Upload
hafidzotul-millah
View
480
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
TAHAPAN BERFIKIR KREATIF DAN PENGEMBANGAN ASTETIK PP 58 DALAM KURIKULUM AUD
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah pengembangan daya pikir dan daya cipta anak di UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Dosen : Dra. Yuyun Yulianingsih, M.pd
Disusun oleh :
Hafidzotul Millah (1152100024)
Khujatul Khaji (1152100036)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFAL
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUDUNG DJATI
BANDUNG
2015/2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat
rahmat petunjuk dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul “Tahapan Berfikir Kreatif Dan Pengembangan Astetik Pp
58 Dalam Kurikulum Aud” tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga
selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan
inspirator terbesar dalam segala keteladanannya beserta keluarganya, sahabat, dan
para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata
kuliah Pengembangan Daya Pikir Dan Daya Cipta Anak yang mana merupakan
salah satu mata kuliah utama yang sangat penting untuk disampaikan kepada
mahasiswa karena ini merupakan tolak ukur di fakultas Tarbiyah dan Keguruan
khususnya jurusan PGRA khususnya penanaman norma dan bertujuan agar pesan
moral yang ingin di sampaikan guru dapat benar-benar sampai dan di pahami oleh
anak-anak untuk bekal kehidupannya di masa depan.
Kami menyadari bahwa makalah yang sederhana ini jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, dengan segala kerendahan hati kami memohon kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak, terutama Bapak Dosen selaku
pembimbing mata kuliah ini. Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan khususnya menambah wawasan bagi para pembaca.
Bandung, 28 Maret 2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Maksud dan tujuan........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
A. Pengertian Berfikir Kreatif............................................................................3
B. Tahapan Berfikir Kreatif...............................................................................5
C. Pengembangan Kurikulum Paud Berdasarkan Permen 58 Tahun
2009. 8
BAB III..................................................................................................................11
A. Simpulan.....................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang sangat esensial
untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan
lainnya. Berpikir kreatif telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak
1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik
pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1).
Berfikir kreatif adalah cara-cara baru yang non konvensionil untuk
menemukan dan menggali ide baru yang berguna.makalah ini memberikan
penjelasan dan pedoman singkat mengenai cara berfikir tersebut, berserta contoh-
contoh yang menarik dari kehidupan yang nyata.
Berfikir Kreatif bukanlah suatu yang baru. Ahli-ahli fikir kreatif telah ada
ribuan tahun yang lalu, mungkin jauh sebelum menusia menemukan api dan
roda.Para ahli fikir tersebut memberdayakan akal pikirannya dan kemampuan
kreatifitasnya untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Maka dari itu bukan tidak
mungkin bagi kita untuk memaksimalkan kemampuan kreatifitas kita sehingga
menghasilkan prestasi.
Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa
ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan
siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah
dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan
cepatnya perubahan tatanan hidup serta perubahan global dalam kehidupan. Jika
tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif maka tidak akan
mampu mengolah menilai dan megambil informasi yang dibutuhkan untuk
1
menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kreatif
adalah merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud berfikir kreatif ?
2. Bagaimana tahapan berfikir kreatif?
3. Bagaimana pengembangan kurikulum paud berdasarkan permen 58 tahun
2009?
C. Maksud dan tujuan
1. Untuk mengetahui definisi berfikir kreatif.
2. Untuk mengetahui tahapan berfikir kreatif.
3. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum paud berdasarkan permen 58
tahun 2009.
.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berfikir Kreatif.
Berpikir pada umumnya didefinisikan sebagai proses mental
yang dapat menghasilkan pengetahuan. Berpikir adalah suatu
kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang telah diperoleh
melalui indra dan ditujukan untuk mencapai kebenaran (Rakhmat,
1991: 138). (Maxwell, 2004: 82) mengartikan berpikir sebagai segala
aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan
masalah, membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk
memahami; berpikir adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah
pencapaian makna.
Definisi yang paling umum dari berpikir adalah berkembangnya
ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep
ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian
bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa
pengertian-pengertian. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Kita
berpikir saat memutuskan barang apa yang akan kita beli di toko.
Secara sederhana, berpikir adalah memproses informasi secara
mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah
penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari
lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term
memory. Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa
peristiwa atau item (Khodijah, 2006: 117).
3
Kata “Kreatif” merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris
To Create, yang merupakan singkatan dari :Combine (menggabungkan)–
penggabungan suatu hal dengan hal lain Reverse (membalik)–membalikan
beberapa bagian atau proses Eliminate (menghilangkan)–menghilangkan
beberapa bagian Alternatif (kemungkinan)–menggunakan cara, dengan
yang lain. Twist (memutar)–memutarkan sesuatu dengan ikatan Elaborate
(memerinci)–memerinci atau menambah sesuatu.
Menurut Utami Munandar (1999: 20) menerangkan bahwa
kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir, serta
kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya,
memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada
aspek proses perubahan (inovasi dan variasi).
Menurut (Sternberg, dalam Afifa, 2007) seseorang yang kreatif
adalah seorang yang dapat berpikir secara sintesis artinya dapat
melihat hubungan-hubungan di mana orang lain tidak mampu
melihatnya yang mempunyai kemampuan untuk menganalisis ide
idenya sendiri serta mengevaluasi nilai ataupun kualitas karya
pribadinya, mampu menterjemahkan teori dan hal-hal yang abstrak ke
dalam ide-ide praktis, sehingga individu mampu meyakinkan orang
lain mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya.
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik
dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang
sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan menekankan
kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan
cerminan kemampuan operasional anak kreatif.
4
Berpikir kreatif sebagai kemampuan umum untuk menciptakan
sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan
gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau
sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara
unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar, 1999: 25).
Berpikir kreatif merupakan ungkapan (ekspresi) dari keunikan
individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif
inilah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari
ungkapan pribadi yang unik dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru
dan produk-produk yang inovatif dan adanya ciri-ciri seperti: mampu
mengarahkan diri pada objek tertentu, mampu memperinci suatu
gagasan, mampu menganalisis ide-ide dan kualitas karya pribadi,
mampu menciptakan suatu gagasan baru dalam pemecahan masalah.
(Munandar, 1999: 45).
Berpikir kreatif siswa akan terwujud jika ada dukungan dari
lingkungan, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri
(motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu berpikir kreatif dapat
berkembang dalam lingkungan yang menunjang.
.B. Tahapan Berfikir Kreatif
Kreatif seringkali dianggap sebagai sesuatu ketrampilan yang
didasarkan pada bakat alam, dimana hanya mereka yang berbakat saja
yang bisa menjadi kreatif, Anggapan ini tidak sepenuhnya benar,
walaupun memang dalam kenyataannya terlihat bahwa orang-orang
tertentu memiliki kemampuan untuk menciptakan ide-ide baru dengan
cepat dan beragam.
Berpikir kreatif mempunyai beberapa mekanisme atau proses yang
harus dilalui. Menurut para psikolog, ada lima tahap berpikir kreatif,
diantaranya: 5
1) Orientasi; masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah
diindentifikasi.
2) Preparasi; berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
yang relevan dengan masalah.
3) Inkubasi; proses pemberhentian sementara ketika berbagai masalah
berhadapan dengan jalan buntu. Tetapi mekipun begitu, proses berpikir
berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar.
4) Iluminasi; ketika masa inkubasi berakhir dengan ditemukannya
solusi untuk memecahkan masalah.
5) Verifikasi; tahap untuk menguji dan secara kritis menilai
pemecahan masalah yang diajukan pada tahap keempat.
Sesungguhnya kemampuan berpikir kreatif pada dasarnya dimiliki
semua orang. Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan
gagasan-gagasan baru dan orisinil. Bahkan pada orang yang merasa tidak
mampu menciptakan ide baru pun sebenarnya bisa berpikir secara
kreatif,asalkan dilatih. Untuk itu, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai
cara berpikir dan cara berpikir kreatif.
Seseorang dikatakan kreatif tentu ada ciri-ciri yang lebih berkaitan
dengan ketrampilan, sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian
yang menunjukan kreativitas dikemukan oleh (Munandar,1999: 118 )
sebagai berikut ini ciri-ciri berpikir kreatif pada siswa :
a) Ketrampilan Berpikir Lancar
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang suka mengajukan
banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada
pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah, lancar
mengungkapkan gagasan-gagasannya.
6
b) Ketrampilan Berpikir Luwes (Fleksibel)
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang memberikan aneka
ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu objek, memberikan
macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar; cerita;
atau masalah, memberi pertimbangan terhadap siuasi; yang berbeda dari
yang diberikan orang lain.
c) Ketrampilan Berpikir Orisinal
Dilihat dari bagaimana perilaku anak memikirkan masalah-
masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.
d) Ketrampilan Memperinci (Mengelaborasi)
Dilihat dari bagaimana perilaku anak mengembangkan atau
memperkaya gagasan orang lain.
e) Ketrampilan Menilai (Mengevaluasi)
Dilihat dari bagaimana perilaku anak menentukan pendapat
sendiri mengenai suatu hal.
f) Memiliki Rasa Ingin Tahu
Dilihat dari bagaimana perilaku anak mempertanyakan segala
sesuatu.
g) Bersifat Imajinatif
Dilihat dari bagaimana perilaku anak membuat cerita tentang
tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi atau tentang kejadian-
kejadian yang belum pernah dialami.
h) Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan
Dilihat dari bagaimana perilaku anak mencari penyelesaian suatu
masalah tanpa bantuan orang lain.
i) Memiliki Sifat Berani Mengambil Resiko
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang berani
mempertahankan gagasannya dan bersedia mengakui kesalahannya.
j) Memiliki Sifat Menghargai
Dilihat dari bagaimana perilaku anak yang menghargai hak-hak
diri sendiri dan hak-hak orang lain.
7
C. Pengembangan Kurikulum Paud Berdasarkan Permen 58 Tahun
2009.
Persoalan tentang kurikulum bukan hanya persoalan guru dan tenaga
kependidikan lainnya saja, akan tetapi merupakan persoalan seluruh masyarakat.
Hal ini dapat dibuktikan, setiap terjadi perubaham kurikulum, maka komentar-
komentar tentang perubahan tersebut bukan hanya datang dari kalangan guru dan
tenaga kependidikan lainnya saja, akan tetapi juga dari kalangan masyarakat luas.
Hal ini memang wajar, sebab kurikulum merupakan salah satu komponen
yang sangat penting dalam penyelenggaraan sistem pendidikan, sehingga
pemberlakuan suatu kurikulum dalam dunia pendidikan akan berdampak luas bagi
masyarakat. Pemahaman tentang kurikulum bagi guru dan tenaga kependidikan
lainnya mutlak diperlukan, sebab kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan proses pembelajaran. Dengan demikian konsep kurikulum yang
dipegang guru akan mempengaruhi proses pembelajaran yang dilakukannya
bersama anak di sekolah.
Bagi masyarakat, khususnya orang tua anak, pemberlakuan suatu
kurikulum merupakan persoalan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
mereka, sebab kurikulum bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan
akan tetapi juga menyangkut bahan ajar yang harus dimilki oleh anak didik.
Pendidikan untuk anak usia dini merupakan pendidikan yang memiliki
karakteristik berbeda dengan anak usia lain, sehingga pendidikannya pun perlu
dipandang sebagai sesuatu yang dikhususkan. Pendidik anak usia dini di negara-
negara maju mendapat perhatian yang luar biasa. Karena pada dasarnya
pengembangan manusia akan lebih mudah dilakukan pada usia dini. Bahkan ada
yang berpendapat bahwa usia dini merupakan usia emas (golden age) yang hanya
terjadi sekali selama kehidupan seorang manusia. Apabila usia dini tidak
dirangsang dengan baik, maka dapat dipastikan tumbuh kembang anak di masa
selanjutnya tidak akan optimal.
8
Kurikulum pembelajaran sebagai elemen penting dalam pelaksanaan
pembelajaran memegang peran penting dalam memberikan arah, langkah-langkah
dan tujuan pelaksanaan pendidikan. Proses pembelajaran dapat dikatakan akan
optimal jika mengikuti kurikulum memadai.
Atas dasar tersebut lembaga mengambil kebijakan mengembangkan
kurikulum untuk Anak Usia Dini dari Permendiknas 58 Tahun 2009 yang saat ini
digunakan sebagai acuan pembelajaran terbaru dari pemerintah. Lembaga juga
menekankan pengembangan Kecerdasan Majemuk melalui kegiatan main.
Lingkup pekembangan yang di kembangkan adalah Nilai – nilai agama dan moral,
Motorik kasar-halus, Kognitif, Bahasa, dan Sosial Emosional.
Upaya yang di lakukan dalam mengembangkan 5 lingkup perkembangan
tersebut,lembaga menggunakan berbagai pendekatan sentra di sesuaikan dengan
kondisi lembaga, anak banyak terlibat, dan pengamatan yang kuat dari para guru
dan lembaga juga memiliki ke khasan sendiri-sendiri dalam mengembangkan
lingkup perkembangan anak. Proses yang diterapkan tentu saja tetap menekankan
pada situasi yang enjoy, dan berorientasi pada proses.
MENGEMBANGKAN KURIKULUM PAUD DI INDONESIA BERDASAR
PERMEN 58 TAHUN 2009
1) Kurikulum yang diberlakukan di Indonsia adalah KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan)
2) Pengembangan Kurikulum harus memperhatikan perimbangan antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
3) Untuk menjaga keseimbangan pemerintah menerbitkan Standar Nasional,
khusus PAUD melalui Permendiknas No. 58/2009, tentang SN-PAUD
9
Pengertian kurikulum secara utuh adalah keseluruhan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi yang dikembangkan untuk menfasilitasi pertumbuhan
dan perkembangan anak selaras dengan potensi, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, spiritual dan kinestetik peserta didik secara optimal. KTSP PAUD
diartikan sebagai kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan PAUD sesuai dengan kondisi, potensi, serta daya
dukung yang tersedia dan dapat diupayakan di satuan PAUD masing-masing.
Kurikulum dipandang sebagai pusat perubahan pendidikan dan dipandang sebagai
"kontrak utuh/padat dan fleksibel antara politik / masyarakat dan guru /
sekolah"(C. Braslavsky, 2009)
Inti Standar Kurikulum PAUD Berdasarkan Permendiknas No. 58/2009
1) Berdasarkan Perkembangan dan kebutuhan anak (DAP)
2) Berpusat pada anak
3) Bersifat Holistik
4) Bersifat Integratif
5) Pendekatan Bermain “Pendidikan Karakter Sebagai Payung Dan
Pengikat Keseluruhan Proses dan Produk Kurikulum”
10
BAB III
PENUTUP
A. SimpulanBerdasarkan pembahasan tentang kajian pengertian berfikir kreatif,
tahapan-thapan berfikir kreatif, dan pengembangan pp 58 dalam kurikulum
AUD di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berpikir adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi
yang diarahkan kepada suatu pemecahan masalah.
2. Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus
menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan.
3. Tahapan berfikir kreatif adalah orientasi, preparsi, inkubasi, iluminasi,
dan verifikasi.
4. Bidang pengembangan, secara umum terbagi ke dalam dua kelompok
besar, yaitu bidang pengembangan kemampuan dasar dan
pengembangan perilaku.
5. Setiap satuan PAUD dibolehkan menggenapi bidang pengembangan
selaras dengan visi-misi lembaga.
6. Dapat pula mengakomodasi bidang pengembangan yang diajurkan
oleh daerah tertentu sebagai akomodasi budaya khas.
B. SaranDidalam menyelesaikan masalah apapun itu, mengambil keputusan
atau ingin mencari ide baru, maka hal yang harus dilakukan pertama kali
adalah berpikir. Dan berpikir itulah yang akan membuat masalah anda
terselesaikan, akan tetapi tidak terbatas pada pikiran sendiri, kita bisa
meminta pendapat orang lain untuk mengembangkannya.
Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa
dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan
memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah
dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di dunia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Nasution,S.1989.Kurikulum dan Pengajaran.Bandung : Bina Aksara.
Permen 58.2009. Peraturan Pemerintah No 58 tahun 2009, Jakarta.
Ralingson.1997.Berfikir Kreatif dan Brain Storming.Jakarta : Erlangga
Sanjaya, W.2007.Modul Kurikulum . UPI: Bandung
Santrock, John W. 2007.Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sambas, Syukriadi.2000.Mantik Kaidah Berpikir Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikulum. Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
12