31
GENETIKA “ALEL GANDA DAN GEN GANDA” Dosen Pembimbing NURKHOIRO HIDAYATI, S.Pd., M.Pd DISUSUN OLEH: REVINA SRI UTAMI 116511322 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU

ALEL GANDA DAN GEN GANDA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

GENETIKA

“ALEL GANDA DAN GEN GANDA”

Dosen Pembimbing

NURKHOIRO HIDAYATI, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:

REVINA SRI UTAMI116511322

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2012

Page 2: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN …………………………...... 1

- Latar Belakang …………………………….. 1

- Tujuan…………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN …………………………….. 2

- Pengertian Alel Ganda …………………………….. 2

- Contoh Alel Ganda pada Golongan

Darah Manusia

…………………………….. 2

- Contoh Alel Ganda pada Warna Bulu

Kelinci

…………………………….. 12

- Pengertian Gen Ganda …………………………….. 14

- Contoh Gen Ganda pada

Manusia/Hewan

…………………………….. 14

- Contoh Gen Ganda pada Tumbuhan …………………………….. 15

BAB III PENUTUP …………………………….. 17

- Kesimpulan …………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA …………………………….. 19

Page 3: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunan

yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan darah ABO yang

ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang ditemukan

Landsteiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan alel ganda.

Untuk golongan darah tipe ABO misalnya, dikenal alel ganda IA , IB dan I,

harus dipahami pengertian tentang antigen, zat anti (antibodi) aglutinasi.

Darah merupakan media transportasi dalam tubuh. Darah terdiri atas

plasma darah dan sel-sel darah. Sebagian besar sel darah terdiri atas sel darah

merah atau eritrosit, sedangkan jumlah sel darah putih atau leukosit sangat

sedikit, yaitu 2 permil dari jumlah eritrosit. Disamping eritrosit dan leukosit

masih ada partikel lain yang disebut trombosit. Trombosit ini penting pada

penggumpalan darah.

Meskipun semua praktikan sebenarnya telah mengetahui golongan

darah masing-masing, namun dalam percobaan ini mereka belajar menetapkan

sendiri golongan darahnya. Disediakan 3 macam anti serum, yaitu anti-A,

anti-B dan anti Rh (D)+ .

Tujuan

1. Untuk mengetahui gen alel ganda pada warna bulu kelinci

2. Untuk mengetahui alel ganda pada golongan darah manusia

3. Untuk mengetahui gen ganda pada tumbuhan

4. Untuk mengetahui gen ganda pada hewan

Page 4: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alel Ganda

Alel berasal dari kata Allelon yang berarti bentuk lain. Disebut juga

versi alternative gen yang menjelaskan adanya variasi dan pewarisan suatu

sifat. Alel adalah Gen – gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian)

dalam kromosom homolog.

Alel ganda merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu

gen. umumnya satu gen tersusun dari dua alel alternatifnya. Alel ganda dapat

terjadi akibat mutasi (perubahan pada struktur molekul DNA yang sifatnya

diwariskan pada keturunannya). Mutasi akan menghasilkan banyak variasi

alel. Misalnya gen A bermutasi menjadi a1, a2 dan a3, yang masing-masing

menghasilkan fenotip yang berbeda. Dengan demikian, mutasi gen A

dapatmenghasilkan empat macam varian, yaitu A, a1, a2 dan a3.

B. Contoh alel ganda pada golongan darah manusia

Golongan Darah Sistem ABO

Darah itu terdiri dari dua komponen, yaitu sel-sel (antara lain eritrosit

dan leukosit) dan cairan (plasma). Plasma dikurangi fibrinogen (protein untuk

pembekuan darah) merupakan serum. Pada abad 18 pada waktu mulai

dilakukan transfuse darah terjadilah kematian pada resipien tanpa diketahui

sebab-sebabnya. Akan tetapi Dr. Karl Landsteiner dalam tahun 1901 yang

bekerja di laboratorium di Wina menemukan bahwa sel darah merah (eritrosit)

dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi) dalam kelompok-

kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila dicampur dengan

serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang. Kemudian

diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi ialah adanya reaksi

antigen-antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikan

Page 5: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

ke dalam aliran darah dari seekor hewan akan mengakibatkan terbentuknya

antibodi tertentu yang akan bereaksi dengan antigen.

Suatu antibodi itu sangat spesifik untuk antigen tertentu. Terbentuknya

antibodi demikian itu tergantung dari masuknya antigen asing. Selain dengan

cara demikian, antibodi itu tidak akan dibentuk. Sistem demikian merupakan

dasar dari imunisasi maupun untuk reaksi alergi.

Sebaliknya ada pula antibodi yang dibentuk secara alamiah di dalam

darah, meskipun demikian antigen yang bersangkutan tidak ada. Antibodi

alammiah inilah yang mengambil peranan dalam golongan darah manusia,

terutama dalam golongan darah A, B, AB dan O yang amat penting. Antigen

juga protein. Istilah gen dalam antigen bukan bermakna bahwa dia lawan dari

gen (penyandi protein) tapi antigen adalah zat penyusun dasar.

Tabel.  Antigen dan antibodi dalam golongan darah orang

Golongan Darah

(fenotip)Antigen dalam eritrosit Antibodi dalam serum

A A Anti –B

B B Anti –A

AB A dan B -

O - Anti –A dan anti -B

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang yang memiliki antigen

A tidak memiliki anti –A melainkan anti –B. orang yang memiliki antigen B

tidak memiliki anti-B melainkan anti-A. Jika antigen A bertemu dengan anti –

A, demikian pula antigen B bertemu dengan anti –B, sel-sel darah merah

menggumpal (beraglutinasi) dan mengakibatkan kematian. Orang yang tidak

memiliki antigen A mapupun antigen B dalam eritrositnya dinyatakan

bergolongan darah O dan serum darahnya mengandung anti –A dan anti -B .

Page 6: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

sebaliknya bila serum darah tidak mengandung antibodi sama sekali, maka

eritrosit mengandung antigen A dan antigen B. orang demikian dinyatakan

termasuk golongan darah AB. Karena golongan darah O tidak mempunyai

antigen sama sekali maka golongan darah O disebut sebagai pendonor

universal. Sementara golongan darah AB karena dia tidak memiliki antibodi

dalam serumnya maka golongan darah AB disebut juga sebagai resipien

universal. Namun dalam ilmu kedokteran sekarang hal itu tidak lagi berlaku

karena kurang aman, alasannya selalu terjadi adanya aglutinasi ringan.

 Cara menurunnya golongan darah A, B, AB dan O

Telah diketahui bahwa golongan darah seseorang ditetapkan

berdasarkan macamnya antigen dalam eritrosit yang dimilikinya. Dari hasil

penelitian Bermstein dalam tahun 1925 menegaskan bahwa antigen-antigen

itu diwariskan oleh suatu seri alel ganda. Alel itu diberi symbol I (berasal dari

kata Isoaglutinin, suatu protein yang terdapat pada permukaan sel eritrosit).

Orang yang mampu membentuk antigen A memiliki alel IA dalam kromosom,

yang mampu membentuk antigen B memiliki alel IB, yang memiliki alel IA

dan IB dapat membentuk antigen A dan antigen B, sedangkan yang tidak

mampu membentuk entigen sama sekali memiliki alel resesif I0.

Interaksi antara alel-alel IA, IB dan I0 menyebabkan terjadinya 4 fenotip

(golongan darah) A, B, AB dan O.

Proses menurunnya alel-alel ganda tersebut dapat dilihat dari beberapa

contoh di bawah ini :

a. Apabila seorang laki-laki bergolongan darah A ingin menikah dengan

perempuan bergolongan darah B maka kemungkinan golongan darah

anaknya adalah sebagai berikut:

P       ♂ A           x         ♀ B

Page 7: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

G      IA IA  /        x          IB IB  /              IA I0                       IB I0

F 1  

   ♂

♀IA I0

IBIA IB

Golongan AB

IB I0

Golongan B

I0IA I0

Golongan A

I0 I0

Golongan O

                       

Jadi, kemungkinannya yaitu :

IA IB  (golongan AB)  = 25 % IB I0  (golongan B) = 25 %

I0 I0 (golongan O)  = 25 % IA I0  (golongan A) =  25 %

b. Apabila seorang laki-laki bergolongan darah O ingin menikah dengan

perempuan bergolongan darah AB. Maka kemungkinan golongan darah

keturunannya adalah:

P       ♂ O           x          ♀ AB

G I0 I0             x            IA IB

F1     

    ♂

♀I0 I0

IAIA I0

Golongan A

IA I0

Golongan A

IBIB I0

Golongan B

IB I0

Golongan B

Maka, kemungkinannya yaitu :

Page 8: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

IA I0 (golongan darah A) = 25 % IB I0 (golongan darah B) = 25 %

IA I0 (golongan darah A) = 25 % IB I0 (golongan darah B) = 25 %

Jadi dapat disimpulkan bahwa golongan darah keturunannya adalah

50% golongan darah A dan 50% golongan darah B.

c.       Apabila laki-laki bergolongan darah A menikah dengan perempuan

bergolongan darah O. maka kemungkinan golongan darah  keturunannya

adalah :

P       ♂ A              x         ♀ O

G IA IA /  IA I0    x     I0 I0

F1 

         ♂

♀IA I0

I0IA I0

Golongan A

I0 I0

Golongan O

I0IA I0

Golongan A

I0 I0

Golongan O

                                   

Maka kemungkinannya :

IA I (golongan darah A) = 25 % I0 I0 (golongan darah O) = 25 %

IA I (golongan darah A) = 25 % I0 I0 (golongan darah O) = 25 %

Jadi dapat disimpulkan bahwa golongan darah keturunannya adalah

50% golongan darah A dan 50% golongan darah O.

Golongan Darah Sistem MN

Page 9: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

Dalam tahun 1927 Landsteiner dan Levine menemukan antigen baru

lagi, yang disebut antigen-M dan antigen-N. mereka berpendapar bahwa sel

darah merah seseorang dapat memiliki salah satu atau kedua macam antigen

tersebut. Jika dilakukan tes dengan antiserum yang mengandung anti-M

tampak adanya agglutinasi sedangkan anti-N tidak maka orang itu termasuk

golongan M. jika antiserumnya mengandung anti-N terjadi agglutinasi

sedangkan anti-M tidak maka orang itu dinyatakan sebagai orang bergolongan

darah N. akan tetapi jika tes dilakukan dengan anti-M dan anti-N

menunjukkan terjadinya agglutinasi, maka orang itu masuk golongan MN.

Landsteiner dan Levin mengemukakan bahwa terbentuknnya antigen-

M di dalam eritrosit itu ditentukan oleh alel LM sedangkan antigen-N oleh alel

LN. pada alel-alel ini tidak dikenal dominasi, sebab alel LM dan LN merupakan

alel kodominan. Dengan demikian genotip LM LN tidak memperlihatkan

ekspresi intermedier, melainkan menunjukkan fenotip baru.

Berhubung tidak adanya alel resesip, maka pewarisan alel LM dan LN

berlangsung lebih sederhana. Berikut beberapa contohnya :

a.       Suami istri masing bergolongan darah M akan mempunyai keturunan

bergolongan darah M saja.

                      P     ♂     M          x          ♀     M

                      G LM LM                       LM LM

                             F1 

LM LM  =  golongan M

b.      Seorang laki-laki golongan N menikah dengan seorang perempuan

golongan darah MN. Kemmungkinan keturunannya yaitu :

                      P     ♂     N          x          ♀     MN

                                 LN LN                       LM LN

                      F1                    

Page 10: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

LM LN  =  golongan MN

LN LN  =  golongan N

c.       Bagaimakah golongan darah anak-anak bila suami isteri memiliki

golongan darah MN?

                      P     ♂    MN          x          ♀     MN

                      G LM LN                           LN LN

           F1                       

LM LM  =  golongan darah M

LM LN  =  golongan darah MN

LM LN  =  golongan darah MN

LN LN  =  golongan darah N

Tampak bahwa sebagian besar (50%) dari anak-anak mempunyai

golongan darah seperti orangtua mereka.

Untuk menghargai semua keberhasilannya itu, Landsteiner menerima

hadiah Nobel untuk bidang Kedokteran dalam tahun 1930.

Faktor Rhesus (Rh)

Faktor Rhesus (Rh) yang kini sangat terkenal ditemukan oleh

Landsteiner dan Wiener dalam tahun 1940. Dikatakan bahwa apabila seekor

kelinci disuntik dengan darah dari kera Macaca rhesus, maka kelinci

membentuk antibodi. Antibodi ini akan menyebabkan menggumpalnya

eritrosit dari semua kera rhesus. Ini berarti bahwa di permukaan eritrosit dari

kera itu terdapat antigen yang disebutnya antigen-Rh. Jika antiserum dari

kelinci yang mengandung anti-Rh itu digunakan untuk membuat tes Rh pada

darah manusia, ternyata bahwa orang dibedakan atas dua kelompok :

a.     Orang yang darahnya menunjukkan reaksi positif, artinya terjadi

penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh,

Page 11: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

digolongkan sebagai orang Rh positif (disingkat Rh +). Berarti mereka ini

memiliki antigen-Rh.

b.    Orang yang darahnya menunjukkan reaksi negatif, digolongkan sebagai

orang Rh negatif (disingkat Rh -). Berarti mereka ini tidak memiliki antigen-

Rh.

1.      Dasar genetika dari faktor Rh

Mula-mula mekanisme genetik dari sistem Rh ini nampaknya

sederhana sekali, sehingga Landsteiner dan Wiener berpendapat bahwa ada

atau tidaknya antigen-Rh itu ditentukan oleh sepasang alel R dan r.

terdapatnya antigen-Rh di permukaan eritrosit orang ditentukan oleh alel R.

karena itu orang Rh positip mempunyai genotip RR atau Rr, sedang orang Rh

negatif mempunyai genotip rr.

2.      Peranan faktor Rh dalam Klinik

Seperti halnya dengan golongan darah A, B, AB dan O, maka faktor

Rh mempunyai arti penting dalam klinik. Dalam keadaan normal, serum dan

plasma darah orang tidak mengandung anti-Rh. Akan tetapi orang dapat

distimulir (dipacu) untuk membentuk anti-Rh, yaitu dengan jalan :

a.       Transfusi Darah

Jika misalnya seorang perempuan Rh – karena sesuatu hal harus

ditolong dengan transfusi dan kebetulan darah yang diterimanya itu berasal

dari seorang Rh +, maka darah donor itu membawa antigen-Rh. Akibatnya

sserum darah perempuan itu yang semula bersih dari anti-Rh, kini

mengandung anti-Rh. Lebih-lebih jika transfusi itu dilakukan lebih dari sekali,

maka banyaknya anti-Rh yang dibentuk akan bertambah.

b.      Perkawinan

Page 12: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

Apabila seorang wanita Rh negatif menikah dengan laki-laki Rh +

maka fetus bersifat Rh + heterozigotik. Fetus berhubungan dengan ibu melalui

perantara plasenta (ari-ari), namun sirkulasi darah dari fetus terpisah sama

sekali dari sirkulasi darah ibu. Tetapi karena urat darah fetus mencapai

khorion, maka masih ada kontak antara fetus dengan ibu. Fungsi utama dari

plasenta adalah untuk terselenggaranya penukaran substansi dari ibu ke fetus

yang berlangsung secara difusi seperti halnya penukaran gas, air, berbagai

macam elektrolit dan nutrisi.

3. Pengaruh faktor Rh dan Pencegahan pembentukan antibodi anti-Rh

Faktor Rh menggambarkan adanya partikel protein (antigen D) di

dalam sel darah seseorang. Bagi yang ber-Rh negatif berarti ia kekurangan

faktor protein dalam sel darah merahnya. Sedangkan yang ber-Rh positif

memiliki protein yang cukup.

Bila seorang wanita dengan rhesus negatif mengandung bayi dari

pasangan yang mempunyai rhesus positif, maka ada kemungkinan sang bayi

mewarisi rhesus sang ayah yang positif. Dengan demikian akan terjadi

kehamilan rhesus negatif dengan bayi rhesus positif. Hal ini disebut

kehamilan dengan ketidak cocokan rhesus (rhesus inkontabilita).

Kehadiran janin sendiri di tubuh ibu merupakan benda asing, apalagi

jika Rh janin tak sama dengan Rh ibu. Secara alamiah tubuh bereaksi dengan

merangsang sel darah merah (eristrosit) membentuk daya tahan atau antibodi

berupa zat anti Rh untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan ‘benda

asing’ tersebut. Inilah yang menimbulkan ancaman pada janin yang

dikandung. Efek ketidakcocokan bisa mengakibatkan kerusakan besar-besaran

pada sel darah merah bayi yang disebut erytroblastosis foetalis dan hemolisis.

Bila belum tercipta antibodi, maka pada usia kehamilan 28 minggu dan dalam

72 jam setelah persalinan akan diberikan injeksi anti-D (Rho)

immunoglobulin, atau biasa juga disebut RhoGam. Proses terbentuknya zat

Page 13: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

anti dalam tubuh ibu sendiri sangat cepat sehingga akan lebih baik lagi jika

setelah 48 jam melahirkan langsung diberi suntikan RhoGAM agar

manfaatnya lebih terasa. Sayangnya, perlindungan RhoGAM hanya

berlangsung 12 minggu. Setelah lewat batas waktu, suntikan harus diulang

setiap kehamilan berikutnya.

Bila dalam diri ibu telah tercipta antibodi, maka maka akan dilakukan

penanganan khusus terhadap janin yang dikandung, yaitu dengan monitoring

secara reguler dengan scanner ultrasonografi. Dokter akan memantau masalah

pada pernafasan dan peredaran darah, cairan paru-paru, atau pembesaran hati,

yang merupakan gejala-gejala penderitaan bayi akibat rendahnya sel darah

merah.

Bila memang ada zat anti-Rh dalam tubuh ibu hamil, sebaiknya

dilakukan pemeriksaan jenis darah janin melalui pengambilan cairan ketuban

(amniosentesis). Dapat juga melalui pengambilan cairan dari tulang belakang

Chorionic Villi Sampling (CVS), dan pengambilan contoh darah dari tali

pusat janin (kordosentesis)..

Pada kasus janin belum cukup kuat untuk dibesarkan diluar, maka

perlu dilakukan transfusi darah terhadap janin yang masih dalam kandungan.

Biasanya bila usia kandungan belum mencapai 30 minggu.. Setelah bayi lahir,

ia akan mendapat beberapa pemerikasaan darah secara teratur untuk

memantau kadar bilirubin dalam darahnya. Bila kadar bilirubin benar-benar

berbahaya akan dilakukan penggantian darah dengan transfusi. Kadar cairan

dalam paru-paru dan jantungnya juga akan diawasi dengan ketat, demikian

juga dengan kemungkinan anemia.

Perbedaan Rh ibu dan janin tak terlalu berbahaya pada kehamilan

pertama. Sebab, kemungkinan terbentuknya zat anti-Rh pada kehamilan

pertama sangat kecil. Kalaupun sampai terbentuk, jumlahnya tidak banyak.

Sehingga, bayi pertama dapat lahir sehat. Pembentukan zat anti Rh baru

benar-benar dimulai pada saat proses persalinan (atau keguguran) pada

Page 14: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

kehamilan pertama. Saat plasenta lepas, pembuluh-pembuluh darah yang

menghubungkan dinding rahim dengan plasenta juga putus. Akibatnya, sel-sel

darah merah bayi dapat masuk ke dalam peredaran darah ibu dalam jumlah

yang lebih besar. Peristiwa ini disebut transfusi feto-maternal. Selanjutnya,

48-72 jam setelah persalinan atau keguguran, tubuh ibu dirangsang lagi untuk

memproduksi zat anti-Rh lebih banyak lagi. Demikian seterusnya.

Saat ibu mengandung lagi bayi kedua dan selanjutnya, barulah zat

anti-Rh di tubuh ibu akan menembus plasenta dan menyerang sel darah merah

janin. Sementara itu bagi ibu perbedaan rhesus ibu dan janin sama sekali tidak

mengganggu dan mempengaruhi kesehatan ibu.

C. Contoh alel pada warna bulu kelinci

     Alel ganda pada bulu kelinci adalah adanya 4 alel yang sama-sama

mempengaruhi warna bulu, dan berada pada lokus yang sama. Warna bulu

kelinci dengan gen W memiliki beberapa alel yang berturut-turut dari yang

dominan:

  W    >     WK     >       Wh      >      W

Gen W      : fenotipe kelabu

Gen Wk    : fenotipe kelabu muda (chinchilia)

Gen Wh    : berfenotipe himalaya, yaitu berwarna putih dengan ujung hidung,

ujung telinga, ekor dan kaki berwarna kelabu gelap.

Gen W     : berfenoripe albino (tak berpigmen).

Keterangan :

Page 15: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

Kelabu dominan terhadap ketiga warna yang lain (kelabu muda, Himalaya, dan

albino),

kelabu muda dominan terhadap Himalaya dan albino.

Himalaya dominan terhadap albino

Albino adalah gen resesif

Kemungkinan genotipenya sebagai berikut:

     Fenotipe                 Kemungkinan Genotipe

      Kelabu                           WW, WWk,, WWh, WW

  (normal)

     Kelabu muda                  WkWk, WkWh, WkW

      (chinchilla)

     Himalaya                        WhWh , WhW

      Albino                               WW

Contoh :

Seekor kelinci chinchilla heterozigot yang disilangkan dengan kelinci Himalaya

heterozigot akan memperoleh keturunan albino, lihat persilangan berikut:

P                                     WkW           ><              WhW

                                  (chinchilla)                        (himalaya)

G                                      Wk                                   Wh

                                         W                                     W

F     WkWh    =       kelabu muda (chinchilla)

        WkW      =      kelabu muda (chinchilla)

        WhW      =      Himalaya

         WW       =      Albino

Page 16: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

D. Pengertian Gen Ganda

Gen ganda (poligen) merupakan suatu seri gen ganda yang

menentukansifat secara kuantitatif. Dalam hal ini, pewarisan sifat

dikendalikan oleh lebih darisatu gen pada lokus yang berbeda dalam

kromosom yang sama atau berlainan(Angitasari, 2010).

A. Gen Ganda pada Tumbuhan

Contoh poligen pada tumbuhan adalah warna biji pada tanaman

gandum,panjang bunga tembakau (Nicotiana tabacum) serta berat buah

tomat. Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh poligen pertama kali

ditemukan pada tanamantembakau (Nicotiana tabacum) oleh J. Kolreuter

(1760).

S aa t meny i l angka n tanaman dengan dua sifat beda, keturunan yang

didapat pada F1 adalah intermediet, sedangkan F2 terdapat banyak variasi

antara kedua tanaman induknya. Sifat keturunan terlihat berderajat

berdasarkan intensitas dari ekspresi sifat itu (Angitasari, 2010).

Gandum yang berbiji merah (AABB) dikawinkan dengan yang

berbiji putih (aabb) didapatkan F1 yang seragam berupa medium (Anonim,

2011).

Konstruksi persilangan:

P=AABB (biji merah) X aabb (biji putih)

G =

A B a b

F1 = AaBb (biji medium)

F1 saling menyilang menghasilkan F2 dengan perbandingan: 1

merah : 4 merahkelam; 6 merah medium; 1 merah muda; 4 putih.

Saat dilakukan persilangan pada gandum berkulit merah dengan

gandum be rku l i t pu t i h muncu l s i f a t m erah denga n deg radas i

Page 17: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

wa rna ya i tu mera h ke l a m, merah muda, dan merah medium. Hasil

ini menunjukkan bahwa faktor merahdominan dan ditentukan oleh dua

gen yang berpasangan. Sedangkan faktor putih resesif dan ditentukan oleh dua

gen yang saling berpasangan.

B. Gen Ganda Pada Manusia 

Pedigree penurunan sifat warna kulit pada keluarga SandraBagan di

atas merupakan kasus yang diangkat dari fenomena yang terjadi dilingkungan

sekitar kita. Yang disorot pada lingkaran merah di atas adalah bagaimana bisa

kedua orang tua berwarna kulit putih, lalu menurunkan 2 orang anak putih dan

satu coklat?Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pigmentasi kulit manusia

merupakan hal yang dipengaruhi gen ganda, atau alel ganda. Pada saat

pembentukan gamet, tidak terjadi satu gen saja yang dominan dan terekspresi,

namun gen ganda pada kromosom tersebut bersama-sama menyumbangkan

pengaruhnya dan terekspresi secara bebas. Jadi, orang tua yang berkulit putih

belum tentu akan menurunkan keturunan yang sepenuhnya berkulit putih,

karena harus dilihat juga urutan pohon keluarga di atas orang tua. Namun, bila

pernikahan dilakukan dengan sesama jenis warna kulit dan dilakukan secara

terus menerus hingga beberapa generasi, maka gen pembawa sifat dari orang

tua akan lebih mendominasi dan menghasilkan filial menurun dari orang tua.

Sebagai contoh, orang-orang bangsa negro jika menikah dengan sama-sama

orang negro dan dari generasi-generasi melakukan pernikahan serupa, maka

anomali keturunan berwarna kulit putih tidak akan terjadi, karena gen pigmen

warna gelap/ hitam akan menjadi lebih terekspresi, dan dikarenakan parental-

parental sebelumnya tidak mempunyai fenotip berkulit terang, maka

Page 18: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

lama-kelamaan gen pembawa kulit terang tidak diturunkan. Tapi, perlu diingat

bahwan sebenarnya orang negro tetap memiliki sifat gen warna kulit putih,

hanya saja gen warna putih tersebut tidak terekspresi.Jadi, bagan di atas dapat

memberi gambaran bahwa tidak berarti filial yang berwarna kulit coklat bukan

keturunan dari mereka, atau alasan lainnya, namun karena kedua gen (gen

ganda) yang membawa warna kulit terekspresi secara bersama-sama dengan

kontribusi yang berbeda dan secara kebetulan warna coklat komposisinya lebih

banyak.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Page 19: ALEL GANDA DAN GEN GANDA

Alel adalah Gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dan

memiliki pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Alel ganda

adalah merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen.Golongan

darah manusia dikelompokkan berdasarkan reaksi antigen-antibodi. Berbagai

antigen pada sel-sel darah manusia menghasilkan penggolongan darah dengan

sistem yang berbeda, yaitu sistem ABO, MN dan Rh. Darah adalah cairan yang

terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang

berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,

mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan

tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah

diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima

yang berarti darah.

Alel ganda pada bulu kelinci adalah adanya 4 alel yang sama – sama

mempengaruhi warna bulu, dan berada pada lokus yang sama. Warna bulu

kelinci dengan gen W memiliki beberapa alel yang berturut – turut dari yang

dominan:

W    >     WK     >       Wh      >      W

Gen W      : fenotipe kelabu

Gen Wk    : fenotipe kelabu muda (chinchilia)

Gen Wh    : berfenotipe himalaya, yaitu berwarna putih dengan ujung hidung,

ujung telinga, ekor dan kaki berwarna kelabu gelap.

Gen W     : berfenoripe albino (tak berpigmen) Contoh umum alel ganda pada

tanaman ialah alel s, yang berperan dalam mempengaruhi sterilitas.  Ada dua

macam sterilitas yang dapat disebabkan oleh alel s, yaitu sterilitas sendiri (self

sterility) dan sterilitas silang (cross sterility).

Page 20: ALEL GANDA DAN GEN GANDA