53
JENIS & PARADIGMA METODOLOGI PENELITIAN EKSPERIMEN SEPTY CARTIKA SARI (06022681519016) RIZKY PUTRI JANNATI 06022681519012) DOSEN MATA KULIAH Prof. Dr. RATU ILMA IP, M. Si PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA 1

Metode penelitian Eksperimen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Metode penelitian Eksperimen

JENIS & PARADIGMA METODOLOGI PENELITIAN EKSPERIMEN

SEPTY CARTIKA SARI (06022681519016)

RIZKY PUTRI JANNATI 06022681519012)

DOSEN MATA KULIAHProf. Dr. RATU ILMA IP, M. Si

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA2015

1

Page 2: Metode penelitian Eksperimen

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Jenis & Paradigma Metodologi

Penelitian Eksperimen”. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini

adalah untuk memenuhi peniliain dari mata kuliah Metodologi Penelitian

Pendidikan Matematika di Universitas Sriwijaya, Jurusan Pendidikan Matematika

Dalam penulisan makalah ini, Penulis mendapat banyak sekali bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada Ibu Prof. Dr. Ratu Ilma IP,

M. Si sebagai dosen pengasuh pada mata kuliah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna

perbaikan untuk masa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat diterima dan

bermanfaat sebagaimana mestinya, baik bagi penulis sendiri maupun bagi para

pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.

Palembang, September 2015

Penulis

2

Page 3: Metode penelitian Eksperimen

DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................iKata Pengantar....................................................................................................iiDaftar Isi..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1A. Latar belakang.......................................................................................1B. Rumusan masalah.................................................................................1C. Tujuan ..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3A. Pengertian metode penelitian eksperimen............................................ 3B. Tujuan Penelitian eksperimen............................................................... 4 C. Syarat-syarat penelitian eksperimen..................................................... 5D. Karakteristik penelitian eksperimen..................................................... 5E. Pengertian variable ............................................................................... 8F. Prosedur penelitian eksperimen............................................................. 9G. Kelemahan penelitian eksperimen........................................................ 10H. Validitas eksperimen............................................................................. 11I. Bentuk design penelitian........................................................................ 13

1. Pre eksperimental design.................................................................. 142. True eksperimental design................................................................ 163. Factorial design................................................................................. 174. Quasi eksperimental design.............................................................. 18

J. Teknik analisis data................................................................................ 191. Uji prasyarat......................................................................................192. Uji Hipotesis.....................................................................................22

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................28A. Kesimpupan .........................................................................................28B. Saran ....................................................................................................29

Daftar Pustaka .................................................................................................... 30Lampiran.............................................................................................................31Journal Penelitian Eksperimen............................................................................31Analisis Journal...................................................................................................41

3

Page 4: Metode penelitian Eksperimen

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah dalam bidang pendidikan sangat komplek dan memerlukan solusi

atau jalan keluar dari masalah tersebut. Penelitian merupakan salah satu cara

ilmiah dan sistematis sebagai cara untuk mencari jawaban dari masalah–masalah

yang ada selama ini. Adapun masalah yang sering muncul seperti kualitas proses

belajar mengajar, suasana proses belajar mengajar, prestasi belajar siswa dan lain

sebagainya.

Dalam melakukan penelitian, maka diperlukan sebuah metodologi guna

merancang langkah-langkah bagaimana penelitian dapat dilakukan, selain itu

supaya hipotesis penelitian dapat teruji secara ilmiah dan empirik. Untuk

mendapatkan hasil penelitian yang baik, peneliti harus menentukan metode yang

sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Adapun metode untuk

menjalankan penelitian mencakup pendekatan penelitian, populasi dan teknik

persampelan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian dan jawal penelitian.

Metode penelitian mempunyai berbagai macam, peneliti harus mengenal

ciri-ciri dari metode penelitian, supaya dapat menyesuaikan dengan tujuan

penelitan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan salah satu

metode penelitian yaitu metode penelitian eksperimen.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasiakan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apa pengertian dari metode penelitian eksperimen ?

2. Apa tujuan dari penelitian eksperimen ?

3. Apa syarat-syarat dari penelitian eksperimen ?

4. Bagaimana karakteristik dari penelitian eksperimen ?

5. Variable apa saja yang terdapat dalam penelitian eksperimen ?

4

Page 5: Metode penelitian Eksperimen

6. Bagaimana prosedur penelitian eksperimen ?

7. Apa kelemahan dari penelitian eksperimen ?

8. Bagaimana validitas penelitian eksperimen ?

9. Bagaimana bentuk dari penelitian eksperimen ?

10. Bagaimana teknik analis data dalam penelitian eksperimen?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah

1. Untuk menjelaskan pengertian metode penelitian eksperimen

2. Untuk menjelaskan tujuan penelitian eksperimen

3. Untuk menjelaskan syarat-syarat penelitian eksperimen

4. Untuk menjelaskan karakteristik penelitian eksperimen

5. Untuk menjelaskan variable yang terdapat dalam penelitian eksperimen

6. Untuk menjelaskan prosedur penelitian eksperimen

7. Untuk menjelaskan kelemahan penelitian eksperimen

8. Untuk menjelaskan validitas penelitian eksperimen

9. Untuk menjelaskan bentuk dari penelitian eksperimen

10. Menjelaskan teknin analis data dalam penelitian eksperimen

5

Page 6: Metode penelitian Eksperimen

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian Eksperimen

Berdasarkan tempat penelitian terdapat tiga metode penelitian yaitu

penelitian eksperimen, survey dan naturalistik (kualitatif). Untuk pembahasan kali

ini lebih difokuskan pada metode penelitian eksperimen. Menurut Iskandar (2013)

mengatakan bahwa metode penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian

yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel

bebas (independent) serta mengamati variabel terikat. Hakekat penelitian

eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap

perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa, 2004). Selanjutnya, Hadi

(1985) mengatakan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang

diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002)

mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat

manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Lebih lanjut, Sugiono (2010)

menyimpulkan bahwa metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendali. Metode penelitian eksperimen merupakan bagian

dari metode kuantitatif yang memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya

kelompok kontrol. Proses penelitian eksperimen pada dasarnya sama dengan

metode penelitian kuantitatif lainnya, yaitu pemilihan dan definisi masalah,

memilih bahan dan sumber penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data dan analisis data serat membuat laporan hasil penelitian.

Menurut Sukardi (2011), penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan

dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di luar

laboratorium. Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa,

penelitian yang paling banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini

dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar

6

Page 7: Metode penelitian Eksperimen

laboratorium, diantaranya: (a) variabel eksperimen dapat lebih kuat; (b) lebih

mudah dalam memberikan perlakuan; (c) dapat melakukan setting yang mendekati

keadaan sebenarnya; dan (d) hasil eksperimen lebih aktual.

Dalam bidang fisika penelitian-penelitian dapat menggunakan desain

eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain dapat

mempengaruhi proses eksperimen sehingga dapat dikontrol dengan ketat. Contoh

penelitian dalam bidang fisika adalah pengaruh air laut terhadap tingkat korosi

logam tertentu.

Dalam bidang pendidikan, metode penelitian eksperimen akan mengalami

kesulitan untuk mendapatkan hasil akurat karena banyak variabel luar yang

berpengaruh dan sulit dikontrol. Contohnya adalah mencari pengaruh metode

pengajar kontekstual terhadap kecepatan pemahaman murid dalam pembelajaran

matematika.

Untuk mencari seberapa besar pengaruh metode mengajar konstektual

terhadap kecepatan pemahaman murid, maka harus membandingkan pemahaman

murid sebelum menggunakan metode konstektual dan sesudah menggunakan

metode konstektual, atau dengan cara membandingkan kelas yang diajar dengan

metode konstektual dan kelas yang diajar menggunakan metode lain.

Kecepatan pemahaman murid terhdap pelajaran matematika seseorang tidak

hanya dipengaruhi oleh metode pengajaran, tetapi oleh variabel lain, seperti IQ,

pengalaman, peran guru, gaya belajar, dan lain-lain. Sehingga mengukur seberapa

jauh pengaruh metode mengajar konstektual terhadap kecepatan pemahaman

murid sulit dilakukan.

B. Tujuan Penelitian Eksperimen

Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari

suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding

dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya,

suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk

menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan

metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi

7

Page 8: Metode penelitian Eksperimen

matematika pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya

pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.

Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan

sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan

dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak

terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang

dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya

(kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan

kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

C. Syarat-syarat Penelitian Eksperimen

Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat

jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan

penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan

dengan mengikut syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hal tersebut, Wilhelm

Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh

peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:

1. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan

melakukan penelitian;

2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang

sama;

3. peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang

diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya;

4. diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi

perlakukan (experimental group).

D. Karakteristik Penelitian Eksperimen:

Ada beberapa karakteristik penelitian eksperimen, yang membedakan

dengan penelitian positivistik lainnya, yaitu:

8

Page 9: Metode penelitian Eksperimen

1. Metode eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dianggap

paling dapat menguji hipotesis hubungan sebab-akibat, atau paling dapat

memenuhi validitas internal.

2.Metode eksperimen merupakan rancangan penelitian yang memberika pengujian

hipotesis yang paling ketat dibanding jenis penelitian yang lain.

3.Metode eksperimen merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap dampaknya dalam kondisi yang

terkendalikan.

4. Ciri khas yg membedakan penelitian eksperimen dg penelitian yg lain:

a. Satu atau lebih variabel bebas dimanipulasi (kondisinya dibuat berbeda,

misal: treatment dan non-treatment

b. Semua variabel lainnya, kecuali variabel perlakuan (variabel bebas),

dikendalikan (dipertahankan tetap).

c. Pengaruh manipulasi variabel bebas (pemberian perlakuan) terhadap variabel

terikat diamati, dengan asumsi karena diberi perlakuan yang berbeda maka

akan berdampak yang berbeda pula.

d. Adanya komparasi, sehingga perlu penyamaan antara kelompok yang akan

dikenai perlakuan dengan kelompok yang tidak dikenai perlakuan (dua

kelompok yang akan dibandingkan tersebut harus komparabel).

Menurut Ary (1985), ada tiga karakteristik penting dalam penelitian

eksperimen, anatara lain:

1. Variabel bebas yang dimanipulasi

Memanipulasi variabel adalah tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar

pertimbangan ilmiah. Perlakuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara

terbuka untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel yang terkait.

2. Variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan.

Menurut Gay (1982), control is an effort on the part of researcher to remove

the influence of any variable other than the independent variable that ought

affect performance on a dependent variable. Dengan kata lain, mengontrol

merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang

9

Page 10: Metode penelitian Eksperimen

mungkin dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan

eksperimen, group eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara

intensif agar karakteristik keduanya mendekati sama.

3. Observasi langsung oleh peneliti

Tujuan dari kegiatan observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk

melihat dan mencatat segala fenomena yang muncul yang menyebabkan

adanya perbedaan diantara dua group.

Ruang Lingkup Penelitian Eksperimen:

1. Sebagian besar eksperimen dalam bidang pendidikan pada umumnya dilakukan

dalam rangka melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Oleh karena itu, biasanya berkaitan dengan usaha untuk menguji pengaruh

materi, media, metode, atau praktik pendidikan yang baru terhadap hasil

belajar siswa.

2. Rancangan penelitian eksperimen pada umumnya, menggunakan variabel

tunggal:

a. satu variabel perlakuan dimanipulasikan (dibuat kondisinya berbeda),

selanjutnya diamati akibat/danpak dari perlakuan tersebut terhadap 1 atau

lebih variabel tergantung.

b. Variabel yang dimanipulasikan disebut: variabel perlakuan, variabel

treatment, variabel eksperimen, atau variabel independen.

c. Variabel yang merupakan akibat/dampak disebut: variabel tergantung,

variabel dependen, atau variabel dampak.

d. Masalah pokok: menentukan kelompok kontrol (pembanding) yang

sebanding (komparabel); dan membuat konstan (mengontrol/

mengendalikan) variabel-variabel non-eksperimental yang dapat

mempengaruhi variabel dampak.

10

Page 11: Metode penelitian Eksperimen

E. Pengertian Variabel:

Variabel, adalah gejala atau fakta (data) yang harganya berubah-berubah

atau bervariasi. Berikut ini dijelaskan jenis-jenis variabel yang termasuk dalam

penelitian eksperimen, yaitu:

1. Variabel Bebas/independen (variabel perlakuan/eksperimen) merupakan

variabel yang akan dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat/dependen,

atau variabel dampak.

2. Variabel Terikat/dependen (variabel dampak) merupakan variabel

hasil/dampak/akibat dari variabel bebas/perlakuan. Variabel terikat umumnya

menjadi tujuan penelitian, sumber masalah, yang ingin ditingkatkan

kualitasnya.

3. Variabel Kontrol (Pengendali) merupakan variabel yang berpengaruh terhadap

variabel terikat, tetapi pengaruhnya ditiadakan/dikendalikan dengan cara

dikontrol (diisolasi) pengaruhnya. Pengontrolan dapat dilakukan melalui

pengembangan disain penelitiannya (kondisinya dibuat sama) atau secara

statistik tertentu.

4. Variabel Moderator merupakan variabel yang mempengaruhi tingkat hubungan

(pengaruh) variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau hubungan/pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat memiliki nilai yang berbeda pada level

yang berbeda.

5. Variabel organismik atau variabel atribut.

Variabel ini tidak dapat diubah atau dimanipulasi oleh peneliti. Seperti variabel

bebas: umur, jenis kelamin, suku, dan lainnya yang sejenis.

6. Variabel imbuhan

Variabel imbuhan adalah variabel yang tidak dapt dikontrol yakni variabel

yang tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti, tetapi mempunyai pengaruh yang

berarti pada variabel terikat. Seperti variabel antusias guru, usianya, tingkat

sosial ekonominya, dan lain sebagainya.

11

Page 12: Metode penelitian Eksperimen

F. Prosedur Penelitian Eksperimen:

Menurut Gay (1982), langkah-langkah penelitian eksperimen pada dasarnya

sama dengan jenis penelitian positivistik yang lain, yaitu:

1. Memilih dan merumuskan masalah, termasuk akan menguji-cobakan perlakuan

apa, dampak dampak apa yang ingin dilihat.

2. Memilih subyek yang akan dikenai perlakuan dan subyek yang tidak dikenai

perlakuan.

3. Pembuatan atau pengembangan instrumen

4. Memilih disain penelitian eksperimen.

5. Melaksanakan prosedur penelitian dan pengumpulan data.

6. Menganalisis data

7. Perumusan kesimpulan

Langkah Operasional Penelitian :

Sebelum peneliti mulai “on action” maka peneliti perlu melakukan:

1. Membentuk atau memilih kelompok-kelompok (kelompok yang dikenai

perlakuan dan kelompok pembanding/kelompok kontrol).

2. Memperkirakan apa yang akan terjadi pada setiap kelompok.

3. Mencoba mengontrol semua faktor lain di luar perubahan yang direncanakan.

4. Mengamati atau mengukur efek pada kelompok-kelompok setelah perlakuan

berakhir.

5. Penelitian eksperimen adalah penelitian untuk menguji hipotesis.

Setidaktidaknya dengan 1 hipotesis hubungan sebab-akibat dari 2 variabel,

yaitu variabel perlakuan dan variabel dampak.

6. Penelitian eksperimen yang paling sederhana biasanya melibatkan 2 kelompok,

yaitu:

a. Kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang dikenai perlakuan tertentu,

b. Kelompok kontrol atau kelompok pembanding, yaitu kelompok yang tidak

dikenai perlakuan.

12

Page 13: Metode penelitian Eksperimen

7. Kelompok eksperimen menerima treatmen yang baru, suatu treatmen yang

sedang diselidiki, sedangkan Kelompok kontrol menerima treatmen yang

berbeda atau diberi treatmen seperti biasa.

8. Dua kelompok yang akan dibandingkan, yaitu kelompok yang menerima

treatmen dan kelompok yang tidak dikenai treatmen harus disetarakan terlebih

dahulu, agar dapat dipastikan bahwa adanya perbedaan pada variabel terikat

semata-mata karena pengaruh perlakuan yang diberikan bukan karena memang

sejak awalnya sudah berbeda.

9. Cara Penyetaraan yang dapat dilakukan:

a. Membuat berpasang-pasangan (matching), misal: siswa yang nilai awalnya

sama dikelompokkan berpasang-pasangan pada kelompok yang berbeda.

b. Penugasan secara random (random assignment), yaitu menempatkan subyek

baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding dengan

cara diundi (dirandom), atau tidak dipilih-pilih.

c. Kesulitan yang terjadi adalah tidak memungkinkan (sulit) mengelompokkan

siswa secara bebas, dan terpisah dari rombelnya, karena akan merusak

sistem yang telah berjalan. Sehingga sampelnya apa adanya, atau disebut

intax sampel.

G. Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Eksperimen:

Penetian eksperimen yang dipilih terkait erat dengan tingkat validitas hasil

penelitian yang akan diperoleh. Namun demikian, pada penelitian eksperimen di

kelas pembelajaran, akan banyak menghadapi berbagai keterbatasan, antara lain:

1. Kesulitan untuk mengelompokkan siswa secara bebas sesuai keinginan

peneliti, yaitu melakukan matching atau penugasan secara random, sehingga

sulit memperoleh dua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol)

yang benar-benar sebanding (komparabel).

2. Penelitian eksperimen di kelas pada umumnya hanya dapat menggunakan kelas

atau kelompok siswa apa adanya, sehingga sampelnya disebut intax sample.

3. Kendala-kendala yang terkait dengan kejujuran dan keobyektifan guru dalam

mengukur dampak perlakuan (hasil belajar).

13

Page 14: Metode penelitian Eksperimen

4. Kendala untuk mengendalikan factor-faktor (variabel) yang dapat

mempengaruhi hasil eksperimen, misal: interaksi siswa dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak mungkin dicegah, dsb.

Dalam penelitian eksperimen terdapat keunggulan jika dibandingkan dengan

penelitian lainnya.

1. Ekperimen didesain untuk dapat mengendalikan secara ketat pada variabel-

variabel ekstra yang tidak beruhubungan dengan variabel yang sedang di amati.

2. Penelitian eksperimen memiliki efisiensi yang tinggi. Penelitian eksperimen

dapat dilakukan pada populasi yang terbatas, sehingga tidak membutuhkan

banyak subyek untuk terlibat dalam proses eksperimen. Suatu eksperimen yang

diketahui memiliki pengaruh yang kuat membutuhkan partisipan yang tidak

terlalu besar, sehingga akan meringankan kerja eksperimen.

Sekalipun eksperimen memiliki sejumlah keunggulan dibanding dengan jenis

penelitian lainnya, sejumlah kritik juga dialamatkan ke peneltian eksperimen.

Kritik dan sekaligus keterbatasan penelitian eksperimen adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian eksperimen (khususnya laboraturium) dipandang tidak selalu

sejalan dengan lapangan.

2. Beberapa varibel secara moral atau hukum tidak dapat dimanupalasi, misalnya

manipulasi dalam bentuk menghilangkan interaksi sosial secara permanen,

merangsang timbulnya perilaku seksual. Contoh-contoh tersebut secara moral

tidak dibenarkan dilakukan eksperimen.

Sekalipun secara moral atau legal dapat dilakukan, tetapi secara ekonomi

atau teknik pengetahuan tidak memiliki sumber yang memadai. Misalnya efek

pemilikan mobil baru pada minat membaca iklan mobil. Tidak mungkin peneliti

melakukan random kepada sejumlah subjek dan memberi mobil baru pada

penelitian.

H. Validitas Eksperimen

Ada dua jenis validitas eksperimen menurut Riyanto dalam Zuriah (2005)

yaitu:

14

Page 15: Metode penelitian Eksperimen

1. Validitas internal

Suatu eksperimen memiliki validitas internal jika faktor-faktor yang

dimanipulasi (variabel bebas) benar-benar murni memberikan pengaruh atau

efek pada fenomena pada variabel terikat tergantung yang diobservasi dalam

latar eksperimen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal adalah:

a. Faktor sejarah atau history dari subjek yang diteliti

b. Kematangan.

Perubahan seorang dari waktu ke waktu yang diakibatkan oleh reaksi wajar

dari kematangannya dapat mengganggu dalam menerjemahkan perubahan.

b. Peristiwa insidental

Penampilan subjek yang diobservasi oleh peneliti dapat dipengaruh oleh

peristiwa spesifik yang bersifat eksternal yang muncul secara insidental.

c. Pretesting/ Ujian

Proses ujian awal pada permulaan eksperimen dapat menghasilkan

perubahan pada diri subjek yang terkena eksperimen.

d. Instumen pengukuran yang digunakan

e. Pengukuran yang tak stabil

Penggunaan alat dan teknik pengukuran yang tidak reliabel dan akurat untuk

mendeskripsikan dan mengukur aspek-aspek tingkah laku, termasuk suatu

ancaman terhadap validitas eksperimen.

f. Regresi statistik

Eksperimen yang berpola pretests-posttest biasanya mengalami ancaman

ini. Subjek-subjek yang nilainya tinggi pada pretest, tidak menutup

kemungkinan nilainya pada posttest akan rendah, dan sebaliknya.

g. Seleksi sampel yang berbeda

Memilih sampel yang tidak equivalen antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol menimbulkan bias yang dapat mengancam validitas

internal.

h. Adanya mortalitas sampel eksperimen

15

Page 16: Metode penelitian Eksperimen

Eksperimen yang berjangka panjang dapat saja sampelnya menguap karena

kematian atau putus di tengah jalan.

2. Validitas eksternal

Biasanya eksternal biasanya mengacu pada hubungan antara variabel yang

ditemukan dan dapat digeneralisasikan pada situasi-situasi noneksperimental.

Validitas eksternal berkaitan dengan kemampuan temuan eksperimen untuk

digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi validitas eksternal adalah:

a. Latar eksperimen buatan Ada kemungkinan peneliti membuat suasana dan

kondisi eksperimen buatan yang sedemikian rupa dalam rangka

mempertajam kontrol terhadap variabel imbuhan.

b. Pengaruh Placebo Hawthorne

Pengaruh ini menunjuk kepada ancaman yang bersifat psikologis. Subjek

yang tahu bahwa dirinya berada dalam suatu eksperimen dapat menjadi

variabel imbuhan dan membuat biasnya eksperimen.

c. Campur tangan perlakuan sebelumnya

Suatu eksperimen yang orangnya itu-itu saja (kelompok tunggal), baik

dalam kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

d. Tes/Ujian

Validitas suatu instrumen selalu bergantung kepada situasi dan tujuan

khusus penggunaan instrumen tersebut. Suatu tes yang valid untuk satu

situasi mungkin tidak valid pada situasi yang lain.

d. Pilihan yang bias

Pilihan yang bias terhadap sampel dalam kelompok eksperimen dan kontrol

(tidak equivalen) dapat mengancam validitas eksternal juga.

I. Bentuk Design Eksperimen

Metode eksperimen memiliki macam-macam metode, diantaranya dapat

dilihat pada gambar berikut.

16

Page 17: Metode penelitian Eksperimen

Gambar 1. Macam-macam metode eksperimen

 1. Pre-Eksperimental Design

Pre-eksperimental design belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh,

karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap bentuk

variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu

bukan semata-mata depengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi karena

tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Ada tiga

macam bentuk pre-eksperimental design yaitu:

a.  One-Shot Case Study

Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

                                 X =  treatment yang diberikan (variabel independen)

                                O = observasi (variabel dependen)

17

Page 18: Metode penelitian Eksperimen

Paradigma ini dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok diberi

treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatment sebagai

variabel independen dan hasil sebagai variabel dependen)

Contoh: pengaruh Ruang Kelas ber AC (X) terhadap Daya Tahan Belajar

Murid (O).

b.  One-Group Pretest-Posttest Design

Pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, sehingga hasil

perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan

keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

O1 = nilai pretest (sebelum diberi diklat)

O2 = nilain posttest (setelah diberi diklat)

                                                

Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O1 – O2)

c.   Intact-Group Comparison

Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian

tetapi dibagi dua yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi

perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak doberi

perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut,

                            

O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan

O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan

Pengaruh perlakuan = O1 – O2

   

18

Page 19: Metode penelitian Eksperimen

Contoh:

Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi

terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek mengelas pada

SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua

kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi (O1) dan dua kelas

dengan metode ceramah (O2). Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur. Bila

prestasi/kompetensi murid yang diajar dengan metode demonstrasi lebih

tinggi daripada murid yang diajar metode ceramah, maka metode

demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktek mengelas.

(O1 – O2)

Ketiga bentuk desain pre-experimental bila diterapkan untuk penelitian,

akan banyak variabel luar yang masih berpengaruh dan sulit dikontrol sehingga

validasi internal penelitian menjadi rendah.

2.  True Experimental Design

Dalam desain ini peneliti dapat  mengontrol semua variabel luar yang

mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal dapat

menjadi tinggi. Ciri utama desain ini adalah sampel dan kelompok kontrol diambil

secara random dari populasi tertentu.  Terdapat dua macam bentuk desain ini

diantaranya adalah:

a.   Posttest-Only Control Design

19

Page 20: Metode penelitian Eksperimen

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara

random (R). kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain

tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan

kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh

adanya perlakuan (treatment) adalah (O1: O2). Dalam penelitian yang

sesungguhnya pengeruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-

test, kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara

signifikan.

b.   Pretest-Posttest Control Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,

kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik

bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh

perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)

   3.   Factorial Design

Desain ini memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang

mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel

dependen). Paradigma desain ini digambarkan sebagai berikut:

20

Page 21: Metode penelitian Eksperimen

  Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random kemudian masing-

masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap

kelompok bila pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel

moderatornya adalah Y1 dan Y2.

Contoh:

Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru

terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat. untuk itu dipilih empat

kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu

laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2)

4.  Quasi Experimental Design

Desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang

sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Terdapat dua bentuk desain ini

diantaranya adalah:

a.   Time Series Design

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat

dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest

sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan

keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat

kali nilainya berbeda-beda berarti kelompok tersebut keadannya labil, tidak

menentu dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat

diketahui dengan jelas maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya

menggunakan satu kelompok sehingga tidak memerlukan variabel control.

21

Page 22: Metode penelitian Eksperimen

Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang

baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah (O5 +

O6 + O7 + O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).

b.  Nonequivalent Control Group Design

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya

pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok control tidak dipilih

secara random.

  

Contoh:

Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi

terhadap derajad keshatan karyawan sekolah. Desain penelitian dipilih satu

kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut setengah

diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O1 dan

O3 merupakan derajad kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam

pagi. O2 adalah derajad kesehatan karyawan setelah senam pagi selama 1

tahun. O4, adalah derajad kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan

senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan

adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).

J. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat

Data hasil penelitian yang telah diperoleh sebelum dianalisis terlebih

dahulu diuji dengan menggunakan uji prasyarat, meliputi:

a. Uji Normalitas

22

Page 23: Metode penelitian Eksperimen

Menurut Sudjana (1996), adapun langkah-langkah yang dilakukan

untuk uji normalitas sebagai berikut:

1) Menentukan rentang (R) yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

2) Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus

Sturggos, yaitu:

K= 1 + 3,33 log n.

Dengan n menyatakan bahwa data dan hasil akhir dijadikan bilangan

bulat.

3) Menentukan panjang kelas interval (P), dengan rumus

p=Banyakrentang

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

5) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing elas interval

6) Menghitung rata-rata nilai ( ) dengan rumus:

Keterangan :

fi = frekuensi kelas ke-i

Xi = titik tengah kelas ke-i

7). Menghitung variasi dengan rumus :

Keterangan:

S2 = simpangan baku gabungan

n = jumlah sampel

f1 = frekuensi ke 1

X12 = titik tengah kelas ke-i

8). Menghitung nilai Z dengan rumus:

23

Page 24: Metode penelitian Eksperimen

Keterangan :

S = standard deviasi

bk = batas bawah

9). Menentukan luas tiap kelas interval (L).

10). Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan rumus

Ei = n x L

11). Membuat daftar frekuensi pengamatan (Oi) dengan frekuensi

harapan

12). Menghitung nilai x2 (chi kuadrat) dengan rumus :

13). Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini disusun

dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas kelas interval

sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan kelas:

dk = K – 1 dan taraf dan taraf ∝=0,01

14). Menentukan normalitas distribusi dengan kriteria berdistribusi

normal. Jika x2hitung< x2(∝−dk ), maka data berdistribusi normal.

b. Uji homogenitas

Langkah-langkah uji homogenitas sebagai berikut :

1). Menentukan hipotesis untuk homogenitas sample

Ho : σ12=σ2

2 artinya data homogen

Ha : σ12≠ σ 2

2 artinya tidak homogen

2). Menentukan homogenitas sample dengan menggunakan uji varian (F)

dengan rumus

Keterangan

F = Varian yang dicari

S12 = Varian terbesar

24

Page 25: Metode penelitian Eksperimen

S22 = Varian terkecil

3). Menyimpulkan homogenitas sample, kriteria pengujian Ho diterima

jika F hitang < F table.

2. Uji Hipotesis

Data hasil penelitian berdasar uji prasyarat menunjukkan data

berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis

menggunakan uji-t. Uji hipotesis telah dilakukkan dengan beberapa tahapan

sebagai berikut:

a. Menentukan standar deviasi yang diturunkan dari rumus gabungan sebagai

berikut :

Keterangan :

S2 = Varian gabungan

S1 = Standar deviasi kelas 1 ( Kelas eksperimen)

S2 = Standar deviasi kelas 2 (kelas kontrol)

n1 = jumlah sampel kelas 1 ( kelas eksperimen)

n2 = Jumlah sample kelas 2 ( kelas kontrol)

b. Mencari perbedaan kemampuan pemahaman siswa dengan menggunakan

uji hipotesis rata-rata (Uji-t) dua pihak. Menurut Sudjana (1996) rumus

yang digunakan Jika σ 1=σ2 yaitu:

c. Uji t (t test)

Uji t pada dasarnya adalah untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan

Mean dari dua sampel atau dua variabel. Masing – masing variabel

tersebut berskala internal/rasio dan adanya linieritas dan normalitas.

Berikut beberapa rumus Uji t dan penggunaannya.

25

Page 26: Metode penelitian Eksperimen

1. Uji t untuk sampel yang berkorelasi.

t=X1−X2

√∑ D2−(∑ D)

2

NN (N−1)

Keterangan : t = Koefisien t

X1 = Mean sampel 1

X2 = Mean sampel 2

D = Beda antara skor Mean 1 dan 2

D2 = Beda pangkat 2

N = Jumlah pasangan

2. Uji t untuk sampel yang terpisah dan variannya homogin

t=X 1−X2

√[∑ X12−∑ X2

2

n1+n2−2 ][ 1n1

+ 1n2 ]

Keterangan :

t = Koefisien t

∑ X2= Jumlah deviasi pangkat dua

X=¿ Mean masing-masing sampel

n=¿ Jumlah kasus pada tiap sampel

3. Uji t untuk sampel-sampel terpisah dan variannya hitrogen

t=X1−X2

√ S12

n1+

S22

n2

Keterangan :

X1 = Mean sampel 1

X2 = Mean sampel 2

S12 = Varian sampel 1

26

Page 27: Metode penelitian Eksperimen

S22 = Varian sampel 2

n= jumlah kasus masing-masing sampel

d. Uji Z

Uji Z digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang perbedaan Mean dari dua

sampel/variabel. Masing-masing variabel berskala interval. Jumlah N

biasanya lebih besar dari 30 (di atas 30). Jadi jumlah sampel yang lebih

besar dari 30 dapat menggunakan uji Z.

Rumusnya sebagai berikut :

Z=X1−X2

√ S12

n1+

S22

n2

Keterangan :

Z = Koefisien Z

X1 = Mean sampel 1

X2 = Mean sampel 2

S12 = Varian sampel 1

S22 = Varian sampel 2

n1= jumlah kasus sampel 1

n2= jumlah kasus sampel 2

e. Korelasi Product Moment (rxy)

Korelasi Product Moment untuk uji hipotesis nihil tentang hubungan

antara dua variabel (variabel X dan Y). Masing-masing variabel berskala

interval. Syarat lain adalah adanya normalitas dan linieritas.

r xy=∑ xy

√(∑ x2 ) (∑ y2 )Keterangan :

rxy = Koefisien koreksi antara x dan y

xy = Produk dari x kali y

27

Page 28: Metode penelitian Eksperimen

x2 = Deviasi dari nilai pada variabel x dikuadratkan

y2 = Deviasi dari nilai pada variabel y dikuadratkan

f. Korelasi Rank Order (rho)

Korelasi rank order untuk uji hipotesis nihil tentang hubungan antara dua

variabel (variabel X dan Y). Masing-masing variabel tersebut berskala

ordinal.

rho=1−6∑ d2

N ( N2−1 )

Keterangan :

rho = Koefisien korelasi rank order

d = Perbedaan antara pasangan jenjang

N = Jumlah pasangan

1 = Angka satu, bilangan konstan

6 = Angka enam, bilangan konstan

g. Korelasi Biserial (rbis)

Korelasi biserial digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang hubungan

antara dua variabel (variabel X dan Y). Variabel X berskala ordinal dua

tingkatan sedangkan variabel Y berskala interval.

rbis=M 1−M 2

SDtot[ PQ

o ]Keterangan :

rbis = Koefisien korelasi biserial

M1 = Mean dari sampel 1

M2 = Mean dari sampel 2

SDtot = Standart Deviasi total

28

Page 29: Metode penelitian Eksperimen

P = Proporsi → P= nN

Q = 1 – p

O = Tinggi ordinat

h. Korelasi Serial (rser)

Korelasi serial digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang hubungan antara

dua variabel (variabel X dan Y). Variabel X berskala ordinal tiga tingkatan

ke atas, sedangkan variabel Y berskala interval.

r ser=∑ [ (O1−Oh ) M ]

SDtot ∑ [ (O1−Oh )2

P ]Keterangan :

rser = Koefisien korelasi “serial”

O1 = Ordinat yang lebih rendah

Oh = Ordinat yang lebih tinggi

M = Mean dari tiap-tiap sub variabel (Tingkatan)

SDtot = Standart Deviasi total

P = Proporsi segmen dalam sampel

i. Korelasi Poin Biserial (rpbs)

Korelasi point biserial digunakan untuk uji hipotesis nihil tentang

hubungan antara dua variabel (variabel X dan Y). Variabel X berskala

nominal dikotomus, sedang variabel Y berskala interval.

r pbs=M 1+M 2

SDtot√ PQ

Keterangan :

rpbs = Koefisien korelasi “point biserial”

M1 = Mean dari sampel 1

29

Page 30: Metode penelitian Eksperimen

M2 = Mean dari sampel 2

SDtot = Standart Deviasi Total

P = Proporsi segmen dalam sampel

Q = 1-P

j. Korelasi Point Serial (rps)

Korelasi Point Serial digunakan untuk uji hipotesis tentang hubungan

antara dua variabel (varibel X dan Y). Variabel X berskala nominal non

dikotomus, sedangkan variabel Y berskala interval.

r ps=∑ [ (O1−O2 ) M ]

SDtot√∑ (O1−Oh )2

P

Keterangan :

rpbs = Koefisien korelasi “point biserial”

O1 = Ordinat yang lebih rendah

Oh = Ordinat yang lebih tinggi

M = Mean dari tiap-tiap sub variabel (Tingkatan)

SDtot = Standart Deviasi Total

P = Proporsi segmen dalam sampel

30

Page 31: Metode penelitian Eksperimen

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Metode penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menuntut

peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas

(independent) serta mengamati variabel terikat serta untuk mencari

pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendali.

2. Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu

perlakuan tertentu terhadap suatu kelompok tertentu dibanding dengan

kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda.

3. Syarat-syarat dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu: Peneliti

harus menentukan kapan dan di mana akan melakukan penelitian; perlakuan

dapat diulang dalam kondisi yang sama; harus dapat memanipulasi variabel

yang diteliti.

4. Karakteristik penelitian eksperimen adalah variabel bebas yang

dimanipulasi, variabel lain yang berpengaruh dikontrol agar tetap konstan

dan observasi langsung oleh peneliti

5. Jenis-jenis variabel yang termasuk dalam penelitian eksperimen, yaitu:

variabel bebas/independen, variabel terikat/dependen, variabel kontrol,

variabel moderator, variabel organismik atau variabel atribut dan Variabel

imbuhan.

6. Prosedur penelitian eksperimen adalah Memilih dan merumuskan masalah,

memilih subyek penelitian, pembuatan atau pengembangan instrumen,

memilih disain penelitian eksperimen, Melaksanakan prosedur penelitian,

pengumpulan data, Menganalisis data dan Perumusan kesimpulan

7. Kelemahan penelitian eksperimen adalah kesulitan untuk mengelompokkan

siswa secara bebas sesuai keinginan peneliti, sampelnya disebut intax

sample, kendala kejujuran dan keobyektifan guru dalam mengukur dampak

31

Page 32: Metode penelitian Eksperimen

perlakuan dan kendala untuk mengendalikan factor-faktor (variabel) yang

dapat mempengaruhi hasil eksperimen.

8. Ada dua jenis validitas yaitu validitas internal dan validitas eksternal.

9. Bentuk design eksperimen adalah Pre-Eksperimental Design, True

Eksperimental, Factorial Eksperimental, dan Quasi Eksperimental Design.

10. Teknik analisi data meliputi Uji Normalitas, uji homogenitas, dan uji

hipotesis.

B. Saran

Hendaknya peneliti memahami semua bentuk metodologi penelitian,

sehingga peneliti tidak salah dalam memilih metodeologi penelitian.

Kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh

penulis demi kesempurnaan makalah ini.

32

Page 33: Metode penelitian Eksperimen

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, A. (2004) Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ary, D., & Jacob, L.C. & Razavieh, A. (1985). Introduction to Research in Education 3rd Edition. New York: Holt.

Gay, L.R. (1983). Educational Research Competencies for Analsis & Application. 2nd

Edition. Ohio: A Bell & Howell Company.

Hadi, S. (1985) Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Iskandar. (2013). Metodologi penelitian pendidikan dan sosial. Jakarta:Referensi.

Latipun. (2002) Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.

Sugiono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zuriah, N. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

33

Page 34: Metode penelitian Eksperimen

ANALISIS JURNAL

Judul :

Pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing untuk

meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa

SMP

Peneliti :

Leo Adhar Effendi

Latar belakang:

pembelajaran matematika masih berfokus pada buku teks.

Guru mengajar dengan metode ceramah dan ekspositori, tidak adanya kegiatan

eksplorasi.

siswa tidak aktif dalam belajar.

Siswa tidak terbiasa melatih kemampuannya untuk memecahkan masalah

matematika.

Siswa tidak terbiasa melatih kemampuan representasi matematis

Tujuan :

Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan representasi dan

pemecahan masalah matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran

matematika dengan metode penemuan terbimbing dan pembelajaran

konvensional.

Metodologi:

Kuasi Eksperimen dengan Desain Nonequivalentcontrol Group Design. Desain

Ini digambarkan seperti berikut.

O X

O

O O

34

Page 35: Metode penelitian Eksperimen

Keterangan:

O : Tes

X : Perlakuan (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan

Terbimbing)

Variabel Kontrol: Kemampuan Awal Matematis.

Sample : 71 siswa SMP di Bandung secara Purposif sampling

Kelas VIII H sebagai kelas kontrol

Kelas VIII G sebagai kelas Eksperimen

Langkah-langkah

1. Cari mean kelas eksperimen dan kelas kontrol

2. Uji ANOVA dua jalur

c). Ho : tidak terdapat interaksi antara faktor pembelajaran dan faktor kemampuan awal

matematis

H1: terdapat interaksi anatara faktor pembelajaran dan faktor kemampuan matematis

Hasil :

kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik

daripada pembelajaran konvensional.

35

Page 36: Metode penelitian Eksperimen

Terdapat interaksi yang signifikan antara faktor pembelajaran dan kemampuan

awal matematis terhadap kemampuan representasi dan pemecahan

masalahmatematis.

Siswa memiliki sikap positif terhadap matematika dan pembelajaran dengan

metode penemuan terbimbing.

Saran Analis :

Karena H1 di terima maka seharusnya dilakukan uji lanjutan.

36