12
Disusun oleh Diana Citra Damayanti PGSD 3A/27

Filsafat Materialisme

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Filsafat Materialisme

Disusun oleh

Diana Citra Damayanti

PGSD 3A/27

Page 2: Filsafat Materialisme

Demokritos (460-360 SM), merupakan pelopor pandangan materialisme

klasik, yang disebut juga “atomisme”. Demokritos beserta para pengikutnya

beranggapan bahwa segala sesuatu terdiri dari bagian-bagian kecil yang tidak

dapat dibagi-bagi lagi (yang disebut atom). Atom-atom merupakan bagian dari

yang begitu kecil sehingga mata kita tidak dapat melihatnya. Atom-atom itu

bergerak, sehingga dengan demikian membentuk realitas pada pancaindera kita.

Ludwig Feuerbach (1804-1872) mencanangkan suatu meta-fisika

materialistis, suatu etika yang humanistis, dan suatu epistemology yang

menjunjung tinggi pengenalan inderawi. Oleh karena itu, ia ingin mengganti

idealisme Hegel (guru Feuerbach) dengan materialisme. Jadi, menurut

Feuerbach, yang ada hanyalah materi, tidak mengenal alam spiritual.

Kepercayaan terhadap Tuhan hanyalah merupakan suatu proyeksi dari kegagalan

atau ketidakpuasan manusia mencapai cita-cita kebahagiaan dalam hidupnya.

Dengan kegagalan tersebut manusia memikirkan suatu wujud di luar yang

dikhayalkan memiliki kesempurnaan, yang merupakan sumber kebahagiaan

manusia, suatu wujud yang bahagia secara absolute. Oleh karena itu, Tuhan

hanyalah merupakan hasil khayalan manusia. Tuhan diciptakan oleh manusia itu

sendiri, secara maya, padahal wujudnya tidak ada.

Page 3: Filsafat Materialisme

Materialisme (sering disebut naturalism), berpandanganbahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, bukanspiritual, atau supranatural.

Filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu adasedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat materi. Dengankata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan ide,bukan ide menentukan materi. Contoh: karena meja atau kursisecara objektif ada, maka orang berpikir tentang meja dan kursi.Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum bendayang berbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada.

Rohani, jiwa, spirit, dan sebagainya muncul dari benda.Rohani dan kawan- kawannya itu tidak akan ada seandainya tidakada benda. Bagi materialisme, roh,jiwa, itu malahan tidak diakuiadanya, tentu saja termasuk Tuhan. Materialisme tidakmenyangkal adanya spirit, roh, termasuk Tuhan. Akan tetapi,spirit, Tuhan, itu muncul dari benda. Jadi, roh, Tuhan, spirit, itubukan hakikat.

Page 4: Filsafat Materialisme

Aliran ini adalah aliran yang tertua. Ada beberapa alasanmengapa aliran ini dapat berkembang :

1) Pada pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan,yang dapat diraba, biasanya dijadikan kebenaran terakhir.Pikiran yang masih sederhana tidak mampu memikirkansesuatu diluar ruang, yang abstrak.

2) Penemuan- penemuan menunjukkkan betapabergantungnya jiwa pada badan. Maka, peristiwa jiwa selaludilihat sebagai peristiwa jasmani. Jasmani lebih menonjoldalam peristiwa itu.

3) Dalam sejarahnya manusia memang bergantung padabenda, seperti pada padi. Dewi Sri dan Tuhan muncul dari situ.Kesemuanya ii memperkuat dugaan bahwa yang merupakanhakikat adalah benda.

Page 5: Filsafat Materialisme

Ciri-ciri filsafat materialisme

1. Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitumateri

2. Tidak meyakini adanya alam ghaib

3. Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alatmencapai ilmu

4. Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalampeletakkan hukum

5. Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagaiakhlaq

Page 6: Filsafat Materialisme

Variasi aliran filsafat materialisme

Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektikdan materialisme metafisik.

a) Filsafat Materialisme DialektikaMaterialisme dialektika adalah materialisme yang memandang

segala sesuatu selalu berkembang sesuai dengan hukum-hukumdialektika: hukum saling hubungan dan perkembangan gejala-gejalayang berlaku secara objektif di dalam dunia semesta. Pikiran-pikiranmaterialisme dialektika inipun dapat kita jumpai dalam kehidupanmisalnya, “bumi berputar terus, ada siang ada malam”, “habis gelaptimbullah terang”, “patah tumbuh hilang berganti” dsb. Semua pikiranini menunjukkan bahwa dunia dan kehidupan kita senantiasaberkembang.

b) Filsafat Materialisme MetafisikMaterialisme metafisik, yang memandang dunia secara sepotong-

sepotong atau dikotak-kotak, tidak menyeluruh dan statis. Pikiran-pikiran materialisme metafisik ini misalnya: “sekali maling tetapmaling”, memandang orang sudah ditakdirkan, tidak bisa berubah.

Page 7: Filsafat Materialisme

Tokoh-tokoh filsafat materialisme adalah:

1. Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asaladalah air.

2. Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa unsurasal adalah apeiron, yaitu unsur yang tak terbatas.

3. Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa unsurasal adalah udara.

4. Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asaladalah api.

5. Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa hakikatalam adalah atom-atom yang amat banyak dan halus.Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian alamsemesta.

Page 8: Filsafat Materialisme

Cabang materialisme yang banyak diperhatikan orangdewasa ini, dijadikan sebagai landasan berpikir adalah“Positivisme”. Menurut positivisme, kalau sesuatu itu memangada, maka adanya itu adalah jumlahnya. Aguste Comte (Runes,1963:234) sebagai pelopor positivisme membatasi pengetahuanpada bidang gejala-gejala (fenomena). Menurut Comte, terdapattiga perkembangan berpikir yang dialami manusia, yaitu:

1. Tingkatkan teologis (pola berpikir manusia dikuasai olehtahayul dan prasangka)

2. Tingkatkan metafisik (pola berpikir abstrak)

3. Tingkatkan positif (pola berpikir yang mendasarkan padasains)

Materialisme maupun positivisme pada dasarnya tidakmenyusun konsep pendidikan secara eksplisit. Bahkan menurutHenderson (1959), materialisme belum pernah menjadi pentingdalam menentukan sumber teori pendidikan.

Page 9: Filsafat Materialisme

Implikasi aliran filsafat pendidikan materialisme, sebagaiberikut:

1. Temanya yaitu manusia yang baik dan efisien dihasilkan denganproses pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama.

2. Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku, mempersiapkanmanusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidupsosial dan pribadi yang kompleks.

3. Isi kurikulum pendidikan yang mencakup pengetahuan yang dapatdipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengansasaran perilaku.

4. Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SRconditioning), operant condisioning, reinforcement, pelajaranberprogram dan kompetisi.

5. Kedudukan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan olehkekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkanuntuk hidup, mereka dituntut untuk belajar.

6. Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol prosespendidikan, guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajarsiswa.

Page 10: Filsafat Materialisme

Pengaruh materialisme terhadap pendidikan adalah sangatburuk, karena materialisme sangat mengacu pada materi dan itutidak baik untuk dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikanharus bisa menyesuaikan diri dengan siapapun tidak memandangmateri dan yang lebih di utamakan adalah ide atau gagasan yangdapat di kembangkan dalam pendidikan.

Seperti yang terjadi pada zaman sekarang banyak guru yangmaterialistis, seorang guru atau pendidik hanya inginmendapatkan gaji yang besar dan mendapatkan sertifikasi.Sementara seperti yang kita ketahui bahwa guru seharusnyamengajar dan mendidik siswa harus dengan hati yang tulus ikhlasagar ilmu yang ia ajarkan bisa masuk ke otak siswa. Terkadangbanyak juga guru yang hanya masuk kelas sebentar danselanjutnya memberi tugas lalu ia keluar tanpa ia ketahui apakahsiswanya sudah mengerti atau belum dengan apa yang ia ajarkan.Dengan cara guru yang seperti itu apakah pantas kita sebut guruyang bertanggung jawab? Tentu tidak kan. Guru seperti itu samahalnya tidak lebih dari seorang guru yang hanya ingin memakangaji buta.

Page 11: Filsafat Materialisme

Terkadang ada pula sekolah atau universitas yang bayarannya mahal tetapi fasilitas tidak sesuai dengan biaya yg dikeluarkan. Terkadang sekolah itu hanya guru jadikan ajang untukmemamerkan kekayaan, seperti pamer-pamer perhiasan, tas-tasmahal, sepatu-sepatu mahal, dan barang-barang lainnya yangmenurut mereka mahal dan elegan, padahal kalo kita lihat dengankasap mata mereka hidup dari uang siswa, tetapi mereka tidakmenjalankan tugasnya dengan baik sebagai seorang guru. Diuniversitas-universitas juga sama bayaran mahal tetapi fasilitastidak sesuai, AC dan INFOCUS hanya di jadikan sebagai pajangantetapi pada saat kita pakai itu mati, banyak mahasiswa demo tapitidak di dengar oleh rektor, patut kita pertanyakan kemana uangtersebut, kita tidak mendapatkan hak-hak kita sebagai mahasiswauntuk menikmati fasilitas yang ada, sedangakan yang kita lihatmobil-mobil para pejabat kampus sangat mewah-mewahterpampang di depan rektorat, tetapi bus mahasiswa yang sudahhampir tidak layak pakai saja tidak di ganti-ganti. Realitas yangkita rasakan saat ini hanyalah ada materialistis dalam kehidupan.Semuanya berdasarkan materi dan tidak hanya guru saja bahkansemua kalangan masyarakatpun lebih mementingkan materi dibandingkan dengan kehidupannya di akhirat nanti.

Page 12: Filsafat Materialisme

SEKIAN DAN TERIMA KASIH