21
AGENDA SETTING OLEH: RAIDAH INTIZAR, MA UIM, 10 NOVEMBER2014

Agenda setting

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kuliah Komunikasi Politik UIM Makassar

Citation preview

Page 1: Agenda setting

AGENDA SETTING

OLEH: RAIDAH

INTIZAR, MA

UIM, 10 NOVEMBER2014

Page 2: Agenda setting

Jadwal Kuliah

Page 3: Agenda setting

Apa itu teori agenda setting

“The mass media may not successful in telling

us what to think, but they are stunningly

successful in telling us what to think about.”

(Cohen: 1963 dalam Morissan et al., 2010: 89)

Page 4: Agenda setting

Asumsi teori

Jika media memberi tekanan pada suatu

peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi

khalayak untuk menganggapnya penting.

Page 5: Agenda setting
Page 6: Agenda setting
Page 7: Agenda setting

Agenda setting

Maxwell McCombs dan Donald Shaw yang

memperkenalkan teori agenda setting pada

tahun 1972

McCombs dan Shaw menyatakan bahwa

skandal Watergate adalah contoh sempurna

fungsi agenda setting.

Agenda Setting media massa memiliki

kekuatan untuk mengatur apa yang harus

khalayak ketahui mengenai sesuatu.

Page 8: Agenda setting

Media massa memaksakan perhatian pada

isu-isu tertentu. Media massa membangun

citra publik tentang figur-figur politik. Media

massa konstan menghadirkan objek-objek

yang menunjukkan apa yang hendaknya

dipertimbangkan, diketahui, dan dirasakan

individu-individu dalam masyarakat.

Kurt Lang dan Gladys Engel Lang (1959 dalam

Severin & Tankard Jr., 2009: 264)

Page 9: Agenda setting

“Mass media have the ability to transfer the

salience of items on their news agendas to the

public agenda. We judge as important what

the media judge as important.” Media massa

memiliki kemampuan untuk memindahkan hal-

hal penting dari agenda mereka menjadi

agenda publik. Kita menilai penting apa saja

yang dinilai penting oleh media.

McCombs dan Shaw

Page 10: Agenda setting

Media massa memiliki kemampuan untuk mengembangkan berbagai isu bagi publik

Media bertindak sebagai perantara antara dunia luar dan gambaran dalam kepala kita(Walter Lippmann, 1922)

Media bertanggung jawab membentuk persepsi publik terhadap dunia (idem)

Gambaran realitashanyalah refleksi dari realitas sebenarnya dan karenanya, terkadang mengalami pembelokan atau distorsi (idem)

Page 11: Agenda setting

PSEUDO-ENVIRONMENT

Gambaran media yang berbeda dengan realitas

lingkungan sebenarnya.

Khalayak memberikan respon atas gambaran

yang ada dalam kepala mereka, dan bukan

merespon peristiwa yang sesungguhnya

terjadi di masyarakat

Page 12: Agenda setting

Khalayak tidak dilengkapi kemampuan untuk

menghadapi berbagai kerumitan, keragaman,

perubahan dari kompleksitas lingkungan

masyarakat yang sesungguhnya. Karenanya,

khalayak merekonstruksikan lingkungan

melalui model yang lebih sederhana sebelum

mengelola lingkungan tersebut (Lippmann,

1922 dalam Littlejohn, 2005 dalam Morissan et

al., 2010: 90).

Page 13: Agenda setting

kemampuan yang dimiliki

media massa: menata dan

mengorganisir dunia kita untuk

kita.

Page 14: Agenda setting

PROSES LINEAR AGENDA

SETTING

Penetapan agenda media, yaitu penentuan prioritas isu oleh media massa

Agenda media akan berinteraksi dengan apa yang menjadi pikiran publik, maka interaksi tersebut akan menghasilkan agenda publik

Agenda publik akan berinteraksi dengan apa yang dinilai penting oleh pengambil kebijakan, dan interaksi tersebut akan menghasilkan agenda kebijakan.

Everet M. Rogers dan James Dearing (1988 dalam Morissan et al., 2010: 95)

Page 15: Agenda setting

Bagaimana menandai agenda

media?

POSITION LENGT

H

Page 16: Agenda setting

Ingat?

Page 17: Agenda setting
Page 18: Agenda setting

Kita semua mengonsumsi media dan

kita semua pernah mengalami

agenda setting

Tapi…

Relevansi informasi terhadap

seseorang dan derajat ketidakpastian

menentukan kebutuhan atas

orientasi.

Page 19: Agenda setting

Siapa yang menentukan agenda

media?

Media gatekeepers

Kandidat politik

Public relation/spin doctors profesional

Kejadian-kejadian besar

Page 20: Agenda setting

Selain itu, terdapat faktor

lainnya:

Kredibilitas media pada suatu isu pada waktu

tertentu;

Sejauh mana konflik yang terjadi atau ‘bukti

konflik’ yang muncul (conflicting evidence) dapat

dipahami publik;

Sejauh mana kesamaan antara nilai-nilai publik

dan nilai media;

Seberapa besar keinginan publik untuk

mendapatkan pengarahan dari media.

Stefaan Welgrave

dan Peter Van Aelst (2006 dalam Morrisan,

2010:94

Page 21: Agenda setting

Tiga jenis pengaruh media

Representase: ukuran atau derajat dalam hal

seberapa besar agenda media atau apa yang

dianggap penting oleh media dapat

menggambarkan apa yang dianggap penting oleh

masyarakat (agenda publik).

Persistensi:bagaimana mempertahankan

kesamaan agenda antara apa yang menjadi isu

media dan apa yang menjadi isu publik.

Persuasi: ketika agenda media mempengaruhi

agenda publik

(Siune & Ole Borre, 1975 dalam Morissan, 2010:

94)