23
LAPORAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI ACARA: PETA BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIONAL DISUSUN OLEH: Nama : OKE AFLATUN NIM : 03071181320010 PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI LABORATORIUM GEOLOGI TATA LINGKUNGAN PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

Laporan denudasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan denudasional

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOMORFOLOGI

ACARA: PETA BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIONAL

DISUSUN OLEH:

Nama : OKE AFLATUN

NIM : 03071181320010

PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

LABORATORIUM GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

Page 2: Laporan denudasional

HALAMAN PENGESAHAN

ACARA: PETA BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIONAL

PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

LABORATORIUM GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

PENYUSUN:

NAMA : OKE AFLATUN

NIM : 03071181320010

HARI/JAM : Selasa/08:00-09.40 WIB.

INDRALAYA, April 2014

PRAKTIKAN DISAHKAN OLEH

(OKE AFLATUN) Harnani S.T;M.T

Page 3: Laporan denudasional

BAB I

MAKSUD, TUJUAN DAN LATAR BELAKANG

I.1 Maksud dan Tujuan

1) Praktikan dapat mengenal dan menganalisa morfologi bentuk lahan

denudasional.

2) Praktikan dapat mengenal dan mampu menganalisa macam-macam bentuk

lahan denudasional beserta faktor pengontrolnya.

I.2 Latar Belakang

Bumi kita ini bukanlah benda yang statis karena Permukaan bumi selalu

mengalami perubahan dari waktu ke waktu sebagai akibat dari tenaga dan proses

geomorfologi, baik yang berasal dari luar bumi (eksogen bersifat degradasi dan

agradasi) maupun berasal dari dalam dalam bumi (endogen mencakup diastrofisme

dan vulkanisme). Dalam membicarakan perubahan muka bumi yang bersifat degradasi

(destruktif) dan agradasi (konstruktif), terlebih dahulu dikemukakan mengenai

pengertian mengenai tenaga dan proses geomorfologi. Tenaga geomorfologi

merupakan kekuatan yang menyebabkan permukaan bumi mengalami perubahan.

Sedangkan proses geomorfologi yang maksud adalah kelangsungan perubahan

sebagai akibat dari tenaga geomorfologi.

Bentuk lahan yang ada di permukaan bumi berdasarkan proses asalnya dibagi menjadi

9, salah satunya adalah Bentuk lahan asal denudasional. Bentuk lahan ini terjadi akibat

pengaruh dari gaya eksogen. Gaya tersebut menyebabkan permukaan bumi mengalami

“perusakan” dan pengelupasan permukaan sehingga terbentuk permukaan yang

berbeda dari sebelumnya. Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang

sehingga denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi.

Selain itu denudasi adalah kumpulan proses yang mana jika dilanjutkan cukup jauh,

akan mengurangi semua ketidaksamaan permukaan bumi menjadi tingkat dasar

seragam. Dalam hal ini, proses yang utama adalah degradasi, pelapukan, dan

Page 4: Laporan denudasional

pelepasan material, pelapukan material permukaan bumi yang disebabkan oleh

berbagai proses erosi dan gerakan tanah. Kebalikan dari degradasi adalah agradasi,

yaitu berbagai proses eksogenik yang menyebabkan bertambahnya elevasi permukaan

bumi karena proses pengendapan material hasil proses degradasi.

Page 5: Laporan denudasional

BAB II

BENTUKAN ASAL DENUDASIONAL

II.1 DASAR TEORI

Denudasi berasal dari kata “nude” yang berarti telanjang, sehingga denudasi

dapat diartikan sebagai proses penelanjangan permukaan bumi atau proses pengikisan

permukaan bumi. Untuk pengertian selengkapnya, proses denudasional adalah semua

proses yang mengakibatkan terjadinya pengikisan permukaan bumi sehingga akan

menjadi bentukan yang lebih rendah dan proses tersebut akan terhenti apabila

permukaan bumi telah mencapai level dasar yang sama dengan permukaan

disekitarnya (baselevel). Proses denusional sangat terkait oleh ketiga proses yaitu

pelapukan (weathering), erosi (erosion) dan gerak massa batuan (mass wasting).

Pelapukan merupakan pecahnya batuan menjadi batuan menjadi fragmen-fragmen

yang lebih kecil akibat adanya proses yang bekerja pada batuan tersebut baik proses

mekanis, biologis maupun proses kimiawi. Pelapukan batuan merupakan proses awal

terjadinya denudasional, material hasil proses pelapukan batuan merupakan sumber

bagi proses erosi maupun gerak massa batuan.

Selengkapnya, pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan

material tanah pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses

fisik, kimia dan biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan

sedimen dan tanah (soil). Kiranya penting untuk ketahui bahwa proses pelapukan akan

menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian

menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen klastik. Sebagian

dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah

sebabnya dalam studi tanah atau batuan klastika mempunyai komposisi yang dapat

sangat berbeda dengan batuan asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada

batuan induk (asal) nya, tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama

(duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu sendiri.

Di alam pada umumnya ke tiga jenis pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis) itu bekerja

bersama-sama, namun salah satu di antaranya mungkin lebih dominan dibandingkan

Page 6: Laporan denudasional

dengan lainnya. Walaupun di alam proses kimia memegang peran yang terpenting

dalam pelapukan, tidak berarti pelapukan jenis lain tidakpenting. Berdasarkan pada

proses yang dominan inilah maka pelapukan batuan dapat dibagi menjadi pelapukan

fisik, kimia dan biologis. Pelapukan merupakan proses proses alami yang

menghancurkan batuan menjadi tanah. Jenis pelapukan:

Pelapukan biologi: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup.

contoh: tumbuhnya lumut

Pelapukan fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu

atau iklim .contoh : perubahan cuaca

Pelapukan kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya

batuan dengan zat - zat kimia . contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang

mengandung bahan kimia

Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. batu kecil yang terus

ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan

menjadi tanah. peristiwa itu sering disebut dengan pelapukan fisika. batu yang

ditumbuhi lumut lama kelamaan akan pecah dan hancur. peristiwa tersebut sering

disebut pelapukan biologi.Dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan.

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan,

dan partikel lainnya)akibat transportasiangin,air ataues,

karakteristik hujan,creeppada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi,

atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini

disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang

manamerupakan proses penghancuran mineral batuan dengan

proses kimiawi maupun fisik, ataugabungan

keduanya.E r o s i   s e b e n a r n y a   m e r u p a k a n   p r o s e s   a l a m i   y a n g   m u d a h  

d i k e n a l i ,   n a m u n   d i   k e b a n y a k a n tempat kejadian ini diperparah oleh

aktivitasmanusiadalam tata guna lahan yang

buruk, penggundulanhutan,   k e g i a t a n  pertambangan, perkebunandanperladangan, 

k e g i a t a n konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan

pembangunan jalan. T a n a h yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian

Page 7: Laporan denudasional

biasanya mengalami erosi yang jauhlebih besar dari tanah denganvegetasialaminya.

Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanianmeningkatkan erosi, karena struktur

akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikandengan struktur

akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik

tata gunal a h a n   y a n g   m a j u   d a p a t   m e m b a t a s i   e r o s i ,   m e n g g u n a k a n  

t e k n i k   s e m i s a l terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon..

Jenis Jenis Erosi Erosi ada beberapa macam menurut proses terjadinya yaitu:Erosi oleh AirErosi ini dapat terjadi dalam beberapa bentuk:

•Splash erosion:erosi oleh butiran air hujan yang jatuh ke tanah. Karena benturan  butiran air

hujan, partikel-partikel tanah yang halus terlepas dan terlempar ke udara.

•Sheet erosion:e r o s i o l e h a i r y a n g j a t u h d a n m e n g a l i r d i p e r m u k a a n t a n a h

s e c a r a m e r a t a   s e h i n g g t a n a h   y a n g   h i l a n g   m e r a t a   d i   p e r m u k a a n  

t a n a h . Permukaan tanah menjadi lebih rendah secara merata. Erosi ini terjadi bila

permukaantanah memiliki ketahanan terhadap erosi yang relatif seragam.

Page 8: Laporan denudasional

•Riil erosion: erosi oleh air yang mengalir di permukaan tanah dengan membentuk

a l u r   k e c i l   d e n g a n   k e d a l a m a n   b e b e r a p a   s e n t i   m e t e r .   E r o s i  

i n i   t e r j a d i   p a d a  permukaan tanah yang landai dan memiliki daya tahan yang

seragam terhadap erosi

Secara garis besar Gerak Masa Batuan (Mass Movement) dapat diartikan

sebagai perpindahan material batuan di permukaan bumi akibat gaya grafitasi yang

dimiliki bumi. Perpindahan ini dapat terjadi dalam waktu yang singkat maupun waktu

yang lama. Satu ciri yang dapat digunakan sebagai acuan bahwa bentuklahan yang

ada akibat adanya pergerakan masa batuan adalah tidak adanya sortasi/pemilahan

material. Seluruh material baik kasar maupun halus akan tercampur aduk menjadi satu.

Perpindahan Masa Batuan ini sendii dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, antara

lain :

a. Tipe Creep (Rayapan)Rayapan merupakan gerak masa batuan yang sangat lambat, sehingga proses

rayapannya hampir tak dapat diamati. Perpindahan Masa Batuan bertipe Creep ini

hanya bisa diketahui dengan gejala-gejala seperti menjadi miringnya tiang listrik atau

dengan melihat ketidakteraturan permukaan tanah. Jika dilihat dari kecepatannya maka

tipe Creep ini memiliki kecepatan antara 1 mm hingga 10 m pertahun.

Page 9: Laporan denudasional

b. Tipe Luncuran (Slides)Tipe Luncuran ini lebih sering dikenal orang awam dengan bencana tanah lonsor.

Gerakan masa batuan seperi inilah yang sering menimbulkan korban jiwa. Secara

umum luncuran batuan dapat diartikan sebagai pepindahan material permukaan bumi

menuruni lereng dengan cepat. Berdasar bidang luncurannya maka tipe pepindahan

masa batuan ini dapat dibedakan menjadi transisional dan rotasional. Untuk luncuran

yang memiliki bidang luncur lurus disebut dengan transitional slide, sedangkan luncuran

yang memiliki bidang luncur melengkung disebut sebagai rotational slide contoh:

Slump.

c. Tipe AliranGerak Masa Batuan tipe aliran ini dicirikan dengan adanya bidang geser (shear plan).

Tipe aliran ini dapat dibedakan dengan rayapan dari batas yang tegar dan material

yang terpindahkan. Menurut Vames (1978) alirm masa batuan dapat dibedakan menjadi

aliran kering, suliflaction, aliran tanah, aliran debris, dan debris avelanche. Dari

kesemua tipe tersebut tipe suliflaction adalah gerak masa batuan tipe aliran yang paling

lambat bergerak. Hal ini terjadi karena lapisan tanah memiliki kejenuhan yang tinggi

terhadap air. Tipe suliflaction dapat berlangsung pada medan dengan kemiringan hanya

1° dan dapat pula terjadi pada lingkungan periglasial.

d. Tipe HeaveGerak masa batuan bertipe Heave ini terjadi karena adanya proses kembang kerut

tanah. Tanah yang banyak mengandung lempung smectile biasa mengalami kembang

kerut. Ketika tanah ini mengembang maka volume akan bertambah kearah tegak lurus

bidang lereng. Oleh sebab itu akan terjadi desakan kearah lereng bawah. Tipe heave

sendiri masih dapt dibagi menjadi rayapan tanah dan rayapan talus. Tipe heave ini

dikendalikan oleh kuanitas kandungan tanah terhadp lempung jenis smectile atau illit

dan relief mikro akibat adanya proses kembang kempis.

e. Tipe JatuhanGerak masa batuan bertipe jatuhan ini dicirikan oleh pegerakan melalui udara. Pada

Page 10: Laporan denudasional

umumnya fragmen batuanlah yang seolah terbang. Didalm kenyataannya sangat sulit

menemui tip pergerakn masa batuan seperti ini. Suatupengecualian pada tebing sungai

yang runtuh dan sering diistilahkan dengan bank calving.

f. Tipe Runtuhan (Subsidence)

Satu ciri utama dri pergerakan masa batuan ini adalah tak kuatnya lagi penopang

batuan yang ada. Ketika penopang sudah tak kuat atau bahkan sudah hilang maka

masa batuan diatasnya akan jatuh secara cepat yang disebut dengan runtuh.

Dari kesemua jenis gerak massa dapat diketahui tingkat resiko terhadap jenis material

yang dipengaruhi pada gambar dibawah

Akibat adanya proses denudasional akan menghasilkan bentuklahan asal

denudasional. Adapun bentuklahan tersebut antara lain:

1.    Pegunungan denudasional

2.    Perbukitan denudasional

3.    Perbukitan terisolasi

4.    Peneplain

Page 11: Laporan denudasional

5.    Lereng kaki rombakan lereng

6.    Dinding terjal (cliff)

7.    Kipas koluvial

8.    Kerucut koluvial

9.    Lahan rusak (bad land)

 Ciri-ciri dari bentuk lahan yang asal terjadi secara denudasioanal, yaitu:

1.  Relief sangat jelas: lembah, lereng, pola aliran sungai.

2.  Tidak ada gejala struktural, batuan massif, dep/strike tertutup.

3.  Dapat dibedakan dengan jelas terhadap bentuk lain.

4.  Relief lokal, pola aliran dan kerapatan aliran menjadi dasar utama.

5.  Litologi menjadi dasar pembeda kedua untuk merinci satuan bentuk lahan. Litologi

terasosiasi dengan bukit, kerapatan aliran,dan tipe proses.

1.   Pegunungan

    Karakteristik umum unit mempunyai topografi bergunung dengan lereng sangat

curam (55>140%), perbedaan tinggi antara tempat terendah dan tertinggi (relief) > 500

m.Mempunyai lembah yang dalam, berdinding terjal berbentuk V karena proses yng

dominan adalah proses pendalaman lembah (valley deepening).

2.   PerbukitanDenudasional

Page 12: Laporan denudasional

    Mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan lereng berkisar antara 15 >

55%, perbedaan tinggi (relief lokal) antara 50 -> 500 m.Terkikis sedang hingga kecil

tergantung pada kondisi litologi, iklim, vegetasi penutup daik alami maupun tata guna

lahan. Salah satu contoh adalah pulau Berhala, hamper 72,54 persen pulau tersebut

merupakan perbukitan dengan luas 38,19 ha. Perbukitan yang berada di pulau tersebut

adalah perbukitan denudasional terkikis sedang yang disebabkan oleh gelombang air

laut serta erosi sehingga terbentuk lereng-lereng yang sangat curam.

3.   Dataran Nyaris (Peneplain)

    Akibat proses denudasional yang bekerja pada pegunungan secara terus menerus,

maka permukaan lahan pada daerah tersebut menurun ketinggiannya dan membentuk

permukaan yang hamper datar yang disebut dataran nyaris (peneplain). Dataran nyaris

dikontrol oleh batuan penyusunan yang mempunyai struktur berlapis (layer). Apabila

batuan penyusun tersebut masih dan mempunyai permukaan yang datar akibat erosi,

maka disebut permukaan planasi.

4.   Perbukitan sisa Terpisah (inselberg)

    Apabila bagian depan (dinding) pegunungan/perbukitan mundur akibat proses

denudasi dan lereng kaki bertambah lebar secara terus menerus akan meninggalkan

bentuk sisa dengan lereng dinding yang curam. Bukit sisah terpisah atau inselberg

tersebut berbatu tanpa penutup lahan (barerock) dan banyak singkapan batuan

(outcrop(. Kenampakan ini dapat terjadi pada pegunungan/perbukitan terpisah maupun

pada sekelompok pegunungan/perbukitan, dan mempunyai bentuk membulat. Apabila

bentuknya relative memanjang dengan dinding curam tersebut monadnock.

Page 13: Laporan denudasional

5.  Kerucut Talus (Talus cones) atau kipas koluvial (coluvial van)

    Mempunyai topografi berbentuk kerucut/kipas dengan lereng curam (350). Secara

individu fragmen batuan bervariasi dari ukuran pasir hingga blok, tergantung pada

besarnya cliff dan batuan yang hancur. Fragmen berukuran kecil terendapkan pada

bagian atas kerucut (apex) sedangkan fragmen yang kasar meluncur ke bawah dan

terendapkan di bagian bawah kerucut talus.

6.  LerengKaki(Footslope)

    Mempunyai daerah memanjang dan relatif sermpit terletak di suatu

pegunungan/perbukitan dengan topografi landai hingga sedikit terkikis. Lereng kaki

terjadi pada kaki pegunungan dan lembah atau dasar cekungan (basin). Permukaan

lereng kaki langsung berada pada batuan induk (bed rok). Dipermukaan lereng kaki

terdapat fragmen batuan hasil pelapukan daerah di atasnya yang diangkut oleh tenaga

air ke daerah yang lebih rendah.

Page 14: Laporan denudasional

7.   Lahan Rusak (Bad land)

    Merupakan daerah yang mempunyai topografi dengan lereng curam hingga sangat

curam dan terkikis sangat kuat sehingga mempunyai bentuk lembah-lembah yang

dalam dan berdinding curam serta berigir tajam (knife-like) dan membulat. Proses erosi

parit (gully erosion) sangat aktif sehingga banyak singkapan batuan muncul ke

permukaan (rock outcrops).

Dampak Proses Bentuk Lahan Asal Denudasional

    Proses bentuk lahan denudasional adalah erosi, mass wasting, dan juga pelapukan.

Ketiga proses tersebut memberikan dampak atau pengaruh bagi lahan di permukaan

bumi. Selain, menyebabkan terbentuknya lahan baru seperti yang telah dijelaskan di

atas (contoh satuan bentuk lahan asal denudasional), ketiga proses tersebut juga

membawa dampak lain.

Page 15: Laporan denudasional

II. Pembahasan

II.1 PERBUKITAN DENUDASIONAL

Pada peta Plumbon dan sekitarnya, terdapat bentuk lahan asal denudasional

yaitu perbukitan denudasional. Perbukitan ini merupakan perbukitan yang telah tererosi

dan sebagian batuannya telah lapuk. Kemiringannya curam dengan morfostruktur

aktifnya dinamik dan pasifnya resisten. Perbukitan ini terletak pada barat laut daerah

Plumbon, dengan kontur yang rapat pada peta dan di lambangkan dengan simbol D1

II.2 BUKIT SISA

Merupakan bukit hasil proses denudasional yang terkikis cukup kuat, namun

batuannya resisten sehingga hanya lereng-lereng bukit yang tererosi. Ini dilambangkan

dengan symbol yang ada di peta dengan D3

II.3 BUKIT TERISOLASI

Merupakan bukit hasil proses denudasional yang terkikis cukup kuat, namun

batuannya resisten sehingga hanya lereng-lereng bukit yang tererosi. Namun batuan

disekitarnya bersifat tidak resisten sehingga membuat bukit terlihat sendiri pada peta

denudasi daerah plumbon dan sekitarnya dilambangkan atau diberi symbol D4.

II.4 DATARAN NYARIS

Akibat proses denudasional yang bekerja pada pegunungan secara terus

menerus, maka permukaan lahan pada daerah tersebut menurun ketinggiannya dan

membentuk permukaan yang hamper datar yang disebut dataran nyaris (peneplain).

Dataran nyaris dikontrol oleh batuan penyusunan yang mempunyai struktur berlapis

(layer). Apabila batuan penyusun tersebut masih dan mempunyai permukaan yang

datar akibat erosi, maka disebut permukaan planasi. Dataran ini dilambangkan dengan

D5.

Page 16: Laporan denudasional

II.5 LERENG KAKI

Mempunyai daerah memanjang dan relatif sermpit terletak di suatu

pegunungan/perbukitan dengan topografi landai hingga sedikit terkikis. Lereng kaki

terjadi pada kaki pegunungan dan lembah atau dasar cekungan (basin). Permukaan

lereng kaki langsung berada pada batuan induk (bed rok). Dipermukaan lereng kaki

terdapat fragmen batuan hasil pelapukan daerah di atasnya yang diangkut oleh tenaga

air ke daerah yang lebih rendah.

II.6 DATARAN BANJIR

Dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan

derah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi,

tidak hanya air yang di bawa tapi juga tanah2 yang berasal dari hilir aliran sungai.

Dataran banjir biasanya terbentuk di daerah pertemuan2 sungai. Akibat dari peristiwa

sedimentasi ini, dataran banjir merupakan daerah yg subur bagi pertanian, mempunyai

air tanah yang dangkal sehingga cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan.

II.7 GOSONG SUNGAI

Merupakan kenampakan morfologik yang umum pada sungai yang sedang

mengalami meandering dan pada saat yang bersamaan pengendapan point bar

merupakan proses sedimentasi yang terjadi di dalam alur sungai tersebut. Bentuk dan

ukuran sedimentasi bervariasi tergantung pada besarnya alur sungai serta berkembang

pada bagian lengkung dalam (inner band) alur sungai. Tekstur dari material point bar

tergantung pada keadaan sedimen yang terangkut pada saat banjir terjadi. Kelerengan

umumnya miring kea rah aliran menuju lengkung luar. 

Page 17: Laporan denudasional

Bab III KESIMPULAN

1. Bentang alam denudasional dipengaruhi gaya eksogen

2. Morfostruktur aktif nya dinamik

3. Indeks Kontur tertinggi 250 meter diatas permukaan laut.

4. Pada sayatan penampang ini kita akan melewati salah satu dari daerah fluvial

yang beupa daerah dataran banjir.

5. Pada peta Plumbon ini yang banyak bentang alam denudasional yang berupa

daerah perbukitan Denudasional serta terdapat daerah yng lainnya.

Page 18: Laporan denudasional

Daftar Pustaka

Boby, Hendrik. 2012. http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/sedimentologi-dan-s

Edimentasi.html. Diakses 5 April 2014.

Modul Praktikum Geomorfologi Universitas Sriwijaya

Reski. 2012.   http://reskiayumagfira.blogspot.com/. Diakses 5 April 2014.

Modul Praktikum Geomorfologi. Universitas Sriwijaya. Palembang.