Upload
maulana-ibrahim
View
123
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
anak
Citation preview
Menata Baqa AnakBy: Amelia Ayu P, S.Psi
Apa itu Baqa?
Naluri yang memiliki Kecenderungan untuk mempertahan diri, seperti eksistensi diri, rasa takut, rasa memiliki, suka memimpin, marah, senang, sedih dasar percaya diri, rasa tanggungjawab dan kepemimpinan
Kenapa Harus di Tata ?Salah satu faktor penentu kesuksesan anak di masa mendatang.Modal penting dalam membangun hubungan dengan dirinya dan orang lainBerpengaruh dalam kemampuan menempatkan diri dalam berbagai situasi dan kondisi
“Orang yang cerdas adalah orang yang mampu menundukkan hawa nafsunya serta biasa beramal untuk bekal kehidupan setelah mati. Sebaliknya, orang yang lemah adalah orang
yang memperturutkan hawa nafsunya, sementara dia berangan-angan kepada Allah” (HR. At tirmidzi, Ahmad, Ibn
Majah, dan al-Hakim).
Kenali Baqa Anak Anda
ANAK
USIAPerkembangan
TAHAPAN
USIA DINI 0-6 Tahun
PRA-BALIGH 7-14 Tahun
BALIGH ≥ 15 Tahun6
TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK
TAHAPAN PERKEMBANGAN NALURI ANAK
7
Usia 0 – 7 Tahun (menjelang tamyiz)• Ukuran pelayanan:
• memiliki hak secara sempurna untuk diperlakukan secara baik oleh yang lain (pelayanan & perlindungan penuh)
Sejak tamyiz sampai ‘aqil baligh (dewasa) sudah mampu melakukan perintah secara mandiri tetapi kemampuannya belum sempurna karena baik fisik maupun akalnya masih dalam tahap perkembangan. Pada fase ini ada 2 tahap :
Masa 7-10 tahun
• Pembiasaan (rutinitas) pelaksaan taklif syariah tanpa sanksi fisik. Mendidik dengan cara memotivasi dan memberikan ancaman qoul (kata-kata) berdasarkan hukum syara
Masa 10 tahun-dewasa (maksimum 15 tahun)• Pendisiplinan pelaksanaan taklif syariah dengan memberikan sanksi fisik bila
meninggalkan dengan sengaja. Sanksi fisik yang dimaksud dalam rangka ta’dib (pembelajaran) bukan menyakiti atau menyiksa. Pada usia ini anak belajar menjadi orang dewasa
TAHAPAN PERKEMBANGAN NALURI ANAK
4. Usia Dewasa (diatas 15 tahun)Pelaksanaan taklif syariah dengan kesadaran dan tanggung jawab penuh, tidak dimaafkan kesalahan secara sengaja dan diberikan sanksi fisik sebagai hukuman (uqubat)
8
• Perkembangan fisik, naluri dan akal sempurna pada usia baligh
• Aqil baligh penentu mukallaf terhadap pelaksanaan perintah dan larangan Allah sebagai petunjuk hidup di dunia
9
• Perlu pendidikan bagi anak untuk mempersiapkannya menjadi manusia dewasa yang mandiri dan bertanggungjawab dalam menyelesaikan permasalahan hidupnya sesuai petunjuk PenciptaNya.
NALURI BAQA’ PADA ANAK0-6 TH, 7-10 TH, 10-14 TH
10
Naluri Baqo Usia Menjelang Tamyiz :
ditumbuhkan mulai dari – Memunculkan rasa aman, tidak berkembang rasa takut terhadap
sesuatu yang baru dikenalnya– Memunculkan rasa eksistensi dirinya; merangsang keinginannya
untuk bermain bersama dengan saudaranya dan temannya; merangsang munculnya rasa tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain; merangsang tanggung jawab menolak kezholiman dan membela kebenaran.
– Memunculkan rasa memiliki terhadap benda-benda yang menjadi kebutuhannya, rasa pemeliharaan terhadap benda-benda yang menjadi miliknya, membedakan mana yang menjadi milik sendiri dan mana yang menjadi milik orang lain. Bila ingin menggunakan milik orang lain harus ijin terlebih dahulu. Selanjutnya ditumbuhkan keridhoannya untuk selalu berbagi, dimulai berbagi kepada saudaranya, selanjutnya dengan temannya.
11
Naluri Baqa’ (Sejak tamyiz sampai ‘aqil baligh—dewasa):
– Siap mandiri memenuhi kebutuhannya sendiri (mandi, makan, berpakaian), hidup bermasyarakat, berbagi, bekerjasama, tolong menolong
– Berani membela kebenaran– Siap berkompetisi dengan teman seusianya dan
menghargai temannya
12
Naluri Baqa’ (Masa 10 tahun-dewasa (maksimum 15 tahun):
– Bertanggung jawab memenuhi kebutuhannya sendiri
– Berani membela kebenaran dan menolak kezholiman
– Siap berkorban untuk kebenaran dan memimpin temannya sampai orang dewasa
13
Cara Rasulullah
Mengembangkan Baqa Anak
Bermain/Senda-Gurau
Hasan dan Husain menaiki punggung Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda:
”Sebaik-baik unta adalah unta kalian, sebaik-baik penunggang unta adalah kalian”.
HR Tirmidzi, ”Keringat anak diwaktu kecil menambah
kecerdasannya diwaktu dewasa”.
Rasulullah SAW mengajak Aisyah berlomba lari saat itu belum berumur 5 tahun, sampai ia merasa puas, bersabda:“Hormatilah anak-anak kecil yang senang bermain”.
Rasullah SAW menampakkan kasih-sayang kepada anak-anak, dengan cara:
Abu Hurairoh berkata,” Rasulullah SAW mencium Hasan dan disebelahnya duduk AL Aqra bin Habits At Tamimi. Al Aqra berkata,”saya punya 10 anak tidak seorangpun diantara mereka pernah saya cium”. Rasulullah SAW berkata,”Barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak disayangi”. (HR. Bukhari)
Bukanlah termasuk dalam golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil diantara kami” (Al Hadits)
Mencium
Tidak mencela
Dari Anas RA,”Saya membantu Nabi SAW selama 10 tahun, demi Allah SWT beliau SAW tidak pernah mengatakan kepada saya “cih”, “Mengapa kamu berbuat itu”, “Tidakkah kamu yang berbuat?”
Memanggil dengan nama kesayangan
“Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk”(QS:49:11)
Rasulullah memanggil adik Anas bin Malik (yang berumur 2 tahun) dengan julukan “Abu Umair”.(H.R.Abu Daud)
Memberi hadiah
“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai”(H.R Ath-Thabrani)
Didatangkan kepada Rasulullah Saw berupa kiriman hadiah dari Negeri Najasi, didalamnya terdapat gunting dari Habsyi, lalu beliau mengambil dengan jari-jemarinya, kemudian memanggil Umamah bin Abu Al-Ash (anak dari Zainab) seraya bersabda,”Cukurlah dengan ini, hai anakku” (H.r Abu Daud)
Kasih sayang pada anak tidak berlebihan. Anak perlu diberi peringatan saat melakukan kesalahan, agar tidak terbiasa melakukan kesalahan tersebut
Muadz bin Jabal RA berkata,”Rasulullah SAW berwasiat: ‘Nafkahilah anakmu dengan sebagian hartamu, jangan buang tongkatmu dari mereka untuk mendidik mereka, buatlah mereka takut karena Allah SWT”Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa nabi SAW berkata,”Letakkan tongkatmu dimana anggota keluargamu bisa melihat”.
Kunci dalam Menata Baqa
1. Bangun komunikasi positif dengan anak
2. Bangun
kedekatan emosional
dengan anak
3. Jauhkan sikap
menekan/ menuntut melainkan
mencari solusi
4.Lakukan relaksasi setiap anak
bereda dalam puncak emosi mereka
5.Selalu berikan dorongon positif untuk melakukan sesuatu secara mandiri
6. Kenali emosi anak dan bantu
anak untuk mengenalinya
7. Hindari pemberian rewad dan hukuman secara fisik
8.Banyak luangkan waktu anda bersama dengan anak-anak
9. Berikan kepercayaan pada anak atas barang dan aktivitasnya sendiri
10. Selalu konsisten dalam menetapkan peraturan dan pemberian respon
atas aktivitas anak
Sayangi Anak Anda