Upload
domi-domdom
View
167
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
AKTIVA TETAP BERWUJUDPerolehan, Penggunaan Dan Pemberhentian
Kusmayadi
Adalah aktiva - aktiva
yang berwujud yang
sifatnya relatif permanen
yang digunakan dalam
kegiatan perusahaan
yang normal.
PENGERTIAN AKTIVA
TETAP BERWUJUD
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki
oleh suatu perusahaan dapat
mempunyai macam - macam bentuk
seperti Tanah, Bangunan, Mesin -
mesin, dan Alat - alat, Kendaraan,
Mebel Air, dan Lain - lain.
Perlakuan akuntansi
terhadap pengeluaran -
pengeluaran yang
berhubunngan dengan
perolehan dan
penggunaan aktiva tetap
dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :
Pengeluaran Modal
(capital expenditures)
Pengeluaran Pendapatan
(revenue expenditures)
PENGELUARAN -
PENGELUARAN MODAL DAN
PENDAPATAN
PRINSIP PENILAIAN
AKTIVA TETAP
BERWUJUD
Dalam hubungannya dengan penilaian aktiva
tetap berwujud, PSAK No. 16 menyatakan :
“ Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk
diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva
tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan ”
Yang dimaksud dengan biaya (harga) perolehan aktiva tetap adalah jumlah kas
atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan
untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai
dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan.
HARGA PEROLEHAN AKTIVA
TETAP BERWUJUD
1) Tanah;
2) Bangunan;
3) Mesin dan Alar - alat;
4) Alat - alat Kerja;
5) Pattern dan Dies/ Cetakan - cetakan;
6) Perabot (Mebelair) dan Alat - alat Kantor;
7) Kendaraan;
8) Tempat Barang Yang Dapat Dikembalikan (Returnable Container).
CARA - CARA
PEROLEHAN AKTIVA
TETAP
Pembelian
Tunai
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari
pembelian tunai dicatat dalam buku-buku
dengan jumlah sebesar uang yang
dikeluarkan. Apabila dalam pembelian
aktiva tetap ada potongan tunai, maka
potongan tunai tersebut merupakan
pengurangan terhadap harga faktur, tidak
memandang apakah potongan tersebut
didapat atau tidak. Jurnal untuk membeli
aktiva tetap, misalnya tanah adalah :
Tanah Rpxx
Kas Rpxx
Pembelian Secara
Lumpsum/Gabungan
Apabila dalam suatu pembelian diperoleh
lebih dari satu macam aktiva tetap maka
harga perolehan harus dialokasikan pada
masing-masing aktiva tetap. Menurut
PSAK No.16 :
“Harga perolehan dari setiap aktiva yang
diperoleh secara gabungan ditentukan
dengan mengalokasikan harga gabungan
tersebut berdasarkan perbandingan nilai
wajar setiap aktiva yang bersangkutan”.
Contoh :
PT. Risa Fadila membeli aktiva tetap dari sebuah perusahaan dalam proses
likuidasi. Aktiva tetap yang dibeli terdiri dari Tanah, Bangunan, dan Mesin-
mesin. Pembelian dilakukan secara paket (lumpsum) dengan harga
Rp80.000.000,00 . Harga pasar setiap aktiva tetap itu diketahui sebagai berikut :
Gedung : Rp 25.000.000,00
Tanah : Rp 50.000.000,00
Mesin : Rp 25.000.000,00
Harga perolehan setiap aktiva dihitung dengan cara sebagai berikut :
Gedung
Tanah
Mesin
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah :
Gedung Rp 20.000.000,00
Tanah Rp 40.000.000,00
Mesin Rp 20.000.000,00
Kas Rp 80.000.000,00
PEROLEHAN MELALUI
PERTUKARAN
Aktiva yang
Dibuat Sendiri
Ditukar dengan
surat-surat
berharga
Ditukar dengan
Aktiva Tetap yang
Lain
Pembelian
Angsuran
Diperoleh dari
Hadiah/Donasi
1
2
3
5
4
1
Ada dua cara untuk mencatat biaya reparasi besar yaitu :
a) Menambah harga perolehan aktiva tetap, apabila biaya ini dikeluarkan untuk
menaikkan nilai kegunaan aktiva dan tidak menambah umurnya.
b) Mengurangi akumulai depresiasi, apabila biaya ini dikeluarkan untuk
memperpanjang umur aktiva tetap dan mungkinjuga nilai residunya. Karena
jumlah akumulasi depresiasi berkurang berarti nilai bukunya menjadi bertambah
besar. Perhitungan depresiasi untuk tahun-tahun berikutnya harus direvisi sesuai
dengan perubahan nilai buku aktiva dan umur ekonomis yang baru.
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang
jumlahnya kecil jika reparasi biasa, dan jumlahnya
cukup esar jika reparasinya besar.
2
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti
aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang
baru yang tipenya sama, misalnya penggantian
dinamo mesin.
Misalnya mesin harga perolehannya Rp10.000.000,00 sesudah depresiasi 70%, sebuah
suku cadang yang diperkirakan harga perolehannyasebesar 20% dari harga perolehan
mesin diganti dengan suku cadang yang baru, harganya Rp3.000.000,00. Jurnal unutuk
mencatat penggantian suku cadang terebut sebagai berikut :
Akumulasi depresiasi - Mesin Rp1.400.000,00Rugi penggantian suku cadang Rp 600.000,00
Mesin Rp 2.000.000,00
LANJUTAN . . .
Perhitungan :
Harga perolehan suku cadang yang diganti :
20% x Rp10.000.000,00 = Rp 2.000.000,00
Akumulasi depresiasi 70% x Rp2.000.000,00 = Rp 1.400.000,00
Rugi sebesar nilai buku suku cadang tersebut = Rp 600.000,00
Pemasangan suku cadang yang baru dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Mesin Rp 3.000.000,00
Kas Rp 3.000.000,00
Adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru untuk memperoleh
kegunaan yang lebiih besar.
Penambahan (Addition)
3
4
Adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aktiva seperti
penambahan ruang dalam bangunan, ruang parkir dan lain – lain.
Penyusunan Kembali Aktiva
Tetap (Rearrangement) 5
Adalah Biaya – biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva tetap atau
perubahan route produksi, atau untuk mengurangi biaya produksi, jika jumlahnya cukup
berarti dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode
akuntansi maka harus dikapitalisasi
PEMBERHENTIAN
AKTIVA
Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara dijual,
ditukarkan, ataupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan
dari pemakaian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva
tersebut dihapuskan. Apabila aktiva itu dijual maka selisih antara harga
jual dengan nilai buku atau nilai residu dicatat sebagai laba atau rugi.
Misalnya, mesin yang dibeli pada tanggal 1 Februari 2005 dengan harga Rp3.200.000,00,
pada tanggal 1 juli 2009 dijual dengan harga Rp650.000,00. Mesin tersebut ditaksir
umurnya 5 tahun dari depresiasinya dengan cara garis lurus, taksiran nilai residu
Rp200.000,00. Penjualan pada tanggal 1 juli 2009 dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Depresiasi mesin Rp 300.000,00
Akumulasi depresiasi mesin Rp 300.000,00
Depresiasi 6 bulan :
6/12 x 1/5 x Rp (3.200.000,00 – 200.000,00) = Rp 300.000,00
Kas Rp 650.000,00
Akumulasi depresiasi mesin Rp 2.650.000,00
Mesin Rp 3.200.000,00
Laba Penjualan mesin Rp 100.000,00
Perhitungan :
Harga jual Rp 650.000,00
Nilai buku mesin :
Harga perolehan Rp 3.200.000,00
Akumulasi depresiasi :
2005 : 11 bulan = Rp 550.000,00
2006 : 12 bulan = Rp 600.000,00
2007 : 12 bulan = Rp 600.000,00
2008 : 12 bulan = Rp 600.000,00
2009 : 6 bulan = Rp 300.000,00
Rp 2.650.000,00
Rp 550.000,00
Laba Aktiva Tetap Rp 100.000,00
ASURANSI
KEBAKARAN
Perusahaan biasanya mengasuransikan harta bendanya
terhadapkemungkinan timbulnya kerugian karena kebakaran.
Perusahaan yang mengasuransikan harta bendanya membayar premi
asuransi dan biasanya pembayarannya dimuka untuk jangka waktu
tertentu.
Misalnya PT. Arina mengasuransikangedungnya dengan jumlah
pertanggungan sebesar Rp 5.000.000,00. Pada tanggal 20 Oktober 2006
gedung tersebut habis terbakar. Setelah dinilai, disetujui nilai gedung
pada saat terbakar sebesar Rp 5.500.000,00 (harga pasar). Karena jumlah
kerugian (Rp5.500.000,00) lebih besar dari jumlah pertanggungan maka
yang diganti oleh perusahaan asuransi hanya sebesar jumlah
pertanggungannya (Rp 5.000.000,00). Apabila jumlah kerugian di bawah
jumlah pertanggungan makaperusahaan asuransiakan mengganti seluruh
kerugian.
ASURANSI BERSAMA
Syarat asuransi bersama adalah syarat yang menyatakan bahwa
apabila harta benda diasuransikan (dipertanggungkan) dengan
jumlah yang lebih rendah daripada suatu persentase tertentu dari
harga pasar benda tersebut pada saatnya terjadi kebakaran, maka
perusahaan yang mempertanggungkan akan memikul kerugian
karena kebakaran sebanding dengan selisih jumlah pertanggungan
dengan persentase tertentu harga pasar harta tersebut.
Misalnya :
Mesin diasuransikan sebesar Rp 1.500.000,00. Pada suatu
ketika mesin tersebut terbakar, dan kerugian yang timbul
sebesar Rp 1.200.000,00. Pada saat kebakaran, harga pasar
mesin tersebut sebesar Rp 3.000.000,00. Polis asuransi
menyebutkan syarat asuraansi bersamasa 80%. Dari contoh
di atas maka kerugian akan ditanggung sebagai berikut :
Jumlah Pertanggungan : Rp 1.500.000,00
Coinsurance requirement : 80% x Rp 3.000.000 = Rp 2.400.000
Selisih jumlah pertanggungan dengan coinsurance
requirement :
Rp 2.400.000 – Rp 1.500.000 =Rp 900.000
Perusahaan asuransi =
Pihak yang mengasuransikan =
Jumlah kerugian
Persentase asuransi dikalikan harga pasar aktiva pada saat
kebakaran disebut coinsurance requirement. Apabila kerugian
yang dtimbul lebih besarr dari jumlah pertanggungan (Rp
1.500.000) maka perusahaan asuransi akan mengganti
kerugian yang timbul maksimum sebesar pertanggungan.
Misalnya dari data di atas, kerugian yang timbul sebesar Rp2.500.000,00
maka jumlah yang akan diganti oleh perusahaan asuransi dihitung
sebagai berikut :
Perusahaan asuransi =
Pihak yang mengasuransi =
Dengan perhitungan di atas seharusnya perusahaan asuransi mengganti
kerugian sebesar Rp 1.562.500,00. Tetapi karena jumlah tersebut
melebihi jumlah pertanggungan, maka perusahaan asuransi hanya
wajib mengganti kerugian sebesar Rp1.500.000,00 dan sisa kerugian
(Rp1.562.500 – Rp1.500.000) = Rp 62.500,00 akan dipikul oleh
perusahaan.
POLIS
GABUNGAN
Apabila perusahaan mengasuransikan beberapa aktiva
dalam satu polis, maka polis itu akan menunjukkan
syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aktiva-
aktiva tersebut pada saat terjadinya kebakaran.
Misalnya polis asuransi dengan jumlah pertanggungan sebesar
Rp3.000.000,00, untuk mesin-mesin dan gedung, dengan syarat asuransi
bersama 80%. Pada saat kebakaran, harga pasar mesin sebesar
Rp2.000.000,00 dan gedung Rp4.000.000,00. Kebakaran melanda gedung
dan perhitungan ganti rugi untuk gedung sebagai berikut :
Pertanggungan Rp3.000.000,00 dialokasikan kepada :
Mesin =
Gedung =
Coinsurance requirement : 80% x Rp 4.000.000,00 = Rp 3.200.000,00
Perhitungan rumus coinsurance :
Karena jumlah pertanggungan yang dialokasikan untuk gedung
(Rp2.000.000,00) lebih rendah dari kerugian (Rp4.000.000,00) dan
hasil perhitungan dengan rumus asuransi bersama (Rp2.500.000,00),
maka gaanti ruginya sebesar Rp2.000.000,00.
PENCATATAN ASURANSI
KEBAKARAN
Apabila terjadi kebakaran atas harta yang
diasuransikan maka langkah -langkah yang dilakukan
untuk mengdakan pencatatan akuntansiny adalah
sebagai berikut :
1. Menyusun kembali catatan-catatan yang terbakar (jika ada).
2. Menyesuaikan buku-buku agar dapat menunjukkan keadaan yang
sebenarnya pada saat terjadinya kebakaran.
3. Menentukan nilai buku aktiva yang terbakar.
4. Membebankan nilai buku aktiva yang terbakar dan biaya-biaya yang
timbul pada saat kebakaran, ke rekening kerugian kebakaran.
5. Menentukan jumlah yang akan diterima dari perusahaan asuransi.
6. Rekening kerugian kebakaran dikredit dengan jumlah ini dan jumlah
yang diterima daari penjualan aktiva yang terbakar.
7. Menutup saldo rekening kerugian ke rekening laba rugi. Saldo ini
menunjukkan rugi atau laba dari kebakaran.