Upload
muhammad-rizkye
View
1.655
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
TEORI KONSUMSI
ISLAM
1) Ayu Meidhita Putri
2) Hilman Wijayanto
3) Muhammad Afrizal Rizky
• Teori Konsumsi dalam Islam
Konsumsi dalam ekonomi Islam adalah Upaya
memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun
rohani sehingga mampu memaksimalkan
fungsi kemanusiaannya sebagai hamba Allah
SWT untuk mendapatkan kesejahteraan atau
kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah).
Tujuan Konsumsi Islam
Tujuan mengkonsumsi dalam Islam adalah
untuk memaksimalkan maslahah, (kebaikan)
bukan memaksimalkan kepuasan (maximum
utility)
Dasar Prilaku Konsumsi
Al Qur’an surat Al-Maidah ayat 87-88
Al Qur’an surat Al Isra’ ayat 27-28
Hadist yang menyatakan “Makanlah sebelum
lapar dan berhentilah sebelum kenyang”
Konsumsi yang halal.Seperti
apa?
Konsumsi yang halal itu adalah konsumsi
terhadap barang yang halal, dengan proses
yang halal dan cara yang halal, sehingga akan
diperoleh manfaat dan berkah.
Pemborosan
Pemborosan adalah perbuatan yang sia-sia
dan menguras sumber daya alam secara tidak
terkendali
Manfaat Konsumsi
Manfaat material,
Manfaat fisik/psikis
Manfaat intelektual,
Manfaat lingkungan,
Manfaat secara inter-generational dan antar-
generationnal, yaitu adanya kelestarian,
bermanfaat untuk keturunan dan generasi
yang akan datang.
Inti Konsumsi Seorang Muslim
tingkat konsumsi seseorang itu (terutama
Muslim) didasarkan pada tingkat pendapatan
dan keimanan.
“Semakin tinggi pendapatan dan keimanan
sesorang maka semakin tinggi pengeluarannya
untuk hal-hal yang bernilai ibadah sedangkan
pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dasar
tidak akan banyak pertambahannya bahkan
cenderung turun”
• Fungsi Kesejahteraan, maximizer dan
utilitas dalam Islam pandangan Al-Ghazali
SIAPAKAH AL-GHAZALI?????
Abu Hamid Ahmad bin Muhammad al-
Ghazali at-Thusi lahir di Tus sekarang
Meshed, sebuah kota kecil di Khurasan,
sekarang bernama Iran, pada tahun 450 H
(1058 M) dan meninggal 505 H (1111 M)
pada tempat yang sama. Beliau dijuluki
Hujjatul Islam
Fungsi Kesejahteraan,
Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan suatu
masyarakat tergantung kepada pencarian dan
pemeliharaan lima tujuan dasar:
• 1) agama (al-dien),
• 2) hidup atau jiwa (nafs),
• 3) keluarga atau keturunan (nasl) ,
• 4) harta atau kekayaan (maal), dan
• 5) intelek atau akal (aql).
tiga alasan Al Ghazali mengapa
seseorang harus melakukan aktivitas-
aktivitas ekonomi
1. mencukupi kebutuhan hidup yang
bersangkutan,
2. mensejahterakan keluarga,
3. membantu orang lain yang membutuhkan.
Maximizer
Al-Ghazali memandang manusia sebagai
maximizer (selalu ingin maksimal) dan selalu
ingin lebih.
Utility / Kepuasan Manusia senang mengumpulkan kekayaan dan
kepemilikan yang bermacam ragam.
Bila ia sudah memiliki dua lembah emas,maka ia juga
akan menginginkan lembah emas yang ketiga.
Kenapa?? Karena manusia memiliki aspirasi yang
tinggi.Ia selalu berfikir bahwa kekayaan yang
sekarang cukup mungkin tidak akan terpuaskan atau
mungkin akan hancur sehingga ia akan membutuhkan
kekayaan yang lebih banyak lagi.
Ia berusaha untuk mengatasi ketakutan ini dengan
mengumpulkan lebih banyak lagi.Tetapi ketakutan
semacam ini tidak akan berakhir,bahkan bila ia
memiliki semua harta didunia.” (Al-Ghazali-Ihya
Ulumuddin)
• Bugdet Constraint
kendala anggaran yang dimiliki oleh konsumen
dalam memaksimalkan kepuasannya.
Ciri-cirinya yaitu
Anggaran dan harga barang dapat dilihat dari
budget constraint
Letak budget constraint ditentukan oleh
tingginya Anggaran dan harga barang
Penggambaran Budget Constrain
Dalam Islam
Ini adalah manusia, dan
empat garis yang
membentuk persegi
panjang adalah
ajalnya.Garis yang diluar ini
Adalah cita-cita /
keinginan.Lalu garis garis
yang vertikal adalah
hambatannya
• Konsep Kebutuhan dan
Keinginan
Konsep need yang bersifat terbatas dan want
yang bersifat unlimited sesungguhnya adalah
metode yang diberikan Allah kepada manusia
agar tetap berkeinginan kaya namun rela
berbagi dan memilih hidup sederhana.
Konsep Kebutuhan dan Keinginan
Konsumsi yang
sesuai kebutuhan
atau hajat adalah
konsumsi terhadap
barang dan jasa
yang benar-benar
dibutuhkan untuk
hidup secara wajar.
Konsumsi yang
sesuai dengan
keinginan atau
syahwat merupakan
konsumsi yang
cenderung
berlebihan, mubazir
dan boros.
Kebutuhan (hajat)
Kebutuhan (hajat) yang bersifat dhoruriyatyaitu kebutuhan dasar dimana apabila tidakdipenuhi maka kehidupan termasuk dalamkelompok fakir.
Kebutuhan (hajat) yang bersifat hajiyaat yaitupemenuhan kebutuhan (konsumsi) hanyauntuk mempermudah atau menambahkenikmatan. Kebutuhan ini bukan merupakankebutuhan primer.
Kebutuhan (hajat) yang bersifat tahsiniyatyaitu kebutuhan di atas hajiyat dan di bawahtabzir atau kemewahan
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan
dalm konsumsi yaitu;
1) Memenuhi kebutuhan diri sendiri, kemudiankeluarga, kerabat baru orang yang memerlukanbantuan.
2) Penuhi dulu dhoruriyat, hajiyat kemudian barutahsiniyat.
3) Pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan diri, keluarga dan mereka yang memerlukan bantuansebatas kemampuan finansialnya.
4) Tidak boleh mengkonsumsi yang haram.
5) Melakukan konsumsi yang ideal yaitu antarabathil dan mengumbar (berlebih-lebihan).
• Teori Homo Economicus dan
Homo Islamicus
Dalam Islam, manusia bukan homo
economicus tapi homo Islamicus. Homo
Islamicus yaitu manusia ciptaan Allah SWT
yang harus melakukan segala sesuatu sesuai
dengan syariat Islam, termasuk prilaku
konsumsinya.
Homo Economicus
Homo Economicus (Manusia Ekonomi) adalah
suatu sebutan orang awam terhadap mereka
yang senantiasa berorientasikan dan mendewa-
dewakan profit,produktivitas,modal dan hal-hal
yang berbau materi lainnya