29
Membaca Intensif Bahan Kuliah Semester Ganjil Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

D. Membaca intensif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: D. Membaca intensif

Membaca IntensifBahan Kuliah Semester Ganjil

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Page 2: D. Membaca intensif

Batasan

Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan, seperti mengenal huruf dan kata-kata, menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan (Akhadiah et al. 1991).

Membaca didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan penafsiran kode dan pemahaman (Wilson & Gambrell 1988). Penafsiran kode merujuk kepada pemecahan simbol (huruf) kode yang dapat didengar di dalam bunyi, sedangkan pemahaman merujuk kepada mengerti tentang pesan. Perlu disadari bahwa yang paling penting dalam proses membaca adalah pemahaman. Namun, pemahaman tidak akan terjadi apabila pembaca tidak mengenal simbol (huruf) kode.

Page 3: D. Membaca intensif

Heilman et al. (1990) mendefinisikan membaca sebagai suatu proses membangun makna dari tulisan (tek) yang berkaitan dengan pengalaman dan pengetahuan pembaca. Tek dapat dipahami dengan baik apabila pembaca telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang tek yang dibaca. Sebaliknya, tek sukar dipahami apabila pembaca tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang tek yang dibaca.

Page 4: D. Membaca intensif

Membaca adalah proses yang lengkap dan dinamis yang melibatkan interpretasi makna untuk mendapatkan makna yang sebenarnya dari halaman yang dicetak (Rubin 1993). Takrifan membaca ini menggambarkan bahwa pembaca membawa pengalaman dan latar belakangnya sebagaimana yang dirasakannya ketika membaca. Pembaca yang tidak suka akan memiliki perasaan dan pemahaman yang berbeda dengan pembaca yang suka pada topik bacaan.

Page 5: D. Membaca intensif

Membaca pada hakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafazkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktiviti visual, berfikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses menterjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai sesuatu proses berfikir, membaca mencakup aktiviti pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis dan kefahaman kreatif. Pengenalan kata boleh berupa aktiviti membaca kata-kata dengan menggunakan kamus (Crawley & Mountain 1995).

Page 6: D. Membaca intensif

Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang berusaha menemukan dan mendapatkan informasi penting dari sebuah bacaan. Oleh karena itu, membaca memindai (scanning) dan membaca layap (skimming) termasuk ke dalam membaca intensif.

Membaca intensif bertolak belakang dengan membaca ekstensif, yaitu kegiatan membaca yang tidak bertujuan mencari informasi penting.

Page 7: D. Membaca intensif

Dalam proses membaca, terdapat tiga istilah yang selalu digunakan, iaitu recording, decoding, dan meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengaitkannya dengan bunyi-bunyi yang sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. Decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Proses recording dan decoding biasanya berlaku pada darjah-darjah awal (I, II, dan III) yang dikenal dengan istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah proses perseptual, iaitu pengenalan perkaitan rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa. Sejalan dengan itu, proses memahami makna (meaning) lebih ditekankan di darjah-darjah tinggi sekolah rendah (Syafi’ie 1999).

Page 8: D. Membaca intensif

Membaca sebagai Suatu Proses

Membaca merupakan salah satu aspek berbahasa yang bersifat menerima (receive). Untuk menerima, perlu adanya sesuatu proses. Suatu proses memiliki makna bahwa sesuatu yang ada awalnya dan ada akhirnya (Yahya Othman 2003). Proses membaca yang ditekankan adalah perlunya mewujudkan pemahaman. Sejalan dengan itu, proses membaca merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan oleh pembaca melalui penerapan kognitifnya untuk memperoleh makna tek yang dibaca. Selain itu, proses membaca juga melibatkan analisis yang dilakukan oleh pembaca ketika membaca untuk mendapatkan gambaran atau ide yang terdapat di dalam tek.

Page 9: D. Membaca intensif

Pearson dan Tierney (1984) menyatakan bahwa kemampuan membaca sebagai proses mental yang aktif melibatkan pengajaran untuk mendapatkan makna dari tek. Hal ini selaras dengan pikiran Thorndike yang menganggap membaca sebagai proses berpikir (Marohani Yusuf 1999). Oleh sebab itu, proses memahami tek yang dibaca melibatkan aktivitas-aktivitas kognitif, khususnya yang melibatkan kesadaran metakognitif.

Page 10: D. Membaca intensif

Tujuan MembacaBlantoon, dkk. (1996) membagi 9 tujuan

membaca, yaitu1. Kesenangan2. Menyempurnakan membaca nyaring3. Menggunakan strategi tertentu4. Memperbarui pengetahuan tentang suatu

topik5. Mengaitkan informasi baru dengan

informasi yang telah diketahuinya6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan

dan tulisan7. Mengonfirmasi atau menolak prediksi

Page 11: D. Membaca intensif

Tujuan ….

8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks

9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Page 12: D. Membaca intensif

Menurut Listiyanto Ahmad (2010), tujuan membaca sebagai berikut:

1. Memeroleh perincian-perincian atau fakta-fakta

2. Memperoleh ide-ide utama3. Mengetahui urutan atau susunan dan

organisasi cerita4. Menyimpulkan dan membaca inferensi5. Mengelompokkan atau

mengklasifikasikan6. Menilai dan mengevaluasi7. Membandingkan atau

mempertentangkan

Page 13: D. Membaca intensif

8. Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku

9. Menangkap ide pokok secara cepat

10.Mendapatkan informasi tentang sesuatuMasih 13 tujuan lagi yang tidak ditampilkan.

Page 14: D. Membaca intensif

Pada dasarnya, kegiatan membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses dan produk (Syafiie, 1993).

Membaca merupakan proses yang kompleks. Proses ini melibatkan fisik dan mental. Burns, dkk. (1997) membagi atas 9 aspek:

1. Sensori2. Perseptual3. Urutan4. Pengalaman5. Pikiran6. Pembelajaran7. Asosiasi8. Sikap9. Gagasan

Proses Membaca

Page 15: D. Membaca intensif

Sensori: proses membaca dimulai dengan sensori visual yang diperoleh melalui pengungkapan simbol-simbol grafis melalui indra penglihatan.

Perseptual: proses mengenal kata-kata dan menangkap maknanya berdasarkan pengalaman yang lalu.

Urutan: merupakan kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.

Pengalaman: pengalaman merupakan aspek yang penting dalam membaca. Pembaca yang memiliki pengalaman akan lebih mudah memahami isi bacaan dibandingkan dengan yang tidak berpengalaman.

Page 16: D. Membaca intensif

Pikiran: membaca merupakan proses berpikir. Untuk memahami isi bacaan, pembaca harus dapat memahami kata-kata dan kalimat-kalimat dalam sebuah bacaan. Kemudian pembaca membuat kesimpulan dengan cara menghubungkan setiap informasi. Pekerjaan menghubungkan informasi ini memerlukan daya pikir yang sistematis, logis, dan kreatif.

Pembelajaran: membaca juga merupakan suatu proses pembelajaran. Terdapat proses memperoleh pengetahuan dan pendalaman pengetahuan. Proses tersebut dapat dikatakan sebuah pembelajaran.

Asosiasi: mengenal hubungan atara simbol dengan bunyi bahasa dan makna merupakan aspek asosiasi dalam membaca.

Page 17: D. Membaca intensif

Sikap: kegemaran membaca apalagi senang terhadap materi bacaan merupakan suatu sikap yang positif terhadap keberhasilan membaca. Sikap seperti ini disebut sikap afektif.

Gagasan: makna dibangun berdasarkan pada teks yang dibaca oleh pembaca, tetapi tidak semuanya ditemukan dalam teks. Kemudian teks tersebut ditransformasikan oleh pembaca. Proses transformasi memuculkan gagasan baru dalam diri pembaca. Namun, gagasan yang muncul mungkin tidak sama pada setiap pembaca.

Page 18: D. Membaca intensif

Produk MembacaProduk membaca merupakan komunikasi

dari pemikiran dan emosi antara penulis dan pembaca. Komunikasi juga dapat terjadi dari konstruksi pembaca melalui integrasi pengetahuan yang telah dimiliki pembaca dengan informasi yang disajikan dalam teks. Komunikasi dalam membaca bergantung pada pemahaman yang dipengaruhi oleh seluruh aspek proses membaca.

Page 19: D. Membaca intensif

Berdasarkan tujuan, membaca dibagi atas1. Membaca Intensif:

Membaca jenis ini disebut juga membaca cermat karena dilakukan dengan hati-hati, teliti, dan secara lambat dengan tujuan untuk memahami keseluruhan bahan bacaan secara mendalam sampai ke bagian-bagian yang kecil.

2. Membaca Kritis: Membaca kritis dilakukan untuk menemukan fakta-fakta yang terdapat dalam bacaan untuk dinilai keabsahannya. Yang perlu diingat adalah gagasan pokoknya.

Jenis Membaca

Page 20: D. Membaca intensif

3. Membaca Cepat Membaca yang mengutamakan pada

kecepatan memahami isi bacaan dengan cepat dan tepat dalam waktu yang relatif singkat. Membaca cepat dilakukan apabila pembaca hanya akan mengambil gagasan pokok dan garis besarnya saja.

4. Membaca IndahMembaca jenis ini lebih banyak ditujukan untuk membaca karya sastra.

Page 21: D. Membaca intensif

5. Membaca TeknikMembaca teknik biasanya disebut membaca bersuara atau membaca nyaring. Tujuannya agar siswa memiliki keterampilan membaca dengan intonasi kalimat dan lafal fonem serta kata yang benar.

Page 22: D. Membaca intensif

MEMBACA PEMAHAMAN Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman

Menurut McLaughlin & Allen (2002):1. Pemahaman merupakan proses

konstruktivis sosial;2. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah

kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman;

3. Guru membaca yang profesional memengaruhi belajar siswa;

4. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca;

5. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna;

Page 23: D. Membaca intensif

Prinsip…6. Siswa menemukan manfaat membaca

yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas;

7. Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemahaman membaca;

8. Pengikutsertaan jiwa adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman;

9. Strategi dan keterampilan membaca dapat diajarkan;

10.Asesmen (penilaian) yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.

Page 24: D. Membaca intensif

Pemahaman Merupakan Proses Konstruktivis SosialTeori konnstruktivisme memandang pemahaman dan penyusunan bahasa sebagai suatu proses membangun. Menurut Cox (1999), siswa terus membangun makna baru pada dasar penngetahuan sebelumnya yang mereka miliki untuk proses komunikasi.Andersen dalam McLaughlin & Allen (2002): kaum konstruktivis yakin bahwa siswa membangun pengetahuan dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.

Page 25: D. Membaca intensif

Dalam membaca, konsep ini direfleksikan pada perkembangan belajar berdasarkan skema, yaitu belajar terjadi apabila informasi baru diintegrasikan dengan apa yang diketahui.

McLaughlin & Allen (2002) menjelaskan bahwa konstruktivisme dimanifestasikan di dalam kelas yang dicirikan oleh siswa yang dapat membangkitkan gagasan-gagasan, pemilihan sendiri, kreativitas, interaksi, berpikir kritis, dan konstruksi atau membangun makna secara pribadi.

Page 26: D. Membaca intensif

Menurut Cox (1999), konstruktivisme mengaplikasikan belajar bahasa dalam 4 cara berikut:1) Pembaca membangun makna dengan aktif

ketika mereka membaca daripada hanya menerima pesan secara pasif.

2) Teks tidak mengatakan semuanya; pembacalah yang mengambil informasi dari teks;

3) Satu teks tunggal dapat mempunyai makna banyak karena adanya perbedaan antara pembaca dan konteks;

4) Membaca dan menulis merupakan proses konstruktif.

Page 27: D. Membaca intensif

Strategi dan Keterampilan Pemahaman

1) Peninjauan: mengaktifkan latar belakang pengetahuan memprediksi dan menyusun tujuan;

2) Membuat pertanyaan sendiri: pertanyaan yang dibuat digunakan sebagai pemandu membaca;

3) Membuat hubungan: menghubungkan teks dengan dirinya sendiri, terutama dengan pengetahuan yang dimilikinya;

4) Memvisualisasikan: menciptakan gambaran mental sambil membaca;

5) Mengetahui bagaimana kata-kata menjadi kalimat bermakna;

6) Memonitor: dapatkah teks dipahami dengan baik?7) Meringkas8) Mengevaluasi

Page 28: D. Membaca intensif

Tingkatan Pemahaman Bacaan1) Barret (1968) membagi pemahaman atas

beberapa tingkat:2) Literal: memahami informasi tersurat dalam

teks;3) Mengorganisasikan kembali: mendapatkan

informasi dan mengolah kembali dalam bentuk baru;

4) Pemahaman inferensi: membuat kesimpulan atau rumusan;

5) Penilaian: menganalisis dan menilai informasi;6) Penikmatan: menikmati dan menghayati bahan.

Page 29: D. Membaca intensif

Smith (1969) membagi tingkatan pemahaman atas 4 tahap:1) Literal: mendapatkan makna langsung dari teks;2) Tafsiran: menambah makna yang diberikan oleh

penulis;3) Kritikan: menilai dan mengemukakan

pandangan terhadap teks;4) Kreatif: pembaca mengemukakan ide baru yang

bersumber dari teks.