151
Master Guide Reinforcement 1 DAFTAR ISI Daftar Isi ………………………………………………………………………………………….. 1 Kata Pengantar………………………………………………………............................................. 2 Kode Etik Master Guide………………………………………………………………………...... 3 Kode Etik Pecinta Alam………………………………………………………………………...... 4 Perencanaan Perjalanan…………………………………………………………………………... 5 Peralatan dan Perbekalan Perjalanan……………………………………………………………... 13 Kesehatan Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat…………………………………………... 20 Mengatasi Henti Nafas dan Henti Jantung………………………………..................................... 23 Teknik Membalut dan Evakuasi………………………………………………………………...... 36 Navigasi Darat……………………………………………………………..................................... 40 Teknik Peta Kompas……………………………………………………….................................... 45 GPS (Global Positioning System)…………………………………………………………….….. 49 Ilmu Penaksiran…………………………………………………………………………………... 51 Survival…………………………………………………………………………………………… 57 Shelter dan Bivak………………………………………………………………………………… 60 Membuat Api……………………………………………………………………..………….….... 63 Pengetahuan Pisau dan Kampak………………………………………………………………….. 65 Jerat dan Perangkap………………………………………………………………………………. 66 Air……………………………………………………………………………………….………… 69 Cara Mendapatkan air…………………………………………………………………………….. 71 Botani dan Zoologi………………………………………………………………………………... 73 Panjat Tebing…………………………………………………………………………………….... 78 Teknik Pemanjatan………………………………………………………………………………... 104 Teknik Turun/Rappeling……………………………………………………………………….…. 106 Olah Raga Arus Deras……………………………………………………………………………. 107 Teknik Penyeberangan………………………………………………………………………….… 118 Search and Rescue……………………………………………………………………………….... 123 Komunikasi Lapangan…………………………………………………………………………….. 129 Manajemen Bencana…………………….………………………………………………………... 132 Tanggap Darurat…………………………………………………………………………………... 141 Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….…. Lampiran……………………………………………………………………………………….…. 146 147

Buku pintar mgr

Embed Size (px)

Citation preview

Master Guide Reinforcement 1

DAFTAR ISI

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………….. 1

Kata Pengantar………………………………………………………............................................. 2

Kode Etik Master Guide………………………………………………………………………...... 3

Kode Etik Pecinta Alam………………………………………………………………………...... 4

Perencanaan Perjalanan…………………………………………………………………………... 5

Peralatan dan Perbekalan Perjalanan……………………………………………………………... 13

Kesehatan Perjalanan dan Penanganan Gawat Darurat…………………………………………... 20

Mengatasi Henti Nafas dan Henti Jantung………………………………..................................... 23

Teknik Membalut dan Evakuasi………………………………………………………………...... 36

Navigasi Darat……………………………………………………………..................................... 40

Teknik Peta Kompas……………………………………………………….................................... 45

GPS (Global Positioning System)…………………………………………………………….….. 49

Ilmu Penaksiran…………………………………………………………………………………... 51

Survival…………………………………………………………………………………………… 57

Shelter dan Bivak………………………………………………………………………………… 60

Membuat Api……………………………………………………………………..………….….... 63

Pengetahuan Pisau dan Kampak………………………………………………………………….. 65

Jerat dan Perangkap………………………………………………………………………………. 66

Air……………………………………………………………………………………….………… 69

Cara Mendapatkan air…………………………………………………………………………….. 71

Botani dan Zoologi………………………………………………………………………………... 73

Panjat Tebing…………………………………………………………………………………….... 78

Teknik Pemanjatan………………………………………………………………………………... 104

Teknik Turun/Rappeling……………………………………………………………………….…. 106

Olah Raga Arus Deras……………………………………………………………………………. 107

Teknik Penyeberangan………………………………………………………………………….… 118

Search and Rescue……………………………………………………………………………….... 123

Komunikasi Lapangan…………………………………………………………………………….. 129

Manajemen Bencana…………………….………………………………………………………... 132

Tanggap Darurat…………………………………………………………………………………... 141

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….….

Lampiran……………………………………………………………………………………….….

146

147

Master Guide Reinforcement 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rakhmat-Nya Buku

Pintar Pelatihan Master Guide Reinforcement ini bisa diselesaikan.

Buku Pintar Pelatihan Master Guide Reinforcement ini disusun dari berbagai sumber, baik yang berupa

buku, ataupun pengalaman-pengalaman yang penyusun peroleh sendiri selama mengikuti Master

Guide Reinforcement baik sebagai peserta maupun sebagai panitia sejak tahun 2007.

Adapun tujuan dari diterbitkannya Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini yaitu untuk

mempermudah Siswa Master Guide Reinforcement dan para Master Guide maupun Calon Master

Guide yang membaca Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini memahami isi dari tiap materi yang

diberikan sehingga bisa mengurangi kesalahan penafsiran yang mungkin terjadi.

Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini tidak bisa memberikan pengetahuan yang cukup dan

memadai bagi siswa Master Guide Reinforcement guna berpetualang di alam bebas. Hanya dengan

latihan yang kontinyu buku ini dapat terasa manfaatnya.

Terima kasih tidak lupa saya sampaikan kepada Pdt. K.R Sagala sebagai Direktur Pemuda Advent

UIKB, Pdt Jacky P. Runtu sebagai Direktur Pemuda Avent Konferens DKI Jakarta dan Sekitarnya, dan

Kakak-kakak Master Guide mulai dari Situ Pendiri, Situ Perintis, Sahabat Rimba dan Semut Gunung

atas dukungan yang diberikan dalam menyusun Buku Pintar Master Guide Reinforcement ini.

Akhirnya, saya sampaikan kepada para siswa Master Guide Reinforcement, semoga dapat

menyelesaikan dengan baik semua tahapan yang harus dijalani selama mengikuti Master Guide

Reinforcement, dan tetap berpegang teguh pada tujuan anda menjadi seorang Master Guide, yaitu :

”Keselamatan dan Pelayanan”

Penyusun

MG. Robert F. Damaling

MG-01036-0407

Master Guide Reinforcement 3

KODE ETIK MASTER GUIDE

“Keselamatan dan Pelayanan”

Dengan rahmat Tuhan Serwa sekalian alam, saya akan menggunakan setiap

atribut dan pelatihan yang saya terima sebagai Master Guide yang baik

dan manusiawi.

Menuntun anak muda kepada kehidupan yang Allah kehendaki di Alkitab.

1. Menyediakan kepemimpinan dan bimbingan pada anak muda dimana saya

berada.

2. Meneladani hidup Yesus yang menuntun pada kedamaian dan kegembiraan.

3. Saya akan berusaha meningkatkan pelayanan saya dan pengabdian diri

kepada Tuhan dalam setiap tanggung jawab dimana saya dipanggil untuk

melaksanakannya.

4. Saya akan mencoba bekerja dengan giat untuk menyelamatkan anak muda

dimana saja saya berada.

5. Melayani dengan setia disemua bidang pelayanan yang dipercayakan gereja.

6. Mempergunakan waktu dan tenaga saya untuk memelihara kehidupan anak

muda.

7. Menyelidiki metode – metode baru dan bermanfaat bagi anak muda zaman

ini.

8. Membangkitkan semangat anak muda untuk memberikan hidup mereka

untuk pelayanan pemimpin besar mereka

Kiranya Tuhan menolong saya dan memenuhi saya dengan kuasanya

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai Master

Guide hari ini dan selama lamanya Amin.

Master Guide Reinforcement 4

KODE ETIK PECINTA ALAM

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa

Pecinta Alam Indonesia adalah (sebagian) bagian dari masyarakat Indonesia sadar

akan tanggung jawab kepada Tuhan, Bangsa, dan Tanah Air

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa Pecinta Alam adalah sebagian dari makhluk

yang mencintai alam sebagai anugerah Yang Maha Kuasa

Sesuai dengan hakekat diatas, kami dengan kesadaran menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai

dengan kebutuhannya

3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah air

4. Menghormati Tata Kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta

menghargai manusia dan kerabatnya

5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara Pecinta Alam sesuai dengan

Azas Pecinta Alam

6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian

terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air

7. Selesai

Disyahkan bersama dalam

Gladian Nasional ke-4

Ujung Pandang, 1974

Master Guide Reinforcement 5

asrat untuk berpetualang di alam terbuka menyebabkan para penggiatnya melakukan

berbagai kegiatan petualangan dan perjalanan, mulai dari pendakian gunung, penyusuran

pantai, pengarungan sungai berarus deras, sampai dengan perjalanan .besar. yang sering

disebut ekspedisi. Berbagai tujuan melandasi perjalanan tersebut, mulai perjalanan

eksplorasi, survei, maupun hanya sekedar jalan-jalan. Semua jenis perjalanan tersebut memerlukan

persiapan yang baik, mengingat kondisi alam yang apabila tidak dapat kita atasi dengan baik akan

membawa kita pada keadaan yang membahayakan jiwa.

Namun sebaliknya, jika bermacam rintangan dapat kita atasi, maka akan memberikan semacam

kenikmatan dan kepuasan berpetualang.

Dalam upaya mengatasi kondisi alam yang selalu berubah itu, sebelum melakukan suatu perjalanan

kita wajib melakukan perencanaan yang matang. Bagaimana kira-kira medan yang akan kita hadapi,

bagaimana cuacanya, bagaimana cara mengatasinya, apa yang akan kita makan disana, segalanya harus

dipikirkan masak-masak. Perencanaan perjalanan yang matang akan membantu kita mengatasi segala

macam hambatan yang mungkin timbul.

KEMAMPUAN BAGI PENGGIAT ALAM TERBUKA

Banyak kecelakaan yang terjadi dalam kegiatan alam terbuka (KAT) yang disebabkan oleh kurangnya

pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh penggiatnya. Sesungguhnya hal ini dapat dihindari

dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkegiatan dialam terbuka sehingga mempunyai

kemampuan yang memadai.

Collin Mortlock, seorang pakar pendidikan alam terbuka mengkategorikan kemampuan yang

diperlukan oleh para penggiat di alam terbuka sbb:

1. Kemampuan Teknis, yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi

penggunaan perlengkapan.

2. Kemampuan kebugaran, mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu,

kebugaran jantung dan sirkulasinya, serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan

lingkungan alam.

3. Kemampuan kemanusiaan, yaitu pengembangan sikap positif kesegala aspek untuk meningkatkan

kemampuan. Hal ini mencakup determinasi, percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisis diri,

kemandirian, serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.

4. Kemampuan pemahaman lingkungan, yaitu pengembangan kewaspadaan terhadap bahaya dari

lingkungan yang spesifik.

Keempat kemampuan tersebut tidak mudah untuk dikuasai dengan baik. Namun perlu diingat bahwa

penguasaan kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam berkegiatan dialam terbuka.

Konsep keempat kemampuan itu mungkin lebih sederhana kalau kita kaitkan langsung dengan kegiatan

kita mempersiapkan diri untuk melakukan kegiatan di alam terbuka seperti perjalanan pendakian

gunung.

H PERENCANAAN PERJALANAN

Master Guide Reinforcement 6

TAHAPAN PERENCANAAN PERJALANAN

Adapun tahap - tahap perencanaan perjalanan adalah sebagai berikut :

1. Pembekalan kemampuan memilih, mengatur, serta menggunakan peralatan, perlengkapan dan

perbekalan selama perjalanan seperti kemampuan teknis menggunakan peta dan kompas,

kemampuan berbivak, membuat api, dsb.

2. Pembekalan kemampuan fisik yang prima. Untuk itu diperlukan latihan fisik yang bisa menjaga

dan meningkatkan kebugaran.

3. Pembekalan mental sehingga siap untuk menghadapi tantangan dan kegiatan berat dialam.

Kekuatan mental ini hanya dapat ditumbuhkan dari dalam diri sendiri.

4. Pembekalan pemahaman yang baik terhadap kondisi alam yang akan dihadapi. Mencakup

bagaimana memilih waktu berkegiatan yang tepat disesuaikan dengan kondisi alam dan

lingkungan.

FAKTOR PERENCANAAN PERJALANAN

1. Faktor Alam

Mencakup pemahaman mengenai lokasi tujuan, medan yang akan ditempuh, iklim di daerah yang

akan dituju, dan hal lain yang berkaitan dengan lingkungan. Pengantisipasian hal ini adalah dengan

melakukan studi literatur yang baik, analisis peta, pengumpulan informasi dari pemerintah

setempat.

2. Faktor Peserta

Merupakan hal yang berhubungan dengan personil peserta perjalanan, mencakup pemilihan

personil, leader, hierarki, diskripsi kerja dan tanggung jawab masing-masing, serta kemampuan

setiap peserta perjalanan.

3. Faktor Penyelenggaraan

Mencakup faktor teknis, non teknis, serta semi teknis.

Faktor teknis

Berhubungan langsung dengan tingkat kesulitan medan. Beberapa hal yang termasuk didalamnya

yaitu penyiapan kemampuan personil, skenario dan sistem operasi, sistem pendokumentasian, serta

hal yang berkaitan dengan masalah safety.

Faktor non teknis

Daya dukung operasi yang tidak berhubungan dengan tingkat kesulitan medan. Mencakup masalah

administrasi organisasi dan pendukung operasi global.

Faktor semi teknis

Faktor ini hanya terdapat dalam ekspedisi-ekspedisi besar dan kompleks. Berhubungan langsung

dengan tingkat kesulitan medan tapi bersifat non teknis. Misalnya masalah komunikasi, base camp

team, advance-team, take in & out team, rescue team, dsb.

Master Guide Reinforcement 7

PERENCANAAN KEGIATAN

Kegiatan akan dapat berjalan dengan baik apabila mulai dari awal suatu kegiatan telah direncanakan

baik yang bersifat teknis maupun non teknis.

Suatu rencana yang baik akan membagi kegiatan tersebut menjadi sejumlah tahapan yang mengacu

pada waktu yang tersedia dan cakupan pekerjaan. Keterlambatan dapat terjadi karena harus menunggu

selesainya tahapan dan ketidak tahuan kapan pekerjaan lain dapat dimulai.

Rencana kegiatan tersebut dapat bervariasi tergantung bentuk kegiatan yang akan dilakukan.

Contoh : Jadwal Persiapan Dalam Perjalanan Kecil

Gambaran diatas tidak menunjukkan waktu, karena hanya menekankan pada gambaran kerjanya.

Setelah rencana kerja tersebut dibuat baru kemudian dapat dibuat skedul waktu (time skedul) untuk

kegiatan tersebut.

Untuk suatu perjalanan yang telah sering dan tidak terlalu rumit dilakukan, tahapan-tahapan diatas

secara otomatis kita lakukan.

Leave No Trace

Ketrampilan Leave No Trace dirancang untuk hujan tropis di Amerika Latin. Konsep

dasarnya berlaku pada hampir semua daerah tropis lainnya, dan dapat digunakan

sebagai dasar untuk mengembangkan petunjuk pada lokal Leave No Trace.

Prinsip Leave No Trace ini direkomendasikan sebagai tuntunan untuk

meminimalkan bekas-bekas kehadiran anda di keindahan alam bebas serta daerah yang dilindungi di

hutan hujan tropis.

Leave No Trace Program adalah Pendidikan yang dirancang untuk memperkecil dampak sosial dan

dampak lingkungan itu dalam area ini dan didasarkan pada prinsip sebagai berikut:

Prinsip Leave No Trace

Perencanaan dimuka dan persiapan

Berkemah dan berpergian diatas permukaan tanah yang tahan dan awet

Berkemaslah luar dalam (tidak hanya barang di ransel anda saja)

Master Guide Reinforcement 8

Buanglah kotoran dengan benar

Biarkan apa yang ada temukan

Minimkan penggunakan dan akibat dari api unggun

Latihlah diri untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan perjalanan

Rencana kedepan dan Persiapan

Disainlah perjalanan anda dengan hati-hati agar cocok dengan tujuan dan tingkat pengetahuan outdoor

anda, ini merupakan langkah yang pertama dalam PERSIAPAN. Perjalanan ke hutan tropik yang

dipersiapkan dengan cermat akan lebih selamat, menyenangkan dan baik pada lingkungan.

Pilih tujuan atau maksud yang layak.

Untuk perjalanan backpacking yang lebih advance, bawalah makanan yang cukup, air dan shelter yang

harus cukup untuk diri sendiri. Hindarilah perencanaan perjalanan yang over ambisius atau terlalu sulit,

sehingga anda mempunyai energy untuk lebih pemeliharaan lingkungan alam disekitar anda.

Kenal daerah dan apa yang akan dihadapi.

Tanyakanlah pada penduduk setempat mengenai keadaan medannya, cuaca, peraturan dan kehidupan

liar yang terdapat didaerah yang akan dikunjungi. Informasi ini akan sangat membantu anda dalam

perencanaan rute anda serta juga pakaian, peralatan, air, bahan bakar dan makanan. Petugas PPH atau

jagawana juga merupakan sumber informasi yang bagus tentang kebiasaan penduduk setempat.

Gunakanlah visitor center atau informasi yang tersedia lainnya.

Dapatkan ijin dan ikuti aturan badan yang berwenang

Badan yang mengelola daerah yang dilindungi bekerja keras menyediakan informasi dan melindungi

daerah tersebut. Dengan mengikuti aturan dan anjuran tentang dimana dan bagaimana cara melakukan

perjalanan dan berkemah, maka anda secara tidak langsung telah ikut melindungi flora dan fauna pada

daerah yang dilindungi ini.

Saat mengunjungi alam bebas (daerah yang agak jauh dari peradaban) Praktekan dengan keras tehnik

Leave No Trace. Karena area yang jauh tersebut akan meningkatkan kemampuan anda dalam

berpetualang dengan soliter, perjalanan di daerah ini juga lebih memerlukan usaha dan kemampuan.

Pada perjalanan multi day backpack atau perjalanan di sungai, tempat mendirikan tenda yang tertentu

sangat susah untuk dijumpai dan akan terserah pada anda untuk mendirikan dan merubuhkan areal

camping Leave No trace anda.

Kunjungan dalam group kecil.

Dan jika mungkin, selama musim atau hari-hari dimana tingkat kunjungan sedikit. Group kecil akan

lebih tenang, lebih personal dan akan tidak begitu terlihat pada orang lain dan binatang liar.

Cobalah untuk memperhatikan jumlah group anda dalam perjalanan hiking atau tour alam bebas.

Kenali aturan local mengenai jumlah maksimal dalam satu grup sebelum melakukan perjalanan.

Jika akan mendirikan tenda, pilihlah tempat yang cukup luas untuk menampung keseluruhan grup

Master Guide Reinforcement 9

tanpa memperlebar ukuran dari campsites atau membuka areal camp sites baru. Jika cara ini tidak

mungkin, pecahlah kelompok jadi beberapa kelompok dan dirikan tenda ditempat terpisah.

Pilih peralatan dan pakaian yang layak.

Untuk membantu anda untuk tidak meninggalkan jejak (Leave No Trace), bawalah peralatan yang

serba guna dan hanya bawa yang benar-benar kamu butuhkan. Kompor camping yang ringan dan

portable shelter seperti tenda yang free standing, akan memberikan anda fleksibilitas dalam pemilihan

tempat camping yang tidak mudah rusak. Dimanapun anda pergi di alam bebas, skop tangan kecil yang

untuk berkebun akan sangat berguna untuk menggali lobang guna menguburkan kotoran manusia untuk

meminimalkan impact yang terjadi pada lingkungan sekitar.

Bungkus ulang makanan

Jika anda akan menyediakan sendiri makanan untuk perjalanan anda, rencanakan makanan anda

dengan hati-hati untuk mengurangi sampah yang akan anda bawa ke alam bebas. Bungkus ulang

makanan yang dipacking dengan kotak, botol dan kaleng kedalam kantong isi ulang atau kantong

plastik, ini akan mengurangi berat dan tempat.

Stay safe.

Dengan memelihara diri sendiri dan group anda saat perjalanan di alam bebas, anda akan berada pada

posisi melindungi lingkungan. Berhati-hatilah pada perjalanan anda dan kemampuan camping serta

juga kelompok anda, sehingga anda tetap bisa terkontrol. Peliharalah jalan setapak yang anda gunakan

jangan potong kompas (memotong jalan setapak yang telah ada), gunakanlah peta dan kompas.

Bawalah P3K kit dan kenali cara penggunaannya. Tinggalkan copy dari rencana perjalanan anda pada

orang yang anda kenal.

Pack It in, Pack It Out

Pertimbangkanlah kata-kata " Leave No Trace" sebagai tantangan untuk membawa kembali semua

yang anda bawa masuk hutan. Apakah anda melakukan perjalanan dengan kaki, mobil atau kapal,

bungkus semua sampah anda dan buanglah kedalam tong sampah atau tempat pembuangan yang resmi.

Lebih baik lagi jika anda mau untuk mengambil sampah yang anda temukan di sepanjang perjalanan

dan biarkan tanah dan air tetap bersih saat anda menemukannya.

Buang kotoran manusia dengan benar.

Untuk menghindari polusi pada sumber air, penyebaran penyakit, atau pengalaman yang tidak

menyenangkan pada orang lain di belakang kita. Dan jika ditemukan adanya toilet yang tersedia,

gunakanlah fasilitas tersebut.

Master Guide Reinforcement 10

Empat petunjuk untuk membuang kotoran manusia:

• Hindari mencemarkan sumber air

• Hindari kontak dengan serangga dan binatang

• Maksimal breakdown

• Minimalkan kemungkinan dari dampak social

Catholes

Cara ini adalah cara yang selalu digunakan dalam pembuangan kotoran manusia saat toilet atau kakus

tidak tersedia. Lubang ini harusnya berada jauh dari pada sumber air, jalan setapak, campsites dan

daerah lain yang mungkin akan dilewati oleh aliran air hujan. Sebagai petunjuk umum, gali lobang

dengan jarak 20 meter dari jenis-jenis lokasi diatas. Tempat ini haruslah tersembunyi dari lalu lalang

orang-orang. Lobang ini haruslah berjauhan satu sama lain, jadi carilah dengan cermat lokasi

pembuangan ini selama dalam perjalanan anda.

Untuk penampungan yang cukup terhadap kotoran manusia dalam lubang ini, pilihlah tempat yang

berupa tanah atau humus organic dari pada tempat yang berpasir. Galilah lubang kira-kira dengan

dalam 20cm dan lebar 15 cm. Hati-hati jangan sampai merusak akar pohon sewaktu menggali.

Untuk penutup lubang tutup lagi dengan tanah galiannya dan buatlah tersamar dengan menutupi

atasnya dengan bahan-bahan alami (daun dan ranting yang gugur).

Hindarilah membuang kotoran kedalam sungai atau aliran air. Menutupi kotoran dengan batu juga

bukanlah penyelesaian yang baik. Penanganan yang buruk terhadap lubang kotoran akan menyebabkan

kemungkinan ditemukan oleh pengunjung lain, sebagai tambahan menutup lubang dengan batu akan

menjadikan proses pembusukan dan penghancuran kotoran berjalan lama karena terbatasnya

kelembaban dan panas.

Urine:

Air seni hanya mempunyai sedikit efek pada tumbuhan atau lahan dan sedikit saja ancamannya kepada

kesehatan manusia. Sebagai sedikit perhatian pada pengunjung lain, saat buang air kecil menjauhlah

dari orang lain, jalan setapak, area camp. Menuangkan air diatas air seni akan mengurangi baunya.

Toilet paper

Pergunakan kertas toilet yang non-dyed, non perfume. Toilet paper adalah sampah dan bungkuslah

dengan plastik untuk menghilangkan baunya.

Atau mengubur toilet paper lebih baik ketimbang membiarkannya dipermukaan tanah, tapi tidak

disarankan karena mengubur toilet paper akan butuh waktu lama untuk hancur, bahkan kadang akan

muncul keluar atau di gali dan dirobek-robek oleh binatang.

Minimalkan penggunaan sabun dan sisa makanan pada air buangan

Untuk menghindari tercemarnya sumber air saat mencuci baju atau piring anda. Sabun hendaknya tidak

masuk ke dalam telaga atau sungai kecil, jadi gunakanlah dengan hati-hati dan hanya seperlunya.

Master Guide Reinforcement 11

Jika mandi, basahilah badan terlebih dahulu dan kemudian saat memakai sabun dan membilas badan

lakukan jauh dari sumber air (kira-kira 60 meter). Prosedur ini memfilter sabun dari air bilasan sebelum

mencapai sumber air. Mencuci baju juga usahakan menjauh dari sumber air.

BIARKAN APA YANG ANDA JUMPAI

Orang-orang datang ke alam bebas adalah untuk menikmati kondisi alami dan pengalaman di

lingkungan yang menghasilkan kejuatan dan tantangan. Membuat orang-orang merasakan kesendirian

dan menemukan dan membiarkan kehidupan liar, tumbuhan, batu karang, artifak arkeologi dan objek

menarik lainnya tanpa mengganggunya. Istilah popular untuk ini adalah " Take nothing but picture;

leave nothing but footprints."

MINIMALKAN PENGGUNAAN DAN DAMPAK DARI API

Leave No Trace mendorong anda untuk membatasi penggunaan api dan menganjurkan untuk memasak

dengan menggunakan kompor portable dengan jenis bahan bakar apapun. Api yang dibuat dengan

ceroboh akan mengancam bentuk alami dan keseimbangan ekologi dari tempat tersebut karena

pemakaian dari kayu-kayunya, dan menyebabkan kebakaran hutan. Banyak tempat yang dilindungi

melarang untuk membuat api unggun atau mengijinkannya pada tempat tertentu. Pertimbangkanlah

walaupun anda membutuhkan api unggun. Sweater, raincoat dan kompor portable yang ringan akan

mengurangi kebutuhan akan api unggun. Kompor merupakan perlengkapan yang dianjurkan untuk

mengurangi dampak camping karena portablenya, cepat untuk memasak dan tidak meninggalkan

dampak pada camp site.

Jika anda tetap harus memilih membuat api, ada alternative baru pada metode pembuatan api yang

membuat anda bisa tetap mempraktekkan Leave No Trace etika.

Ada lima konsep untuk diingat saat membuat api :

1. Ketahuilah Regulasi dan kondisi cuaca

Hindari membuat api saat berangin atau di daerah yang kering. Selalu ingat bahwa api unggun

untuk beberapa daerah hanya diijinkan pada tempat-tempat tertentu.

2. Pilih lokasi yang tahan lama terhadap api

Carilah permukaan yang benar-benar tahan terhadap panas dan api dari api unggun. Jika ada,

buatlah api pada tempat yang tersedia, dan bersihkan sisanya untuk pengguna berikutnya.

3. Gunakan pohon mati dan pohon rubuh

Api unggun seharusnya dibuat ditempat banyak tersedianya kayu dan berlimpah. Kumpulkan

cabang dan ranting pohon yang berserakan ditanah. Mematahkan ranting dan dahan dari pohon

akan merusak pohon tersebut dan meninggalkan guratan yang akan memberikan dampak negatif

pada pemandangan sekitarnya. Luangkanlah waktu untuk berjalan beberapa menit dari lokasi camp

dan kumpulkanlah kayu diarea yang luas dan jangan sampai membuat suatu area menjadi kosong

dari ranting-ranting dan dahan yang berserakan ditanah ini juga akan berpengaruh terhadap humus

dan permukaan tanah. Gunakan kayu kecil, kayu bakar hendaknya besar diameternya tidak lebih

Master Guide Reinforcement 12

dari pergelangan tangan orang dewasa. Kayu dengan ukuran ini bisa dipatahkan menjadi berbagai

ukuran yang sesuai dengan kebutuhan, dan akan lebih mudah terbakar hingga menjadi abu.

4. Bakarlah api unggun anda hingga sampai menjadi abu

Disaat bekas api unggun mulai dingin untuk disentuh, jika ada arang bisa dihancurkan dengan

tangan (pakai sarung tangan) hinga menjadi abu. Abu ini bisa ditebarkan disekitar permukaan

tambuhan.

5. Gunakan Leave No Trace pembuatan api didaerah yang dilindungi

Jika disuatu daerah tidak mempunyai tempat untuk membuat api unggun yang telah ditentukan, dan

anda tetap untuk memilih membuat api unggun, gunakan satu dari tehnik berikut ini:

Api unggun dipalangi dengan kerikil.

Didekat sungai besar sepanjang pantai, api bisa dibuat dengan menggali pasir. Pastikan area tersebut

akan tergenang disaat sungainya meluap atau pantainya pasang.

Saat arang telah terbakar sampai jadi abu dan padam, pindahkanlah semua abu dan tebarkanlah secara

melebar dan tutuplah lubang bekas api tersebut. Jika dilakukan dengan hati-hati, akan sangat sedikit

sekali abu yang tertinggal setelah dibersihkan, dan ini akan terkikis habis selama sungai meluap.

Api Gundukan Tanah

Api juga bisa dibuat diatas platform atau gundukan tanah, bentuk seperti ini mudah untuk dihilangkan

saat anda selesai memakainya. Pertama cari bahan alami dari tanah, pasir atau kerikil yang telah lama

tertumpuk. Lubang yang diakibatkan oleh pohon tumbang merupakan juga pilihan lain. Pergunakan

pots atau kantong untuk membawa material ini ke tempat api dan untuk membawanya kembali

ketempat semula setelah selesai memakainya.

Buatlah bentuk lingkaran, dan ratakan atasnya, tebalnya kira-kira 15 sampai 20cm dan kira-kira

diameternya 50cm (6inci x 24inchi) dengan tanah, Penempatan trap atau alas dibawah lahan, akan

memudahkan saat pembersihannya. Ketebalan dari gundukan tanah merupakan hal yang kritis, karena

ini untuk membatasi trap dan tanah landasan dibawahnya dari panas api tersebut. Begitu api padam dan

dingin, debu yang tertinggal bisa berserakan, sebagaimana disebutkan diatas dan bahan mineral itu

akan kembali ke sumbernya serta bercampur, ini akan mengurangi tanda-tanda bahwa tempat tersebut

pernah dipakai. Keuntungan dari membuat jenis api seperti ini adalah, bisa membuatnya diatas

berbagai macam permukaan, walaupun diatas permukaan daun yang berjatuhan atau rumput pendek,

tanpa merusak permukaan atau lahan tersebut.

Master Guide Reinforcement 13

Selain keterampilan dan pengetahuan tentang hidup di alam bebas yang baik, untuk menjamin

kenyamanan dan keamanan kita dalam melakukan kegiatan di alam bebas diperlukan pula peralatan

dan perbekalan yang baik. Karena tujuan dari setiap perjalanan adalah dapat kembali ke rumah dalam

keadaan sehat walafiat maka kita tidak boleh membiarkan ada peluang sedikitpun bagi bahaya yang

akan timbul.

Bila kita akan menuju suatu tempat, maka kita harus mengetahui dengan baik tentang cara mencapai

tempat tersebut, bagaimana keadaan lingkungan/alam yang akan kita hadapi serta kebiasaan yang

berlaku di daerah tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan penduduk daerah tersebut sangat perlu agar

kita memperoleh penerimaan yang baik dari penduduk setempat. Hal ini akan kita perlukan karena

orang terdekat yang bisa memberikan pertolongan bila kita mendapat kesulitan adalah penduduk

setempat. Informasi tentang hal-hal tersebut dapat kita peroleh dari orang-orang yang pernah

mengunjungi daerah tersebut atau dari literatur-literatur yang ada.

PERALATAN

Peralatan yang baik akan sangat membantu kita dalam melakukan kegiatan alam terbuka dan kita akan

dapat selalu dalam keadaan sehat untuk melakukan aktivitas karena kita melakukan kegiatan dialam

bebas bukan untuk menyiksa diri. Prinsip dalam pemilihan peralatan yang akan kita bawa adalah

sebagai berikut : semua barang yang kita butuhkan ada dalam tas kita dan tidak ada peralatan yang

tidak kita butuhkan dalam tas kita.

Secara umum peralatan dapat kita bagi menjadi :

Peralatan dasar, yaitu peralatan yang selalu kita perlukan setiap saat seperti pakaian, peralatan

memasak dan makan/minum, peralatan MCK dan perlengkapan pribadi.

Peralatan khusus, yaitu peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan medan perjalanan atau tujuan

perjalanan apakah untuk penelitian, dokumentasi, pemanjatan tebing dan sebagainya.

Peralatan tambahan, yang bisa dibawa atau tidak dan lebih kepada hal-hal kenyamanan.

PERALATAN DASAR

Yang akan dibahas disini adalah peralatan untuk medan gunung hutan.

SEPATU

Sepatu yang baik mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :

Terbuat dari bahan yang kuat (misal : kulit) namun tidak menyakiti kaki

pemakainya

Melindungi kaki sampai mata kaki untuk mencegah bahaya terkilir.

Nyaman dipakai, karena itu pakailah sepatu yang telah dikenal oleh kaki anda/bukan pinjaman

Bentuk sol bawah dapat menggigit ke segala arah agar pemakainya tidak mudah tergelincir

PERALATAN DAN PERBEKALAN

PERJALANAN

Master Guide Reinforcement 14

Sepatu lapangan ABRI cukup baik dengan beberapa modifikasi seperti memberi lubang dibagian

sampingnya untuk ventilasi udara dan mengeluarkan air yang terperangkap didalamnya dan diberi

alas tambahan sehingga lebih lunak.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menangani kaki dan sepatu adalah :

Untuk mencegah lecet, mungkin kita perlu memberi plester pada bagian-bagian kaki yang

bergesekan dengan sepatu.

Jagalah kebersihan kaki dan kaus kaki dengan mengusahakan agar kita selalu memakai kaus kaki

yang kering.

Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim karena akan mengakibatkan sepatu menjadi

kaku dan kulit sepatu pecahpecah.

Rajin-rajinlah menyemir sepatu agar kulit sepatu anda selalu dalam keadaan lembut sehingga

nyaman dipakai.

Gunakanlah sepatu yang tidak terlalu sempit atau lebih longgar (dengan memperhatikan kaos kaki

yang digunakan).

KAUS KAKI

Kaus kaki berguna untuk melindungi kulit kaki dari gesekan langsung dengan sepatu dan menjaga agar

kaki selalu dalam keadaan hangat. Kaus kaki yang baik akan dapat menjaga kaki kita dapat bernafas.

Kaus kaki yang terbuat dari katun atau wool akan sangat baik untuk memenuhi syarat-syarat di atas.

Ketebalan kaus kaki yang akan kita gunakan tentunya disesuaikan dengan medan yang akan dilalui,

demikian pula panjangnya kaus kaki. Akan sangat berguna bila kita membawa lebih dari satu pasang

kaus kaki karena bila melakukan perjalanan dengan kaus kaki yang basah maka kaki akan mudah lecet.

Untuk lebih nyaman, gunakan dua lapis kaus kaki. Bagian dalam kita gunakan kaus kaki yang terbuat

dari bahan katun yang lembut

dan bagian luarnya kaus kaki yang lebih tebal.

CELANA LAPANGAN

Karena kegiatan berjalan adalah kegiatan utama dalam melakukan perjalanan di

medan gunung hutan maka celana lapangan yang baik harus dapat menjamin bahwa

gerakan yang dilakukan tidak menyiksa diri kita.

Celana lapangan yang baik mempunyai syarat sbb :

Terbuat dari bahan katun yang lembut namun kuat.

Celana yang terbuat dari bahan jeans sangat tidak dianjurkan karena bila basah

akan menjadi sangat berat dan tidak mudah kering. Sedangkan celana yang

terbuat dari katun selain menyerap keringat juga mudah kering.

Desain celana memberikan ruang gerak yang leluasa bagi kaki kita. Hal ini dapat

diperoleh dengan memberi lipatan pada bagian lutut dan ukuran pipa celana yang

tidak terlalu sempit. Bagian pantat celana terdiri dari dua lapis karena bagian ini paling mudah

sobek. Jahitan celana juga harus kuat.

Master Guide Reinforcement 15

Celana yang baik mempunyai saku yang cukup. Bila tidak ada sakunya maka tidak akan berguna

namun bila terlalu banyak saku akan sangat mengganggu. Saku celana sebaiknya mempunyai

penutup agar isi di dalamnya tidak mudah keluar.

BAJU LAPANGAN

Prinsip baju lapangan sama dengan celana lapangan yaitu terbuat dari bahan

yang nyaman dipakai, menyerap keringat, mudah kering namun cukup kuat.

Sebaiknya baju lapangan yang digunakan berlengan panjang karena akan

berguna untuk melindungi dari sengatan matahari, duri tanaman, atau

udara dingin. Jumlah pakaian (baju dan celana) yang dibawa dalam perjalanan

disesuaikan dengan medan yang dilalui dan lamanya perjalanan.

Jangan pernah membiarkan diri anda memakai pakaian basah karena hal

ini akan sangat membahayakan. Bawalah pakaian ganti/cadangan yang cukup.

TOPI LAPANGAN

Topi lapangan berguna untuk melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat ranting/duri

tumbuhan, melindungi dari curahan hujan ataupun panas matahari terutama kepala bagian belakang.

Topi yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat, biasanya katun, dan akan sangat baik bila diberi

lubang ventilasi udara.

Ada beberapa topi lapangan yang bisa digunakan sesuai medan dan keperluannya. Untuk medan

gunung hutan sebaiknya menggunakan topi rimba. Sedangkan untuk medan padang rumput atau pantai

kita dapat menggunakan topi yang lebih lebar seperti topi cowboy. Bila memakai topi yang terlalu

lebar pada perjalanan gunung hutan hanya akan mengganggu pergerakan.

SARUNG TANGAN

Kegunaan sarung tangan disini adalah untuk melindungi tangan saat menyibak semak duri atau saat

menggunakan golok tebas.

Karena itu sarung tangan sebaiknya terbuat dari kulit yang pas dengan ukuran tangan namun tidak

terlalu kaku agar tidak mengganggu gerakan tangan kita.

IKAT PINGGANG

Kegunaan ikat pinggang selain agar celana tidak melorot juga untuk menaruh benda-benda yang kita

butuhkan dengan cepat seperti pisau pinggang, golok tebas air minum atau peralatan P3K.

Dengan demikian ikat pinggang yang kita gunakan harus terbuat dari bahan yang kuat seperti kulit atau

bahan lain yang kuat. Perhatikan bagian kepala ikat pinggang terutama jahitan antara ikat pinggang

dengan tali ikat pinggang, bagian ini biasanya yang paling rentan terhadap kelapukan.

Tali ikat pinggang yang terlalu kecil atau terlalu besar akan sangat mengganggu.

RANSEL

Ransel berguna untuk membawa segala peralatan yang kita butuhkan, karena itu kita harus

menghindari ransel sebagai beban tambahan. Dengan kata lain kita harus memilih ransel yang kuat

namun ringan.

Master Guide Reinforcement 16

Selain itu ransel juga harus terbuat dari bahan water proof. Perhatian lebih sebaiknya diberikan

pada bagian jahitan ransel tersebut apakah kuat atau tidak.

Ada beberapa jenis ransel yaitu ransel dengan rangka dalam dan ransel dengan rangka luar. Ransel

dengan rangka luar lebih cocok untuk medan terbuka seperti padang rumput atau pantai. Untuk

medan gunung hutan, rangka dalam akan lebih cocok karena bila

menggunakan rangka luar akan mengganggu pergerakan bila

menyangkut pada ranting pohon. Rangka ransel ini akan berguna

untuk membagi beban agar merata keseluruh tubuh.

Kapasitas ransel yang dipilih disesuaikan dengan jumlah barang

yang akan dibawa. Kantung- kantung tambahan yang ada pada

ransel lebih bersifat praktis dan selera pribadi masing-masing.

Ransel yang baik adalah yang nyaman dipakai walaupun

membawa beban berat. Kenyamanan ransel dapat diberikan

dengan pemberian bahan yang cukup lunak dan lembut dibagian

yang bersentuhan dengan punggung, sabuk ransel dan tali

penyandang yang dapat diatur.

Carilah kombinasi penyetelan yang paling nyaman untuk anda agar beban yang berat tidak terasa

terlalu berat.

Saat ini dipasaran banyak beredar bermacam-macam jenis dan merek ransel. Jangan terlalu terpaku

dengan harga yang mahal karena belum tentu ransel yang lebih murah lebih buruk dari ransel yang

mahal.

Untuk memilih ransel yang paling sesuai dengan kebutuhan harus teliti memilihnya. Untuk perjalanan-

perjalanan tertentu mungkin kita perlu membawa daypack bila kita melakukan perpindahan-

perpindahan singkat (misal: penelitian, dokumentasi).

PERALATAN NAVIGASI

Peralatan navigasi bisa diibaratkan sebagai mata kita untuk mengetahui lokasi tempat kita berada. Alat

navigasi terdiri dari: kompas,peta, busur derajat/protaktor, pinsil/bolpoin dan sebagainya.

Penjelasan lebih lanjut lihat materi navigasi darat.

PERALATAN MASAK

Peralatan masak terdiri dari :

Kompor lapangan

Bahan bakar

Tempat memasak

Wadah air

Pematik/pembuat api

Sendok garpu

Trangia

Master Guide Reinforcement 17

Ada bermacam-macam kompor lapangan yang tersedia dipasaran. Yang paling umum saat ini adalah

kompor parafin dan kompor gas. Sedangkan yang relatif baru adalah kompor dengan bahan bakar

spirtus. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Kompor dengan bahan bakar parafin ringkas bentuknya. Namun tidak tahan pada badai angin kencang.

Kompor gas menghasilkan panas yang lebih baik dibanding kompor parafin namun sangat riskan.

Sering terjadi tabung gas meledak karena selang tersumbat.

Kompor dengan bahan bakar spirtus tidak terpengaruh oleh angin dan panas yang dihasilkan lebih baik

dibanding parafin dan gas. Namun bahan bakar yang diperlukan mempunyai volume yang lebih besar

dari parafin

Tempat masak yang biasa digunakan adalah misting yang biasa dipakai oleh kalangan ABRI/ militer.

Ada dua macam bentuk misting yaitu :

kotak

bulat, pilih sesuai selera anda.

Ada bermacam-macam wadah air, yaitu : bool air mineral, vedples, maupun jerigen.

Yang harus diperhatikan adalah, wadah air sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan mempunyai

penutup yang rapat.

Pemantik api atau korek api banyak macamnya, ada yang berbentuk batang, dengan bahan bakar gas

ataupun minyak. Kita harus selalu menjaga agar korek api kita dalam keadaan kering. Caranya, untuk

korek api dengan bahan bakar minyak atau gas kita bungkus dengan kantung plastik agar batu

pemantik tidak terkena air. Sedangkan untuk korek api batang, kita dapat memindahkan / menukar

wadah korek dengan tabung film yang kedap air.

LAMPU SENTER

Lampu senter harus disertakan dan baterai cadangan. Gnakan lampu senter dungan kualitas cahaya

yang baik, bentuknya ringkas dan tidak boros. Bila sedang tidak digunakan, untuk mencegah agar

senter tidak menyala secara tidak sengaja, kita dapat mensiasati dengan membalik salah satu baterai

atau memberi isolasi pada salah satu kutub baterai.

Untuk penerangan malam hari dalam waktu yang lama kita dapat menggunakan lilin.

PISAU

Pisau berguna untuk membantu dalam memasak dan membuat api unggun.

Beberapa jenis pisau yang dapat kita bawa adalah :

Golok tebas

Pisau pinggang

Pisau saku multiguna

Pisau harus terbuat dari bahan yang baik seperti baja, ukurannya sesuai dan mempunyai sarung

pelindung. Ada beberapa jenis pisau seperti pisau bowie, pisau lempar, pisau skinner(pengulit) dan

sebagainya. Pisau yang baik biasanya berasal dari swiss.

Master Guide Reinforcement 18

PERALATAN TIDUR

Peralatan tidur yang disarankan :

Sepasang pakaian tidur

Kauskaki tebal

Matras

Sleeping bag

Sarung tangan

Kupluk/balaklava

Ponco

PELUIT

Peluit yang baik adalah peluit whistle/ pramuka karena bunyinya stabil tidak tergantung kekuatan

meniup.

PERALATAN KHUSUS

Peralatan kusus berkaitan dengan medan dan tujuan perjalanan. Bila akan mengadakan kegiatan

pendakian tebing harus membawa tali static dan dinamic, harnes, dsb. Bila akan mengadakan arung

sungai kita harus membawa peralatan pengarungan. Untuk kegiatan dokumentasi kita harus

menyiapkan peralatan dokumentasi.

PERALATAN TAMBAHAN

Peralatan ini tidak harus dibawa namun untuk kenyamanan ada baiknya disertakan :

Putis, Pembalut betis agar otot-ototnya tetap fit.

Gaiter, Melindungi kaki dari pacet, duri, dan mencegah sepatu kemasukan pasir

Kelambu, Melindungi dari nyamuk dan lebah

Semir sepatu

SURVIVAL KIT

Adalah peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat/kondisi survival.

Isinya antara lain :

Alat menjahit

Alat sol

Tali sepatu cadangan

Korek api

Gunting kecil

Perlengkapan P3K

Alat pancing

Alat jerat

MENYUSUN PERLENGKAPAN KE DALAM RANSEL (PACKING)

Kenyamanan dalam membawa beban selain ditentukan oleh struktur ransel yang baik juga dipengaruhi

penyusunan barang saat mengemasnya. Yang menjadi dasar adalah keseimbangan beban. Ini

tergantung kepada cara kita menumpukkan berat beban pada tubuh sedemikian rupa, sehingga dapat

bekerja secara efisien.

Survival Kits

Master Guide Reinforcement 19

Dalam batas-batas tertentu rangka yang dimiliki oleh ransel banyak memberikan kenyamanan. Rangka

ini membuat posisi tubuh lebih nyaman saat menggendong beban. Namun bagaimanapun canggihnya

desain ransel yang anda miliki, akan sedikit artinya apabila anda tidak mampu menyusun barang-

barang anda dengan baik. Yang perlu diperhatikan antara lain :

Kelompokkan barang-barang sesuai dengan kebutuhan dan bungkus dengan kantong plastik yang

baik terutama pakaian ganti, peralatan navigasi, dsb.

Tempatkan barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan punggung.

Barang-barang yang relative lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) tempatkan dibagian bawah,

barang yang setiap saat diperlukan ditempatkan di atas.

Matras tidur yang dimasukkan kedalam ransel dapat membantu mempertahankan bentuk ransel dan

mempermudah penyusunan barang kedalam ransel, sehingga menjadi padat.

Buatlah checklist dari semua perlengkapan. Kalau mungkin dengan

beratnya, agar dapat dengan mudah menyusunnya.

Cara menyusun perlengkapan kedalam ransel (lihat gambar) :

1. Benda terberat dekat punggung, antara bahu dan pinggul.

2. Benda yang agak berat

3. Agak ringan dan tidak terlalu padat.

4. Yang teringan diletakkan dibagian atas dan bawah.

PERBEKALAN

Harus mempunyai kandungan gizi, vitamin, dan kalori sesuai kebutuhan tubuh.

Tidak asing bagi tubuh atau mulut

Mudah memasaknya

Tahan lama

Jenis dan rasa yang variatif

Susunan menu yang baik

Master Guide Reinforcement 20

Dalam perjalanan, kesehatan merupakan komponen utama yang harus kita perhatikan

baik secara individu maupun secara kelompok. Kesehatan ini tidak hanya pada saat

perjalanan saja tetapi harus kita nikmati pula setelah perjalanan. Untuk tujuan itu ada

beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perjalanan kita yakni :

1. Persiapan fisik

Diluar peralatan dan perlengkapan, fisik dan kesegaran jasmani membutuhkan persiapan yang tak

kalah pentingnya. Fisik yang baik tidak bisa dicapai dalam waktu yang singkat tetapi harus dengan

latihan yang teratur dan kontinyu. Dasar yang paling penting bagi pendaki gunung adalah tenaga

aerobik, sebab kegiatannya sangat dipengaruhi oleh suplai oksigen melalui peredaran darah ke otot-

otot badan. Oleh karena itu harus dilakukan latihan-latihan aerobik secara teratur seperti lari atau

bersepeda.

Selain aerobik, kekuatan dan ketahanan otot juga perlu dilatih. Otot-otot itu adalah otot bahu,

punggung, pinggang, dan kaki. Hal ini dapat dilatih dengan menggunakan beban seperti

mengangkat barbel dan sejenisnya.

2. Persiapan Mental

Meskipun mental seseorang akan terbentuk dengan sendirinya dan sudah bawaan lahir, tetapi

pengembangannya dapat dilakukan secara perlahan-lahan dalam waktu yang panjang, yang salah

satunya dengan meningkatkan latihan fisik. Keseimbangan antara faktor fisik dan mental harus

selalu kita usahakan baik dalam perjalanan maupun kehidupan sehari-hari. Khusus untuk alam

bebas kita harus percaya pada kemampuan kita untuk menangani segala hal. Motivasi yang baik

dapat juga meningkatkan mental. Mendorong motivasi seseorang merupakan hal yang cukup susah,

karena kita harus tahu segala hal mengenai pribadi, pembawaan, sifat dan kegemaran orang

tersebut. Hal ini harus kita lakukan secara hati-hati dan perlahan-lahan sehingga tidak

menyinggung perasaan yang menimbulkan antipati dan mematikan motivasi.

3. Daya Tahan Tubuh

Daya tahan tubuh ini sangat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

a. Kebutuhan oksigen

Oksigen merupakan komponen yang sangat penting bagi proses penyediaan energi dalam tubuh

yang diolah dari makanan. Seringkali harus kita lakukan aklimatisasi untuk menyesuaikan

kemampuan tubuh dengan kadar oksigen disuatu tempat.

b. Kebutuhan cairan

Dalam kondisi normal manusia tidak dapat hidup tanpa air. Manusia dapat hidup 3 hari tanpa

air, tetapi dapat pula mencapai 8 hari dalam suhu 20 sampai 30 derajat.

KESEHATAN PERJALANAN

DAN PENANGANAN GAWAT DARURAT

Master Guide Reinforcement 21

c. Makanan

Untuk aktifitas alam terbuka jumlah kalori yang diperlukan seseorang adalah 2500 s/d 3500

kalori per hari. Sumber makanan yang dapat kita peroleh untuk kondisi di atas adalah

karbohidrat, lemak, dan protein; dengan komposisi 75% karbohidrat dan 25% lemak.

d. Suhu lingkungan

Suhu lingkungan sangat mempengaruhi daya taha tubuh, karena akan berpengaruh langsung

pada kondisi tubuh yang akan dapat menyebabkan kematian pada suhu dingin dan kejang-panas

atau kematian pada suhu panas. Suhu tubuh manusia lebih mudah menyesuaikan pada suhu

panas daripada suhu dingin, karena suhu lingkungan yang rendah mengakibatkan kalori yang

diperlukan oleh tubuh lebih besar untuk mempertahankan suhu tubuh tetap normal.

POKOK-POKOK P3K

a. Jangan panik bukan berarti lamban dalam bertindak, tetapi tetap tenang sehingga dapat bekerja

secara efektif.

b. Perhatikan pernafasan korban, langkah-langkah yang harus dilakukan :

bebaskan jalan pernafasan

berikan nafas buatan bila korban tidak bernafas

lakukan resusi jantung dan paru-paru jika denyut nadi tidak ada

c. Hentikan perdarahan yang terjadi dengan jalan tekan kuat-kuat tempat perdarahan dengan kasa dan

sapu tangan lalu ikat. Letakkan bagian yang mengalami pendarahan lebih tinggi dari bagian yang

lain. Bila perlu ikat dengan torniquet.

d. Perhatikan tanda-tanda shock dan patah tulang.

e. Jangan berikan makanan dan minuman pada korban yang tak sadar.

f. Jangan terburu-buru memindahkan korban kecuali bila keadaan korban tidak memungkinkan (

korban kebakaran ).

Obat dan Peralatan

a. Obat-obatan

Obat penghilang rasa sakit dan demam seperti aspirin, paracetamol, dll

Obat sakit perut seperti new diatab, oralit, trisulfa, dll

Obat keracunan seperti Norit

Obat anti alergi seperti CTM

Obat anti malaria seperti pil kina

Obat flu dan batuk

Obat tetes mata

Alkohol

Salep luka bakar

Obat gosok seperti balsam, minyak kayu putih

Krim pelindung kulit seperti Pabanox, Sunscream

Krim anti memar seperti trombophop

Chlor ethyl spray

Obat luka baru seperti Bethadine, dll

Master Guide Reinforcement 22

b. Peralatan

Buku petunjuk P3K

Mitella (pembalut segitiga)

Plester

Kasa steril dan kapas

Perban

Gunting, pinset, pisau kecil

Cotton bud, jarum kecil dan peniti

Lampu senter, dll

Master Guide Reinforcement 23

Tubuh kita dapat bertahan beberapa minggu tanpa adanya makanan dan beberapa hari

tanpa adanya minum. Namun, tubuh kita tidak dapat bertahan lama jika tanpa oksigen.

Terdapat rumusan yang sudah diketahui internasional untuk urutan pertolongan pada

korban, yaitu ABC (Airway-Breathing-Circulation). Airway ditempatkan pada urutan

pertama karena masalah airway akan mematikan paling cepat. Komponen yang penting

dari sistem pernapasan adalah hidung dan mulut, faring, epiglotis, trakea, laring, bronkus dan paru.

Normalnya, manusia akan berusaha bernapas melalui hidung, dan pada keadaan tertentu akan bernapas

melalui mulut. Udara yang masuk akan mengalami proses penghangatan dan pelembaban. Pada korban

yang tidak sadar, lidah akan terjatuh kebelakang rongga mulut. Hal ini dapat menyebabkan gangguan

pada airway.

A : Airway (Jalan Nafas)

Membuka jalan napas

Lidah merupakan penyebab utama tertutupnya jalan napas pada korban tidak

sadar. Pada korban yang tidak sadar, lidah akan kehilangan kekuatan ototnya

sehingga akan terjatuh kebelakang rongga mulut. Hal ini mengakibatkan

tertutupnya trakea sebagai jalan napas. Pada kasus-kasus tertentu, korban

membutuhkan bantuan pernapasan. Sebelum diberikan bantuan pernapasan,

jalan napas korban harus terbuka. Ada dua manuver yang lazim digunakan

untuk membuka jalan napas, yaitu head tilt / Chin lift dan jaw trust.

Head tilt / Chin lift

Tehnik ini hanya dapat digunakan pada korban tanpa cedera kepala, leher, dan tulang belakang. Tahap-

tahap untuk melakukan tehnik ini adalah :

1. Letakkan tangan pada dahi korban (gunakan tangan yang

paling dekat dengan dahi korban).

2. Pelan-pelan tengadahkan kepala pasien dengan mendorong

dahi kearah belakang.

3. Letakkan ujung-ujung jari tangan yang satunya pada bagian

tulang dari dagu korban. Jika korban anak-anak, gunakan

hanya jari telunjuk dan diletakkan dibawah dagu.

4. Angkat dagu bersamaan dengan menengadahkan kepala.

Jangan sampai mulut korban tertutup. Jika korban anak-anak,

jangan terlalu menengadahkan kepala.

5. Pertahankan posisi ini.

MENGATASI HENTI NAFAS DAN

HENTI JANTUNG

Master Guide Reinforcement 24

Jaw trust

Tehnik ini dapat digunakan selain tehnik diatas. Walaupun tehnik ini menguras tenaga, namun

merupakan yang paling sesuai untuk korban dengan cedera tulang belakang. Tahap-tahap untuk

melakukan tehnik ini adalah :

1. Berlutut diatas kepala korban. Letakkan siku pada lantai di kedua sisi kepala korban. Letakkan

tangan di kedua sisi kepala korban.

2. Cengkeram rahang bawah korban pada kedua sisinya. Jika korban anak-anak, gunakan dua atau

tiga jari dan letakkan pada sudut rahang.

3. Gunakan gerakan mengangkat untuk mendorong rahang bawah korban keatas. Hal ini menarik

lidah menjauhi tenggorokan.

4. Tetap pertahankan mulut korban sedikit terbuka. Jika perlu, tarik bibir bagian bawah dengan kedua

ibu jari.

Penilaian jalan napas

Patensi (tetap mempertahankan) jalan napas sangat diperlukan untuk pernapasan yang adekuat. Jika

korban sadar dan dapat berbicara dengan baik, maka dapat disimpulkan bahwa jalan napasnya paten

(tidak ada sumbatan). Jika korban mengalami penurunan kesadaran, maka perlu diperhatikan lebih

lanjut mengenai patensi jalan napasnya. Biasanya korban dengan penurunan kesadaran terdapat darah,

muntahan, atau air liur yang berlebihan pada jalan napasnya. Apabila jalan nafas sudah baik dan yakin

tidak ada sumbatan maka diteruskan ke prosedur selanjutnya yaitu breathing (pernapasan).

B : Breathing (Pernapasan)

Defenisi Bernapas adalah usaha seseorang secara tidak sadar/otomatis untuk melakukan pernafasan. Tindakan

ini merupakan salah satu dari prosedur resusitasi jantung paru (RJP).

Untuk menilai seseorang bernafas secara normal dapat dilihat dari berapa kali seseorang bernapas

dalam satu menit, secara umum :

Frekuensi/jumlah pernapasan 12-20x/ menit (dewasa), anak (20-30x/ menit), bayi (30-40x/ menit)

Dada sampai mengembang

Pernapasan dikatakan tidak baik/tidak normal jika terdapat keadaan berikut ini:

Ada tanda-tanda sesak napas : peningkatan frekuensi napas dalam satu menit

Ada napas cuping hidung (cuping hidung ikut bergerak saat bernafas)

Ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan (otot sela iga, otot leher, otot perut)

Warna kebiruan pada sekitar bibir dan ujung-ujung jari tangan

Tidak ada gerakan dada

Tidak ada suara napas

Tidak dirasakan hembusan napas

Pasien tidak sadar dan tidak bernapas

Tindakan-tindakan ini dapat dilakukan bila pernapasan seseorang terganggu:

Cek pernapasan dengan melihat dada pasien dan mendekatkan pipi dan telinga ke hidung dan mulut

korban dengan mata memandang ke arah dada korban (max 10 detik)

Master Guide Reinforcement 25

Bila korban masih bernapas namun tidak sadar maka posisikan korban ke posisi mantap (posisikan

tubuh korban miring ke arah kiri) dan pastikan jalan napas tetap terbuka; segera minta bantuan dan

pastikan secara berkala (tiap 2 menit) di cek pernapasannya apakah korban masih bernapas atau

tidak.

Gambar : Posisi mantap

Jika korban bernapas tidak efektif (bernapas satu-satu, ngap-ngap, atau tidak bernapas) :

Aktifkan sistem gawat darurat (bila ada orang lain minta orang lain untuk

mencari/menghubungi gawat darurat)

Buka jalan napas dengan menengadahkan kepala korban dan menopang dagu korban (head tilt

dan chin lift)

Gambar : Buka jalan nafas; mendengar, melihat dan merasakan

hembusan nafas

Pastikan tidak ada sumbatan dalam mulut korban; bila ada sumbatan dapat dibersihkan dengan

sapuan jari-balut dua jari anda dengan kain dan usap dari sudut bibir sapu ke dalam dan ke arah

luar

Berikan napas buatan dengan menarik napas biasa lalu tempelkan bibir anda ke bibir korban

dengan perantaraan alat pelindung diri (face mask, face shield) lalu hembuskan perlahan >1

detik sambil jari tangan anda menutup hidung korban dan mata anda melihat ke arah dada

korban untuk menilai pernapasan buatan yang anda berikan efektif atau tidak (dengan naiknya

dada korban maka pernapasan buatan dikatakan efektif)

Berikan nafas buatan 2x lalu periksa denyut nadi korban (menggunakan jari telunjuk dan jari

tengah raba bagian tengah jakun, lalu geser ke arah samping hingga teraba lekukan di pinggir

jakun tersebut) didaerah leher seperti pada gambar; bila tidak ada denyut maka masuk ke

langkah CPR.

Master Guide Reinforcement 26

Gambar : Periksa denyut pembuluh darah arteri karotis

Bila ada denyut nadi maka berikan napas buatan dengan frekuensi 12x/menit/1 tiap 5 detik

sampai korban sadar dan bernapas kembali atau tenaga paramedis datang; dan selalu periksa

denyut nadi korban apakah masih ada atau tidak setiap 2 menit

C : Circulation (Sirkulasi)

Defenisi

Sistem sirkulasi atau pompa darah pada tubuh manusia dilakukan oleh jantung. Jantung berfungsi

memompa darah ke seluruh tubuh. Pada keadaan henti jantung dimana jantung berhenti berdenyut dan

berhenti memompakan darah ke seluruh tubuh, maka organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen.

Organ yang paling rentan untuk terjadi kerusakan akibat kekurangan oksigen adalah otak. Hal ini

disebabkan karena sel-sel otak mengkonsumsi energi yang berasal dari oksigen saja. Tanpa oksigen,

proses hidup sel otak akan terganggu. Dalam waktu 4-6 menit tanpa oksigen, sel-sel otak akan mulai

mengalami kerusakan. Setelah 8-10 menit sel otak akan rusak permanen.

Tindakan resusitasi jantung paru diharapkan dapat membantu mengalirkan darah ke seluruh

tubuh walaupun tidak seoptimal kerja jantung. Untuk membantu sirkulasi dapat dilakukan

kompresi jantung atau kompresi dada.

Tanda-tanda henti jantung

Pada korban yang dicurigai terjadi henti jantung harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dilakukan

kompresi jantung. Korban yang mengalami henti jantung sudah pasti dalam keadaan tidak sadarkan

diri. Periksa segera jalan nafas dan apakah ada usaha bernafas (Breathing). Setelah itu kita periksa

denyut jantung dengan meraba denyut arteri karotis. Dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah

raba bagian tengah jakun, lalu geser ke arah samping hingga teraba lekukan di pinggir jakun tersebut.

Rasakan denyut hingga 10 detik. Bila tidak dirasakan sama sekali denyut jantung lakukan kompresi

dada.

Langkah-langkah kompresi jantung :

1. Letakkan korban di tempat yang datar dan keras

2. Bebaskan dada korban dari baju yang dikenakan korban

3. Perlu diingat sebelum melakukan kompresi dada jalan nafas harus dipastikan tetap bebas

4. Letakkan punggung telapak tangan kanan atau tangan yang dominan tepat di tengah-tengah tulang

dada diantara kedua puting susu.

5. Letakkan tangan yang satu lagi diatas tangan yang dominan tadi.

Master Guide Reinforcement 27

6. Pastikan kedua tangan dapat saling terkait dengan stabil

7. Arahkan bahu agar tepat berada diatas kedua telapak tangan tersebut hingga lengan menjadi lurus

8. Dengan menggunakan bantuan berat badan, lakukan penekanan ke dada korban hingga kedalaman

4-5 cm.

9. Lakukan kompresi ini sebanyak 30 kali kemudian diselingi dengan nafas buatan sebanyak 2 kali.

Ini merupakan satu siklus.

10. Setelah lima siklus, dapat diperiksa kembali apakah sudah ada denyut jantung. Bila belum ada,

ulangi kembali siklus.

Bila dilakkan dengan benar, kompresi dada luar dapat menghasilkan tekanan sistolik lebih dari 100

mmHg, dan tekanan rata - rata 40 mmHg pada arteri karotis.

GANGGUAN UMUM

Adalah terganggunya fungsi seluruh tubuh akibat suatu kecelakaan.

Macam gangguan umum :

1. Lena

Penyebab berkurangnya peredaran darah ke otak yang disebabkan oleh emosi yang hebat, rasa

nyeri, keadaan lemah setelah sakit, terlampau banyak mengeluarkan tenaga dalam kondisi perut

kosong, gejala yang timbul pada korban seperti : Pusing, telinga berdenging, mual, mata

berkunang-kunang, keluar keringat dingin, dan denyut nadi lemah.

Pertolongan :

Tidurkan telentang korban dan kepala agak rendah, longgarkan pakaian dan usahakan korban

menghirup udara segar. Kemudian beri selimut agar badan segar kembali. Setelah korban sadar dan

dapat minum beri air hangat.

Master Guide Reinforcement 28

2. Shock

Disebabkan karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh darah sangat kurang dan

merupakan kelanjutan dari lena. Gejala yang timbul pada korban :

Seperti gejala pada lena, yang banyak disebabkan oleh pendarahan (ke luar maupun ke dalam) dan

luka bakar yang cukup luas sehingga korban pingsan.

Pertolongan :

Baringkan korban di tempat yang segar udaranya dengan kepala lebih rendah dari kaki (kecuali jika

ada luka di kepala), tenangkan korban dan hentikan pendarahan yang terjadi dan secepatnya dibawa

ke Rumah sakit.

3. Pingsan

Kondisi dimana fungsi otak terganggu sedemikian rupa sehingga korban tidak sadarkan diri.

Gejala yang timbul :

Tidak menyahut jika dipanggil, tidak bereaksi saat diberi rangsangan, biasanya korban terbaring

tidak bergerak tetapi pernapasan dan denyut nadi ada.

Pertolongan :

Baringkan korban di tempat teduh dan segar, miringkan kepala korban supaya korban muntah,

longgarkan pakaiannya dan selimuti agar tidak kedinginan, dan scepatnya bawa korban ke RS

untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.

4. Mati Suri

Adalah keadaan lanjut dari pingsan dimana pernapasan tidak nampak, denyut nadi hilang, biji mata

melebar dan tidak bereaksi terhadap penyinaran, muka pucat agak kebiruan.

Pertolongan :

Baringkan korban telentang, dan longgarkan pakaian korban; hilangkan segala barang yang dapat

menyumbat pernapasan kemudian lakukan pernapasan buatan atau kalau perlu pijat jantung. Segera

hubungi dokter untuk penanggulangan lebih lanjut.

5. Penyakit pegunungan

Sering disebut Mountain Sickness yang diakibatkan makin berkurangnya kadar oksigen pada

daerah yang tinggi yang akan mempengaruhi aktivitas pendaki karena kekurangan suplai oksigen

atau hipoksia.

Gejala :

Korban pusing, letih, rasa kantuk yang hebat, mual, pucat, sesak napas, kemudian tubuh menjadi

panas, perasaan gelisah, telinga berdenging, dan sukar tidur.

Pertolongan :

Beri istirahat yang cukup sehari atau dua hari, bila tidak ada perubahan bawa korban ke tempat

yang lebih rendah.

6. Gangguan setempat

Adalah kecelakaan yang terasa sakit pada bagian tubuh yang terkena

Macam gangguan setempat :

a. Luka

Macam-macam luka :

Luka iris

Luka tusuk

Master Guide Reinforcement 29

Luka memar

Luka robek

Pertolongan yang harus diberikan dengan menghentikan perdarahan mencegah infeksi dan

kerusakan lebih lanjut dengan cara-cara yang mudah dan cepat.

b. Luka gigitan ular

Untuk jenis ulat Colubridae (ular belang, sendok/kobra), tanda-tanda gigitannya tidak begitu

jelas tetapi langsung mempengaruhi susunan saraf. Biasanya disertai sesak napas dan luka

gigitan tidak terasa tetapi sangat mematikan.

Untuk jenis ular Viperidae (ular puspa, ular tanah), tanda-tandanya gigitannya akan

menimbulkan bercak darah diseluruh tubuh disertai batuk dan kencing darah karena

mempengaruhi sistem peredaran darah. Luka gigitannnya terasa nyeri dan bengkak.

Berdasarkan tipe gigi bisa, ular dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu :

Aglypha : tidak mempunyai gigi bisa, seperti sanca

Phistoglypha : mempunyai gigi bisa dibelakang, misalnya ular cincin emas

Proteroglypha : mempunyai gigi bisa didepan yang efektif untuk menyalurkan bisa

Solenoglipha : mempunyai gigi bisa di depan dan dapat dilipat.

Macam-macam bisa :

Neurotoksin : menyerang saraf dan bersifat bertentangan dengan transmisi jaringan syaraf.

Menyebabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jeringan otak.

Hemotoksin : menyerang darah dan sistem peredarannya, menguraikan protein,

menyebabkan sel darah rusak.

Kardiotoksin : menyerang otot jantung

Miktotoksin : menyerang cairan tubuh

Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal

yang dapat membedakan ular yang berbisa tinggi dan

berbisa rendah. Beberapa ciri dibawah adalah petunjuk

umum yang bisa digunakan, meskipun belum secara

tepat menunjukkan tingkatan bisa ular.

a. Ular berbisa rendah

Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif

Beraktifitas pada siang hari

Membunuh mangsanya dengan membelit

Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

Tidak memiliki taring bisa

Gigitannya tidak mematikan

Setelah menggigit langsung lari

b. Ular berbisa tinggi

Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri

Efek gigitan Trimeresurus setelah 10 hari

Master Guide Reinforcement 30

Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna

Memiliki taring bisa, racun mematikan

Kanibal

Setelah menggigit, masih tinggal ditempat

c. Pengecualian

Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

- Berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar siang, malam,

contohnya :

Ular King Kobra - Ophiophagus hannah , kepala oval, agresif, siang dan malam

Ular Kobra Naja naja sputratix, berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang

Ular weling - Bungarus candidus, kepala oval, berbisa tinggi

Ular welang - Bungarus fasciatus, kepala oval, gerakan tenang, berbisa tinggi

Ular picung/pudak seruni - berbisa tinggi, kepala oval tapi gerakannya gesit, keluar

siang hari.

Semua jenis ular laut, berbisa, gerakan lamban di pasir/pantai

Semua jenis ular phyton dan ular boa, tidak berbisa, cari makan malam hari.

Pertolongan :

Segera lakukan tahapan penanganan sbb :

Satu JANGAN PANIK !

Dua Amankan posisi penolong dan korban. Terutama dari bahaya lain seperti gigitan ular itu “lagi”,

lokasi yang curam, dll. Jika diri sendiri yang tergigit, ambil posisi yang aman, jauhi ular.

Tiga Imobilisasi pasien dan Lakukan pembalutan elastic diatas luka gigitan untuk menghentikan dan

memperlambat laju bisa menuju ke jantung.

Empat Tenangkan korban, jangan banyak melakukan aktifitas/gerakan yang menguras tenaga dan

mempercepat detak jantung

Lima Kenali ular yang menggigit (LANGKAH VITAL dan PENTING !) Jika dapat mengenali ular,

sesuaikan tindakan pertolongan sesuai dengan karakter efek bisanya terhadap manusia.

Ingat perbedaan berbisa rendah dan berbisa tinggi ! dan yang utama :

- Jika luka gigitan terdapat dua titik yang nyata, berarti berbisa tinggi

- Jika luka gigitan membentuk huruf U dengan jumlah luka banyak berarti tidak berbisa.

- Jika tidak dapat mengenali jenis ular, anggap bahwa itu ular yang berbisa tinggi dan

selanjutnya, usahakan untuk menghafalkan ciri – ciri ular itu dan jika perlu, bunuh ular

tersebut untuk di bawa ke bagian medis.

Master Guide Reinforcement 31

Enam Lakukan tindakan pertolongan pertama

Penanganan gigitan ular tidak berbisa.

Hanya akan menimbulkan luka sobek atau luka lecet dan gatal.

- Lepaskan pembalut elastic

- Cuci luka dengan air dan sabun atau pembersih luka (Revanol)

- Beri obat antiseptik.

- Jika perlu, tutup luka dengan kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering. Ingat! Ular

tidak perlu dibunuh.

Penanganan gigitan ular berbisa menengah

Akan mengakibatkan pembengkakan pada daerah sekitar luka, perubahan warna, dan jika

kondisi tubuh tidak fit, akan terasa demam panas – dingin sekitar 2 s.d. 7 hari.

- Lepaskan pembalut

- Cuci luka dengan pembersih luka yang ada (revanol)

- Beri antiseptic

- Jika perlu, tutup luka dengan kain kassa atau biarkan tetap terbuka agar cepat kering

- Usahakan korban beristirahat sebentar

- Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi.

- Beri vitamin tambahan

Ingat ! ular tidak perlu dibunuh............

Bila tergigit ular jenis raksasa, ular python

Mengakibatkan pendarahan terbuka dan luka sobek.

- Posisikan bagian luka di atas dari posisi jantung untuk mencegah pendarahan, lebih baik

dalam posisi berbaring.

- Hentikan Pendarahan ! dengan melakukan prosedur penanganan pendarahan terbuka atau

dapat pula dengan teknik torniquet.

- Istirahatkan dan tenangkan korban

- Upayakan untuk evakuasi ke rumah sakit dengan tetap memperhatikan pendarahan agar

tidak terbuka lagi.

- Beri makanan atau minuman berkalori dan berprotein tinggi

- Beri vitamin tambahan

- Ingat.. ular ini tidak beracun tetapi akan tetap berbahaya jika korban kehilangan banyak

darah.

- Saat melepas gigitan dari korban, jangan paksakan dengan menarik kepala ular, tapi mulut

harus dibuka ! Perhatikan juga belitan ular.

Bila tergigit ular yang berbisa tinggi

Efeknya berbeda beda sesuai jenis racun yang terkandung di dalam bisa ular. Efek gigitan pada

umumnya :

Master Guide Reinforcement 32

- Pembengkakan pada luka, diikuti perubahan warna

- Rasa sakit di seluruh persendian tubuh

- Mulut terasa kering

- Pusing, mata berkunang – kunang

- Demam, menggigil

- Efek lanjutan akan muntah, lambung dan liver (hati) terasa sakit, pinggang terasa pegal,

akibat dari usaha ginjal membersihkan darah.

Penanganan jika tergigit dengan efek di atas:

- Posisikan bagian yang terluka lebih rendah dari posisi jantung

- Ikat diatas luka sampai berkerut. Setiap 10 menit, kendorkan 1 menit

- Buat luka baru deagn kedalam sekitar 1 cm dengan pisau, cutter, silet (yang disterilkan atau

tidak, tergantung situasi). Buat luka pada mulai dari bagian atas, melalui lubang luka akibat

taring. INGAT ! irisan luka baru jangan horisontal tetapi vertikal.

- Keluarkan darah sebanyak mungkin dengan cara mengurut kearah luka baru. korban akan

terasa sangat kesakitan, sehingga perlu dilakukan dengan hati – hati tetapi tetap berlanjut.

Saat mengurut, ikatan dapat dikendorkan. Upaya pengeluaran dapat dibantu dengan alat

khusus “snake bite”, alat suntik (tanpa jarum), batang muda pohon pisang, teknik

menggunakan tali senar, dll....

- Tidak dianjurkan melakukan proses pengeluaran darah dan racun dengan menyedot melalui

mulut. Karena itu sangat beresiko pada si penolong karena racun dapat mengkontaminasi

mulut, gigi, gusi bahkan tertelan hingga lambung dan usus.

- Proses itu dilakukan berulang –ulang hingga darah berwarna merah kehitaman dan berbuih

keluar semua dan berganti dengan darah berwarna merah segar.

- Evakuasi korban. Bawa ke ahli ular untuk penanganan pengeluaran bisa ular lebih lanjut

atau dapat pula dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan suntikan antivenom

yang tepat. Usahakan mendapatkan antivenom monovalen sesuai karakter bisa ular yang

menggigit (haemotoxin atau neurotoxin)

- Informasikan pada dokter bila korban elergi terhadap obat tertentu, identifikasi.

- Perawatan merupakan hal yang penting. Usahakan untuk selalu berkonsultasi agar luka

cepat kering.

INGAT !

Tidak semua efek gigitan berbisa tinggi seperti diatas. Jika yang diserang hanya syaraf,

maka tidak terjadi pembangkakan, demam, pusing, muntah dll. Penanganan gigitan ular

welang, ular weling, ular laut, ular pudak seruni membutuhkan teknik khusus karena

spesifikasi racunnya berbeda.

Tujuh

- Jangan beri minuman beralkohol

- Korban tetap berusaha untuk sadar

- Berikan semua jenis makanan dan minuman yang bergizi

- Jangan bergerak berlebihan, istirahat yang cukup

- Jika perlu, segera evakuasi ke rumah sakit

c. Sengatan Binatang

Pertolongan :

Master Guide Reinforcement 33

Ambil sengat yang tertinggal, cuci bekas sengatan dengan air garam kemudian air hangat

beberapa kali. Untuk ubur-ubur dengan alkohol, amoniak atau dengan aseton. Oleskan obat

gosok untuk mengurangi rasa sakit.

d. Patah Tulang

Macam patah tulang : terbuka (tulang menonjol keluar dan berhubungan langsung dengan udara

luar) dan tertutup.

Tanda-tanda patah tulang : sakit pada bagian yang patah bila tersentuh atau digerakkan, tidak

bisa digerakkan, sekitar luka bengkak dan kebiruan atau tulang mencuat keluar.

Pertolongan :

Pada luka tertutup tidak perlu membuka pakaian yang menutupi seperti pada patah tulang

terbuka. Bila terjadi perdarahan lakukan perawatan, lakukan pembidaian yang ditentukan, dan

segera bawa ke RS.

Syarat pembidaian :

Panjang bidai cukup untuk luka

Bidai harus pipih, lembut, dan empuk

Ikatan cukup jumlahnya dan tidak terlalu ketat atau longgar

Ikatan dilakukan pada atas dan bawah luka

e. Pendarahan

Cara menghentikan pendarahan :

Tekan ditempat pendarahan dengan setumpuk kasa steril atau kain bersih dilipat tebal, tutup

daerah luka dan tekan, segera bawa ke RS. Selama itu angkat bagian yang terluka lebih

tinggi dari letak jantung.

Tekan pada tempat-tempat tertentu, seperti pangkal pembuluh nadi yang terluka.

Tekan dengan tourniquet

Torniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya terhenti.

Caranya :

Buat ikatan pada anggota tubuh yang cidera

Selipkan batang kayu dibawah ikatan tersebut

Kencangkan dengan memutar kayu tersebut

Agar kedudukan kayu tidak berubah, ikat ujung satunya

Torniquet hanya dilakukan pada luka pendarahan hebat, kendurkan selama 30 detik tiap 10

menit.

f. Terkilir

Disebabkan adanya hentakan yang keras terhadap sebuah sendi dengan arah yang salah

sehingga jaringan pengikat antara tulang rusak dan menimbulkan pendarahan yang

menggumpal dibawah kulit, menyebabkan pembengkakan.

Pertolongan :

Kompres bagian yang terluka dengan es selama 30 menit dan balut dengan pembalut elastis

atau mitella.

g. Keracunan

1) Racun yang ditelan

Master Guide Reinforcement 34

Makanan. Tindakan utama adalah dengan mengusahakan makanan yang ditelan keluar

dengan menekan langit-langit tenggorokannya dengan jari. Kemudian beri norit atau

arang yang telah ditumbuk dan dilarutkan ke air.

Alkohol. Usahakan agar muntah dan bilas lambung dengan soda kue (1 sendok teh

dalam segelas air) tiap jam. Dapat pula diberikan kopi pekat.

Obat. Usahakan korban muntah dan beri kopi pekat. Bilas lambung dengan usu atau

soda kue, rangsang supaya korban muntah. Bila racun termakan lebih dari 3 jam

pembilasan lambung tidak boleh dilakukan apabila racunnya bersifat korosif seperti

korosif sepert asam, basa keras, bensin dan minyak tanah.

2) Racun yang terisap

Pertolongannya : singkirkan korban dari tempat keracunan ke tempat berudara segar dan

berikan pernapasan buatan.

3) Racun melalui kulit

Pertolongannya : lepas pakaian yang terkena racun dan bilas kulit dengan air mengalir.

Master Guide Reinforcement 35

1. Teknik Membalut

a. Membalut dengan mitella

Mitella terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang 90 cm.

Cara-cara membalut dengan mitella lihat gambar :

TEKNIK MEMBALUT DAN EVAKUASI

Master Guide Reinforcement 36

b. Membalut dengan Pembalut Pita

Cara-cara membalut dengan Pembalut Pita lihat gambar :

Master Guide Reinforcement 37

Master Guide Reinforcement 38

2. Teknik Evakuasi

a. Mengusung untuk jarak dekat

Apabila korban tidak menunjukkan tanda-tanda patah tulang

leher, tulang belakang, tulang tengkorak, dan gegar otak; maka

korban dapat ditarik.

b. Melalui lorong sempit

Apabila korban pingsan dan harus kita bawa keluar dari

terowong atau lorong, ikat tangan korban dan gantungkan pada

leher penolong, penolong merangkak.

c. Dengan selimut

Digunakan untuk mengusung korban yang pingsan sebagai ganti

tandu.

Master Guide Reinforcement 39

d. Korban yang sadar tetapi tidak bisa jalan sendiri dapat kita usung.

e. Mengusung korban yang tidak mampu berjalan.

Cara mengusung korban yang tidak mampu berjalan sendiri dan lemas.

Meskipin sadar, korban hanya mampu menggantungkan tangannya secara

pasif di leher penolong.

f. Mengusung korban yang membutuhkan sedikit bantuan.

Cara mengusung korban yang sadar, mampu berjalan dan hanya

memerlukan bantuan.

Master Guide Reinforcement 40

Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun

pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh

penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah

yang khususnya belum kita kenal sama sekali. Disamping itu, keahlian ini sangat

berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan, tersesat atau bencana alam. Untuk itu dibutuhkan

pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya

PETA DARAT

Hakekat Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang

datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat

dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis

yang menyajikan informasi tentang bumi.

Macam Peta

Secara menyeluruh peta dapat digolongkan

berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan

daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta

kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses

terjadinya dan isi/ informasinya.

Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu

peta terdapat 2 jenis peta berdasar golongan ini, yakni :

Peta topografi

Peta tematik

Peta topografi inilah yang kita gunakan dalam kegiatan navigasi darat

.

PETA TOPOGRAFI

UMUM

Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar

yang berasal dari bahasa Yunani kuno.

Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua

benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi.

Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), tumbuhan (hutan,

semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa di sebut peta

umum karena isinya yang lebih lengkap.

NAVIGASI DARAT

Master Guide Reinforcement 41

Berdasar warnanya, tanda peta mempunyai arti sebagai berikut :

Hitam berarti benda-benda buatan manusia

Biru berarti medan yang berhubungan dengan air

Merah berarti benda buatan manusia yang dibuat dari bahan batu

Coklat berarti begian bentuk medan (ketinggian)

Hijau berarti perumahan, tumbuhan, perkampungan, dan sebagainya.

Menurut bentuknya tanda peta terdiri atas:

Titik, yang menyatakan lokasi atau tempat seperti letak kota, letak titik ketinggian.

Garis, yang menyatakan bentuk-bentuk yang berwujud garis, seperti garis pantai, batas hutan, jalan,

dan lain-lain.

Gambar , yang menyatkan bentuk garis berpola yang menyatakan tumbuhan misal.

Luas, yang menyatakan begian medan atau benda medan yang berbentuk daerah.

Huruf, yang bisa berupa singkatan huruf depan

Keterangan tepi peta

Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau tempat yeng

terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut.

Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I

(tergantung pada versi peta)

Nomor helai peta pada margin atas kanan.

Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta

keseluruhan

Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi

hingga kecamatan.

Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara

sebenarnya.

Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang

ada.

ARAH PETA

Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara

memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta. Pada tanda-tanda

peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis

Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.

Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas

Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga

disebut Utara Peta.

Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan

terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah

Master Guide Reinforcement 42

utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi

diatas harus ikut kita perhitungkan juga

Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena

perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan

pada peta, atau sudut antara US dan UP.

Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat

apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum

kompas ada di sebelah timur US

Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis

Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari waktu ke waktu.

Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah

barat.

SKALA

Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan. Terdapat 2

jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan langsung

ditunjukan dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas garis yang

masing-masing menunjukan jarak tertentu (km).

Kontur

Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat

dari kontur adalah :

Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan

dalam satuan meter.

Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi

Antar kontur tidak akan saling berpotongan

Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai

Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.

Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2

buah kontur berurut.

Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam.

Mengenal Tanda Medan

Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukanbentukan alam yang cukup mencolok dan

mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita ketahui dan

kita cocokan pada peta sebelum kita memulai pengembaraan.

Tanda Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa :

Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup ekstrim,

Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf U menjorok menjauhi puncak

Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak.

Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian

Master Guide Reinforcement 43

Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan

Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita kenali.

Masih banyak tanda medan yang dapat kita kenali dan kita cocokan dengan keadaan di alamnya. Jam

terbang akan sangat menambah pengetahuan tentang tanda medan ini.

Selain peta, peralatan Navigasi darat lainya antara lain :

KOMPAS

Adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara

maknetis bumi yang di sebabkan oleh sifat

kemagnetisannya karena sifat ini maka

jauhkan kompas terutama pada saat

mempergunakannya dari pengaruh benda-

benda yang terbuat dari baja atau besi,

karena akan menyebabkan penunjuk yang

salah pada jarumnya

Bagian-bagian Kompas

Secara garis besar, kompas terdiri dari :

Badan, tempat komponen lain berada

dan terlindungi

Jarum, yang selalu menunjukan arah

utara magnetis bumi

Skala penunjuk, Menunjukan

Pembagian derajat/mil sebagai sistem

satuan arah mata angin.

Jenis Kompas

Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis

besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut :

Kompas orienteering untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering

disebut sebagai kompas Silva (nama merk)

Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat

tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas

Prismatik, kompas Optik

Master Guide Reinforcement 44

kompas orienteering

Cara Pemakain Kompas

Dalam pemakaiannya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara megnetis bumi.

Hindarkan benda-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi penyimpangan dalam penunjukan

jarum kompas.

Busur derajat atau Protaktor

Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran,

setengah lingkaran, segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya,

protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga

tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan mempermudah

perhitungan azimuth dan back azimuth.

ketinggian dan peralatan tercanggih untuk menentukan posisi secara langsung dengan menggunakan

bantuan satelit yakni GPS (Global Positioning System)

Menentukan Koordinat

Koordinat adalah kedudukan sesuatu pada peta, yang merupakan pertemuan garis tegak dan mendatar

dari suatu lembaran peta topografi.

Sistem koordinat yang resmi ada dua macam :

Koordinat Geografis, sering disebut sistem Garis Bujur dan Lintang.

Sumbu yang digunakan adalah garis Bujur ( Bujur barat dan Timur) yang tegak lurus terhadap

Khatulistiwa dan garis lintang (lintang Utara dan Selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa.

Koordinat ini dinyatakan dalam satuan menit, derajat, dan detik.

Koordinat Grid, dalam sistem ini kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap

titik acuan (Grid). Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol terdapat di sebelah barat Jakarta pada 60

derajat LU dan 98 derajat BT (tergantung versi peta) . Cara pembacaanya selalu dari barat ke timur

(kiri ke kanan) kemudian dari Selatan ke Utara ( bawah ke atas). Sistem ini dapat di bagi beberapa

cara pembacaan yaitu 4 angka, 6 angka, 8 angka, dst.

Master Guide Reinforcement 45

1. Orientasi Peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis,

menyamakan Utara Peta dengan Utara sebenarnya). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu

mengenal tanda-tanda medan yang ada di lokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada

penduduk setempat nama-nama gunung, bukit, sungai ataupun tanda-tanda medan lainnya. Atau

dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambaran kontur

yang ada di peta.

Untuk keperluan praktis, Utara Kompas (Utara Magnetis) dapat dianggap satu titik dengan Utara

Sebenarnya, tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.

Langkah-langkah orientasi peta adalah :

a. Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.

b. Letakkan peta pada bidang datar

c. Samakan Utara Peta dengan Utara Kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai bentang

alam yang dihadapi.

d. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda-tanda tersebut

didalam peta. Lakukan untuk beberapa tanda medan.

e. Ingat tanda-tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun di peta.

Ingat hal-hal yang khas dari setiap tanda medan.

2. AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH

Azimut didefinisikan sebagai sudut horisontal yang diukur searah jarum jam dari garis dasar atau

secara ringkasnya sudut dari suatu titik terhadap arah utara pengamat. Karena ada tiga jenis arah

utara (UP, UM, US) maka azimut juga terdapat 3 jenis berdasarkan ketiga arah utara tersebut, yaitu

Azimut Peta azimut Magnetis, dan azimut sebenarnya.

Untuk membuat lintasan tetap berada pada satu garis lurus, kita dapat berjalan dari suatu titik ke

titik lain dengan sudut kompas tetap (potong kompas), dapat menggunakan teknik back azimut.

Back azimut adalah sudut arah dari suatu garis dilihat menurut arah kebalikannya.

Langkah-langkahnya :

a. Tentukan titik awal dan akhir perjalanan, plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang

menjadi arah perjalanan (sudut kompas) hitung juga sudut dari titik akhir ke titik awal,

kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini adalah sudut back azimutnya.

b. Perhatikan tanda-tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan (pohon besar, pohon

tumbang, longsoran tebing, susunan pohon yang khas, ujung kampung dsb.

c. Bidikkan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita (Sudut kompas). Perhatikan tanda-tanda

medan lain di ujung lintasan yang akan dilalui pada arah itu.

d. Bila memakai kompas orienteering, putar gelang sampai tanda (huruf N) pada kompas sebidang

dengan jarum berwarna merah. Pada kompas bidik prinsipnya sama.

TEKNIK PETA KOMPAS

Master Guide Reinforcement 46

e. Setalah sampai pada tanda medan itu bidikkan kompas kembali kebelakang sesuai sudut back

azimut dari tanda medan tersebut untuk mengecek apakah kita masih berada pada lintasan yang

diingikan. Bergeraklah ke kiri atau ke kanan untuk mendapatka “back azimuth yang benar”.

f. Seringkali tidak ada tanda-tanda medan yang dapat dijadikan sasaran. Dalam hal ini, anda dan

seseorang rekan menjadi tanda tersebut.

3. RESECTION

Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan

yang kita kenal. Tidak semua tanda medan harus kita bidik, seperti ketika kita sedang berada di tepi

sungai lainnya yang di bidik.

Langkah-langkah Resection :

a. Lakukan orientasi peta

b. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan dipeta, minimal dua buah ( B dan C)

c. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut

d. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita

e. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya (Back Azimuth)

f. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta (A)

Master Guide Reinforcement 47

4. INTERSECTION

Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi suatu titik atau benda di medan

pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan.

Langkah-langkahnya :

a. Lakukan orientasi dan pastikan posisi kita ( A )

b. Bidik obyek yang kita amati ( C )

c. Pindahkan sudut yang didapat ke peta

d. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut dip eta ( B ). Lakukan langkah (a) dan (c)

e. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang

dimaksud ( C ).

Master Guide Reinforcement 48

MENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS

Dengan tanda-tanda alam misalnya :

Kuburan Islam selalu menghadap ke utara

Masjid selalu menghadap ke kiblat (barat)

Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik

pada pagi hari

Dengan menggunakan jam tangan

Hanya dapat digunakan untuk daerah yang jauh dari khatulistiwa (minimal 23 derajat LU atau LS).

Daerah sebelah utara khatulistiwa : Jarum pendek diarahkan ke matahari, arah antara jarum pendek

dan angka 12 menunjukan arah selatan.

Daerah sebelah selatan Khatulistiwa : arahkan angka 12 ke matahari. Arah antara angka 12 dan

jarum pendek menunjukan arah utara.

Master Guide Reinforcement 49

Dengan menggunakan Bintang

Bintang selatan (Zuider Kruis), bila kita menghubungkan bintang-bintang yang terjauh satu sama

lain lalu kita tarik garis khayal sampai memotong tepi langit,maka titik pertemuan itu adalah

pertemuan itu adalah selatan.

Bintang Biduk, apabila dihubungkan bintang-bintang ini akan membentuk gambar biduk. Garis

yang ditarik dari bintang yang letaknya segaris akan menunjukan arah utara.

Rasi bintang Crux (bitang salib/Gubuk Penceng), perpanjangan garis diagonal yang memotong

horison dari tempat kita adalah arah selatan.

Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.

GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS

memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan

laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat.

GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa,

kontrol/pengendali, dan pengguna, dimana :

Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang

beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200

km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam

(satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12

jam).

Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga

minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada titik

manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan

posisi dan waktu kepada pengguna seluruh dunia.

*(Berdasarkan pengalaman penggunaan untuk

wilayah Indonesia [pertambangan dari Sumatra

sampai Papua], pukul 04.00-08.00 dan 16.00-20.00

merupakan waktu tidak optimal penerimaan sinyal

satelit untuk pengukuran teliti.

Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di Colorodo Springs, dan 5

stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua

satelit GOS dan mengumpulkan informasinya.

GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM

Master Guide Reinforcement 50

Stasiun pemantau kemudian mengirimkan informasi tersebut kepada pusat pengendali utama yang

kemudian melakukan perhitungan dan pengecekan orbit satelit. Informasi tersebut kemudian dikoreksi

dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke satelit GPS.

Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS (selanjutnya kita sebut perangkat

GPS) yang biasanya terdiri dari penerima, prosesor, dan antena, sehingga memungkinkan kita

dimanapun kita berada di muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari satelit

GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu.

Cara Kerja GPS:

Setiap satelit mentransmisikan dua sinyal yaitu L1 (1575.42 MHz) dan L2 ( 1227.60 MHz). Sinyal L1

dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A

(coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik

sehingga penerima (perangkat GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur

“Anti-Spoofing” diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y)

atau kode Y.

Perangkat GPS yang dikhususkan buat sipil hanya menerima kode C/A pada sinyal L1 (meskipun pada

perangkat GPS yang canggih dapat memanfaatkan sinyal L2 untuk memperoleh pengukuran yang lebih

teliti.

Perangkat GPS menerima sinyal yang ditransmisikan oleh satelit GPS.

Dalam menentukan posisi, kita membutuhkan paling sedikit 3 satelit untuk penentuan posisi 2 dimensi

(lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk penentuan posisi 3 dimensi (lintang, bujur, dan ketinggian).

Semakin banyak satelit yang diperoleh maka akurasi posisi kita akan semakin tinggi. Untuk

mendapatkan sinyal tersebut, perangkat GPS harus berada di ruang terbuka. Apabila perangkat GPS

kita berada dalam ruangan atau kanopi yang lebat dan daerah kita dikelilingi oleh gedung tinggi maka

sinyal yang diperoleh akan semakin berkurang sehingga akan sukar untuk menentukan posisi dengan

tepat atau bahkan tidak dapat menentukan posisi.

Master Guide Reinforcement 51

Dalam suatu perjalanan, terkadang kita dihadapkan pada suatu keadaaan yang

mengharuskan untuk menaksirkan terlebih dahulu kondisi medan yang akan dihadapi.

Maksudnya agar saat melewati medan tersebut kita tidak terjebak dalam kesulitan.

Misalnya, sebelum menyeberangi sungai, kita harus menaksir lebar sungai, kedalaman,

serta kecepatan arusnya. Peramalan bentuk awan, suara deburan pantai, bau-bauan yang berbahya, dll.

Penaksiran

Adalah proses mengetahui sejumlah hal di alam melalui panca indera, anggota tubuh, dan pengalaman,

terkadang dengan bantuan alat yang minimal.

Panca Indra

Rasa : membedakan manis, asin, asam, kecut atau kombinasi (tawar, payau, asin, asam)

Cium : mendeteksi sejumlah wewangian seperti harum, busuk, tengik, anyir atau kombinasinya (ular,

macan, babi, pantai, mayat)

Dengar : mengartikan dengungan suara yang dapat terjangkau oleh telinga (debur ombak, suara air

terjun, riam, kesunyian)

Raba : mengartiakan sentuhan-sentuhan kulit terhadap alam sekitar (dingin, kasar, halus, kesat atau

kombinasinya)

Lihat : mengartikan cahaya dari sumber cahaya tersebut (siluet, awan, gerak air)

Hasil penaksiran yang didapat tidak tepat benar. Semakin cermat dalam proses penaksiran akan

semakin teliti hasil penaksirannya. Untuk mempermudah penaksiran sebaiknya kita mengetahui

sebanyak mungkin segala sesuatu yang dapat dijadikan standar pengukuran, seperti :

a. Bagian-bagian tubuh sendiri :

Panjang rentang tangan

Panjang jengkal jari

Lebar langkah kaki

Panjang telapak kaki

Tinggi badan (jongkok, berdiri)

Kecepatan jalan, setengah berlari, dan berlari

Berat badan

Dan lain-lain

b. Benda-benda yang dibawa dalam perjalanan

Ukuran syal

Sabuk

Dan lain-lain

ILMU PENAKSIRAN

Master Guide Reinforcement 52

c. Hal-hal lainnya yang dijadian standar

Jarak tiang listrik

Jarak tiang telepon

Jarak tanaman karet

Jarak tanaman khas yang ditanam penduduk

Dan lain-lain

Yang lebih baik adalah selalu membawa alat ukur standar. Jika ini terlupa atau tak dapat

disediakan bisa juga digunakan bagian-bagian tubuh, karena selalu terbawa dan sudah dihapal.

TEKNIK PENAKSIRAN

1. Menaksir Lebar Sungai

1. Lebar Sungai Tenang atau Danau

Jatuhkan benda berat (misal batu) ke air di tepi sungai, tandai dengan titik A

Tentukan titik C di seberang dan titik B yang sudah ditentukan bila riak pertama sudah

sampai di C. Pada saat pertama riak menyentuh C (ke arah depan/seberang sungai) pada

saat itu pula (dalam arah samping dari gerak riak pertama tadi) titik B terletak

Ukur jarak A ke B

Lebar sungai sama denga jarak AB

2. Lebar Sungai Berarus dengan bantuan topi, caranya :

Atur posisi topi sehingga dapat melihat titik di seberang sungai tepat di ujung topi (titik D)

Putar kepala tanpa merubah kemiringan kepala dan topi sehingga titik D pada topi seolah-

olah berhimpit dengan satu titik di tepi sungai (titik B)

Ukur jarak A (tempat kita berdiri) ke titik B

Jarak AB sama dengan lebar sungai

Master Guide Reinforcement 53

3. Lebar Sungai dengan Bantuan Kacu Segitiga

Tentukan titik A (tempat kita berada) dan titik X (di seberang sungai)

Buat sudut kacu sama dengan 45 derajat dengan cara membagi sudut menjadi dua

Jalan dari A ke titik yang lokasinya dapat melihat X dengan sudut 45 derajat\ukur jarak A-B

Jarak AB sama dengan lebar sungai

4. Lebar Sungai dengan Ilmu Ukur Segitiga

Tentukan titi A

Tentukan titik X

Berjalan sepanjang pinggir sungai (lurus) sejauh AB (bebas jauhnya) dan tandai titik B

Berjala lagi sejauh BC, jarak BC = AB dan segaris lurus

Berjalan tegak lurus terhadap sungai dari titik C dimana titik tersebut segaris terhadap B dan

X

Ukur panjang CD

Lebar sungai sama dengan CD

2. Menaksir Dalam Sungai

a. Di Hulu

Di daerah hulu penampang dasar sungai cenderung berbentuk huruf V. cara mengukur

kedalamannya adalah :

Ambil galah yang cukup panjang

Masukkan galah tersebut ke dalam sungai

Usahakan galah tegak lurus terhadap permukaan sungai

Usahakan pengukuran pada bagian tengah sungai

Lakukan pengukuran di beberapa tempat

Master Guide Reinforcement 54

Karena pada hulu sungai penampang dasar sungai cenderung berbentuk huruf V, maka

kedalaman di beberapa tempat dalam arah melebar adalah tidak sama. Selain itu di bagian

tengah sungai yang dalam akan menyulitkan pengukuran.

b. Di Hilir / Muara

Sungai di daerah hilir atau muara cenderung berbentuk huruf U, maka cara mengukurnya sama

seperti di atas tetapi cukup pada satu titik saja.

Secara praktis kedalaman sungai dapat ditaksir dari keadaan permukaan sungai. Bila permukaan

sungai beriak-riak pada sungai yang cukup lebar diperkirakan kedalaman sungai tersebut sekitar

satu meter. Sebaliknya bila permukaan tersebut tenang, diperkirakan kedalamannya lebih dari

dua meter.

3. Menaksir Kecepatan Arus Sungai

Cara I :

Letakkan benda terapung di sungai (sembarang tempat)

Sekitar 15 meter dari titik peletakan, tandai tempat tersebut (titik A)

Mulailah berjalan mengikuti benda tadi sambil menghitung waktu yang diperlukan untuk

sampai di suatu tempat yang dirasakan cukup (tandai dengan titik B)

Ukur jarak AB

Arus sungai sama dengan jarak AB dibagi waktu

Master Guide Reinforcement 55

Cara II :

Letakkan benda terapung di sungai (sembarang tempat), tandai

Sekitar 15 meter dari titik peletakan, tandai tempat tersebut

Mulailah berjalan mengikuti benda tadi dengan kecepatan yang dapat diperkirakan sambil

menghitung waktu yang diperlukan untuk sampai di suatu tempat yang dirasakan cukup

(sekitar lima puluh langkah). Tandai tempat berhenti sebagai titik B

Tandai letak benda di sungai sebagai titik X

Ukur jarak AB dan AX

Arus sungai sama dengan jarak (AB/AX) x kecepatan langkah.

Catatan :

Benda terapung yang dihanyutkan sebisa mungkin mendekati bagian tengah sungai.

Kecepatan terbesar pada sungai lurus adalah bagian tengahnya dan terkecil adalah pada

bagian tepi

4. Menaksir Tinggi

a. Menaksir tinggi pohon dengan bayangan, caranya :

Kita berdiri disamping pohon yang

akan diukur (tandai dengan titik A)

Perhatikan ujung bayangan badan kita

(tandai dengan titik B) dan ujung

bayangan pohon (tandai dengan titik

C)

Ukur AB dan AC

Tinggi pohon = (AC/AB) x tinggi

badan

b. Tinggi Tebing, Pohon, Dengan Dua

Orang

Cara :

Pengamat mengambil posisi jongkok,

sehingga ujung kepala temannya dan titik X

(puncak pohon, tebing) berada pada satu garis

lurus.

Ukur AB dan AC

t1 = tinggi jongkok pangamat (jarak mata

ketanah)

t2 = tinggi badan rekannya (bisa diganti

tongkat atau lainnya)

Tinggi, T = (t2-t1) + t1

Master Guide Reinforcement 56

5. Menaksir Waktu

Dapat digunakan Naismith’s Rule (aturan Naismith). Cara tersebut merupakan cara klasik dalam

memperkirakan waktu tempuh. Menurut aturan ini kecepatan rata-rata orang berjalan di medan

horizontal adalah 5 km/jam dan setiap kecepatan 300 meter ditambah 0,5 jam. Untuk kecepatan

turun digunakan rumus : setiap penurunan 300 m, waktu tempuhnya 5 km/ jam ditambah 10 menit.

6. Menaksir Jarak

Dalam operasi SAR seringkai harus memperkirakan jarak benda yang terlihat, misalnya benda

milik survivor. Untuk memperkirakan jarak tersebut bisa dipergunakan tabel berikut :

Cermin survival : 1,6 . 3,2 km

Asap putih : 19,2 km

Cahaya senter dua baterai malam hari : 3,2 km

Catatan :

Objek tampak dari ketinggian 150 meter.

7. Menaksir Cuaca

Tanda-tanda cuaca untuk melakukan penaksiran :

Merah pada malam hari pertanda cuaca baik

Merah pada pagi hari pertanda akan turun hujan

Kuning pada saat matahari tenggelam pertanda angin

Kuning pucat pada saat matahari tenggelam pertanda akan turun hujan

Embun dan kabut pada pagi-pagi benar pertanda cuaca akan baik

Awan halus pertanda cuaca bagus

Awan terbatas pertanda angin

Master Guide Reinforcement 57

Bertahan Hidup Dalam Kondisi Darurat

A. Apa saja perlengkapan yang dibutuhkan dalam menghadapi suatu musibah

B. Bagaimana menanggulangi dan mencari solusi terhadap musibah yang dihadapi

C. Hal-hal apa saja yang dapat membuat kita tetap bertahan dalam suatu musibah.

D. Dapat mempersiapkan diri dalam menanggulangi suatu bencana

E. Telah siap prosedur bilamana bencana terjadi

F. Dapat menjadi leader dalam menghadapi bencana

Apa itu survival ?

Survival berasal dari bahasa Ingris : Survive atau to Survive yang artinya bertahan hidup. Yang

dimaksud disini adalah kemampuan untuk bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan

sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai upaya untuk

mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis.

Bagi para petugas SAR, survival adalah usaha dalam keadaan terbatas untuk mengolah kebutuhan

pendukung SAR secara maksimal dengan memanfaatkan factor alam yang ada disekitarnya sehingga

kegiatan operasi SAR masih terlaksana.

Prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang survivor, yaitu :

S. (Size Up the Situation), pandailah dalam menilai situasi, setiap kondisi lingkungan dan perubahan-

perubahannya harus betul-betul diperhatikan agar selamat.

U. (Undue Haste Make Taste), jangan tergesa-gesa, biar lambat asal selamat. Setiap tindakan

hendaknya dipikirkan untung ruginya. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat

kematian.

R. (Remimber Where You Are), Ingat dimana kamu berada. Baik posisi harfiah yang berarti lokasi

dimana berada maupun posisi yang berarti kondisi dan kedudukan diri pada saat itu.

V. (Vanquish fear and panic), Kuasai diri dari rasa takut dan panic yang dapat menumpulkan nalar

dan pikiran yang jernih.

I. (Improvise), Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan segenap kemampuan dan pengetahuan untuk

keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi.

V. (Value living), Hargailah kehidupan. Jangan sia-siakan hidup dengan mengambil keputusan yang

ceroboh. Buang jauh-jauh pikiran dari keinginan bunuh diri.

A. (Act like the native), Sesuaikan diri dengan penduduk setempat, sesuaikan dirimu dengan

lingkungan sekitarmu.

L. (Learn basic skill), Pelajari dasar-dasar pengetahuan dan latihlah kemampuan dialam bebas.

SURVIVAL

Master Guide Reinforcement 58

Survival adalah tindakan yang paling awal dilakukan oleh setiap makhluk hidup untuk

mempertahankan kehidupannya dari berbagai ancaman. Survival itu sendiri akan berhasil serta mampu

mempertahankan diri dari suatu keadaan buruk dan krisis.

Surviver adalah manusia yang sedang mempertahankan dirinya dari keadaan yang buruk.

Berdasarkan jenis medannya, Survival dapat dikategorikan menjadi 4 bagian:

1. Survival di hutan (Jungle Survival)

2. Survival di laut (Sea Survival)

3. Survival di padang pasir (Desert Survival)

4. Survival di daerah kutub (Antartic Survival)

Jika dilihat dari kondisi alam di indonesia, maka pengetahuan akan survival ini harus juga kita

sesuaikan dengan iklim tropis yang ada di negara kita. Di Indonesia daerah yang di temui adalah

kondisi hutan belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapi, dsb.

Tiga hal tersebut yang harus kita perhatikan dalam melakukan survival:

1. Permasalahan serta problem yang dihadapi.

2. Teknik atau tindakan yang harus dilakukan.

3. Dan faktor-faktor lain yang berpengaruh.

Permasalahan serta problem yang di temui:

1. Masalah yang ada di alam itu sendiri.

2. Masalah yang menyangkut diri kita sendiri.

3. Masalah yang berhubungan dengan makhluk hidup lain yang ada di alam itu sendiri.

A. Faktor fisik

Bila kita tidak mempersiapkan fisik dengan baik, maka belum tentu kita akan mampu melakukan

perjalanan serta tidak akan mampu membawa perbekalan yang dibutuhkan dalam perjalanan di alam

bebas.

B. Faktor mental

Bila kita mempersiapkan mental dengan baik, besar kemungkinan kita mengalami kesulitan.

Misalnya takut akan kegelapan, takut kehujanan, dsb. Dalam melakukan kegiatan olah raga

petualangan di alam bebas.

C. Faktor pengetahuan serta ketrampilan

Merupakan hal yang penting bagi mereka yang menyukai jenis kegiatan olah raga petualangan di

alam bebas ini. Karena jika tidak memiliki suatu ketrampilan dapat membawa kita pada suatu

saatnya nanti kita menghadapi kesulitan. Misalnya makanan serta minuman yang kita bawa

kehabisan. Apa yang harus kita perbuat untuk dapat bertahan hidup, atau perlengkapan apa yang

layak kita bawa dalam perjalanan agar kita tetap dapat melakukan kegiatan dengan baik.

D. Faktor yang berhubungan dengan makhluk lain

Dalam suatu perjalanan suatu kegiatan olah raga petualangan di alam bebas, kita akan menemukan

kelompok penduduk di daerah yang mungkin saja tidak menginginkan akan kedatangan kita atau

orang baru.

Master Guide Reinforcement 59

Untuk itu kita harus mengetahui adat istiadat penduduk setempat. Demikian pula kita harus

mengetahui jenis satwa serta tumbuhan pada lokasi yang akan kita kunjungi. Baik yang dapat

dimakan maupun yang berbahaya. Setelah kita ketahui tindakan yang akan kita lakukan untuk

menghadapi faktor dari alam itu sendiri, kita sekarang melihat cara dalam mengatasi faktor-faktor

yang datangnya dari dalam kita sendiri. Untuk itu kita perlu beberapa prinsip sebagai berikut:

1. Hadapi situasi yang sulit dengan selalu bersikap yang tenang.

2. Istirahat untuk menghlangkan rasa panik serta takut yang mungkin timbul.

3. Perhatikan kondisi tubuh kita masing-masing.

4. Ingat segala pengetahuan yang kita miliki.

Semua itu dapat kita simbulkan dengan istilah STOP.

S : Stop (berhenti) T : Thinking (befikir) O : Observe (Amati keadaan sekitar kita) P : Planning

(Buat rencana mengenai usaha serta tindakan yang akan kita laksanakan)

E. Teknik serta tindakan yang harus kita lakukan:

1. Membuat Bivak

Membuat tempat perlindungan yang nyaman dalam keadaan darurat untuk melindungi diri kita

dari faktor alam.

2. Membuat Api

Dalam suatu keadaan darurat kita akan membutuhkan api untuk perapian agar suhu badan kita

tetap stabil serta sebagai syarat apabila kita ingin memasak atau merebus air agar bebas dari

bakteri. Apabila kita membuat perapian hendaklah jangan terlalu esar agar mudah terkendali.

Singkirkan dedaunan serta rumput kering untuk menghindari resiko kebakaran. Untuk

mendapatkan panas yang baik serta melindungi api dari tiupan angin. Buatlah berhadapan dengan

bebatuan ataupun pohon agar dapat memberikan panas secara langsung.

3. Mencari Air

Dalam keadaan survival, kebutuhan akan air merupakan suatu hal yang sangat penting. Apabila

kita telah kehabisan makanan dan hanya meminum air, maka kita dapat bertahan hidup hingga 3

minggu. Dan apabila kita tanpa minum air sama sekali, maka kemungkinan untuk bertahan hidup

hanya sekitar 2-3 hari bagi yang tidak mengalami luka atau pendarahan. Apabila kita tidak

mendapatkan air sama sekali, kita dapat melakukannya dengan mencari di daerah sekitar tempat

kita berada. Seperti embun atau bisa juga pepohonan yang berdaun lebar. Semua ini dapat kita

lakukan dalam keadaan darurat agar kita dapat bertahan hidup.

4. Survival Kit

Survival kit adalah perlengkapan untuk melakukan survival yang biasanya harus kita bawa dalam

setiap melakukan kegiatan di alam bebas. Baik itu di hutan maupun di gunung. Adapun

perlengkapan minimal yang harus selalu kita bawa aeperti misalnya pisau tebas atau golok, jas

hujan atau ponco, korek api yang ditaruh di dalam tempat yang kedap air seperti plastik, peluit,

cermin, obat-obatan, senter, tempat minum serta makanan.

Master Guide Reinforcement 60

helter ditujukan untuk melindungi survivor dari pengaruh alam, seperti panas, hujan, angin, dan

dingin. Perlindungan ini dapat dibangun dari bahan-bahan yang sengaja dibawa ataupun dari

bahan-bahan yang tersedia di alam (kayu, dedaunan, dll).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan shelter/bivak adalah :

1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai.

Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.

2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di bawah

pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa

shelter kita.

3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena

dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.

4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan

mempengaruhi dalam kenyamanan kita.

Contoh barang bawaan yang dapat dijadikan shelter adalah ponco ataupun plastik berukuran kurang

lebih 2×2 meter. Karena shelter yang dibangun dari ponco atau plastik kurang sempurna, maka dari

itu selain memperhatikan empat hal diatas, perlu memperhatikan arah angin bertiup. Sehingga arah

angin bertiup dapat dihalau oleh shelter yang kita bangun. Contoh bentuk shelter dapat dilihat

melalui gambar.

S

SHELTER / BIVAK

Master Guide Reinforcement 61

Tempat perlindungan sementara yang memenuhi syarat bisa melindungi diri dari hujan, panas,

serangga, binatang atau untuk kebutuhan lain misalnya : posko komunikasi, perbekalan. Maka

pembuatannya berdasarkan kebutuhan, namun harus memenuhi syarat pokok dari segi :

1. Kesehatan

2. Teknis

A. Maksud dari segi kesehatan :

1. Ada sumber air untuk minum atau masak pada jarak dekat.

2. Mudah mengalirkan air kotor.

3. Tanah mudah menyerap air/lekas kering.

4. Tanah tidak berbau atau beruap. Contoh : kuburan.

B. Maksud dari segi teknis :

1. Dekat sumber bahan.

2. Dekat kayu bakar.

Tujuan syarat pokok adalah agar pendirian bivak cepat dan tepat untuk keperluan tugas. Sedang lokasi

yang memenuhi syarat adalah :

1. Daerah ketinggian, bukan disungai kering.

2. Jangan dibawah pohon dengan ranting lapuk.

3. Jangan dibawah atau diatas tebing.

4. Jangan menghadap arah angin.

5. Tidak dilewati binatang.

Jenis/macam tempat perlindungan :

1. Alam, contoh yang lazim ialah ceruk-ceruk atau goa, pohon.

2. Sementara.

dengan ponco :

a. bisa bentuk miring atau tenda.

b. atap lebih rendah membuat suhu didalamnya lebih

hangat

dengan bahan-bahan yang tersedia di alam.

3. Semi permanent,

Menggunakan kerangka, mempunyai dinding dan pintu untuk keluar masuk. Contoh : gubug,

tenda/dome.

Sedang pembuatan bivak dipengaruhi oleh bahan yang tersedia :

1. Yang ada di alam, misal :

o kayu/ranting untuk tiang

o sulur rotan/ijuk aren untuk tali

o macam-macam daun : nipah, pala, aren, pisang hutan, kelapa,

alang-alang, talas dan lainnya untuk atap atau dinding

Master Guide Reinforcement 62

2. Bahan yang sudah dipersiapkan, misal :

o ponco/jas hujan

o plastik besar

bentuknya pun mengacu pada maksud tempat berlindung dibuat yaitu : segitiga, setengah lingkaran,

segi empat.

Untuk daerah yang banyak binatang buas, jarak lantai dari tanah minimal 3 meter.

Perlunya api pada kondisi darurat karena peranannya sebagai penghangat, isyarat, memasak, merebus

air, dll.

Unsur pembentuk perapian :

1. Penyala : kayu kecil, serbuk kayu lapuk, ranting pinus, kulit palmae, lumut kering

2. Pembakar : kayu mati, dahan kering, rumput, kotoran binatang kering, lemak hewan, arang,

gambut.

3. Api :

1. Korek api yang baik.

2. Bila tanpa korek

o lensa kamera, lensa teropong (binocular) dengan memfokuskan cahaya matahari pada obyek

yang dibakar.

o Batu api bila ada.

o Gesekan-gesekan bambu kering sampai panas sekali dan timbul bara, dalam keadaan

darurat cara ini adalah yang paling mudah dikerjakan dan hasilnya paling optimal.

MEMBUAT API

Master Guide Reinforcement 63

Teknik Membuat Api

Bunga api adalah tahap awal dalam pembuatan api. Selanjutnya ialah mengusahakan untuk menangkap

bunga api dengan kawul atau ranting dan daun kering.

1. Memantik

Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan

dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat

digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.

Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian

kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut.

Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api. Kemudian bunga

api tersebut dapat ditangkap dengan sabut kering dan sebagainya.

2. Gergaji Api (Fire Saw)

Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat

gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan

bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu

yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian.

Master Guide Reinforcement 64

3. Fire Thong

Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik

menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang

pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya

diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.

Master Guide Reinforcement 65

Pisau Rimba

Penggunaan

Penggunaan pisau rimba harus dengan cara benar dan tepat dalam

melintasi hutan.

Pemakaian yang tepat adalah pengambilan kecepatan dan sudut parang

tertentu untuk memperoleh hasil yang baik dan tidak terlalu berat.

Kecepatan maksimum diperoleh dengan memegang pisau rimba kuat-kuat

dengan ibu jari dan 2 jari lain terlepas, lalu diayun seperti cemeti dengan

pergelangan tangan dan ibu jari dan sesaat sebelum kena sasaran dua jari lain yang longgar dieratkan.

Sudut yang baik untuk menebas adalah 45 derajat. Sudut kecil akan menyerempet sehingga

membahayakan orang disekitar dan si penebang. Dengan sudut besar pisau akan mental. Miringkan

tebasan menjauhi badan dan tidak tegak lurus.

Perawatan

1. Bila perlu dipertajam, asahlah bagian yang tajam sampai tipis debgan batu licin atau gerenda

dan jangan sampai pisau panas agar mata pisau tajamnya tidak berkurang.

2. Biasakan diberi oli tebal bila tidak dipakai.

3. Pegangan harus rata agar tidak melepuhkan tangan.

Kampak

Penggunaan

1. Sudut pegangan kampak bila untuk memotong kayu adalah 45 derajat, bukan mendatar.

2. Untuk memotong dahan adalah dari batang kearah pucuk pohon dan bukan sebaliknya.

3. Pengayunan yang tepat akan memberi kekuatan dan memotong dengan beberapa kali pukul

lebih dari sekali pukul.

Perawatan

Sama dengan perawatan pisau.

PENGETAHUAN PISAU DAN

KAMPAK

Master Guide Reinforcement 66

Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian

membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk diambil dagingnya untuk

dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan

sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit.

Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di daerah

itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis trap apa yang

akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat

meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi

mempunyai kekuatan yang baik.

Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergnatung kepada kreasi

survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan.

1. Trap Menggantung (Hanging Snare)

Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :

a) Kelenturan dahan pohon.

b) Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.

c) Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok, sehingga apabila

laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon akan menarik, hingga akhirnya

tali akan menjerat.

Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti : kelinci, ayam,

bebek, dan lain lain.

JERAT DAN PERANGKAP

Master Guide Reinforcement 67

2. Trap Tali Sederhana

Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali sederhana

yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada

dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah terjerat, tidak bisa pergi kemana-

mana lagi.

3. Trap Lubang Penjerat

Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang. Perangkap ini terdiri

dari :

a). Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.

b). Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan ditangkap.

Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas dedaunan tersebut.

c). Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso.

4. Trap Menimpa

Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah perangkap menimpa.

Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model ini dikenal dengan nama Deadfall

Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap ini adalah :

a) Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.

b) Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika salah satu

tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa.

c) Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak, maka kayu

pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuh menimpa.

Master Guide Reinforcement 68

5. Kombinasi Trap Lubang dengan Trap Menimpa

Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap menimpa. Perangkap

ini terdiri dari :

a) Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.

b) Kayu pohon yang saling menopang.

c) Umpan.

d) Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.

Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa batang, ia akan

langsung masuk ke lubang.

Master Guide Reinforcement 69

Kebutuhan Air

Untuk kondisi manusia dapat hidup tanpa air dalam keadaan tubuh sehat maksimal selama empat hari.

Akan mati 8-12 hari. Apa benar?kalau ga‟ percaya buktikan sendiri.OK!. Bila ada air tetapi tak ada

makanan, orang akan bertahan selama 3 minggu. Sedang kebutuhan dasar air pada manusia minimal

2,5 liter perhari. Naik turunnya kebutuhan air tergantung pada aktivitas kegiatan dan makanan yang

dimakan, juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca atau alam.

Syarat Mutu Air

Air yang dikonsumsi manusia ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Syarat Fisik

Tak berbau, tak berasa, tak berwarna dan sejuk (dibawah suhu sekitar), jernih (kekeruhan

1mg/liter SiO2.

2. Syarat Bakteriologi

- Angka kuman 1 cc kurang dari 100 cc air.

- Bakteri coli tak ada dalam 100 cc air.

3. Syarat Chemis

- Zat yang ada kurang dari 100 mg/liter

- Zat organic kurang dari 10 mg/liter

- Mengandung fluor dan yodium

- Tak boleh mengandung gas H2S, NH4, NO3 kurang dari 20 mg/liter, NO2

Dalam praktek, persyaratan diatas yang paling mudah dipenuhi adalah syarat fisik, kemudian air

dimasak (melalui proses penjernihan dan sterilisasi dengan obat), air langsung dapat diminum.

Macam Air

Mutu tingkat air dimulai dari kandungan zat-zat didalamnya

1. Air terkontaminasi (CONTAMINATED WATER), yaitu air yang mengandung racun, unsur kimia

biologi, radiology (kibira) atau jasad renik yang dapat menimbulkan sakit.

2. Air kotor terpolusi (POLLUTED WATER), yaitu air yang mengandung bahan sampah, Lumpur

atau limbah. Tak bisa dipakai karena tidak memenuhi syarat fisik.

3. Air yang dapat dipakai (PORTABLE WATER), yaitu air yang bebas kibira, racun dan organisme.

Walau rasa kurang enak, sesudah dimasak bisa diminum

4. Air nyaman (PALATABLE WATER), yaitu air yang enak dan segar diminum.

A I R

Master Guide Reinforcement 70

Penjernihan Air

Supaya air menjadi “palatable water” tahap-tahapnya :

1. Sedimentasi, yaitu air didiamkan sampai kotoran mengendap sendiri atau dicampur AlOH.

2. Koagulasi, yaitu pengendapan melalui zat kimia. Untuk bahan alkali sama dengan FCl2, NH4. non

alkali sama dengan Na2SO4.

3. Filtrasi, yaitu untuk menjernihkan air dengan pasir atau saringan diatomis.

4. Sterilisasi, yaitu untuk membunuh organisme penyebab penyakit, cara :

- Delapan tetes yodium tinetur 2,5%/liter air selama 10 menit

- KMnO4 (kalium permanganate)

- Tablet halozone (untuk penjernih air)

- Dicampur serbuk biji kelor 200mg/liter lalu diendapkan selama ½ jam.

5. Untuk penghilang bau, warna, racun, adalh dengan karbon aktif seperti : norit, aqua nuchar, hidro

darco

Sumber Air

1. Air yang tidak perlu dimurnikan/palatable water

- Air bron/mata air

- Air sumur, waduk, sungai, telaga, air hujan, mata air

- Air dari tanaman :

* kelapa, kaktus dipotong diperas

* liana/rotan dengan memotong dekat tanah ditampung

* palmae diambil niranya

* ruas bambu, bonggol pisang, lumut

- Air tampungan dari embun

2. Air yang dimurnikan

- Air berlumpur

- Air yang tidak memenuhi syarat fisik.

Pencarian Air

1. Pada tanah berbatu Water Filtering Systems

- Cari mata air pada daerah karst

- Dari saluran air pada dinding lembah yang memotong lapisan berpori.

- Pada daerah granit cari pinggir bukit berumput paling hijau.

2. Pada tanah gembur

- Cari pada daerah lembah atau lereng.

- Kadang terdapat genangan kecil, air harus disterilkan.

Master Guide Reinforcement 71

3. Di pegunungan

- Digali bekas aliran sungai pada kelokan sebelah luar.

- Pada hutan lumut, ambil lumut lalu peras.

4. Dari tumbuh-tumbuhan.

5. Menampung embun.

Galilah lubang sedalam kira-kira 30-50 cm dengan diameter yang lebih besar dari misting / rantang

(apa pun yang dapat digunakan untuk menampung air). Potonglah ranting kering dengan panjang kira-

kira 50 cm, siapkan selembar plastik yang cukup lebar (bisa juga menggunakan ponco / jas hujan).

Letakkan misting / rantang di dasar lubang, tegakkan batang / ranting tadi dan tutupi dengan pastik,

jangan lupa letakkan batu disekelilingnya agar tidak mudah bergeser. (lihat gambar 1)

Tunggulah air menguap dari permukaan tanah.

Gambar 2, teknik pembuatannya sama dengan gambar 1 hanya saja dibuat tumpukan daun kering

disekelilingnya dengan jarak yang cukup agar ponco / plastik tidak meleleh, dan nyalakan (perhatikan

api jangan terlalu besar). Tunggulah air yang menguap dari permukaan tanah (hal ini dapat dilakukan

kapan pun).

Api sangat berguna untuk menghangatkan tubuh kita, untuk memasak dan untuk melindungi diri kita

dari ancaman binatang-binatang buas, teknik dan cara pembuatan api harus kita kuasai dengan baik.

Membuat jebakan untuk mendapatkan makanan juga salah satu cara untuk tetap bertahan.

Cara lain untuk mendapatkan air bersih adalah dengan membersihkan air yang keruh dengan

mencampurkan zat-zat pembersih air yang dapat kita dapatkan di toko kimia. Cara itu sebagai berikut :

1. Campurkan tablet Halazone dengan air dan tunggu sepuluh sampai lima belas menit.

Master Guide Reinforcement 72

2. Campurkan dua hingga tiga tetes Iodine dengan seperempat liter air. Air dapat dimanfaatkan

setelah tiga puluh menit.

3. Campurkan beberapa butir garam abu permanganate dengan air secukupnya. Reaksi sterilisasi

dapat dilihat kira-kira dalam tiga puluh menit.

4. Campurkan bubuk pembersih (AGS) yang dijual di pasaran dengan air secukupnya.

4.5 Jejak dan Isyarat

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang survivor untuk terlepas dari keadaan

survival adalah membuat jejak dan isyarat. Dengan harapan bahwa ada tim SAR yang akan

menerima dan mengerti pesan kita. Dan akhirnya kita dapat terselamatkan.

Membuat jejak dan isyarat memerlukan tekhnik tertentu agar tim SAR dapat mengerti maksud dari

jejak dan isyarat yang kita buat. Bahkan ada beberapa sandi internasional untuk memberikan pesan

dengan menggunakan media tertentu atau bahasa tubuh.

Tanda yang biasa digunakan sebagai kode isyarat pertolongan adalah dari barang-barang yang

berwarna mencolok dari daerah di sekitarnya, agar mudah terlihat. Atau dapat digantungkan di

pucuk pohon tertinggi agar SAR udara dapat mengidentifikasinya.

Cara lainya adalah dengan menjemur pakaian yang berwarna mencolok di batu-batuan sungai. Cara

ini dinilai efektif karena biasanya tim SAR akan menyisir daerah sungai untuk mencari korban.

Maka dari itu dalam melakukan perjalanan ke hutan, sebaiknya kita membawa barang atau pakaian

yang warnanya mencolok seperti warna kuning dan lain-lain.

Master Guide Reinforcement 73

BOTANI DAN ZOOLOGI PRAKTIS

Mempelajari botani dan zoologi praktis dianggap penting untuk mengenal jenis tumbuhan dan hewan

yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan darurat (survival foot) atau obat-obatan. Selain itu kita

dapat mengenal jenis tumbuhtumbuhan dan hewan yang harus dijauhi karena beracun, berbisa atau

dapat mengancam keselamatan jiwa.

BOTANI

Cara menguji makanan yang belum dikenal :

1. Periksa secara teliti. PAstikan bahwa tanaman tersebut tidak kotor/berlumpur atau dimakan cacing.

Bebrapa tanaman ketika tua berubah menjadi racun karena adanya zat kimia.

2. Cium. Remas/hancurkan sebagian kecil dari tanaman tersebut. Jika baunya seperti almond yang

pahit atau buah persik (bau busuk), maka buang.

3. Iritasi kulit. gosokkan sedikit atau tekan beberapa air/getah tanaman tersebut ke bagian tubuh yang

lembut atau lunak (seperti lengan antara ketiak dan siku). Jika ada iritasi, buang.

4. Bibir, mulut, lidah. Jika tidak ada reaksi pada langkah 3, lanjutkan dengan langkah berikut :

letakkan sedikit sample tanaman pada bibir

letakkan sedikit sample tanaman pada sudut mulut

letakkan sedikit sample tanaman pada bagian atas lidah

letakkan sedikit sample tanaman pada bagian bawah lidah

kunyah sedikit sample

Tunggu hingga 5 menit untuk setiap langkah no 4 diatas.

Jika ada iritasi / ketidaknyamannan, BUANG !

5. Makan dalam jumlah yang sedikit, dan tunggu sekitar 5 jam. Selama masa 5 jam ini, jangan makan

atau minum makanan yang lain.

Tumbuhan yang dapat dimakan

Bagian yang dapat dimakan yang dapat meberikan energi yang cukup adalah umbi (umbi akar atau

umbi batang), buah, biji dan daun.

Ciri tumbuhan yang dapat dimakan :

Bagian tumbuhan yang masih muda

Tumbuhan yang tidak mengandung getah

Tumbuhan yang tidak berbulu

Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap

Tumbuhan yang dimakan oleh mamalia

Catatan : beberapa ciri tumbuhan yang dapat dimakan diatas, semuanya tidak pasti benar

BOTANI DAN ZOOLOGI

Master Guide Reinforcement 74

Langkah-langkah yang perlu dilakukan bila akan memakan tumbuhan

Makan tumbuhan yang sudah dikenal

Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan

Sebaiknya jangan makan buahnya yang berwarna mencolok, karena menngandung racun

alkaloid

Cara memakan pertama dengan mengoleskan sedikit ke bibir dan di tunggu reaksinya.Bila tidak

terasa aneh (panas, pahit, gatal) berarti cukup aman.

Yang paling baik adalah dengan terlebih dahulu memasak bagian tumbuhan yang akan

dimakan.

Contoh tumbuhan yang dapat di makan :

Umbi di dalam tanah : talas, kentang, bengkoang, paku tanah

Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu, begonia

Buah : kelapa, arbei, konyal, buah rotan

Biji : padi, jagung, rumput teki

Bunga : turi, pisang

Daun : rasa mala, melinjo, babadotan, pohpohan, pakis

Tumbuhan obat

Dapat dikelompokkan menjadi dua:

1. Dimakan atau di minum, contoh :

Bratawali (Anamitra Coccullus) tumbuhan merayap. Terdapat dihutan, kampung. Batangnya di

rebus, rasanya pahit.

Kegunaan : untuk anti demam, malaria, pembersih luka, penambah nafsu makan.

Kejibeling/ngokilo (Strobillatesses) tumbuhan semak dihutan.

Daunnya dimasak untuk obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.

Sembung/sembung manis (Blumen alsmifira). Jenis rumputan, terdapat pada padang rumput

yang banyak angin. Daunnya diseduh dengan air panas dapat digunakan untuk sakit panas dan

sakit perut.

2. Tumbuhan obat luar untuk luka

Getah pohon kamboja untuk menghilangkan bengkak. Gosok getah pada bagian yang bengkak,

biarkan 24 jam, bersihkan dengan minyak kelapa kemudian air hangat.

Air rebus bratawali untuk mencuci luka, juga air batang pohon randu.

Daun Sambiloto atau daun Ploso di tumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking.

Tumbuhan berguna lainnya.

a. Tumbuhan penyimpan air seperti : tumbuhan beruas (bambu, rotan), tumbuhan merambat, kantong

semar, kaktus, batang pisang, dll.

b. Tumbuhan pembuat atap/pelindung : daun nipah, aren, sagu, daun pisang, dll.

c. Tumbuhan pengusir ular dan serangga lainnya : lemo.

d. Indikator air bersih : tespong, selada air.

Master Guide Reinforcement 75

Tumbuhan beracun

Getah pohon paku putih dapat menyebabkan kebutaan

Getah pohon rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya sebab merusak jaringan

Getah jambu monyet menyebabkan gatal-gatal

Buah aren mentah menyebabkan gatal-gatal

Kecubung

Rarawean dapat menyebabkan gatal dan pedih

Daun fulus menyebabkan gatal dan panas

Si cantik beracun (Poisson Ivy) menyebabkan gatal-gatal

Bila kita menemukan jamur di hutan, sebaiknya jangan di makan karena sulit membedakan yang dapat

dimakan atau tidak. Selain itu kadar kalori jamur sangat rendah karena tubuh jamur banyak

mengandung air.

Pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan jamur yang dapat dimakan :

tidak berwarna mencolok

tidak bercahaya

tidak memiliki gelang pada tangkainya

ttidak berbau

tidak memberi efek hitam jika disentuh benda-benda perak

Pedoman seperti itu sebenarnya kadang sangat berbahaya. Banyak jamur yang memiliki ciri-ciri diatas

justru mengandung racun.

Contoh : Amanita Phalloder, Amanita Verna, Amanita Virosayang berwarna putih bersih memiliki

racun mematikan. Ketiga jamur tersebut jika dimakan setelah 30 menit kemudian akan mengakibatkan

perut sakit sekali. Bila tidak segera diatasi, 6-8 jam kemudian akan menemui ajal.

“Jangan makan dalam jumlah yang banyak satu jenis tanaman pada satu waktu, dan jika ingin

memakannya, maka mulailah dari bagian yang segar dan ambil beberapa lagi untuk dimasak,

kemudian makan sedikit demi sedikit”

“Jangan berasumsi bahwa karena burung, hewan mamlia atau serangga memakan beberapa

jenis tanaman, hal ini berarti tanaman tersebut dapat dimakan oleh manusia. Kera adalah salah

satu contoh, tetapi tidak menjamin bahwa tanaman yang dimakan oleh kera dapat dimakan oleh

manusia”.

Master Guide Reinforcement 76

ZOOLOGI

Sebagian besar hewan, pada prinsipnya adapat dimakan. Kesulitannya adalah bagaimana cara

mendapatkannya. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang habitat dan tingkah laku hewan tersebut.

Untuk menangkap hewan diperlukan suatu keberanian dalam mengambil keputusan. Misalnya hewan

selalu mencari air untuk keperluannya sehari-hari. Bila kita ingin mendapatkan berbagai macam

hewan, harus menuju sumber air. Dalam hal ini kita akan dihadapkan pada suatu masalah.

Bila didekat sumber air banyak hewan, berarti banyak hewan berbahaya pula bagi kita.

1. Habitat Hewan

Habitat bisa diartikan sebagai tempat mahluk hidup tinggal. Misalnya ikan banyak dijumpai di air.

Habitat yan paling banyak hewannya adalah laut dangkal dan pantai. Semakin tinggi permukaan

tanah, jenis hewan akan semakin sedukit. Jika kita tersesat di gunung dan ingin mencari makanan

(hewan), jangan terus naik ke puncak, lebih baik turun, kemungkinan besar akan menemukan

berbagai jenis hewan.

2. Perilaku hewan

Perilaku jenis hewan adalah khas. Kapan kita mudah menangkap suatu hewan, kapan kita harus

menghindarinya. Pada musim kawin,hewan-hewan biasanya kurang peka terhadap sekelilingnya.

Saat seperti itu yang baik untuk menangkapnya. Burung-burung pindah dari daerah dingin ke

daerah panas, ikan salem berpindah tempat dari laut ke sungai untuk bertelur. Ular yang menjaga

telur atau anaknya bertambah ganas.

3. Binatang berbahaya

Antara lain :

Nyamuk Malaria

Lalat Dayak/Lalat kerbau (besarnya dua kali lalat biasa). Terdapat dihutanKalimantan,

Sulawesi dan Irian Jaya. Bekas gigitannya bengkak dan bisa infeksi

Lebah berbahaya jika tersengat, dalam jumlah yang besar dapat dimatikan.

Kelabang, Kalajengking. Bekas gigitannya bengkak, oleskan tembakau, Daun sambilito,

amonia.

Pacet, Lintah. Untuk melepaskannya siram dengan air tembakau.

Berbagai jenis ular. Umumnya berbagai jenis ular berbisa dapat diketahui fisiknya yakni :

Bentuk kepala segitiga, leher relatif kecil, terdapat lekukan mata dan lubang hidung dan

mempunyai gigi yang berbisa.

Serpentes (Ophidia)

Di Indonesia diperkirakan terdapat 400 jenis ular. 110 diantaranya termasuk jenis yang

berbisa. Ular berbisa tersebut kebanyakan hidup dipantai atau di laut, bersifat pasif dan jarang

mengigit. Sedang yang hidup di darat sekitar 35 jenis.

Populasi ular berbisa ini sangat lambat, sehingga ular tersebut banyak dikategorikan langka

(jarang ditemukan), meskipun mempnyai kemampuan berkembang biak sangat besar. Ada

yang dapat bertelur sampai puluhan butir, tetapi setelah mengalami beberapa tahap yang

bertahan sedikit sekali.

Master Guide Reinforcement 77

4. Binatang yang berguna

Hampir semua binatang mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya. Ular, Kadal, Kura-kura

dapat dimakan. Lebah dapat diambil larva dan madunya. Cacing dan siput hutan dapat dimakan.

Jika kita mendengar ada orang yang mati di gigit ular, jangan langsung menuduh si ular

penyebabnya. Karena kita tahu ular menggigit hanya untuk membela diri. Banyak kasus yang

terjadi justru karena rasa takut yang berlebihan dari korban ketika melihat ular didekatnya.

Rasa takut inilah yang biasanya menyebabkan kematian karena fungsi jantung yang tidak bekerja.

Data dari Yoshokara Kawamura (1972) menunjukkan jumlah kasus gigitan ular sangat rendah.Ular

banyak menggigit pada bulan Mei, paling sedikit bulan Oktober

Master Guide Reinforcement 78

The mountains tell you, quite ruthlessly,

who you are, and what you are.

Mountaineering is a game where you can’t cheat ...,

more than that, what’s important is your determination cool nerves,

and knowing how to make the right choice.

George L. Mallory

Pada dasarnya Rock Climbing adalah bagian dari Mountaineering (kegiatan mendaki gunung, suatu

perjalanan petualangan ke tempat-tempat yang tinggi), hanya di sini kita menghadapi medan yang

khusus. Dengan membedakan daerah atau medan yang dilalui, Mountaineering dapat dibagi menjadi :

1. Hill Walking, merupakan perjalanan biasa melewati serangkaian hutan dan perbukitan dengan

berbekal pengetahuan peta/kompas dan survival. Kekuatan kaki menjadi faktor utama suksesnya

suatu perjalanan.

2. Rock Climbing, disini medan yang dihadapi berupa bentukan vertikal (perbukitan atau tebing ) di

mana sudah diperlukan bantuan tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh atau untuk menambah

ketinggian.

3. Ice/Snow Climbing, hampir sama seperti halnya dengan Rock Climbing, namun medan yang

dihadapi adalah perbukitan atau tebing es/salju .

Climbing isn't safe; it's dangerous.

You can make it safer but you cannot make it safe.

With this awareness your attention is focused effectively

on the situation and the consequences.

You'll be less likely to feel safe and protected,

and therefore act in ways that keep you as safe as possible

Feeling Safe is Dangerous , Arno Ilgner

Free Climbing

Teknik memanjat tebing dengan menggunakan alat-alat hanya untuk pengaman saja, tidak langsung

mempengaruhi gerakan pemanjat/menambah ketinggian. Sebaiknya dilakukan oleh dua orang.

Pemanjat naik secara bergiliran, leader (membuat jalur) dan belayer (pengaman).

PANJAT TEBING

KLASIFIKASI PANJAT TEBING

Master Guide Reinforcement 79

Free Soloing

Merupakan bagian dari free climbing , tetapi pendaki menghadapi segala resiko seorang diri yang

dalam pergerakannya tidak memerlukan bantuan peralatan pengaman. Untuk melakukan hal ini

seorang pendaki harus benar-benar mengetahui segala bentuk rintangan atau bentuk pergerakan

yang akan dilakukan pada rute yang akan dilaluinya. Bahkan kadang harus dihafalkan dahulu

segala gerakan baik tumpuan atau pegangan, sehingga hal ini biasanya dilakukan pada rute yang

pernah dilalui.

Artifisial Climbing

Adalah pemanjatan tebing dengan bantuan peralatan tambahan, karena sering sekali dihadapi

medan yang kurang / tidak memberikan tumpuan atau peluang gerak yang memadai misalkan ada

medan yang blank. Biasanya pendakian ini dilakukan berkelompok dengan tugas yang jelas antara

leader dan belayer.

Berdasarkan sistem belay / fall protection, panjat tebing terbagi dalam beberapa ketegori :

a. Gym Climbing

Pada tipe ini, belayer ada di bawah ( ground ) dengan tali dibelokan oleh sistem anchor (pullay

atau carabiner) diatas climber. Jika climber jatuh maka berat climber tadi akan dibelokan oleh

sistem anchor yang lalu ditahan oleh belayer.

b. Top Roping

Pada tipe ini, belayer ada di atas ( top ) yang melakukan belay terhadap tali yang menuju

climber ke bawah. Untuk mengurangi beban yang ditahan belayer ketika climber jatuh,

biasanya dibuat sistem pengaman pembantu (pembelokan atau pengalihan beban).

c. Lead Climbing

Pada tipe ini, tali tidak menjulur ke jangkar pengaman di puncak tebing melainkan dari belayer

langsung ke climber . Pada saat climber mulai memanjat, belayer mengulurkan tali, kemudian

pada interval ketinggian tertentu (misalnya setiap 3 meter) climber terus memasang alat

pengaman, jika dia jatuh maka belayer akan mengunci tali pengaman dan climber akan

menggantung pada tali yang mengulur keatas ke alat pengaman terakhir yang dia padang.

Terbagi 2 :

Sport Climbing

Adalah suatu pemanjatan yang lebih menekankan pada faktor olahraganya. Pemanjatan

dipandang seperti halnya olahraga yang lain, yaitu untuk menjaga kesehatan. Pada Sport

climbing rute yang dipanjat umumya telah bolted (pada interval ketinggian tertentu ada

hanger pada dinding tebing).

Traditional / Trad / Adventure Climbing

Adalah suatu pemanjatan yang lebih menekankan pada faktor petualangan. Pada Trad

Climbing , dinding tebing bersih dari bolts dan hangers, tidak enggak ada pengaman buatan

yang dipadang pada dinding.

Master Guide Reinforcement 80

Biasanya dilakukan oleh dua orang. Climber harus membawa alat pengaman sendiri dan

memasangnya pada saat memanjat. Ketika tali sudah hampir habis Leader membuat stasiun

belay untuk membelay Climber kedua. Climber yang sebelumnya membelay pemanjat

pertama mulai memanjat tebing dan membersihkan (mengambil kembali) alat pengaman

yang dipadang di dinding tebing oleh pemanjat pertama.

Berdasarkan tingkat kesulitan, panjat tebing dapat dibagi dalam 2 kategori:

Crag Climbing, merupakan panjat bebas, dan dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan dua

cara :

Single pitch climbing : dalam pemanjatan ini tidak diperlukan dengan berhenti di tengah

untuk mengamankan orang kedua.

Multi pitch climbing : pemanjatan ini dilakukan pada tebing yang lebih tinggi dan diperlukan

pergantian leader. Tiap pemanjat memulai dan mengakhiri pada teras memadai untuk

mengamankan diri dan untuk mengamankan orang kedua (second man)

Big Wall Climbing, merupakan jenis pemanjatan di tempat yang lebih tinggi dari Crag Climbing

dan membutuhkan waktu berhari-hari, peralatan yang cukup dan memerlukan pengaturan tentang

jadwal pemanjatan, makanan, perlengkapan tidur dll. Dalam pemanjatan bigwall ada dua sistem

yang dipakai yaitu :

Master Guide Reinforcement 81

a. Alpine System/Alpine Push/Siege Tactic. Dalam alpine push , pemanjat selalu ada di tebing

dan tidur di tebing. Jadi segala peralatan dan perlengkapan serta kebutuhan untuk pemanjatan

dibawa ke atas. Pemanjat tidak perlu turun sebelum pemanjatan berakhir. Pendakian ini baru

dianggap berhasil apabila semua pendaki telah mencapai puncak.

b. Himalayan System / Himalayan Tactic. Sistem pendakian yang biasanya dengan rute yang

panjang sehingga untuk mencapai sasaran (puncak) diperlukan waktu yang lama. Pemanjatan

big wall yang dilakukan sampai sore hari, setelah itu pemanjat boleh turun ke base camp untuk

istirahat dan pemanjatan dilanjutkan keesokan harinya. Sebagian alat masih menempel di tebing

untuk memudahkan pemanjatan selanjutnya.

Pendakian tipe ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok dan tempat-tempat peristirahat.

Sehingga dengan berhasilnya satu orang dari seluruh tim, berarti pendakian ini sudah berhasil

untuk seluruh tim.

Master Guide Reinforcement 82

Perbedaan dari Alpine System dan Himalayan System adalah :

Alpine System Himalayan System

1. Alat yang digunakan lebih sedikit 1. Alat yang dibutuhkan lebih banyak dan

waktu pemanjatan lebih lama

2. Waktu istirahat sedikit 2. Waktu istirahat banyak

3. Perlu load carry 3. Tidak memerlukan load carry

4. Pendakian berhasil ketika seluruh tim

berhasil

4. Pendakian sudah dikatakan berhasil

ketika salah satu anggota tim berhasil

GRADING SYSTEM

Seperti dalam olahraga lainnya, seseorang atlit dapat diukur kemampuannya pada suatu tingkat

pertandingan. Pemain catur dengan elorating dibawah 2000 tidak akan dapat mengikuti turnamen

tingkat Gand Master. Dalam panjat tebing terdapat klasifikasi tebing berdasarkan tingkat kesulitannya,

dengan demikian kita dapat mengukur sampai di mana kemampuan kita. Beberapa jenis pengukuran

kesulitan tebing :

1. French Grading System

Mengacu pada kesulitan saat pemanjatan dihitung berdasarkan pergerakan dan panjang / tinggi

bidang panjat, ini berbeda dari kebanyakan cara penentuan tingkat kesulitan lainnya yg mengacu

pada area tersulit ( single move ).

Tingkat kesulitan disini menggunakan nomerisasi yg dimulai dengan nomor 1 [very easy] dengann

sistem terbuka yg memungkinkan penambahan huruf dibelakang angka, contoh :

1, 2, 4a, 4b, 7c, dst.. dan tambahan + dapat digunakan untuk tingkat kesulitan lebih. Banyak

Negara-negara di eropa yg menggunakan sistem yg sama tapi tidak berarti dengan tingkat kesulitan

yang sama pula.

2. Ewbank system

Digunakan di Australia, New Zealand, dan Afrika Selatan, dibuat pada masa pertengahan tahun

1960 oleh John Ewbank (John Ewbank juga mengembangkan open ended “M” system untuk aid

climbing ). Numerical Ewbank dimulai dari angka 1 (di area tersebut kita dapat berjalan walaupun

dalan teori) sampai angka 34.

3. Yosemite Decimal System

Digunakan di Amerika yg dengan cepat menyebar ke Canada dan daerah Amerka lainnya. Sistem

ini mengacu pada 5 tingkat dibuat oleh Sierra Club :

Master Guide Reinforcement 83

- Kelas 1 Cross Country Hiking . Perjalanan biasa tanpa membutuhkan bantuan tangan untuk

mendaki / menambah ketinggian.

- Kelas 2 Scrambling. Sedikit dengan bantuan tangan, tanpa tali.

- Kelas 3 Easy Climbing. Secara scrambling dengan bantuan, dasar teknik mendaki (climbing)

sangat membantu, untuk pendaki yang kurang pengalaman dapat menggunakan tali.

- Kelas 4 Rope Climbing with belaying . Belay (pengaman) dipasang pada anchor (titik tambat)

alamiah atau buatan,berfungsi sebagai pengaman.

- Kelas 5, dibagi menjadi 11 tingkatan (5.1 sampai 5.14), Semakin tinggi angka di belakang

angka 5, berarti semakin tinggi tingkat kesulitan tebing. Pada kelas ini, runners dipakai sebagai

pengaman.

- Kelas A. Untuk menambah ketinggian, seseorang pendaki harus menggunakan alat. Dibagi

menjadi lima tingkatan (A1 sampai A5). Contoh : Pada tebing kelas 5.4 tidak dapat dilewati

tanpa bantuan alat A2, tingkat kesulitan tebing menjadi 5.4 - A2.

4. British Grading System

Untuk traditional climbing dalam teorinya ada 2 bagian : tingkat secara sifat & tingkat secara

praktek. Untuk sport climbing menggunakan standar Franch Grading System yg biasa ditulis denga

huruf “F” UIAA. UIAA Grading System merupakan standar internasional, system ini biasa dipakai

di Jerman Barat, Australii dan Swiszerland. Penomerannya menggunakan angka romawi, dimulai

dari angka I [easy] sampai X [hard] dengan penambahan + untuk tingkat kesulitan diatasnya,

tingakt tersulit adalah XII.

5. Brazilian Grade System

Hampir sama dengan French System , tapi dengan menerpkan penyesuaian grading 1 – 2 sup [very

easy], 3 - 5 [easy] dengan maksimum tingkat 12. penambahan "sup" (superior) digunakan untuk

tingkat 1 - 6, dan French Standard "a", "b" and "c" adalah penambahan untuk tingkat 7 - 12. 7a

pada French System hampir sama dengan 8a pada Brazilian System.

6. Alaska Grading System

Tingkat kesulitan diukur dari angka 1 - 6, dan mengacu pada factor kesulitan, tinggi dan or in

difficulty, length, dan komitmen. Sistem ini pertama kali dikembangajn oleh Boyd N. Everett, Jr.

pada tahun 1966.

- Alaska Grade 1 : Cimb requires one day only, no technical ( fifth-class ) climbing

- Alaska Grade 2 : Either a moderate fifth-class one-day climb, straightforward multiday

nontechnical climb

- Alaska Grade 3 : Either a serious fith-class one-day climb, a multiday climb with some

technical elements.

- Alaska Grade 4 : Multiday, moderately technical climb.

- Alaska Grade 5 : Multiday, highly technical climb.

- Alaska Grade 6 : Multiday, extremely technical climb.

Master Guide Reinforcement 84

Tanda plus (+) digunakan untuk tingat kesulitan lebih. Perlu di ingat pada system ini kemungkinan

tingkat kesulitan yg dimaksud adalah adanya pemanjatan pada salju atau glacier dan pada suhu

dingin.

Grade Waktu Normal Jumlah Pitch

I kl. 1 jam 1 – 2 pitch

II 1 – 4 jam 2 – 4 pitch

III 4 – 7 jam 3 – 8 pitch

IV 7 – 10 jam 6 – 12 pitch

V 1 – 2 hari 10 – 18 pitch

VI 2/+ hari 15/+ pitch

7. Alpine Grading System

Digunakan di New Zealand pada area pegunungan Alpine di sebelah selatan dan utara. Grading

Gystem menggunakan open ended,dihitung berdasarkan Faktor penentu seperi : Techical

Difficulty, Objective Danger, Length dan Access.

- Grade 1 – 3 : An easy scramble .

- Grade 4 – 6 : Technical climbing, must be able to place rock and ice gear quickly and

efficiently. Often involves a long day.

- Grade 7 : Vertical ice / rock dimana mungkin tidak ada cukup pengaman / proteksi.

Some day we climbers may wear special gloves

and shoes enabling us to scale blank walls like spiders.

Should we fall off, like spiders our body harnesses

may instantly attach safety lines to the rock.

Ray Jardine – 19 April, 1998

Tali (rope)

Fungsi utamanya sebagai pengaman apabila pemanjat terjatuh. Panjang maksimal sebuah tali

untuk memanjat adalah 50 meter, yang memungkinkan seorang leader dan belayer masih dapat

saling berkomunikasi. Tali yang digunakan dalam suatu pemanjatan yaitu :

a. Tali Serat Alam

Jenis tali ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat rendah dan mudah terburai. Tidak

memiliki kelenturan, sehingga membahayakan pendaki.

A L A T

Master Guide Reinforcement 85

b. Hawser Laid

Terdiri dari serat-serat sintetis halus yang dipilin menjadi tiga bagian. Kelemahannya adalah

kurang tahan terhadap zat kimia, sulit dibuat simpul dan mempunyai kelenturan rendah (40 %)

serta berat.

c. Core dan Sheat Rope (Kermantel Rope)

Terdiri dari dua bagian, inti dan jaket dengan

kelenturan mencapai 20 %). Yang terkenal adalah

buatan Edelrid, Beal dan Mammut. Ukuran tali

yang umum dipakai bergaris tengah 11 mm,

panjang 45 m. Untuk pendakian yang mudah, snow

climbing, atau untuk menaikkan barang dipakai

yang berdiameter 9 mm atau 7 mm.

Kekuatan = A2 x 22 kg dan A = diameter tali (mm)

Tali kermantel memiliki sifat-sifat :

1) Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut (cliff). Bila dipakai untuk

menurunkan barang, sebaiknya bagian tebing yang bergesekan dengan tali diberi alas

(pading). Tabu untuk menginjak tali jenis ini.

2) Peka (tidak tahan) dengan zat kimia.

3) Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat teduh.

Berdasarkan kelenturannya, Tali Kernmantel terbagi 2 yaitu :

1) Static, kelenturan 2-5 % pada berat max yang diberikan, kaku, umumnya berwarna putih

atau hijau, dan biasanya digunakan untuk rappelling atau Singel Rope Technic

2) Dynamic, kelenturan 5-20% pada berat max yang diberikan, lentur, dan berwarna

mencolok.

Pada umumnya tali-tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat simpul. Sebagai

contoh, simpul delapan (figure of eight) akan mengurangi kekuatan tali sampai 10%. Karena

sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan yang baik dan benar. Cara

menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut, sehingga tidak mudah rusak dan

mudah dibuka bila akan digunakan. Ada beberapa cara menggulung tali, antara lain :

Mountaineers coil

Skein coil

Royal robin style

Aturan umum untuk memilih ukuran diameter Tali Kermantel :

Top Roping dan serbaguna : Gunakan tali tunggal ukuran diameter 11 mm

Sport Climbing : Gunakan tali tunggal ukuran diameter 9.1 mm - 10.2 mm

Master Guide Reinforcement 86

Untuk lebih lengkapnya dalam memilih tali kernmantel juga dapat memperhatikan juga detail

tipe tali, yaitu Jumlah dan cara pemakaian tertentu. Ada 3 tipe yang dikenal dan untuk

mengetahui tipe tali dapat dilihat pada ujung tali dan akan terdapat simbol seperti dibawah ini :

SINGLE artinya tunggal yaitu tali yang cukup satu saja untuk digunakan memanjat.

DOUBLE artinya dobel atau dua tali. Tali dobel ini harus digunakan bersamaan dan

masing-masing tali harus di klip ke dalam kuikdraw yang berbeda.

TWIN artinya kembar, dua tali yang sama persis seperti pada tali dobel hanya saja pada saat

mengklip serupa dengan penggunaan pada tali tunggal. kedua tali tsb di klip ke dalam satu

kuikdraw/ karabiner saja. Anggap kedua tali kembar itu sebagai tali tunggal saat mengklip

1. Carabiner (snapring, snapling, cincin kait)

Digunakan sebagai pengaman untuk pemanjatan atifisial. Sebaiknya terbuat dari alumunium alloy

yang ringan tapi mempunyai kekuatan tinggi.

Berdasarkan model pengamanannya, Carabiner dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

a. Non screw gate Carabiner

Carabiner yang tidak memiliki kunci berulir, biasanya digunakan pada

pemanjatan artifisial karena tidak perlu repot-repot mengunci.

Berdasarkan sistem lock dibagi menjadi dua jenis yaitu:

Auto lock Carabiner

Non Auto lock Carabiner

b. Screw gate Carabiner

Carabiner dengan kunci berulir, biasa digunakan sebagai pengaman

utama dalam suatu pemanjatan artifisial.

Berdasarkan bentuknya, Carabiner dibagi menjadi 4 jenis yaitu :

a) Oval Carabiner: Berbentuk bulat, dalam SRT dapat dipergunakan hamper dalam berbagai

kondisi.

b) Delta Carabiner: Berbednetuk huruf D, bermanfaat karena memungkinkan pembagian beban,

namun tidak bisauntuk instalasi tertentu.

c) Heart Carabiner: Berbentuk segitiga sama kaki, baik untuk tambatan reacue karena

memungkinkan banyak tali ditambatkan

d) A Carabiner: Bentuk, fungsi hampir sama dengan carabiner Heart

2. Sling

Terbuat dari tabular webbing atau dari prusik yang berfungsi sebagai

penghubung, pengaman pada ancor, mengurangi gaya gesek dengan

memperpanjang point, dan mengurangi gerakan yang akan menambah beban.

Master Guide Reinforcement 87

Dalam penggunaannya slink digabungkan dengan carabiner dengan menggunakan simpul jangkar.

3. Harness

Adalah alat pengaman yang terikat pada pinggang pemanjat. Berfungsi menahan

beban tubuh pemanjat ketika terjatuh supaya beban terdistribusi ke tali dan tidak

mematahkan pinggang.

4. Helm

Bagian tubuh yang paling lemah adalah kepala, sehingga perlu mengenakan helm untuk melindungi

dari benturan tebing saat pendaki terjatuh atau bila ada batu yang berjatuhan. Meskipun helm agak

mengganggu, tetapi kita akan terhindar dari kemungkinan terluka atau keadaan fatal.

5. Sepatu Tebing

Sebagai pengaman kaki saat melakukan pemanjatan. Konstruksi sepatu terdiri dari 2

macam board-lasted dan slip-lasted. Dari segi kecocokan dengan kaki yaitu

terstruktur dan tidak terstruktur. Model sepatu juga bermacam – macam, antara lain:

Lace-up yang menggunakan tali,

slipper atau slip-on,

velcro

zipper yang menggunakan menggunakan ritsleting.

Bagian atas sepatu biasanya terbuat dari kulit tujuannya yaitu untuk kenyamanan setelah sepatu

sering dipakai. Bahan lain yang digunakan dan makin populer untuk bagian atas sepatu yaitu kulit

palsu atau sintetis yang tidak akan terlalu melar dibandingkan dengan kulit asli.

a. Sepatu yang lentur dan fleksibel dalam hal ini menggunakan sol yang halus

Setiap pijakan dapat dirasakan oleh pemanjat karena solnya tipis

Untuk medan kering

Ringan

b. Sepatu yang solnya kaku

Lebih aman untuk jamming pada rekahan yang lebar dan tajam.

Tidak mudah lelah dan menguntungkan untuk berdiri pada pijakan kecil dan tajam.

Berat

Untuk medan basah dan kering.

6. Tabular Webbing

Biasanya digunakan untuk membuat slink. Selain itu sering digunakan sebagai pengganti harness.

7. Palu tebing

Pada bagian ekornya berbentuk runcing untuk membersihkan dindi ng dan

mencongkel atau melepaskan piton. Fungsi utama dari palu tebing adalah untuk

memasang anchor.

Master Guide Reinforcement 88

8. Bor dan Driver

Driver yang digunakan dalam rock climbing adalah jenis Rubber Hand. Bor sendiri memiliki 2

bagian peluru dan spit. Berikut cara pemakaian bor.

9. Anchor

Merupakan poin yang dipakai sebagai penahan beban. Berdasarkan Jenisnya terdapat dua macam

anchor, yaitu :

1) Natural anchor, dapat berupa pohon besar, tonjolan, lubang-lubang ditebing dan berbagai

macam bentukkan-bentukkan di tebing.

2) Artificial anchor, yaitu anchor buatan yang ditempatkan atau dipadang pada tebing seperti :

Chock

Chock jenis Stoper

Chock jenis heksentrik,

Piton, ada tiga macam :

o Horizontal, untuk celah horizontal.

o Vertical, untuk celah vertical.

o Angle, untuk lubang.

Cara memasang piton :

i. Periksa rekahan yang akan dipasang piton.

ii. Pilih piton yang cocok dengan rekahan, lalu ditancapkan dan pukul dengan hammer.

iii. Dalam pemasangannya harus setengah lebih agar lebih safety sebagai anchor.

Untuk mengetahui rapuh tidaknya rekahan yang akan kita pasang piton, adalah dengan

memukulkan hammer pada tebing sekitar rekahan. Suara yang nyaring menunjukkan

rekahan tersebut tidak rapuh.

Cara melepas piton adalah dengan menggunakan hammer yang kita pukulkan pada mata

piton searah dengan rekahan sampai pada akhirnya piton dapat ditarik

Hanger

Biasanya digunakan untuk tebing yang blank, artinya tebing yang akan dipanjat sedikit

memilki natural anchor. Jenis hanger berdasrkan bentuknya :

1) Plate

2) Clown

3) Azymetrique

4) Twist

Cam/Friend

Pengaman sisip yang bekerja berdasarkan sistem friksi yang ditimbulkan ketika dikenai

beban. Memilki ukuran yang beragam untuk setiap bentukan tebing, dan gagang nya ada

yang lentur ada yang fix.

Master Guide Reinforcement 89

Berdasarkan posisi dan urutan mendapat beban, anchor dapat dibedakan menjadi:

a. Main anchor, anchor utama yang secara langsung mendapatkan beban.

b. Back up anchor, berfungsi sebagai anchor cadangan apabila main anchor jebol.

10. Descender

Merupakan alat digunakan untuk turun. Jenis Descender seperti :

a. Figure of Eight

b. Brake bar

c. Capstand : Maximal penggunaan sebaiknya yang kurang dari 50 m

karena tegangan tinggi semakin tinggi menyebabkan alat tidak bekerja

maksimal. Terbagi :

1) Auto Stop

2) Simple Stop

d. Rack : dapat digunakan karena pada lintasan lebih dari 50 m lebih

stabil, namun untuk beban terlalu ringan tidak akan bekerja maksimal.

Terbagi 2 :

Closed Rack

Open Rack

e. Whaletail

Selain itu juga dapat dilakukan modifikasi terhadap alat sehingga fungsinya dapat menyerupai

descender seperti:

a) Modifikasi Carabiner : Carabiner yang kita susun sedemikian rupa sehingga berfungsi

semacam brake bar.

b) Kombinasi Carabiner dengan Italian Hitch

11. Ascender, merupakan alat digunakan untuk naik. Jenis ascender seperti :

a. Hand Ascender seperti :

Jumar (produk Petzl)

Terbagi 3 macam : Standard jumar, Jumar, Jumar CMI

5000/ColoradoMountains Industries. Jenis ini mempunyai

kekuatan sekitar 5000 pounds dan carabiner dapat langsung

disangkutkan pada kerangkanya.

b. Chest Ascender

12. Belay Device

Alat belay dari sudut pandang kepraktisan dalam menghentikan

jatuhnya pemanjat terbagi dalam dua jenis yaitu :

a. Manual, yaitu alat belay yang digunakan untuk menghentikan jatuhnya climber dengan menarik

dan menekan tali tambang pada posisi tertentu sehingga terjadi friksi atau tekanan jepit yang

menahan tali yang terulur. Belay Device tipe ini antara lain :

Master Guide Reinforcement 90

1) Kombinasi Carabiner dengan Italian Hitch

2) Belay Plate/Spring Plate

3) Figure of Eight

4) Tubular

b. Otomatis Yaitu alat belay yang akan terkunci dengan sendirinya pada saat climber jatuh atau

saat tali tambang terbebani. Fungsi alat ini serupa dengan sabuk pengaman yang biasa kita

pakai saat berkendaraan dimana jika terjadi hentakan keras sabuk tersebut akan menahan dan

menghentikan hentakan badan seperti Grigri, Trango cinch, dll. Beban maksimal yang

ditanggung oleh beberapa belay device ketika mendapatkan sentakan

13. Pullay

Alat yang digunakan untuk membelokan arah gayapullay terdiri dari Fix cheek Pullay dan

Oscillante Cheek Pullay. suatu beban. Secara umum Bentuk – bentuk dasar pullay antara lain:

Fixed

Tandem

Oscilante

Ultragere

Mini Tranxion : perpaduan pullay dan descender

14. Sky Hook

Merupakan perangkat Rock Climbing yang digunakan untuk istirahat sementara saat melakukan

pemanjatan, terutama saat melakukan pengeboran

15. Runner, sling yang pada kedua ujungnya telah diberi carabiner. Teknik pemasangan runner

16. Stir Up / Tangga tebing, terbuat dari bahan yang sama dengan bahan webbing.

17. Sarung Tangan, digunakan untuk melindungi telapak tangan saat melakukan pemanjatan.

18. Prusik : Sebagai pengaman yang biasanya dipadang pada lubang tembus.

19. Chalk bag, tempat bubuk magnesium.

20. Bubuk Magnesium, digunakan agar saat melakukan pemanjatan tidak licin.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum memakai / membaeli alat antara lain rekomendasi minimum

terhadap kekuatan alat yang telah ditetapkan oleh badan sertifikasi internasioanl (UIAA, CE, dll).

Beberapa ketentuan batas minimum kekuatas alat yang ditetapkan oleh UIAA untuk alat tertentu.

Setiap alat maupun pengaman memiliki breaking load maupun working load tertentu yang harus

diperhatikan oleh setiap climber ketika melakukan pemanjatan.

Simpul Terpenting Untuk Panjat

Anda tidak perlu mengenal banyak simpul untuk memanjat, tetapi anda perlu untuk mengenalnya

dengan baik. Sementara tercatat ada hampir 4,000 simpul, anda dapat dengan aman memanjat dengan

mengenal enam simpul sederhana dan penting di bawah ini, karena punya beberapa alasan;

Master Guide Reinforcement 91

- Mudah dibuat

- Sulit menjadi ketat

- Mudah diperiksa begitu saja

Latih mengikat simpul ini dengan tali panjang sebelum pergi ke tebing, jadi anda menguasainya dan

terampil untuk dilihat setelah pengaman diri sendiri. Anda perlu tahu bagaimana cara membuat mereka

semua, mengapa mereka penting, dan bagaimana cara menggunakannya masing-masing.

1. Figure-8 Follow-Through

Merupakan simpul standar anda, menghubungankan tali ke

harness. Adalah simpul panjat paling aman digunakan,

diselesaikan dengan fisherman's backup knot.

2. Clove Hitch

Sebuah simpul yang cepat dibuat untuk menghubungan tali ke

anchor. Baik karena ini tidak mengambil banyak bagian tali dan

secara mudah disesuaikan.

3. Figure 8 on a Bight

Simpul loop terbaik untuk mengikat tali anda ke titik pengaman

karena ini kuat dan mudah dilepaskan. juga berguna untuk

mencantolkan seseorang pada pertengahan tali.

Master Guide Reinforcement 92

4. Double Figure 8 Fisherman's Knot.

Simpul terkuat dan terbaik untuk menyambungkan dua tali untuk rappelling atau top-roping.

5. Prusik Knot.

Merupakan salah satu simpul friksi atau simpul yang dibalut/diklem

pada tali utama. Simpul pengaman diri yang mudah dibuat untuk

meniti tali utama saat situasi darurat.

6. Munter Hitch Juga dikenal sebagai Italian Hitch. Sebuah simpul belay

dan rappel darurat yang ikatkan pada karabiner. Berguna

jika anda menjatuhkan alat belay anda (belay device).

Simpul Friksi Bagi Pemanjat

Master Guide Reinforcement 93

Pemanjat perlu mengenal sedikitnya salah satu dari simpul friksi ini

sehingga ia dapat meniti sebuah tali tetap (fixed rope) terutama pada

situasi darurat; melepaskan pengamanan untuk self-rescue; meniti tali

setelah terjatuh ke celah yang dalam di glacier dan sebagai pengaman

cadangan atau penguncian dengan sendirinya (autoblock) saat melakukan

rappelling. 4 simpul ini mudah dipelajari, cepat dibuat, dan tidak merusak

tali seperti mekanis ascender, yang menggunakan gigi/taji pencengkeram

tali. Saat pemanjat menggunakan simpul ini untuk memanjat/meniti tali,

teknik disebut "prusiking".

prusiking tehnique

Semua empat simpul friksi pada dasarnya sekedar sebuah loop tali dengan diameter kecil (5-6 mm),

biasanya disebut “sling prusik" , dikaitkan ke tali panjat. Setelah simpul dilampirkan, pemanjat naik tali

tetap dengan menggeser simpul ke atas. Simpul, menggunakan daya gesekan tercipta bila simpul

dibebani dengan berat pemanjat, berkontraksi dan mencengkeram tali, mengizinkan pemanjat naik.

Simpul friksi seharusnya tidak digunakan pada tali yang beku akibat es karena simpul takkan

mencengkeram tali. Jika anda menggunakan simpul friksi untuk naik, adalah penting menggunakan dua

sling untuk dua simpul dan pastikan anda terhubung dengan tali-jangan pernah mempercayai nyawa

anda pada simpul friksi yang tunggal.

Simpul Friksi Dengan Tali Kecil

Simpul friksi terbaik dibuat dengan sling panjang berdiameter 5mm atau 6mm , dengan ujungnya diikat bersama dengan simpul nelayan ganda atau simpul delapan-nelayan ganda (kedua simpul juga digunakan untuk menyambung tali rappel) ke bentuk sebuah loop. Semakin tebal diameter sling-prusik yang digunakan, semakin sedikit pergesekan ataugaya cengkeram simpul pada tali panjat . Lebih menghasilkan pergeseran daripada mencengkaram tali dengan kuat. Inilah mengapa selalu lebih cenderung menggunakan cord (tali prusik) daripada webbing untuk simpul friksi,meskipun webbing samahalnya dengan sling akan bekerja saat jika diperlukan.

Seberapakah Panjangnya Panjang loop untuk simpul friksi adalah keputusan pribadi. Saya lebih suka menggunakan panjang 24-inch, sama panjang dengan sling yang dijahit, daripada loop yang lebih panjang. Lebih pendek loop lebih mudah mengangkat harness dan dapat secara mudah dibuat lebih panjang dengan mengaitkan sling lainnya. Sebuah loop dengan panjang 5-kaki dibutuhkan utnuk membuat loop 24-inch. Pemanjat lebih suka membawa loop 24-inch dan loop 48-inch, mengaitkan yang pendek ke loop harness dan yang lebih panjang digunakan sebagai sling untuk kaki.

Master Guide Reinforcement 94

Simpul Prusik paling umum digunakan sebagai simpul gesek (friksi knot) untuk

meniti tali. mudah dibuat dan sangat aman bila ini terbebani.

Kekurangannya jika ini terlalu ketat, susah dilepas dan

menggesernya.

Klemheist merupakan simpul friksi yang digunakan untuk

meniti tali dan untuk self-rescue bila pemanjat

perlu lepas dari pengaman. Seperti simpul prusik,

ini bisa digeser dengan mudah pada tali utama.

Keuntungan simpul Klemheist daripada simpul

Prusik bahwa simpul ini lebih mudah dilepaskan

balutannya pada tali utama setelah terbebani,

bekerja pada satu arah, lebih cepat dibuat daripada

simpul Prusik , mudah dilepas setelah terbebani,

dan dapat dibuat dengan webbing.

Bachmann

merupakan simpul friksi yang mempergunakan

karabiner sebagai pegangan (handle) dan digunakan

untuk meniti tali tetap. Sementara karabiner

membuatnya mudah menggeser simpul ini pada tali

utama, jika karabiner permukaannya halus dan tidak

menggenggam tali kecelakaan dapat saja terjadi.

Simpul Bachmann ideal untuk situasi pertolongan dan

sebagai back-up pengaman saat dilepas ketika tak

dibebani, tetapi secara otomatis mencengkeram tali

bila ini dibebani.

Master Guide Reinforcement 95

Autoblock

juga disebut Simpul Prusik Perancis, mudah dibuat dan simpul friksi serbaguna yang digunakan sebagai simpul pengaman cadangan pada tali rappeling. Simpul diikat di tali di

bawah alat rappelling dan kemudian terkait dengan harness pemanjat melalui sebuah karabiner pada bagian paha (leg loop) atau belay loop. Simpul ini membantu pergesekan pada rappeling dan membiarkan pemanjat dengan aman berhenti melakukan rappelling untuk mengatur tali atau lakukan tugas lainnya. Simpul ini harus tidak pernah digunakan untuk meniti tali karena ini lebih cenderung bergeser daripada mencengkeram tali utama. Maupun digunakan sebagai sarana menurunkan karena pemanjat dapat hilang

kendali dan terkena panasnya tali akibat gesekan.

FRICTION KNOT

Adalah tehnik membuat suatu simpul pada tali utama berupa simpul balut yang berguna sebagai simpul

geser, dimana bila terbebani tak dapat bergeser ke arah bawah/dalam.

Rolling Knot

Dikenal juga dengan nama Magnus Hitch. Biasanya digunakan untuk darurat dimana tali prusik tak

cukup panjang. Disebut juga Single Prusik Knot

Prusik Knot

Adalah simpul yang ditemukan oleh Dr. Karl Prusik. Simpul ini dapat menahan beban agar tak

bergeser ke arah balik penarik beban (hauling tehnique). Dipakai pada tehnik clamp rope/prussiking

Master Guide Reinforcement 96

Klemheist Fungsinya tak jauh beda dengan simpul prusik. Dibuat dengan membalut tali utama dan mengunci

simpul dengan menyilangkan dua loopnya, namun cepat dan mudah dilepaskan.

Bachmann Dibuat dengan cara membalut tali utama beberapa kali melewati gate karabinner . Pada tehnik ini

karabiner dapat dipakai sebagai pegangan (handle)

Master Guide Reinforcement 99

Helical Knot

Setelah dibuat loop pada salah satu ujungnya, kemudian tali prusik dibalutkan tiga kali pada tali utama

. Bagian yang mempunyai loop disilangkan, lalu dikunci dengan bagian yang tanpa loop

IN LINE KNOT

Simpul yang dibuat untuk pengamanan jalur tali. Baik untuk ascending ataupun pada descending.

antara lain

Alpine Butterfly Knot

Umumnya dibuat saat melakukan descending terutama pada tali yang sangat panjang

Master Guide Reinforcement 101

In Line Figure of Eight Knot

Fungsinya tak jauh berbeda dengan kedua simpul in line sebelumnya.

PENGGUNAAN & PERAWATAN ALAT

Untuk menjaga agar alat yang digunakan tetap dapat bekerja maksimal serta memperpanjang umur alat,

maka setiap climber perlu mengetahui prinsip pemilihan alat dan menjaga alat tersebut baik pada saat

pemakaian, penyimpanan maupun perawatan. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan :

1. Tali

a. Sebaiknya dalam membeli tali, belilah tali baru dan jangan pernah beli yang bekas.

b. Gunakan tali kernmantel jenis dinamik dan bukan statik untuk melakukan pemajatan. Tali

panjat memanjat harus dinamik artinya tali tersebut lentur dan meregang (stretch) sehingga

dapat menahan impak pada tali dan tubuh saat climber jatuh. Jika digunakan tali statis maka

akan mempercepat kerusakan tali (hilang sifat statisnya sehingga akan lebih mudah putus tali)

dan menyebabkan resiko cedera yang lebih besar.

Tali statik hanya digunakan untuk rapeling atau mengangkut peralatan dan suplai (hauling)

pada aid climbing.

c. Pastikan ukuran tali kompatibel dengan belay device yang digunakan sehingga alat dapat

berfungsi maksimal, dan jangan menggunakan tali yang basah karena Tali yang basah

menyebabkan tali tidak enak digunakan baik dipegang maupun dipakai atau dibawa. Elastisitas

tali yang basah akan berkurang sehingga mudah terjadi friksi. Penelitian menyatakan bahwa tali

tersebut akan berkurang kekuatannya 30% jika basah.

d. Jangan menginjak tali dan berilah alas saat tali digunakan, hindari kontak langsung tali dengan

benda tajam, tanah atau pasir karena akan membuat partikel kecil dari pasir masuk kedalam inti

tali dan mempercepat kerusakannya.

Berilah perekat permanen pada setiap ujung tali untuk mencegah banyak nya gelembung

udara masuk ke dalam tali sehingga menyebabkan inti tali regang dari mantelnya. Selain itu

juga beri tanda permanen pada ujung tali (panjang dan diameter tali).

Master Guide Reinforcement 102

Segeralah mencuci tali setelah pemanjatan jika dalam keadaan kotor (lumpur atau pasir).

Jangan menggosok tali dengan kuas yang kasar karena akan merusak mantelnya, sebaiknya

gunakan kuas yang sangat lembut jika tali dalam keadaan sangat kotor, jika tidak maka

cukup dengan membilas nya saja.

Selain itu juga dihindari merendam tali dengan alat deterjen karena bahan kimianya akan

merusak tali, gunakanlah cairan pembersih khusus atau cukup dengan merendam tali dalam

air bersih yang sedikit hangat.

Jangan menjemur tali dalam keadaan basah langsung dibawa terik matahari atau panas yang

berlebih.

Selalu menyimpan tali dalam kondisi normal (tidak terlalu kering atau lembab) dandalam

keadaan tidak tersimpul.

2. Sepatu

a. Pilih sepatu dengan ukuran yang sesuai dengan kaki, seketat mungkin dan bentuk nya

mengerucuk di ujung, pilih jenis kelenturan yang cocok (kulit atau sintetis)

b. Jangan memakai sepatu ketika tidak memanjat karena sepatu Panjat Tebing dibuat untuk

climbing dan bukan untuk belaying, spotting atau hiking

c. Jangan menyimpan sepatu setelah climbing langsung kedalam ransel karena sepatu masih

dalam keadaan lembab / basah oleh keringat dan merangsang jamur / bakteri tumbuh yang akan

membaut sepatu bau dan benang jahitannya membusuk / rusak.

Sebaiknya biarkan sedikit kering dahulu atau cukup gantungkan sepatu dibagian luar ranselmu

(bisa pake karabiner) agar sepatu terkena angin dan lebih cepat kering.

d. Jagalah sol sepatu tetap bersih. Gunakan sikat untuk keperluan membersiahkan setiap saat

dansetelah selesai memanjat.

e. Untuk sepatu laces (tali), longgarkan tali pengikat sepatu setelah kamu selesai pemanjatan dan

tarik lidah sepatu (bagian sepatu yang menutupi atas kaki) keluar. Untuk sepatu velcro periksa

dan bersihkan velcronya, soalnya kalo kotor bakal cepet rusak dan velcronya engak lengket

banget yang hasilnya sepatunya enggak akan bisa dipake ngetat dan ngejoss.

f. Jangan menjemur sepatu yang agak basah, lembab langsung dibawah sinar matahari. Simpan

sepatu ditempat yang terangin-angin, kering namun tidak terlalu panas. Penyimpanan sepatu

ditempat panas membuat perekatnya menjadi meleleh dan tempelan antar karet juga kulitnya

cepet lepas. Jika sepatu terasa lembab disebabkan keringat, bisa digunakan butiran pengering

(silica gel).

g. Jika sepatu bau, tuangkan baking soda kedalam sepatumu dan diamkan selama kurang lebih

semalam. Penggunaan kaos kaki tipis juga bisa mengurangi bau sepatu yang diakibatkan oleh

keringat dan lembabnya udara.

h. Jika sepatu dalam keadaan sangat kotor, cuci menggunakan tangan dan jangan menggunakan

air panas, pemutih atau deterjen. Penggunaan mesin cuci sangat TIDAK disarankan.

i. Saat sol bagian bawah sepatu telah tipis segera di resole / tambal ganti karet baru. jangan

menunggu hingga berlubang.

j. Sepatu yang jarang digunakan akan membuat sol nya menjadi keras untuk itu segera bersihkan

dengan kain dan air hangat kemudian gosok dengan sikat lembut hingga keliatan karet yang

keliatan lebih hitam dan segar.

Master Guide Reinforcement 103

Penggunaan sikat ini jangan terlalu sering, karena meskipun efektif namun membuat sol cepat

tipis atau gunakan kertas ampelas (sand paper) yang biasa dugunakan untuk menghaluskan

kayu.

Dapat juga digunakan penghapus pulpen, penghapus ini lebih keras dari penghapus pensil.

Gosok di bagian depan sol sepatu dan bersihkan sebersih mungkin debu/ kotoran karet yang

ada. Namun Cara paling gampang adalah denga saling menggosokan kedua sol sepatu yang

kanan dan yang kiri setiap selesai / akan melakukan pemanjatan. Tip yang ini dipraktekan oleh

beberapa pemanjat saat emergensi / dadakan dengan menggunakan air ludah.

3. Secara umum perawatan alat yang lain adalah jangan diinjak, dibanting dan segeralah

membersihkan alat setelah pemakaian serta simpan ditempat yang memiliki suhu normal.

Master Guide Reinforcement 104

Pada dasarnya merupakan cara menempatkan tubuh sedemikian rupa sehingga cukup stabil,

memberikan peluang bergerak, dan bertahan lama. Teknik-teknik pemanjatan ada beberapa macam,

antara lain :

1. Face climbing, yaitu memanjat pada permukaan tebing dimana masih ada tonjolan atau rongga

yang memadai untuk pijakan kaki dan pegangan tangan.

2. Friction / slab climbing, teknik yang mengandalkan gaya gesek sebagai gaya penumpu yang biasa

dilakukan pada tebing yang tidak terlalu vertikal.

3. Fissure climbing, teknik yang memanfaatkan celah batuan dengan mempergunakan anggota badan

sebagai pasak. Teknik-teknik yang dikenal adalah :

Jamming, untuk celah yang tidak terlalu lebar, jari-jari tangan dan kaki dapat kita masukkan

atau kita selipkan pada celah tersebut.

Chimneying, teknik memanjat pada celah vertikal yang cukup lebar sehingga badan dapat

masuk diantaranya dan punggung di salah stu sisi tebing, kaki menempel pada sisi tebing depan

dan belakang, kedua tangan demikian pula. Bersamaan kedua tangan dan kaki mendorong ke

atas dan menahan berat badan.

Bridging, teknik pemanjatan pada celah vertikal yang lebih lebar dengan posisi badan

mengangkang, kaki sebagai tumpuan dibantu tangan yang berfungsi sebagai penjaga

keseimbangan.

Lay back, teknik memanjat pada celah vertikal, jari tangan mengait pada tepi celah dengan

punggung miring sedemikian rupa menempatkan kedua kaki pada tepi celah yang berlawanan.

Tangan menarik kebelakang dan kaki mendorong kebelakang kemudan bergerak naik silih

berganti.

Hand traverse, teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping. Hal ini dilakukan bila

tempat pegangan yang ideal sangat minim dan pemanjatan vertikal sudah tidak memungkinkan

lagi.

Mantelselv, teknik memanjat tonjolan-tonjolan keras (terasteras kecil) yang letaknya agak

tinggi namun dapat diandalkan untuk tempat berdiri dan kedua tangan dipergunakan untuk

menarik berat badan dibantu dengan pergerakan kaki.

CLIMBING CALL (Aba-aba pendakian)

Climbing when you.re ready (belayer kepada leader bahwa belayer telah siap).

PClimbing (leader kepada belayer bahwa pemanjatan telah dimulai).

OK (jawaban belayer).

Take in (leader kepada belayer, tali terlalu kendur minta dikencangkan).

Slack (leader kepada belayer, tali terlalu kencang minta dikendurkan).

Rock (leader kepada belayer, peringatan ada batu jatuh).

Fall (leader kepada belayer, leader akan jatuh).

TEKNIK PEMANJATAN

Master Guide Reinforcement 105

PROSEDUR PENDAKIAN

Tahapan-tahapan suatu pendakian hendaknya dimulai dengan langkah-langkah sbb :

1. Mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dipakai.

2. Menyelipkan perlengkapan yang diperlukan

3.

a. Untuk leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa agar mudah untuk diambil

dan tidak mengganggu pergerakan.

b. Untuk belayer, memasang anchor dan merapikan alat-alat serta mengamankan leader

bila terjatuh.

4. Bila belayer dan leader sudah siap memulai pendakian, segera memberi aba-aba pendakian.

5. Bila leader telah sampai pada satu pitch (tali habis), ia harus memasang anchor.

6. Leader yang sudah memasag anchor di atas selanjutnya berfungsi sebagai belayer, untuk

mengamankan pendaki berikutnya.

Master Guide Reinforcement 106

Prinsip rappeling adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan tali rappel sebagai jalur lintasan dan tempat bergantung.

2. Menggunakan gaya berat badan dan gaya tolak kaki pada tebing sebagai pendorong gerak turun.

3. Menggunakan salah satu tangan untuk keseimbangan dan tangan lainnya untuk mengatur kecepatan

turun.

Macam-macam dan variasi teknik rappeling adalah sbb :

Body rappel, menggunakan peralatan tali saja, yang dibelitkan sedemikian rupa pada badan.

Brakebar rappel, menggunakan sling/tali tubuh, carabiner, tali dan brakebar.

Modifikasi lain dari brakebar adalah descender.

Sling rappel, menggunakan sling, carabiner dan tali dengan jenis simpul Italian hitch. Cara ini

paling banyak digunakan.

Arm rappel / Hesti, menggunakan tali yang dibelitkan pada kedua tangan melewati bagian belakang

badan. Dipergunakan untuk tebing yang tidak terlalu curam. Dalam rappeling usahakan posisi

badan harus tegak lurus pada tebing dan jangan terlalu cepat turun.

Sebelum mulai turun sebaiknya dilakukan :

1. Periksa dulu Anchornya.

2. Pastikan tidak ada simpul pada sepanjang tali yang akan dgunakan.

3. Sebelum sampai ketepi tebing hendaknya tali sudah terpasang dan pastikan tali sampai ke bawah.

4. Pastikan pakaian tidak tersangkut carabiner atau peralatan lainnya.

TEKNIK TURUN / RAPPELING

Master Guide Reinforcement 107

ORAD atau yang kita kenal dengan arung jeram merupakan suatu aktivitas pengarungan sungai

berjeram/riam dengan menggunakan perahu karet, kayak, atau canoe serta dayung sebagai pengayuh.

Aktivitas yang akhir-akhir ini semakin menarik minat para pemakai baik dari kalangan pecinta alam

maupun kalangan umum, sebenarnya mempunyai potensi kecelakaan yang paling tinggi dalam dunia

olahraga. Tapi apabila dikerjakan dengan prosedur, pengetahuan, dan keahlian memadai akan berubah

menjadi kegiatan yang sangat menarik dan menantang.

Keahlian dan kemampuan mengarungi sungai dengan benar sangat bergantung kepada frekuensi

latihan dan jam terbang mengarungi sungai itu sendiri. Kalau untuk menjadi pengarung yang handal

selain syarat diatas, juga dibutuhkan pemahaman dan penguasaan keadaan darurat yang terjadi di

sungai dan tindakan penanggulangannya (safety and rescue).

Selain itu pemahaman tentang sungai baik proses pembentukan, sifat-sifat, dan bentukan lain yang ada

di sepanjang sungai harus kita kuasai pula untuk meningkatkan kenyamanan pengarungan sungai yang

kita lakukan. Dan yang tak kalah penting harus kita selalu ingat adalah ketika pengarungan sungai, baik

yang berhubungan dengan alam sekitar sungai, budaya, dan kehidupan sosial masyarakat sepanjang

sungai yang kita arungi.

SUNGAI

Pengetahuan yang lebih mendalam tentang pembentukan sungai tidak akan kita bahas di sini karena hal

itu sangat luas dan dapat siswa ketahui dalam ilmu geomorfologi lebih lanjut, tetapi hal-hal yang

berkaitan lebih lanjut akan kita uraikan di sini akan bermanfaat dalam pengarungan sungai.

Debit Sungai

Adalah besarnya aliran sungai per satuan waktu. Besar kecilnya debit sungai sangat penting kita

ketahui, karena hal ini berhubungan langsung dengan pengarungan sungai yang akan kita lakukan.

Besar kecilnya debit sungai ini dipengaruhi oleh :

1. Volume air

Volume air adalah banyaknya/isi air yang kita hitung dalam tiga dimensi satuan pengukuran

(meter3). Cara praktis dapat kita ketahui dengan melihat tinggi permukaan air dan disesuaikan

dengan lebar sungai, atau dengan meminta informasi pada dinas perairan setempat, sehingga dapat

kita pastikan apakah sungai tersebut layak atau tidak untuk kita arungi dan waktu yang tempat

untuk pengarungan yang aman.

2. Kemiringan sungai

Kemiringan atau gradient sungai berpengaruh terhadap tingkat kecepatan aliran sungai, yang

menunjukkan nilai rata-rtata penurunan sungai sepanjang jarak tertentu (m atau km).

Sungai dengan kemiringan sampai dengan 15 m/km mempunyai aliran yang pelan dan mudah

untuk diarungi, sedangkan diatas 40 m/km alirannya cepat dan berbahaya untuk diarungi.

OLAH RAGA ARUS DERAS

Master Guide Reinforcement 108

Arus Sungai

Adalah arah yang dituju aliran air yang disebabkan perbedaan tinggi. Kecepatan aliran tergantung pada

gradient dan ukuran sungai. Dengan volume yang sama, ukuran sungai yang lebih sempit atau gradient

yang lebih besar akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sungai yang

memiliki ukuran yang lebih lebar atau gradient yang lebih kecil.

Selain air, sungai juga dipenuhi oleh materi air, misal batuan yang memiliki komposisi terbesar.

Keberadaan batu ini sangat mempengaruhi aliran air yang ada dan menyebabkan air terbelah dan

membentuk suatu alur menyerupai huruf V.

Sedangkan macam-macam arus yang ada adalah :

1. Arus Utama (mainstream)

Merupakan arus yang paling besar jika semua arus dibagi menjadi beberapa aliran dan merupakan

bagian yang paling mudah dikenali. Dengan kondisi ini arus utama memiliki kekuatan yang paling

besar dan terlihat berupa lidah yang paling besar.

Pada sungai yang lurus, arus utama biasanya terletak di bagian tengah dan pada belokan sungai arus

ini berada pada sisi luar sungai yang disebabkan adanya gaya sentrifugal. Dalam pengarungan

sungai, arus utama ini biasanya dipilih sebagai jalur utama karena arusnya yang paling cepat dan

besar yang akan mempercepat lagi perahu.

2. Gelombang berdiri (Standing wave)

Biasa terda[pat pada akhir lidah air. Gelombang ini terjadi karena benturan arus kuat di permukaan

dengan artus lambat yang mengalir datar di bawahnya yang menyebabkan air naik membentuk

gelombang ke atas secara tetap.

Bentukan ini berangkai dari yang terbesar sampai yang terkecil. Gelombang dengan tinggi 3 meter

disebut haystack. Gelombang dengan puncak yang curam dan terpecah dibagian puncaknya

memiliki daya balik yang tinggi dan sangat berbahaya, sedangkan yang meimiliki puncak yang

relatif datar/tumpul merupakan jalur yang aman.

Master Guide Reinforcement 109

3. Arus balik (Reversal)

reversal

hydraulic

Adanya perubahan bidang jatuh yang cukup drastis menyebabkan arus berputar ke atas yang biasa

kita sebut hole. Bidang jatuh yang cukup vertikal akan menyebabkan arus putar dari bawah dengan

daya putar yang lebih kuat dari yang biasa yang disebut Hydrolic.

Pada dasar sungai yang cukup terjal tetapi dasarnya ynag tiba-tiba landai menyebabkan arus kuat

tertahan dan berbalik membentuk putaran di atasnya yang disebut Back Curling.

Master Guide Reinforcement 110

back curling

Semua arus jenis ini menyebabkan perahu terhenti bahkan jika cukup besar akan menyebabkan

perahu terbaik atau tersedot ke dalam. Lebih baik menghindari arus ini, tetapi jika sudah terlanjur

usahakan perahu dalam kondisi lurus dan dayung maju dalamdalam agar mencapai arus maju di

dalam sungai sehingga dapat segera keluar dari arus balik tersebut.

4. Arus Eddys

Biasa terbentuk dibalik batu atau tikungan dimana air berhenti dan berbalik arah ke hulu

membentuk suatu pusaran.putaran yang cukup kuat akan menjadi putaran turbulensi yang

berbahaya karena back curling dapat menyebabkan perahu berputar-putar dan terbalik, tapi untuk

arus yang tidak kuat, arus ini sangat bermanfaat untuk tempat istirahat, tempat penyelamatan, dan

tempat untuk mengamati jalur di depan sebelum menentukan manuver berikutnya.

Bentukan-Bentukan Lain

Adalah material lain selain air yang terdapat di sepanjang sungai, yakni :

1. Batuan (rock, boulder)

Letak batuan yang tidak teratur menimbulkan variasi aliran pada sungai yang membutuhkan

kemampuan manuver untuk melaluinya. Batu yang cukup besar dan menyembul keluar

permukaan dapat menyebabkan perahu tersangkut (Wrapped).

Master Guide Reinforcement 111

2. Undercut

Terdapat di tikungan sungai karena terkikisnya dinding sungai hingga membentuk suatu

rongga. Dalam rongga yang cukup besar akan menyebabkan arus berpusar yang menyebabkan

benda yang masuk ke dalamnya sulit untuk muncul lagi.

3. Hambatan (Strainer)

Adalah rintangan yang berupa pohon tumbang di atas aliran sungai yang akan menyebabkan

perahu tersangkut.

4. Penyempitan sungai (Contriction, bottleneck)

Arus akan mengalir cepat pada daerah ini, sehingga laju perahu menjadi bertambah cepat dari

yang kita kehendaki dan akan menyulitkan pengarungan.

5. Pendangkalan Sungai (Shallows)

Sungai yang dangkal biasa terjadi karena pelebaran sungai sehingga perahu tidak bisa lewat

karena perahu akan tersangkut dasar sungai.

6. Reruntuhan batu /tebing

JERAM

Jeram Adalah bagian aliran sungai yang beraliran cepat diantara batuan atau hambatan yang

membentuk turbulensi atau arus balik, merupakan bagian yang sulit untuk dilewati tetapi disinilah letak

tantangan dalam pengarungan sungai. Jeram terbentuk dari perubahan kecepatan dan arah aliran,

perbedaan gradient, serta bentukan dasar sungai, perubahan lebar sungai, dan perubahan volume air.

Variasi dari kompionen-komponen di atas menyebabkan terbentuknya skala/tingkat kesulitan (grade)

jeram.

Ada dua sistem yang dipakai dalam arung jeram ini, yakni skala western dari 1 - 10 yang diperkenalkan

oleh Doc Marston penguasa Grand Canyon dan skala internasional dari I - IV seperti tabel (lampiran).

SKALA

INTERNASONAL

SKALA

WESTERN

TINGKAT/LEVEL

- 0 Flat water, arus mengalir tenang.

I 1 - 2 Easy, berombak keci tanpa hambatan yang berarti.

II 3 - 4 Medium, riam tidak begitu sulit dan mudah dilalui, memerlukan

pengalaman, perlengkapan dan perahu yang memadai.

III 5 - 6 Difficult, banyak ombak tinggi dan tidak beraturan, berbatu-batu,

banyak pusaran air, jeram sempit. Dibutuhkan keahlian

mengendalikan dan pengintaian.

IV 7 - 8 Very Difficult, berjeram panjang dan berturut-turut, berombak kuat

dan tak beraturan, lintasan sulit dan membutuhkan kendali yang

cepat dan tepat. Diutamakan awak yang berpengalaman dengan

perlengkapan terbaik.

V 9 - 10 Extremely Difficult, jeram berbahaya dan berturut-turut, tidak ada

kesempatan saling menyapa antar awak, riam panjang dan ganas,

survey darat mutlak dilakukan. Sangat memerlukan awak,

perlengkapan, dan perahu terbaik. Penyelamatan harus di persiapkan

V U Tidak mungkin dilalui (unrunable)

Master Guide Reinforcement 112

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

Perlengkapan Pribadi

1. Pelampung

Selain daya apung yang sesuai dengan tubuh kita, kenyamanan saat

dipergunakan merupakan syarat pelampung yang dapat kita ergunakan.

Komposisi pelampung yang baik adalah yang berisi gabus tebal dan bagian

belakang pelampung yang lebih tipis dari bagian depan sehingga jika kita

terjatuh di air dan pingsan, akan berada dalam kondisi terlentang. Di samping itu

terdapat pelindung kepala bagian belakang yakni kerah pada bagian belakang

atas pelampung.

2. Pakaian

Pakaian yang tidak berat saat basah dan memberikan ruang gerak yang leluasa sangat cocok untuk

dipergunakan. Usahakan yang berlengan panjang untuk melindingi kulit untuk melindungi kulit

dari sengatan sinar matahari.

3. Alas kaki

Melindungi telapak kaki dari kemungkinan lecet atau terluka. Sepatu kanvas atau parasit yang tidak

mengganggu saat kita berenang dapat dipergunakan.

4. Helm

Melindungi kepala dari benturan dengan benda keras terutama saat terlempar dari

perahu. Pilih yang ringan, tahan pecah, dan tidak mengganggu pandangan mata dan

pendengaran serta pas ukurannya.

5. Survival Kit

Terdiri dari korek api, pisau lipat, dan perlengkapan survival lainnya. Lebih baik jika kita kemas

dalam tas pinggang sehingga mudah kita sandang. Untuk seorang kapten/leader bisa ditambah

dengan pulling/katrol, carabiner, peluit, tali prusik, dan anchor artificial.

6. Carabiner

7. Prusik

8. Pisau

Peralatan Kelompok

1. Perahu

Secara garis besar dibagi menjadi tiga jenis :

a. Perahu karet (Raft)

Terbentuk dari tabung udara yang terbuat dari karet yang bersekat yang membentuk sel/ruang

terpisah yang apabila terkadi bocor pada satu sel; tidak berpengaruh ke sel yang lain. Jenis yang

ada seperti :

Riverboat yang dibuat khusus untuk mengarungi sungai

Cataraft yangh berbentuk seperti potlot

LCR (Landing Craft Rubber) yang berbentuk seperti tapal kuda dengan tempat dudukan

mesin yang biasa digunakan marinir dalam misi pendaratan.

Master Guide Reinforcement 113

b. Canoe

Berbentuk lancip, terbuka, dan ukurannya lebih besar dari kayak yang dikendalikan oleh satu

atau dua orang dengan kaki melipat kebawah tempat duduk.

c. Kayak

Berbentuk lancip pada bagian depan dan belakangnya, tertutup digunakan oleh satu orang

dengan dayung dua bilah atau dua orang dengan dayung satu bilah.

2. Dayung

Sebagai alat pengayuh terbuat dari bahan yang kuat tetapi ringan dan usahakan berwarna mencolok

dan lentur. Bahan yang cukup baik adalah plas tik, selain

itu dapat juga kayu, fiberglass, serta kombinasi kayu

dengan aluminium atau fiberglass. Untuk pengarungan

sungai dengan perahu karet terdapat dua jenis dayung yakni :

Paddle

Oar

3. Pompa

Bahan yang bagus terbuat dari plastik karena ringan. Ada pompa

injak dan pompa tangan. Pompa ini harus selalu ada dalam setiap

pengarungan.

4. Tali

Disamping sebagai penambat perahu dan pembalik perahu (flip line) juga sangat

berfungsi sebagai alat penyelamatan. Untuk tali penyelamatan (throwing bag) ini,

biasanya terbuat dari kernmantel statis yang dikemas dalam sebuah kantong sepanjang tiga puluh

sampai empat puluh meter.

5. Ember

Untuk perahu yang belum mempergunakan sitem self-bailing, ember sangat vital untuk membuang

air yang masuk ke dalam perahu. Bahan dari plastik atau karet dan berwarna mencolok sangat

cocok untuk kegiatan ini.

6. Alat Reparasi

Digunakan untuk penanggulangan kebocoran pada perahu atau pompa. Alat perekat/lem, alat jahit,

karet bekas, serta beberapa kunci pas dapat kita pergunakan untuk keperluan reparasi.

Master Guide Reinforcement 114

7. Dry Pack

Seperti carrier yang terbuat dari bahan anti air dengan kapasitas yang diselesaikan lama perjalanan

yang melindungi makanan dan pakaian serta peralatan lain yang tidak boleh basah.

8. Peta

Digunakan terutama pada sungai yang baru pertama kali kita arungi, untuk mengetahui kondisi

sungai sehingga kita menyusun rencana manuver dan perjalanan yang aman.

9. Perlengkapan P3K

Disesuaikan dengan jumlah awak, lama pengarungan, dan hal-hal yang mungkin terjadi sepanjang

sungai.

10. Perlengkapan tambahan

Untuk pengarungan yang memakan jangka waktu yang cukup lama dapat ditambahkan peralatan

komunikasi, peralatan camping, dan yang sesuai dengan kebutuhan tambahan.

TEKNIK DASAR PENGARUNGAN SUNGAI

Keterampilan mengarungi sungai tidak hanya memerlukan waktu yang panjang, tetapi juga dibutuhkan

kemampuan pemahaman segala teknik pengarungan sungai serta kemampuan penyelamatan dan

pertolongan (safety and rescue). Jadi pada dasarnya kombinasi pengetahuan teoritis dan jam terbang.

Scouting

Adalah pengamatan awal terhadap jeram yang belum dikenal sebelum mengarunginya bisa dilakukan

di atas perahu atau dari tepian sungai, yang meliputi :

Pengamatan suatu jeram dari beberapa sudut pandang.

Analisis tingkat kesulitan jeram, mencariu jalur teraman, dan kemungkinan terjadi trouble

Memformulasikan rencana yang direncanakan termasuk jalur yang disepakati, jalur cadangan,

manuver yang akan digunakan, dan persiapan tim rescue apabila dibutuhkan

Pelaksanaan

Untuk tingkat pemula, scouting ini sangat bijaksana untuk selalu dilakukan untuk menghindari hal-

hal yang tidak diinginkan.

Tidak ada kata .haram. untuk melakukan lining atau portadging apabila jeram tersebut memang

tidak bisa dilewati.

Lining adalah menuntun perahu lewat tepi sungai, sedangkan portadging adalah mengangkat

perahu lewat darat.

Teknik Mendayung

1. Teknik Oar

Karena telah dilengkapi dengan rangka untuk tempat duduk dan pegangan dayung di tengah, maka

cara duduknya sesuai kondisi di perahu. Sedangkan teknik mendayungnya hanya maju (forward

stroke) dan mundur (backstroke). Untuk membelokkan perahu dapat dengan kombinasi dayung

kanan maju dan kiri mundur atau sebaliknya.

2. Teknik Paddle

Ada dua macam cara duduk dalam teknik ini yaitu teknik cowboy style, yakni posisi menunggang

kuda, kaki pendayung menjepit tabung perahu sehingga salah satu kaki berada di luar perahu, tetapi

Master Guide Reinforcement 115

rawan terhadap benturan dengan batu/dinding sungai. Cara lain adalah seperti perempuan

membonceng sepeda motor, kedua kaki ke dalam bagian dalam perahu.

Untuk cara mendayung, disamping cara dayung maju dan mundur, ada juga dayung tarik (draw

stroke) dengan menancapkan dayung jauh dan ditarik ke arah perahu, dayung tolak (pry srtoke)

kebalikan datung tarik, serta dayung pancung (crossbow draw) oleh pendayung depan dengan

dayung tarik dari sisi depan memotong moncong perahu.

3. Aba- aba dan komunikasi diatas perahu

Dalam berarung jeram langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan pengarungan adalah

menunjuk seorang trip leader atau kapten. Kapten inilah yang nantinya memberikan aba-aba

kepada awak lainnya. Aba-aba yang diinstruksikan antara lain :

a. Aba–aba maju digunakan untuk mempercepat laju perahu kedepan dengan cara semua awak

perahu mendayung bersamaan sedangkan skipper tetap mempertahankan sudut arah perahu

ketempat yang akan dituju.

b. Aba–aba kuat digunakan untuk menambah kecepatan maksimal perahu kedepan dengan cara

mendayung dengan seluruh tenaga dan bilah dayung dibuang jauh kedepan lalu ditarik

kebelakang dengan interval waktu yang cepat dan biasanya dikenal dengan dayung pancung c. Aba–aba kiri mundur digunakan untuk membelokan sudut arah perahu kearah kiri, dengan cara

awak perahu yang duduk disebelah kanan mendayung maju sedangkan awak perahu

disebelahkiri mendayung mundur.

d. Aba–aba kanan mundur digunakan untuk membelokan sudut arah perahu ke arah kanan dengan

cara awak perahu bagian kiri mendayung maju dan awak perahu bagian kanan mendayung

mundur.

e. Aba–aba stop digunakan bukan berarti unutk menghentikan laju perahu melainkan

memberhentikan gerakan mendayung dari awak perahu. Fungsinya untuk mempermudah

pemandu atau skipper unutk melakukan manuver terutama di arus deras atau bermanfaat

mengistirahatkan awak perahu apabila sudah terlihat kelelahan.

f. Aba-aba pindah kiri atau pindah kanan digunakan oleh para pemandu untuk menghindarkan

dari perahu terbalik (flip) atau menempel di batu (wrap). Caranya bila kapten menginstruksikan

untuk pindah kiri maka awak perahu yang disebelah kanan harus pindah ke sebelah kiri perahu

begitu juga sebaliknya. Instruksi ini harus dilakukan dengan gerakan yang cepat karena kalau

terlambat akan menyebabkan perahu terbalik.

Manuver Perahu

1. Ferry

Merupakan manuver dasar dalam melewati arus dengan menghadapkan perahu dalam posisi 450

terhadap arus utama

2. Pivot dan Back Pivot

Teknik memutar perahu dengan cepat saat memasuki riam dengan haluan menghadap ke hilir

(pivot) atau haluan menghadap ke hulu (back pivot)

3. Portegee

Merupakan manuver yang dipergunakan para pelaut portugis dengan mengarahkan perahu langsung

ke sasaran yang dituju. Ini membutuhkan kekuatan merengkuh dayung yang sangat kuat.

Master Guide Reinforcement 116

4. Keluar dan masuk ke Eddies

Yang harus diperhatikan adalah kecepatan dan sudut masuk perahu. Besar sudut dan kecepatan

perahu harus disesuaikan dengan besar kecilnya eddies dan kecepatan arus.

Safety/Keselamatan

Untuk menjaga keselamatan seluruh awak, maka safety prosedur yang ada harus kita upayakan sedini

mungkin, yang meliputi :

1. Penggunaan peralatan standard

2. Penguasaan dan pemahaman teknik-teknik dan pengetahuan tentang ORAD

3. Persiapan fisik dan mental

4. Mengetahui batas kemampuan

Tetapi meskipun kita telah mengupayakan hal tersebut secara maksimal, kita tetap harus

mempersiapkan diri menghadapi keadaan darurat, seperti :

1. Terlempat dari Perahu

Jika terjadi usahakan berteriak agar diketahui oleh awak lainnya sehingga dapatdiusahakan

pertolongan secepatnya dan apabila mungkin diusahakan jangan melepas dayung agar dapat

memperpanjang jangkauan dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu renang. Apabila ternyata

jauh dari jangkauan usahakan jangan panik dan melihat situasi serta berenang ke arah tepi sungai

atau perahu.

Cara berenang yang benar yakni dengan posisi terlentang dan kaki berada di depan kita seolah-

olah kita dapat melihat ujung kaki kita. Apabilka masuk ke dalam sebuah hole, usahakan

berenang ke arah samping atau masuk ke dasar sungai dan sekalian mengikuti arus bawah ke

depan.

2. Menabrak Batu (Boom)

Jika tidak dapat dihindarkan, biarkan perahu moncongnya tetap mengarah ke batu sehingga

perahu akan terhenti sesaat dan berputar mengikuti arus di sekitar batu dan usahakan awak tetap

dalam kondisi mendayung serta penumpang bagian belakang pindah ke tengah agar tidak

terpental dan perahu tidak terbalik atau tersangkut pada batu tersebut.

Master Guide Reinforcement 117

3. Perahu Terbalik

Usahakan segera menjangkau ke arah perahu dan naik lewat buritan dan membalikkannya

sebelum bahaya lain menunggu di depan. Apabila terjebak dalam perahu usahakan segera

keluar untuk menghindari benturan batu.

Apabila tidak memungkinkan untuk membalik, maka kendalikan perahu dalam kondisi terbalik

dan tunggu sampai kita dapati daerah yang tenag dan memungkinkan untuk membalikkan

perahu.

4. Menempel Batu (Wrapped)

Saat perahu bagian tengah menabrak perahu usahakan secepatnya seluruh awak berpindah ke

tempat dimana paling dekat dengan batu untuk menghindari terjadinya wrapped. Apabila terjadi

wrapped usahakan segera naik ke atas batu dan berenang ke pinggir untuk melepas perahu yang

melekat di batu tersebut.

Teknik terbaru adalah .z-drag., yakni teknik melepaskan perahu dengan membuat bentuk tali

menyerupai huruf z dengan bantuan carabiner dan pulley.

Penyelamatan

Ditujukan untuk penyelamatan diri sendiri atau teman kita. Disamping itu bisa ditujukan ke perahu atau

awak perahu.

1. Penyelamatan dengan tali

Digunakan jika ada awak perahu yang terlempar dari perahu dan hanyut terbawa arus, yang

dilakukan dari darat dengan cara melempar tali (throwing bag). Sebelum melempar tali usahakan

agar korban mengetahui tali itu dilempar untuk penyelamatannya, dengan posisi pelempar pada 45

derajat dari korban sehingga dengan dorongan arus posisi korban berada di depan pelempar. Untuk

posisi korban dalam memegang tali rescue seperti gambar berikut.

2. Penyelamatan perahu

Apabila terjadi wrapped maka teknik .z-drag. seperti di atas dapat kita pakai, tetapi apabila ada

awak yang terjepit perahu, maka penanggulangan secepat mungkin dibutuhkan untuk penyelamatan

nyawa awak, yakni dengan mengurangi tekanan udara perahu dengan cara merobek perahu

sehingga awak perahu yang terjepit dapat segera keluar dari himpitan.

Master Guide Reinforcement 118

Kemampuan untuk menyeberang, khususnya dalam penyeberangan sungai harus dimiliki oleh seong

yang gemar dalam melakukan kegiatan alam terbuka, seperti perjalanan menelusuri sungai, pantai atau

menjelajahi hutan rawa. Suatu saat kita akan dihadapkan pada keadaan yang mengharuskan kita untuk

menyeberangi sungai.

Teknik penyeberangan sungai dapat dibagi menjadi beberapa bagian :

Renang Survival Dengan rakit/perahu

Berenang dengan tali Dengan rentangan tali

Dengan rentangan tali

TEKNIK PENYEBERANGAN SUNGAI TANPA ALAT

Di daerah pegunungan dapat terjadi perubahan keadaan air sungai yang sangat cepat. Hujan dapat

mengakibatkan sungai kecil sekalipun seketika menjadi sungai yang mempunyai arus deras dan tingkat

yang berbahaya.

Dalam penyeberangan ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan :

Awasi keadaan tempat penyeberangan sebanyak mungkin sebelum memilih tempat penyeberangan.

Pada sungai yang bermuara ke danau, lebih mudah menyeberang dekat dengan muara.

Jangan mencoba kuatnya arus tanpa pengamanan dari tepi sungai.

Jangan membelaki sungai karena arus dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan.

Pastikan satu kaki telah menempati posisi yang baik sebelum melangkahkan kaki yang lain, dan

jangan berjalan dengan menyilangkan kaki.

Pada sungai yang berarus deras dan dalam, hendaknya berjalan serong mengikuti arus sungai.

Jangan menyeberang dengan cara melompat dari satu batu ke batu yang lain. Hal ini dapat

menyebabkan tergelincir tang beakibat kecelakaan fatal

Ransel ditempatkan setinggi-tingginya di punggung. Hal ini untuk menjaga keseimbangan.

Jangan melepaskan sepatu dalam menyeberang, walaupun pada sungai kecil.

TEKNIK PENYEBERANGAN

Teknik Penyeberangan Sungai

Dengan Alat Tanpa Alat

Penyeberangan Basah Penyeberangan Kering

Menyeberang Biasa

Master Guide Reinforcement 119

Hati-hati dalam penyeberangan, apabila terdapat anggota kelompok yang tidak bisa berenang.

Salah satu cara yang aman dalam menyeberang sungai adalah sebagai berikut :

Orang pertama melangkah ke air dibantu orang kedua.

Orang kedua berada di belakang orang peartama dibantu orang ketiga dan seterusnya.

Orang pertama melangkah, urutan kejadian (1) diulang lagi.

Untuk arus deras, kelompok lebih baik bergerak sebagai satu kesatuan.

Menyeberangi sungai dengan cara berenang.

Pilih tempat yang paling aman untuk menyeerang, dan bersiaplah untuk terbawa arus kea rah hilir.

Tempat yang paling aman untuk menyeberang adalah dari A ke B, yaitu pada bagian yang terlebar

(disini biasanya paling dangkal), C ke D dan E ke F adalah daerah belokan sungai yang juga aman

untuk menyeberang.

TEKNIK PENYEBERANGAN SUNGAI DENGAN ALAT

Dipergunakan bila melibatkan banyak orang dalam kelompok yang melakukan perjalanan, dan telah

direncanakan dulu sebelum melakukan perjalanan.

1. Penyeberangan Basah

Disebut penyeberangan basah jika sebagian atau seluruh tubuh penyeberang masuk ke dalam air.

a. Renang Survival

Dasar dari renang ini adalah kemampuan dan kelincahan kita bermain di air. Kita dapat

mempergunakan peralatan yang kita bawa misalnya tas carrier, ponco, atau tempat air sebagi

pelampung.

Ponco

Ponco diisi dengan rumput kering/alang-alang/ranting, dibentuk seperti sebuah bantal,

kemudian diikat dengan tali.

Usahakan ikatan ini rapi sehingga tidak ada celah yang dapat dimasuki air.

Dengan bahan yang baik dan ikatan yang rapi kita dapat menghasilkan pelampung baik

dan tahan lama mengambang di air.

Master Guide Reinforcement 120

Pada penyeberangan dengan ponco di sungai berarus sedang, kita harus selalu

mengusahakan agar posisi ponco tetap mengarah miring/serong ke hilir. Dengan posisi

demikian kita dapat memanfaatkan arus sungai.

Kegunaan pelampung ponco ini bukan hanya untuk menyeberangkan orang saja tetapi juga

dapat sebagai tandu air, dengan cara mengikat beberapa pelampung menjadi satu.

Jerigen tempat air dan botol minuman

Seperti halnya pelampung dari ponco, maka kita juga dapat membuat pelampung dari

beberapa buah jerigen. Yang kita gunakan jerigen berukuran 2 – 5 liter

Menyeberang dengan menggunakan tali

1. mula-mula yang akan menyeberang, mengikatkan dirinya pada tali, kemudian

menyeberang serong searah arus. selalu menghadapkan mukanya kearah hulu.

menyeberang dibantu tali yang menghubungkan dengan dan . Jika tergelincir atau

kehilangan keseimbangan, ia diatik ketepi oleh , sedang hanya mengulurkan talinya.

Jangan menarik seseorang ketepi yang lebih dahulu (lebih ke hulu dari dirinya. Ia akan tertarik

dengan tubuh berada dibawah permukaan air.

Master Guide Reinforcement 121

2. Sesampainya diseberang melepaskan ikatan tali pada dirinya. Lalu mengikatkan tali pada

dirinya dan mulai menyeberang dengan dibantu tali yang menghubungkannya dengan . Bila

tergelincir, jatuh atau kehilangan keseimbangan, maka ditarik oleh yang berada

diseberang dan berdiri lebih ke hilir daripada .

3. (orang terakhir) menyeberang dengan cara yang sama. Ia dibantu oleh dan dan ditarik

ketepi oleh bila ia jatuh.

Menyeberang dengan Rentangan Tali

Memakai Rentangan tali sebagi alat bantu pada penyeberangan basah biasanya sudah dipersiapkan

terlebih dahulu. cara yang dipakai adalah :

Cari sebuah ancor yang tidak bergerak.

Master Guide Reinforcement 122

Seberangkan tali dengan mengikatkan tali pada orang pertama dan tali dipergunakan sebagai

belay.

Pada seberang sungai, tali dikatkan dengan menggunakan simpul kambing pada satu sisi

lainnya menggunakan simpul pangkal. Untuk meregangkan tali gunakan prusik.

Bentangan tali harus miring searah aliran sungai.

Penyeberangan dapat dimuali dengan menggeserkan badan dan berpegangan pada rentangan

tali. badan yang dikatkan pada tali dengan menggunakan cincin kait (carabiner) sebagai alat

pengaman pada penyeberangan.

Kesulitan yang timbul pada penyeberangan basah relatif sedikit, dan pada umumnya jika

menggunakan tali sebagai sarana penyeberangan basah adalah begaimana cara membawa ujung

tali ke seberang sungai, namun yang teropenting adalah melaksanakan dengan tenang.

2. Penyeberangan kering

Disebut penyeberangan kering jika seluruh bagian tubuh penyeberang berada di atas permukaan

sungai.

Menggunakan Rakit / perahu.

Jika sungai yang akan diseberangi terlalu lebar dan dalam yang paling aman adalah dengan

menggunakan rakit. Sungai-sungai di pulau Jawa cenderung mudah diperoleh rakit atau perahu.

Menggunakan rentangan tali

Digunakan bila sungai yang diseberangi terdapat celah sempit dan dalam. tetapi cara ini jarang

digunakandalam suatu perjalanan.

Beberapa contoh penyeberangan dengan menggunakan tali adalah sebagai berikut :

Dengan menggunakan rentangan tali

Prinsip pemasangan dan simpul yang dipakai sama dengan penyeberangan basah dengan

mengunakan tali. Cara yang ditempuh adalah m,erayap pada tali diatas tali atau menggantung pada

tali.

Tali tubuh dikaitkan pada tali untuk menjaga penyeberang jika jatuh.

Dengan dua rentangan tali

Dengan menggunakan dua rentangan tali lebih mudah bergerak. Tali yang satu untuk injakan dan

tali yang kedua untuk pegangan tangan dan ikatan

Dengan tiga rentangan tali

Sama dengan membuat jembatan darurat,bersifat permanen dan sering digunakan secara terus-

menerus. Ketiga tali tersebut dihubungkan dengan menggunakan tali ayng lebih kecil yang

dianyam dengan posisi tali rentangan aalah satu tali sebagai injakan dan dua tali sebagai pegangan

yang tingginya sejajar dan berada di atas tali pertama. Anyaman dibuat antara tali terbawah dengan

masing-masing tali diatas.

Master Guide Reinforcement 123

Kegiatan SAR bertujuan untuk mencari dan menolong, secara efektif dan efisien, jiwa

manusia dan sesuatu yang berharga yang berada dalam keadaan mengkhawatirkan

(distress). dalam kegiatannya, pelaksanaan SAR, berpegang pada prinsip cepat, cermat,

dan cekatan (3C).

Hal ini berarti :

1. Anggota unit SAR harus dapat berpikir dan bertindak cepat sesaat setelah mendengar berita

kecelakaan atau kehilangan

2. Anggota unit SAR harus dapat membuat strategi dengan cermat, dengan persiapan dan perhitungan

yang matang dan terkoordinasi

3. Anggota unit SAR harus dapat melaksanakan strategi yang telah dibuat dengan cekatan dengan

teknik yang terlatih dan berdisiplin tinggi

ORGANISASI SAR YANG ADA DI INDONESIA :

BASARI (Badan SAR Indonesia) BASARI terdiri dari enam orang menteri, yaitu :

1. Menteri Keuangan

2. Menteri Pertahanan dan keamanan

3. Menteri Dalam Negeri

4. Menteri Luar Negeri

5. Menteri Sosial

6. Menteri Perhubungan

BASARI akan berperan dalam operasi SAR dengan skala yang sangat besar

BASARNAS (Badan SAR Nasional)

Basarnas terkoordinasi dibawah menteri perhubungan. Basarnas selaku lembaga pelaksana tingkat

pusat yang mempunyai tugas pokok membina dan mengkoordinasikan semua usaha dan kegiatan SAR

sesuai dengan peraturan SAR nasional maupun internasional. Dalam melaksanakan tugas pokok

tersebut Basarnas mempunyai fungsi menyusun kebijaksanaan teknis, membina, dan

mengkoordinasikan pengendalian operasi, menilai dan evaluasi, menyusun rencana dan program serta

melakukan hubungan kerja sama.

Kantor Koordinasi Rescue (KKR)

KKR bertugas menyelengarakan suatu aparat koordinasi guna mengkoordinasikan semua unsur SAR

dan fasilitas SAR serta kegiatan lanjutan di dalam wilayah tanggung jawabnya. Untuk wilayah

tanggungjawab SAR Indonesia dibagi menjadi empat wilayah KKR, yaitu:

1. KKR Wil. I di Jakarta

2. KKR Wil. II di surabaya

3. KKR Wil. III di Ujung Pandang

4. KKR Wil. IV di Biak

SEARCH AND RESCUE

Master Guide Reinforcement 124

Sub Koordinasi Rescue (SKR)

SKR bertugas untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan penggunaan fasilitas Sar, sarana/material

dan personil di daerah tanggung jawabnya.

ORGANISASI MISI SAR

Organisasi Misi SAR berdir sendiri yang dibentuk untuk menanggulangi suatu operasi SAR. Dibawah

ini menjelaskan organisasi misi SAR sesuai dengan tingkatannya.

1. SAR Coordinator (SC). SC biasanya dijabat oleh orang yang berpengaruh dan memiliki jabatan

yang tinggi di pemerintah daerah, tempat berlangsungnya operasi SAR. Bagi daerah yang terdapat

kantor KKR/SKR, Sc dijabat oleh Kabasarnas, sedangkan bagi yang tidak terdapat kantor

KKR/SKR. KABASARNAS mendelegasikan kepada Gubernur Kepala Daerah Tk. I

2. SAR Mission Coordinator (SMC). SMC dijabat oleh orang yang mempunyai pengetahuan dan

kemampuan yang tinggi serta pengalaman tertentu dan telah mendapat persetujuan Kabasarnas.

3. On Scene Commander (OSC). Di tiap lokasi musibah, Satuan Tugas SAR dipimpin oleh OSC,

beberapa OSC dibawah kendali seorang SMC. OSC sering diterapkan pada lokasi atau daerah yang

memiliki dua buah gunung dalam satu area.

4. SAR Rescue Unit (SRU). SRU merupakan Satgas SAR yang terdiri atas Tim Sar, pesawat, dan

Kapal.

Definisi-definisi

Initial Location (lokasi antara), yaitu :

a) Aerospace position

b) Parachute opening position

c) Surface Position

d) Underwater Position

e) Datum dan Drift datum

Datum. Adalah kemungkinan lokasi dari search object melalui koreksi dari drift pada banyak arah

gerakan yang penting selama misi berlangsung. Drift adalah gerakan terarah dari search object yang

disebabkan oleh faktor alam seperti angin, aliran sungai dll.

a) Datum Point adalah titik yang dinyatakan bila posisi antara search object yang diketahui

b) Datum Line adalah garis yang menghubungkan dua atau lebih datum

c) Datum Areal adalah lokasi search object diperkirakan. Ini paling dibutuhkan bila posisi antara

dan jalur lintasan tak dapat diketahui

d) Sistem SAR,

Sistem SAR terdiri dari lima tahapan SAR dan didukung oleh lima komponen pendukung..

Sistem SAR diaktifkan bila diterima informasi munculnya keadaan darurat atau ketika tidak

lagi diharapkan pertolongan.

Master Guide Reinforcement 125

TAHAPAN SAR

1. Tahap Kekhawatiran (Awarness Stage). Adalah tahapan dimana suatu keadaan darurat di duga

kan muncul termasuk penerimaan informasi keadaan darurat

2. Tahap Kesiagaan (Initial Action Stage). Adalah persiapan untul menyiagakan fasilitas SAR dan

untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas, antara lain :

a. Mengevaluasi dan mengklasifikasikan informasi yang didapat

b. Menyiapkan fasilitas SAR

c. Pencarian awal dengan komunikasi (Precom)

d. Perluasan pencarian dengan komunikasi (Excom)

3. Tahap Perencanaan (Planning Stage). Pada tahap perencanaan ini, dituntut suatu perencanaan

yang efektif. Pelaksanaannya adalah daerah gerak yang merupakan daerah pencarian

Tahap perencanaan pencarian (Search Planning Event)

Ada empat tahap pencarian yang berurutan, yaitu :

1. Menghitung / memperkirakan Datum atau Most Probable Position

2. Menentukan luas area pencarian (Search Are)

3. Menentukan pencakupan daerah yang diinginkan (Area Coverage)

4. Mengembangkan perencanaan pencarian yang mungkin dilaksanakan dengan menggunakan unit

pencari (SRU)

Urutan perencanaan pencarian (Search Planning Sequence)

Secara umum urutan pencarian adalah sebagai berikut :

Menentukan posisi kejadian darurat dan mempertimbangkan pengaruh angin, arus air, dan hal-hal

lain yang mungkin berpengaruh terhadap gerakan korban sejak waktu kecelakaan terjadi, sampai

tibanya unit pencari di tempat kejadian

Menentukan luas area pencarian untuk kemungkinan kesalahan perhitungan dari faktor-faktor yang

terpengaruh pada survivor

Memilih pola pencarian terbaik yang akan digunakan. Dalam hal ini yang sesuai dengan situasi dan

kondisi saat kejadian kecelakaan tersebut

Tyipe dari search target yang dicari, dipertimbangkan jarak target minimum untuk dapat dideteksi

oleh alat sensor unit pencari. Lebar penyapuan dan jarak alur (search track) harus diperhitungkan

dan ditentukan untuk perkiraan kemampuan pendeteksian (probability of detection)

Jumlah SRU yang tersedia dan keterbatasan pada faktor-faktor lain juga diperhitungkan bila

dianggap perlu untukmengembangkan perencanaan pencarian agar dapat melengkapi atau

mengatasi suatu keadaan tertentu yang mungkin muncul.

Tingkatan perencanaan pencarian (Degree of Search Planning)

Secara umum tingkatan ini membutuhkan pertimbanangan :

1. Keadaan lingkungan dan ketetapan laporan posisi insiden

2. Bisa tidaknya unit SAR yang terlatih/tersedia terpakai

3. Waktu yang terlewat sejak terjadinya kecelakaan

Master Guide Reinforcement 126

Perhitungan Perencanaan Pencarian (Search Planning Computation)

Lokasi Insiden SAR (SAR Incident Location) tiga situasi yang mungkin timbul dan perlu

diperhitungkan untuk menentukan lokasi dari insiden, yaitu :

1. Posisi diketahui

2. Jalan lintasan diketahui

3. Area diketahui

Langkah-langkah perhitungan perencanaan pencarian

Langkah dimulai dengan menentukan datum berdasarkan laporan suatu insiden SAR, bisa berupa

posisi, jalur lintasan, atau daerah. Langkah berikutnya adalah koreksi draft.

Tahap Operasi (Operation Search)

Yang termasuk tahapan ini adalah :

Fasilitas SAR bergerak ke lokasi kejadian

Melakukan tanda-tanda yang ditemui dan diperkirakan ditinggalkan oleh survivor (Detection

Mode)

Mengikuti jejak atau tanda-tanda yang ditinggalkan survivor (Tracking Mode)

Menolong, menyelamatkan dan mengevakuasi korban (Evacuation Mode)

Mengadakan briefing kepada SRU

Mengirim/memberangkatkan fasilitas SAR

Adapun Operasi SAR dapat berupa :

1. Operasi pencari tanpa operasi pertolongan. Hal ini karena korban tidak dapat ditemukan

2. Operasi pertolongan tanpa pencarian karena posisi diketahui

3. Operasi pencarian dan pertolongan

Pada pelaksanaan operasi SAR, ada tahapan kegiatan yang harus dilakukan.

Untuk operasi pencarian dikenal delapan tahap, yaitu :

1. Briefing pencarian

2. Pemberangkatan SRU

3. Perjalanan SRU menuju area pencarian

4. Pelaksanaan pencarian

5. Bila saat menemukan sasaran

6. Kapan saat yang perlu untuk mengganti SRU

7. Penarikan SRU ke pangkalan

8. Briefing ulang SRU

Tahap Akhir Misi (Mission Conclussion stage)

Yang termasuk tahapan ini adalah :

Evaluasi kejadian

Pengembangan unsur-unsur kepada satuannya masing-masing

Penyiagaan kembali

Master Guide Reinforcement 127

POLA-POLA PENCARIAN

Setelah lokasi dan luas search area ditentukan, suatu pencarian yang sistematis terhadap target haruslah

direncanakan. Pemilihan pola-pola pencarian bergantung pada beberapa faktor antara lain :

ketepatan datum, luas area, SRU yang tersedia dan fasilitas SRU, kondisi dan cuaca medan search area,

besar /ukuran search object.

1. Confinement Mode.

Adalah suatu cara pencarian dengan cara menetapkan garis batas pencarian untuk mengurung orang

yang hilang agar berada dalam lokasi pencarian. Dalam praktek, cara ini sulit diterapkan dari segi

teknisnya sehingga pemecahannya dilakukan dengan metode :

a. Trail Block. Tim kecil ini dikirim untuk memblokir jalan setapak yang keluar masuk search

area

b. Road Block. Sama seperti Trail Block, hanay saja yang diblokir adalah jalan yang cukup besar

c. Look Out. Satu orang atau satu tim ditempatkan di lokasi strategis dan memungkinkan untuk

melihat bebas ke arah pencarian. Ditempatkan di perbatasan search area

d. Camp In Ini sama saja denggan look out, hanya saja ditempatkan didalam search area, bukan

diperbatasan. Biasanya mudah dijangkau oleh tim pencari

e. String Line. cara ini memakan waktu yang lama, tetapi sangat efektif yaitu membuat pagar dar

tali dengan keterangan pada tali tentang lokasi base camp atau camp in.

Contoh Marker untuk string line

2. Detection Mode

Pemeriksaan daerah yang dicurigai oleh SRU dengan cara menyapu

a. Type I search. Tujuan tipe ini adalah memeriksa dengan segera area spesifik yang sangat

memungkinkan. Biasanya dilakukan hanya pada tahap awal pencarian dan dilakukan oleh tim

yang mampu bergerak cepat

b. Type II search. Sasaran tipe ini adalah mencari dengan cepat pada seluruh area. Dilakukan

ditahap awal pencarian dan jika diduga waktu bertahan hidup survivor sangat sempit.

c. Type III search. Tipe pencarian ini adalah pencarian dengan tingkat kecermatan tinggi.

Dilakukan bila tipe II gagal dan sudah diperoleh bukti yang lebih pasti tentang lokasi hilangnya

survivor.

Search Base

Master Guide Reinforcement 128

Team 1

Team 2

Team 3

Metode Type II

3. Regu dalam penyapuan sejajar menggunakan kompas sebagai pengontrol gerak.

Komponen Pendukung SAR

Organisasi : Merupakan struktur organisasi SAR meliputi aspek pengertian unsur koordinasi,

komando dan pengendalian, kewenangan, lingkup penegasan dan tanggung jawab.

Fasilitas : Adalah komponen berupa unsur, peralatan, perlengkapan, serta fasilitas pendukung

lainnya yang dapat digunakan dalam operasi misi SAR.

Komunikasi : Dalam kegiatan SAR komunikasi merupakan sarana untuk melakukan fungsi deteksi

terjadinya suatu musibah, fungsi komando dan pengendalian operasi.

Perawatan Gawat Darurat (Emergency Care) : Berupa penyediaan fasilitas perawatan yang bersifat

sementara termasuk memberi dukungan terhadap korban di tempat kejadian

Dokumentasi : Berupa pendataan laporan dari kegiatan, analisis serta data-data yang akan

menunjang operasi SAR dan sebagai pengembangan untuk operasi berikutnya.

Sikap Mental Selama Pencarian

Sangatlah perlu untuk mengingat bahwa dalam pencarian, kita mencari orang yang hilang dan

membutuhkan pertolongan. Karenanya harus selalu dikembangkan sikap cermat pada daerah yag

disapu dan juga memperhatikan tempat yang mungkin dijadikan survivor untuk tempat berlindung,

seperti dibalik batang-batang pohon, atau batu-batu besar. Hal ini tentu saja mendatangkan kebosanan.

Karena itu sikap sabar juga harus selalu dipegang teguh.

Master Guide Reinforcement 129

Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain sangat vital untuk dikuasai dalam berkegiatan di alam

terbuka. Hal ini akan sangat terasa apabila kita berada dalam kondisi survival dimana kita harus

mampu memberikan isyarat untuk memberitahukan atau meminta pertolongan pada seorang yang

mungkin dapat memberikan pertolongan pada kita. Dalam materi ini akan diterangkan beberapa cara

berkomunikasi yang praktis yang akan berguna langsung dalam berkegiatan alam terbuka, yaitu :

Semaphore

Morse

Komunikasi Radio

Cara lain dalam keadaan darurat

SEMAPHORE

Semaphore adalah suatu isyarat untuk menyampaikan berita dengan menggunakan sepasang bendera.

Jarak terjauh yang masih dapat dijangkau sepanjang mata memandang. Untuk bendera semaphore

menggunakan warna yang mencolok mata sehingga akan mudah dibedakan dengan benda lain. Tetapi

pada masa sekarang hal ini sudah jarang bahkan hampir tidak pernah dipergunakan walaupun kadang-

kadang berguna untuk keadaan darurat. (Keterangan kode semaphore terlampir )

MORSE

Morse adalah salah satu bentuk komunikasi yang berupa kode kombinasi suatu bentuk panjang dan

pendek yang mewakili semua huruf, angka, dan tanda baca. Alat yang dipergunakan untuk mengirim

morse :

Peluit

Peluit yang dipergunakan adalah peluit whistle/peluit pramuka karena peluit jenis ini menghasilkan

bunyi yang tidak dipengaruhi oleh tekanan udara. Isyarat tanda titik dengan tiupan peluit pendek

dan tanda strip dengan tiupan peluit panjang.

Cahaya

Cahaya yang terbaik adalah cahaya lampu senter yan ditutup dengan kain merah atau jingga karena

intensitas warnanya paling bisa dilihat dan tidak menyilaukan mata. Tanda titik dinyatakan dengan

penyinaran sekejap dan tanda strip dengan tiupan peluit panjang.

Asap

Asap sangat sulit digunakan karena harus dijaga intensitasnya agar jelas bisa terbaca. Biasa

digunakan oleh suku bangsa Indian.

Peralatan Elektronik

Telah digunakan secara luas pada waktu alat telegraf masih dipakai.

Sistem pernyataan tanda sama seperti pada peluit.

KOMUNIKASI LAPANGAN

Master Guide Reinforcement 130

PROSEDUR KOMUNIKASI

Pengirim Penerima

Pemberitahuan kirim berita (NK) Siap menerima (K)

Belum siap menerima (Q)

Ulangi lagi tanda (NK) tiga kali

Tunggu sejenak

Kirim berita huruf per huruf

Bila selesai satu kata, kirim

tanda pemisah kata

Kirim tanda (E) bila kata dimengerti

Kirim tanda (M) bila kata minta

diulang

Mulai kata baru dan seterusnya

Berita selesai dikirim tanda

(AR)

Bila dimengerti kirim tanda (R)

Kirim tanda (AR) tiga kali

Selesai

( Keterangan : kode morse terlampir )

KOMUNIKASI RADIO

Komunikasi radio saat ini memegang peranan sangat penting, yang dimaksud dengan menggunakan

peralatan elektronik adalah seperti :

Handy Talky (HT) untuk jarak pendek

Citizen Band (CB) untuk jarak pendek

Pesawat Single Side Band (SSB) untuk jarak jauh

Pesawat pengirim-penerima Frequency Modulation (FM) untuk jarak menengah

Keunggulan komunikasi radio dengan komunikasi lainnya adalah : daya jangkau yang lebih jauh serta

penggunaan yang secara sekaligus oleh beberapa pihak secara bersama-sama.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi radio agar dapat memberikan manfaat yang optimal

adalah :

Hindarkan peralatan komunikasi dari benda-benda yang mungkin dapat merusak peralatan tersebut

Sediakan baterai cadangan dan sesuaikan dengan rencana lamanya perjalanan

Selalu melakukan komunikasi ke Base Camp atau pihak lain dan memberikan laporan posisi dan

keadaan kita.

KOMUNIKASI KEADAAN DARURAT

a. Tanda dengan Asap atau Api

Master Guide Reinforcement 131

Adalah cara yang paling sederhana untuk memberitahukan kedudukan dengan api yang besar dan

terang sehingga mudah terlihat pada malam hari atau asap yang tebal dan menggumpal pada siang

hari. Tetapi hindarkan jangan sampai membakar hutan.

b. Cermin Survival

Cermin survival adalah sebuah cermin dua sisi yang berbentuk empat persegi panjang yang terbuat

dari logam yang mempunyai dua lubang, satu ditengah dan satu dipinggir.

Cara penggunaan :

1. Pegang cermin kira-kira 10 cm didepan wajah

2. Intip objek yang dituju melewati lubang tengah cermin sehingga sinar yang melewati lubang

cermin jatuh diwajah

3. Usahakan kondisi ini terus berlangsung dengan tetap mengntip objek yang dituju. Misalkan

pesawat terbang atau kapal laut.

4. Pada saat itu objek akan menerima kilatan/pantulan sinar cermin tesebut

Pada cuaca terang tanda ini dapat terlihat hingga jarak 15 kilometer. Apabila cermin yang

dimaksud tidak ada dapat digunakan potongan kaleng bekas makanan seperti sarden atau kornet.

c. Kain

Digunakan untuk memberikan isyarat dari darat ke udara, dapat dibuat dari kain putih, oranye, atau

warna lain yang mencolok, mudah terlihat dan dibentuk sedemikian rupa sehingga memiliki arti

yang telah disepakati bersama.

d. Isyarat Tubuh

Merupakan teknik lain komunikasi dari darat keudara dengan gerakan-gerakan tubuh yang

mempunyai arti tertentu.

e. Flare

Digunakan khusus untuk operasi penyelamatan di gunung

JENIS KODE KEADAAN DARURAT

SOS (diulang-ulang)

SOS merupakan singkatan Save Our Soul (Selamatkan jiwa kami), digunakan untuk

memberitahukan suatu keadaan darurat

MAY DAY

Biasanya istilah ini dipergunakan pada penerbangan, untuk memberitahukan suatu keadaan

darurat/kecelakaan di udara atau di darat (setelah mendarat) dan segera membutuhkan pertolongan

SECURITY

Kode ini berarti akan dilanjutkan pesan/berita mengenai keamanan, cuaca, atau bencana alam

PAN

Kode ini berarti akan dilanjutkan pesan/berita mengenai keadaan-keadaan darurat

Master Guide Reinforcement 132

PENGERTIAN BENCANA, BAHAYA, RESIKO DAN KERENTANAN

1. BENCANA (DISASTER)

adalah kerusakan yang serius akibat fenomena alam luar biasa dan/atau disebabkan oleh ulah

manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian material dan kerusakan lingkungan

yang dampaknya melampaui kemampuan masyarakat setempat untuk mengatasinya dan

membutuhkan bantuan dari luar. Disaster terdiri dari 2(dua) komponen yaitu Hazard dan

Vulnerability;

2. BAHAYA (HAZARD)

adalah fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan

manusia, kehilangan harta-benda, kehilangan mata pencaharian, kerusakan lingkungan. Misal :

tanah longsor, banjir, gempa-bumi, letusan gunung api, kebakaran dll;

MANAJEMEN BENCANA

Master Guide Reinforcement 133

3. KERENTANAN (VULNERABILITY)

adalah keadaan atau kondisi yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk mempersiapkan

diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman bencana;

4. RESIKO

adalah kemungkinan dampak yang merugikan yang diakibatkan oleh hazard dan/atau

vulnerability.

Bencana = Bahaya x Kerentanan

GEJALA FISIK BAHAYA

1. GEMPA BUMI

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu

dipertimbangkan

Gejala :

Bergesernya kristal batuan

disepanjang daerah yang

rapuh dan saling

bertabrakan;

Karakteristik umum Bergetarnya bumi akibat

gelombang dan dibawah

permukaan bumi karena:

Permukaan yang

bergeser

Hentakan

Tsunami

Getaran

Mencairnya es

Tanah Longsor

Hal-hal yang dapat

diprediksikan

Kemungkinan terjadinya

gempa bumi dapat

diramalkan tetapi tidak

dapat ditentukan waktunya

secara tepat.

Faktor penyebab

kerentanan :

Lokasi wilayah

seismik (kedekatan

wilayah pemukiman

dengan wilayah/pusat

gempa)

Struktur yang tidak

tahan terhadap

pergerakan tanah

Tingkat kepadatan

bangunan yang tinggi

Kurangnya akses

informasi mengenai

resiko gempa bumi

Dampak yang khas

Kerusakan fisik –

Rusak atau hancurnya

struktur dan

infrastruktur.

Kebakaran, rusaknya

bendungan, tanah

longsor, dan banjir

mungkin saja terjadi.

Upaya mengurangi resiko

Pemetaan hazard (wilayah rawan

gempa/bencana) Pelatihan dan program

penyadaran

masyarakat Penilaian dan

mengurangi struktur tingkat kerentanan

Manajemen dan

pemetaan penggunaan tanah dan pengkodean bangunan

Asuransi

Upaya kesiapsiagaan Mencermati informasi

peringatan dini dan

kesiapsiagaan gempa bumi

Kebutuhan paska bencana

Pencarian dan

penyelamatan

Bantuan medis darurat

Master Guide Reinforcement 134

Ramalan tersebut berdasarkan pemantauan

kegiatan seismik (hal-hal

yang berhubungan dengan

gempa bumi), sejarah

bencana, dan observasi.

Korban – cenderung

banyak, khususnya dekat

episenter atau wilayah

dengan tingkat populasi

tinggi, atau bangunan

yang rapuh.

Persediaan air – Masalah

yang sering muncul

biasanya karena

rusaknya sistem air,

polusi sumur yang

terbuka.

Kesehatan – kasus luka

patah tulang merupakan

permasalahan utama.

Ancaman lainnya adalah

persediaan air atau

rusaknya sistem sanitasi.

Survey penilaian

kerusakan dan kebutuhan

Bantuan pangan

Rekonstruksi/perbaikan

Pemulihan ekonomi

2. LETUSAN GUNUNG BERAPI

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu

dipertimbangkan

Gejala :

Bahan dasar letusan gunung

berapi adalah magma dan

akumulasi tekanan gas yang

meningkat mengakibatkan

terjadinya semburan magma,

yang disebut sebagai letusan.

Karakteristik umum :

Hujan abu

Arus pyroclastic/awan

panas

Aliran lumpur atau puing

Lahar

Gas

Tsunami

Faktor penyebab

kerentanan :

Gunung yang kaya tanah

(subur) menarik

perhatian orang-orang

untuk menetap.

Struktur dengan desain

atap yang tidak tahan

terhadap akumulasi abu,

akan sangat rentan

bahkan dalam jarak

bermil-mil dari gunung

berapi.

Dampak yang khas

Korban – luka, terbakar,

aspaksia, keracunan gas,

air terkontaminasi bahan

kimia.

Upaya mengurangi tingkat

resiko :

Relokasi/penampungan

Manajemen pemanfaatan

tanah

Evakuasi

Upaya kesiapsiagaan

Pemantauan aktifitas

gunung berapi

Pengembangan rencana

kedaruratan gunung

berapi

Pelatihan dan partisipasi

masyarakat

Master Guide Reinforcement 135

Hal-hal yang dapat

diprediksikan

Ramalan jangka pendek

dalam hitungan jam atau

bulan, yang dapat dilakukan

melalui teknik pemantauan

dan observasi seismik,

perubahan tanah, pencatatan

perubahan hidrotermal,

geokimia, dan geoelektrik.

Kerusakan struktur – Arus pyroclastic akan

menghancurkan segala

sesuatu yang dilewatinya.

Abu dapat merusak

struktur bangunan/benda

tinggi. Abu panas

menyebabkan kebakaran.

Banjir merupakan hasil

dari terputusnya atau

berbeloknya arus air.

Arus lumpur dapat

menyebabkan kerusakan

bangunan atau benda

lain.

Persediaan makanan dan

hasil panen – kerusakan

disebabkan karena arus

abu, lumpur, pyroclastic

atau lahar. Peternakan

mungkin juga akan

terkena dampaknya

Kebutuhan paska bencana

Evakuasi

Bantuan medis darurat

Survey penilaian

kerusakan dan kebutuhan

Bantuan pangan, sandang

Relokasi/penampungan

Pemulihan ekonomi

3. TANAH LONGSOR

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang Perlu

dipertimbangkan

Gejala

Miring/longsornya tanah dan

batuan akibat getaran,

perubahan arah air, beban

yang berlebihan, cuaca,

bergesernya penopang,

komposisi aliran air, rapuhan,

berkurangnya unsur pengikat

tanah, dan lereng buatan

manusia.

Faktor penyebab

kerentanan

Perumahan/bangunan di

lereng, tanah yang rapuh,

karang diatas bukit

Perumahan/bangunan di

dasar lereng, atau lembah

Jalur komunikasi dan jalan

di wilayah pengunungan

Bangunan berpondasi

lemah

Pipa yang mudah rusak,

jalur pipa yang terkubur

Kurangnya pemahanan

mengenai bahaya dan

dampak tanah longsor

Upaya mengurangi tingkat

resiko

Pemetaan hazard

UU penggunaan tanah

Asuransi

Upaya kesiapsiagaan

Pendidikan

Sistem monitoring

(pemantauan), peringatan

dan evakuasi

Master Guide Reinforcement 136

Karakteristik umum

Jenis gerakan tanah

longsor bervariasi: jatuh,

longsor, robohnya

penopang bumi, dan

mungkin juga karena

badai, gempa bumi, dan

letusan gunung berapi.

Lebih luas daripada gejala

alam lainnya.

Hal-hal yang dapat

diprediksikan Frekuensi kejadian, luas,

dan dampak tanah longsor

mungkin dapat

diramalkan, dan wilayah

resiko tinggi juga dapat

ditentukan dengan cara

memanfaatkan informasi

geologi, geomorfologi,

hidrologi, klimatologi, dan

vegetasi.

Dampak yang khas

Kerusakan fisik – Semua

yang berada diatas atau

sekitar jalur longsor akan

mengalami kerusakan.

Pecahan batu akan

menghalangi jalan, jalur

komunikasi atau aliran air.

Dampak tidak langsung

yang muncul mungkin

rusaknya hasil pertanian,

hutan, banjir, dan

berkurangnya nilai

property.

Korban – Kefatalan terjadi

karena longsornya lereng.

Runtuhan puing atau

banjir lumpur dapat

menyebabkan ribuan

korban meninggal

Kebutuhan paska bencana

Pencarian dan

penyelamatan

(menggunakan alat

pengerukan tanah)

Bantuan medis

Penampungan darurat

4. BANJIR

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu

dipertimbangkan

Gejala

Secara alamiah terjadi secara

cepat, di daerah sungai atau

pantai karena hujan yang

terus menerus atau bersifat

musiman.

Ulah manusia dalam hal pemanfaatan lahan dan

penampungan air.

Karakteristik umum

Faktor yang

mempengaruhi tingkat

bahaya – kedalaman air,

durasi, kecepatan air,

rata-rata kenaikan air,

frekuensi kejadian, cuaca

Faktor penyebab

kerentanan

Perumahan yang berada

di daerah banjir

Kurangnya kesadaran

akan bahaya dan dampak

banjir Berkurangnya

kemampuan penyerapan

tanah (erosi, bangunan

beton)

Pondasi tanah dan

bangunan tidak tahan air

Elemen infrastruktur

yang beresiko tinggi

Persediaan bahan pangan,

pertanian, dan peternakan

dan tidak disimpan

dengan baik.

Upaya mengurangi resiko

Kontrol banjir –

bendungan, saluran air

Banjir – kontrol erosi

Penilaian resiko dan

pemetaan hazard

Manajemen penggunaan tanah

Mengurangi struktur

tingkat kerentanan

Penghijauan (reboisasi)

Upaya kesiapsiagaan

Deteksi banjir dan sistem

penyadaran

Pendidikan dan partisipasi

masyarakat

Pengembangan rencana

manajemen wilayah banjir

Master Guide Reinforcement 137

Banjir bandang –

bendungan rusak, hujan

yang tidak berhenti,

hujan lebat secara tiba-

tiba

Banjir sungai – lambat,

dan biasanya musiman

Banjir pantai –

berhubungan dengan

angin tropis, gelombang

tsunami, dan badai

Hal-hal yang dapat

diprediksikan Banjir biasanya tergantung

pada musim, kapasitas

penampungan air, dan survey

pemetaan wilayah banjir.

Beberapa sistem peringatan

mungkin telah dipersiapkan,

tetapi kadang hanya sedikit

yang dilaksanakan, terutama

sebelum banjir bandang dan

tsunami terjadi.

Industri maritim dan

perkapalan ikan

Dampak yang khas Kerusakan fisik –

Struktur menjadi rusak

atau hanyut, hancur.

Tanah longsor karena

tanah menjadi basah.

Kerusakan dilembah

lebih besar daripada di

wilayah terbuka

Korban – meninggal

karena tenggelam, atau

luka serius

Persediaan air – air tanah

dan air sumur yang

terkontaminasi. Air

bersih mungkin tidak

tersedia

Kesehatan – penyakit

yang mungkin muncul:

malaria, diare, infeksi

Persediaan makanan dan

hasil pertanian–

persediaan makanan dan

pertanian mungkin rusak

Kebutuhan paska bencana Pencarian dan

penyelamatan

Bantuan kesehatan

Penilaian bencana

Air bersih

Penyediaan makanan dan

minuman jangka pendek

Pemantauan epidemologi

Penampungan sementara

5. KEKERINGAN

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu

dipertimbangkan

Gejala

Sebab utama – kurangnya

curah hujan

Sebab lain – El Nino

(serangan air permukaan

panas ke air yang lebih

dingin di Pasifik timur);

makhluk hidup dapat

menyebabkan perubahan

pada permukaan tanah.

Faktor penyebab

kerentanan :

Wilayah dengan kondisi

panas, dan meningkat

menjadi periode

kekeringan

Wilayah pertanian berada

ditanah yang berlapis tipis

Kurangnya

penghijauan/pepohonan

Kurangnya penanaman

Suatu wilayah tergantung

pada hujan sebagai

sumber air

Upaya mengurangi resiko :

Pengembangan rencana

respon antar institusi;

Upaya kesiapsiagaan : Sistem peringatan dini

tentang kelaparan dan

kekeringan;

Kebutuhan paska bencana

Upaya mempertahankan

ketersediaan makanan

Harga yang stabil

Master Guide Reinforcement 138

Karakteristik umum Air dan kelembaban

akan berkurang

Kekeringan secara

meteorologi – curah

hujan dibawah harapan

(kurang), dalam jangka

waktu yang lama dan

wilayah yang luas.

Kekeringan hidrologi –

terjadi karena defisit air

pada permukaan

(kondisi dibawah

normal) atau frekuensi

air tanah yang kurang.

Kekeringan agrikultur –

terjadi karena kurangnya

frekuensi dan sebaran

hujan, penyerapan serta

penguapan air yang

menyebabkan

rusak/berkurangnya

lahan pertanian atau

peternakan

Hal-hal yang dapat

diprediksikan Periode kekeringan yang

tidak normal biasanya

terjadi pada musim panas

yang normal. Belum ada

metode yang secara tepat

dapat meramalkan waktu

dan lama kejadian, kapan

berakhir dan kapan akan

terjadi lagi.

Analisa data klimatologi

dapat membantu

persiapan penilaian

(assessment).

Besar – skala kekeringan

di Fiji terjadi selama

episode, yang dikenal

sebagai Gangguan

Selatan El Nino (El Nino

Southern Oscillation).

Masa ini merupakan

siklus 4 – 5 tahunan.

Rendahnya daya serap

dan kelembaban tanah

Kurangnya kemampuan

mengenali sumber

hazard kekeringan

Dampak yang khas : Berkurangnya

pendapatan petani

Peternakan dan

pertanian rusak

Berkurangnya kualitas

dan kuantitas bidang

agrikultur (pertanian dan

perkebunan)

Meningkatnya harga-

harga

Rata-rata inflasi

meningkat

Menurunnya status gizi,

timbulnya penyakit,

kematian, dan kelaparan

Berkurangnya sumber

air minum

Migrasi

Subsidi makanan

Program penciptaan

lapangan dan tenaga

kerja

Distribusi makanan

Program makanan

tambahan

Program-program

khusus dibidang

peternakan dan

perkebunan

Program kesehatan dan

air

Rehabilitasi

Master Guide Reinforcement 139

SIKLUS BENCANA & FASE-FASE DALAM MANAJEMEN BENCANA

Siklus Bencana

Tanggap Darurat Bencana :

Serangkaian tindakan yang diambil secara cepat menyusul terjadinya suatu peristiwa bencana,

termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan (damage and needs assessment), penyaluran bantuan darurat,

upaya pertolongan, dan pembersihan lokasi bencana;

Tujuan :

Menyelamatkan kelangsungan kehidupan manusia;

Mengurangi penderitaan korban bencana;

Meminimalkan kerugian material;

Rehabilitasi :

Serangkaian kegiatan yang dapat membantu korban bencana untuk kembali pada kehidupan normal

yang kemudian diintegrasikan kembali pada fungsi-fungsi yang ada di dalam masyarakat.

Termasuk didalamnya adalah penanganan korban bencana yang mengalami Trauma Psychologis;

Misalnya : renovasi atau perbaikan sarana-sarana umum, perumahan dan tempat penampungan

sampai dengan penyediaan lapangan kegiatan untuk memulai hidup baru;

Rekonstruksi :

Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan situasi seperti sebelum terjadinya bencana, termasuk

pembangunan infrastruktur, menghidupkan akses sumber-sumber ekonomi, perbaikan lingkungan,

pemberdayaan masyarakat; Berorientasi pada pembangunan - tujuan : mengurangi dampak

bencana, dan di lain sisi memberikan manfaat secara ekonomis pada masyarakat;

Prevensi :

Serangkaian kegiatan yang direkayasa untuk menyediakan sarana yang dapat memberikan

perlindungan permanen terhadap dampak peristiwa alam, yaitu rekayasa teknologi dalam

pembangunan fisik;

Upaya memberlakukan ketentuan-ketentuan -Regulasi- yang memberikan jaminan perlindungan terhadap lingkungan hidup, pembebasan lokasi rawan bencana dari pemukiman

penduduk; Pembangunan saluran pembuangan lahar;

Pembangunan kanal pengendali banjir;

Relokasi penduduk;

Master Guide Reinforcement 140

Kesiapsiagaan Bencana :

Upaya-upaya yang memungkinkan masyarakat (individu, kelompok, organisasi) dapat mengatasi

bahaya peristiwa alam, melalui pembentukan struktur dan mekanisme tanggap darurat yang

sistematis;

Tujuan : untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan

sarana-sarana pelayanan umum;

Kesiapsiagaan Bencana meliputi : upaya mengurangi tingkat

resiko, formulasi Rencana Darurat Bencana (Disasters Plan),

pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat, pelatihan

warga di lokasi rawan bencana;

Mitigasi :

Serangkaian tindakan yang dilakukan sejak dari awal untuk

menghadapi suatu peristiwa alam dengan mengurangi atau

meminimalkan dampak peristiwa alam tersebut terhadap

kelangsungan hidup manusia dan lingkungan hidupnya

(struktural);

Upaya penyadaran masyarakat terhadap potensi dan

kerawanan (hazard) lingkungan dimana mereka berada,

sehingga mereka dapat mengelola upaya kesiapsiagaan

terhadap bencana;

Pembangunan dam penahan banjir atau ombak;

Penanaman pohon bakau;

Penghijauan hutan;

Sistem Peringatan Dini :

Informasi-informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang kapan suatu bahaya peristiwa

alam dapat diidentifikasi dan penilaian tentang kemungkinan dampaknya pada suatu wilayah

tertentu;

Master Guide Reinforcement 141

FASE TANGGAP DARURAT

Tujuan dari fase tanggap darurat adalah :

Membatasi korban dan kerusakan

Mengurangi penderitaan

Mengembalikan kehidupan dan sistem masyarakat

Mitigasi kerusakan dan kerugian

Sebagai dasar untuk pengembalian kondisi

Namun, keberhasilan pencapaian tujuan dipengaruhi oleh dua faktor lain, yaitu :

Informasi : Seberapa banyak informasi yang kita dapatkan mengenai bencana dan akibat yang

ditimbulkan

Sumber Daya : Seberapa kuat sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dan sumber daya lokal.

LANGKAH – LANGKAH TANGGAP DARURAT

1. Kesiapsiagaan individu

Kesiapsiagaan individu merupakan hal – hal yang harus diperhatikan SEBELUM terlibat dalam

tindakan tanggap darurat, karena menyangkut keselamatan diri, dan seluruh anggota lainnya.

Termasuk didalam Kesiapsiagaan individu adalah koordinasi Penanggulangan Bencana (PB).

Namun karena hal ini dilakukan dalam setiap tahap tindakan tanggap darurat, maka koordinasi PB

akan dibahas tersendiri.

2. Koordinasi Penanggulangan Bencana (PB)

Koordinasi PB adalah segala bentuk komunikasi, baik komunikasi internall maupun eksternal, yang

bertujuan untuk mendukung kegiatan penanggulangan bencana. Koordinasi dilakukan dalam setiap

tahapan pada tanggap darurat.

3. Assessment

Assessment adalah penilaian keadaan. Seperti koordinasi, assessment juga dilakukan dalam setiap

tahapan dalam tanggap darurat. Namun, untuk tindakan awal, yang harus dilakukan adalah

assessment cepat, yang dilanjutkan dengan assessment detil.

4. RenOps –SDP

Rencana Operasi atau Service Delivery Plan, adalah sebuah perencanaan yang dibuat berdasarkan

hasil dari assessment. RenOps juga merupakan perwujudan dari Action Plan.

5. Distribusi Bantuan

Distribusi Bantuan atau relief distribusi adalah langkah berikutnya setelah RenOps disetujui. Dalam

distribusi bantuan juga terkait mengenai masalah pergudangan.

TANGGAP DARURAT

Master Guide Reinforcement 142

6. Monitoring dan Evaluasi

Monitor dan evaluasi adalah metode untuk memantau kegiatan. Secara garis besar, yang dipantau

adalah kegiatan distribusi bantuan, namun dapat juga melihat keseluruhan proses tanggap darurat.

KEBIJAKAN TANGGAP DARURAT PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

INTERNASIONAL

Memberikan bantuan kepada golongan yang paling rentan

Berperan sebagai perpanjangan tangan dari pelayanan sosial pemerintah

Melaksanakan tanggap darurat sesuai dengan prinsip – prinsip Kepalangmerahan

Bekerja sesuai dengan kompetensi Palang Merah, namun tetap harus mengikutsertakan

masyarakat penerima bantuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program

Kegiatan berdasarkan pada perencanaan kesiapsiagaan yang telah ditetapkan.

Bekerjasama dengan masyarakat untuk ketahanan program

Program darurat terus dilanjutkan hingga ancaman sudah berkurang, dan bila akan dilanjutkan,

maka lebih berfokus pada kerangka mekanisme rehabiltasi

Memaksimalkan keunggulan strategi International Federation, untuk memobilisasi semua

sumber yang ada.

Kebijakan ini merupakan kebijakan Federasi, dengan ruang lingkup Masyarakat Palang Merah

di dunia. Untuk diterapkan di Indonesia, maka perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Untuk poin 8, sumber daya yang berada dalam keluarga Internasional Federation adalah

Masyarakat Palang Merah. Untuk Palang Merah Indonesia, sumber daya yang berada di

dalamnya adalah keberadaan PMI Daerah, Cabang, dan Ranting yang tersebar di seluruh

Indonesia)

Komunikasi dalam Penanganan Bencana

• Disaster response memerlukan kerja tim dalam satu koordinasi bukan kerja individu, hal ini

tidak mungkin berlangsung tanpa komunikasi

• Kesulitan dalam komunikasi bukan hanya masalah bagaimana berbicara tetapi bagaimana

mengkomunikasikan hal-hal penting yang dapat diketahui banyak pihak (petugas maupun

korban bencana).

Masalah Yang Terjadi Bila Tidak Ada Komunikasi

• Sulit memperkirakan apa yang terjadi, baik keadaan bencana, keadaan korban

• Seluruh anggota team penanganan bencana memerlukan komunikasi antar team maupun antar

lapangan dan Posko . Sulit melakukan koordinasi antar instansi

• Dalam skala besar tidak dapat berkomunikasi baik secara regional, nasional maupun

internasional

Permasalahan Yang Timbul

• Terjadi konflik antara instrusksi atau informasi yang ada

• Menyebabkan kebingungan petugas dilapangan maupun korban

• Tidak dapat dilakukan upaya penanganan yang efektif

Master Guide Reinforcement 143

PROSEDUR UMUM (General procedure)

1. Tahu cara memanggil stasiun radio tujuan: SEBUTKAN KODE PANGGIL KITA DAN KODE

PANGGIL SATSIUN YG DITUJU

2. Bicara dengan jelas (Talk brief and clear)

3. Tahu cara mengeja kata-kata sulit, misalnya: A=Alfa, B=Bravo, C= Charlie ..dst atau

menggunakan nama kota yang kita kenal bersama di Indonesia misal A = Ambon, B =

Bandung, C = Cirebon

• Jangan diskusikan keadaan pasien, gunakan kata sandi/ kode untuk menyampaikan berita

terbatas misalnya pasien berlabel merah (tidak perlu disebut pasien dengan ancaman

kematian), DOA (Death on arrival = pasien meninggal saat datang)

• Bila memungkinkan berbicara dengan operator radio yang tetap dengan memenuhi aturan

yang berlaku

Mengirim Berita/ Laporan

1. Sebut sifat berita (laporan umum, terbatas/rahasia)

2. Sebut tingkat prioritas ( berita penting/urgent, biasa)

3. Sebutkan jenis laporan (laporan keadaan pasien, KLB, laporan khusus, laporan rujukan)

4. Gunakan formulir khusus (formulir pelaporan, formulir khusus, formulir isian)

5. Gunakan sandi yang sudah disepakati (berlatih bila belum terbiasa menggunakan komunikasi

radio)

Komunikasi dengan Rumah Sakit penerima

• Rumah sakit penerima seharusnya menerima data dari Posko tentang jumlah korban yang akan

dikirim, jenis kasus dan alat transportasi yang digunakan.

• Dari petugas dilapangan komunikasi untuk RS yang akan menerima tujuan pasien adalah

konfirmasi tentang jumlah korban yang dikirim, keadaan pasien dan ditambahkan tindakan

pertama yang diberikan serta tindakan selama transportasi.

• Rumah sakit penerima korban bencana harus selalu menyiapkan fasilitas walaupun pasien

dikirim tanpa informasi dari lapangan.

Master Guide Reinforcement 144

FORMULIR

PENGIRIMAN BERITA

Pengirim berita

Nama : ………………..

Telp./Callsign : ………………...

Tanggal : ......................

Waktu : pk .................

Tujuan berita (nama institusi tujuan):

Posko Kesehatan......., Rumah sakit :……………

………………………………

Nama penerima berita : ……………………

Sifat berita : penting/segera/biasa Nomor berita :.............................

Isi berita : ………………………………………………….

…………………………………………………..

…………………………………………………..

…………………………………………………..

Tanda tangan pengirim berita : ……………………………….

………………………………..

Master Guide Reinforcement 145

FORMULIR PENERIMA BERITA

Pengirim berita

Nama :

………………..

Nomor Telp./Callsign :

………………...

Penerima berita

Nama : ………………..

Waktu : Pkl……………..

Tanggal : …………………

Sifat berita : penting/segera/biasa

Nomor berita : .............................

Isi berita : ………………………………………………….

…………………………………………………..

…………………………………………………..

…………………………………………………..

Catatan : Berita -dicek kembali : ……………………………….

- tidak dicek : ……………………………….

Tanda tangan pengirim/ penerima berita : ……………………………….

………………………………..

Master Guide Reinforcement 146

DAFTAR PUSTAKA

1. US Army Survival Manual

2. Diktat Pendidikan Dasar Astacala (Pecinta Alam mahasiswa STT TELKOM)

Master Guide Reinforcement 147

Lampiran

KODE SEMAPHORE

A & 1 B & 2 C & 3 D & 4 E & 5 (LH down RH low) (LH down; RH out) (LH down; RH high) (LH down; RH up) (LH high; RH down)

F & 6 G & 7 H & 8 I & 9 J & Huruf (LH out; RH down) (LH low; RH down) (LH across low; RH out) (LH across low; RH up) (LH out ; RH up)

K & 0 L M N O (LH up; RH low) (LH high; RH low) (LH out; RH low) (LH low; RH low) (LH across high; RH out)

P Q R S T (LH up; RH out) (LH high; RH out) (LH out; RH out) (LH low; RH out) (LH up; RH high)

U V W X LH high; RH high) (LH low; RH up) (LH out; RH across high) (LH low; RH across high)

Y Z Numerical sign Annul Sign Error (LH out; RH high) LH out; RH across low) (LH high; RH up) (LH low; RH high) (LH and RH raised Lowered together)

Master Guide Reinforcement 148

Kode Morse

Untuk mengenal Kode morse maka, pertama-tama kita harus mempelajari terlebih dahulu sandi-sandi

pada setiap huruf, angka & tanda-tanda baca. Berikut ini rumusan dari Kode morse Internasional yang

dikenal:

Titik/Dit/Dot (Nada Pendek)

─ Garis datar/Dah/Dash (Nada Panjang)

Huruf-huruf : Angka-angka

A ─ K ─ ─ U ─ 1 ─ ─ ─ ─

B ─ L ─ . V ─ 2 ─ ─ ─

C ─ ─ M ─ ─ W ─ ─ 3 ─ ─

D ─ N ─ X ─ ─ 4 ─

E O ─ ─ ─ Y ─ ─ ─ 5

F ─ . P ─ ─ Z ─ ─ . 6 ─

G ─ ─ Q ─ ─ ─ 7 ─ ─

H R ─ 8 ─ ─ ─

I S 9 ─ ─ ─ ─

J ─ ─ ─ T ─ 0 ─ ─ ─ ─ ─

Tanda Baca :

Titik ─ ─ ─ / Garis Miring ─ ─

¸ Koma ─ ─ ─ ─ “ Kutip ─ ─

? Tanda Tanya ─ ─ „ Petik ─ ─ ─ ─

( Kurung Buka ─ ─ ─ : titik dua ─ ─ ─

) Kurung Tutup ─ ─ ─ ─ ; titik koma ─ ─ ─

= Sama Dengan ─ ─ - garis datar ─ ─

Tanda lainnya:

VVV ─ ─ ─ Persiapan Transmisi/Perhatian

KA ─ ─ ─ Perhatian

SN ─ Awal Pengiriman Berita

AR ─ ─ Akhir Pengiriman Berita

AS ─ Tunggu Sebentar

SK ─ ─ Akhir Seluruh Transmisi

HH Kesalahan Kirim Huruf/error

SOS ─ ─ ─ Tanda Marabahaya

KN ─ ─ ─ Komunikasi berlangsung 2 arah namun orang lain tidak boleh break-in

K ─ ─ Ganti/over

Master Guide Reinforcement 149

Mengenali Tanda-tanda Alam

Bagi pecinta alam harus mengenal tentang alam dan tanda-tandanya. Berikut pengenalan alam sekitar

kita yang sering kita temui saat berkemah :

1. Kabut

Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti kurangnya uap air di udara dan brtanda

cuaca akan selalu baik.Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda buruk pada hari itu, apabila

kemarin ada hujan.Langit yang ditutupi awan kemudian meulai terang pada pagi hari bertanda

cuaca baik.Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari bertanda cuaca baik, sedang di gunung

akan turun hujan.

2. Awan

Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun hujan yang deras.

3. Matahari

Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan yang kehitaman bertanda ada

hujan, apabila berwarna bersih dan terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit dengan warna

kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca baik, apabila warna merah dicampuri garis kekuning-

kuningan bertanda hujan lebat.

Apabila matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan/orange bertanda ada hujan, apabila

dengan warna merah muda atau kekuning-kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari

terbenam berarti akan ada angin yang cukup kencang.

4. Bintang

Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka pada malam itu cuaca akan

baik, sedangkan bila nampak suram bertanda cuaca kurang baik/buruk.

5. Bulan

Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan diliputi awan yang gelap

berarti hujan akan turun.

Apabila ada lingkaran putih (halo) yang melingkari bulan berarti tidak ada ketentuan cuaca pada

hari itu.

6. Binatang

Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan cuaca

maka, kita akan tercengang atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka,

antara lain :

1) Laba-laba

Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik.

2) Semut

Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan berjalan

mondar-mandir bertanda cuaca akan tetap baik.

3) Lebah

Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan jauh dari

sarangnya/peternakan.

4) Lalat

Apabila akan turun hujan mereka akan hinggap di tembok/dinding, sedangkan pada cuaca baik

mereka akan berterbangan kian kemari.

5) Nyamuk

Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita, maka berarti akan turun hujan.

Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan terbang berduyun-duyun

bertanda cuaca baik.

Master Guide Reinforcement 150

Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/ di dalam bayang/bayang bertanda cuaca akan

buruk/datang hujan.

6) Cacing

Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan turun

hujan.

7) Lintah

Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air, yaitu :

Bila lintah melekat pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap membaik

; Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam waktu yang lama ; apabila akan

datangtopan maka ia akan melekat erat-erat di gelas sedang ekornya digerak-gerakkan sekeras-

kerasnya.

8) Siput

Pada cuaca yang baik akan merayap dengan tenang, sedang pada cuaca buruk akan merayap

dengan cepat.

9) Ikan

Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk.

10) Katak

Pada cuaca buruk akan berdiam dalam air dan pada cuaca baik mereka akan duduk di tepi

kolam.

Apabila pada malam hari cuacanya baik di musim kemarau mereka tidak menyanyi maka cuaca

buruk akan datang.

11) Ayam

Pada waktu hujan ayam akan berteduh. Bila hujan tidak akan lama mereka akan tetap berjalan-

jalan dan membiarkan dirinya kehujanan. Apabila mereka selalu mencakar-cakar tanah berarti

hujan akan datang.

12) Bebek/Angsa

Mereka nampak tidak senang dan selalu menggigit bulunya (memberi lemak), apabila cuaca

akan buruk.

13) Burung Kepinis

Pada waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali karena serangga tinggi pula

terbangnya.

Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan hujan.

Bila cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak akan keluar dari sarangnya.

14) Kambing

Apabila akan turun hujan bau badannya dapat tercium dari jarak yang lebih jauh daripada ketika

cuaca baik.

15) Kelelawar

Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada malam hari itu.

Bila mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk.

16) Asap

Bila asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca pada hari itu akan tetap baik.

Apabila asap naiknya mendatar dengan tanah/rendah maka cuaca akan buruk.Burung

17) Gagak

Apabila hujan akan turun mereka akan terbang berputar-putar di atas sarangnya.

Master Guide Reinforcement 151

Tanda-tanda lain apabila cuaca akan buruk :

1. Kucing akan duduk membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan kaki depannya

yang dibasahi dengan mulutnya.

2. Bila anjing menggali tanah atau menyembunyikan tulangnya.

3. Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya.

4. Bila bau bunga tercium semerbak sekali.

5. Burung-burung laut terbang menuju daratan.

Dengan mengenali tanda tanda alam dan sekitar kita, akan terasa jadi lebih dekat dan nyaman sekaligus

menikmati alam ciptaan Tuhan . Semoga bermanfaat di suatu hari nanti.