32
Jan van Rees, World Bank Koneksi untuk Sekolah Persyaratan awal untuk TIK dalam pendidikan

Koneksi untuk Sekolah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Koneksi untuk Sekolah

Jan van Rees, World Bank

Koneksi untuk Sekolah

Persyaratan awal untuk TIK dalam

pendidikan

Page 2: Koneksi untuk Sekolah

Isi

Koneksi untuk sekolah

Sumber Listrik untuk TIK di sekolah-sekolah

pedesaan

Page 3: Koneksi untuk Sekolah
Page 4: Koneksi untuk Sekolah

Kebutuhan akan Konektivitas

Konektivitas kecepatan rendah

Aplikasi administratif/finansial termasuk pelaporan

Pengunduhan materi dasar untuk pembelajaran

Fitur dasar komunikasi melalui chat (obrolan) dan e-

mail (surat elektronik)

Konektivitas kecepatan sedang

Pemanfaatan untuk pembelajaran oleh guru

Pemanfaaatan untuk pembelajaran oleh siswa

(termasuk lab komputer)

Pemanfaatan video/multimedia terbatas

Konektivitas kecepatan tinggi

Kapabilitas penuh untuk komunikasi melalui video

Partisipasi jarak jauh oleh siswa

Akses jarak jauh ke sekolah-sekolah lain, acara-acara

lain, dsb

Akses jarak jauh yang mudah untuk memperolah

materi multimedia

Page 5: Koneksi untuk Sekolah

Opsi Konektivitas: Fixed Broadband

(A)DSL di atas kabel tembaga (copper lines) yang sudah ada.

Tersedia di sebagian besar kota-kota Kabupaten dan Kecamatan

di Jawa. ADSL2+ teknologi dapat menyediakan kecepatan

sampai dengan 20 Mb/s ke bawah tetapi biasanya hanya 1 Mb/s

yang disediakan untuk sekolah.

Kabel internet di atas kabel koaksial.

Layanan baru tersedia di beberapa kota-kota besar

Akses fiber optik

Opsi konektivitas masa depan dengan kapasitas sangat tinggi.

Backbone fiber optic dapat mencapai > 260 Kabupaten tetapi

dengan akses terbatas.

Pro:

ADSL dan Fiber Optic menawarkan kapasitas tertentu dalam lapisan

akses. Oleh karena itu output yang terus-menerus seperti video

dimungkinkan.

Kontra:

Ketersediaan terbatas sampai dengan < 9 juta kabel tembaga.

Instalasi kabel membutuhkan waktu.

Page 6: Koneksi untuk Sekolah

Opsi-opsi Konektivitas: Mobile/Wireless

Mobile Internet

GPRS (40-60 kb/s) tersedia di seluruh Indonesia. EDGE (100-200

kb/s) juga tersedia secara meluas. Beberapa diantaranya CDMA.

Mobile Broadband

3G/HSPA tersedia di lebih dari 100 kota dan sekitarnya. Sampai

dengan 42 Mb/s saat waktu sibuk (peak)

Wireless: WiFi

Spektrum tanpa lisensi, sering digunakan sebagai extension

Wireless: WiMAX

Spektrum telah dilelang. Roll-out (penyebarluasan) terbatas.

Pro:

Mobile Internet tersedia secara meluas, > 95% populasi. Mobile

broadband dapat disebar ke area pedesaan dengan pita frekuensi

(frequency band) yang lebih rendah.

Kontra:

Kapasitas dibagi di setiap level cell => tidak terlalu sesuai untuk video.

Note: Satellite/VSAT solution is option of last resort

Page 7: Koneksi untuk Sekolah

Temuan-temuan yang sering ada di lapangan

Layanan ADSL menjadi opsi dasar

Jaringan WiFi

Khususnya sesuai untuk ekstensi sederhana dalam skala kecil dari

lokasi dengan konektivitas. Jaringan dengan skala lebih besar

tidak dapat menunjukkan performanya di luar sebagian besar

aplikasi dasar.

Kurangnya kapasitas sangat membatasi aplikasi TIK dalam pendidikan

Bahkan institusi-institusi pendidikan tinggi seringkali hanya memiliki

kapasitas sangat terbatas. 512 Kb/s untuk 4000 mahasiswa, kurang

dari 0.8 kb/s per mahasiswa di universitas-universitas besar di Jawa

Page 8: Koneksi untuk Sekolah

Praktik Internasional : Inggris (1)

Bandwidth rata-rata di sekolah meningkat secara

terus-menerus

Sumber: BESA September 2009 “ICT Provision & Use in

2009/10”

Page 9: Koneksi untuk Sekolah

Praktik Internasional: Inggris (2)

Bandwidth di sekolah-sekolah

Sumber: BESA September 2010 “ICT Provision & Use

in 2010/11”

Bandwidth optimal untuk memenuhi

semua persyaratan terus tertinggal dari

penyediaan yang ada. Sekolah-sekolah

dasar menyarankan persyaratan

bandwidth ideal memiliki rata-rata

29Mbps, walaupun penyediaan aktual

untuk seperempat dari jumlah sekolah

dasar hanya 2 Mbps atau kurang dari

itu. Untuk sekolah-sekolah menengah

tingkat idealnya adalah 68Mbps,

dengan penyediaan saat ini hanya

seperlima dari itu – yaitu 8Mbps atau

kurang dari itu.

Page 10: Koneksi untuk Sekolah

Praktik Internasional : Australia

Penggunaan teknologi broadband :

Catatan: Walaupun konektivitas melalui fiber optic

mendominasi, kecepatan aktualnya sebagian besar hanya

mencapai 20 Mb/s!

Sumber: “School broadband connectivity survey 2010”

Page 11: Koneksi untuk Sekolah

International Practice: US

Bandwidth rata-rata terus meningkat dari 3 kb/s per

siswa di tahun 2006 sampai dengan 34 kb/s per siswa

saat ini

Target masa mendatang 100 Mb/s – 1 Gb/s

konektivitas dasar

Sumber: High Speed Broadband Access for All Kids:

“Breaking Through the Barriers”, June 2008

Rekomendasi Utama

Persyaratan Broadband kecepatan tinggi

Dalam lingkungan belajar yang kaya teknologi untuk 2-3 tahun mendatang, SETDA

merekomendasikan:

• Koneksi Internet eksternal dari penyedia jasa layanan internet paling tidak 10 Mbps per 1000

siswa/staff

• Koneksi Wide Area Network dari kabupaten ke setiap sekolah dan antara sekolah dengan

kecepatan minimal 100 Mbps per 1000 siswa/staff

Dalam lingkungan belajar yang kaya teknologi untuk 5-7 tahun mendatang, SETDA

merekomendasikan:

• Koneksi Internet eksternal dari penyedia jasa layanan internet paling tidak 100 Mbps per 1000

siswa/staff

• Koneksi Wide Area Network dari kabupaten ke setiap sekolah dan antara sekolah dengan

kecepatan minimal 1 Gbps per 1000 siswa/staff

Page 12: Koneksi untuk Sekolah

Praktik Internasional: Laporan ITU-UNESCO

Target bandwidth/throughput (output) bagi koneksi ke

bisnis-bisnis yang lebih besar serta institusi (sekolah,

business park (cluster gedung bisnis), pusat-pusat

layanan kesehatan, universitas, pemerintahan, dll)

adalah konektivitas simetris 100 Mbit/s.

Sumber: “Broadband a platform for progress, A report

by the broadband commission for digital

development”, June 2011, publikasi ITU & UNESCO

Page 13: Koneksi untuk Sekolah

Pendekatan konektivitas tingkat SD

167.000 sekolah-sekolah dasar

Awal 2010: 4753 sekolah terkoneksi ke Schoolnet

Kurang lebih 26-28% dapat dicapai oleh jaringan ADSL

Kurang lebih 95% berada dalam jangkauan Mobile

Internet

Paket TIK minimum untuk SD yang disarankan:

Semua SD paling tidak memiliki satu laptop/PC with

dengan koneksi Internet. Fixed broadband lebih

disarankan tetapi di sebagian besar kasus, mobile

Internet akan dibutuhkan

Aplikasi-aplikasi administratif/finansial dan pelaporan

Guru menggunakannya untuk mencari dan mengunduh

materi dasar pendidikan dan pembelajaran

Komunikasi melalui e-mail dan chat

Page 14: Koneksi untuk Sekolah

Pendekatan konektivitas untuk tingkat

SMP/SMA/SMK

59.400 Sekolah Menengah (termasuk sekolah-sekolah

beragama)

Awal 2010: 10.721 sekolah terkoneksi ke Schoolnet

Estimasi > 50% SMA/SMK dapat dicapai oleh jaringan ADSL

Estimasi > 30% SMP dapat dicapai oleh jaringan ADSL

95% ada dalam jangkauan Mobile Internet

Pendekatan konektivitas yang disarankan:

Semua sekolah menengah dengan koneksi fixed broadband

(seperti ADSL) cukup dapat memanfaatkan TIK dalam

pendidikan bagi para siswa dan guru (terkoneksi ke lab

komputer dan/atau komputer/laptop kelas)

Sekolah-sekolah lain dapat menggunakan koneksi

mobile/wireless untuk administrasi atau pemanfaatan oleh

guru. Kalau mereka memiliki lab komputer, fokus khusus

harus ditetapkan pada caching (penyimpanan konten secara

lokal)

Page 15: Koneksi untuk Sekolah

Pendidikan Tinggi

Universitas-universitas besar terkoneksi ke fiber tetapi

masih dengan kapasitas yang rendah

Banyak institusi-institusi pendidikan tinggi yang lebih

kecil menggunakan membeli sambungan dengan

kapasitas rendah

Secara keseluruhan, kapasitas/mahasiswa yang

tersedia masih sangat terbatas untuk memfasilitasi TIK

dalam pendidikan

Pendekatan konektivitas yang disarankan:

Semua insititusi pendidikan tinggi yang dapat

terkoneksi ke jaringan fiber optik harus terkoneksi

dengan Ethernet Gigabit atau lebih dari itu.

Saat ini: 0.1 sampai dengan 0.8 Kbps per mahasiswa

Yang diusulkan: 35 sampai dengan 250 Kbps per mahasiswa

(1 Gb/s di setiap universitas)

Page 16: Koneksi untuk Sekolah

Rekomendasi Konektivitas

Jangka pendek:

Semaksimal mungkin memberikan

fixed broadband (ADSL) ke sekolah

Menghubungkan sekolah-sekolah lain

dengan mobile/wireless Internet

Semaksimal mungkin membawa

konektivitas fiber optik ke semua

institusi pendidikan tinggi

Jangka panjang:

Semaksimal mungkin melakukan

upgrade ke konektivitas fiber optik

Page 17: Koneksi untuk Sekolah

Rekomendasi: Bagaimana implementasinya?

Memanfaatkan kerangka perjanjian kerjasama dengan

penyedia layanan fixed /wireless/ mobile broadband

utama:

Penyediaan layanan berkualitas

Penentuan harga

Pengaturan dukungan

Keuntungan dari keekonomisan pembelian skala

besar

Melakukan verifikasi opsi terbaik di tingkat

kabupaten:

Fixed broadband apabila tersedia

Memilih penyedia layanan mobile broadband

terbaik untuk setiap lokasi di luar infrastruktur

permanen

Mencantumkan (bagaimana) penghentian pengadaan

di dalam kerangka perjanjian

Page 18: Koneksi untuk Sekolah
Page 19: Koneksi untuk Sekolah

Sumber daya listrik untuk TIK di sekolah-sekolah

pedesaan

Opsi

Sumber komersial oleh PLN

Dipilih apabila tersedia

Generator Set

Investasi terbatas namun biaya operasional tinggi dan tingkat polusi yang tinggi

Sumber listrik alternative: Solar cell

Investasi awal tinggi namun biaya operasional rendah

Sumber listrik alternatif: Angin atau Air (Hydro) Seringkali memberikan sumber listrik lebih besar

daripada yang dibutuhkan

Pemeliharaan yang lebih

Dapat diterapkan di kasus-kasus spesifik

Page 20: Koneksi untuk Sekolah

Sumber listrik untuk sekolah

Permendiknas 24/2007 menguraikan: SD: minimum daya 900 W

SMP/SMA/SMK: minimum daya 1300 W

Baik untuk on-grid maupun off-grid, adalah penting untuk memilih peralatan TIK dengan tingkat konsumsi listrik yang kecil sehingga memungkinkan penyediaan solusi sumber listrik yang efisien dan efektif sesuai biaya (cost-effective).

Perbedaan yang besar dalam konsumsi sumber listrik komputer desktop (sampai dengan faktor 10!) dapat membuat perbedaan yang signifikan.

Konsumsi listrik (yang rendah) sering menjadi faktor kunci keberhasilan untuk implementasi di daerah pedesaan

Page 21: Koneksi untuk Sekolah

Konsumsi listrik peralatan TIK sekolah (1)

Komputer desktop periode 2008/2009 :

Sumber:www.dot-com-alliance.org

2011: Komputer desktop dengan konsumsi listrik yang

rendah termasuk monitor 15”: 22 W

2011: Laptop dengan konsumsi listrik rendah sampai

dengan 17”: 10-20 W

2011: Netbook dengan konsumsi listrik rendah: 3-5 W

Page 22: Koneksi untuk Sekolah

Sumber listrik alternatif : Solar (1)

Sumber listrik dari solar cell tersedia secara luas di

Indonesia

Sumber: www.mrsolar.com

Biasanya mencapai rata-rata 3.5 – 5 jam/hari efektif

Misalnya: Solar panel 100 Wp memberikan 350-500 Wh

(Watt hour) dalam arus DC

Page 23: Koneksi untuk Sekolah

Sumber listrik alternative: Solar (2)

Konfigurasi teknis :

Sumber:www.mrsolar.com

Page 24: Koneksi untuk Sekolah

Contoh konfigurasi: ADSL, 4 netbook dan printer

Sebuah paket TIK dengan konsumsi listrik rendah

terdiri atas 4 netbook, printer dan router ADSL (atau

GSM/3G) menggunakan arus AC:

Solar cell tunggal 85 Wp, baterai tanpa pemeliharaan

110 Ah, charge controller dan inverter cukup untuk

memasok listrik untuk paket TIK ini. Estimasi solusi

solar cell ini adalah $ 1115

Catatan: Peralatan harus terputus di luar 10 jam penggunaan

per hari. Kalau tidak, 129 Wh dibutuhkan untuk konsumsi

listrik saat idle (tidak digunakan) atau stand by.

Konsumsi listrik Jumlah Jam Kuantitas Konsumsi Listrik Harian

Router ADSL 5 W 10 1 50 Wh

Netbook dengan

konsumsi listrik

rendah

5 W (rata-rata) 6 4 120 Wh

Printer 3W (stand-by) 10 1 30 Wh

Inefisiensi Inverter 15% 30 Wh

Total 230 Wh

Page 25: Koneksi untuk Sekolah

Contoh-contoh konfigurasi

Konsumsi

Listrik Harian

Solar Cell

(Wp)

Kapasitas

Baterai

(Ah)

Estimasi Harga

Solusi Dolar Cell

Paket TIK konsumsi listrik rendah untuk SD daerah

terpencil (laptop atau sampai dengan 4 netbook),

koneksi mobile atau ADSL

< 230 Wh 85 110 $ 825 – 1115

DC - AC

Paket TIK konsumsi listrik rendah untuk SD daerah

terpencil (sampai dengan 8 netbook), koneksi mobile

atau ADSL

< 510 Wh 170 220 $ 1775

Optimalisasi paket TIK konsumsi listrik rendah

dengan Lab TIK dengan laptop/netbook dan

proyektor LED

< 1500 Wh 510 660 $ 4840 – 5140

DC - AC

Optimalisasi paket TIK konsumsi listrik rendah

dengan Lab TIK dengan PC desktop dan proyektor

LED

< 3500 Wh 1080 1320 $ 6960

Optimalisasi paket TIK konsumsi listrik rendah

dengan Lab TIK dengan PC desktop, server dan

proyektor LED

< 8400 Wh 2500 3080 $ 16000

Page 26: Koneksi untuk Sekolah
Page 27: Koneksi untuk Sekolah

Kesimpulan

Konektivitas:

95% dari seluruh sekolah di Indonesia dapat terhubung dengan infrastruktur yang ada sekarang.

Pilihlah fixed broadband apabila tersedia (50% dari SMA/SMK, 30% dari SMP dan 26-28% dari SD), sekolah-sekolah yang lain menggunakan mobile/3G.

Secara bertahap melakukan upgrade ke bandwidth yang lebih besar dan ke fixed broadband. Akhirnya adalah fiber optik.

Perjanjian kerjasama dapat mempermudah implementasi

Penyediaan Sumber Listrik bagi TIK di Sekolah-sekolah Pedesaan:

Solar cell merupakan alternatif yang memungkinkan dengan biaya yang efisien untuk sekolah pedesaan selama peralatan TIK yang dipilih adalah peralatan dengan konsumsi listrik rendah.

Penggunaan PC yang lebih “tua” biasanya menjadi sangat mahal di lokasi pedesaan yang off-grid dan tidak direkomendasikan

Netbook dan laptop biasanya sesuai untuk konsumsi listrik rendah

Page 28: Koneksi untuk Sekolah
Page 29: Koneksi untuk Sekolah

Contoh konfigurasi: ADSL, sampai dengan 8 netbook

dan printer

Paket TIK konsumsi listrik rendah terdiri atas 1 laptop, sampai

dengan 7 netbook, printer, ADSL (atau GSM/3G) router,

LAN/WiFi dengan arus AC. Kadang-kadang dengan

mengurangi pengguanaan laptop/netbook, Proyektor LED (50

W) dapat digunakan.

170 Wp=dua 85 Wp solar panels, 2 x 110 baterai tanpa

pemeliharaan, charge controller dan inverter dapat

menyediakan sumber listrik yang cukup bagi paket TIK ini.

Estimasi harga untuk solusi solar cell ini: $ 1775

Catatan: Peralatan harus diputus/dimatikan di luar 10 jam

penggunaan harian.

Konsumsi listrik Jumlah Jam Kuantitas Konsumsi Listrik Harian

Router ADSL 5 W 10 1 50 Wh

Laptop 15 W 6 1 90 Wh

Netbook dengan

konsumsi listrik

rendah

5 W (rata-rata) 6 7 210 Wh

Printer 3W (stand-by) 10 1 30 Wh

Jaringan 6 W 10 1 60 Wh

Inefisiensi

Inverter

15% 66 Wh

Total 506 Wh

Page 30: Koneksi untuk Sekolah

Contoh konfigurasi: Lab Komputer atau ekuivalen (1)

Paket dengan konsumsi listrik rendah terdiri atas 2 laptops,

sampai dengan 10 netbooks, printer, ADSL (atau GSM/3G)

router, LAN/WiFi, penggunaan proyektor LED 3 jam/hari,

beberapa lampu LED.

510 Wp= enam 85 Wp solar panel, 6 x 110 baterai tanpa

pemeliharaan, charge controller dan inverter dapat

menyediakan sumber listrik yang cukup bagi paket TIK ini.

Estimasi harga untuk solusi solar cell ini: $ 4840 (DC) atau $

5140 (AC, dengan inverter)

Konsumsi listrik Jumlah Jam Kuantitas Konsumsi Listrik Harian

ADSL 5 W 24 1 120 Wh

Laptop 15 W 10 2 300 Wh

Netbook 5 W 10 10 500 Wh

Printer 10 W (active)

3 W (stand-bye)

1

9

37 Wh

Jaringan 6 W 24 144 Wh

Proyektor LED 50 W 3 1 150 Wh

Lampu 12 W 2 5 120 Wh

Total 1371 Wh

Page 31: Koneksi untuk Sekolah

Contoh konfigurasi: Lab Komputer atau ekuivalen (2)

Paket dengan konsumsi listrik rendah terdiri atas 10 PC

teroptimalisasi, server/educational appliance, printer,

ADSL (atau GSM/3G) router, LAN/WiFi, penggunaan

proyektor LED 3 jam/hari, beberapa lampu LED.

1080Wp= enam 180 Wp solar cell, 12 x 110 Ah baterai

tanpa pemeliharaan, charge controller dan inverter

dapat menyediakan sumber listrik yang cukup bagi

paket TIK ini. Estimasi harga untuk solusi solar cell ini:

$ 6940 (DC)

Catatan: perubahan dari sistem 12 ke 24 V

Konsumsi listrik Jumlah Jam Kuantitas Konsumsi Listrik Harian

ADSL 5 W 24 1 120 Wh

Laptop 22 W 10 10 2200 Wh

Netbook 80 W (active) 10 1 800 Wh

Printer 10 W (active)

3 W (stand-bye)

1

9

37 Wh

Jaringan 6 W 24 144 Wh

Proyektor LED 50 W 3 1 150 Wh

Lampu 10 W 2 2 40 Wh

Total 3491 Wh

Page 32: Koneksi untuk Sekolah

Contoh konfigurasi: Lab Komputer atau ekuivalen(3)

Paket serupa tetapi dengan 10 PC biasa dengan konsumsi

listrik rendah

2500Wp= kurang lebih 14 x 180 Wp solar cell, dengan 30

batteries, dll. Estimasi harga untuk solusi ini: $ 16.000.

Amatilah bagaimana daya yang besar dan dampak biaya dari

memilih sebuah PC dengan konsumsi listrik yang tinggi

(walaupun masih kurang dari separuh dari apa yang sering

ditemukan di sekolah-sekolah di pedesaan)

Konsumsi listrik Jumlah Jam Kuantitas Konsumsi Listrik Harian

ADSL 5 W 24 1 120 Wh

PC Desk Top

dengan konsumsi

listrik rendah

55 W 10 10 5500 Wh

Server 80 W (aktif),

5 W (sleep)

10

14

1 870 Wh

Printer 10 W (aktif)

3 W (stand-by)

1

23

79 Wh

Jaringan 6 W 24 144 Wh

Proyektor LED 50 W 3 1 150 Wh

Peralatan lain

(TV, etc.)

350 Wh

Lampu 10 W 2 2 40 Wh

Inefisiensi inverter 15% 1088 Wh

Total 8341 Wh