38
KAJIAN KURIKULUM “Teori Kurikulum” Disusun oleh: Puspawana Lestari (8135123382) Resty Caesa E. (8135123391) Risma Martha (8135123366) Sindy Puspita S. (8135123378) Siti Marsitoh (8135123386) PENDIDIKAN TATA NIAGA

Makalah kajian kurikukulum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah kajian kurikukulum

KAJIAN KURIKULUM

“Teori Kurikulum”

Disusun oleh:

Puspawana Lestari (8135123382)

Resty Caesa E. (8135123391)

Risma Martha (8135123366)

Sindy Puspita S. (8135123378)

Siti Marsitoh (8135123386)

PENDIDIKAN TATA NIAGA

EKONOMI DAN ADMINISTRASI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2013

Page 2: Makalah kajian kurikukulum

KATA PENGANTAR

     Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan

makalah “Teori Kurikulum” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang

dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Tjutju selaku Dosen mata kuliah

Kajikur yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

      Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, prinsip kerja, perbedaan-

perbedaan belajar dan mengajar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di

dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami

harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi

perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna

tanpa sarana yang membangun.

      Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami

sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila

terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan

saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 18 September 2013

Penyusun

Page 3: Makalah kajian kurikukulum

DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori

2.2 Fungsi Teori

2.3 Pengertian kurikulum

2.4 Sumber Pengembangan Kurikulum

2.5 Desain dan Rekayasa Kurikulum

2.6 Perkembangan teori kurikulum

2.7 Konsep kurikulum

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah kajian kurikukulum

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Ada beberapa masalah atau isu substansial dalam pembahasan tentang

teori kurikulum, yaitu definisi kurikulum, sumber-sumber kebijaksanaan

kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, peranan nilai dalam

pengembangan kurikulum, dan implikasi teori kurikulum.

Semua rumusan teori kurikulum diawali dengan definisi. Definisi di sini

bukan sekadar definisi istilah, melainkan definisi konsep, isi dan ruang lingkup,

serta struktur. Beberapa pertanyaan umum tentang karakteristik kurikulum

sebagai bidang studi yang perlu didefinisikan umpamanya, apakah kurikulum

merupakan suatu konsep dalam sistem persekolahan? Apakah kurikulum

mencakup mengajar dan pengajaran? Sampai sejauh mana kegiatan belajar siswa

menjadi bagian kurikulum? Apakah ruang lingkup kurikulum sebagai bidang

studi? Beberapa pertanyaan yang lebih khusus, yang lebih berkenaan dengan

karakteristik desain kurikulum, umpamanya apakah kurikulum harus memiliki

serangkaian tujuan khusus? Apakah kurikulum perlu memiliki sejumlah materi

untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut? Apakah kurikulum perlu mengadakan

rumusan yang lebih spesifik tentang rencana dan bahan pengajaran? Apakah perlu

ada spesifikasi tentang makna perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum?

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan definisi dari teori dan fungsinya ?

2. Jelaskan mengena definisi kurikulum?

3. Jelaskan mengenai sumber pengembangan kurikulum?

4. Jelaskan mengenai Desain dan Rekayasa kurikulum?

5. Bagaimana proses perkembangan teori kurikulum?

6. Jelaskan mengenai konsep dari kurikulum?

Page 5: Makalah kajian kurikukulum

1.3 Tujuan

1. Memahami mengenai definisi teori dan fungsinya.

2. Memahami mengenai definisi kurikulum

3. Mempelajari sumber pengembangan kurikulum

4. Menjelaskan mengenai Desain dan Rekayasa kurikulum

5. Mempelajari mengenai perkembangan kurikulum

6. Memehami mengenai konsep-konsep kurikulum.

Page 6: Makalah kajian kurikukulum

BAB II

Pembahasan

2.1 Pengertian Teori

Teori merupakan suatu set atau system pernyataan (a set of statement)

yang menjelaskan serangkaian hal ketidaksepakatannya terletak pada

karakterristik pernyataan tersebut. Ada tiga kelompok karakteristik utama system

pernyataan suatu teori. Pertama, pernyataan suatu teori bersifat memadukan

(unifying statement) Kedua, pernyataan tersebut berisi kaidah-kaidah umum

(universal preposition). Ketiga, pernyataan bersifat meramalkan (predictive

statement). Kaplan (1964,hlm.295). Teori menjelaskan suatu kejadian. Kejadian

ini bisa sangat luas atau sangat sempit. Suatu kejadian yang dijelaskan oleh suatu

teori menunjukkan suatu set yang universal. Set universal ini terbentuk oleh tiga

bagian. Bagian pertama, kejadian yang diketahui,yang dinyatakan sebagai fakta,

hukum, atau prinsip. Bagian kedua yang dinyatakan sebagai asumsi, proposisi,

dan postulat. Bagian ketiga adalah bagian dari set universal atau bagian dari

keseluruhan yang belum diketahui.

2.2 Fungsi Teori

Ada tiga fungsi teori yang sudah disepakati para ilmuwan yaitu:

1. Mendeskripsikan

2. Menjelaskan

3. Memprediksi

Fungsi yang lebih besar dari suatu teori adalah melahirkan teori baru.

Mouly (1970,hlm.70-71) mengemukakan ciri-ciri suatu teori yang baik, yaitu:

1. A theoretical system must permit deduction which be tested empirically

2. A theory must be compatible both with observation and with previously

validated theories,

Page 7: Makalah kajian kurikukulum

3. Theories must be stated in simple term, thet theory is best which explains

the most in the simplest form,

4. Scientific theories must be based on empirical facts and relationships.

2.3 Pengertian kurikulum

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang

diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan

pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode

jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan

keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan

pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

2.4 Sumber Pengembangan Kurikulum

Dari kajian sejarah kurikulum, kita mengetahui beberapa hal yang menjadi

sumber atau landasan inti penyusunan kurikulum.Pengembangan kurikulum

pertama bertolak dari kehidupan dan pekerjaan orang dewasa. Karena sekolah

mempersiapkan anak bag! kehidupan orang dewasa, kurikulum terutama isi

kurikulum diambil dari kehidupan orang dewasa. Para pengembang kurikulum

mendasarkan kurikulumnya atas hasil analisis pekerjaan dan kehidupan orang

dewasa.

Dalam pengembangan selanjutnya, sumber in! menjadi lugs meliputi

semua unsur kebudayaan. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, hidup dalam

lingkungan budaya, dan turut menciptakan budaya. Untuk dapat hidup dalam

lingkungan budaya, ia harus mempelajari budaya, maka budaya menjadi sumber

utama isi kurikulum. Budaya ini mencakup semua disiplin ilmu yang telah

ditemukan dan dikembangkan para pakar, nilai-nilai adat-istiadat, perilaku, benda-

benda, dan lain-lain.

Page 8: Makalah kajian kurikukulum

Sumber lain penyusunan kurikulum adalah anak. Dalam pendidikan atau

pengajaran, yang belajar adalah anak. Pendidikan atau pengajaran bukan

memberikan sesuatu pada anak, melainkan menumbuhkan potensipotensi yang

telah ada pada anak. Anak menjadi sumber kegiatan pengajaran, ia menjadi

sumber kurikulum. Ada tiga pendekatan terhadap anak sebagai sumber kurikulum,

yaitu kebutuhan siswa, perkembangan siswa, serta minat siswa. Jadi, ada

pengembangan kurikulum bertolak dari kebutuhan-kebutuhan siswa, tingkat-

tingkat perkembangan siswa, serta hal-hal yang diminati siswa.

Beberapa pengembang kurikulum mendasarkan penentuan kurikulum

kepada pengalaman-pengalaman penyusunan kurikulum yang lalu. Pengalaman

pengembangan kurikulum yang lalu menjadi sumber penyusunan kurikulum

kemudian. Hal lain yang menjadi sumber penyusunan kurikulum adalah nilai-

nilai. Beauchamp menegaskan bahwa nilai dapat merupakan sumber penentuan

keputusan yang dinamis. Pertanyaan pertama yang muncul dalam kurikulum yang

berdasarkan nilai adalah: Apakah yang harus diajarkan di sekolah? Ini merupakan

pertanyaan tentang nilai. Nilai-nilai apakah yang harus diberikan dalam

pelaksanaan kurikulum? Nilai-nilai apa yang digunakan sebagai kriteria

penentuan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum.

Terakhir yang menjadi sumber penentuan kurikulum adalah kekuasaan

sosial-politik. Di Amerika Serikat pemegang kekuasaan sosial-politik yang

menentukan kebijaksanaan dalam kurikulum adalah board of education lokal

yang mewakill negara bagian. Di Indonesia, pemegang kekuasaan sosialpolitik

dalam penentuan kurikulum adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang

dalam pelaksanaannya dilimpahkan kepada Dirjen Pendidikan Dasar dan

Menengah serta Dirjen Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Balitbangdikbud.

pada pendidikan dasar dan menengah, kekuasaan penyusunan kurikulum

sepenuhnya ada pada pusat, sedangkan pada perguruan tinggi rektor diberi

kekuasaan untuk menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam penyusunan

kurikulum.

Page 9: Makalah kajian kurikukulum

2.5 Desain dan Rekayasa Kurikulum

Telah diutarakan sebelumnya bahwa ada dua subteori dari teori kurikulum,

yaitu desain kurikulum (curriculum design) dan rekayasa kurikulum (curriculum

engineering).

Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta

proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan

pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum,

hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsipprinsip

pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya.

Dalam desain kurikulum, ada dua dimensi penting, yaitu:

1. Substansi, unsur-unsur serta organisasi dari dokumen tertulis

kurikulum.

2. Model pengorganisasian dan bagian-bagian kurikulum terutama

organisasi dan proses pengajaran.

Menurut Beauchamp, kurikulum mempunyai tiga karakteristik, yaitu:

1. Kurikulum merupakan dokumen tertulis,

2. Berisi garis-garis besar rumusan tujuan, berdasarkan garis-garis besar

tujuan tersebut desain kurikulum disusun,

3. Isi atau materi ajar, dengan materi tersebut tujuantujuan kurikulum dapat

dicapai.

Ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam desain kurikulum:

Pertama, ketentuan-ketentuan tentang bagaimana penggunaan

kurikulum, serta bagaimana mengadakan penyemprunaan-penyempurnaan

berdasarkan masukan dari pengalaman.

Kedua kurikulum itu dievaluasi, baik bentuk desainnya maupun sistem

pelaksanaannya.

Page 10: Makalah kajian kurikukulum

Rekayasa kurikulum berkenaan dengan bagaimana proses memfungsikan

kurikulum di sekolah, upaya-upaya yang perlu dilakukan para pengelola

kurikulum agar kurikulum dapat berfungsi sebaik-baiknya. pengelola kurikulum

di sekolah terdiri atas para pengawas/penilik dan kepala sekolah, sedangkan pada

tingkat pusat adalah Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud

dan para Kasubdit/Kepala Bagian Kurikulum di Direktorat. Dengan menerima

pelimpahan wewenang dari Menteri atau Dirjen, para pejabat pusat tersebut

merancang, mengembangkan, dan mengadakan penyempurnaan kurikulum. Juga

mereka memberi tugas dan tanggung jawab menyusun dan mengembangkan

berbagai bentuk pedoman dan petunjuk pelaksanaan kurikulum. Para pengelola di

daerah dan sekolah berperan melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan

kurikulum.

Seluruh sistem rekayasa kurikulum menurut Beauchamp mencakup lima hal,

yaitu:

1. Arena atau lingkup tempat dilaksanakannya berbagai proses rekayasa

kurikulum,

2. Keterlibatan orang-orang dalam proses kurikulum,

3. Tugas-tugas dan prosedur perencanaan kurikulum,

4. Tugas-tugas dan prosedur implementasi kurikulum, dan

5. Tugas-tugas dan prosedur evaluasi kurikulum.

Dari semua uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan teori kurikulum,

Beauchamp (hlm. 82) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan teori

kurikulum, yaitu:

1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang

rangkaian kejadian yang dicakupnya.

2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan

sumber-sumber pangkal tolaknya.

3. Setiap teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik dari desain

kurikulumnya.

4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan

Page 11: Makalah kajian kurikukulum

kurikulumnya serta interaksi di antara proses tersebut.

5. Setiap teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses

penyempurnaannya.

Sumber / landasan inti penyusunan kurikulum :

6. Bertolak dari kehidupan dan pekerjaan orang tua

7. Menjadi luas, meliputi semua unsur kebudayaan

8. Bersumber pada anak : kebutuhan, perkembangan, dan minat

9. Berdasarkan pengalaman kurikulum yang sebelumnya

10. Nilai (value)

11. Kekuasaan sosial & politik

Sub Teori Kurikulum :

12. Disain Kurikulum

Merupakan pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar.

2 dimensi penting yakni :

a. Substansi, dan

b.Model pengorganisasian (bagaimana penggunaan kurikulum dan

bagaimana kurikulum di evaluasi)

c. Rekayasa Kurikulum

Proses memfungsikan kurikulum di sekolah / upaya agar kurikulum

berfungsi :

a. Bidang pelaksanaan proses rekayasa

b. Keterlibatan personal dalam proses pelaksanaan kurikulum

c. Tugas dan prosedur perencanaan kurikulum

d. Tugas dan prosedur pelaksanaan

e. Tugas dan prosedur evaluasi

5 Prinsip Dalam Pengembangan Teori Kurikulum :

Page 12: Makalah kajian kurikukulum

1. Dimulai Dengan Perumusan / Pendefinisian

2. Mempunyai Kejelasan Nilai & Sumber Pangkal Tolaknya

3. Menjelaskan Karakteristik Disain Kurikulum

4. Menggambarkan Proses Penentuan Kurikulum & Interaksi Antara Proses

5. Menyiapkan Diri Bagi Proses Penyempurnaan

2.6 Perkembangan teori kurikulum

Perkembangan teori kurikulum tidak dapat dilepaskan dari sejarah

perkembangannya. Perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun 1890

dengan tulisan Charles dan McMurry, tetapi secara definitif berawal pada hasil

karya Franklin Babbit tahun 1918. Bobbit Bering dipandang sebagai ahli

kurikulum yang pertama, is perintis pengembangan praktik kurikulum. Bobbit

adalah orang pertama yang mengadakan analisis kecakapan atau pekerjaan

sebagai cara penentuan keputusan dalam penyusunan kurikulum. Dia jugalah yang

menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengidentifikasi kecakapan pekerjaan

dan kehidupan orang dewasa sebagai dasar pengembangan kurikulum.

Menurut Bobbit, inti teori kurikulum itu sederhana, yaitu kehidupan

manusia. Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama,

terbentuk oleh sejumah kecakapan pekerjaan. pendidikan berupaya

mempersiapkan kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna.

Kecakapan-kecakapan yang harus dikuasai untuk dapat terjun dalam kehidupan

sangat bermacam-macam, bergantung pada tingkatannya maupun jenis

lingkungan. Setiap tingkatan dan lingkungan kehidupan menuntut penguasaan

pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi tertentu. Hal-hal itu

merupakan tujuan kurikulum. Untuk mencapai hal-hal itu ada serentetan

pengalaman yang harus dikuasai anak. Seluruh tujuan beserta pengalaman-

pengalaman tersebut itulah yang menjadi bahan kajian teori kurikulum.

Page 13: Makalah kajian kurikukulum

Werrett W. Charlters (1923) setuju dengan konsep Bobbit tentang analisis

kecakapan/pekerjaan sebagai dasar penyusunan kurikulum. Charters lebih

menekankan pada pendidikan vokasional.

Ada dua hal yang sama dari teori kurikulum, teori Bobbit dan Charters.

Pertama, keduanya setuju atas penggunaan teknik ilmiah dalam memecahkan

masalah-masalah kurikulum. Dalam hal ini mereka dipengaruhi oleh gerakan

ilmiah dalam pendidikan yang dipelopori oleh E.L. Thorndike, Charles Judd, dan

lain-lain. Kedua, keduanya bertolak pada asumsi bahwa sekolah berfungsi

mempersiapkan anak bagi kehidupan sebagai orang dewasa. Untuk mencapai hal

tersebut, perlu analisis tentang tugas-tugas dan tuntutan dalam kurikulum disusun

keterampilan, pengetahuan, sikap, nilai, dan lain-lain yang diperlukan untuk dapat

berpartisipasi dalam kehidupan orang dewasa. Bertolak pada hal-hal tersebut

mereka menyusun kurikulum secara lengkap dalam bentuk yang sistematis.

Mulai tahun 1920, karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang

gerakan pendidikan yang berpusat pada anak (child centered). Teori kurikulum

berubah dari yang menekankan pada organisasi isi yang diarahkan pada

kehidupan sebagai orang dewasa (Bobbit dan Charters) kepada kehidupan

psikologis anak pada saat ini. Anak menjadi pusat perhatian pendidikan. Isi

kurikulum harus didasarkan atas minat dan kebutuhan siswa. pendidikan

menekankan kepada aktivitas siswa, siswa belajar melalui pengalaman.

Penyusunan kurikulum harus melibatkan siswa.

Perkembangan teori kurikulum selanjutnya dibawakan oleh Hollis

Caswell. Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang kurikulum di

beberapa negara bagian di Amerika Serikat (Tennessee, Alabama, Florida,

Virginia), is mengembangkan konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat

atau pekerjaan (society centered) maka Caswell mengembangkan kurikulum yang

bersifat interaktif. Dalam pengembangan kurikulumnya, Caswell menekankan

pada partisipasi guru-guru, berpartisipasi dalam menentukan kurikulum,

menentukan struktur organisasi dari penyusunan kurikulum, dalam merumuskan

Page 14: Makalah kajian kurikukulum

pengertian kurikulum, merumuskan tujuan, memilih isi, menentukan kegiatan

belajar, desain kurikulum, menilai hasil, dan sebagainya.

Pada tahun 1947 di Univeristas Chicago berlangsung diskusi besar

pertama tentang teori kurikulum. Sebagai hasil diskusi tersebut dirumuskan tiga

tugas utama teori kurikulum:

1. Mengidentifikasi masalah-masalah penting yang muncul dalam

pengembangan kurikulum dan konsep-konsep yang mendasarinya,

2. Menentukan hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan struktur

yang mendukungnya,

3. Mencari atau meramalkan pendekatan-pendekatan pada masa yang akan

datang untuk memecahkan masalah tersebut.

Semenjak saat itulah perkembangan mengenai teori-teori berkembang

pesat.Berikut ini beberapa teori mengenai kurikulum yang dikemukakan oleh

beberapa tokoh:

1. Harold B. Alberty (1965)

Memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan

kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that

are provided for students by the school). Sehingga kurikulum tidak

dibatasi pada kegiatan di dalam kelas, tetapi mencakup juga kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas.

2. Saylor, Alexabder, dan Lewis (1974)

Menganggap kurikulum sebagai upaya sekolah untuk

memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman

sekolah, maupun di luar sekolah.

3. Pinar (1978)

Menggolongkan teori kurikulum menjadi 3, yaitu Aliran

Tradisional. Tyler memandang kurikulum sebagai kelas, guru, kursus,

Page 15: Makalah kajian kurikukulum

unit, pelajaran, dan sebagainya. Hirsch memasukkan konsep pengetahuan

dasar dan budaya literasi dalam kurikulum sekolah. Aliran Empirisme

Konseptual terfokus pada metodologi riset dari ilmu-ilmu eksakta dan

mencoba untuk menghasilkan penyamarataan yang akan memungkinkan

pendidik untuk mengendalikan dan meramalkan apa yang terjadi di

sekolah. Aliran Rekonseptualis, menekankan kesubyektipan, pengalaman

eksistensial, dan seni penafsiran dalam rangka mengungkapkan konflik

kelas dan hubungan kekuasaan yang berbeda yang ada dalam masyarakat

yang lebih besar.

4. Eisner dan Vallance (1974)

Menggolongkan teori kurikulum kedalam 5 konsepsi.

a. Kurikulum yang berorientasi pada aspek kognitif,terkait dengan

pengembangan intelektual.

b. Kurikulum yang berbasis teknologi, dalam hal ini fungsi kurikulum

terutama adalah untuk menemukan alat-alat efisien.

c. Kurikulum yang berorientasi pada aktualisasi diri, memandang

kurikulum sebagai pengalaman yang didesain untuk menghasilkan

pertumbuhan pribadi.

d. Kurikulum yang berorientasi pada rekonstruksi social, menekankan

pada kebutuhan bermasyarakat.

e. Kurikulum berorientasi pada rasionalisme akademis, menekankan

pentingnya standard disiplin dalam membantu yang muda

berpartisipasi dalam tradisi kultural barat.

f. Huenecke’S (1982)

Menggolongkan 4 jenis teori kurikulum, yaitu:

a. Teori yang berorientasi pada structural, menganalisis komponen

kurikulum dan hubungan timbal balik antarkomponen.

b. Teori yang berorientasi pada nilai, mengutamakan analisis nilai dan

asumsi dari pembuatan kurikulum serta produk yang dihasilkan oleh

para pembuat kurikulum.

Page 16: Makalah kajian kurikukulum

c. Teori yang berorientasi pada isi, berkonsentrasi pada isi dari

kurikulum.

d. Teori yang berorientasi pada proses, berkonsentrasi pada bagaimana

kurikulum dikembangkan.

e. Ralph W Tyler

Mengemukakan 4 pertanyaan pokok inti kajian kurikulum :

a. Tujuan

b. Pengalaman pendidikan

c. Organisasi pengalaman

d. Evaluasi

f. Beauchamp (1960 – 1965)

Enam Komponen kurikulum sebagai bidang studi

a. Landasan kurikulum,

b. Isi kurikulum,

c. Disain kurikulum,

d. Rekayasa kurikulum,

e. Evaluasi kurikulum,

f. Penelitian dan pengembangan

g. Mauritz Johnson (1967)

Membedakan kurikulum (tujuan) dengan proses pengembangan

kurikulum. Pengalaman belajar merupakan bagian dari pengajaran.

h. J.Galen Taylor dan William M. Alexander dalam buku curriculum

planning for better teaching and learning (1956).

Menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut “segala usaha untuk

mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman

sekolah atau diluar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga

apa yang disebut kegiatan extra kurikuler

Page 17: Makalah kajian kurikukulum

i. Harold B. Albertycs. Dalam reorganizing the high school curriculum

(1965).

Memandang kurikulum sebagai “all school”. Seperti halnya dengan

definisi saylor dan Alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata

pelajaran akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan

diluar kelas, yang berada dibawah tanggung jawab sekolah.

j. Othanel Smith, w.o. Stanley, dan J. Harjan Shores.

Memandang kurikulum sebagai “a sequence of potential

experience set up in the school for the purpose of diseliping ehildren and

youth in group ways of thinking and acting”. Mereka melihat kurikulum

sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan

kepada anak dan pemuda, agar mereka  dapat berfikir dan berbuat sesuai

dengan masyarakatnya.

k. William B Ragan, dalam buku modern elementary curriculum (1966)

Menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: Ragan menggunakan

kurikulum dalam arti luas, yang meliputi seluruh program dan kehidupan

dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak dibawah  tanggung jawab

sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi meliputi

seluruh kehidupan dalam kelas. Jadi hubungan social antara guru dan

murid, metode pembelajaran, cara mengevaluasi termasuk kurikulum.

l. J. Lloyd Trump dan Dalmes F. Miller dalam bukunya secondary school

improfement (1973).

Juga menganut definisi kurikulum yang luas, menurut mereka

dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara

mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar,

bimbingan dan penyuluhan, supervise dan administrasi dan hal-hal

structural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemungkinan memilih

mata pelajaran.

Page 18: Makalah kajian kurikukulum

m.Alice Miel juga menganut pendirian yang luas mengenai kurikulum.

Dalam bukunya changing the curriculum : a social process (1946)

ia mengemukakan bahwa kurikulum juga meliputi keadaan gedung,

suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan dan sikap orang-

orang melayani dan dilayani sekolah, yakni anak didik, masyarakat, para

pendidik, dan personalia. Definisi Miel tentang kurikulum  sangat luas

yang mencakup yang meliputi bukan hanya pengetahuan, kecakapan,

kebiasaan-kebiasaan, sikap, aspirasi, cita-cita serta norma-norma

melainkan juga pribadi guru, kepala sekolah serta seluruh pegawai

sekolah.

n. Edward A, Krug dalam secondary school curriculum (1960)

Menunjukan pendirian yang terbatas tapi realities tentang

kurikulum, kurikulum dilihatnya sebagai cita-cita dan usaha untuk

mencapai tujuan persekolahan.

o. Franklin Bobbit

Kehidupan manusia terbentuk oleh sejumlah kecakapan, diperoleh

melalui pendidikan yakni penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap,

kebiasaan, apresiasi adalah Tujuan Kurikulum. Keseluruhan tujuan &

pengalaman menjadi bahan kajian teori kurikulum.  

Maka dari pernyataan para tokoh tersebut kami menyimpulkan Teori

Kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap

kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan

antara unsur - unsur kurikulum, karena adanya petunjuk

perkembangan/penggunaan dan evaluasi kurikulum.

Page 19: Makalah kajian kurikukulum

2.7 Konsep kurikulum

Konsep-konsep teori kurikulum yaitu sebagai suatu perangkat pernyataan

yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi

karena adanya penegasan hubungan antara unsur-unsur kurikulum, karena adanya

petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum. Bahan penyajian

dari teori kurikulum adalah hal-hal yang berkaitan dengan penetuan keputusan,

Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori

kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum,

kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi.

a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi:

Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar

bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang

ingin dicapai.Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu

dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-

mengajar, jadwal, dan evaluasi.Suatu kurikulum juga dapat digambarkan

sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para

penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan

masyarakat.Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu

sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.

b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem:

Yaitu sistem kurikulum.Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem

persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem

kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana

cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan

menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah

tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah

bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.

Page 20: Makalah kajian kurikukulum

c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:

Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli

kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai

bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem

kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari

konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan

berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal

barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.

Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga

dituntut untuk:

1. Mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-

istilah teknis

2. Mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam

pengetahuan-pengetahuan baru

3. Melakukan penelitian inferensial dan prediktif,

4. Mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan

melaksanakan model-model kurikulum.

Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum.

Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem,

maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan.

Page 21: Makalah kajian kurikukulum

BAB III

KESIMPULAN

Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang

diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that

are provided for students by the school). Sehingga kurikulum tidak dibatasi pada

kegiatan di dalam kelas, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh siswa di luar kelas.

Saylor, Alexabder, dan Lewis (1974), yang menganggap kurikulum sebagai upaya

sekolah untuk memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di

halaman sekolah, maupun di luar sekolah.

McNeil (1985) yaitu kurikulum sederhana/ mudah dan kurikulum kompleks/ sulit.

Pinar (1978) menggolongkan teori kurikulum menjadi 3, yaitu Aliran Tradisional.

Tyler memandang kurikulum sebagai kelas, guru, kursus, unit, pelajaran, dan

sebagainya. Hirsch memasukkan konsep pengetahuan dasar dan budaya literasi

dalam kurikulum sekolah. Aliran Empirisme Konseptual terfokus pada

metodologi riset dari ilmu-ilmu eksakta dan mencoba untuk menghasilkan

penyamarataan yang akan memungkinkan pendidik untuk mengendalikan dan

meramalkan apa yang terjadi di sekolah. Aliran Rekonseptualis, menekankan

kesubyektipan, pengalaman eksistensial, dan seni penafsiran dalam rangka

mengungkapkan konflik kelas dan hubungan kekuasaan yang berbeda yang ada

dalam masyarakat

yang lebih besar.

Eisner dan Vallance (1974) menggolongkan teori kurikulum kedalam 5 konsepsi.

1. Kurikulum yang berorientasi pada aspek kognitif, terkait dengan

pengembangan intelektual.

2. Kurikulum yang berbasis teknologi, dalam hal ini fungsi kurikulum

terutama adalah untuk menemukan alat-alat efisien.

Page 22: Makalah kajian kurikukulum

3. Kurikulum yang berorientasi pada aktualisasi diri, memandang kurikulum

sebagai pengalaman yang didesain untuk menghasilkan pertumbuhan

pribadi.

4. Kurikulum yang berorientasi pada rekonstruksi social, menekankan pada

kebutuhan bermasyarakat.

5. Kurikulum berorientasi pada rasionalisme akademis, menekankan

pentingnya standard disiplin dalam membantu yang muda berpartisipasi

dalam tradisi kultural barat.

Huenecke’S (1982) menggolongkan 4 jenis teori kurikulum, yaitu

1. Teori yang berorientasi pada structural, menganalisis komponen kurikulum

dan hubungan timbal balik antarkomponen.

2. Teori yang berorientasi pada nilai, mengutamakan analisis nilai dan asumsi

dari pembuatan kurikulum serta produk yang dihasilkan oleh para pembuat

kurikulum.

3. Teori yang berorientasi pada isi, berkonsentrasi pada isi dari kurikulum.

4. Teori yang berorientasi pada proses, berkonsentrasi pada bagaimana

kurikulum dikembangkan.

     

Ralph W Tyler : 4 pertanyaan pokok inti kajian kurikulum :

• Tujuan

• Pengalaman pendidikan

• Organisasi pengalaman

• Evaluasi

Beauchamp (1963) : teori kurikulum berhubungan erat dengan teori-teori lain

Othanel Smith : sumbangan filsafat terhadap teori kurikulum (perumusan

tujuan penyusunan bahan)

Mc Donald (1964) : 4 sistem dalam persekolahan yakni kurikulum, pengajaran,

mengajar, belajar

Beauchamp (1960 – 1965) Enam Komponen kurikulum sebagai bidang studi

Page 23: Makalah kajian kurikukulum

a. Landasan kurikulum,

b. Isi kurikulum,

c. Disain kurikulum,

d. Rekayasa kurikulum,

e. Evaluasi kurikulum,

f. Penelitian dan pengembangan

Mauritz Johnson (1967)

Membedakan kurikulum (tujuan) dengan proses pengembangan

kurikulum. Pengalaman belajar merupakan bagian dari pengajaran.

J.Galen Taylor dan William M. Alexander dalam buku curriculum

planning for better teaching and learning (1956).

Menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut “segala usaha untuk

mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman

sekolah atau diluar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga

apa yang disebut kegiatan extra kurikuler

Harold B. Albertycs. Dalam reorganizing the high school curriculum

(1965).

Memandang kurikulum sebagai “all school”. Seperti halnya dengan

definisi saylor dan Alexander, kurikulum tidak terbatas pada mata

pelajaran akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan lain, di dalam dan

diluar kelas, yang berada dibawah tanggung jawab sekolah.

Othanel Smith, w.o. Stanley, dan J. Harjan Shores.

Memandang kurikulum sebagai “a sequence of potential

experience set up in the school for the purpose of diseliping ehildren and

youth in group ways of thinking and acting”. Mereka melihat kurikulum

sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan

kepada anak dan pemuda, agar mereka  dapat berfikir dan berbuat sesuai

dengan masyarakatnya.

Page 24: Makalah kajian kurikukulum

William B Ragan, dalam buku modern elementary curriculum (1966)

Menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: Ragan menggunakan

kurikulum dalam arti luas, yang meliputi seluruh program dan kehidupan

dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak dibawah  tanggung jawab

sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi bahan pelajaran tetapi meliputi

seluruh kehidupan dalam kelas. Jadi hubungan social antara guru dan

murid, metode pembelajaran, cara mengevaluasi termasuk kurikulum.

J. Lloyd Trump dan Dalmes F. Miller dalam bukunya secondary school

improfement (1973).

Juga menganut definisi kurikulum yang luas, menurut mereka

dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara

mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tenaga mengajar,

bimbingan dan penyuluhan, supervise dan administrasi dan hal-hal

structural mengenai waktu, jumlah ruangan serta kemungkinan memilih

mata pelajaran.

Alice Miel juga menganut pendirian yang luas mengenai kurikulum.

Dalam bukunya changing the curriculum : a social process (1946)

ia mengemukakan bahwa kurikulum juga meliputi keadaan gedung,

suasana sekolah, keinginan, keyakinan, pengetahuan dan sikap orang-

orang melayani dan dilayani sekolah, yakni anak didik, masyarakat, para

pendidik, dan personalia. Definisi Miel tentang kurikulum  sangat luas

yang mencakup yang meliputi bukan hanya pengetahuan, kecakapan,

kebiasaan-kebiasaan, sikap, aspirasi, cita-cita serta norma-norma

melainkan juga pribadi guru, kepala sekolah serta seluruh pegawai

sekolah.

Edward A, Krug dalam secondary school curriculum (1960)

Menunjukan pendirian yang terbatas tapi realities tentang

kurikulum, kurikulum dilihatnya sebagai cita-cita dan usaha untuk

mencapai tujuan persekolahan.

Page 25: Makalah kajian kurikukulum

Franklin Bobbit

Kehidupan manusia terbentuk oleh sejumlah kecakapan, diperoleh

melalui pendidikan yakni penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap,

kebiasaan, apresiasi adalah Tujuan Kurikulum. Keseluruhan tujuan &

pengalaman menjadi bahan kajian teori kurikulum.

Caswell

Konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat à kurikulum

interaktif yang menekankan pada partisipasi guru.

Page 26: Makalah kajian kurikukulum

Daftar Pustaka

http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/05/teori-kurikulum.html?

m=1

http://modelmodelpembelajaran.blogspot.com/2012/12/teori-kurikulum.html?m=1

http://samadaranta.wordpress.com/2010/12/30/teori-kurikulum/

http://mybatik.wordpress.com/2009/01/29/teori-dan-konsep-kurikulum/

http://www.google.com/gilangdawous.files.wordpress.com%makalah-

mankur.docx

http://rosmaladewi68.wordpress.com/2013/05/11/teori-teori-kurikulum/