22
Nama Kelompok : • Fida Mumtahanah • Oki Fitriani • Rahma Dian Pratiwi • Safira Azzahra • Shafa Nabila Eka Puteri Bahasa Indonesia BAB III DIKSI DAN GAYA BAHASA KESEHATAN MASYARAKAT / 1A

Diksi dan gaya bahasa

  • Upload
    oki16

  • View
    18.920

  • Download
    20

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Nama Kelompok :• Fida Mumtahanah• Oki Fitriani• Rahma Dian Pratiwi• Safira Azzahra• Shafa Nabila Eka Puteri

Bahasa Indonesia BAB III

DIKSI DAN GAYA BAHASA

KESEHATAN MASYARAKAT / 1A

Pengertian Diksi

Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata yang tepat untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Diksi bukan hanya sekedar memilih yang tepat tetapi untuk menentukan kata mana yang cocok digunakan dalam kalimat yang maknanya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui masyarakat. Contohnya : kata mati, yang bermakna meninggal, wafat, kembali ke haribaan Tuhan

Syarat-syarat Diksi

1. Ketepatan pemilihan kata

Indikator ketepatan pemilihan kata antara lain :1. Mengomunikasikan gagasan berdasarkan

pilihan kata yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia

2. Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah makna

3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembaca

4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan

Ketepatan pemilihan kata terdiri dari beberapa pilihan kata yaitu:

1. Denotatif dan konotatif

Konotatif adalah makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Makna konotatif tidak tetap.Contohnya: kamar kecil mengacu pada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti jamban (konotatif)

Denotatif adalah makna wajar yang sesuai dengan apa adanya.Contohnya : makan bermakna memasukkan sesuatu ke dalam mulut, dikunyah dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.

2. Kata umum dan kata khusus

Kata umum adalah kata yang cakupan maknanya lebih luas atau disebut hipernim.

Kata khusus adalah kata yang cakupan maknanya lebih sempit atau terbatas atau disebut hiponim.

Contoh kata umum : melihatkata khusus : menyaksikan, meneliti, memeriksa, menonton, melirik, melotot

3. Sinonim, Homofon dan Homograf • Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai

makna yang sama atau mirip Contoh : muka, paras, wajah, tampang

• Homofon adalah kelompok kata yang mempunyai kesamaan bunyi, tetapi tulisan berbeda dan maknanya pun berbedaContoh : Bank (tempat menyimpan uang), Bang (kakak)

• Homograf adalah kelompok kata yang memepunyai kesamaan huruf tetapi pengucapannya berbeda dan meknanya berbedaContoh : Teras (inti –e keras) dan Teras (beranda rumah –e lemah)

4. Abstrak dan KonkretKata yang acuannya semakin mudah diserap oleh panca indra disebut kata konkrit.Contoh: lemari, kursi, mobil, tampan.

Jika acuannya sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak.Contoh: kebijakan, usulan, khayalan, impian.

Contoh kalimat :1.Pegawai Negri RI mendapatkan kenaikan sepuluh persen (kata konkrit)2.Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orang lain bersifat abstrak. (tidak berwujud atau tidak berbentuk)3.kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak.

5. Jargon dan Slang

• Jargon adalah kata-kata yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompokContoh : sikon (situasi dan kondisi), dok (dokter)

• Slang adalah kata-kata yang tidak baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan untuk tampil beda, jika telah usang akan muncul kata-kata baruContoh: asoi, mana tahan, meneketehe

6. Perubahan makna

Ada beberapa jenis perubahan makna terdiri dari : 1. Generalisasi

2. Spesialisasi3. Perubahan Total4. Ameliorasi5. Peyorasi6. Sinestesia7. Asosiasi

Syarat-syarat Diksi2. Kesesuaian Kata

Syarat kesesuaian kata, sebagai berikut :1. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak

mencampur adukan dengan kata tidak baku yang digunkan dalam pergaulan.Contoh: hakikat (baku) : hakekat (tidak baku)

2. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat.Contoh: kencing (kurang sopan) : buang air kecil (lebih sopan)

3. Menggunakan kata berpasangan dan berlawanan makna dengan cermat.Contoh: sesuai bagi (salah) : sesuai dengan (benar)

4. Menggunakan kata dengan suasana tertentu.Contoh: berjalan lambat, mengesot, dan merangkak

5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karya ilmiah dan komunikasi non ilmiah menggunakan kata populer.Contoh: argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer)

6. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis.Contoh : tulis, baca, kerja (bahasa lisan) : menulis, membaca, mengerjakan (bahasa tulis)

GAYA BAHASA

Pengertian Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah penggunaan kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan maksud tertentu. Gaya bahasa berguna untuk menimbulkan keindahan dalam karya sastra atau dalam berbicara.

Macam-Macam Gaya Bahasa1. Gaya bahasa penegasan

Gaya bahasa penegasan terdiri dari beberapa jenis antara lain :2. Inversi adalah gaya bahasa yang berupa susunan kalimat

terbalik dari subjek-predikat menjadi predikat-subjek. Inversi disebut juga susun balik. Contoh: Indah benar pemandangannya

3. Retoris adalah gaya bahasa berupa kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Contoh: Bukankah tugas kalian masih banyak?

4. Koreksio adalah gaya bahasa yang mengoreksi kata-kata yang dianggap salah dengan kata-kata pembetulannya. Contoh : dia sedang tidur, oh ternyata sedang di kamar kecil

5. Repetisi adalah gaya bahasa dengan mengulang-ulang kata atau kelompok kata. Repetisi sering digunakan dalam pidato. Contoh : kita harus berusaha, kita harus belajar, kita harus bisa sehingga kita harus pintar.

5. Paralelisme adalah gaya bahasa dengan pengulangan yang sering dipakai dalam puisi. Paralelisme dapat dibedakan menjadi dua yaitu anafora dan epifora.

6. Enomerasio adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa peristiwa saling berkaitan sehingga membentuk satu kesatuan. Contoh : Bintang-bintang gemerlapan, rembulan bersinar, angin berembus sepoi-sepoi, malam itu indah sekali.

7. Klimaks adalah gaya bahasa yang mengungkapkan beberapa hal secara berturut-turut semakin memuncak. Contoh: Sejak detik, menit, jam, dan hari ini saya tidak merokok lagi.

8. Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut semakin menurun. Contoh: Jangankan seribu, seratus, serupiah, bahkan sesen pun aku tidak membawa uang.

9. Asidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan beberapa hal sederajat secara berturut-turut tanpa kata penghubung. Contoh: Baju, celana, kaos, sarung, dan kaos kaki dicuci semuanya.

10.Polisidenton adalah gaya bahasa yang menjelaskan beberapa hal sederajat secara berturut-turut dengan kata penghubung. Contoh: Buku cerita dan sepatu serta tas dibeli kakak untuk adik.

11.Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata tambahan secara berlebihan. Contoh : Anak-anak sedang turun ke bawah

12.Tautologi adalah gaya bahasa dengan pengulangan kata, kelompok kata, atau sinonimnya. Contoh : Datang, datanglah malam ini juga wahai sahabatku.

13. Praterito adalah gaya bahasa yang menyembunyikan maksud agar ditebak oleh pembaca atau pedengarnya. Contoh: Senang sekali bisa diterima kuliah di UGM. Kelak kalian dapat merasakan sendiri

14. Elipsis adalah gaya bahasa yang menggunakan kalimat elips (kalimat tidak lengkap). Contoh : Ayo, tidur! (maksudnya : ayo, anak-anak tidur!)

15. Interupsi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau kelompok kata yang disisipkan untuk menjelaskan sesuatu. Contoh : Buku ini, yang ku cari selama ini, yang kudapatkan dari seorang teman.

16. Ekslamasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata seru. Yang termasuk kata seru di antaranya, yaitu ah, aduh, amboi, astaga, awas, oh, wah. Contoh: awas, ada anjing galak!

Gaya bahasa perbandingan1. Tropen adalah gaya bahasa yang menggunakan kata

atau istilah lain dalam istilah sejajar. Contoh : pikirannya melambung tinggi (sejajar dengan memikirkan yang hebat-hebat)

2. Simbolik adalah gaya bahasa yang menggunakan perbandingan simbol (lambang) benda, binatang, atau tumbuhan. Contoh: Lintah darat harus dibasmi.

3. Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan kata (sebutan) tertentu untuk menggantikan nama orang atau sebaliknya. Contoh: Kartini adalah Srikandi Indonesia.

4. Alusio adalah gaya bahasa yang menggunakan ungkapan, pribahasa, atau sampiran pantun secara lazim. Contoh : petugas itu dijadikan kambing hitam.

5. Eufimisme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau kelompok kata penghalus. Contoh: Ia sedang ke kamar belakang (kamar belakang penghalus dari WC)

6. Litotes adalah gaya bahasa yang menggunakan kata berlawanan untuk merendahkan diri. Contoh: Ayo, mampir ke gubuk kami (rumah)

7. Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan. Contoh: Tawanya menggelegar hingga membelah bumi.

8. Perifrasis adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu kata atau kelompok kata dengan kata atau kelompok kata lain. Contoh: Aku merasa senang dapat belajar di kota pelajar (Yogyakarta).

9. Personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda mati seolah-olah benda hidup atau bernyawa. Contoh: Buih laut menjilat pantai.

10.Sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud ialah seluruh bagian atau sebaliknya. Sinekdoke dibagi dua yaitu :a. Pars Prototo adalah gaya bahasa yang menyatakan

sebagian, tetapi untuk seluruh bagian. Contoh: Setiap kepala harus membayar uang dua ribu rupiah (setiap kepala : setiap orang)

b. Totem proparte adalah gaya bahasa yang menyatakan seluruh bagian untuk sebagian. Contoh: Flu burung menyerang Indonesia. (maksudnya penyakit flu burung menyerang beberapa orang Indonesia)

11.Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan suatu nama barang, tetapi yang dimaksud ialah benda lain. Contoh: Setiap hari aku minum aqua (maksudnya adalah air minum)

12.Alegori adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam secara utuh. Contoh: Keduanya selamatlah sampai di pantai yang dituju. (maksudnya mencapai kehidupan yang bahagia)

13.Metafora adalah gaya bahasa yang mengunakan kata atau kelompok kata dengan arti bukan sesungguhnya untuk membandingkan suatu benda dengan benda lainnya. Contoh : si jantung hatinya telah pergi tanpa pesan (jantung hati : kekasih).

14.Simile adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata perbandingan antara lain seperti bak umpama, laksana, bagaikan. Contoh: Wajah kedua orang itu bagaikan pinang dibelah dua.

Gaya Bahasa Pertentangan

1.Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung dua pernyataan saling bertentangan, tetapi mengandung kebenaran. Contoh: Hatinya bersedih dihari ulang tahunnya yang meriah ini.

2. Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan paduan harta dengan arti bertentangan. Contoh: Kaya atau miskin sama dihadapan Tuhan.

3. Anokronisme adalah gaya bahasa yang pernyataannya tidak sesuai dengan peristiwa. Contoh: Kerajaan Majapahit runtuh karena diserang Sriwijaya.

4.Kontradiksio adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan. Contoh: Semua pengunjung dilarang masuk kecuali petugas.

5.Okupasi adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan, tetapi diberi penjelasan. Contoh: Dulunya ia anak bandel, tetapi sekarang ia baik.

Gaya Bahasa Sindiran

1. Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang halus. Contoh: Harum benar bau badanmu, sudah dua hari kamu belum mandi.

2. Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar. Contoh: Aku muak setiap melihat tampangnya.

3. Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang sangat kasar. Contoh: Benar-benar kamu badak.

4. Antifrasis adalah gaya bahasa ironi dengan kata atau kelompok kata yang berlawanan. Contoh: “Lihatlah si gendut ini”, ketika si kurus datang.

5. Inuendo adalah gaya bahasa sindiran yang mengecilkan kenyataan sebenarnya. Contoh: Jangan heran bahwa ia menjadi kaya karena pelit.

Idiom dan ungkapan indiomatis

Idiom adalah ungkapan bahasa yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya, misalnya gulung tikar, adu domba, muka tembok, tidak boleh dipertukarkan susunannya menjadi tikar gulung, domba adu, tembok muka karena tiga kelompok kata yang terakhir bukan idiom.

Kedua contoh kata dibawah ini belum idiomatik.1. Polisi bertemu maling2. Berita selengkapnya dibacakan Tiara Indrian.

Seharusnya: 3. Polisi bertemu dengan maling4. Berita selengkapnya dibacakan oleh Tiara Indrian.

Jadi, dalam hal pemakaian kata ada kalanya kita perlu memperhatikan kata berpasangan karena kedua kata itu secara bersama dapat menciptakan ungkapan indiomatik

Terima Kasih