Upload
sawitrieka
View
1.889
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT
MAKASSAR
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 11
NURAENI (12.073 AF)
NOVITA AYU NINGSIH (12.007 AF)
ANUN AJENG PRIYAYI (12.026 AF)
SAWITRI EKA BUDIASIH (12.045 AF)
WAHYUDI (12.082 AF)
AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR
2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT
MAKASSAR
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti .Laporan hasil PKL pada :
Tanggal :16 Februari 2015 – 28 Februari 2015
Tempat : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar
DISETUJUI OLEH
KEPALA
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT
(dr.Sriwati Palaguna, Sp.A, MARS)
Dosen Pembimbing Pembimbing Tekhnis
(Raymond Arief, S.si) ( Dra.Hj. Mimi Dehmi,Apt )
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segenap puji kepada tuhan yang maha esa atas limpahan rahmat dan
berkat-Nya sehingga laporan ini dapat kami selesaikan dengan segala
kekurangannya.
Maksud dan tujuan kami dalam membuat laporan Praktek Kerja
Lapangan ini adalah untuk merampungkan segala hasil yang telah diperoleh
selama melaksanakan praktek di balai besar kesehatan paru masyarakat
makassar sesuai dengan sistematika yang telah ditetapkan, sehingga dapat
diberikan gambaran, pengertian dan pemahaman bagi semua pihak yang
membaca laporan ini.
Terima Kasih kami ucapkan
1. Kepada orang tua penyusun atas pengorbanan dan doa restunya.
2. Bapak Rusmin Rivai, S.si,M.Si, Apt Selaku direktur Akademi Farmasi
Yamasi Makassar
3. Bapak Raymond Arief, Selaku pembimbing
4. Dr. Sriwati Palaguna, Sp.A, MARS. Selaku kepala balai besar kesehatan
paru masyarakat makassar.
5. Hj
6. Bapak Raymond Arief, Selaku pembimbing atas kesediannya
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada kami.
7. Seluruh karyawan dan karyawati Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
Makassar yang telah banyak memberikan bimbingan kepada kami
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan PKL.
8. Segenap dosen, staf, dan karyawan di lingkungan Akademi Farmasi
Yamasi Makassar program studi farmasi Makassar yang senantiasa
memberikan bantuannya kepada kami.
9. Kepada rekan-rekan mahasiswa Akademi Farmasi Yamasi program studi
farmasi Makassar yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari laporan PKL ini tak lepas dari kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang mampu mengubah laporan selanjutnya lebih baik dari apa yang
telah ada sekarang.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
kami semua khususnya bagi para pembaca, amin.
Makassar, Februari 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PRAKTEK ERJA LAPANGAN
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Dalam kaitan ini, pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk
memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu yang mampu mengembang
tugas, mewujudkan perubahan, pertumbuhan, dan pembaharuan dalam
rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.
Salah satu institusi tenaga kesehatan yang menyediakan tenaga
kesehatan khususnya di bidang farmasi adalah sekolah menengah jurusan
farmasi untuk menghasilkan tenaga tekhnis Farmasi yang mampu bekerja
dalam system pelayanan kesehatan secara terpadu.
Tenaga kesehatan Asisten Apoteker (AA) diharapkan dapat saling
bekerja sama dan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya, hal ini
merupakan pelayanan kesehatan yang holostik dilakukan. Oleh karena itu
tenaga kesehatan di bidang Farmasi harus tampil, terlatih dan dapat
menunjang upaya pembangunan dibidang kesehatan.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang Farmasi tersebut
maka penyelenggaraan pendidikan terutama proses belajar mengajar
ditingkatakan terus menerus baik kulitas maupun kuantitas. Salah satu upaya
yang dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan pengalaman karja
kepada pe peserta didik melalui latihan kerja yang disebut praktek kerja
lapangan.
Pelaksanaan PKL merupakan sarana pengenalan kerja bagi peserta
didik karena dapat melihat,menerima, dan menyerap tekhnologi yang ada
dimasyarakat, dengan kata lain PKL merupakan orientasi bagi peserta didik
sebelum terjun langsung dimasyarakat.
Disisi lain, PKL juga dapat digunakan sebagai sarana informasi
terhadap dunia pendidikan dapat berkembang sesuai kebutuhan masyarakat.
B. TUJUAN PELAKSANAAN PROGRAM PKL
Dengan adanya praktek kerja lapangan, diharapkan dapat dihasilkan
tenaga tekhnis kesehatan dibidang farmasi tingkat diploma yang mampu
bekerja dalam system pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan pkl pada prinsipnya mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk
kemampuan mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja
sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.
2. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelennggaran program kesehatan
masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi,teknis
maupun social budaya.
3. Memberi kesempatan kerja yang nyata dan langsung secara terpadu
dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan dibidang farmasi di
Rumah sakit, puskesmas ,pedagang Besar Farmasi dan penyuluhan
kepada masyarakat .
4. Menumbuh kembangkan dan menetapkan sikap etis, profesionalisme dan
Nasionalisme yang diperlukan mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja
sesuai dengan bidangnya.
5. Memberikan kesempatann kepada peserta didik untuk memasyarakatkan
diri pada suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya.
6. Meninggkatkan memperluas dan memantapkan proses penyerapan
teknologi baru dari lapangan kerja keekolah dan sebaliknnya.
7. Memperolehh masukan dan umpann balik, guna memperbaiki dan
mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan
Akademi Farmasi Yamasi Makassar.
8. Memberikan kesemmpatan penempatan kerja kepada mahasiswa
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. URAIAN UMUM
Balai besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar (BBKPM)
dahulunya bernama balai pengobatan penyakit paru- paru Makassar
yang didirikan pada tanggal 27 juni 1959 bertempat di jl.Hos
Tjokrominoto. Diresmikan oleh Gubernur propinsi Sulsel, Andi
pangerang Dg .Rani pada tanggal 30 april 1960. Pada waktu itu
dikepalai oleh dr. Med. RN. Tyagi, berkebangsaan india, dan dibantu
secara sukarela oleh dr.Med. WJ.Meyer, dokter kebangsaan jerman
(1965-1995).
Perubahan nama tersebut dimulai sejak tangggal 14 September 2005
berdasarkan permenkes RI nomor 1352/ PER.2005 tentang organisasi
dan tata kerja unit pelaksanaan teknis dibidang kesehatan paru
masyarakat.
Dengan adannya pengembangan kota,maka gedung BP4 dipindahkan
kedaerah pengembangan di JL.A.P. Pettarani No 43 diresmikan oleh
Mentri kesehatan RI pada tanggal 13 Nopember 1993. Seetelah mengalami
beberapa pergantian pimpinan, maka sejak tahun 2011 Balai besar
kesehatan paru Masyarakat Makassar dipimpin oleh dr. Sriwati
palaguna,Sp.A.MARS.
B. VISI DAN MISI
1. Visi
‘’Menjadi pusat kesehatan paru Terbaik di Kawasan Timur Indonesia”,
2. Misi
a.) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paru dan rujukan
kawasan timur Indonesia.
b.) Menyelenggarakan promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat
dan kemitraan di Kawasan timur indonesia.
c.) Meningkatkan kemampuan profesional SDM kesehatan dengan
pendidikan dan pelatihan kesehatan paru di kawasan Indonesia
Timur.
d.) Melaksanakan enelitian dibidang kesehatan paru dalam rangka
pengembangan kesehatan.
3. Motto
“PRO SEHAT singkatan :
Pro :Proffesional
S :Santun
E :Empathy
H :Harmonis
A :Akurat
T :Terpercaya
4. Kedudukan Tugas pokok dan Fungsi
BBKPM Makassar merupakan Unit pelaksana Teknis (UPT) dalam
bidang kesehatan paru masyarakat di linngkungan kementrian kesehatan
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Upaya
kesehatan BBKPM Makassar dipimpin oleh seorang kepala dan dalam
melaksanakan tugas sehari –hari secara teknis fuungsional dibina oleh
Direktur Kesehatan Komunitas.
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, BBKPM Makassar
menyelenggarakan Fungsi sebagai berikut
1. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan rujukan
paru spesialistik atau subspealistik yang berorientasi kesehatan
masyarakat.
2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kemitraan dan pengembangan
sumber daya dibidang kesehatan paru masyarakat.
3. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kemitraan dan pengembangan
summber daya dibidang kesehatan paru masyarakat.
4. Perencanaan, pelaksanaan evaluasi pendidikan dann pelatihan teknis
dibidang kesehatan paru masyarakat.
5. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian dan pengembangan
kesehatan paru masyarakat.
6. Pelaksanaan urusan Tata Usaha.
C. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
a. Sumber daya manusia
Kondisi SDM di BBKPM Makassar tahun 2012 berdasarkan jenis
pendidikan, sebagai berikut:
Dokter spesialis paru :2 orang
Dokter Spesialis Penyakit Dalam :2 orang
Dokter Spesialis Radiologi :1 orang
Dokter Spesialis patologi klinik :1 orang
Dokter spesialis Anak :2 orang
Dokter Umum plus paru :4 orang
Dokter umum :6 orang
S2 Kesehatan
MARS :1 orang
AKK :1 orang
Epidemiologi :2 orang
Manajemen pelayanan :1 orang
Apoteker :4 orang
S2 Non kesehatan :1 orang
SI Kesehatan :12 orang
SI Non kesehatan :11 orang
Diploma/ Akademi :33 orang
Kejuruan :23 orang
b. Pengembangan sumber daya
1. Melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas tenaga dengan
melaksanakan penyegaran berupa siang Klinik dan FDG ( Fokus
Group Discussion), dengan berbagai tema yang menarik
2. Menyelenggarakan pelatihan untuk mitra kerja, misalya pelatihan
kader dan pokja TB di kelurahan, pelatihan tenaga laporan dan
pengelola TB di puskesmas.
3. Kerjasama diklat, magang, PKL dan penelitian dengan institusi
pendidikan.
4. Melaksanakann kunjungan kerja dan study banding
D. PELAYANAN DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT
MAKASSAR
Instalasi Farmasi BBKPM Makassar
Instalasi farmasi adalah suatu bagian atau fungsional yang
mempunyai tugas untuk melaksanakan seluruh kegiatan
kefarmmasiann.Instalansi farmasi di BBKPM disebut juga Apotek
karena tidak mempunyai ruang rawat inap seperti rumah sakit yang lain
memiliki instalansi farmasi di BBKPM di kepalai oleh apoteker
penanggung jawab dan dibantu ole asisten apoteker.
1. Pelayanan Resep
Sistem pelayanan di BBKPM di bagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Pelayanan di Apotek BBKPM.
Pelayanan dengan resep dokter, meliputi pelayanan dengan resep
umum dan jamkesmas/ jamkesda (gratis).
1) Pelayanan dengan Resep Rutin
Resep yang masuk diapotek diterima oleh asisten apoteker
kemudian diperiksa apakah pasien TB atau tidak, jika TB maka
harus memintakartu biru untuk mengecek tanggal pengguunaan
yang dilakukan setelah terdaftar dibuku paket BBKPM dengan
menulis tanggal kunjungan pasien TB, barulah diperiksa
kelengkapan resep.Resep yang telah masuk dibagian peracikan
diperiksa oleh asisten apoteker,kemudiann obat-obat yang
diperlukan disiapkan dan dimasukkan ke dalam wadah yang
sesuai yang telah dilengkapi dengan etiket yang berisi aturan
pemakaianya.Untuk resep yang harus diracik seperti puyer,
dihitung yang lebih dahulu yang dibutuhkan, disiapkan dan
kemudian diperiksa kembali sebelum menyerahkan obat kepada
pas ien dan memanggil nama yang tertera pada karcis serta
menanyakan alamat lengkap untuk menhindari terjadinya
keslahan yang dapat berakibat fatal. Pada saat menyerahkan
obat,asisten apoteker kepada pasien yang bertugas pada baian
penyerahan, wajib memberikan informasi tentang obat kepada
pasien seperti indikasi, aturan pemakaian,,kontra indikasi, efek
samping dan penyimpanan
2) Pelayanan dengan jamkesda dan jamkesmas
Pelayana jamkesda ( gratis )/jamkesmas sama dengan pelayanan
resep umum hanya untuk pederita TB dicatat waktu kunjungan
dibuku jamkesda ( gratis )/ jamkesmas sesuai nomor yang ertera
pada kartu biru. Dan mengambil lembaran khusus sebagai arsip,
setelah resep diserahkan terlebih dahulu diperiksa kelengkapanya
selanjutnya obat yang telah diracik diserahkan kepada pasien
sebelum ini terlebih dahulu asisten apoteker memeriksa
kebenaran obat yang diambil,penulisan etiket dan kelengkapan
lain perlu. Setelah keseluruhan benar maka obat diserahkan
kepada pasien setelah cocok dengan nama resep yang dipegang
pasien selanjutnyya memberikan tanda cek pada resep yang
obatnya telah diserahkan sebagai bukti obat setelah diterima.
Dalam pelayanan jika pasien tersebut telah positif terkena TB
maka diharuskan berobat selama 6 bulan, dimana 2 bulan
pertama pasien minum obat setiap hari, 4 bulan berikutnya hanya
minum obat 3 kali seminggu. Jika pasien hanya menderita
penyakit paru biasa tidak ada ketentuan khusus tetapi harus
mengadakan pemeriksaan laboratorium dan radiologi dan
pemberian obat di berikan untuk jangka waktu 5 hari pertama jika
obatnya telah habis dan penderita masih mengalami gangguan
maka diharapkan pasien kembali memeriksa dirinya.
b. Pelayanan Apotek Pelengkap BBKPM
Dalam pelayanan di BBKPM khusus untuk pelayanan pasien
umum yang ada di apotek pelengkap pada BBKPM penjualan dengan
resep dokter yang meliputi penjualan obat bebas terbatas, dan setiap
penjualan barang tersebut dicatat pada buku penjualan bebas yang
berisi tanggal, nama, dan jumlah barang setelah itu pembeli
membayar sesuai harga tercantum dengan menyerahkan bon jualan.
2. PELAYANAN INFORMASI OBAT
a. Sentra DOTS
Suatu cara pengobatan TB dimana setiap penderita diawasi
langsung selama pengobatan agar teratur dalam menelan obat sampai
dinyatakan sembuh.
Dalam pelaksanaan DOTS penderita didampingi oleh seorang PMO (
pengawas menelan obat).
1. Agar penderita minum obat secara teratur sampai selesai
pengobatan .
2. Mencegah putuh pengobatan
3. Apabila ada efek samping obat dapat segera ditanggulangi.
Paket obat lepas.
3. PROMOSI DAN EDUKASI
Melakukan seksi promosi kesehatan
a. Penyebarluasan informasi melalui penyuluhan dalam luar gedung,
serta media cetak dan elektroni.
b. Pengadaan media informasi dengan menerbitkan bulletin, membuat
brosur/ leaflet, media audiovisual website dan sms center serta
perpustakaan.
c. Pemberdayaan masyarakat dengan melatih kader PMO dan pokja TB
dikeluarkan serta mempersiapkan kelurahan binaan sehat paru.
d. Pengembangan jejaring dan kenetraan dengan lintas sector dan
lintas program, diantaranya, dinas kesehatan provinsi dan kab/ kota
pada 10 provinsi dalam wilayah koordinasi indonesia, timur, kerjasma
rutan/ lapas dan panti rehabilitasi Narkoba BNN Makassar, beberapa
instansi pendidikann, pemerintah setempat dan organisasi
masyarakat lainnya.
4. PELAYANAN RESIDENSIAL ( HOME CARE)
1. Pengembangan Unit Layanan Promosi
a. Klinik Gizi- TB
Memberikan bimbingan akan kesadaran hidup sehat, hygiene
dan makan makanan yang bergizi dan bantuan perbaikan gizi
pasien TB.
2. Sentra DOTS
3. Khusus penyakit TB dilakukan pelacakan TB mangkir/ kontak
serumah.
4. UPT henti rokok
Melaksanakan deklarasi kawasan tanpa rokok.
5. PELAYANAN PSIKOTROPIKA/ NARKOTIKA
1. Pelayana obat psikotropika diberikan kepada pasien
berdasarkan resep dokter dan obat yang tersedia di apotek.
Contoh amytriptilina, diazepam,aprazolam,papaverine,HCL.
2. Pelayanan obat Narkotika diberikan kepada pasien
berdasarkan resep dokter dan obat tersedia diapotek yaitu
codein 10 mg.
BAB III
PEMBAHASAN
A. TUJUAN PENDIRIAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT
Tujuan yang ingin dicapai 5 tahun mendatang
1. BBKPM Menjadi Balai Besar Kesehatan paru masyarakat (BBKPM) yang
pro aktif
2. Terjadinya kesembuhan minimal 85% penderita TB positif yang
ditemukan
3. Tercapainya cakupan pembinaan penderita secara bertahapn hingga
mencapai 70% dari semua penderita TB.
4. Tercegahnya peneritaan manusia akibat penyakit paru- paru.
5. Tercegahnya resistensi manusia akibat penyakit paru- paru.
B. MASALAH YANG DITEMUKAN SAAT PELAKKSANAAN PKL
BBKPM AdalahUnit pelayana kesehatan masyarakat tingkat/ satra II
yang mmerupakan balai khusus dalam menangani penderita penyakit paru-
paru telah cukup baik melaksanakan tugas dan fungsinya. Namun masih
terdapat mengganggu kelancaran pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Adapun masalah-masalah tersebut antara lain
1. Tidak tersedianya alat- alat untuk pelayanan resep racikan seperti
alat untuk mempermudah pembuatan sediaan kapsul.
2. Blender yang tidak dicuci sebelum digunakan untuk mencampur obat
3. Tidak adnya pallet/ flonder,yaitu alas tumpukan atau susunan barang
untuk barang yang atau obat yang berjumlah besar / banyak seperti
cerigen tempat alcohol dan obat berbentuk cairan lainya.
C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Dengan memperlihatkan masalah-masalah yang ada diatas, dapat
dicari suatu alternaif pemecahan yaitu sebagai berikut
1. Sekitarnya blender yang digunakan untuk mencampur obat dicuci
setelah pemakaian.
2. Kita memmerlukan ala- alat bantu dalam pengerjaan resep seperti
pencetak kapsul dan serilisasi alat untuk mempermudah dalam
mengerjakan resep racikan seperti kapsul dan juga bagi karyawan
yang tidak bisa menggunakan tangan telanjang dengan alasan
kehygenitas.
3. Kita memerlukan pallet/ flonder untuk barang yang berjumlah besar/
banyak yang disimpan atau di letakkan diletakkan diatas pallet/ flonder
( alas dari balok kayu) untuk tumpukan atau susunan barang secara
rapi dan teratur.
D. PENYAKIT TUBERKULOSIS
1. Pengertian
TB Paru adalah penyakit menular di sebabkan oleh kuman
Mycobacterium tubercolosis.
Di Indonesia jumlah kematian akibat penyakit TB masih cukup tinggi
sebesar 14.000orang per tahun.
Kasus TB menurut WHO menempati urutan ke 3 seduniah, menurut
kementrian kesehatan Makassar menempati urutan pertama kasus TB
terbanyak dan di BBKPM Makassar menempati urutan pertama juga
penyakit TB Paru.
2. Cara penularan
a) Menular langsung melalui udara pernapasan sewaktu penderita
batuk, bersin, meludah atau berbicara.
b) Menular tidak langsung melalui dahak dan ludah dari penderita TB
dan telah mengering, kemudian kuman TB terbang terbawa angin,
dan terhirup oleh oranng lain.
3. Tanda atau gejala tersangka TB paru
Gejala pokok
Batuk berdahak selama 3 minggu atau lebih.
Gejala tambahan
1. Demam atau meriang lebih dari 1 bulan
2. Sesak nafas dan nyeri dada
3. Berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan
4. Pernah mengcin ditambaeluarkan dahak bercampur darah
5. Nafsu makan dan berat badan turun
4. Pengobatan TB
1) Obat anti tubberkolosis (OAT) diminum secara teratur sampai
dinyatakan sembuh oleh dokter.
2) OAT, di bagi menjadi 4 kategori
a. kategori I (penderita baru)
2(HRZE) / 4 (HR)3
1) Minum obat setiap hari (Izoniasid, Rifampicin, Pyrasinamid,
Ethambutol) selama 4 bulan
2) Dilanjutkan dengan minum obat 3 kali seminggu ( Izoniasid,
Rifampicin ) selama 4 bulan.
b. kategori II ( Penderita kambuh dan gagal )
2( HRZE) S ( HRZE) / 5 (HR) 3E3
1) Minum obat setiap hari ( Izoniazid Rifampicin,
pyrazinamid,Ethambutol) selama 2 bulan
2) Ditambah dengan suntikan Streptomycin ditambah 1 bulan tanpa
suntikan.
3) Dilanjutkan minum obat 3 kali seminggu ( Izoniasid, Rifampicin)
dan 3 kali seminggu ( ethambutol) selama 5 bulan.
c. OAT Sisipan
(HRZE)
1) Minum obat setiap hari ( Izoniasid, Rifampicin, Pyrazinamid,
Ethambutol) selama 1 bulan
d.Kategori Anak
2 (HRZ) / 4 (HR)
1. Minum obat setiap hari (Izoniasid, Rifampicin, pyrazinamid)
selama 2 bulan.
2. Dilanjutkan minum obat setiap hari ( Izoniasid, Rifampicin)
selama 4 bulan.
5.perbandingan obat yang ada di instalasi farmasi dengan programm
DOTS
Obat di instalaasi farmasi
Keunggulan jika ada pasien tidak cocok dengan salah satu jenis obat
yang diberikan maka obattersebut dapat diganti dengan jenis obat
yang berkhasiat sama.
Kekurangan Obat yang lepas yang ada di instalasi farmasi dapat
membuat pasien bosan meminum obat karena jumlahnya yang
banyak.
Obat program DOTS
Keunggulan
a) Penggunaan lebih singkat yakni 6 bulan dimana 2 bulan
masa intensif dan 4 bulan masa intermitten.
b) Jumlah obat ditelan sedikit (2-4 biji berdsarkan berat badan
c) Waktu pengobatan lebih singkat yakni 6 bulan dimana 2
bulan masa iintensif dan 4 bulan masa intermitten.
Ke kurangan Tidak dapat diberikan kepada semua pasien karena ada
pasien yang tidak cocok dengan isi dari obat program DOTS (RHZE).
2. PENGELOLAAN
1. Sumber Daya Manusia ( terutama potensi TTK)
Apoteker : 4 orang
SI farmasi : 2 orang
Diploma/ akademi : 3 orang
Kejuruan : 4 orang
2. Sarana dann prasarana
a) Tanah dan gedung :
a. Gedung kantor : 7 797 m2
b. Rumah dinas : 3.298 m2
b) Kendaraan :
a. Mobil mini bus : 3 Unit
b. Mobil ambulance : 1 Unit
c. Mobil unit kesehatan masyarakat : 1 Unit
d. Mobil unit rontagen : 2 Unit
c) Alat kesehatan :
a. EKG : 2 buah
b. Nebulizer : 4 buah
c. Bronkoskopi : 1 buah
d. Spirometri : 2 buah
e. Needle Destroyer : 2 buah
f. USG : 1 Unit
g. Defibrillator for amambulance : 1 buah
h. Patient monitor : 4 buah
i. Ergocyle test : 1 buah
j. EKG ambulance : 1 buah
d) Peralatan Radiologi :
a. Pesawat rontagen : 5 buah
b. Automatic processor : 2 buah
c. Film Dryer : 2 buah
d. Cassette ID window : 11 buah
e. Lisholm Grid : 5 buah
f. Apron : 2 buah
g. X –ray protetctive Glove : 1 buah
h. Gonandal : 1 unit
i. Passing/ transfer box : 2 buah
j. Cassette stand holder : 1 Unit
k. Viewer double automatic : 1 Unit
l. Lead Marker : 1 Unit
m. X- ray Film Hanger : 1 buah
n. Safety Lamp : 2 buah
o. X- ray ( PVC) : 3 Unit
p. Perisal radiasi mobile : 3 Unit
e) Peralatan laboratorium :
a. Incubator : 2 buah
b. Photometer : 1 buah
c. Microskop binokuler : 3 buah
d. Microskop fluorosence : 1 buah
e. Centrifuge : 2 buah
f. Autoclave : 1 buah
g. Hematologi analyzer : 1 buah
h. Chermical analyzer : 2 buah
i. Pressmatic (BBS) : 2 Unit
j. Uriatne analyzer : 4 buah
k. Waterbath : 1 Unit
l. Microscop fluorosence : 1 Unit
m. Mantou test : 1 paket
n. UV stelizer : 2 Unit
o. Prismatic : 2 Unit
p. Laboratory instrument cabinet : 2 buah
f) Peralatan fisioterapi :
. a. MWD ( Micro Wave Diatermi : 2 buah
b.SWD ( Short Wave Diatermi) : 2 buah
c. Stimulator : 2 buah
d. Treadmill test : 2 buah
3.Sediaan Farmasi dan perbekalan Kesehatan lainya
a. perencanaan
perencanaanberkaitan tentang apa yang akan diicapai di
sertai dengan tindakan- tindakan yang akan dilakukan
untuk tujuan yang dikehendaki dengan memperhitungkan
kemampuan yang ada.
Rumus:
3 bulan obat 1 tahun + 30%
3 bulan ( di lebihkan)
Contoh Rifampisin 300 mg
Pemakaian 1 bulan = 100 box x 12 bulan = 1200 box
b. pengadaan
pengadaan adalah suatu proses untuk pengadan obat yang
dibutuhkan di unit pelayanan kesehatan atau usaha-usaha
untuk memenuhi bahan farmasi yang telah dalam fungsi
perencanaaan, penentuan kebutuhan maupun pengagguran.
Tujuan dari pengadaan adalah tersedianya obat dengan jenis
dan jumlah yang tepat. Pada BBKPM, Metode pengadaan
adalah dengan melalui perencanaan dalam waktu satu tahun
anggaran, di lihat dari penggunaan obat dalam satu tahun
anggaran sebelumnya melalui stock akhir tahunya
c. Penerimaan
Penerimaan adalah rangkaian kegian dalam menerima obat-
obatan dari pemasok dalam rangka memenuhi permintaan
untuk kebutuhan kefarmasian di apotek BBKPM.
Tujuan dari pemeriksaan adalah agar obat yang diterima ,
baik jenis maupun jumlahnya sesuai dengan pesanan
dokumen yang menyertainya.
Dalam penerimaan obat pada BBKPM telah ditunjuk
bbeberapa panitia penerimaan obat yang bertugas memeriksa
dan menerima obat dari pemasok, serta meneliti jumlah
kemasan,jumlah obat, bentuk obat, dan nomor batch obat
serta expire datenya, apakah telah sesuai dengan surat
pesanan atau belum. Jika terdapat obat yang tidak memenuhi
spesifikasi, maka pihak penerima barang berhak menklaim
obat (retur) yang diterima tadi di catat dan dibukukan.Lalu
obat yang telah diperiksa di serahkan kepada penerima obat
di gudang
d. Penyimpanan
Penyimpanan di gudang dilakukan dengan menggunakan
beberapa metode/ sistem penyimpanan, yaitu:
1. First In First Out ( FIFO), dimana barang yang pertama
masuk, pertama keluar.
2. First Expire First Out (FEFO), dimana barang atau obat
yang telah mendekati waktu expire, pertama keluar.
3. Last In First Out (LIFO),dimana barang atau obat yang
terakhir di terima, dikeluarkan lebih awal.
Tujuanya adalah untuk menghindari terjadinya keruskan, bila terlalu
lama disimpan kemungkinan kadaluarsa atau rusak.
4. Berdasarkan bentuk sediaan
a. Barang yang mempunyai kemasan kecil seperti botol,
box kaleng sebaiknya diatur dalam rak.
b. Barang yang mudah menguap atau mudah menyala,
berbau seperti alkohol, eter, minyak ikan, disimpan
terpisah dengan persediaan lainya.
5. Berdasarkan alfabetik
Mengatur tata ruang dan menyusun barang persediaan setiap
jenis, berdasarkan abjad atau alfabetik
.
a. Pallet / flonder, yaitu alat tumpukan atau susunan barang.
Rak lemari.
e. Pendistribusian
Proses pendistribusian di gudang obat di BBKPM Dapat
dilakukan permintaan dari penaggung jawab apotek
BBKPM sehingga gudang obat mendistribusikan obatnya
sesuai jumlah obat yang diminta apotek BBKPM dan obat
yang diterima disimpan dirak obat pada apotek BBKPM.
Setiap pengeluaran obat dari gudang obat ke apotek
BBKPM harus segera di catat pada kartu stok serta buku
harian pengeluaran obat.
ALUR PENDISTRIBUSIAN OBAT DI BBKPM MAKASSAR
f. Pencatatan dan pelaporan
Instalansi farmasi :
a. Membuat catatan harian penerimaan Dan pemakaian
obat .
b. Memelihara dan menyimpan resep obat secara tertib
untuk bukti pengeluaran obat kepada pasien.
c. Setiap akhir bulan dilakukan stok untuk mengetahui
pemakaian obat di apotek selama satu bulan
Apotek pelengkap:
a). Membuat catatan harian penerimaan dan pemakaian
obat.
b). Memelihara dan menyimpan resep obat secara tertib
untuk bukti pengeluaran obat kepada pasien.
c). Setiap akhir bulan, dilakukan stok untuk mengetahui
pemakaian obat di apotek selama satu bulan.
PANITIA
PENGADAAN
PBF
(PEMENANG)
TENDER)
PANITIA
PENERIMAAN BARANG
GUDANG
BBKPM
APOTEK
BBKPM
PASIEN
3.Sasaran Mutu Pelayanan
a) Apotek
Resep obat jadi : 10 Menit
Resep puyer : 30 Menit
Resep kapsul : 40 Menit
b) Sentra DOTS
Waktu pelayanan : 20 Menit
4.Strategi pengembangan
Untuk mencapai visi dan misi di BBKPM maka ditetapkan
strategi sebagai berikut:
a. Memantapkan sistem kemunikasi dan informasi ke masyarakat,
lintas program terkait dan lintas sektor secara menyeluruh.
b. Memperluas kesmpatan,memperoleh pendidikan dan pelatihan
bagi petugas (paramedis, dan tenaga kesehatan lainnya).
c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanann melalui
:
1. Meningkatkan kemampuan perencanaan pelayanan dan
penelola sumber daya yang ada
2. Meningkatkan kesadaran kemampuan para petugas dan sarana
umum dan memanfaatkan sarana dan prasarana pelayanan
yang ada .
3. Menyusun dan melaksanakan standarisasi prasarana dan
prasarana, ketenangan serta prosedur tetap pelayanan.
d. Meningkatkan disiplin dan etos kerja pegawai dalam rangka
memberikan pelayanan prima kepada masyarakat/ stoke holders.
1. Meningkatkan kehadiran kerja secara tepat waktu.
2. Meningkatkan kemampuan teknis dan sikap bertanggung jawab
atas pekerjaan.
3. Memberikan pelayanan cepat dan tepat dengan prosesdan
prosedur yang sederhana.
4. Menerapkan sistem informasi manajemen dengan
mengembangkan lokal area network.
5. Menciptakan iklim dan hubungan kerja yang kondusif untuk
kelancaran pelaksanaan tugas.
e. Mengembangkan sarana dan prasarana untuk kegiatan
pendidikan/ praktek bagi perguruan tinggi (dokter muda, residen
dokter ahli/diploma kerawatan/ pendidikan tenaga kesehatan yang
lain).
f. Pelaksanaan kegiatan teknoologi terapan di bidang kesehatan ,
manajemen kesehatan dan kontrol mutu.
g. Melaksanakan kerja sama pembiayaan pada unit kegiatan
tertentu dengan melibatkan pihak swasta, organisasi profesi dan
sektor lain yang terkait.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek kerja lapangan (PKL) pada Balai
Besar kesehatan paru Masyarakat Makassar, maka kami dapat
mengambil kesimpulan:
1. BBKPM adalah unit pelayanan kesehatan masyarakat tingkat/
setara II, unit yang merupakan balai khusus dalam menangani
penderita penyakit paru- paru.
2. Seorang Asisten Apoteker (AA) sangat dibutuhkan diapotek
untuk melayani resep dokter serta bebberapa pelayanan resep
khusus bagi pasien TB paru di apotek BBKPM Makassar.
3. Selain di bagian apotek Asisten Apoteker (AA) dapat juga
ditempatkan dibagian penyuluhan agar dapat memberikan
informasi yang tepat bagi penderita penyakit.
4. Pelaksanaan PKL diharapkan dapat menhasilkan tenaga
kesehatan di bidang farmasi tingkat menengah yang mampu
bekerja dalamm sistem pelayanann.
5. Pelaksanaan PKL pula diharapkan dapat meningkatkan,
memperluas dan memantapkan keterampilan kami dalam
pengabdian diri di masyarakat.
B. SARAN
1. Semoga Akademi Farmasi Yamasi Makassar, dapat
meningkatkan kualitas dalam melaksanakan praktek kerja
lapangan di BBKPM Makassar tahunn mendatanng.
2. Kami sangat menharapkan agar BBKPM Makassar untuk
melaksanakan praktek kerja lapangan pada tahun yang akan
datang guna meningkatkan mutu, kualitas,serta pengetahuan
untuk Akademi Farmasi Yamasi Makassar itu sendiri..
3. Sebaiknya pegawai yang bekerja di sentra DOTS di tambah oleh
seorang tenaga tekhnis kefarmasian yang bertugas dalam
pemberian obat program..
4. Untuk diri kamii pribadi dann teman-teman semoga apa yang kami
dapat di BBKPM Makassar dapat bermannfaat bagi kami kedepa
dalam menhadapi lapangan kerja yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. WWW. Balai parumakassar. Com
2. Struktur Organisasi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat.
3. Laporan Praktek Kerja lapangan, Akademi Farmasi Yamasi Makassar
2011 Makassar.
4. Reski armunah dkk. 2013. Laporan Praktek Kerja Lapangan, Akademi
Farmasi Yamasi Makassar.
STRUKTUR ORGANISASI BBKPM
MAKASSAR
Kepala BBKPM
Dr.Sriwati Palaguna,Sp.A,MARS
Kepala Tata Usaha
Hj.Aminah Nai,SKM,M.kes
Kasubag Umum & Kepegawaian Ahmad Z
Kabid Promosi & Pengembangan SD
Supratman Syam, SH, MH
Kabid Pelayanan dan Penunjang H.M.Arifin, M,kes
Kasi. Promosi Kesehatan
Palandai,SKM,MM,Kes
Kasi. PSDM
Anggriany Rauf, S.Si,Apt
Kasi. Penunjang Kesehatan
H. Nasarwin, SKM
Kasi. Pelayanan Keseehatan
Dra. Hj. Mimi Dehmi, Apt
Instalasi Kelompok Jab Fung
Kasubag Keuangan Mahyuddin,SE
tidak
FLOWARCHART ALUR PELAYANAN
PASIEN BARU BBKPM MAKASSAR
Tidak
S
Tidak
Tidak
Pasien Dewasa
Pasien Anak
Pasien Datang
Ruang Penyuluhan
Sentra DOTS
Instalasi Farmasi
Apotik
Pas ien Pulang
Tindakan Emergency
Dokter UGD
One Day Care
Loket
Pembayaran Terrpadu (Kas i r)
UGD
Input Data pasien
di loket
Rekam Medis
Status Pasien Baru
Pol i Respirologi Anak
a
Poli Umum
Poli
Spesialis
Paru/Peny
akit
Dalam
Poli TB
Poli
Asmha
Poli Non
TB
UPT Henti Rokok
Input Data Pasien Suspek
Poli Kolaborasi TB-HIV & Konseling VCT
Pemeriksaan Penunjang (RO & Lab)
Loket Pembayaran Terpadu
(Kas i r)
Has i l Pemeriksaan
Penunjang
Ruang Fis ioteraphy &
Tindakan
Pasien Gawat
Perlu Rawat Inap ?
Rawat ja lan?
Keluarga Pas ien
Ada Indikas i HIV
Pas ien Suspek TB
Apakah Ada
Indikasi Merokok?
Status Pasien
UGD
Perlu Pem. Fisioteraphy & Tindakan
Apakah Pas ien TB?
Apakah Pasien TB Anak?
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Apakah pas ien FDC?
Tidak
Ya
TI
da
k
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
FLOWCHART ALUR PELAYAN PASIEN LAMA BBKPM MAKASSAR
Pas ien Datang
Input Data Pasien Di Loket Pendaftaran
Rekam Medis
Rawat ja lan ?
Status Pas ien lama
Pas ien Gawat?
Tidak
Ya
Tindakan
Emergency
Dokter UGD
Perlu rawat Inap?
Ya
One Day Care
Poli
Respirologi
Anak
Poli
Spesialis
Paru/Penyak
it Dalam
Poli TB Poli
Asmha
Poli
Non TB
Masih Perlu Konseling
Henti Rokok?
Upt Henti
Rokok
Ada Indikasi TB-
HIV?
Tidak
Poli Kolaborasi TB-HIV &
Konseling VCT
Perlu Pem. Fisioteraphy & Tindakan
Ruang Pem. Fisioteraphy
& Tindakan
Apakah Pas ien TB?
Tidak
Ruang Penyluhan
Sentra DOTS
Apakah Pasien
FDC?
Loket Pembayaran Terpadu
(Kasir)
Instalasi Farmasi
(Apotik) Pas ien Pulang
Apakah Pasien TB
Anak
Tidak
Ya Tidak
Ya
Tidak