Upload
yunan-malifah
View
756
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH SEJARAH
KERAJAAN ISLAM SUMATRA DAN
KALIMANTAN
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD ALFIAN YUNANMALIFAH
MUHAMMAD ARIF
MUHAMAD YULIANTO RAHARDIANSYAH
SMA NEGERI 1 KOTA BIMA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali
yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” KERAJAAN ISLAM SUMATRA DAN
KALIMANTAN”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang
tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan
kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua
ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Bima,20 Februari 2015
Penyusun
KELOMPOK VIII
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia adalah Negara yang dimana kebanyakan adalah orang yang menganut agama
Islam, karena dalam agama ini tidak ada sistem kasta atau yang lainnya seperti dalam agama
Hindu maupun agama Budha yang dimana agama itu sudah berkembang sebelum
kedatangan agama Islam. Dalam agama Islam derajat seseorang itu sama, baik ia kaya atau
miskin, yang menjadikan derajat orang itu tinggi adalah keimanan dan ketakwaan. Inilah
yang menyebabkan kebanyakan orang memilih Islam sebagai agama yang patut untuk di
ikuti atau di yakini.
Dalam agama Islam ini Allah telah berfirman kepada manusia agar ia saling
menyampaikan agama Islam kepada orang lain, yang dimana Firman itu berbunyi
“sampaikanlah ajaranku walau satu ayat”. Rasulullah SAW telah menyampaikan ajaran Allah
kepada seluruh penduduk Makkah selama berpuluhan tahun dengan mendapatkan berbagai
rintangan yang ia hadapi, sebenarnya masyarakat pada wakyu itu sudah yakin dengan
agama Islam , tapi para bangsawan kaum quraisy membuanh jauh-jauh keyakinan itu, sebab
dalam Islam ini tidak mengenal aakn system kasta atau perbedaan yang lain, jadi kaum
bangsawan sulit untuk di ajak masuk Islam, dan dengan kesabaran dan dan akhirya agama
itu dapat di terima oleh orang-orang baik kaum bangsawan maupun rakyat jelata.Akhirnya
agama Islam pun semakin berkembang. Dari sinilah akhirnya Islam dapat masuk dan
berkembang di Indonesia ini.
Seiring dengan berkembangnya Islam ini para sejarawan melakukan berbagai penelitian
tentang bagaimana cara masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia ini, yang kemudian
adanya berbagai teori yang muncul dalam penelitian-penelitian yang di lakukan oleh para
sejarawan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan tentang bagaimana Islam datang ke Pulau Sumatra dan Kalimantan
Menjelaskan tentang kerajaan-kerajaan di pulau sumatra dan kalimantan
Menjelaskan tentang berbagai macam peninggalan Pulau Sumatra dan Kalimantan
setelah Islam datang.
1.3 TUJUAN
Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk ke Pulau Kalimantan dan
pulau sumatra
Supaya kita bisa mengetahui peninggalan-peninggalan kerajaan islam di pulau
kalimantan dan pulau sumatra
Untuk mengetahui kerajaan-kerajaan yg terdapat di pulau kalimantan dan pulau
sumatra
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN TEORI
PENGERTIAN KERAJAAN
Kerajaan merupakan salah satu sitem pemerintahan yang dijalankan berdasarkan sistem
kekeluargaan yang dimana sistem pemerintahan ini merupakan sistem pemerintahan yang
sah yang di dasarkan dengan agama.
1. KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
Islam pertama kali masuk di Kalimantan adalah di daerah utara tepatnya di daerah Brunai
sekitar pada tahun 1500 M. Setelah raja Brunai memeluk Islam (sekitar 1520), maka Brunai
menjadi pusat penyiaran agama Islam sehingga Islam sampai ke Pilipina.
Pusat penyebaran Islam yang lain adalah di Kalimantan Barat di dekat Muara Sambas. Islam
masuk ke daerah ini diperkirakan pada abad XVI di bawa oleh orang-orang dari Johor,
menyusul kemudian daerah Sambas ditaklukkan oleh kerajaan Johor.
Adapun masuknya Islam di Kalimantan Selatan terjadi sekitar 1550 M atas pengaruh dari
Jawa. Dikatakan bahwa raja-raja di Kalimantan Selatan memeluk agama Islam setelah
mendapat bantuan dari Sultan Demak.
Daerah Timur Kalimantan terdapat kerajaan Bugis yang mendapat pengaruh Islam sekitar
tahun 1620 M. Islam masuk ke daerah ini melalui jalan perkawinan orang-orang Arab
dengan putri-putri raja di daerah ini.
A. AWAL MULA KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
Pada waktu islam berkembang diseluruh kepulauaan indonesia kerajaan majapahit
hindu diperintah oleh brawija putera angka wijaya, yang kemudian mengalami keruntuhan raja yang dirobohkan kerajaan majapahit ialah raden patah dengan delapan menterinya
yaitu sunan ngampel.sunan giri.sunan drajat, sunan gunung jati. Sunan kudus, ngundung dan sunan demak. Mulai itulah agama islam disebar diseluruh indonesia . yang menjadi
islam sesungguhnya adalah haji purwa putera brawijaya maesa tandrana dan lari ke cirebon. Dicirebon agama islam disebarkan oleh syech bin maulana malik syech ibrahim
yang bergelar sultan gunung jati.
Sedang kan kerajaan isalam dikalimantan ada dibanjarmasin sejak pangeran samudra atau pangeran suriansyah alias maruhum ialah: 1. (kerajaan banjar masin tahun
1540 dalam pemerintahan pangeran samudra (yang kemudian di islamkan bernama pangeran suriansyah atau maruhum); (2) kota waringin tahun1620. Sultannya yang pertama
ratu bagawan; (3) pasir (tanah grogot) tahun 1600. Didirikan oleh orang arab yang menikah
dengan seorang puteri sultan (puteri petung); (4) kutei (kutai) tahun 1600. Diperintah oleh raka mahkota; (5) berau dan bulongan tahun 1700, diperintah oleh raja adipati ; (6) pontianak tahun 1450; (7) matan tahun 1743, didirikan oleh seorang arab bernama syarif
husin; dan (8) mempawa tahun 1750, juga oleh seorang arab bernama syarif husin. Mula-mula kerajaan hindu berperang dengan kerajaa islam, tetapi akhirnya kerajaan
hindu menyerah , yaitu kerajaan hindu dicandi laras dan candi agung juga ditanjung pura dan lain-lain. Sebagian rakyat memeluk agama islam termasuk sebagian rakyat dayak
dipantai-pantai. Rakyat dayak yang telah masuk islam , ialah yang sering disebut sebagai dayak melayu, yang kebanyakkan di kuala kapuas , tumpung laung (barito) dan
beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku dayak , hanya sudah memeluk agama islam.
Pangeran samudra (suriansyah) pernah meminta seorang puteri bernama biang lawai untuk dijadikan istri. Biang lawai, adalah adik patih dadar, patih muhur, dan mengijin
perkawinan, hanya dengan perjanjian tidak akan di islamkan.mula-mula oleh pangeran samudra, disanggupi, tetapi sesudah sampai istana, putri itu dikabarkan diislamkan. Kabar
tersebut sampai kepada patih muhur bersaudara, menimbulkan amarah patih rumbih dari kahayan , patih muhur dari bakumpai (barito)dengan ilmu gaib, berhasil merampas saudaranya kembali, biang lawai, dari istana sultan dan dibawanya kesungai katan. Pangeran samudra memerintah balatentaranya untuk mencari perempuan tersebutdipedelaman. Tetapi karena balatentara patihn muhur sangat hebat, maka mundur lah balatentara sultan.
Patih muhur dan patih rumbih mundur dan membuat pertahanandi taliu dikampung tundai. Sesudah itu mereka mundur lagi membuat pertahanan didanau karam bersebrangan dengan negeri goha kahayan. Mereka menyebrangi danau tersebut dan dipasang dundang, bambu yang diruncingkan dibawah jembatans ehingga sewktu-wktu jembatan tersebut dapat diputuskan jika balatentara sultan lewatatas jembatan dan luka-luka terkena bambu yang diruncingkan dibawahnya. Perahu-perahu mereka dapat dirampas oleh patih rumbih ditengelamkan . sekarang tempat tersebut dinamai berayar yang artinay “berlayar”.
Diantara tempat pertempuran-pertempuran tersebut dengan bentengnya ialah sungai muhur (barito), parabingan, (pangkoh) bukit rawi, tewang pajagen, tewah, hulu kaspuas dan lain-lain.
Tentang tersebarnya agama islam dari banten kedaerah kalimantan dapat kita baca
artikel kerajaan islam dari banten di karang an R. Muchtadi dalam almanak muhamadyah
1357 H (1938) hlm. 166 dan 169, antara lain ditulis : aliudin sultan banten bergelar abu mufakir muhamad aliudin, dia beramah tamah dengan kompeni, dan mendapat kebebasan
sisa utang kerajaan banten sebanyak 60.000 ringgit, bekas menempuh landak (tahun 1698 ditentukan , bahwa landak dan sukadana diserahkan pada kompeni. Daerah pantai barat
kalimantan diperintah oleh sultan abdurahman yang mendirikan kota pontianak.
Sultan muhamad aliudin hanya berputera seorang saja dan meninggal ketika masih kanak-kanak tahun1786. Sultan zainal abidin dari banten memasuki landak, matan. Tahun 1699. Kapal kompeni /VOC dan 75 pecalang banten berlayar kesukadana diperintahkan oleh sultan agung (pangeran agung), keponakan sultan banten yang bergelar panebahan.
Sultan landak didibantu oleh orang bugis dapat merebut kembali daerahnaya . sehingga panebahan dapat dipukul mundur , dengan keluarganya melarikan diri ke anyer (banten). Landak dipegaruhiselama 80 tahun (1699-1778).
B. KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
a. Kesultanan Pasir
Dahulunya rakyat dayak pasir, diperintahkan oleh kepala-kepala dari rakyat dayak sendiri .
ada seorang kepala suku dayak yang sangat berpengaruh , yang bernama tamanggung tokio, mengusulkan agar didaerah daerah dikepali oleh sorang kepala suku dan untuk itu diminta
sultan yang dekat tempat tinggalnya. Mereka telah berangkat dengan perahu yang penuh bermuatan emas dan perak, yang dianugrahkan kepada nya kepada raja yang baru , mereka
telah pergi ke utara dan selatan, tetapi tak ada mendapat seorangpun yang dipandang cakap. Tamanggung tokio sangatlah sedih sampai tidak minum dan makan , kemudian dalam
mimpinya ia melihat seorang tua yang berkata kepadanya: Untuk mendapat raja, baiklah engkau pergi kelaut, dan disitu engkau memperoleh sepotong
bambu, yang ruasnya tarapung apung dilaut ambilah bambu itu, dan bungkuslah dengan sutra kuning, karena didalam bambu itu ada sebutir telur yang harus dirabun diberi asap dupa, menyan dan garu. Dan dari telur itu nanti akan dilahirkan seorang raja perempuan. Pada esokkan harinya sesudah dia bangun, tamanggung tokio menuruti pesan perempuan dalam mimpinya . sesudah 3 hari 3 malam telur itu didupakan, maka terbelah dua lah buluh
itu dan dari telur itu pecah pula dan dilahirkan seorang bayi puteriyang cantik jelita. Anak itu sama sekali tidak mampu menyusu, setelah berusaha dapatlah ia diberi makanan dengan
susu kerbau putih: lambat laun menjadi akil balig. Puteri inilah yang diangkat jadi raja *(ratu pasir) , dan waktu ia berumur 15 tahun ia telah
dinikahnkan , tetapi malang sekali ia tidak mendapat keturunan sihingga harus diceraikan beberapa kali.
Seterusnya sesudah kawin yang ketujuh kali , belum juga mempunyai anak, kebetulan datang lah seorang arab dari jawa (gresik), terus dikawin kan dengan sang puteri . orang
yang dari gresik tersebut dicarinya dukun agar membuang sari bambu yang ada pada sang puteri sehingga bisa melahirkan 2 puteri dan satu putera. Puetri yang tertua dikawinkan
dengan seorang arab yang membawa agama islam dipasir (1600). Yang putera sesudah ibunda mangkat, mengantikan duduk disingasana. Inilah cerita ringkas dari raja pasir, yang
berasal dari sebutir telur dan bersuamikan putera arab dari jawa.
d.Kesultanan Banjar (1526-1905).
Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin (berdiri 1520, masuk Islam 24 September 1526, dihapuskan Belanda 11 Juni 1860, pemerintahan darurat/pelarian berakhir 24 Januari
1905) adalah sebuah kesultanan wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kal imantan Selatan, Indonesia. Kesultanan ini semula beribukota di Banjarmasin kemudian dipindahkan ke Martapura dan sekitarnya (kabupaten Banjar). Ketika beribukota di Martapura dis ebut juga Kerajaan Kayu Tangi.
Ketika ibukotanya masih di Banjarmasin, maka kesultanan ini disebut Kesultanan Banjarmasin. Kesultanan Banjar merupakan penerus dari Kerajaan Negara Daha yaitu kerajaan Hindu yang beribukota di kota Negara, sekarang merupakan ibukota kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan.
c.Kesultanan Kotawaringin
Kerajaan Kotawaringin adalah sebuah kerajaan Islam (kepangeranan cabang Kesultanan
Banjar) di wilayah yang menjadi Kabupaten Kotawaringin Barat saat ini di Kalimantan
Tengah yang menurut catatan istana al-Nursari (terletak di Kotawaringin Lama) didirikan pada tahun 1615 atau 1530, dan Belanda pertama kali melakukan kontrak dengan
Kotawaringin pada 1637, tahun ini dianggap sebagai tahun berdirinya sesuai dengan Hikayat Banjar dan Kotawaringin (Hikayat Banjar versi I) yang bagian terakhirnya saja ditulis tahun
1663 dan di antara isinya tentang berdirinya Kerajaan Kotawaringin pada masa Sultan Mustain Billah. Pada mulanya Kotawaringin merupakan keadipatian yang dipimpin oleh
Dipati Ngganding. Kerajaan Pagatan (1750). Kerajaan Pagatan (1775-1908) adalah salah satu kerajaan yang
pernah berdiri di wilayah Tanah Kusan atau daerah aliran sungai Kusan, sekarang wilayah ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Wilayah Tanah
Kusan bertetangga dengan wilayah kerajaan Tanah Bumbu (yang terdiri atas negeri-negeri: Batu Licin, Cantung, Buntar Laut, Bangkalaan, Tjingal, Manunggul, Sampanahan).
d.Kesultanan Sambas (1675)
Kesultanan Sambas adalah kesultanan yang terletak di wilayah pesisir utara Propinsi
Kalimantan Barat atau wilayah barat laut Pulau Borneo (Kalimantan)dengan pusat pemerintahannya adalah di Kota Sambas sekarang. Kesultanan Sambas adalah penerus dari kerajaan-kerajaan Sambas sebelumnya. Kerajaan yang bernama Sambas di Pulau Borneo atau Kalimantan ini telah ada paling tidak sebelum abad ke-14 M sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya Prapanca. Pada masa itu Rajanya mempunyai gelaran "Nek" yaitu salah satunya bernama Nek Riuh. Setelah masa Nek Riuh, pada sekitar abad ke-15 M muncul pemerintahan Raja yang bernama Tan Unggal yang terkenal sangat kejam. Karena kekejamannya ini Raja Tan Unggal kemudian dikudeta oleh rakyat dan setelah itu selama puluhan tahun rakyat di wilayah Sungai Sambas ini tidak mau mengangkat Raja lagi. Pada masa kekosongan pemerintahan di wilayah Sungai Sambas inilah kemudian pada awal abad ke-16 M (1530 M) datang serombongan besar Bangsawan Jawa (sekitar lebih dari 500 orang) yang diperkirakan adalah Bangsawan Majapahit yang masih hindu melarikan diri dari Pulau Jawa (Jawa bagian timur) karena ditumpas oleh pasukan Kesultanan Demak dibawah Sultan Demak ke-3 yaitu Sultan Trenggono. e.Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.
Kesultanan Kutai atau lebih lengkap disebut Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
(Martapura) merupakan kesultanan bercorak Islam yang berdiri pada tahun 1300 oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama dan berakhir pada 1960. Kemudian pada tahun 2001
kembali eksis di Kalimantan Timur setelah dihidupkan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan adat Kutai Keraton. Dihidupkannya kembali Kesultanan Kutai ditandai dengan dinobatkannya sang pewaris tahta yakni putera mahkota Aji Pangeran Prabu Anum Surya Adiningrat menjadi Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan gelar H. Adji Mohamad Salehoeddin II pada tanggal 22 September 2001.
f.Kesultanan Berau (1400).
Kesultanan Berau adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Kabupaten Berau sekarang ini. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-14 dengan raja pertama yang memerintah
bernama Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Suryanata Kesuma dan istrinya bernama Baddit Kurindan dengan gelar Aji Permaisuri. Pusat pemerintahannya berada di Sungai Lati,
Kecamatan Gunung Tabur.[3] Sejarahnya kemudian pada keturunan ke-13, Kesultanan Berau terpisah menjadi dua yaitu Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan
Sambaliung.Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-
Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8
g.Kesultanan Sambaliung (1810).
Kesultanan Sambaliung adalah kesultanan hasil dari pemecahan Kesultanan Berau, dimana Berau dipecah menjadi dua, yaitu Sambaliung dan Gunung Tabur pada sekitar tahun 1810-an. Sultan Sambaliung pertama adalah Sultan Alimuddin yang lebih dikenal dengan nama Raja Alam. Raja Alam adalah keturunan dari Baddit Dipattung atau yang lebih dikenal dengan Aji Suryanata Kesuma raja Berau pertama. Sampai dengan generasi ke-9, yakni Aji Dilayas. Aji Dilayas mempunyai dua anak yang berlainan ibu. Yang satu bernama Pangeran Tua dan satunya lagi bernama Pangeran Dipati. Kemudian, kerajaan Berau diperintah secara bergantian antara keturunan Pangeran Tua dan Pangeran Dipati (hal inilah yang membuat terjadinya perbedaan pendapat yang bahkan kadang-kadang menimbulkan insiden). Raja Alam adalah cucu dari Sultan Hasanuddin dan cicit dari Pangeran Tua, atau generasi ke-13 dari Aji Surya Nata Kesuma. Raja Alam adalah sultan pertama di Tanjung Batu Putih, yang mendirikan ibukota kerajaannya di Tanjung pada tahun 1810. (Tanjung Batu Putih kemudian menjadi kerajaan Sambaliung). h.Kesultanan Gunung Tabur (1820).
Kesultanan Gunung Tabur adalah kerajaan yang merupakan hasil pemecahan dari Kesultanan Berau, dimana Berau dipecah menjadi dua, yaitu Sambaliung dan Kesultanan
Gunung Tabur pada sekitar tahun 1810-an. Kesultanan ini sekarang terletak dalam wilayah kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, provinsi Kalimantan Timur.
i.Kesultanan Pontianak (1771).
Kesultanan Kadriah Pontianak didirikan pada tahun 1771 oleh penjelajah dari Arab Hadramaut yang dipimpin oleh al-Sayyid Syarif 'Abdurrahman al-Kadrie, keturunan Rasulullah dari Imam Ali ar-Ridha. Ia melakukan dua pernikahan politik di Kalimantan, pertama dengan putri dari Panembahan Mempawah dan kedua dengan putri Kesultanan Banjarmasin (Ratu Syarif Abdul Rahman, puteri dari Sultan Sepuh Tamjidullah I).Setelah mereka mendapatkan tempat di Pontianak, kemudian mendirikan Istana Kadariah dan mendapatkan pengesahan sebagai Sultan Pontianak dari Belanda pada tahun 1779.
j.Kerajaan Tidung
Kerajaan Tidung atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang memerintah Suku Tidung di utara Kalimantan Timur, yang berkedudukan di
Pulau Tarakan dan berakhir di Salimbatu.
k.Kesultanan Bulungan(1731).
Kesultanan Bulungan atau Bulongan adalah kesultanan yang pernah menguasai wilayah pesisir Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kota Tarakan
sekarang. Kesultanan ini berdiri pada tahun 1731, dengan raja pertama bernama Wira Amir gelar Amiril Mukminin (1731–1777), dan Raja Kesultanan Bulungan yang terakhir atau ke-13
adalah Datuk Tiras gelar Sultan Maulana Muhammad Djalalluddin (1931-1958)
C. PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN
1.Keraton Kadriah (kota Pontianak)
Keraton Kadriah Pontianak merupakan pusat pemerintahan Pontianak tempo dulu, struktur
bangunannya terbuat dari kayu yang sangat kokoh, didirikan oleh Sultan Syarif
Abdurrahman Alqadrie pada tahun 1771. keraton ini memberikan daya tarik khusus bagi
para pengunjung dengan banyaknya artefak atau benda-benda bersejarah seperti beragam
perhiasan yang digunakan secara turun-temurun sejak jaman dahulu. Di samping itu, koleksi
tahta, meriam, benda-benda kuno, barang pecah belah dan foto keluarga yang telah mulai
pudar, menggambarkan kehidupan dan kejayaan kerajaan ini dimasa lampau.
2.Keraton Amantubillah (Pontianak)
Mempawah, memilki beragam potensi wisata. Selain event tahunan berupa acara robo-
robo, mempawah juga memilki istana Amantubillah, seni budaya, dan beragam kuliner khas
mempawah. Nama Istana “Amantubillah” mempunyai arti, “Aku beriman kepada Allah”.
Istana yang didominasi oleh warna hijau ini menempatkan tulisan “ Mempawah harus maju,
malu dengan adat” pada pintu gerbang istana
3.Keraton Ismahayana (Kab. Landak)
Keraton Ismahayana Landak terletak sekitar 50 meter disebelah barat sungai pinyuh yang
membelah kota ngabang. Istana ini berupa rumah panggung khas melayu Kalimantan Barat
yang memanjang kebelakang dengan fondasi, lantai dan dinding, serta atap sirap dari kayu
belian sebagai bahan utamanya. Terdapat beberapa koleksi peninggalan Kesultanan Landak
yang tergolong sebagai warisan budaya dan sejarah, diantaranya mahkota Sul tan Landak,
keris “si kanyut”, sepasang pedang sakti, tempat tidur panembahan dan istrinya, duplikat
payung kebesaran Sultan, dua kipas raja, seperangkat gamelan, dan Al-Quran kuno. Selain
itu, ada juga artefak-artefak lain seperti meriam “si penyuk” dan empat buah meriam
lainnya, lontar silsilah raja dan sejarah singkat Kesultanan Landak, foto-foto keluarga raja,
bendera Kesultanan, serta perlengkapan upacara perkawinan adat berupa timbangan kayu.
4.Keraton Surya Negara (Kab. Sanggau)
Dearah yang dikenal dengan julukan Bumi Daranante ini memilki banyak keunikan. Baik
beragam kekayaan alam, sejarah maupun pesona budaya daerahnya. Seiring peradaban
manusia, Kabupaten Sanggau juga mempunyai peninggalan kebudayaan jaman keemasan
masyarakat sanggau tempo dulu. Ditandai dengan terdapatnya Keraton Surya Negara. Dari
sejarah kerajaan sanggau memerintah pada abad ke-18 dengan rajanya bergelar
“Panembahan”. Catatan seharah menyebutkan bahwa pertama kali Kerjaan Sanggau
didirikan oleh Daranante. Dia bukan asli Sanggau, namun berasal dari Kabupaten Ketapang.
Daranante kemudian menikah dengan Babai Cingak darui suku dayak Sanggau
5.Keraton Matan (Kab. Ketapang)
Matan yang berarti “Tanah Keselamatan” merupakan kerajaan yang memilki sejarah
panjang. Kerajaan Matan ini merupakan saksi bisu perjalanan sejarah masyarakat dan
pemerintah Kabupaten Ketapang. Sekaligus dinasti terakhir Kerajaan Tanjungpura beragama
hindu yang pernah berdiri sejak abad 9. baru setelah tahun 1451 raja-raja Tanjungpura
memeluk agama islam dengan nama Kerajaan Matan yang dipimpin raja pertama bercirikan
islam yakni pangeran Giri Kusuma. Koleksi unik terdapat di keraton ini adalah Meriam
“Padam Pelita” dan sepasang tempayan bersejarah.
6.Rumah Melayu (Kab. Ketapang)
Pada arsitektur traditional melayu terkandung nilai budaya yang tinggi. Hal ini terlihat dari
bentuk bubungan yang tidak lurus. Tetapi agak mencuat ke kanan dan ke kiri. Dapat
disimpulkan bahwa para ahli pembuat rumah melayu jaman dahulu telah memikirkan faktor
keindahan pada bubungan rumah yang mereka diami. Letak rumah melayu pada jaman
dahulu menghadap ke arah matahari terbit. Ini berarti mengharapkan berkah dan rahmat
seperti halnya matahari pagi yang bersinar cerah.
7.Keraton Al Mukarramah (Kab.Sintang)
seorang belanda. Sampai saat ini kompleks Istana Sintang masih terawat dengan baik.
Dihalaman istana, terdapat sebuah meriam dan situs batu kundur, yaitu sebuah batu
peninggalan Demong Irawan sebagai lambang berdirinya Kerajaan Sintang. Di serambi
depan istana terpajang salinan Undang-undang Adat Kerajaan Sintang yang terbuat pada
masa pemerintahan Sultan Nata (disalin ulang pada tahun 1939) serta silsilah raja -raja yang
pernah memerintah Kerajaan Sintang. Sedangkan pada bangunan sisi barat dan timur
tersimpan koleksi meriam, naskah Al-Quran tulisan tangan pada masa Sultan Nata.
8.Keraton Alwatzikhoebillah (Kab. Sambas)
Kuno tapi terawat dengan baik. Hijau dan sejuk. Begitulah kira-kira kesan yang muncul
ketika menginjakkan aki di istana Alwatzikhoebillah Kesultanan Sambas ini, bangunan istana
didominasi dengan warna kuning sebagai warna khas melayu yang melambangkan
kewibawaan dan keluhuran budi pekerti. Terdapat pula bekas kolam pemandian keluarga
sultan di samping kanan istana dan rumah kediaman keluarga sultan yang berada di
belakang istana. Pada sore hari, pengunjung akan berdecak kagum melihat pesona istana ini
yang eksotik, apalagi di lihat dari atas perahu yang berjalan perlahan-perlahan di atas
Sungai Sambas Kecil.
9.Rumah Adat Dayak Sebujit (Kab. Bengkayang)
Rumah adat dayak sebujit yang bernama “Balug” ini terletak di kampung sebujit kecamatan
siding Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat ini merupakan rumah adat dayak yang
dimilki suku dayak Bidayuh. Khasanah masyarakat dayak bidayuh menggambarkan
kebersamaan dan sangat menghormati setiap tamu yang datang. Benda-benda pusaka
masih tetap menjadi simbol keperkasaan dan manjadi kebanggan masyarakat sebagai
peninggalan leluhur yang harus tetap dijaga dan dihormati, sehingga ritual upacara adat
tetap dilaksanakan setiap tahunnya. Salah satu upacara yang dikenal adalah upacara
nyobeng yaitu upacara memandikan tengkorak manusia untuk keselamatan kampung dari
bencana maupun malapetaka yang mungkin akan datang juga sebagai simbol penghormatan
terhadap roh leluhur.
10.Bangunan Leluhur Marga Chia Hiap Sin (Kota Singkawang )
Sebuah bangunan ala Tiongkok kuno terletak di belakang deretan bangunan ruko baru Jl.
Budi Utomo, Singkawang. Tepatnya rumah no. 37 ini berada di ujung jalan menuju tepi
sungai. Bangunan ini tampak masih kokoh berdiri selama ratusan tahun hingga sekarang.
Bentuknya yang mirip “Si he yuan” (bangunan khas Tiongkok Utara) ini justru memberikan
kesan bersahaja dan sedikit kesuraman karena terkikis hantaman cuaca selama ratusan
tahun. Namun, rumah besar Hiap Sin ini merupakan bangunan ala kombinasi timur barat
satu-satunya yang tertua dan masih berdiri kokoh di Singkawang.
11.Rumah Betang ( Rumah Adat Dayak KaLBar)
Budaya Betang merupakan cerminan mengenai kebersamaan dalam kehidupan sehari -hari
orang Dayak. Di dalam rumah Betang ini setiap kehidupan individu dalam rumah tangga da
masyarakat secara sistematis diatur melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam
hukum adat. Keamanan bersama, baik dari gangguan kriminal atau berbagi makanan, suka
duka maupun mobilitas tenaga untuk mengerjakan ladang. Nilai utama yang menonjol
dalam kehidupan di rumah Betang adalah nilai kebersamaan (komunalisme) di antara para
warga yang menghuninya, terlepas dari perbedaan-perbedaan yang mereka miliki. Dari sini
kita mengetahui bahwa suku Dayak adalah suku yang menghargai suatu perbedaan. Suku
Dayak menghargai perbedaan etnik, agama ataupun latar belakang sosial.
2. KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA
A. AWAL MULA KERAJAAN ISLAM DI SUMTRA
Di Indonesia, kehadiran Islam secara lebih nyata terjadi sekitar akhir abad 13 M, yakni
dengan adanya makam Sultan Malik al-Saleh, terletak di kecamatan Samudra di Aceh utara. Pada makam tersebut tertulis bahwa dia wafat pada Ramadhan 696 H/1297 M. Dalam
hikayat Raja-raja Pasai dan Sejarah Melayu Malik, dua teks Melayu tertua Malik Al-Saleh digambarkan sebagai penguasa pertama Kerajaan Samudra Pasai (Hill, 1960; Ibrahim Alfian,
1973, dalam artikel Ambary). Tetapi sebenarnya Sejak abad ke-7 M, kawasan Asia tenggara mulai berkenalan dengan tradisi Islam. Ini terjadi karena para pedagang muslim, yang
berlayar di kawasan ini, singgah untuk beberapa waktu. Pengenalan Islam lebih intensif, khususnya di semenanjung Melayu dan nusantara
Catatan Marco Polo yang mengunjungi Perlak dan tempat lain di wilayah ini pada 1292
tertulis bahwa pada proses islamisasi terjadi, persentuhan pedagang muslim dengan penduduk setempat telah terjadi disana untuk sekian lama hingga s ebuah kerajaan Muslim
berdiri pada abad ke-13 M, Samudra pasai. Pendiri kerajaan tersebut bisa dihubungkan dengan kelemahan kerajaan Sriwijaya sejak abad ke-12 dan ke-13 M sebagaimana
dituturkan oleh Chou-Chu-Fei dalam catatan Ling Wa-Tai-ta (1178 M) (Tjandrasasmmita, 13-14).
Berdirinya kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-13 M merupakan bukti masuknya Islam di Sumatera, selain kerajaan Samudra Pasai juga ada kerajaan Perlak, dan kerajaan Aceh. pada tahun 1978, peneliti Pusat Riset Arkeologi Nasional Indonesia telah menemukan sejumlah
batu Nisan di situs Tuanku Batu Badan di Barus. Yang terpenting dari temuan itu adalah makam yang mencantumkan sebuah nama, yaitu Tuhar Amsuri, yang meninggal pada 19
Safar 602 H, sebagaimana ditafsirkan oleh Ahmad Cholid Sodrie dari pusat Riset Arjeologi Nasional, tapi ada penafsiran lain yang mengemukakan bahwa Tuhar Amsuri meninggal
pada 19 Safar 972. Tapi dari temuan Arkeologis di barus dikatakan bahwa batu nisan Tuhar Amsuri tertanggal 602 lebih awal dari batu nisan Sultan As-Salih yang tertanggal 696 H. Ini
berarti jauh sebelum kerajaan Samudra Pasai, sudah ada masyarakat Muslim yang tinggal di Barus, salah satu tempat di sekitar pantai barat Sumatera (Tjandrasasmmita,15-16)
Sumatera Utara merupakan salah satu pusat perniagaan yang terpenting di Nusantara pada abad ke- 7 M. Sehingga Sumatera Utara menjadi salah satu tempat berkumpul dan singgahnya para saudagar-saudagar Arab Islam. Dengan demikian dakwah Islamiyah
berpeluang untuk bergerak dan berkembang dengan cepat di kawasan ini
Hal ini berdasarkan catatan tua Cina yang menyebutkan adanya sebuah kerajaan di utara Sumatera namanya Ta Shi yang telah membuat hubungan diplomatic dengan kerajaan Cina. Ta Shi menurut istilah Cina adalah istilah yang diberikan kepada orang-orang Islam. Dan letaknya kerajaan Ta Shi itu lima hari berlayar dari Chop’o (bagian yang lebih lebar dari
malaka) di seberang selat Malaka. Ini menunjukkan Ta Shi dalam catatan tua Cina itu ialah Ta Shi Sumatera Utara, bukan Ta Shi Arab. Karena, Ta Shi Arab tidak mungkin di capai dalam waktu lima hari.
Islam semakin berkembang di Sumatera Utara setelah semakin ramai pedagang – pedagang muslim yang datang ke Nusantara, karena Laut Merah telah menjadi Laut Islam sejak
armada roma dihancurkan oleh armada muslim di Laut Iskandariyah.
Disamping itu , terdapat satu factor besar yang menyebabkan para pedagang Islam Arab memilih Sumatera Utara pada akhir abad ke- 7 M. Yaitu karena terhalangnya pelayaran
mereka melalui Selat Malaka karena disekat oleh tentara laut/Sriwijaya kerajaan Budha sebagai pembalasan atas serangan tentara Islam atas kerajaan Hindu di Sind. Maka
terpaksalah mereka melalui Sumatera utara dengan pesisir barat Sumatera kemudian masuk selat Sunda melalui Singapura menuju Kantun, Cina.
B. KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA
1. KERAJAAN PERLAK
Kata Perlak berasal dari nama pohon kayu besar yaitu “Kayei Peureulak” (Kayu Perlak). Kayu
ini sangat baik digunakan untuk bahan dasar pembuatan perahu kapal, sehingga banyak dibeli oleh perusahaan-perusahaan perahu kapal. Dan di Perlak banyak tumbuh jenis
pepohonan ini, sehingga disebut negeri Perlak (Perlak).
Perlak merupakan salah satu pelabuhan perdagangan yang maju dan aman pada abad ke- 8 M. sehingga menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang muslim. Dengan demikian,
secara tidak langsung berkembanglah masyarakat Islam di daerah ini. Factor utamanya yaitu karena sebab pernikahan antara saudagar-saudagar muslim dengan perempuan-perempuan
pribumi. Sehingga menyebabkan lahir keturunan-keturunan yang beragama Islam.
Hal ini semakin berkembang sehingga berdirinya kerajaan Islam Perlak yaitu pada hari selasa bulan muharram tahun 225 H (840 M). dan sultannya yang pertama adalah Syed Maulana Abdul Aziz Shah yang bergelar Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah. Kemudian Bandar Perlak diganti namanya menjadi Bandar Khalifah.
Islam terus berkembang di Perlak, dan hal ini terlihat jelas pada abad ke – 13 M. pada abad ini, perkembangan Islam di Perlak melebihi dari daerah-daerah lain di Sumatera. Hal ini bersumber pada riwayat Marco Polo yang tiba di Sumatera pada tahun 1292 M. Ia mengatakan bahwa pada saat iu di Sumatera terbagi dalam delapan kerajaan, yang semuanya menyembah berhala kecuali satu, itu kerajaan Perlak.
Kerajaan Perlak terus berdiri hingga akhirnya bergabung dalam kerajaan Islam Samudera Pasai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik Al-Dzahir (1289 – 1326 M)
2. KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Raja pertamanya adalah Sultan Malik as Shaleh. Beliau adalah keturunan dari Raja Islam Perlak, yaitu Makhdum Sultan Malik Ibrahim Syah Joan (365 – 402 H/976 – 1012 M).
Ada beberapa hal yang masih simpang siur mengenai Sultan Malik as Shaleh. Ada yang
menyebutkan beliau memeluk agama Hindu yang kemudian diIslamkan oleh Syekh Ismail. Ada pula yang menyebutkan bahwa beliau sudah memeluk agama Islam sejak awal.
Sebelum bernama Samudra Pasai, kerajaan ini bernama kerajaan Samudra saja. Kerajaan
Samudra merupakan kerajaan yang makmur dan kaya. Juga memiliki angkatan tentara laut dan darat yang teratur.
Kerajaan Samudra semakin bertambah maju, yang kemudian dikenal dengan nama
“Samudera Pasai”, yaitu setelah dibangunnya Bandar Pasai pada masa pemerintahan Raja Muhammad.
Hubungan Kerajaan Samudra Pasai dengan Kerajaan Perlak sangatlah baik. Dan hal ini makin dipererat dengan menikahnya Sultan Malik as Shaleh dengan putri raja Perlak.
Puncak kejayaan kerajaan Samudra Pasai yaitu pada masa pemerintahan Sultan Al Malik Al Zahir (1326—1349/757—750 H).
3. KERAJAAN ACEH
Kerajaan ini berdiri pada abad ke- 13 M. Pada awalnya Aceh merupakan daerah taklukan
kerajaan Pidir. Namun berkat jasa Sultan Ali Mughiyat Syah, Aceh akhirnya mampu melepaskan diri dan berdaulat penuh menjadi Kerajaan. Atas jasa beliau, akhirnya Sultan
Mghiyat Syah dinobatkan menjadi Raja pertama.
Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607—1638 M).
4. KESULTANAN PALEMBANG
Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan disebutkan seorang tokoh
dari Kediri yang bernama Arya Damar sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343. Sejarawan Prof. C.C. Berg menganggapnya identik dengan Adityawarman. Begitu juga dalam Nagarakretagama, nama Palembang telah disebutkan sebagai daerah jajahan Majapahit serta Gajah Mada
dalam sumpahnya yang terdapat dalam Pararaton juga telah menyebutkan Palembang sebagai sebuah kawasan yang akan ditaklukannya.
Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-
fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang, dan kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang petualang dari Portugis menyebutkan Palembang, telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah
dikuasai oleh Portugis. Kemudin pada tahun 1596, Palembang juga ditaklukan oleh kesultanan Banten. Seterusnya nama tokoh yang dirujuk memimpin kesultanan Palembang dari awal adalah Sri Susuhunan Abdurrahman tahun 1659. Walau sejak tahun 1601 telah ada hubungan dengan VOC dari yang mengaku Sultan Palembang.
5. KERAJAAN PAGARUYUNG
Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di provinsi Sumatra Barat sekarang dan daerah-daerah di sekitarnya. Nama kerajaan ini berasal dari ibukotanya, yang
berada di negeri Pagaruyung. Kerajaan ini didirikan oleh seorang pangeran dari Majapahit bernama Adityawarman pada tahun 1347. Kerajaan Pagaruyung menjadi Kesultanan Islam
sekitar tahun 1600-an.
Walaupun Adityawarman merupakan pangeran dari Majapahit, ia sebenarnya memiliki darah Melayu. Dalam sejarahnya, pada tahun 1286, Raja Kertanegara menghadiahkan arca
Amogapacha untuk Kerajaan Darmasraya di Minangkabau. Sebagai imbalan atas pemberian itu, Raja Darmas Raya memperkenankan dua putrinya, Dara Petak dan Dara Jingga untuk
dibawa dan dipersunting oleh bangsawan Singosari. Dari perkawinan Dara Jingga inilah kemudian lahir Aditywarman.
6. KERAJAAN MALAKA
Sebenarnya, Kerajaan Malaka tidak termasuk wilayah Indonesia, melainkan masuk dalam
Negara Malaysia. Namun, kerajaaan ini memegang peranan penting dalam kehidupan poli tik dan kebudayaan Islam di sekitar perairan Nusantara. Terletak di jalur pelayaran dan
perdagangan antara Asia Barat dengan Asia Timur. Sebelum menjadi kerajaan yang merdeka, Malaka termasuk wilayah Majapahit.
Letak Kerajaan Malaka sangat strategis, yaitu berada di Semenanjung Malaya dengan ibukota di Malaka. Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara, ketika Kerajaan Malaka mengalami masa kejayaan
Pendiri Malaka adalah Pangeran Parameswara, berasal dari Sriwijaya (Palembang). Ketika di Sriwijaya terjadi perebutan kekuasaan pada abad ke-14 M, Parameswara melarikan diri ke Pulau Singapura.
C. PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA
1. Masjid adalah tempat untuk beribadah umat Islam. Pada umumnya, setiap kerajaan Islam mempunyai peninggalan sejarah berupa masjid. Contoh peninggalan sejarah berupa masjid adalah sebagai berikut.
a. Masjid Agung Demak yang didirikan oleh Walisanga. Masjid ini merupakan peninggalan Kerajaan Demak.
b. Masjid Baiturrahman merupakan peninggalan Kerajaan Aceh. Masjid ini dibangun pada tahun 1879–1881.
c. Masjid Agung Banten merupakan peninggalan Kerajaan Banten. Masjid ini didirikan Sultan Ageng Tirtayasa.
d. Masjid Kudus terdapat di Kudus, Jawa Tengah yang didirikan oleh Sunan Kudus.
2. Makam
Makam merupakan tempat untuk mengubur orang yang sudah meninggal. Letak makam umumnya berada di lereng-lereng bukit. Akan tetapi banyak juga yang berada di tempat datar. Misalnya Makam Sultan Malik as Shaleh dan Sultan Iskandar Muda (di NAD), Makam
Maulana Malik Ibrahim (di Gresik, Jawa Timur), serta makam rajaraja Gowa–Tallo (di Makassar, Sulawesi Selatan).
3. Keraton
Keraton atau istana merupakan bangunan yang luas untuk tempat tinggal raja dan
keluarganya. Beberapa keraton atau istana yang merupakan peninggalan kerajaan Islam adalah sebagai berikut.
a. Keraton Kasunanan Surakarta (Jawa Tengah). b. Kasultanaan Jogjakarta (Jogjakarta). c. Kasepuhan dan Kanoman Cirebon (Jawa Barat). d. Kasultanan Ternate (Maluku Utara). e. Kasultanan Deli (Sumatra Utara).
4. Seni Ukir
Seni ukir yaitu lukisan, gambar, atau hiasan yang ditorehkan/dipahatkan pada kayu, batu,
logam, dan lain sebagainya. Contoh seni ukir terdapat pada masjid Mantingan (Jepara), ukiran kayu dari Cirebon, ukiran pada makam (Gunongan) di Madura, ukiran pada gapura makam
Sunan Pandanaran (Klaten), dan gapura makam Sendang Dhuwur (Tuban).
5. Aksara, Kaligrafi, dan Naskah
Aksara yaitu sistem tanda-tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Berikut ini peninggalan sejarah yang berupa aksara.
a. Aksara Jawi (Arab Melayu), yaitu aksara Arab yang terdapat di Sumatra dan Semenanjung
Malaka.
b. Aksara Pegon yaitu aksara Arab dalam bahasa Sunda dan Jawa.
c. Aksara Arab gundul yaitu aksara Arab tanpa disertai baris dan harakat.
Kaligrafi yaitu seni menulis indah menggunakan huruf Arab.
Naskah adalah karangan asli seseorang yang masih berbentuk tulisan tangan. Naskah-naskah yang ditemukan rata-rata berbahasa Arab.
a. Gharib al Hadist merupakan kumpulan hadis. Disusun oleh Abu Ubaidah Alqassim bin Sallam. Naskah ini tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden Belanda.
b. Naskah yang disusun oleh Abu Qurairah berisi tentang tauhid. Naskah ini tersimpan di British Museum London.
6. Seni Pertunjukan, Budaya, dan Tradisi
Seni pertunjukan memiliki beberapa macam bentuk. Misalnya tarian, musik, atau lakon tertentu semacam wayang. Berikut ini contoh seni pertunjukan. a) Seni tari: Saman, Seudati, Zapin, dan Rudat. b) Seni musik: rebana, orkes, dan gambus. c) Seni suara: qasidah dan shalawat. d) Seni pakeliran: wayang Menak (ceritanya dari Persia) e) Adat istiadat: pakaian adat, upacara adat, dan lain-lain.
7. Kesusastraan
Peninggalan sejarah Islam berupa karya sastra di antaranya sebagai berikut.
a. Hikayat, yaitu karya sastra lama bercorak Islam yang berisi cerita pelipur lara atau pembangkit semangat. Misalnya Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Jauhar Manikam.
b. Syair, yaitu sajak yang terdiri atas empat bait di mana setiap baitnya terdiri empat baris. Misalnya Syair Peratun, Syair Burung Pingai, dan Syair Burung Pungguh.
c. Suluk, yaitu kitab-kitab yang berisi ajaran-ajaran tasawuf. Misalnya Suluk Suka Rasa, Suluk Wujil, serta beberapa syair dan prosa tulisan Hamzah Fansuri.
d. Babad, yaitu cerita yang lebih menekankan pada sejarah atau latar belakang kejadiannya. Misalnya Babad Tanah Jawi atau riwayat para nabi, Kitab Manik Mayu, dan Kitab Ambia yang berisi cerita dari Nabi Adam a.s. sampai Nabi Muhammad saw.
e. Kitab yang berisi ajaran moral dan tuntunan hidup sesuai dengan syariat dan adat. Contoh kitab
di antaranya Tajus-Salatin (Mahkota Segala Raja) karya Bukhari al Jauhari, serta Bustanus -Salatin dan Siratul Mustaqin karya Nurudin ar Raniri atas perintah Sultan Iskandar Muda II.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN Jadi dapat disimpulkan bahwa pulau sumatra dan pulau kalimantan merupakan
pulau yang mayoritas kerajaan-nya adalah kerajaan islam.
Hal ini disebabkan dari terdapat banyak-nya kerajaan di pulau sumatra dan pulau
kalimantan yang dapat dibuktikan dari berbagai macam peninggalan-peninggalan
kerajaan islam yang terdapat di kedua pulau tersebut.
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan dan Sumatra
banyak perubahan-perubahan yang terjadi terutama bagi rakyat yang menengah ke
bawah. Mereka lebih di hargai dan tidak tertindas lagi karena Islam tidak mengenal
sistem kasta, karena semua masyarakat memiliki derajat yang sama. Islam juga
membawa perubahan-perubahan baik di bidang politik, ekonomi dan agama. Islam
juga bisa mempersatukan seluruh masyarakat Indonesia untuk melawan dan
memgusir para penjajah.
2. SARAN Kami yakin dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangannya. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan saran, kritikan, atau mungkin komentarnya demi kelancaran tugas kelompok kami ini