat atau mengirimkan gambar-gambar yang dirasa

melanggar etika/batas.

Page 9: Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

Pencegahan :1. Sebaiknya tidak berpergian sendiri di malam

hari. 2. Dianjurkan untuk pergi bersama teman

lainnya apabila ada keperluan yang menggunakan angkutan umum dan memastikan bahwa keberadaan diri diketahui oleh orang lain.

3. Sebaiknya berpakaian secara rapi dan sopan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Page 10: Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

E. Pelanggaran HAM

HAM adalah singakatan dari Hak Asasi Manusia yang mana telah dimiliki oleh setiap orang sejak lahir. Menurut pasal 1 angka 6 UU Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang dimaksud dengan pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negarra, baik disengaja maupun tidak sengaja, atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut HAM seseeorang atau sekelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Page 11: Narapidana di lembaga permasyarakatan di Riau

Contoh kasus :• Peristiwa Trisakti dan Semanggi.

Peristiwa ini terjadi pada tahun 1998. peristiwa ini berkaitan dengan gerakan di era reformasi tahun 1998. gerakan ini dipicu oleh krisis moneter dan tindakan KKN Presiden Soeharto, sehingga para mahasiswa kemudian melakukan demo di berbagai wilayah yang kemudian bentrok dengan aparat kepolisian. Hal ini memicu meninggalnya 4 mahasiswa dari Universitas Trisakti dan 5 mahasiswa di Semanggi. Mereka tewas setelah terkena tembakan peluru aparat kepolisian. Peristiwa ini menjadi salah satu sejarah kelam bagi bangsa.