2. ANALISA PEMILIHAN LOKASI. Tingginya tingkat proyeksi pada
Kota Muntilan merupakan dilema yang perlu disikapi secara cermat
oleh perencana. Po- tensi kuantitas sumber daya manusia yang besar
tentu memerlukan perencanaan sa- rana prasaran yang memadai,
terutama di bidang perumahan. Selain sebagai kebutu- han primer,
eksisting perumahan yang me- madai turut mempengaruhi keberhasilan
perencanaan Kota Muntilan sebagai Kota Pelayanan dan Jasa, serta
meminimalisir pembangunan permukiman organik yang seringkali
menyalahi aturan rencana tata ruang. Rencana perumahan terletak di
Desa Ta- managung, Kecamatan Muntilan, dengan luas areal 402.325
m2. Lokasi tersebut san- gat strategis karena berdekatan dengan
pusat kota. Selain itu, lokasi perumahan yang langsung terhubung
dengan jalan utama Kota Muntilan akan memudahkan akses masyarakat
terhadap sarana dan prasarana transportasi, sehingga diharap- kan
mampu menekan penggunaan trans- portasi pribadi yang menghasilkan
polusi udara. Penyediaan kompleks perumahan baru juga bertujuan
untuk menopang kegia- tan sehari-hari masyarakat Kota Muntilan,
serta menyediakan hunian yang Aman, Nyaman dan Mudah dijangkau.
Penetapan lokasi tersebut ditentukan berdasar pa- rameter keamanan
dan kenyamanan dari segi Fisik, Ekonomi dan Sosial. Fisik Ekonomi
Sosial Topologi yang baik. Asri dan dikelilingi ruang hijau.
Amenitas yang baik karena dekat dengan pusat kota. Keamanan yang
terjamin (3 gate system oleh satpam selama 24 jam) Ketersediaan air
yang cukup serta bebas banjir. Strategis, langsung terhubung dengan
jalan utama Kota Muntilan. Fasilitas pendukung sosial seperti
masjid, taman kanak- kanak, dan posyandu demi kenyamanan warga.
Menuju Yogyakarta PASAR 20 600 40 80 Menuju Magelang U
3. SITE PLAN. Perencanaan Perumahan didasari atas perbandingan
hasil hitung eksisting permukiman tahun ini dengan proyeksi dua
puluh tahun mendatang. Berikut merupakan hasil perhitungan di Kota
Muntilan di Tahun 2013. 1. Rumah Saat Ini HH = PoP : HS HH = 42.923
: 5 HH = 8.585 Eksisting rumah di Kota Muntilan adalah 8.585 2.
Persentase Rumah Layak Huni = Jumlah Rumah Layak Huni : Jum tlah
Keseluruhan = Rumah x 100% = 8.585 : 8.585 x 100% = 100 % Kondisi
rumah di Kota Muntilan sudah layak huni. 3. Kebutuhan Rumah Saat
Ini = HH (s-u) = 8.585 8.585 = 0 Maka, kebutuhan permukiman di Kota
Muntilan telah tercukupi. 4. Proyeksi Penduduk (22 tahun) Pt = Po
(1+r) Pt = 43.923 (1+0,02) Pt = 67.904 Ruang Terbuka Hijau Legenda
: Area Perdagangan (Ruko) Masjid Lingkungan Taman Kanak-Kanak
Posyandu Taman Bunga Rumah Tipe 70 m2 Rumah Tipe 54 m2 Rumah Tipe
40 m2 80 U 5. Rumah tahun 2033 = Penduduk tahun 2033 : 5 = 67.904 :
5 = 13.581 unit 6. Rumah yang dibutuhkan tahun 2033 = 13.581 -
8.585 = 4996 Setelah diketahui angka kebutuhan permukiman,
pembangunan perumahan dibagi dalam dua kurun waktu tahapan yang
terbagi dalam tiga zona pemban- gunan. Pembagian kurun waktu dimak-
sudkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan permukiman apabila
telah memenuhi kebutuhan. Kawasan Perdagangan Kawasan Ruang Terbuka
Rumah Tipe 70
4. Ruang Terbuka Hijau Legenda : Area Perdagangan (Ruko) Masjid
Lingkungan Taman Kanak-Kanak Posyandu Taman Bunga Rumah Tipe 70 m2
Rumah Tipe 54 m2 Rumah Tipe 40 m2 80 U Kawasan Joging Track Kawasan
Riverfront Kawasan Taman Perumahan
5. Ditujukan untuk masyarakat menengah ke atas. Mayoritas jenis
rumah kopel dan jenis rumah qudruplex dengan tipe rumah 70. Di-
harapkan dapat memberi ruang yang lebih nyaman dan private. Berisi
mayoritas jenis tipe rumah Quadruplex dan beberapa rumah deret.
Den- gan tiper rumah 70 serta tipe rumah 54 dan 40 kluster ini
lebih ditujukan untuk masyarakat menengah. Kluster 1 Kluster ini
didominasi jenis rumah deret, tipe rumah 54. Hanya ada sedikit
rumah tipe 70. Kluster ini lebih ditujukan untuk masyarakat
menengah, aktifitas serta kegiatan sosial juga turut diharapkan
lebih hidup di kluster ini. Kluster 3Kluster 2 Kluster 4 Didominasi
jenis rumah deret serta jenis rumah tunggal. Memiliki pola jalan
loop dengan akses mobilitas paling baik karena dekat gerbang utama.
TIPOLOGI KLUSTER. 1 3 Ruang Terbuka Hijau Legenda : Area
Perdagangan (Ruko) Masjid Lingkungan Taman Kanak-Kanak Posyandu
Taman Bunga Rumah Tipe 70 m2 Rumah Tipe 54 m2 Rumah Tipe 40 m2 80 U
2 4
6. TIPOLOGI MODEL BANGUNAN. Tipe Kopel Ruang Terbuka Hijau
Legenda : Area Perdagangan (Ruko) Masjid Lingkungan Taman
Kanak-Kanak Posyandu Taman Bunga Rumah Tipe 70 m2 Rumah Tipe 54 m2
Rumah Tipe 40 m2 80 U Tipe Quadruplex Tipe Deret
7. Tipe 40 01 02 03 04 0 50 60 70 80 90 100 (%) Tipe 54 Tipe 70
Mixed Use Pendidikan Kesehatan Ibadah 0,5% 0,2% 0,5% 8,3% 40,9%
31,0% 18,2% Gambar ini merupakan contoh rumah den- gan Tipe 40.
Rumah tipe ini disediakan den- gan desain artistik moderen, rumah
Tipe 40 ini di bangun 70 unit dengan desain per dua rumah saling
berdampingan. Gambar ini merupakan contoh rumah den- gan tipe 54.
Rumah tipe ini dibangun dengan desain single bersinegi dengan
kawasan hijau yang ada. Gambar ini merupakan contoh rumah dengan
tipe 70. rumah tipe ini dibangun hampir sama dengan rumah tipe yang
di bawahnya, yang membedakan hanya luas rumah dan desain nya yang
menjadikan rumah ini lebih berke- las. TIPOLOGI RUMAH. 20 60 04 0
80 U Legenda : Mixed Use Ibadah Pendidikan Kesehatan Rumah Tipe 70
m Rumah Tipe 54 m Rumah Tipe 40 m
8. 20 6004 0 80 Pada site perumahan ini terdapat kawasan hijau
yang masih alami. Di samping ber- peran sebagai area hijau, kawasan
tersebut juga berperan sebagai kawasan penyangga (buffer) untuk
menjaga kawasan sungai. Taman ini berlokasi di pinggir sungai dan
berperan sebagai tempat untuk rekreasi penghuni di area perumahan
tersebut. Taman tersebut cukup untuk mengakomodasi aktivitas
rekreasi Taman dan juga sebagai bundaran difungsikan untuk
mengakomodasi aktivitas penghuni di sekitar lingkungan taman
tersebut dan juga sebagai area hijau. Pada site perumahan ini
menyediakan setidaknya 350% dari luas site seba- gai kawasan hijau.
Kawasan hijau tersebut terdiri dari 44,3% berbentuk ta- man dan
55,7% masih alami. Taman yang tersedia ditujukan untuk memen- uhi
kebutuhan resapan air bagi site perumahan tersebut dan juga untuk
memenuhi kebutuhan rekreasi bagi penghuni di perumahan tersebut.
Kawasan hijau yang masih alami berperan sebagai area
penyangga/sempadan sungai dan juga berfungsi sebagai paru-paru bagi
site perumahan tersebut. RUANG TERBUKA HIJAU. Taman Area alami 01
02 03 04 0 50 60 70 80 90 100 (%) (44,3%) (55,7%) U
9. POTONGAN JALAN. Pada sisi jalan dibuat jalur pe- destrian
untuk mengakomo- dasi pejalan kaki dan men- umbuhkan tingkat
hubungan sosial antar penghuni. Jalur pedestrian didesain seny-
aman mungkin untuk kebu- tuhan pejalan kaki. Jalan arteri berfungsi
sebagai akses utama untuk masuk atau keluar dari kawasan pe-
rumahan. Jalan tersebut dibuat dalam dua jalur dan empat lajur dan
didesain untuk kecepatan yang tergolong tinggi bagi ken- daraan.
Jalan kolektor berfungsi untuk mengumpul- kan penghuni, khususnya
yang mengguna- kan kendaraan pribadi, menuju akses keluar atau
masuk kawasan perumahan. Jalan lingkungan dibuat sempit dengan ka-
pasitas lebar jalan untuk dua mobil. Dengan demikian lingkungan
rumah akan aman dari bahaya kendaraan yang melintas, sebab ke-
cepatan kendaraan akan berkurang dengan jalan yang sempit. Kolektor
Arteri 01 02 03 04 0 50 60 70 80 90 100( %) (25%) (60%)Lingkungan
(15%) 20 6004 0 80 U
10. PENAMPANG JALAN. Jalan Arteri Jalan arteri dengan total
lebar ruang milik jalan 10 me- ter untuk dua jalur. Selain itu,
disediakan jalur pedes- trian selebar tiga meter sekaligus untuk
street furniture seperti pohon, lampu jalan, dan fasilitas umum
seperti tempat sampah. Jalan Kolektor Jalan kolektor dengan lebar
jalan empat meter untuk mas- ing jalur, total lebar jalan sembilan
meter dengan pemisah jalan (devider) selebar satu meter. Di
masing-masing sisi jalan disediakan trotoar selebar tiga meter
untuk menga- komodasi pejalan kaki dan pada trotoar terdapat
berbagai fasilitas umum, seperti tempat sampah. Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan selebar empat meter dengan trotoar selebar satu
meter pada masing-masing jalan. Jalan ini dilengkapi street
furniture berupa lampu jalan, dan jalur hijau untuk resapan
air.
11. Perencanaan Pembangunan Permukiman Jurusan Teknik
Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah
Mada