Upload
septy-cartika-sari
View
6.266
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
JENIS & PARADIGMA METODOLOGI PENELITIAN EKSPERIMEN
SEPTY CARTIKA SARI (06022681519016)
RIZKY PUTRI JANNATI 06022681519012)
DOSEN MATA KULIAHProf. Dr. RATU ILMA IP, M. Si
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA2015
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis & Paradigma Metodologi
Penelitian Eksperimen”. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi peniliain dari mata kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan Matematika di Universitas Sriwijaya, Jurusan Pendidikan Matematika
Dalam penulisan makalah ini, Penulis mendapat banyak sekali bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada Ibu Prof. Dr. Ratu Ilma IP,
M. Si sebagai dosen pengasuh pada mata kuliah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
perbaikan untuk masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat diterima dan
bermanfaat sebagaimana mestinya, baik bagi penulis sendiri maupun bagi para
pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Palembang, September 2015
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................iKata Pengantar....................................................................................................iiDaftar Isi..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1A. Latar belakang.......................................................................................1B. Rumusan masalah.................................................................................1C. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3A. Pengertian metode penelitian eksperimen............................................ 3B. Tujuan Penelitian eksperimen............................................................... 4 C. Syarat-syarat penelitian eksperimen..................................................... 5D. Karakteristik penelitian eksperimen..................................................... 5E. Pengertian variable ............................................................................... 8F. Prosedur penelitian eksperimen............................................................. 9G. Kelemahan penelitian eksperimen........................................................ 10H. Validitas eksperimen............................................................................. 11I. Bentuk design penelitian........................................................................ 13
1. Pre eksperimental design.................................................................. 142. True eksperimental design................................................................ 163. Factorial design................................................................................. 174. Quasi eksperimental design.............................................................. 18
J. Teknik analisis data................................................................................ 191. Uji prasyarat......................................................................................192. Uji Hipotesis.....................................................................................22
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................28A. Kesimpupan .........................................................................................28B. Saran ....................................................................................................29
Daftar Pustaka .................................................................................................... 30Lampiran.............................................................................................................31Journal Penelitian Eksperimen............................................................................31Analisis Journal...................................................................................................41
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah dalam bidang pendidikan sangat komplek dan memerlukan solusi
atau jalan keluar dari masalah tersebut. Penelitian merupakan salah satu cara
ilmiah dan sistematis sebagai cara untuk mencari jawaban dari masalah–masalah
yang ada selama ini. Adapun masalah yang sering muncul seperti kualitas proses
belajar mengajar, suasana proses belajar mengajar, prestasi belajar siswa dan lain
sebagainya.
Dalam melakukan penelitian, maka diperlukan sebuah metodologi guna
merancang langkah-langkah bagaimana penelitian dapat dilakukan, selain itu
supaya hipotesis penelitian dapat teruji secara ilmiah dan empirik. Untuk
mendapatkan hasil penelitian yang baik, peneliti harus menentukan metode yang
sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Adapun metode untuk
menjalankan penelitian mencakup pendekatan penelitian, populasi dan teknik
persampelan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian dan jawal penelitian.
Metode penelitian mempunyai berbagai macam, peneliti harus mengenal
ciri-ciri dari metode penelitian, supaya dapat menyesuaikan dengan tujuan
penelitan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan salah satu
metode penelitian yaitu metode penelitian eksperimen.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasiakan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari metode penelitian eksperimen ?
2. Apa tujuan dari penelitian eksperimen ?
3. Apa syarat-syarat dari penelitian eksperimen ?
4. Bagaimana karakteristik dari penelitian eksperimen ?
5. Variable apa saja yang terdapat dalam penelitian eksperimen ?
4
6. Bagaimana prosedur penelitian eksperimen ?
7. Apa kelemahan dari penelitian eksperimen ?
8. Bagaimana validitas penelitian eksperimen ?
9. Bagaimana bentuk dari penelitian eksperimen ?
10. Bagaimana teknik analis data dalam penelitian eksperimen?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk menjelaskan pengertian metode penelitian eksperimen
2. Untuk menjelaskan tujuan penelitian eksperimen
3. Untuk menjelaskan syarat-syarat penelitian eksperimen
4. Untuk menjelaskan karakteristik penelitian eksperimen
5. Untuk menjelaskan variable yang terdapat dalam penelitian eksperimen
6. Untuk menjelaskan prosedur penelitian eksperimen
7. Untuk menjelaskan kelemahan penelitian eksperimen
8. Untuk menjelaskan validitas penelitian eksperimen
9. Untuk menjelaskan bentuk dari penelitian eksperimen
10. Menjelaskan teknin analis data dalam penelitian eksperimen
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Penelitian Eksperimen
Berdasarkan tempat penelitian terdapat tiga metode penelitian yaitu
penelitian eksperimen, survey dan naturalistik (kualitatif). Untuk pembahasan kali
ini lebih difokuskan pada metode penelitian eksperimen. Menurut Iskandar (2013)
mengatakan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian
yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel
bebas (independent) serta mengamati variabel terikat. Hakekat penelitian
eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap
perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa, 2004). Selanjutnya, Hadi
(1985) mengatakan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang
diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002)
mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat
manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Lebih lanjut, Sugiono (2010)
menyimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendali. Metode penelitian eksperimen merupakan bagian
dari metode kuantitatif yang memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya
kelompok kontrol. Proses penelitian eksperimen pada dasarnya sama dengan
metode penelitian kuantitatif lainnya, yaitu pemilihan dan definisi masalah,
memilih bahan dan sumber penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan
data dan analisis data serat membuat laporan hasil penelitian.
Menurut Sukardi (2011), penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan
dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di luar
laboratorium. Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa,
penelitian yang paling banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini
dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar
6
laboratorium, diantaranya: (a) variabel eksperimen dapat lebih kuat; (b) lebih
mudah dalam memberikan perlakuan; (c) dapat melakukan setting yang mendekati
keadaan sebenarnya; dan (d) hasil eksperimen lebih aktual.
Dalam bidang fisika penelitian-penelitian dapat menggunakan desain
eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain dapat
mempengaruhi proses eksperimen sehingga dapat dikontrol dengan ketat. Contoh
penelitian dalam bidang fisika adalah pengaruh air laut terhadap tingkat korosi
logam tertentu.
Dalam bidang pendidikan, metode penelitian eksperimen akan mengalami
kesulitan untuk mendapatkan hasil akurat karena banyak variabel luar yang
berpengaruh dan sulit dikontrol. Contohnya adalah mencari pengaruh metode
pengajar kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid dalam pembelajaran
matematika.
Untuk mencari seberapa besar pengaruh metode mengajar konstektual
terhadap kecepatan pemahaman murid, maka harus membandingkan pemahaman
murid sebelum menggunakan metode konstektual dan sesudah menggunakan
metode konstektual, atau dengan cara membandingkan kelas yang diajar dengan
metode konstektual dan kelas yang diajar menggunakan metode lain.
Kecepatan pemahaman murid terhdap pelajaran matematika seseorang tidak
hanya dipengaruhi oleh metode pengajaran, tetapi oleh variabel lain, seperti IQ,
pengalaman, peran guru, gaya belajar, dan lain-lain. Sehingga mengukur seberapa
jauh pengaruh metode mengajar konstektual terhadap kecepatan pemahaman
murid sulit dilakukan.
B. Tujuan Penelitian Eksperimen
Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari
suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding
dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya,
suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk
menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan
metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi
7
matematika pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya
pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.
Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan
sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan
dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak
terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang
dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya
(kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan
kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.
C. Syarat-syarat Penelitian Eksperimen
Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat
jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan
penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan
dengan mengikut syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut, Wilhelm
Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:
1. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan
melakukan penelitian;
2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang
sama;
3. peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang
diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya;
4. diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi
perlakukan (experimental group).
D. Karakteristik Penelitian Eksperimen:
Ada beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yang membedakan
dengan penelitian positivistik lainnya, yaitu:
8
1. Metode eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dianggap
paling dapat menguji hipotesis hubungan sebab-akibat, atau paling dapat
memenuhi validitas internal.
2.Metode eksperimen merupakan rancangan penelitian yang memberika pengujian
hipotesis yang paling ketat dibanding jenis penelitian yang lain.
3.Metode eksperimen merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap dampaknya dalam kondisi yang
terkendalikan.
4. Ciri khas yg membedakan penelitian eksperimen dg penelitian yg lain:
a. Satu atau lebih variabel bebas dimanipulasi (kondisinya dibuat berbeda,
misal: treatment dan non-treatment
b. Semua variabel lainnya, kecuali variabel perlakuan (variabel bebas),
dikendalikan (dipertahankan tetap).
c. Pengaruh manipulasi variabel bebas (pemberian perlakuan) terhadap variabel
terikat diamati, dengan asumsi karena diberi perlakuan yang berbeda maka
akan berdampak yang berbeda pula.
d. Adanya komparasi, sehingga perlu penyamaan antara kelompok yang akan
dikenai perlakuan dengan kelompok yang tidak dikenai perlakuan (dua
kelompok yang akan dibandingkan tersebut harus komparabel).
Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam penelitian
eksperimen, anatara lain:
1. Variabel bebas yang dimanipulasi
Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar
pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.
2. Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan.
Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to remove
the influence of any variable other than the independent variable that ought
affect performance on a dependent variable. Dengan kata lain, mengontrol
merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang
9
mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan
eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara
intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.
3. Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk
melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan
adanya perbedaan diantara dua group.
Ruang Lingkup Penelitian Eksperimen:
1. Sebagian besar eksperimen dalam bidang pendidikan pada umumnya dilakukan
dalam rangka melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Oleh karena itu, biasanya berkaitan dengan usaha untuk menguji pengaruh
materi, media, metode, atau praktik pendidikan yang baru terhadap hasil
belajar siswa.
2. Rancangan penelitian eksperimen pada umumnya, menggunakan variabel
tunggal:
a. satu variabel perlakuan dimanipulasikan (dibuat kondisinya berbeda),
selanjutnya diamati akibat/danpak dari perlakuan tersebut terhadap 1 atau
lebih variabel tergantung.
b. Variabel yang dimanipulasikan disebut: variabel perlakuan, variabel
treatment, variabel eksperimen, atau variabel independen.
c. Variabel yang merupakan akibat/dampak disebut: variabel tergantung,
variabel dependen, atau variabel dampak.
d. Masalah pokok: menentukan kelompok kontrol (pembanding) yang
sebanding (komparabel); dan membuat konstan (mengontrol/
mengendalikan) variabel-variabel non-eksperimental yang dapat
mempengaruhi variabel dampak.
10
E. Pengertian Variabel:
Variabel, adalah gejala atau fakta (data) yang harganya berubah-berubah
atau bervariasi. Berikut ini dijelaskan jenis-jenis variabel yang termasuk dalam
penelitian eksperimen, yaitu:
1. Variabel Bebas/independen (variabel perlakuan/eksperimen) merupakan
variabel yang akan dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat/dependen,
atau variabel dampak.
2. Variabel Terikat/dependen (variabel dampak) merupakan variabel
hasil/dampak/akibat dari variabel bebas/perlakuan. Variabel terikat umumnya
menjadi tujuan penelitian, sumber masalah, yang ingin ditingkatkan
kualitasnya.
3. Variabel Kontrol (Pengendali) merupakan variabel yang berpengaruh terhadap
variabel terikat, tetapi pengaruhnya ditiadakan/dikendalikan dengan cara
dikontrol (diisolasi) pengaruhnya. Pengontrolan dapat dilakukan melalui
pengembangan disain penelitiannya (kondisinya dibuat sama) atau secara
statistik tertentu.
4. Variabel Moderator merupakan variabel yang mempengaruhi tingkat hubungan
(pengaruh) variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau hubungan/pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat memiliki nilai yang berbeda pada level
yang berbeda.
5. Variabel organismik atau variabel atribut.
Variabel ini tidak dapat diubah atau dimanipulasi oleh peneliti. Seperti variabel
bebas: umur, jenis kelamin, suku, dan lainnya yang sejenis.
6. Variabel imbuhan
Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapt dikontrol yakni variabel
yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti, tetapi mempunyai pengaruh yang
berarti pada variabel terikat. Seperti variabel antusias guru, usianya, tingkat
sosial ekonominya, dan lain sebagainya.
11
F. Prosedur Penelitian Eksperimen:
Menurut Gay (1982), langkah-langkah penelitian eksperimen pada dasarnya
sama dengan jenis penelitian positivistik yang lain, yaitu:
1. Memilih dan merumuskan masalah, termasuk akan menguji-cobakan perlakuan
apa, dampak dampak apa yang ingin dilihat.
2. Memilih subyek yang akan dikenai perlakuan dan subyek yang tidak dikenai
perlakuan.
3. Pembuatan atau pengembangan instrumen
4. Memilih disain penelitian eksperimen.
5. Melaksanakan prosedur penelitian dan pengumpulan data.
6. Menganalisis data
7. Perumusan kesimpulan
Langkah Operasional Penelitian :
Sebelum peneliti mulai “on action” maka peneliti perlu melakukan:
1. Membentuk atau memilih kelompok-kelompok (kelompok yang dikenai
perlakuan dan kelompok pembanding/kelompok kontrol).
2. Memperkirakan apa yang akan terjadi pada setiap kelompok.
3. Mencoba mengontrol semua faktor lain di luar perubahan yang direncanakan.
4. Mengamati atau mengukur efek pada kelompok-kelompok setelah perlakuan
berakhir.
5. Penelitian eksperimen adalah penelitian untuk menguji hipotesis.
Setidaktidaknya dengan 1 hipotesis hubungan sebab-akibat dari 2 variabel,
yaitu variabel perlakuan dan variabel dampak.
6. Penelitian eksperimen yang paling sederhana biasanya melibatkan 2 kelompok,
yaitu:
a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang dikenai perlakuan tertentu,
b. Kelompok kontrol atau kelompok pembanding, yaitu kelompok yang tidak
dikenai perlakuan.
12
7. Kelompok eksperimen menerima treatmen yang baru, suatu treatmen yang
sedang diselidiki, sedangkan Kelompok kontrol menerima treatmen yang
berbeda atau diberi treatmen seperti biasa.
8. Dua kelompok yang akan dibandingkan, yaitu kelompok yang menerima
treatmen dan kelompok yang tidak dikenai treatmen harus disetarakan terlebih
dahulu, agar dapat dipastikan bahwa adanya perbedaan pada variabel terikat
semata-mata karena pengaruh perlakuan yang diberikan bukan karena memang
sejak awalnya sudah berbeda.
9. Cara Penyetaraan yang dapat dilakukan:
a. Membuat berpasang-pasangan (matching), misal: siswa yang nilai awalnya
sama dikelompokkan berpasang-pasangan pada kelompok yang berbeda.
b. Penugasan secara random (random assignment), yaitu menempatkan subyek
baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding dengan
cara diundi (dirandom), atau tidak dipilih-pilih.
c. Kesulitan yang terjadi adalah tidak memungkinkan (sulit) mengelompokkan
siswa secara bebas, dan terpisah dari rombelnya, karena akan merusak
sistem yang telah berjalan. Sehingga sampelnya apa adanya, atau disebut
intax sampel.
G. Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Eksperimen:
Penetian eksperimen yang dipilih terkait erat dengan tingkat validitas hasil
penelitian yang akan diperoleh. Namun demikian, pada penelitian eksperimen di
kelas pembelajaran, akan banyak menghadapi berbagai keterbatasan, antara lain:
1. Kesulitan untuk mengelompokkan siswa secara bebas sesuai keinginan
peneliti, yaitu melakukan matching atau penugasan secara random, sehingga
sulit memperoleh dua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol)
yang benar-benar sebanding (komparabel).
2. Penelitian eksperimen di kelas pada umumnya hanya dapat menggunakan kelas
atau kelompok siswa apa adanya, sehingga sampelnya disebut intax sample.
3. Kendala-kendala yang terkait dengan kejujuran dan keobyektifan guru dalam
mengukur dampak perlakuan (hasil belajar).
13
4. Kendala untuk mengendalikan factor-faktor (variabel) yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimen, misal: interaksi siswa dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol tidak mungkin dicegah, dsb.
Dalam penelitian eksperimen terdapat keunggulan jika dibandingkan dengan
penelitian lainnya.
1. Ekperimen didesain untuk dapat mengendalikan secara ketat pada variabel-
variabel ekstra yang tidak beruhubungan dengan variabel yang sedang di amati.
2. Penelitian eksperimen memiliki efisiensi yang tinggi. Penelitian eksperimen
dapat dilakukan pada populasi yang terbatas, sehingga tidak membutuhkan
banyak subyek untuk terlibat dalam proses eksperimen. Suatu eksperimen yang
diketahui memiliki pengaruh yang kuat membutuhkan partisipan yang tidak
terlalu besar, sehingga akan meringankan kerja eksperimen.
Sekalipun eksperimen memiliki sejumlah keunggulan dibanding dengan jenis
penelitian lainnya, sejumlah kritik juga dialamatkan ke peneltian eksperimen.
Kritik dan sekaligus keterbatasan penelitian eksperimen adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian eksperimen (khususnya laboraturium) dipandang tidak selalu
sejalan dengan lapangan.
2. Beberapa varibel secara moral atau hukum tidak dapat dimanupalasi, misalnya
manipulasi dalam bentuk menghilangkan interaksi sosial secara permanen,
merangsang timbulnya perilaku seksual. Contoh-contoh tersebut secara moral
tidak dibenarkan dilakukan eksperimen.
Sekalipun secara moral atau legal dapat dilakukan, tetapi secara ekonomi
atau teknik pengetahuan tidak memiliki sumber yang memadai. Misalnya efek
pemilikan mobil baru pada minat membaca iklan mobil. Tidak mungkin peneliti
melakukan random kepada sejumlah subjek dan memberi mobil baru pada
penelitian.
H. Validitas Eksperimen
Ada dua jenis validitas eksperimen menurut Riyanto dalam Zuriah (2005)
yaitu:
14
1. Validitas internal
Suatu eksperimen memiliki validitas internal jika faktor-faktor yang
dimanipulasi (variabel bebas) benar-benar murni memberikan pengaruh atau
efek pada fenomena pada variabel terikat tergantung yang diobservasi dalam
latar eksperimen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal adalah:
a. Faktor sejarah atau history dari subjek yang diteliti
b. Kematangan.
Perubahan seorang dari waktu ke waktu yang diakibatkan oleh reaksi wajar
dari kematangannya dapat mengganggu dalam menerjemahkan perubahan.
b. Peristiwa insidental
Penampilan subjek yang diobservasi oleh peneliti dapat dipengaruh oleh
peristiwa spesifik yang bersifat eksternal yang muncul secara insidental.
c. Pretesting/ Ujian
Proses ujian awal pada permulaan eksperimen dapat menghasilkan
perubahan pada diri subjek yang terkena eksperimen.
d. Instumen pengukuran yang digunakan
e. Pengukuran yang tak stabil
Penggunaan alat dan teknik pengukuran yang tidak reliabel dan akurat untuk
mendeskripsikan dan mengukur aspek-aspek tingkah laku, termasuk suatu
ancaman terhadap validitas eksperimen.
f. Regresi statistik
Eksperimen yang berpola pretests-posttest biasanya mengalami ancaman
ini. Subjek-subjek yang nilainya tinggi pada pretest, tidak menutup
kemungkinan nilainya pada posttest akan rendah, dan sebaliknya.
g. Seleksi sampel yang berbeda
Memilih sampel yang tidak equivalen antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol menimbulkan bias yang dapat mengancam validitas
internal.
h. Adanya mortalitas sampel eksperimen
15
Eksperimen yang berjangka panjang dapat saja sampelnya menguap karena
kematian atau putus di tengah jalan.
2. Validitas eksternal
Biasanya eksternal biasanya mengacu pada hubungan antara variabel yang
ditemukan dan dapat digeneralisasikan pada situasi-situasi noneksperimental.
Validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan temuan eksperimen untuk
digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas eksternal adalah:
a. Latar eksperimen buatan Ada kemungkinan peneliti membuat suasana dan
kondisi eksperimen buatan yang sedemikian rupa dalam rangka
mempertajam kontrol terhadap variabel imbuhan.
b. Pengaruh Placebo Hawthorne
Pengaruh ini menunjuk kepada ancaman yang bersifat psikologis. Subjek
yang tahu bahwa dirinya berada dalam suatu eksperimen dapat menjadi
variabel imbuhan dan membuat biasnya eksperimen.
c. Campur tangan perlakuan sebelumnya
Suatu eksperimen yang orangnya itu-itu saja (kelompok tunggal), baik
dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
d. Tes/Ujian
Validitas suatu instrumen selalu bergantung kepada situasi dan tujuan
khusus penggunaan instrumen tersebut. Suatu tes yang valid untuk satu
situasi mungkin tidak valid pada situasi yang lain.
d. Pilihan yang bias
Pilihan yang bias terhadap sampel dalam kelompok eksperimen dan kontrol
(tidak equivalen) dapat mengancam validitas eksternal juga.
I. Bentuk Design Eksperimen
Metode eksperimen memiliki macam-macam metode, diantaranya dapat
dilihat pada gambar berikut.
16
Gambar 1. Macam-macam metode eksperimen
1. Pre-Eksperimental Design
Pre-eksperimental design belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh,
karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap bentuk
variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu
bukan semata-mata depengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi karena
tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Ada tiga
macam bentuk pre-eksperimental design yaitu:
a. One-Shot Case Study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
X = treatment yang diberikan (variabel independen)
O = observasi (variabel dependen)
17
Paradigma ini dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi
treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatment sebagai
variabel independen dan hasil sebagai variabel dependen)
Contoh: pengaruh Ruang Kelas ber AC (X) terhadap Daya Tahan Belajar
Murid (O).
b. One-Group Pretest-Posttest Design
Pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, sehingga hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
O1 = nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O2 = nilain posttest (setelah diberi diklat)
Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O1 – O2)
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian
tetapi dibagi dua yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi
perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak doberi
perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut,
O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pengaruh perlakuan = O1 – O2
18
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi
terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek mengelas pada
SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua
kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi (O1) dan dua kelas
dengan metode ceramah (O2). Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur. Bila
prestasi/kompetensi murid yang diajar dengan metode demonstrasi lebih
tinggi daripada murid yang diajar metode ceramah, maka metode
demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktek mengelas.
(O1 – O2)
Ketiga bentuk desain pre-experimental bila diterapkan untuk penelitian,
akan banyak variabel luar yang masih berpengaruh dan sulit dikontrol sehingga
validasi internal penelitian menjadi rendah.
2. True Experimental Design
Dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal dapat
menjadi tinggi. Ciri utama desain ini adalah sampel dan kelompok kontrol diambil
secara random dari populasi tertentu. Terdapat dua macam bentuk desain ini
diantaranya adalah:
a. Posttest-Only Control Design
19
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain
tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh
adanya perlakuan (treatment) adalah (O1: O2). Dalam penelitian yang
sesungguhnya pengeruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-
test, kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara
signifikan.
b. Pretest-Posttest Control Group Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik
bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh
perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)
3. Factorial Design
Desain ini memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel
dependen). Paradigma desain ini digambarkan sebagai berikut:
20
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random kemudian masing-
masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap
kelompok bila pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y1 dan Y2.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru
terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat. untuk itu dipilih empat
kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu
laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2)
4. Quasi Experimental Design
Desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Terdapat dua bentuk desain ini
diantaranya adalah:
a. Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest
sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan
keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat
kali nilainya berbeda-beda berarti kelompok tersebut keadannya labil, tidak
menentu dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat
diketahui dengan jelas maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok sehingga tidak memerlukan variabel control.
21
Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang
baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah (O5 +
O6 + O7 + O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).
b. Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya
pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok control tidak dipilih
secara random.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi
terhadap derajad keshatan karyawan sekolah. Desain penelitian dipilih satu
kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut setengah
diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O1 dan
O3 merupakan derajad kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam
pagi. O2 adalah derajad kesehatan karyawan setelah senam pagi selama 1
tahun. O4, adalah derajad kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan
senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan
adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).
J. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat
Data hasil penelitian yang telah diperoleh sebelum dianalisis terlebih
dahulu diuji dengan menggunakan uji prasyarat, meliputi:
a. Uji Normalitas
22
Menurut Sudjana (1996), adapun langkah-langkah yang dilakukan
untuk uji normalitas sebagai berikut:
1) Menentukan rentang (R) yaitu data terbesar dikurangi data terkecil
2) Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus
Sturggos, yaitu:
K= 1 + 3,33 log n.
Dengan n menyatakan bahwa data dan hasil akhir dijadikan bilangan
bulat.
3) Menentukan panjang kelas interval (P), dengan rumus
p=Banyakrentang
4) Membuat tabel distribusi frekuensi
5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing elas interval
6) Menghitung rata-rata nilai ( ) dengan rumus:
Keterangan :
fi = frekuensi kelas ke-i
Xi = titik tengah kelas ke-i
7). Menghitung variasi dengan rumus :
Keterangan:
S2 = simpangan baku gabungan
n = jumlah sampel
f1 = frekuensi ke 1
X12 = titik tengah kelas ke-i
8). Menghitung nilai Z dengan rumus:
23
Keterangan :
S = standard deviasi
bk = batas bawah
9). Menentukan luas tiap kelas interval (L).
10). Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan rumus
Ei = n x L
11). Membuat daftar frekuensi pengamatan (Oi) dengan frekuensi
harapan
12). Menghitung nilai x2 (chi kuadrat) dengan rumus :
13). Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini disusun
dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas kelas interval
sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan kelas:
dk = K – 1 dan taraf dan taraf ∝=0,01
14). Menentukan normalitas distribusi dengan kriteria berdistribusi
normal. Jika x2hitung< x2(∝−dk ), maka data berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas
Langkah-langkah uji homogenitas sebagai berikut :
1). Menentukan hipotesis untuk homogenitas sample
Ho : σ12=σ2
2 artinya data homogen
Ha : σ12≠ σ 2
2 artinya tidak homogen
2). Menentukan homogenitas sample dengan menggunakan uji varian (F)
dengan rumus
Keterangan
F = Varian yang dicari
S12 = Varian terbesar
24
S22 = Varian terkecil
3). Menyimpulkan homogenitas sample, kriteria pengujian Ho diterima
jika F hitang < F table.
2. Uji Hipotesis
Data hasil penelitian berdasar uji prasyarat menunjukkan data
berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis
menggunakan uji-t. Uji hipotesis telah dilakukkan dengan beberapa tahapan
sebagai berikut:
a. Menentukan standar deviasi yang diturunkan dari rumus gabungan sebagai
berikut :
Keterangan :
S2 = Varian gabungan
S1 = Standar deviasi kelas 1 ( Kelas eksperimen)
S2 = Standar deviasi kelas 2 (kelas kontrol)
n1 = jumlah sampel kelas 1 ( kelas eksperimen)
n2 = Jumlah sample kelas 2 ( kelas kontrol)
b. Mencari perbedaan kemampuan pemahaman siswa dengan menggunakan
uji hipotesis rata-rata (Uji-t) dua pihak. Menurut Sudjana (1996) rumus
yang digunakan Jika σ 1=σ2 yaitu:
c. Uji t (t test)
Uji t pada dasarnya adalah untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan
Mean dari dua sampel atau dua variabel. Masing – masing variabel
tersebut berskala internal/rasio dan adanya linieritas dan normalitas.
Berikut beberapa rumus Uji t dan penggunaannya.
25
1. Uji t untuk sampel yang berkorelasi.
t=X1−X2
√∑ D2−(∑ D)
2
NN (N−1)
Keterangan : t = Koefisien t
X1 = Mean sampel 1
X2 = Mean sampel 2
D = Beda antara skor Mean 1 dan 2
D2 = Beda pangkat 2
N = Jumlah pasangan
2. Uji t untuk sampel yang terpisah dan variannya homogin
t=X 1−X2
√[∑ X12−∑ X2
2
n1+n2−2 ][ 1n1
+ 1n2 ]
Keterangan :
t = Koefisien t
∑ X2= Jumlah deviasi pangkat dua
X=¿ Mean masing-masing sampel
n=¿ Jumlah kasus pada tiap sampel
3. Uji t untuk sampel-sampel terpisah dan variannya hitrogen
t=X1−X2
√ S12
n1+
S22
n2
Keterangan :
X1 = Mean sampel 1
X2 = Mean sampel 2
S12 = Varian sampel 1
26
S22 = Varian sampel 2
n= jumlah kasus masing-masing sampel
d. Uji Z
Uji Z digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan Mean dari dua
sampel/variabel. Masing-masing variabel berskala interval. Jumlah N
biasanya lebih besar dari 30 (di atas 30). Jadi jumlah sampel yang lebih
besar dari 30 dapat menggunakan uji Z.
Rumusnya sebagai berikut :
Z=X1−X2
√ S12
n1+
S22
n2
Keterangan :
Z = Koefisien Z
X1 = Mean sampel 1
X2 = Mean sampel 2
S12 = Varian sampel 1
S22 = Varian sampel 2
n1= jumlah kasus sampel 1
n2= jumlah kasus sampel 2
e. Korelasi Product Moment (rxy)
Korelasi Product Moment untuk uji hipotesis nihil tentang hubungan
antara dua variabel (variabel X dan Y). Masing-masing variabel berskala
interval. Syarat lain adalah adanya normalitas dan linieritas.
r xy=∑ xy
√(∑ x2 ) (∑ y2 )Keterangan :
rxy = Koefisien koreksi antara x dan y
xy = Produk dari x kali y
27
x2 = Deviasi dari nilai pada variabel x dikuadratkan
y2 = Deviasi dari nilai pada variabel y dikuadratkan
f. Korelasi Rank Order (rho)
Korelasi rank order untuk uji hipotesis nihil tentang hubungan antara dua
variabel (variabel X dan Y). Masing-masing variabel tersebut berskala
ordinal.
rho=1−6∑ d2
N ( N2−1 )
Keterangan :
rho = Koefisien korelasi rank order
d = Perbedaan antara pasangan jenjang
N = Jumlah pasangan
1 = Angka satu, bilangan konstan
6 = Angka enam, bilangan konstan
g. Korelasi Biserial (rbis)
Korelasi biserial digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang hubungan
antara dua variabel (variabel X dan Y). Variabel X berskala ordinal dua
tingkatan sedangkan variabel Y berskala interval.
rbis=M 1−M 2
SDtot[ PQ
o ]Keterangan :
rbis = Koefisien korelasi biserial
M1 = Mean dari sampel 1
M2 = Mean dari sampel 2
SDtot = Standart Deviasi total
28
P = Proporsi → P= nN
Q = 1 – p
O = Tinggi ordinat
h. Korelasi Serial (rser)
Korelasi serial digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang hubungan antara
dua variabel (variabel X dan Y). Variabel X berskala ordinal tiga tingkatan
ke atas, sedangkan variabel Y berskala interval.
r ser=∑ [ (O1−Oh ) M ]
SDtot ∑ [ (O1−Oh )2
P ]Keterangan :
rser = Koefisien korelasi “serial”
O1 = Ordinat yang lebih rendah
Oh = Ordinat yang lebih tinggi
M = Mean dari tiap-tiap sub variabel (Tingkatan)
SDtot = Standart Deviasi total
P = Proporsi segmen dalam sampel
i. Korelasi Poin Biserial (rpbs)
Korelasi point biserial digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang
hubungan antara dua variabel (variabel X dan Y). Variabel X berskala
nominal dikotomus, sedang variabel Y berskala interval.
r pbs=M 1+M 2
SDtot√ PQ
Keterangan :
rpbs = Koefisien korelasi “point biserial”
M1 = Mean dari sampel 1
29
M2 = Mean dari sampel 2
SDtot = Standart Deviasi Total
P = Proporsi segmen dalam sampel
Q = 1-P
j. Korelasi Point Serial (rps)
Korelasi Point Serial digunakan untuk uji hipotesis tentang hubungan
antara dua variabel (varibel X dan Y). Variabel X berskala nominal non
dikotomus, sedangkan variabel Y berskala interval.
r ps=∑ [ (O1−O2 ) M ]
SDtot√∑ (O1−Oh )2
P
Keterangan :
rpbs = Koefisien korelasi “point biserial”
O1 = Ordinat yang lebih rendah
Oh = Ordinat yang lebih tinggi
M = Mean dari tiap-tiap sub variabel (Tingkatan)
SDtot = Standart Deviasi Total
P = Proporsi segmen dalam sampel
30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Metode penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menuntut
peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas
(independent) serta mengamati variabel terikat serta untuk mencari
pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendali.
2. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu
perlakuan tertentu terhadap suatu kelompok tertentu dibanding dengan
kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda.
3. Syarat-syarat dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu: Peneliti
harus menentukan kapan dan di mana akan melakukan penelitian; perlakuan
dapat diulang dalam kondisi yang sama; harus dapat memanipulasi variabel
yang diteliti.
4. Karakteristik penelitian eksperimen adalah variabel bebas yang
dimanipulasi, variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
dan observasi langsung oleh peneliti
5. Jenis-jenis variabel yang termasuk dalam penelitian eksperimen, yaitu:
variabel bebas/independen, variabel terikat/dependen, variabel kontrol,
variabel moderator, variabel organismik atau variabel atribut dan Variabel
imbuhan.
6. Prosedur penelitian eksperimen adalah Memilih dan merumuskan masalah,
memilih subyek penelitian, pembuatan atau pengembangan instrumen,
memilih disain penelitian eksperimen, Melaksanakan prosedur penelitian,
pengumpulan data, Menganalisis data dan Perumusan kesimpulan
7. Kelemahan penelitian eksperimen adalah kesulitan untuk mengelompokkan
siswa secara bebas sesuai keinginan peneliti, sampelnya disebut intax
sample, kendala kejujuran dan keobyektifan guru dalam mengukur dampak
31
perlakuan dan kendala untuk mengendalikan factor-faktor (variabel) yang
dapat mempengaruhi hasil eksperimen.
8. Ada dua jenis validitas yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
9. Bentuk design eksperimen adalah Pre-Eksperimental Design, True
Eksperimental, Factorial Eksperimental, dan Quasi Eksperimental Design.
10. Teknik analisi data meliputi Uji Normalitas, uji homogenitas, dan uji
hipotesis.
B. Saran
Hendaknya peneliti memahami semua bentuk metodologi penelitian,
sehingga peneliti tidak salah dalam memilih metodeologi penelitian.
Kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh
penulis demi kesempurnaan makalah ini.
32
DAFTAR PUSTAKA
Alsa, A. (2004) Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ary, D., & Jacob, L.C. & Razavieh, A. (1985). Introduction to Research in Education 3rd Edition. New York: Holt.
Gay, L.R. (1983). Educational Research Competencies for Analsis & Application. 2nd
Edition. Ohio: A Bell & Howell Company.
Hadi, S. (1985) Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Iskandar. (2013). Metodologi penelitian pendidikan dan sosial. Jakarta:Referensi.
Latipun. (2002) Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Sugiono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
33
ANALISIS JURNAL
Judul :
Pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing untuk
meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa
SMP
Peneliti :
Leo Adhar Effendi
Latar belakang:
pembelajaran matematika masih berfokus pada buku teks.
Guru mengajar dengan metode ceramah dan ekspositori, tidak adanya kegiatan
eksplorasi.
siswa tidak aktif dalam belajar.
Siswa tidak terbiasa melatih kemampuannya untuk memecahkan masalah
matematika.
Siswa tidak terbiasa melatih kemampuan representasi matematis
Tujuan :
Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan representasi dan
pemecahan masalah matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran
matematika dengan metode penemuan terbimbing dan pembelajaran
konvensional.
Metodologi:
Kuasi Eksperimen dengan Desain Nonequivalentcontrol Group Design. Desain
Ini digambarkan seperti berikut.
O X
O
O O
34
Keterangan:
O : Tes
X : Perlakuan (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan
Terbimbing)
Variabel Kontrol: Kemampuan Awal Matematis.
Sample : 71 siswa SMP di Bandung secara Purposif sampling
Kelas VIII H sebagai kelas kontrol
Kelas VIII G sebagai kelas Eksperimen
Langkah-langkah
1. Cari mean kelas eksperimen dan kelas kontrol
2. Uji ANOVA dua jalur
c). Ho : tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan faktor kemampuan awal
matematis
H1: terdapat interaksi anatara faktor pembelajaran dan faktor kemampuan matematis
Hasil :
kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik
daripada pembelajaran konvensional.
35
Terdapat interaksi yang signifikan antara faktor pembelajaran dan kemampuan
awal matematis terhadap kemampuan representasi dan pemecahan
masalahmatematis.
Siswa memiliki sikap positif terhadap matematika dan pembelajaran dengan
metode penemuan terbimbing.
Saran Analis :
Karena H1 di terima maka seharusnya dilakukan uji lanjutan.
36