5

Kasus Perlindungan Hak Konsumen

Embed Size (px)

Citation preview

Kesemrawutan transportasi di Indonesia memang sudah lama belumbisa diatasi dengan baik, bahkan moda transportasi udara yangterbilang cukup mahal pun tidak bisa menjamin kenyamanan dankeselamatan para penumpangnya. Terutama dalam hal menjaga barangbawaan, akhir-akhir ini sering kita jumpai berita tentang rusak ataupunhilangnya barang bawaan yang disimpan di bagasi pesawat. Untuk itu,kami akan sedikit mengulas kasus tentang hilangnya tongkat berkepalaemas milik Rabbani Sufi Institute Indonesia dalam penerbangan dariDubai ke Jakarta dengan menggunakan maskapai penerbanganEmirates Airlines.

Mahkamah Agung (MA) menghukum maskapai penerbangan EmiratesAirlines karena menghilangkan tongkat berkepala emas sebesat 2 Kgmilik penumpang. Tongkat milik Rabbani Sufi Institute Indonesia ituhilang dalam penerbangan dari Dubai-Jakarta.

Kasus bermula saat Dono Indarto bersama 5 temannya hendak pulang ke

Indonesia dari Istambul pada 11 Januari 2008 dengan nomor penerbangan EK 122.

Tongkat tersebut awalnya lolos airport security dan X-Ray. Namun saat hendak

naik pesawat, seorang petugas meminta dengan sedikit memaksa jika tongkat itu

harus dititipkan. Terjadi tarik ulur namun akhirnya tongkat dititipkan dengan janji

akan dikembalikan secara utuh setibanya di Bandara Soekarno-Hatta.

Namun setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, tongkat yang mimiliki nilai sejarah

tinggi itu tidak dikembalikan. Rombongan lalu melaporkan kehilangan barang

tersebut tetapi tidak mendapat jawaban memuaskan. Pada 1 Februari 2008, pihak

Emirates mengirimkan tongkat tetapi bukan sesuai tongkat yang dimiliki

sebelumnya. Atas hal itu, Dono lalu mengirimkan surat beberapa kali ke pihak

Emirates untuk mengembalikan tongkat tersebut.

Pada 5 Maret 2008, pihak Emirates mengirimkan surat elektronik permohonan

maaf dan akan mengganti rugi atas hal itu. Tetapi karena nilai ganti rugi dinilai

sangat rendah, Dono dan teman-temannya keberatan dan memilih menggugat ke

pengadilan. Dono meminta ganti rugi materiil tongkat Rp 1 miliar dengan

perhitungan Rp 600 juta untuk emas Rp 400 juta untuk batang tongkat dari kayu

zaitun. Adapun untuk kerugian immateril, Dono meminta ganti rugi 999 juta

Poundterling.

Pada 11 Desember 2008, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel)

menjatuhkan hukuman kepada Emirates sebesar Rp 100 juta sebagai ganti rugi atas

hilangnya tongkat berkepala emas itu. Selain itu, Emirates juga harus membayar

denda uang paksa Rp 100 ribu per hari jika tidak membayar terhitung 8 bulan sejak

peringatan eksekusi.

Atas vonis ini, kedua belah pihak sama-sama mengajukan banding. Oleh

Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta, denda uang paksa dihapus dan tetap menghukum

Emirates sebesar Rp 100 juta. Atas hal itu, Dono lalu kasasi karena tidak puas

dengan putusan tersebut."Menolak kasasi dari pemohon kasasi Dono Indarto,"

putus majelis kasasi seperti dilansir website MA, Kamis (12/6/2014).

Duduk sebagai ketua majelis M Saleh dengan anggota Achmad Yamani dan Mahdi

Soroinda Nasution. Menurut majelis kasasi, Emirates telah melakukan perbuatan

melawan hukum sebagaimana diatur pasal 1365 KUHPerdata jo 1367

KUHPerdata. "Karenanya penggugat layak diberikan ganti rugi yang besarnya

sebagaimana telah dipertimbangkan dengan tepat oleh judex factie," putus majelis

pada 24 April 2012 lalu.

Kasus tersebut menggambarkan kualitas pelayanan di maskapai

penerbangan di Indonesia sangatlah buruk, seperti yang kita ketahui

bersama kasus-kasus terkait keamanan barang milik penumpang sudah

sering terjadi, mulai dari rusaknya tas penumpang sampai hilangnya

barang berharga yang disimpan di bagasi. Dari kasus ini, kita bisa

mengambil pelajaran bahwa kita harus berani memperjuangkan hak kita.

Sumber :

http://news.detik.com/read/2014/06/12/112025/2606104/10/ma-hukum-

maskapai-emirates-karena-hilangkan-tongkat-berkepala-emas-2-kg

http://news.detik.com/read/2014/06/12/112025/2606104/10/2/ma-hukum-

maskapai-emirates-karena-hilangkan-tongkat-berkepala-emas-2-kg