20
LAPORAN RESMI ELEKTRONIKA ANALOG PRAKTIKUM Ke 2 KOMPARATOR Disusun Oleh NAMA : Brian Raafiu NRP : 6912040039 TO 3B TGL TES : 9 Desember 2013 DOSEN 1 : Ir. Sustiyadi P M.T DOSEN 2 : Ryan Yudha A S.ST LABORATARIUM KONTROL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA TEKNIK OTOMASI 2013

Comparator laporan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Electronica analog comporator LM324

Citation preview

Page 1: Comparator laporan

LAPORAN RESMI

ELEKTRONIKA ANALOG PRAKTIKUM Ke 2

KOMPARATOR

Disusun Oleh

NAMA : Brian Raafiu

NRP : 6912040039 TO 3B

TGL TES : 9 Desember 2013

DOSEN 1 : Ir. Sustiyadi P M.T

DOSEN 2 : Ryan Yudha A S.ST

LABORATARIUM KONTROL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA TEKNIK OTOMASI

2013

Page 2: Comparator laporan

LAPORAN PRAKTIKUM KE-2

ELKA ANALOG RANGKAIAN KOMPERATOR

1.1 TIU :

1. Mahasiswa mampu membuat alat rangkaian komperator dengan IC LM324

2. Peserta praktikum dapat mensumulasikan komeprator dengan simulator proteus

1.2 TIK :

1. Peserta praktikum dapat membuktikan komperator secara real 2. Peserta praktikum dapat memahami prinsip kerja komperator

dengan hasil pada rangkaiannya 3. Peserta praktikum dapat memahami prinsip kerja komperator

dengan hasil pada ossiloscope

Page 3: Comparator laporan

1.3 DASAR TEORI

Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penfuat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional:

Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi m`sukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal: 1. Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ¥- 2. Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0 3. Hambatan masukan (input resistance) RI = ¥ 4. Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0 5. Lebar pita (band width) BW = ¥ 6. Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik 7. Karakteristik tidak berubah dengan suhu Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki

Page 4: Comparator laporan

karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp. Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan padanya seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka adalah: AVOL = Vo / Vid = - ¥ AVOL = Vo/(V1-V2) = - ¥ Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB). Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga VOO = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR (common mode rejection) ideal. Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOO biasanya berharga sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi cukup besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0. Apabila hal ini tercapai. Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 kW hingga 20 MW, tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka hambatan masukan Op Amp akan meningkat.

Page 5: Comparator laporan

Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan. Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar, maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar. Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan keluaran RO Op Alp adalah = 0. Apabla hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran yang kecil sangat diharapkan. Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal. Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan. Sebagian besar Op Amp sebagian memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga harus didukung kolponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja dengan baik. Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah. Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak langsung berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro detik hal ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan. Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal, karakteristiknya tidak

Page 6: Comparator laporan

berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan. KOMPARATOR Komparator adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan dua nilai kemudian memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Komparator bisa dibuat dari konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua input pada Op Amp pada kondisi open-loop, maka Op Amp akan membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan pada saluran masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau saturasi negatif (-Vsat). Sebuah rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan tegangan yang masuk pada satu saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang disebut tegangan referensi. Tegangan output berupa tegangan high atau low sesuai dengan perbandingan Vin dan Vref. Dan berikut adalah rangkaian komparator sederhana. Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah sebesar :

V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan – Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan + Vsupply. Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi + Vsupply. Untuk op-amp yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp untuk komparator biasanya menggunakan op-amp dengan tipe LM324 yang banyak di pasaran. Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin dan −Vin masing-masing menyatakan amplitudo sinyal input tak membalik dan input membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah +Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+ +Vin < −Vin maka Vo = Vsat− Keterangan: +Vin = Amplitudo sinyal input tak membalik (V) −Vin = Amplitudo sinyal input membalik (V) Vsat+ = Tegangan saturasi + (V)

Page 7: Comparator laporan

Vsat− = Tegangan saturasi - (V) Vo = Tegangan output (V) IC LM324 merupakan IC Amplifier, IC ini mempunyai 4 buah op-amp yang berfungsi sebagai comparator. IC ini mempunyai tegangan kerja antara +5v sampai +15v untuk +Vcc dan -5v sampai -15v untuk –Vcc. Adapun definisi dari masing-masing pin IC LM324 adalah sebagai berikut:

a.)Pin 1,7,8,14 (Output)

merupakan sinyal output

b.)Pin 2,6,9,13 (Inverting Input)

Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang berkebalikan dari input

c.)Pin 3,5,10,12 (non Inverting Input)

Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang sama dengan input (tidak berkebalikan)

d.)Pin 4 (+Vcc)

Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5V sampai +15V

e.)Pin 11 (-Vcc)

Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara -5V sampai -15V

Page 8: Comparator laporan

2.1 ALAT PERCOBAAN

1. PCB plat double layer

2. Resistor 100Ohm , 1kOhm,

3. Solder

4. Timah

5. Kabel Jumper

6. IC LM 324

7. TERMINAL

8. HCL dan H2O

9. Bor

10. Ossiloscope

2.2 MEODE PERCOBAAN

1. Buat rangkaian komperator pada eagle / protel atau pada yang lainnya .

2. Sablon ke PCB double layer 3. Ecing pcb yang sudah di sablon 4. Setelah jadi masukan komponen 5. Solder dengan trik yang benar 6. Tes ke ossiloscope

Page 9: Comparator laporan

3.1 RANGKAIAN

Page 10: Comparator laporan
Page 11: Comparator laporan
Page 12: Comparator laporan

3.2 HASIL PERCOBAAN

Page 13: Comparator laporan
Page 14: Comparator laporan
Page 15: Comparator laporan
Page 16: Comparator laporan

4.1 PEMBAHASAN

Pada percobaan komperator ini mutlak alat kami berhasil pada tgl 9 desember 2013 kita dapatkan hasil pada simulasi ossiloscpe Inverting histerisis dan Non Inverting histerisis . Ini dibuat dengan menggunakan IC LM 324. Komperator sendiri rangkaian yang berfungsi untuk membandingakan 2 hasil ..mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil.Hasil komperasi pada 2 hasil 2 tegangan dari satu saluran masukan menghasilkan tegangan saturasi positif +Vsat dan tegangan satu rasi negative –Vsat.

Pada kesimpulannya prinsip dari komperator adalah

+Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+

+Vin < −Vin maka Vo = Vsat−

Dengan rangkain menggunakan mulai awal resistor 100Ohm denga 1kOhm yang dihasilkan sempurana pada gambar yang telah diberikan . Dan fungsional Trimpot adalah untuk menghasilkan tahanan yang berbeda sehingga membuat tegangan dapat dibandingkan

4.2 PERTANYAAN

1. Hasil perhitungan a. Vut ? b. Vlt ? c. Vh ?

2. Hasil pengukuran a. Vut ? b. Vlt ? c Vh ?

3. % error ?

4. Analisa dan Kesimpulan ?

Page 17: Comparator laporan

4.3 JAWAB PERTANYAAN

1.) Rangkaian komparator pada praktikum ke dua ini menggunakan histerisis, tujuan dari histerisis ini agar sistem tidak berguncang dan output dari keluaran komparator tidak mengalami noise (gangguan). Komparator dapat difungsikan dengan dua mode, yakni mode invertig dan non-inverting.

KomparatorLM324 pada pembahasan awal ini digunakan dengan mode inverting sehingga saat Vin (output sensor) > Vreferensi maka Vout ≈ GND begitu pula dengan sebaliknya jika saat Vin (output sensor) < Vreferensi maka Vout ≈ VCC.

Berikut tegangan acuan Upper Trip Point (UTP) dan Low Trip Point (LTP) pada

rancangan komparator histerisis. B = R2

R1 + R2 B = 100 ohm : (1000+100) B = 0,09

Jika Vreferensi = 2,5 volt ; Vjen = 5 volt maka: Bila keluarannya mengalami kejenuhan positif, tegangan acuan tak membalik adalah VUTP = Vreferensi + ( BVjen )

= 2,5 + ( 0,09 x 5 ) = 2,5 + 0,45 = 2,95 V

Bila keluarannya mengalami kejenuhan negatif, tegangan acuan tak membalik adalah VLTP = Vreferensi – ( BVjen )

= 2,5 – ( 0,09 x 5 ) = 2,5 – 0,45 = 2,05 V

Page 18: Comparator laporan

JAWAB no 2

Page 19: Comparator laporan

HASIL pengukuran

Vut = 4,25 x 0,5 Vlt = 4,15 x 0,5

= 2,125V = 2,075 V

Persentase error

%error = (Vut perhitugan – V utpengukuran : V pengukuran ) x 100%

= [(2,95 – 2,125):2,125] x 100%

= 39,15 %

Page 20: Comparator laporan

ANALISA

Dari percobaan ke dua ini dapatkan hasil pengamatan analisis dari view ossiloscop yang menerangkan tentangtegangan histerisis. Namun pada kenyataannya percobaan ini membutuhkan waktu yang panajang, akibat dari antri alat simulasi. Sekali tes pun alat kami tidak mendapatkan kendala apapun. Dan dapat membca tegangan histerisis yang menampilkan tegangan Vut maupun Vlt . dan V in maupun V out V referensi .