65
STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA DI DESA MABOLU KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : Sarfi PSW.B.2013.IB.0083 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016

Kti sarfi akbid paramata raha

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kti sarfi akbid paramata raha

STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITADI DESA MABOLU KECAMATAN LOHIA

KABUPATEN MUNATAHUN 2016

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikandi Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh :

SarfiPSW.B.2013.IB.0083

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA2016

Page 2: Kti sarfi akbid paramata raha
Page 3: Kti sarfi akbid paramata raha
Page 4: Kti sarfi akbid paramata raha

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Sarfi

2. Nim : Psw.2013.IB.0083

3. Tempat/ tanggal lahir : Wabintingi, 07 Januari 1995

4. Agama : Islam

5. Suku/Kebangsaan : Muna/Indonesia

6. Alamat : Desa Loghiya

B. Pendidikan

1. TK Darma Wanita Wabintingi Tahun 2000

2. SD Negeri 12 Lohia Tahun 2007

3. SMP Negeri 6 Raha Tahun 2010

4. SMA Negeri 1 Lohia Tahun 2013

5. Terdaftar di Akademi Kebidanan Paramata Raha Tahun 2013 sampai

sekarang

Page 5: Kti sarfi akbid paramata raha

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji syukur kepada Sang Maha

Pencipta Allah SWT, karena hanya rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Diploma III di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

yang judul “Studi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016”

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas atas bimbingan,

dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material.

Penghargaan yang tertinggi dan ucapan terimah kasih yang tiada henti penulis

hanturkan kepada Ibu Rosmina Susen, S.ST selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, masukan, kritikan

serta petunjuk sehingga tersusunlah Karya Tulis Ilmiah ini. Dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. La Ode Muhlisi, A. Kep., M.Kes. selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite

Kabupaten Muna sekaligus pembimbing 1 yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Akademi

Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna.

Page 6: Kti sarfi akbid paramata raha

3. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes selaku penguji Karya Tulis Ilmiah atas

keikhlasan dan bimbingannya yang sangat berharga dan tiada henti

4. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha

Kabupaten Muna yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama

mengikuti pendidikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas yang telah memberikan izin serta

kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

6. Ayahanda La Naafi dan Ibunda Wa Salmia yang paling kucintai, yang telah

memberikan segala dukungan baik moril maupun materil serta doa restu dan

kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama mengikuti pendidikan di

Akademi Kebidana Paramata Raha Kabupaten Muna hingga penyusunan

Karya Tulis ini. Semoga Allah SWT tetap menjaga orang-orang yang paling

kusayangi dalam balutan rahmat dan hidayah-Nya.

7. Saudara-saudaraku tercinta Asran, Salnawati, Zamrin dan Neza Septian

Ningsih yang kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi selama

mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga

penyusunan Karya tulis Ilmiah ini.

8. Sahabat-sahabat terbaikku Hasti, Bijalmiah, Ayu Fitriani, Sarnia dan

Herlinawati terimakasih atas dukungan dan pengertiannya selama ini yang

selalu bersedia menemani disaat susah maupun senang.

9. Seluruh teman-teman seperjuangan D III Akademi Kebidanan Paramata Raha

khususnya kelas B yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memotivasi selama mengikuti pendidikan.

Page 7: Kti sarfi akbid paramata raha

Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala

kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari

bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi

maupun penulisannya, karena “Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Olehnya

itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Raha, Juli 2016

Penulis

Page 8: Kti sarfi akbid paramata raha

DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………... i

Lembar Persetujuan………………………………………………………... ii

Lembar Pengesahan……………………………………………………….. iii

Riwayat Hidup…………………………………………………………….. iv

Kata Pengantar…………………………………………………………….. v

Daftar Isi…………………………………………………………………... viii

Daftar Tabel………………………………………………………………..

Surat Pernyataan…………………………………………………………...

x

xi

Daftar Lampiran …………………………………………………………... xii

Intisari……………………………………………………………………... xiii

Bab I Pendahuluan………………………………………………………

A. Latar Belakang…………………………………………………

B. Rumusan Masalah……………………………………………...

C. Tujuan Penelitian………………………………………………

D. Manfaat Penelitian……………………………………………..

1

1

3

3

3

Bab II TinjauanPustaka………………………………………………….

A. Telaah Pustaka………………………………………………....

B. Landasan Teori………………………………………………...

C. Kerangka Konsep………………………………………………

D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………..

5

5

22

24

24

Bab III Metode Penelitian………………………………………………..

A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………….

B. Subjek Penelitian……………………………………………...

C. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………...

D. Identifikasi Variabel Penelitian……………………………….

E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional…………………...

F. Instrumen Penelitian..................................................................

G. Cara Analisis Data……………………………………………

H. Jalannya Penelitian……………………………………………

25

25

25

27

27

27

29

29

30

Page 9: Kti sarfi akbid paramata raha

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan………………………………

A. Letak Geografis……………………………………………….

B. Pembahasan……………………………………………………

31

31

36

Bab V Kesimpulan dan Saran…………………………………………...

A. Kesimpulan………………………………………………..…..

B. Saran…………………………………………………………..

41

41

41

Daftar Pustaka…………………………………………………………… 42

Lampiran-lampiran

Page 10: Kti sarfi akbid paramata raha

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Angka Kecukupan Kebutuhan Kalori …………………….. 8

Tabel 2 : Angka Kecukupan Protein ……………………………... 9

Tabel 3 : Angka Kecukupan Vitamin A …………………………….. 10

Tabel 4

Tabel 5

:

:

Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif ……………….

Tenaga Kesehatan Puskesmas Waara………………………

27

32

Tabel 6 : Distribusi Responden Berdasarkan Umur ………………… 32

Tabel 7 : Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan …………….. 33

Tabel 8 : Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan …………… 34

Tabel 9 : Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita

Berdasarkan Tingkat Tahu di Desa Mabolu Kecamatan

Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 ……………………… 35

Tabel 10 : Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita

Berdasarkan Tingkat Pemahaman di Desa Mabolu

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 …………. 35

Tabel 11 : Distribusi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita

Berdasarkan Tingkat Aplikasi di Desa Mabolu Kecamatan

Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 ……………………… 36

Page 11: Kti sarfi akbid paramata raha

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah dan tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dana disebutkan dalam daftar pustaka.

Raha, Juli 2016

Penulis

Page 12: Kti sarfi akbid paramata raha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 : Kuisioner

Lampiran 3 : Master Tabel

Lampiran 4 : Surat Bukti Meneliti

Page 13: Kti sarfi akbid paramata raha

INTISARI

Sarfi (2013.IB.0083) “Studi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balitadi Desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016” di bawahbimbingan La Ode Muhlisi dan Rosmina Susen

Latar Belakang : Gizi adalah suatu proses organisasi menggunakan makananyang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti absorbsi, transportasi,penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak di gunakan untukmempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organserta menghasilkan energi. Dinas kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2013 jumlahpenderita gizi buruk pada balita sebanyak 75 orang dari jumlah balita 25.880orang (0,289%). Pada tahun 2014 jumlah penderita gizi buruk sebanyak 48 orangdari jumlah balita 28.042 orang. (0,171%). Sedangkan pada tahun 2015 jumlahpenderita gizi buruk pada balita sebanyak 45 orang dari jumlah balita 20.304orang (0,221%).Metode Telaah : Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Populasidan sampelnya adalah ibu yang mempunyai anak balita pada bulan Juli tahun2016 di Desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten Muna sebanyak 102 orang.Tekhnik pengambilan sampel dengan Purposive SamplingHasil penelitian : Hasil penelitian pada Tabel 9 menunjukan bahwa pengetahuanresponden berdasarkan tingkat tahu, diperoleh dari 81 responden terbanyak yangmemiliki tingkat tahu yakni kategori cukup sebanyak 43 orang (53,1%). tabel 10menunjukan bahwa dari 81 distribusi pengetahuan responden tentang gizi padaanak balita berdasarkan tingkat pemahaman yakni kategori cukup sebanyak 38orang (46,9. Tabel 11 menunjukan bahwa dari 81 distribusi pengetahuanresponden tentang gizi pada anak balita berdasarkan tingkat aplikasi sebagianbesar berada pada kategori cukup sebanyak 35 orang (43,2%).Kesimpulan : Pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita menurut tingkat tahusebagian besar termaksud kategori cukup 43 orang (53,1%). Tingkat pemahamansebagian besar termaksud kategori cukup 38 orang (46,9%). Tingkat aplikasi didesa mabolu sebagian besar termaksud kategori cukup 35 orang (43,2%).

Kata Kunci : Gizi Anak Balita, Tahu, Memahami, AplikasiDaftar Pustaka : 15 Kepustakaan (2007-2016).

Page 14: Kti sarfi akbid paramata raha

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi adalah suatu proses organisasi menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti absorbsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak di gunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ

serta menghasilkan energi. Zat gizi di manfaatkan oleh tubuh untuk menghasilkan

energi, pertumbuhan dan pemeliharaan sel, jaringan dan organ tubuh (Syafrudin,

dkk, 2011).

Secara sederhana gizi balita dapat didefenisikan sebagai zat yang

diperlukan oleh tubuh balita untuk menunjang proses pertumbuhan dan aktifitas.

Gizi diperlukan oleh tubuh balita untuk kecerdasan otak dan kemampuan fisik.

Gizi sangat penting bagi pertumbuhan terutama pada usia balita. Pada masa

pertumbuhan yang sangat cepat ini mengonsumsi protein zat pengatur seperti

vitamin dan mineral yang diperlukan. Selain itu, bertambahnya aktifitas

memerlukan konsumsi zat tenaga. Sementara perkembangan mental memerlukan

lebih banyak protein, terutama untuk pertumbuhan sel otaknya. Pemenuhan

kebutuhan gizi yang adekuat turut menentukan kualitas tumbuh kembang, yang

berarti pada sumber kualitas sumber daya manusia di masa mendatang. Pada

anak-anak di bawah 5 tahun (balita) merupakan saat rawan gizi, oleh karena itu

pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan faktor utama untuk mencapai tumbuh

kembang yang optimal. Anak usia ini merupakan periode berat badan kondisi

Page 15: Kti sarfi akbid paramata raha

kesehatan anak belum stabil. Jika makanan yang di berikan tidak memenuhi

standar gizi, anak mudah terserang penyakit. Anak mudah terserang infeksi,

terutama diare atau cacingan. Jika terserang, anak akan menjadi kurus, kurang

bersemangat, cengeng, cenderung lamban dan bodoh. Karena itu, kebutuhan

gizinya yang semakin besar sejalan dengan perkembangan fisiknya harus

diperhatikan variasi makanannya mirip orang dewasa (Syafrudin, dkk, 2011).

Salah satu indikator kesehatan yang dinilai dalam pencapaian MDG’s

adalah status kesehatan balita. Status gizi anak balita di ukur berdasarkan umur,

berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Menurut Riskesdas 2013 status gizi

balita dikategorikan dalam hal: gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, gizi lebih, sangat

pendek, pendek, normal, sangat kurus, kurus, normal, dan gemuk. Berdasarkan

hasil Riskesdas 2013 nilai tertinggi gizi baik provinsi Sulawesi tenggara sebesar

72,2%, gizi kurang sebesar 15,9%, gizi buruk 8,0% dan gizi lebih sebesar 3,9%

(Profil kesehatan Sulawesi tenggara, 2014).

Berdasarkan data profil 2015 untuk jumlah gizi buruk pada balita

sebanyak 32.521 jiwa sedangkan persentase di Sulawesi tenggara di dapatkan

sebanyak 274 sebesar (0,842%) dari jumlah gizi buruk di seluruh Indoesia (Profil

Kesehatan, 2014). Dinas kesehatan Kabupaten Muna Tahun 2013 jumlah

penderita gizi buruk pada balita sebanyak 75 orang dari jumlah balita 25.880

orang (0,289%). Pada tahun 2014 jumlah penderita gizi buruk sebanyak 48 orang

dari jumlah balita 28.042 orang. (0,171%). Sedangkan pada tahun 2015 jumlah

penderita gizi buruk pada balita sebanyak 45 orang dari jumlah balita 20.304

orang (0,221%) (Dinas Kesehatan Kabupaten Muna, Tahun 2016).

Page 16: Kti sarfi akbid paramata raha

Berdasarkan data pada Puskesmas Waara Kecamatan Lohia pada tahun

2013 jumlah penderita gizi buruk pada balita sebanyak 3 orang dari 891 jumlah

balita (0,336%). Pada tahun 2014 jumlah penderita gizi buruk pada balita

meningkat hingga menjadi 4 orang dari 750 jumlah balita (0,533%), sedangkan

pada tahun 2015 jumlah penderita gizi buruk mengalami penurunan hingga

menjadi 2 orang dari jumlah balita 816 (0,245%) dan pada tahun 2016 bulan juni

jumlah anak balita di Wilayah Kerja puskesmas Waara sebanyak 700 orang.

Dimana pada wilayah puskesmas Waara mencakup enam desa yaitu desa

Mantobua dengan jumlah anak balita sebanyak 179 orang, desa Waara sebanyak

99 orang, desa Liangkabori sebanyak 144 orang, desa Kondongia sebanyak 177

orang dan desa mabolu sebanyak 102 orang (Puskesmas Waara, Tahun 2016).

Berkaitan dengan masalah gizi pada anak balita maka dalam penelitian ini

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Studi Pengetahuan Ibu

tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten

Muna Tahun 2016

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan

ibu tentang gizi pada anak balita di desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten

Muna Tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Studi Pengetahuan Ibu tentang gizi pada anak balita di Desa

Mabolu Kecamatan Lohia Tahun 2016.

Page 17: Kti sarfi akbid paramata raha

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat tahu ibu tentang Studi Pengetahuan Ibu tentang Gizi

pada Anak Balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten Muna

Tahun 2016.

b. Mengetahui tingkat pemahaman ibu tentang Studi Pengetahuan Ibu

tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia

Kabupaten Muna Tahun 2016.

c. Mengetahui tingkat aplikasi ibu tentang Studi Pengetahuan Ibu tentang

Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia Kabupaten Muna

Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan acuan dunia pengetahuan umumnya dan bidang kesehatan dan

khususnya tentang gizi pada anak balita.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi

Sebagai nilai tambah kepustakaan institusi dalam wawasan ilmu

pengetahuan dibidang kebidanan dalam aspek ilmu pengetahuan tentang

gizi pada anak balita.

b. Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, bagi penerapan ilmu selama

masa kuliah dan penulis memperoleh pengalaman tentang gizi pada anak

balita.

Page 18: Kti sarfi akbid paramata raha

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan pada pembaca

dan sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya.

Page 19: Kti sarfi akbid paramata raha

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Anak Balita

Anak balita merupakan kelompok umur yang paling sering kena KEP.

Seberapa kondisi yang merugikan penyediaan makan bagi kebutuhan balita

ini, anak balita masih dalam periode transisi dari makanan bayi ke orang

dewasa, jadi masih adaptasi. Anak balita masih belum dapat mengurus diri

dengan baik dan belum dapat berusaha mendapatkan sendiri apa yang

diperlukan untuk makannya (Himawan, 2006).

Anak balita merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan

yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat

badannya. Anak balita ini merupakan kelompok umur yang paling sering

menderita akibat kekurangan gizi (KKP). Beberapa kondisi dan anggapan

orang tua dan masyarakat justru merugikan penyediaan makanan bagi

kelompok balita ini:

a. Anak balita masih dalam proses transisi dari makanan bayi ke makanan

orang dewasa, jadi masih memerlukan adaptasi.

b. Anak balita dianggap kelompok umur yang paling belum berguna bagi

keluarga, karena belum sanggup ikut dalam membantu memenuhi

kebutuhan keluarga, baik tenaga maupun kesanggupan kerja penambah

keuangan. Anak sudah tidak begitu diperhatikan dan pengurusannya sering

diserahkan kepada saudaranya yang lebih tua, tetapi sering belum cukup

Page 20: Kti sarfi akbid paramata raha

umur untuk mempunyai pengalaman dan keterampilan mengurus anak

dengan baik.

c. Ibu sering sudah mempunyai anak kecil lagi atau sudah bekerja penuh,

sehingga tidak lagi dapat memberikan perhatian kepada anak balita apalagi

mengurusnya.

d. Anak balita belum dapat mengurus sendiri dengan baik, dan belum dapat

berusaha mendapatkan sendiri apa yang diperlukannya untuk makanannya.

Kalau makan bersama dalam keluarga, anak balita masih diberi jatah

makanannya dan kalaupun tidak mencukupi, sering tidak diberi

kesempatan untuk minta lagi atau mengambil sendiri tambahannya.

e. Anak balita mulai turun ke tanah dan berkenalan dengan berbagai kondisi

yang memberikan infeksi atau penyakit lain, padahal tubuhnya belum

cukup mempunyai immunitas atau daya tahan untuk melawan penyakit

atau menghindarkan kondisi lain yang memberikan bahaya kepada dirinya

(Sediaoetama, 2008).

2. Gizi

a. Definisi Gizi.

Gizi berasal dari kata “Gizawi” (bahasa arab), yang berarti

pemberian zat-zat makanan kepada sel-sel dan jaringan tubuh, sehingga

memungkinkan pertumbuhan yang normal dan sehat. Zat gizi di

manfaatkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi, pertumbuhan dan

pemeliharaan sel, jaringan dan organ tubuh (Maryunani, 2010).

Page 21: Kti sarfi akbid paramata raha

Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai“ yang artinya makanan.

Jadi kata gizi artinya makanan (Agria, 2011). Gizi berasal dari bahasa

Arab yaitu ghidza yang berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan

dengan makanan dan disisi lain berkaitan dengan tubuh manusia.

Sedangkan pengertian makanan adalah bahan selain obat yang

mengandung zat-zat gizi / unsur kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi

oleh tubuh dan berguna bila dimasukkan dalam tubuh (Maimonah, 2009).

Gizi adalah suatu proses penggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti absorsi,

transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang

tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan

fungsi normal dari orang-orang serta menghasilkan energi (Proverawati,

dkk, 2009).

b. Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan

1) Membangun, memelihara dan memperbaiki jaringan yag rusak

2) Membuat tenaga untuk menggerakan semua bagian tubuh yang

bergerak dan bekerja, seperi jantung, paru dan lain-lain

3) Mengatur pekerjaan fisiologi atau kelakuan tubuh yang disebut faali

tubuh, seperti halnya darah yang keluar karena luka, harus berhenti dan

membeku. Panas tubuh harus tetap sekitar 37 ºC meskipun berada

ditempat dingin atau panas (Agria, 2011).

Page 22: Kti sarfi akbid paramata raha

c. Kebutuhan Dasar Gizi/Pangan

Kebutuhan dasar gizi atau pangan merupakan salah satu kebutuhan

dasar yang utama untuk keperluan kesehatan dan pertumbuhan serta

perkembangan anak balita. Untuk itu di perlukan pemenuhan kebutuhan

kalori dan zat gizi serta peran gizi dalam proses tumbuh kembang anak

balita. Hal-hal yang harus di perhatikan dalam memenuhi kebutuhan kalori

dan zat gizi serta peran gizi pada anak balita antara lain:

1) Kebutuhan Karbohidrat

Karbohidrat atau hidrat arang merupakan sumber energi utama bagi

tubuh. Jumlah kebutuhan karbohidrat tergantung dari jumlah kalori

yang dibutuhkan oleh tubuh. Lebih energik lebih banyak

membutuhkan karbohidrat. Makanan yang banyak mengandung zat

tenaga (karbohidrat) adalah biji-bijian (beras, jagung, tepung terigu,

roti), gula, sagu dan umbi-umbian (kentang, ubi kayu, ubi jalar).

Umumnya makanan tersebut cukup murah dan mudah didapat. Adapun

angka kecukupan kebutuhan kalori per anak perhari dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 1.Angka kecukupan kebutuhan kalori per anak perhari

No Umur Kalori/gram

1. 1 - 3 tahun 1250

2. 4 - 5 tahun 1750

Sumber : Munifatul Maimonah, 2009

Page 23: Kti sarfi akbid paramata raha

2) Kebutuhan Lemak

Lemak dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu lemak hewani (berasal

dari hewan) dan lemak nabati (berasal dari tumbuh-tumbuhan). Lemak

didalam tubuh dibakar dan memberika tenaga (kalori). Kebutuhan

lemak bersumber dari kacang tanah, kacang kedelai kering, kelapa tua,

kemiri, daging sapi, dan telor

3) Kebutuhan Protein

Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan

tubuh. Terdapat 2 aspek terpenting dari fungsi protein. Pada awal

kehidupan, protein sebagian besar digunakan untuk pertumbuhan

organ vital yaitu perbanyakan jumlah dan fungsi sel. Kebutuhan

protein bersumber dari daging, hati, babat, Kacang kedelai kering,

kacang ijo, dan kacang tanah. Adapun angka kecukupan protein rata-

rata per anak perhari dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.Angka kecukupan protein rata- rata per anak perhari

No Umur Protein (gr)

1. 1 – 3 tahun 23

2. 1 – 5 tahun 32Sumber : Munifatul Maimonah, 2009

4) Kebutuhan Vitamin dan Mineral

Walaupun vitamin dan mineral dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi

kehadirannya sangat esensial terutama fungsinya sebagai pengantar

keseimbangan metabolisme tubuh. Di atas 12 bulan, produksi ASI saja

Page 24: Kti sarfi akbid paramata raha

tidak mencukupi karena kandungan zat besi, kalsium, posfor, tembaga

dan vitamin D mulai menurun (Maryunani, 2010).

Adapun angka vitamin A rata- rata per anak perhari dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.Angka kecukupan vitamin A rata- rata per anak per hari

No Umur Vitamin A ( RE )

1. 1 - 3 tahun 350

2. 4 - 5 tahun 460Sumber : Munifatul Maimonah, 2009

d. Fungsi Sumber Gizi

1) Karbohidrat

Fungsi karbohidrat didalam tubuh adalah:

a) Sebagai sumber energi.

b) Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi.

c) Apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk

kebutuhan energi tubuh dan jika tidak cukup terdapat di dalam

makanan atau cadangan lemak yang disimpan didalam tubuh,

maka protein menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil

energi.

d) Membantu metabolisme lemak dan protein, sehingga dapat

mencegah terjadinya ketosisdan pemecahan protein yang

berlebihan

e) Didalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu

Page 25: Kti sarfi akbid paramata raha

2) Protein

Fungsi protein di dalam tubuh adalah:

a) Sebagai bahan pembentuk enzim

b) Alat pengangkut dan alat penyimpan

c) Pengatur pergerakan

d) Menunjang mekanis

e) Pengendalian pertumbuhan

f) Media perambatan implus syaraf

3) Vitamin

Fungsi vitamin adalah vitamin mempunyai fungsi yang spesifik, sesuai

dengan fungsi spesifik sebagai biokatalisator atau sebagai koenzim.

Sebagai contoh adalah sebagai koenzim metabolisme karbohidrat,

lemak, protein dan lain-lain. Oleh karena itu, kekurangan vitamin yang

dikenal dengan avitaminosis akan berdampak buruk pada kesehatan

dan gangguan fungsi biologis organ atau sistem (Proverawati, dkk,

2009).

e. Cara Pengolahan Bahan Makanan Sebagai Sumber Gizi.

Bahan bahan makanan yang akan diolah menjadi makanan, agar

zat-zat gizinya dapat dimanfaatkan secara optimal maka yang harus

diperhatikan adalah pemilihan, penanganan dan pengolahannya. Begitu

pula sanitasi atau kebersihan harus dijaga agar jangan sampai makanan

yang dibuat tercemar oleh bakteri yang akhirnya dapat menyebabkan

penyakit.

Page 26: Kti sarfi akbid paramata raha

1) Sayur dan buah

Dalam sayur dan buah biasanya masih mengandung bahan kimia

pestisida, yaitu untuk pembasmi tanaman. Hal ini terjadi karena petani

penanam buah dan sayur melindungi tanamannya dari gangguan hama

dengan menggunakan pestisida. Untuk itu, buah atau sayur sebelum

diolah atau dikonsumsi harus dicuci bersih dahulu. Dalam memilih

bahan bahan sayuran yang harus diperhatikan adalah ciri-ciri fisik

sayuran yang baik adalah sebagai berikut :

a) Sayuran harus tampak bersih tidak dalam keadaan kotor.

b) Daun sayuran tampak segar, tidak layu, kering atau memar, dan

tidak tampak adanya serangan hama.

c) Batang daunnya masih muda dan mudah dipatahkan.

d) Berwarna cerah, tidak menguning dan berpenampilan segar.

Demikian pula dengan buah, buah yang baik memiliki ciri ciri

sebagai berikut :

a) Buah tampak segar, kulit permukaan tidak berkerut.

b) Kulit buah tidak cacat, sehingga dipastikan buah tidak terserang

hama.

2) Pengolahan sayur dan buah

Adapun pengolahan bahan sayuran yang baik adalah sebagai berikut :

a) Gunakan sedikit mungkin air untuk merebus.

b) Air sisa rebusan jangan dibuah tapi gunakan untuk yang lain

seperti sup.

Page 27: Kti sarfi akbid paramata raha

c) Sayuran dimasukkan setelah air perebus mendidih, hal ini untuk

menghindari berkurangnya zat gizi yang dikandung sayuran

seminimal mungkin.

d) Sayuran yang dipotong akan mengalami oksidasi, sebaiknya segera

diolah.

e) Memotong sayuaran jangan terlalu kecil agar kandungan zat

gizinya tidak banyak yang teroksidasi.

f) Hindari memasak sayuran dengan alat perebus yang terbuat dari

besi, tembaga karena secara tidak lansung akan merusak vitamin.

g) Pemberian garam yodium pada sup atau sayur, sebaiknya

diberikan pada saat makanan matang dan dingin, karena yodium

akan rusak pada suhu tinggi.

3) Ikan

Tingkat kesegaran ikan yang akan dimasak sangat berpengaruh

terhadap hasil masakan, baik penampilan, rasa, tekstur, maupun nilai

gizinya.

a) Pemilihan Ikan

Pemilihan ikan yang segar harus dilakukan apabila kita akan

mengkonsumsi ikan sebagai lauk. Ciri ciri ikan segar adalah

sebagai berikut: Mata cembung, selaput mata jernih, dan pupil

berwarna hitam, insang berwarna merah, tidak berlendir, tidak

berbau busuk, warna kulit belum pudar, sisik melekat kuat,

Page 28: Kti sarfi akbid paramata raha

dagingnya terasa kenyal, bila ditekan segera pulih, berbau khas

ikan segar, tidak anyir/ pesing.

b) Pengolahan Ikan

Ikan untuk anak balita sebaiknya jangan digoreng, tetapi

dikukus agar kandungan asam lemak pada ikan yang sangat

bermanfaat bagi tumbuh kembang otak si kecil tidak rusak. Nutrisi

ikan akan rusak apabila dipanaskan dengan penambahan lemak

seperti minyak.

4) Daging

Daging merupakan bahan yang mudah rusak, karena komposisi

gizinya yang baik untuk manusia juga baik bagi mikro-organisme,

sehingga mudah terjadi pencemaran permukaan daging oleh

mikroorganisme. Penyimpanan pada suhu rendah mampu

memperlambat kecepatan berkembangnya pencemaran pada daging.

a) Pemilihan daging yang baik

Daging yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Warna

merah cerah dan ada lapisan lemak, semakin tua warna daging

semakin alot teksturnya, baunya segar, tidak busuk, tekstur daging

yang lunak dan elastik, pori-pori tulang terisi cairan daging warna

merah muda.

b) Pengolahan Daging

Proses pengolahan dapat menyebabkan kerusakan protein

pada daging. Vitamin yang mudah rusak pada daging adalah

Page 29: Kti sarfi akbid paramata raha

vitiamin. Kerusakan dipengaruhi oleh waktu dan suhu pada saat

memasak. Pada proses pengolahan jangan terlalu lama dan pada

suhu yang cukup, sehingga daging yang diolah hancur/ lembut dan

serat daging masih nampak terlihat. Untuk penyajian pada si kecil

apabila ingin dihaluskan. disarankan menggunakan blender sebagai

penghalus (Maimonah, 2009).

f. Pemberian Gizi pada Anak Balita Menurut Umur

Pemberian gizi pada anak balita menurut umur yaitu:

1) Anak umur 1-2 tahun, teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.

Beri nasi lembek 3 kali sehari. Tambahkan telur, ayam, daging, ikan,

tempe, tahu, sayur-sayuran, minyak atau santan. Beri makan selingan 2

kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau, biskuit

dan lain-lain, beri buah-buahan atau sari buah.

2) Anak umur 2 tahun ke atas, beri makanan yang biasa dimakan oleh

keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran,

dan buah. Berikan makan selingan diantara waktu makan seperti bubur

kacang hijau, biskuit dan lain-lain. Jangan memberikan makanan yang

manis dan lengket diantara waktu makan (Nilasari, 2012).

g. Pengukuran Status Gizi

Beberapa cara mengukur status yaitu dengan pengukuran

antropometri, klinik dan laboratorik. Diantara ketiga cara pengukuran

status gizi, pengukuran antropometri adalah yang relative sering dan

banyak digunakan. Pengukuran antropometri dapat digunakan untuk

Page 30: Kti sarfi akbid paramata raha

mengenali status gizi seseorang. Antropometri dapat dilakukan beberapa

macam pengukuran yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar

lengan atas dan sebagainya. Berdasarkan beberapa pengukuran tersebut,

berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan panjang badan (PB) adalah yang

paling dikenal.

Ilmu status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur BB/TB

sesui dengan umur secara sendiri-sendiri, tetapi dalam bentuk indikator

yang dapat merupakan kombinasi diantara ketiganya. Masing-masing

indikator mempunyai makna sendiri, misalnya kombinasi antara BB (berat

badan) dan U (umur) membentuk indikator BB menurut U yang

disimbolkan dengan BB/U. indikator BB/U dapat normal lebih rendah atau

lebih tinggi setelah dibandingkan dengan standar WHO. Apabila BB/U

normal maka digolongkan pada status gizi baik, dan BB/U rendah dapat

berarti status gizi kurang/buruk, serta BB/U tinggi dapat digolongkan

berstatus gizi lebih, kedua-duanya mengandung resiko yang tidak baik

bagi kesehatan anak balita.

Dalam melakukan pemantauan status gizi dapat dilakukan dengan 2

cara yaitu cara langsung dan cara tidak langsung.

1) Pengukuran langsung

Pengukuran langsung dapat dilakukan dengan berbagai cara,

antara lain:

Page 31: Kti sarfi akbid paramata raha

a) Antropometri

Dari sudut pandang gizi, pengukuran antropomerti digunakan

untuk memantau dimensi dan komposisi tubuh pada berbagai

tingkat umur. Biasanya digunakan untuk mengukur ketidak

seimbangan asupan protein dan energi yang terlihat pada pola

pertumbuhan fisik seperti lemak dan otot dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak.

b) Klinis

Metode pemeriksaan klinis didasarkan atas perubahan-

perubahan yang terjadi pada jaringan epitel (mata, kulit, rambut,

mukosa). Penggunaan metode klinik dirancang untuk mendeteksi

secara cepat tanda-tanda kekurangan zat gizi dengan melakukan

pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit.

c) Biokimia

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendukung

pemeriksaan klinis. Pemeriksaan secara laboratorium untuk

berbagai macam jaringan tubuh, misal: darah urine, feses, hati,

otot. Banyak gejala klinis yang tidak spesifik sehingga diperlukan

pemeriksaan kimia saat yang diharapkan dapat menentukan

kekurangan gizi yang lebih tepat.

d) Biofisik

Pemeriksaan biofisik dengan melihat kemampuan fungsi dan

perubahan sruktur jaringan. Penggunaan metode penentuan status

Page 32: Kti sarfi akbid paramata raha

gizi dengan melihat kemampuan fungsi dan perubahan struktur

jaringan.

2) Pengukuran tidak langsung

Pengukuran tidak langsung bisa dilakukan dengan berbagai cara:

a) Survey konsumsi

Merupakan penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan

macam zat gizi yang dikonsumsi.

b) Statistik vital

Untuk menganalisis data statistik kesehatan seperti anagka

kesakitan dan kematian karena penyakit tertentu, angka kematian

berdasarkan umur seseorang, atau data lain yang berhubungan

dengan gizi.

c) Faktor ekologi

Pengukuran dengan menggunakan faktor ekologi penting untuk

mengetahui penyebab malnutrisi (Agria, dkk, 2011).

3. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga.

Page 33: Kti sarfi akbid paramata raha

Pengetahuan merupakan domain sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman

penelitian tertulis perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng

dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

2) Memahami (Comprehensio)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

objek kedalam komponen-komponen.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

Page 34: Kti sarfi akbid paramata raha

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yaitu kemampuaan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek (Wahyuni, 2009).

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Faktor Internal

a) Umur

Semakin cukup umur tingkat kemampuan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir maupun bekerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan

dipercaya dari orang yang belum cukup umur.

b) IQ (Intelegency Quotient)

Menurut Terman, Intelegency adalah kemampuan untuk berfikir

abstrak. Untuk mengukur Intelegency seseorang dapat diketahui

melalui IQ (Intelegency Quotient) yaitu skor yang diperoleh dari

sebuah alat tes kecerdasan. Individu yang memiliki intelegency

rendah maka akan diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula.

c) Keyakinan (Agama)

Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk kedalam

konstruksi kepribadian seseorang yang sangat berpengaruh dalam

cara berfikir, bersikap, berkreasi dan berperilaku individu.

Page 35: Kti sarfi akbid paramata raha

2) Faktor Eksternal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu.

Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses

belajar-mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku

yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi

mengerti, dan dari tidak dapat menjadi dapat. Maka makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga

makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

b) Informasi

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh adanya informasi dari sumber

media sebagai sarana komunikasi yang dibaca atau dilihat, baik

dari media cetak maupun elektronik seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah dan lain-lain.

c) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi

dari sikap dalam menerima informasi.

d) Pekerjaan

Adanya suatu pekerjaan pada seseorang akan menyita banyak

waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap

penting dan memerlukan perhatian tersebut, sehingga masyarakat

Page 36: Kti sarfi akbid paramata raha

yang sibuk hanya mempunyai sedikit waktu memperoleh informasi

(Maimonah, 2009).

c. Kategori Pengetahuan

Pengetahuan seseorang diinterprestasikan dengan skala yang

bersifat kualitatif yaitu:

1) Pengetahuan baik, jika persentase jawaban 76-100%

2) Pengetahuan cukup, jika persentase jawaban 56-75%

3) Pengetahuan kurang, jika persentase jawaban <56% (Ariani, 2014).

B. Landasan Teori

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti absorsi, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak di gunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari orang-orang

serta menghasilkan energi (Syafrudin, dkk, 2011).

Anak balita merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan

yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kg berat

badannya. Anak balita ini merupakan kelompok umur yang paling sering

menderita akibat kekurangan gizi (KKP) (Sediaoetama, 2008).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Page 37: Kti sarfi akbid paramata raha

Pengetahuan merupakan domain sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior). Dari pengalaman penelitian tertulis perilaku yang

didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan (Wahyuni, 2009).

Tahu adalah kemampuan mengingat suatu materi yang di pelajari

sebelumnya. Termaksud didalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap apa yang telah diterima atau tentang apa yang dipelajari. Untuk

mengukur bahwa seorang ibu tahu tentang gizi pada anak balita yaitu dapat

menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan menyatakan apa yang

diketahuinya tentang gizi anak balita.

Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginteprestasikan materi tersebut. Untuk

mengukur bahwa seorang ibu telah paham terhadap gizi pada anak balita maka

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpulkan tentang gizi

anak balita

Aplikasi adalah sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari. Kemampuan seorang ibu melakukan sesuatu yang didasarkan

pada apa yang diketahuinya dan dipahaminya yaitu gizi anak balita.

Page 38: Kti sarfi akbid paramata raha

C. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Keterangan:

: Variabel Independent

: Variabel Dependent

: Penghubung antar variabel

Gambar 1. Kerangka konsep

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu

Kecamatan Lohia tahun 2016 berdasarkan tingkat tahu.

2. Bagaimana Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu

Kecamatan Lohia tahun 2016 berdasarkan tingkat pemahaman.

3. Bagaimana Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu

Kecamatan Lohia tahun 2016 berdasarkan tingkat aplikasi.

Tahu

Memahami Gizi anakbalita

Aplikasi

Page 39: Kti sarfi akbid paramata raha

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang

dimaksudkan untuk mendeskripsikan fakta mengenai suatu keadaan secara

obyektif dengan menggunakan kuesioner tentang studi pengetahuan ibu tentang

gizi pada anak balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia tahun 2016 pada bulan

Juli dengan jumlah 102 orang.

B. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu anak balita yang berada

di Desa Mabolu Kecamatan Lohia tahun 2016 dengan jumlah anak balita 102

orang

2. Sampel

Sampel dalam peneitian ini adalah sebagian ibu anak balita yang

berada di Desa Mabolu Kecamatan Lohia tahun 2016. Teknik pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

= 1 + ( )= ( , )= ( , )

Page 40: Kti sarfi akbid paramata raha

= ,= 81 orang

Keterangan :

N = jumlah balita tahun 2016

n = jumlah sampel

d = 0,05 (Nursalam, 2016).

Sampel penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

yaitu data ibu yang memiliki anak balita yang dikunjungi penulis di Desa

Mabolu Kecamatan Lohia. Berdasarkan data sekunder, data sekunder yaitu

data jumlah anak balita di Desa Mabolu Kecamatan Lohia tahun 2016 pada

bulan juli di puskesmas Waara. Sampel yang diambil dalam penelitian ini

adalah ibu anak balita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Adapun ktireria inklusi dan eksklusi:

a. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Kriteria

inklusi dalam penelitian ini adalah:

Bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

Ibu anak balita yang berpindah domisili.

Page 41: Kti sarfi akbid paramata raha

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mabolu Kecamatan Lohia pada tanggal

8-20 Juli 2016.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah gizi anak balita, sedangkan

variabel independent adalah tahu, memahami, dan aplikasi.

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Adapun defenisi operasional dan kriteria objektif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

No VariabelDefinisi

OperasionalKriteriaObjektif Alat Ukur Skala

1. DependentGizi anak balita

Gizi adalah suatu prosespenggunakan makananyang dikonsumsi secaranormal oleh suatuorganisme melalui prosesdigesti absorsi,transportasi

2. Independenta. Tahu

Segala sesuatu yangdiketahui ibu tentang gizipada anak balita

Baik : 76 - 100 %,cukup : 56 - 75 %,kurang : < 56 %

Kuesioner Ordinal

b. Pemahaman Pemahaman adalahtingkat mengetahuidengan pemahamanmejelaskan kembalipengetahuan yang telahdimiliki

Baik : 76 - 100 %,cukup : 56 - 75 %,kurang : < 56 %

Kuisioner Ordinal

c. Aplikasi Aplikasi adalahkemampuan melakukanatau mengaplikasikandari pengetahuan yangdimiliki

Baik : 76 - 100 %,cukup : 56 - 75 %,kurang : < 56 %

Kuisioner Ordinal

Page 42: Kti sarfi akbid paramata raha

F. Instrument Penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan

data dengan kuesioner sebagai alat bantu wawancara kepada responden.

G. Cara Analisis Data

1. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:

a) Memeriksa Data

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner

tersebut. Dilakukan memeriksa kelengkapan, kejelasan, relevansi,

konsistensi masing-masing jawaban dari data kuesioner.

b) Pemberian Kode

Memberikan kode pada setiap data yang ada dengan maksud memudahkan

dalam analisa data.

c) Pemberian Skor

Data yang telah lengkap dan memenuhi criteria di hitung dan di sesuaikan

dengan kode responden.

2. Analisis Univariat

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik. Dalam penelitian ini dilakukan

analisis univariat secara deskriptif sederhana berupa persentasi. Rumus yang

digunakan adalah :=

Page 43: Kti sarfi akbid paramata raha

Keterangan :

F= Frekuensi

p = Persentasi

n = Jumlah sampel (Ariani, 2014).

H. Jalanya Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan/mengurus

izin penelitian kepada instansi dan melapor pada Kepala Badan Kesbang

Pol dan Linmas Kabupaten Muna sebelum melakukan kegiatan

pengumpulan data dilapangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Dimulai dengan mengambil data dan mencatat nama-nama ibu

anak balita di Puskesmas Waara dan selanjutnya responden diwawancarai

dengan menggunakan kuesioner yang memuat pertanyaan-pertanyaan

yang berhubungan dengan pengetahuan tentang gizi pada anak balita.

3. Tahap Pengolahan dan Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis dan

disajikan secara deskriptif dalam bentuk narasi dan tabel.

4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini disusun suatu laporan sebagai tahap akhir penelitian ini.

Page 44: Kti sarfi akbid paramata raha

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis

Puskesmas Waara adalah salah satu puskesmas yang berada dalam

naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yang terletak di desa Waara.

Wilayah kerjanya terdiri dari 5 desa yaitu desa Waara, Mantobua, Kondongia,

Mabolu dan Liangkabori. Luas wilayah kerja Puskesmas Waara ± 29,13 m².

Puskesmas Waara terletak di desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten

Muna. Lokasi ini strategis karena mudah dijangkau oleh kendaraan umum.

a. Batasan Wilayah Kerja

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Duruka

2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga

3) Sebelah Selatan batasan dengan Kecamatan Tongkuno

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lohia

b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas Waara Kabupaten

Muna meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan yakni: poli umum, poli

KIA/KB, poli gigi, apotik.

Page 45: Kti sarfi akbid paramata raha

c. Sarana Tenaga Kesehatan

Adapun tabel sarana tenaga Kesehatan Puskesmas Waara yaitu dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.Tabel tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Waara tahun 2016

No Tenaga kesehatan Jumlah1. Bidan 23 orang3. Perawat Gigi 2 orang4. Perawat 21 orang5. Gizi 2 orang6. Sanitasi Lingkungan 2 orang7. Analisis Laboratorium 2 orang

Sumber : Puskesmas Waara 2016

2. Karaktristik Responden

a. Karakteri stik Responden Berdasarkan Umur

Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Mabolu

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel

berikut:

Tabel 6.Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Mabolu Kecamatan Lohia

Kabupaten Muna Tahun 2016.No Umur Frekuensi (f) Persentase (%)1. 17 – 25 10 12,3%2. 26 – 35 42 51,8%3. 36 – 45 29 35,8%

Jumlah (n) 81 100Sumber: Data Primer Juli 2016

Tabel 6 menunjukkan bahwa responden terbanyak yaitu responden

berumur 17-25 tahun 10 responden (12,3%) dan responden yang berumur

antara 26-35 tahun yaitu sebanyak 42 reponden (51,8%) sedangkan

responden yang berumur 36- 45 tahun sebanyak 29 responden (35,8%).

Page 46: Kti sarfi akbid paramata raha

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Mabolu

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel

berikut:

Tabel 7.Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Mabolu Kecamatan

Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016.No Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)1 IRT 59 72,9%2 Wiraswasta 14 17,3%3 Honorer 1 1,2%4 PNS 4 4,9%5 Petani 3 3,7%

Jumlah (n) 81 100Sumber: Data Primer Juli 2016

Tabel 7 menunjukkan bahwa responden terbanyak bekerja sebagai

IRT yaitu sebanyak 59 responden (72,9%), wiraswasta sebanyak 14

responden (17,3%), honorer sebanyak 1 responden (1,2%), PNS sebanyak

4 responden (4,9%), serta petani sebanyak 3 responden (3,7%).

Page 47: Kti sarfi akbid paramata raha

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Mabolu

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel

berikut:

Tabel 8.Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Mabolu Kecamatan

Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016.

No Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)1 Tidak sekolah 9 11,1%2 SD 26 32,1 %3 SMP 23 28,4%4 SMA 17 20,9%5 Perguruan tinggi 6 7,4%

Jumlah (n) 81 100Sumber: Data Primer Juli 2016

Tabel 8 menunjukkan bahwa responden terbanyak pada pendidikan

yaitu pendidikan sekolah dasar sebanyak 26 responden (32,1%), sekolah

menengah pertama sebanyak 23 responden (28,4%), sekolah menengah

atas sebanyak 17 responden (20,9%), tidak sekolah sebanyak 9 responden

(11,1%), serta perguruan tinggi sebanyak 6 responden (7,4%).

Page 48: Kti sarfi akbid paramata raha

d. Analisis Univariat

1. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita Berdasarkan

Tingkat Tahu

Tabel 9.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita

Berdasarkan Tingkat Tahu di Desa Mabolu Kecamatan LohiaKabupaten Muna

Tahun 2016.Tingkat tahu Frekuensi Persentase (%)

Baik 25 30,8Cukup 43 53,1Kurang 13 16,0Jumlah 81 100

Sumber: Data Primer Juli 2016

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 81 distribusi

pengetahuan responden tentang gizi pada anak balita berdasarkan

tingkat tahu pada kategori baik sebanyak 25 responden (30,8%),

kategori cukup yaitu sebanyak 43 responden (53,1%), sedangkan

kategori kurang sebanyak 13 responden (16,0%).

2. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita Berdasarkan

Tingkat pemahaman

Tabel 10.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak BalitaBerdasarkan Tingkat pemahaman di Desa Mabolu Kecamatan Lohia

Kabupaten MunaTahun 2016.

Tingkat pemahaman Frekuensi Persentase (%)Baik 26 32,1

Cukup 38 46,9Kurang 17 21Jumlah 81 100

Sumber: Data Primer Juli 2016

Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 81 distribusi pengetahuan

responden tentang gizi pada anak balita berdasarkan tingkat

Page 49: Kti sarfi akbid paramata raha

pemahaman pada kategori baik sebanyak 26 responden (32,1%),

kategori cukup sebanyak 38 responden (46,9%), sedangan kategori

kurang sebanyak 17 responden (21%).

3. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita Berdasarkan

Tingkat Aplikasi

Tabel 11.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita

Berdasarkan Tingkat Aplikasi di Desa Mabolu Kecamatan LohiaKabupaten Muna

Tahun 2016.Tingkat Aplikasi Frekuensi Persentase (%)

Baik 30 37,1Cukup 35 43,2Kurang 16 19,7Jumlah 81 100

Sumber: Data Primer Juli 2016

Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 81 distribusi pengetahuan

responden tentang gizi pada anak balita berdasarkan tingkat aplikasi

sebagian pada kategori baik sebanyak 30 responden (37,1%), kategori

cukup sebanyak 35 responden (43,2%), sedangkan kategori kurang

sebanyak 16 responden (19,7%).

B. Pembahasan

Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan di desa Mabolu maka secara terperinci hasil penelitian tersebut dapat

dibahas berdasarkan variabel tersebut.

1. Tingkat Tahu

Menurut Notoadmojo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan salah satunya adalah tingkat

Page 50: Kti sarfi akbid paramata raha

tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu merupakan tingkatan

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dengan menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, menurut

Notoadmojo (2007) yaitu pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin

tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk

mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat tentang kesehatan.

Tabel 9 menunjukan pengetahuan responden berdasarkan tingkat tahu,

diperoleh dari 81 responden yang memiliki tingkat tahu kategori baik yakni

sebanyak 25 responden (30,8%), kategori cukup sebanyak 43 responden

(53,1%) dan kategori kurang sebanyak 13 responden (16,0%). Beragamnya

tingkat tahu dipengaruhi beberapa faktor antara lain adalah sudah semakin

banyak informasi yang diperoleh ibu tentang gizi anak balita. Hal ini

mempengaruhi ibu memperoleh pengetahuan yang cukup tentang gizi anak

Page 51: Kti sarfi akbid paramata raha

balita, sedangkan pada ibu yang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang

gizi pada anak balita dapat disebabkan karena tingkat pendidikan dan

pemahamannya sangat kurang.

Hal ini sejalan dengan konsep teori yang dikemukakan oleh

Notoatmodjo (2007) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

orang tersebut untuk menerima informasi. Dan sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Novi Nilasari dengan judul tingkat pengetahuan ibu yang

mempunyai anak balita tentang gizi balita di desa Pungsari Plupuh Sragen

tahun 2012 terhadap 42 responden menunjukan bahwa tingkat pengetahuan

ibu yang mempunyai balita pada kategori baik sebanyak 5 responden

(11,90%), kategori cukup sebanyak 32 responden (76,20%), dan kategori

kurang sebanyak 5 responden (11,90%). Pada penelitian ini didapatkan hasil

yang paling dominan adalah kategori cukup. Hal ini sesuai dengan data yang

di peroleh peneliti kebanyakan responden memiliki pendidikan rendah dalam

hal ini SD, sehingga kemungkinan yang menyebabkan faktor rendahnya

pendidikan responden juga mempengaruhi rendahnya tingkat tahu responden

terhadap gizi anak balita.

2. Tingkat Pemahaman

Menurut Notoatmodjo (2007) memahami (comprehensive) adalah

kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Jika seseorang lebih mudah

dan lebih banyak memperoleh informasi maka ia akan lebih mudah

Page 52: Kti sarfi akbid paramata raha

memahami dan cukup tanggap dalam menerima informasi atau pengetahuan

tentang gizi pada anak balita.

Tabel 10 menunjukan bahwa dari 81 distribusi pengetahuan responden

tentang gizi pada anak balita berdasarkan tingkat pemahaman sebagian besar

berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 38 responden (46,9%), sedangkan

kategori baik sebanyak 26 responden (32,1%) dan kategori kurang sebanyak

17 responden (21%). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bahwa

petugas puskesmas Waara telah melakukan penyuluhan tentang gizi pada

anak balita dan seharusnya pemahaman masyarakat tentang gizi anak balita

semakin bertambah. Akan tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti tidak sesuai dengan harapan yang telah dilakukan oleh penelti karena

data pengetahuan yang terbanyak pada kategori cukup yaitu 38 orang (46,9%).

Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan seseorang

sehingga mempengaruhi pula tingkat pemhaman ibu tentang gizi pada anak

balita. dimana dari hasil penelitian yang diperoleh dari 81 responden yang

memiliki tingkat pendidikan rendah yang tinggi yaitu pendidikan SD.

3. Tingkat Aplikasi

Menurut Notoatmodjo (2007) aplikasi adalah kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya. Indikator ketiga yang digunakan dalam mengevaluasi

pengetahuan responden adalah mengukur indikator tingkat aplikasi. Pada

keadaan ini menunjukan bahwa kemampuan ibu pada tingkat aplikasi tentang

gizi pada anak balita cukup baik.

Page 53: Kti sarfi akbid paramata raha

Tabel 11 menunjukan bahwa dari 81 distribusi pengetahuan responden

tentang gizi pada anak balita berdasarkan tingkat aplikasi berada pada kategori

cukup sebanyak 35 orang (43,2%), sedangkan kategori baik sebanyak 30

orang (37,1%), dan kategori kurang sebanyak 16 orang (19,7%). Hal ini

karena rendahnya tingkat tahu dan pemahaman ibu tentang gizi pada anak

balita, sehingga mempengaruhi ibu terhadap aplikasi tentang gizi anak balita.

Hal ini sejalan dengan konsep teori yang dikemukakan oleh

Notoatmodjo (2007) bahwa tingkat pemahaman yang rendah menyebabkan

seseorang tidak peduli atau acuh terhadap informasi atau pengetahuan yang

disampaikan sehingga ibu cenderung tidak mengikuti anjuran yang diberikan.

Page 54: Kti sarfi akbid paramata raha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada ibu anak balita tentang

pengetahuan gizi pada anak balita di desa Mabolu kecamatan lohia

disimpulkan:

1. Pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita menurut tingkat tahu di desa

Mabolu sebagian besar termaksud kategori cukup yakni 43 responden

(53,1%).

2. Pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita menurut tingkat pemahaman

di desa Mabolu sebagian besar termaksud kategori cukup yakni 38

responde (46,9%).

3. Pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita menurut tingkat aplikasi di

desa Mabolu sebagian besar termaksud kategori cukup yakni 35

responden (43,2%).

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian tentang

pengetahuan ibu tentang gizi pada anak balita di desa mabolu Kecamatan

Lohia yaitu:

1. Bagi Tempat Penelitian

Petugas kesehatan terutama gizi agar lebih memeperhatikan kondisi yang

terjadi pada masyarakat khususnya masyarakat Mabolu agar lebih

meningkatkan tingkat pencapaian kebutuhan gizi anak balita, agar lebih

Page 55: Kti sarfi akbid paramata raha

memiliki tingkat yang dapat dikategorikan tingkat penilaian yang baik dan

lebih mempertahankan mutu pelayanan kesehatan dibidang nutrisi bagi

anak balita.

2. Bagi Peneliti yang Akan Datang

Diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan untuk penelitian ini

selanjutnya tentang hubungan pengetahuan ibu tentang gizi anak balita

dengan status gizi anak balita.

Page 56: Kti sarfi akbid paramata raha

DAFTAR PUSTAKA

Agria, Intan, Sari, R.N, Ircham.(2011). Gizi reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Ariani, P.A.(2014). Aplikasi metodologi penelitian kebidanan dan kesehatanreproduksi, Yogyakarta: Nuha Medika.

Dinas Kesehatan Kabupaten Muna.(2016). Profil Dinas Kesehatan KabupatenMuna.

Himawan, W.A (2006). Hubungan Antara Karakteristik Ibu Dengan Status GiziBalita. Di akses tanggal 19 agustus 2016

Kemenkes (2015) Profil Kesehatan Indonesia 2014 .www.depkes.go.id. Di aksestanggal 19 juli 2016.

Maimonah, Munifatul.(2009). Gambaran pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizibalita. http:// andigayo.files.wordpress.com. Di akses tanggal 19 juli 2016.

Maryunani, Anik.(2010). Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: CVTrans Info Media.

Nilasari, novi. (2012). Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak balitatentang gizi balita. Di akses tanggal 5 agustus 2016.

Nursalam. (2016). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: salembamedika.

Notoatmodjo (2007) Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT RinekaCipta

Profil kesehatan Sulawesi tenggara. (2014). Di akses tanggal 24 juni 2016

Proverawati, Atikah dan Asfuah.(2009). Buku ajar gizi untuk kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika.

Sediaoetama, D.A. (2008). Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: DianRakyat

Syafrudin, Karningsing dan Mardiana.(2011). Untaian materi penyuluhan KIA(Kesehatn Ibu dan Anak). Jakarta: CV. Trans Info Media.

Wahyuni, I.S.(2009). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi denganstatus gizi anak balita. https//dglib.uns.ac.uk. Di akses tanggal 19 juli 2016.

Page 57: Kti sarfi akbid paramata raha
Page 58: Kti sarfi akbid paramata raha

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian

berjudul “ Studi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita Di Desa Mabolu

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016 “ yang dilakukan oleh:

Nama : Sarfi

Nim : 2013. IB. 0083

Sesuai prosedur penelitian maka saya akan memberikan jawaban yang

sebenar-benarnya atas pernyataan yang diberikan dan tidak akan menuntut

terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi dalam penelitian ini.

Demikian surat persetuan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk

digunakan semestinya.

Raha,

Responden

(………………………..)

Page 59: Kti sarfi akbid paramata raha

KUISIONERSTUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA

DI DESA MABOLU KECAMATAN LOHIAKABUPATEN MUNA

TAHUN 2016

Identitas respondenNo. responden :Nama :Umur :Pendidikan :Pekerjaan :Alamat :

Petunjuk pengisian :

Dibawah ini ada 15 pernyataan, jika menurut anda pernyataannya benar maka

berilah tanda (√ ) pada kolom benar, jika pernyataannya salah maka berilah tanda

(√ ) pada kolom salah.

A. Tingkat tahuNo Pernyataan Benar Salah

1. Gizi adalah makanan

2. Anak umur 1-2 tahun diberikan nasi lembek

3. Anak umur 1-2 tahun diberikan makan selingan

diantara waktu makan seperti bubur kacang

hijau dan biscuit

4. Anak umur 2 tahun ke atas, diberikan makanan

separti nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran, dan

buah.

5. Yang termaksud gizi seimbang adalah nasi,

ikan, buah dan air

Page 60: Kti sarfi akbid paramata raha

B. Tingkat pemahamanNo Pernyataan Benar Salah1. Makanan yang banyak mengandung zat tenaga

(karbohidrat) adalah biji-bijian (beras, jagung,

tepung terigu, roti), gula, sagu dan umbi-

umbian (kentang, ubi kayu, ubi jalar).

2. Kebutuhan protein bersumber dari daging hati,

Kacang kedelai kering, kacang ijo, dan kacang

tanah

3. Makanan yang dimakan tanpa ada lauk

merupakan makanan gizi seimbang

4. Kandungan lemak terdapat pada ikan dan susu

5. Pemilihan sayuran harus tampak segar, tidak

layu, kering atau memar, dan tidak tampak

adanya serangan hama.

C. Tingkat aplikasiNo Pernyataan Benar Salah1. Memilih sayuran harus tampak bersih tidak

dalam keadaan kotor

2. Ikan untuk anak balita jangan digoreng tetapi

dikukus

3. Anak umur 1-2 tahun diberikan nasi lembek 3

kali sehari

4. Anak umur 1-2 tahun diberikan makan selingan

diantara waktu makan seperti bubur kacang

hijau dan biscuit

5. Anak umur 1-2 tahun, teruskan pemberian ASI

sampai umur 2 tahun.

Page 61: Kti sarfi akbid paramata raha

Master TabelStudi Pengetahuan Ibu tentang Gizi pada Anak Balita di Desa Mabolu

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun 2016No Nama Umur Pedidikan Pekerjaan Tahu Memahami Aplikasi

Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

1 Ny.B 26 SD IRT √ √ √

2 Ny.K 20 SMP Wiraswasta √ √ √

3 Ny. WM 33 SD IRT √ √ √4 NY. WA 30 SMP IRT √ √ √5 NY. WA 35 SD IRT √ √ √6 NY. R 28 SMA IRT √ √ √7 NY. WM 36 SD Wiraswasta √ √ √8 NY. H 26 SMA IRT √ √ √9 NY. I 34 S1 Honorer √ √ √

10 NY. H 29 SMP Wiraswasta √ √ √11 NY. M 30 SMP IRT √ √ √12

NY.A 35 SD IRT √ √ √13 NY. WH 36 SD IRT √ √ √14 NY. S 38 SMP IRT √ √ √15 NY. H 32 SD IRT √ √ √16 NY. Z 38 SMA Wiraswasta √ √ √

Page 62: Kti sarfi akbid paramata raha

17 NY.W 28 SMP IRT √ √ √18 NY.S 26 SMA IRT √ √ √19 NY. H 35 SMA IRT √ √ √20 NY. WM 39 SD Wiraswasta √ √ √21 NY. H 35 SMP IRT √ √ √22 NY.S 38 SD IRT √ √ √23 NY. M 28 SMA IRT √ √ √24 NY. WH 40 SD IRT √ √ √25 NY. WR 25 SMP Wiraswasta √ √ √26 NY. WS 36 SD Wiraswasta √ √ √27 NY. A 26 SD IRT √ √ √28 NY. WD 32 SD Wiraswasta √ √ √29 NY. I 28 SMP IRT √ √ √30 NY. WU 28 SD IRT √ √ √31 NY.M 20 TS IRT √ √ √32 NY. SS 22 SMA IRT √ √ √33 NY. WH 32 TS IRT √ √ √34 NY. O 42 SD IRT √ √ √35 NY. WH 39 TS IRT √ √ √36 NY. WN 25 S1 Wiraswasta √ √ √37 NY. WE 20 SMP IRT √ √ √38 NY. WM 35 SD Petani √ √ √

Page 63: Kti sarfi akbid paramata raha

39 NY. WS 42 TS IRT √ √ √40 NY. WR 30 TS Petani √ √ √41 NY. H 29 SMA IRT √ √ √42 NY. S 34 SI PNS √ √ √43 NY. WO 40 SD IRT √ √ √44 NY. M 42 SMP Wiraswasta √ √ √45 NY. WH 40 SI PNS √ √ √46 NY. H 39 TS IRT √ √ √47 NY. WR 35 SMP Wiraswasta √ √ √48 NY. K 26 SMA IRT √ √ √49 NY. SH 37 SMA Wiraswasta √ √ √50 NY. SM 34 SMP IRT √ √ √51 NY. WI 40 TS IRT √ √ √52 NY. WD 30 SMP IRT √ √ √53 NY. S 29 SMP IRT √ √ √54 NY. WI 35 SD IRT √ √ √55 NY. WD 41 TS IRT √ √ √56 NY. WA 38 SD IRT √ √ √57 NY. H 28 SMA Wiraswasta √ √ √58 NY. J 24 SMA IRT √ √ √59 NY. WR 36 SD IRT √ √ √60 NY. WO 41 SD IRT √ √ √

Page 64: Kti sarfi akbid paramata raha

61 NY. WA 28 SMA IRT √ √ √62 NY. WT 42 TS IRT √ √ √63 NY. K 26 SMP IRT √ √ √64 NY. D 28 SMP IRT √ √ √65 NY. A 38 SI PNS √ √ √66 NY.S 25 SMA IRT √ √ √67 NY. WD 35 SD IRT √ √ √68 NY. D 30 SMP Wiraswasta √ √ √69 NY. WR 37 SD IRT √ √ √70 NY. M 40 SD IRT √ √ √71 NY. S 38 SMP IRT √ √ √72 NY. L 30 SMA IRT √ √ √73 NY. Y 33 SMP IRT √ √ √74 NY. WM 42 SD Petani √ √ √75 NY. L 28 SMA IRT √ √ √76 NY. H 26 SMP IRT √ √ √77 NY. C 30 SD IRT √ √ √78 NY. K 28 SMA IRT √ √ √79 NY. E 33 SMP IRT √ √ √80 NY. S 37 S1 PNS √ √ √81 NY. F 24 IRT SMP √ √ √

Page 65: Kti sarfi akbid paramata raha