26
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PT. INDUSTRI JAMU BOROBUDUR JALAN HASANUDIN 1 SEMARANG FAX (024) 3541332 TELP (024) 3510785 Disusun oleh ARUM SETYORINI NIS : 0511844 BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA INDUSTRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN “YAYASAN PHARMASI” SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014

Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PT. INDUSTRI JAMU BOROBUDUR

JALAN HASANUDIN 1 SEMARANG FAX (024) 3541332 TELP (024) 3510785

Disusun oleh

ARUM SETYORINI

NIS : 0511844

BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KIMIA

KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA INDUSTRI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN “YAYASAN PHARMASI” SEMARANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

Page 2: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik

Kerja Industri (PRAKERIN) di PT. Industri Jamu Boroudur Semarang – Indonesia

pada bulan 02 September – 31 Oktober 2013 serta dapat menyelesaikan penyusunan

laporan kegiatan tersebut dengan baik.

Praktik kerja industri ini dapat terselesaikan dengan baik berkat kerjasama dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menguncapkan terima kasih

kepada :

1. Ibu Suciati, S.Si, Apt, selaku Kepala Sekolah SMK Yayasan Pharmasi

Semarang.

2. Ibu Ika Purwati, S.Si, selaku Ketua Kompetensi Keahlian Kimia Industri

SMK Yayasan Pharmasi Semarang yang telah memberikan gambaran dan

bimbingan penulis tentang praktik kerja industri.

3. Bapak Suwarso, S.Pd, selaku pembimbing praktik kerja industri dari SMK

Yayasan Pharmasi Semarang.

4. Bapak Rahmat Sarwono, selaku Direktur PT. Industri Jamu Borobudur

Semarang – Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melaksanakan kegiatan praktik kerja industri.

5. Bapak Joko Kawiyanto, S.Si, Apt, selaku Kepala Bagian Produksi PT.

Industri Jamu Borobudur Semarang – Indonesia atas segala perhatian,

kesempatan dan saran yang diberikan.

6. Bapak Ari Sidharta, S.Farm, Apt, selaku pembimbing lapangan di PT. Industri

Jamu Borobudur Semarang – Indonesia yang telah meluangkan waktu dan

membagikan ilmu serta saran dalam pelaksanaan kegiatan praktik kerja

industri.

Page 3: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

7. Segenap staff dan karyawan di PT. Industri Jamu Borobudur Semarang –

Indonesia atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan.

8. Orangtua, saudara dan teman-teman tercinta atas dukungan dan doa yang telah

diberikan kepada penulis.

9. Mbak Sindy, Mbak Ratna, Mbak Inung, Mbak Hariyanti, Mbak Anggra,

Mbak Mega, Mbak Mudji, Mbak Nuril (laboratorium) yang telah membantu

penulis belajar banyak hal baru selama prakerin dan menjadi teman penulis

melepas kejenuhan dengan canda tawanya.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut banyak

membantu atas terselesaikannya laporan ini.

Saya menyadari bahwa laporan yang penulis susun ini masih sangatlah

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

sangat penulis harapkan. Semoga laporan yang penulis susun ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua.

Semarang, Oktober 2013

Penulis

Page 4: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pada hakikatnya ingin hidup sehat dan sejahtera lahir dan

batin sehingga diperlukan berbagai upaya kesehatan yang meliputi pencegahan

penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif)

serta peningkatan kesehatan (promotif). Agar dapat memperoleh derajat kesehatan

yang optimal, maka kita dapat memanfaatkan tanaman obat yang dikemas dalam

bentuk jamu atau obat tradisional maupun disintesis menjadi suatu obat jadi

sebagai solusi masalah kesehatan. Oleh karena itu, industri obat tradisional selaku

produsen obat tradisional dituntut untuk menghasilkan obat tradisional yang aman

(safe), manjur (effective) dan bermutu (quality) dengan harga terjangkau bagi

masyarakat.

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran

dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan

berdasarkan pengalaman. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM RI NO.

HK.00.05.41.1384, Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan menjadi

beberapa tingkatan, yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. Jamu

adalah obat tradisional Indonesia yang belum dilakukan uji pra klinik maupun

klinik, sedangkan obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang

telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan

bahan bakunya telah terstandarisasi. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam

yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra

klinik dan uji klinik, serta bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi.

Perkembangan jenis produk obat bahan alam ini yang tidak hanya dalam

bentuk obat tradisional (jamu) tetapi juga dalam bentuk obat herbal terstandar

maupun fitofarmaka, sehingga diperlukan adanya suatu pengaturan atau regulasi

Page 5: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

untuk melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang merugikan dari penggunaan

obat tradisonal yang tidak memenuhi persyaratan mutu.

1.2 Tujuan

Praktik kerja industri memiliki tujuan agar siswa dapat mengetahui gambaran

secara jelas dunia kerja yang susungguhnya dan untuk memenuhi persyaratan

agar siswa dapat mengikuti Ujian Nasional.

1.3 Manfaat

Praktik kerja industri memiliki manfaat sebagai berikut :

Memberikan keterampilan dan pengalaman di dunia kerja

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengenai dunia kerja

Mengetahui secara langsung dan mendapatkan gambaran secara jelas

mengenai kegiatan di industri dan pengelolaannya.

Meningkatkan wawasan mengenai sistem kerja dan manajemen serta hal-hal

lain yang mendukung keberlangsungan sebuah industri.

Page 6: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

BAB II

INSTITUSI PRAKERIN

1.1 Sejarah

29 April 1979 - Mulai berdiri dari Home Industry dengan memproduksi bentuk

sediaan Pil

Tahun 1989 - Mulai memproduksi bentuk Sediaan Kapsul, Tablet, Cream, Cairan

Obat Luar, Serbuk Seduhan

Tahun 1996 - Menempati lokasi yang lebih luas di Jl. Hasanudin No. 1

Semarang.

Tahun 2003 - Mendirikan Borobudur Extraction Center di Jl. Walisongo Km. 10

Semarang.

Tahun 2004 - Memperoleh Sertifikat CPOTB untuk Sediaan Tablet, Pil, Cream,

Kapsul, Cairan Obat Luar, Serbuk Seduhan,.

Tahun 2005 - Borobudur Extraction Center mulai beroperasi dan memproduksi

Ekstrak Kental dan Ekstrak Kering.. Memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2000

Quality Management System.

Tahun 2010 - Melakukan penambahan High Concentrator dan Liquid-Liquid

Extraction untuk Borobudur Extraction Center. Memperoleh Sertifikat CPOTB

untuk Sediaan Ekstrak Kental dan Ekstrak Kering. Sertifikat ISO 9001 : 2000

diupgrade menjadi ISO 9001 : 2008.

1.2 Tata Tertib

a. Jam kerja dimulai pukul 07.30 – 16.30

b. Istirahat makan siang (1 jam) pukul 12.00 – 13.00

c. Setiap karyawan yang tidak masuk kerja atau berangkat siang karena ada

halangan sesuatu, wajib lapor / telpon personalia sebelum pukul 07.30 atau

memberikan surat izin sakit dari dokter apabila sakit.

Page 7: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

d. Karyawan yang izin keluar saat jam kerja harus menuliskan surat izin keluar

yang disetujui supervisor dan personalia.

1.3 Visi dan Misi

Visi dari PT. Industri Jamu Borobudur yaitu menjadi perusahaan

penghasil produk herbal yang memberikan solusi terhadap masalah kesehatan.

Selanjutnya upaya PT. Industri Jamu Borobudur untuk mewujudkan visi tersebut

tertuang dalam misinya yaitu menyediakan produk yang aman, berkhasiat,

lengkap, merata dan harga terjangkau melalui manusia, inovasi dan teknologi.

PT. Industri Jamu Borobudur mempunyai suatu kebijakan mutu demi

mewujudkan visi dan misinya yang tercantum dalam 4M, yaitu :

1. Mutu

2. Murah

3. Merata

4. Manusia yang berkualitas

1.4 Struktur Organisasi

PT. Industri Jamu Borobudur dipimpin oleh seorang direktur yang

sekaligus sebagai pendirinya. Kegiatan produksi yang berlokasi di jalan

Hasanudin No. 1 Semarang, dikepalai oleh seorang Manager Operasional yang

membawahi beberapa departemen, yaitu: Produksi, Quality Control (QC), Quality

Assurance (QA), Research and Development (R&D), Production Planning and

Inventory Control (PPIC), Personalia, Gudang, Teknik, Registrasi, Document

Control dan BEC (Borobudur Extraction Centre). Bagan struktur organisasi PT.

Industri Jamu Borobudur dapat dilihat pada gambar.

Page 8: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Struktur Organisasi PT. Industri Jamu Borobudur Semarang

Direktur

Kasie Personalia

Kasie Gudang

Kasie Teknik

Kabag QC

Kabag QA

Kabag ProduksiStaff Gudang

Rempah

OperationalManager

KoordinatorAMI

Kabag BEC

Kasie Produksi 1

Kasie Produksi

Kasie Packing

Staff QA

Staff QC

Staff R&DKemasan

Staff PPICProd & Inf. Control

Staff PPICMaterial Control

Staff Registrasi

Kabag Purchasing

Kabag Fin & Acc

Ka.Div.Finance &Purchasing

Finance &PurchasingManager

Manager Export

Manager Produksi

Manager Cabang

Manager Luar Pulau

MarketingManager

GMMarketing

Kasie GudangProduk Jadi

Kasie R&D Produk

KasieProduksi & Teknik

Staff Doc. Control

Prod. I

Prod. II

PPIC

Page 9: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

1.5 Tugas Tiap Bidang

Produksi

Bagian yang memproduksi sediaan : pil, kapsul, kaplet, cream, gel,

param kocok serta seduhan. Kegiatan produksi meliputi alur proses

pembuatan dimulai dari pengadaan bahan awal (PPIC) termasuk penyiapan

bahan baku (gudang), pengolahan sampai dengan pengemasan untuk

menghasilkan produk jadi.

Quality Control (QC)

Pengawasan mutu (QC) merupakan bagian yang paling penting dalam

pelaksanaan CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) di

industri farmasi, karena bagian inilah yang bewenang untuk meluluskan atau

menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk jadi.

Sehingga produk yang dihasilkan selalu dapat memenuhi syarat mutu yang

telah ditetapkan melalui serangkaian pengujian dan penanganan. Syarat mutu

tersebut adalah spesifikasi, identitas dan karakteristik sesuai standard yang

telah ditetapkan.

Research and Development (R & D)

Bagian yang sangat diperlukan bagi sebuah perusahaan untuk selalu

melakukan penelitian yang dapat menghasilkan produk-produk baru.

Production Planning and Inventory Control (PPIC)

Bagian Production Planning and Inventory Control (PPIC) merupakan

bagian yang melakukan perencanaan pengadaan barang-barang dan

perhitungan kebutuhan produksi sehingga orang yang bekerja dibagian ini

adalah orang yang sudah mengetahui dan pernah menjalani kegiatan dibagian

produksi.

Page 10: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Personalia

Bagian personalia di PT. Industri Jamu Borobudur terdiri dari 1 orang

kasie. Kegiatan personalia meliputi :

1. Pengadaan serta pengendalian Sumber Daya Manusia (SDM) mencakup

sistem rekruitmen tenaga kerja, perjanjian kontrak kerja, cuti, pendataan

pegawai dll.

2. Perencanaan program pelatihan pegawai beserta pengelolaan sertifikat

pelatihan

3. Koordinasi antar unit kerja

4. Sistem penggajian

5. Pelaksanaan evaluasi / penilaian kinerja serta penetapan insentif dan

sanksi (surat peringatan)

Bagian personalia selalu berhubungan dengan bagian lain dalam

pelaksanaan kegiatannya, yaitu bekerjasama dengan supervisor dan tim

CPOTB dalam pelaksanaan pelatihan CPOTB, bekerjasama dengan PPIC

terkait penempatan karyawan, serta bekerjasama dengan supervisor produksi

dan bagian mekanik dalam penempatan operator.

Gudang

Bagian gudang memiliki peran penting dalam kegiatan penerimaan,

penyimpanan dan pengeluaran bahan baku kemasan maupun produk jadi.

Pelaksanaan kegiatan tersebut berdasarkan dengan bagian lain, yaitu :

1. Bagian PPIC dalam proses perencanaan pembelian / pengadaan material

2. Bagian purchasing dalam proses pembelian / pengadaan material

3. Bagian QC dalam proses pemeriksaan bahan baku, bahan kemasan dan

produk

4. Bagian produksi dalam proses pelayanan material dan penerimaan produk

jadi.

Page 11: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

1.6 Lokasi dan Bangunan

Pabrik PT. Industri Jamu Borobudur bagian produksi sediaan berlokasi

di Jalan Hasanudin nomor 1 Semarang, Jawa Tengah. Bangunannya memiliki

luas total 7.302 m2 yang berdiri di atas lahan seluas 24.341 m2 dan terdiri atas

tiga lantai mencakup kantor, prasarana produksi dan prasarana pendukung.

Lantai pertama terdiri dari beberapa area, yaitu :

Kantor (ruang direktur, ruang manager, ruang staff, ruang administrasi,

ruang R&D, ruang tamu dan ruang meeting)

Prasarana produksi :

Kelas E (produksi : pil, kapsul, kaplet, cream, seduhan, cairan obat

luar; pengemasan primer; ruang In Process Control / IPC; Work In

Process / WIP)

Kelas F (pengemasan sekunder, gudang bahan baku dan bahan

kemasan I)

Prasarana pendukung :

Pengolahan limbah

Pengolahan air RO

Lapangan parkir

Dapur

Kantin

Toilet

Ruang laundry

Ruang istirahat

Ruang ganti

Musholla

Lantai kedua terdiri dari :

Kantor (ruang R&D, ruang QC dan ruang meeting)

Prasarana produksi :

Kelas E : produksi serbuk seduhan, cairan obat luar, granul kaplet,

pengemasan primer, WIP, ruang Fluid Bed Drier dan filling kapsul

manual

Kelas F : gudang bahan kemas II

Page 12: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Serbuk Pil +Pengikat /

Binder

Pencampuran/ Mixing

Penggilingan/ Milling

Pencetakan /Molding

Penyortiran /Sorting

Pengayakan/ Sieving

Penghalusan /Polishing

Pengeringan /Drying

Pengemasan /Packaging

Produk Jadi /Finish

Product

SerbukKapsul

Pengisian /Filling

Pembersihan/ Dusting off

Penyortiran /Sorting

Pengemasan /Packaging

Produk Jadi /Finish

Product

BAB III

PROSES PRODUKSI

1.1 Bahan Baku

Pengadaan bahan baku di PT. Industri Jamu Borobudur diawali dari permintaan produksi.

Bahan pembuatan produk di PT. Industri Jamu Borobudur berupa simplisia yang diperoleh

dari supplier. Demikian juga untuk bahan tambahan lainnya diperoleh dari supplier yang

telah dipilih PT. Industri Jamu Borobudur.

1.2 Pengolahan Bahan Baku

Pengolahan bahan baku yang dilakukan di PT. Industri Jamu Borobudur akan dibuat

sediaan meliputi: pil, kapsul, kaplet, cream, gel, param kocok serta seduhan.

1.3 Diagram Proses Produksi

Diagram Proses Produksi PIL

Diagram Proses Produksi KAPSUL

Page 13: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Serbuk Kaplet+ Pengikat /

Binder

Pencampuran /Mixing

Granulasi /Granulation

Pengeringan/ Drying

Pengayakan /Sieving

Pencampuran /Mixing

Pencetakan /Molding

Penyortiran /Sorting

Penyalutan /Coating

Penyortiran /Sorting

Pengemasan/ Packaging

Produk Jadi /Finish

Product

SerbukSeduhan

Pengisian /Filling

Pengemasan/ Packaging

Produk Jadi /Finish

Product

Diagram Proses Produksi TABLET / KAPLET

Diagram Proses Produksi SERBUK OBAT DALAM

Diagram Proses Produksi CAIRAN OBAT LUAR

Diagram Proses Produksi KRIM

Bahan Baku/ Raw

Materials

Pencampuran /Mixing

Pengisian /Filling

Pengemasan/ Packaging

Produk Jadi /Finish

Product

Bahan Baku /Raw

Materials

Pencampuran/ Mixing

Pengisian /Filling

Pengemasan /Packaging

Produk Jadi /Finish

Product

Page 14: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Diagram Proses Produksi EKSTRAK KENTAL

Diagram Proses Produksi EKSTRAK KERING

Rempah /Spices

Penyarian /Extraction

Penguapan /Evaporation

Pengemasan /Packaging

Produk Jadi /Finish

Product

Rempah /Spices

Penyarian /Extraction

Penguapan /Evaporation

Pengerigan /Drying

Pengemasan/ Packaging

Produk Jadi/ FinishProduct

Page 15: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

BAB IV

PEMBAHASAN

1.1 Pemaparan Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan di PT. Industri Jamu Borobudur meliputi

pembuatan sediaan : pil, kapsul, kaplet, cream, gel, param kocok serta seduhan. Kegiatan

produksi tersebut meliputi alur proses pembuatan dimulai dari pengadaan bahan awal

termasuk penyiapan bahan baku, pengolahan sampai dengan pengemasan untuk

menghasilkan produk jadi.

Diagram alir proses produksi secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 1.

1.2 Alat Produksi

PT. Industri Jamu Borobudur memiliki lebih dari 100 peralatan dan mesin untuk

keperluan produksi, maupun sarana In Process Control (IPC). Beberapa mesin yang

dimiliki PT. Industri Jamu Borobudur, misalnya :

Kelas E :

Mesin blister Hoong-A

Mesin pengisian kapsul : Chin Yi, Macofar, Bosch GKF 1500 & 700

Mesin sortir kapsul Bintang Anugerah Machinery

Mesin bottling kapsul Countec

Alat capping botol CHYUN JYE®

Mesin potong poly Filvo

Mesin coating film kaplet Narong

Mesin stripping kapsul Siebler

Mesin filling cream sachet Johan

Mesin coding kapsul DOMINO

Page 16: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Kelas F :

Mesin coding VDS / MDS : Video Jet, Imajindo, Hitachi

Mesin rewinder foil : Metrick, Flextek

Mesin kartoning CAM

Mesin shrink Kyowa Denki

Laboratorium :

Alat uji Loss On Drying : OHAUS, Kern

Ultrasonik BRANSON

Colony counter STUART

Laminar Air Flow Envair C-Flow

Air sterilizer Bioklimatik

Oven Memmert

Ultrameter II ® yaitu alat uji pH, konduktivitas serta TDS dari air

Alat High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Shimadzu

Spektofotometer UV-Vis PharmaSpec-1700 SHIMADZU

UV Cabinet CAMAG

Sentrifuge Unicen 20 Orto alresa

1.3 Pengawasan Mutu / QC (Quality Control)

Pengawasan mutu (QC) merupakan bagian yang paling penting dalam

pelaksanaan CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) di industri obat

tradisional, karena bagian inilah yang bewenang untuk meluluskan atau menolak bahan

awal, bahan pengemas, produk antara dan produk jadi. Sehingga produk yang dihasilkan

selalu dapat memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan melalui serangkaian pengujian

dan penanganan. Syarat mutu tersebut adalah spesifikasi, identitas dan karakteristik yang

telah ditetapkan.

Bagian pengawasan mutu (QC) di PT. Industri Jamu Borobudur terdiri dari 1

orang KaBag, 2 orang staff, 1 analis, 1 analis IPC kelas E, 2 analis IPC kelas F, 1 analis

kimia-fisika dan 2 analis mikrobiologi.

Page 17: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Kegiatan QC mencakup pemeriksaan bahan awal, pemeriksaan dalam proses / In

Prcocess Control (IPC) serta pemeriksaaan mikrobiologi dan lingkungan.

Pemeriksaan bahan awal dilakukan setiap terdapat barang datang. Selain itu, QC

juga berperan dalam pemilihan supplier yaitu dengan melakukan pengujian sampel yang

ditawarkan oleh supplier untuk mengetahui kesesuaian dengan spesifikasi yang

ditetapkan dalam Certificate of Analysis (CoA) maupun standar yang telah ditetapkan.

Pengawasan dalam proses (IPC) merupakan pengawasan yang dilaksanakan selama

proses produksi berlangsung. IPC bertujuan untuk mencegah kesalahan pada proses

selanjutnya. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap semua hal yang

berpengaruh pada setiap tahap proses pengolahan dan pengemasan. Pemeriksaan

mikrobiologi dan lingkungan mencakup pengujian bahan/produk, pengujian air untuk

produksi (air RO / Reverse Osmosis) dan pengujian air limbah. Kegiatan bagian QC

secara umum adalah sebagai berikut :

Inspeksi bahan datang

Inspeksi produk akhir

Inspeksi produk return / kembalian

Inspeksi sampel dari pembelian, R&D atau sampel lain

Inspeksi kebocoran kemasan produk jadi

Inspeksi air RO (Reserve Osmosis)

Inspeksi in proses bahan bantu dan kemasan

Pemeriksaan mikrobiologi cemaran mikroba dan penghitungan koloni

Pemeriksaan : kadar air, bobot jenis, waktu hancur keseragaman bobot, kadar zat aktif

/ profil kromatogram

Pengukuran suhu dan kelembaban ruang produksi

Pengujian cara apus (Swab-test) dan pengujian kekentalan (viskositas)

Pengambilan sampel untuk pemeriksaan

Pemeliharaan dan pembersihan alat-alat uji

Kalibrasi internal

Validasi : sanitasi dan hygiene (Swab-test dan uji bahan yang tertinggal sesudah

pembersihan), proses pencampuran, pembersihan mesin dan ruang produksi

pemakaian bersama

Page 18: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Menyimpan catatan pemeriksaan dan pengujian semua semua contoh

Menyediakan simplisia standar dan bahan baku pembanding sekunder

Mengevaluasi dan menetapkan produk kembalian, apakah dapat langsung digunakan,

diproses ulang atau dimusnahkan.

Saat inspeksi, bagian QC dapat meluluskan/menolak setiap bets bahan awal,

produk antara, produk ruahan dan produk jadi dengan menggunakan label status

“RELEASE QC” warna hijau jika lulus pengujian, label status “HOLD QC” warna kuning

jika masih dalam proses karantina dan label status “REJECT QC” warna merah jika tidak

sesuai spesifikasi. Tanggal pemberian status serta paraf diberikan di atas stiker status.

A. Analisis In Process Control (IPC)

Kegiatan ini dilakukan oleh 3 orang analis, yaitu untuk kelas E dan 2 analis

untuk kelas F. Uraian masing masing kegiatan dpat dilihat pada penjelasan berikut

ini.

1) Kelas E

Inspeksi IPC pada saat proses produksi di kelas E secara umum meliputi

inspeksi diameter (pil), bobot, kekerasan, kerapuhan, volume, visual, kebocoran

kemasan, suhu dan kelembaban ruang pengolahan, kebersihan ruang dan alat

produksi, dll.

Sarana pendukung yang digunakan dalam IPC yang berada di kelas E

antara lain alat uji kebocoran kemasan Multivac, alat uji kekerasan kaplet,

timbangan analitik dan jangkoa sorong. Parameter kelulusan tiap proses berbeda-

beda untuk setiap sediaan yang diproduksi.

Pada saat proses produksi kapsul, suhu dan kelembaban ruangan harus

memenuhi standar. Suhu ruangan haruslah <28°C dan kelembaban 60% pada

area filling kapsul, area sortir kapsul dan area pengemasan primer kapsul. Hal ini

dilakukan agar kondisi kapsul tetap terjaga dan tidak rusak.

Page 19: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

2) Kelas F

Inspeksi IPC yang dilakukan di kelas F adalah pada saat proses

pengemasan sekunder dan tersier. Secara umum meliputi inspeksi posisi dan

kebenaran hasil coding kemasan, inspeksi kondisi fisik kemasan, inspeksi hasil

pengemasan, jumlah dan kesesuaian isi dengan kemasan sekunder.

B. Analisis Mikrobiologi

Bahan baku pada sediaan obat tradisional seperti jamu pada umumnya

berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan atau bagian tumbuhan. Bahan-bahan

tersebut berisiko terkontaminasi mikroorganisme selama proses penanaman,

pengeringan atau penyimpanan sehingga dapat mencemari rempah / bahan baku.

Produk yang tercemar mikroorganisme tersebut dapat memproduksi racun yang

dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit sehingga dibutuhkan suatu

pemeriksaan mikrobiologi sebagai salah satu upaya pengawasan mutu.

Pemeriksan tersebut dilakukan oleh 2 analis di laboratorium mikrobiologi.

Kegiatan di laboratorium mikrobiologi ini meliputi pengujian cemaran

mikroba dengan metode Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang

Khamir (AKK) terhadap produk, air RO dan hasil Swab-test (pengujian sanitasi

dan higiene dari alat / mesin). Teknik yang digunakan untuk isolasi mikroba dari

sampel adalah metode cawan tuang dan dibuat duplo.

Uji angka lempeng total merupakan metode yang umum digunakan untuk

menghitung adanya bakteri yang terdapat dalam sediaan yang diperiksa. Uji

angka lempeng total pada prinsipnya dilakukan pengenceran terhadpa sediaan

yang diperiksa kemudian dilakukan penanaman media lempeng agar. Jumlah

koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah inkubasi pada

suhu dan waktu yang sesuai.

Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil

perhitungan dikalikan faktor pengenceran. Angka Kapang Khamir menunjukkan

adanya cemaran jamur dalam sediaan yang diperiksa, sedangkan Angka Lempeng

Total menunjukkan adanya cemaran bakteri

Page 20: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Tabel jumlah pengenceran terhadap sediaan untuk ALT dan AKK

C. Analisis Kimia–Fisika

Analisis kimia–fisika ini dilakukan di laboratorim QC, pengujian yang

dilakukan di sini meliputi pengujian identifikasi bahan dengan metode KLT,

spektofotometri, HPLC dan mikroskopik.

1. Uji LOD (Loss On Drying)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air suatu sampel yang

berupa serbuk, campuran maupun tunggal, ekstrak ataupun berupa potongan-

potongan kecil simplisia. Alat yang digunakan dalam pengujian LOD ini

adalah moisture balance MB45 dan Kern DLB. Pengukuran kadar air ini

penting dilakukan karena terkait dengan kestabilan bahan terhadap

lingkungan penyimpanan dan resiko pencemaran mikroorganisme. Semakin

tinggi kadar air, maka kestabilan bahan menurun dan risiko pencemaran

mikroorganisme semakin tinggi. Standar LOD untuk setiap sampel berbeda-

beda dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Bentuk sediaan ALT AKK

Pil 10-3 10-1

Kapsul 10-2 10-1

Kaplet 10-2 10-1

Ekstrak, endapan 10-1 10-1

Seduhan 10-4 10-2

Param kocok 10-2 10-1

Cream 10-2 10-1

Gel 10-2 10-1

Rempah 10-4 10-2

Cangkang 10-2 10-1

Air RO 10-1 10-1

PJ Kapsul 10-2 10-1

PJ Pil 10-3 10-1

Page 21: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Sampel LOD (%) Sampel LOD (%)

Pil <10 Seduhan <10

PJ pil <10 Ekstrak <5

Kapsul isi <10 Rempah <15

PJ kapsul <10 Granul kaplet <4

Kaplet <10 Cangkang kapsul 12-16

PJ Kapsul <10

2. Uji Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpanan

bobot rata-rata dari sejumlah sampel yang telah ditentukan. Cara

pengujiannya adalah mengambil sampel kapsul atau pil sebanyak 10 butir,

ditimbang satu persatu bobotnya, kemudian dirata-rata.

3. Uji Waktu Hancur

Uji ini dilakukan untuk mengetahui perkiraan waktu yang dibutuhkan

sampel hancur didalam tubuh setelah dikonsumsi. Metode yang digunakan

adalah dengan mengukur waktu yang dibutuhkan sampel hancur dalam

medium yang sesuai hingga tidak ada bagian sampel yang tertinggal di atas

kasa alat uji. Alat uji yang digunakan disintegration tester dengan

menggunakan medium air hangat suhu ± 37⁰C. Standar waktu hancur untuk

sediaan kapsul adalah <15 menit, sediaan pil <60 menit dan untuk sediaan

kaplet <60 menit.

4. Uji Brix

Uji ini dilakukan untuk cairan yang mengandung glukosa, biasanya

digunakan mengukur glukosa pada pembuatan pil, glukosa ketika datang dan

untuk mengukur madu. Alat yang digunakan adalah hand refractometer.

Standar yang digunakan glukosa pada pembuatan pil adalah 75±1 brix, jika

Page 22: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

masih terlalu tinggi dilakukan proses ulang dengan menggunakan mixer

glukosa. Sedangkan standar untuk glukosa yang baru datang 82-86% brix.

5. Uji Viskositas (Kekentalan)

Pengujian viskositas biasanya dilakukan untuk sediaan gel, cream,

param kocok dan lulur. Alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah

viscometer. Standar viskositas untuk sediaan gel 108.000-162.000 cps, sediaan

cream 80.000-130.000 cps dan untuk lulur 40.000-90.000 cps (spindle 6; rpm

5). Sedangkan standar viskositas untuk sediaan parem kocok adalah 70-100

cps (spindle 2; rpm 5)

6. Pengujian Identifikasi Bahan dan Zat Aktif

Pengujian ini dilakukan untuk mengemastikan kebenaran dan kualitas

bahan baku dari supplier. Salah satu pengujiannya adalah KLT dan

mikroskopik. Analisis mikroskopik digunakan untuk melihat fragmen

pengenal maupun fragmen khas dari bahan yang disesuaikan dengan literatur

untuk mengetahui kebenaran dari bahan tersebut. Selanjutnya untuk melihat

kualitas bahan berdasarkan kandungan senyawa aktif secara kualitatif

digunakan metode Kromatografi Lapis Tipis, selanjutnya diamati pada UV

254 nm dan 366 UV-Cabinet CAMAG.

7. Pengujian Air

Pengujian air yang dilakukan di laboratorium kimia-fisika adalah

menguji sifat fisis air berupa pH, konduktivitas dan TDS (Total Dissolved

Solid). Kadar pH standar antara 6,5-8,5; daya hantar listrik / konduktivitas

standar antara 50-1500 µs dan TDS standar <500 ppm. Alat yang digunakan

untuk mengukut ketiga parameter ini adalah Ultrameter II®.

8. Pengujian Limbah

Pengujian limbah dilakukan oleh institusi Balaikes Semarang, petugas

dari laboratorium kimia-fisika hanya mengambil sampel dari hasil pengolahan

Page 23: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

limbah industri kemudian sampel dikirim ke institusi tersebut. Pengujian yang

dilakukan antara lain pengukuran parameter BOD (Biochemical Oxygen

Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid),

fenol dan pH. Standar hasil pengujian ini mengacu pada Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Limbah

untuk Limbah Industri Jamu.

9. Pengujian dengan HPLC

Pengujian dengan metode HPLC (High Performance Liquid

Chromatography) biasanya dilakukan untuk memeriksa kadar zat aktif yang

ada di dalam ekstrak atau produk secara kuantitatif. Sampel yang akan diuji

dengan HPLC sebelumnya diberi perlakuan agar gelembung gasnya hilang

dan tidak mengganggu pembacaan dengan menggunakan alat Ultrasonic

Bransonic®. Alat uji HPLC yang ada di laboratorium adalah HPLC Shimadzu.

10. UV-Vis Spektofotometer

Pengujian menggunakan UV-Vis spektofotometer Shimadzu yang ada

di laboratorium biasanya untuk memeriksa kadar zat aktif ekstrak / produk

dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang maksimumnya.

1.4 Pengolahan Limbah

Pengolahan limbah yang dilakukan di PT. Industri Jamu Borobudur terdiri dari

dua macam, yaitu limbah cair dan limbah kering. Untuk limbah kering dibedakan mejadi

dua lagi, limbah organik dan anorganik. Sampah dikumpulkan dalam tong sampah yang

sudah disediakan, pengambilan sampah dilakukan setiap akhir produksi, setelah itu

sampah dibuang ke tempat penampungan sampah untuk diangkut oleh petugas dinas

kebersihan.

Sedangkan untuk pengolahan limbah cair dapat dilihat pada alur gambar dibawah

ini, dimana seperti yang terlihat, pengolahan limbah ini masih dilakukan secara fisik dan

kimia.

Page 24: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

Diagram alir pengolahan limbah

LIMBAH

BAK PENAMPUNGAN

PENYARINGAN

BAK KOAGULASIAGITATOR

BAK SEDIMENTASI

KAPUR

AIR BERSIH

LIMBAH + FLOK

FLOKULASI

KOAGULASI

I

ENDAPAN

Page 25: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

BAB V

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Setelah mengikuti kegiatan yang berlangsung selama prakerin di PT. Industri Jamu

Borobudur, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Dalam rangka menghasilkan produk-produk yang memenuhi standar mutu dan

keamanan, PT. Industri Jamu Borobudur telah menerapkan CPOTB (Cara Pembuatan

Obat Tradisional yang Baik) dalam seluruh proses produksinya.

b. Peran dan tanggung jawab dalam produk yang ada di PT. Industri Jamu Borobudur sangat

penting.

c. Pengawasan mutu PT. Industri Jamu Borobudur dilakukan sejak penerimaan bahan baku,

proses produksi, pengemasan, hingga produk akhir.

d. PT. Industri Jamu Borobudur telah menerapkan prosedur yang ada pada CPOTB dan

CPKB dengan baik, dari segi bangunannya yang sudah memenuhi standar CPOTB serta

personil yang terlatih.

e. PT. Industri Jamu Borobudur mempunyai produk-produk herbal yang telah diuji oleh

BPOM dan terjamin khasiat dan kualitasnya.

f. Tiap personil di PT. Industri Jamu Borobudur melaksanakan tugas dan tanggung jawab

masing-masing dengan baik.

Page 26: Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia

1.2 Saran

a. PT. Industri Jamu Borobudur hendaknya menambahkan fasilitas laboratorium dengan

peralatan yang lebih lengkap dan mutakhir, sehingga lebih memadai bagi kegiatan

penelitian dan pengujian internal.

b. Sebaiknya produk-produk PT. Industri Jamu Borobudur harus lebih banyak diiklankan

melalui televisi / radio agar lebih dikenal oleh pasar domestik.

c. PT. Industri Jamu Borobudur harus lebih banyak melakukan inovasi-inovasi baru dalam

produk yang diproduksi agar lebih mampu meningkatkan persaingan di pasaran.

d. Hendaknya dilakukan pemilahan pengolahan limbah pencucian alat dengan limbah

laboratorium (reagen kimia)

e. Pengolahan limbah perlu ditingkatkan melalui tahapan-tahapan yanglebih baik dan

sesuai, yaitu setelah melihat sifat-sifat dari limbah yang dihasilkan.