12
RESIKO INVESTASI DAN TEORI PORTOFOLIO Manajemen Keuangan I Dosen Pengampu: Drs. Muljono, M.M. M. Al Amin, M.Si. Disusun Oleh: 13,0102.0005 Dwi Rahayuningsih 13.0102.0008 Hikma Nur Nafisah Murdianto 13.0102.0024 Devi Nurma Abriati 13.0102.0027 Ari Sandy Ade Saputri 13.0102.0048 Noviyana FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2014

Resiko investasi dan teori portofolio

  • Upload
    iu-mb

  • View
    776

  • Download
    17

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Resiko investasi dan teori portofolio

RESIKO INVESTASI DAN TEORI PORTOFOLIO

Manajemen Keuangan I

Dosen Pengampu: Drs. Muljono, M.M.

M. Al Amin, M.Si.

Disusun Oleh:

13,0102.0005 Dwi Rahayuningsih 13.0102.0008 Hikma Nur Nafisah Murdianto 13.0102.0024 Devi Nurma Abriati

13.0102.0027 Ari Sandy Ade Saputri 13.0102.0048 Noviyana

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2014

Page 2: Resiko investasi dan teori portofolio

A. Mendefinisikan dan Mengukur Risiko

Kamus Webster mendefinisikan risiko sebagai bahaya, petaka,

kemungkinan menderita rugi atau mengalami kerusakan. Jadi, risiko adalah

kemungkinan terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan. Resiko

investasi terkait dengan kemungkinan bahwa tingkat pengembalian tidak

sebesar yang diharapkan. Makin besar kemungkinan tersebut, makin riskan

investasinya.

Distribusi probabilitas

Probabilitas suatu peristiwa didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya

peristiwa tersebut. Jika kita membuat daftar setiap peristiwa yang mungkin

terjadi dan memberikan probabilitas kepada masing- masing peristiwa, maka

daftar itu disebut distribusi probabilitas.

Sebagai contoh Martin memproduksi dan mendistribusikan terminal dan

peralatan komputer untuk industri transmisi data yang sedang bertumbuh

pesat. Karena penjualannya bersifat siklus, maka labanya naik turun sesuai

dengan siklus usaha. Selain itu, pasarnya juga bersaing keras, dan bisa saja

sejumlah perusahaan baru mengembangkan produk yang lebih baik yang

dapat membuat Martin bangkrut. Di pihak lain U.S. Electric menyediakan

jasa kebutuhan pokok, dan karena hak monopoli yang dipegangnya, ia

terlindungi dari persaingan. Akibatnya penjualan dan labanya relatif stabil

dan dapat diperkirakan.

Pada tabel 4-2 kita bisa tahu bahwa ada kemungkinan 30% perekonomian

akan menikmati masa cerah, di mana pada saat itu kedua perusahaan akan

memperoleh laba tinggi, membayar dividen yang besar, dan meraup

keuntungan modal. Kemungkinan 40% perekonomian normal dengan tingkat

pengembalian sedang, dan 30% probabilitas resesi yang akan mengakibatkan

laba yang rendah dan dividen yang kecil dibarengi dengan kerugian modal.

Namun, tingkat pengembalian Martin Products mengalami perubahan yang

lebih besar daripada U.S. Electric. Besar kemungkinan bahwa harga saham

Martin akan merosot drastis yang mengkibatkan kerugian 70%, sedangkan

atas saham U.S. Electric tidak mungkin mengalami kerugian.

Tabel 4-2 Perhitungan tingkat pengembalian yang diharapkan Matriks “pertaruhan” atau “perimbangan”

Keadaan perekonomian

Probabilitas terjadinya keadaan tersebut

Martin Products U.S. Electric

Tingkat pengembalian

Hasil perkalian (2) x (3)

Tingkat pengembalian

Hasil perkalian

Masa cerah 0,3 100% 30% 20% 6%

Normal 0,4 15 6 15 6

resesi 0,3 -70 -21 10 3

Page 3: Resiko investasi dan teori portofolio

1,0 k'= 15% k'= 15%

B. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan

Jika kita mengalikan setiap peristiwa (outcome) dengan probabilitas

terjadinya peristiwa tersebut, dan kemudian kita jumlahkan hasil perkalian

tersebut maka kita akan memperoleh hasil rata-rata tertimbang. Bobot

timbangannya adalah probabilitas, dan rata-rata tertimbangnya adalah tingkat

pengembalian yang diharapkan, k' yang disebut “k-kep”². Tingkat

pengembalian yang diharapkan, k' (expected rate of return) adalah tingkat

pengembalian yang diharapkan akan direalisasi dari suatu investasi, ini sama

dengan nilai rata-rata dari distribusi probabilitas untuk hasil-hasil yang

mungkin dicapai.

Tingkat pengembalian yang diharapkan = �̂� = P1k1 + P2k2 + . . . + Pnkn

= ∑ 𝑃𝑖𝑘𝑖

𝑛

𝑖=1

Di sini 𝑘𝑖 merupakan outcome ke-i yang mungkin terjadi, Pi adalah

probabilitasnya, dan n adalah jumlah outcome atau peristiwa yang mungkin

terjadi. Karena itu, �̂� merupakan rata-rata tertimbang dari outcome yang

mungkin (nilai-nilai ki), di mana bobot setiap outcome sama dengan

probabilitas terjadinya.

Distribusi Probabilitas yang Kontinu

Sejauh ini kita telah mengasumsikan bahwa keadaan perekonomian

haanya terdiri dari tiga bentuk: resesi, normal dan cerah. Sesungguhnya sukar

sekali menentukan di mana batas-batas ketiga hal tersebut karena keadaan

perekonomian yang sebenarnya berada di antara dua titik ekstrem, yaitu dari

yang paling suram sampai dengan yang paling cerah dengan kemungkinan tak

terbatas. Makin sempit distribusi probabilitas, makin besar kemungkinan

bahwa nilai sebenarnya mendekati nilai yang diharapkan dan sejalan dengan

itu, makin kecil kemungkinan bahwa pengembalian sebenarnya jauh di atas

atau jauh di bawah pengembalian yang diharapkan. Karena itu, makin sempit

rentang distribusi probabilitas, makin kecil risiko yang terkandung di dalam

suatu saham.

Mengukur Risiko: Deviasi Standar

Agar dapat digunakan sebaik mungkin, setiap ukuran risiko harus

mempunyai nilai yang pasti (definitif) kita memerlukan ukuran kadar

kerapatan (tightness) distribusi probabilitas. Salah satu ukuran seperti itu

Page 4: Resiko investasi dan teori portofolio

disebut deviasi standar. Makin kecil deviasi standar, makin rapat distrbusi

probabilitas sehingga makin kecil risiko saham

𝜎 = √∑(𝑘𝑖 − �̂�)2𝑃𝑖

𝑛

𝑖=1

Dengan demikian, deviasi standar adalah deviasi rata-rata tertimbang,

probabilitas dari nilai yang diharapkan. Deviasi standar menggambarkan

seberapa besar nilai sebenarnya akan berada di bawah atau di atas nilai yang

ditetapkan. Deviasi standar yang lebih besar menggambarkan bahwa saham

lebih riskan.

Koefisien Variasi

Ukuran resiko lainnya adalah koefisien variasi (CV), yaitu deviasi standar

dibagi dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Semakin besar niai CV

, semakin riskan investasinya.

Penghindaran Risiko dan Tingkat Pengembalian yang Disyaratkan

𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛

=𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 − 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎

𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎

Jika seorang investor memilih investasi yang kurang beresiko, dia adalah

seorang penghindar resiko. Selisih pengembalian yang diharapkan dari dua

jenis aktiva dengan tingkat risiko yang berbeda dinamakan premi risikp (RP)

C. Risiko Portofolio dan Model Penetapan Harga “Aktiva-Modal”

Istilah portofolio dalam keuangan digunakan untuk menyebut kumpulan

investasi yang dimiliki oleh institusi maupun perorangan, Risiko dalam suatu

portofolio, sebagaimana kita lihat saham yang merupakan bagian dari suatu

portofolio kurang riskan bila dibanding dengan saham yang dimiliki secara

tersendiri. Kenyataan ini telah menjadi bagian dari kerangka umum untuk

menganalisis hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian, kerangka ini

disebut Model Penetapan Harga Aktiva-Modal (Capital Asset Pricing

Model, atau CAPM). Model penetapan harga aktiva-modal adalah model

yang didasarkan pada dalil bahwa tingkat pegembalian yang disyaratkan atas

setiap saham sama dengan tingkat pengembalian yang bebas risiko ditambah

dengan premi risiko saham yang bersangkutan, di mana risiko yang dimaksud

di sini mencerminkan adanya diversifikasi. Kerangka kerja CAPM sangat

penting untuk menganalisis baik di bidang manajemen keuangan maupun

dalam menganalisis investasi.

Page 5: Resiko investasi dan teori portofolio

Risiko dan Pengembalian Portofolio

Dari sudut investor naik turunnya harga saham suatu perusahaan tidak

begitu dipermasalahkan, yang dipentingkan adalah pengembalian dari

portofolio dan risiko portofolio. Karena itu, risiko dan pengembalian setiap

jenis saham harus dianalisi dengan melihat pengaruhnya terhadap risiko dan

pengembalian portofolio yang dimiliki

Pengembalian atas portofolio. Tingkat pengembalian yang diharapkan dari

suatu portofolio, �̂�𝑝, adalah rata-rata tertimbang dari pengembalian yang

diharapakan atas setiap jenis saham yang terdapat dalam portofolio, di mana

bobot penimbangnya adalah bagian atau presentase setiap jenis saham yang

diinvestasikan dalam total portofolio.

�̂�𝑝 = 𝑤1�̂�1 + 𝑤2�̂�2 + 𝑤3 �̂�3

= ∑ 𝒘𝒊𝑲𝒊

𝒏

𝒊=𝟏

di sini 𝑘𝑖𝑠 adalah pengembalian yang diharapkan dri setiap jenis saham, dan

𝑤𝑖𝑠 adalah bobot penimbangnya. Ada n jenis saham portofolio. Perhatikan

bahwa (1) 𝑤𝑖 adalah proporsi nilai uang portofolio, yang diinvestasikan pada

saham i (yaitu nilai investasi pada saham i dibagi dengan nilai total

portofolio), dan (2) jumlah saham 𝑤𝑖𝑠 harus sama dengan 1,0.

Risiko Portofolio. Pengembalian yang diharapkan dari suatu portofolio

adalah rata-rata tertimbang dari pengembalian yang diharapkan untuk setiap

saham yang terdapat di dalam portofolio bersangkutan. Tetapi, berbeda

dengan pengembalian, risiko portofolio, 𝜎𝑝 pada umumnya bukanlah rata-rata

tertimbang dari deviasi standar setiap saham dalam portofolio tersebut; resiko

portofolio akan lebih kecil daripada rata-rata tertimbang 𝜎𝑠 saham. Malah

secara teoretis mungkin saja kita menggabungan dua saham berisiko tinggi di

dalam suatu portofolio dan menghasilkan portofolio yang tanpa risiko, di

mana 𝜎𝑝= 0.

Bila dalam portofolio terdapat lebih dari satu saham maka risiko portofolio

akan berkurang dengan bertambahnya jumlah jenis saham. Koefisien

korelasi (r) adalah ukuran mengenai derajat hubungan antara dua variabel.

Risiko Khusus Perusahaan lawan Risiko Pasar. Portofolio yang terdiri

dari berbagai jenis saham akan tetap mengandung risiko yang cukup besar,

Page 6: Resiko investasi dan teori portofolio

tetapi tidak sebesar risiko yang dihadapi jika semua dana diinvestasikan pada

salah satu saham saja.

Risiko Khusus Perusahaan lawan Risiko Pasar. Portofolio yang terdiri dari

berbagai jenis saham akan tetap mengandung risiko yang cukup besar, tetapi

tidak sebesar risiko yang dihadapi jika semua dana diinvestasikan pada salah

satu saham saja.

Bagian risiko saham yang dapat dieliminasi disebut risiko yang

terdiversifiksi atau risiko khusus perusahaan, atau risiko yang tidak

sistematis; sedangkan risiko yang tidak dapat dieliminasi disebut risiko yang

tidak terdiversifikasi, atau risiko pasar, atau risiko sistematis.

Risiko khusus perusahaan disebabkan oleh hal-hal seperti gugatan hukum,

pemogokan, program pemasaran yang berhasil dan gagal, kemenangan dan

kegagalan dalam tender besar, dan kejadian-kejadian ini pada hakikatnya

dalah unik bagi perusahaan tertentu. Karena kejadian-kejadian ini pada

hakikatnya adalah bersifat acak, maka pengaruhnya terhadap portofolio dapat

dieliminasi melalui diversifikasi peristiwa buruk di suatu perusahaan akan

diimbangi oleh peristiwa menguntungkan di perusahaan lain. Di pihak lain,

risiko pasar berasal dari faktor-faktor yang secara sistematis mempengaruhi

perusahaan, seperti perang, inflasi, resesi, dan suku bunga yang tinggi.

Karena faktor-faktor ini cenderung menimbulkan akibat buruk bagi semua

saham, maka risiko yang sistematis tidak dapat dieliminasi melalui

diversifikasi.

Risiko yang relevan untuk diperhitungkan dari suatu saham adalah

kontribusinya terhadap risiko portofolio yang terdiversifkasi dengan cukup

baik. Dengan kata lain, risiko saham Microsoft bagi seorang dokter yang

memiliki portofolio dengan 40 saham, atau bagi manajer dana mengelola

portofolio dengan 150 saham adalah kontribusi saham Microsoft tersebut

pada risiko portofolio. Mungkin saja saham itu sendiri sangat riskan, tetapi

jika digabungkan dengan saham lain dalam portofolio mungkin risikonya

yang relevan, yaitu kontribusinya pada risiko portofolio akan sangat kecil.

Saham yang berbeda akan mempengaruhi portofolio secara berbeda, sehingga

sekuritas yang berbeda mempunyai kadar risiko relevan yang berbeda. Semua

risiko kecuali yang berkaitan dengan perubahan pasar secara menyeluruh

dapat dihapus melalui diversifikasi. Karena itu, kita anggap bahwa risiko

tersebut memang terhapus. Jadi risiko yang masih ada setelah diverifikasi

adalah risiko pasar, atau risiko yang melekat pada pasar itu sendiri, dan hal

itu dapat diukur berdasarkan derajat kecenderungan naik turunnya saham

dalam kaitannya dengan pasar.

Page 7: Resiko investasi dan teori portofolio

Konsep Beta

Kecenderungan saham untuk berubah sejalan dengan pasar tercermin pada

apa yan disebut koefisien beta (b), yaitu ukuran atas gejolak (naik turunnya)

saham dibanding dengan saham rata-rata. Beta adalah elemen kunci CAPM.

Saham dengan risiko rata-rata didefinisikan sebagai saham yang harganya

cenderung turun naik sejalan dengan turun naiknya pasar secara umum, yang

diukur dengan indeks tertentu.

Beta dapat dihitung dengan menggambarkan grafik yang menunjukkan

respons saham terhadap pergerakan di pasar umum sehingga, koefisien

kemiringan dari garis regresi semacam itu disebut koefisien beta. Karena

koefisien beta saham menetukan pengaruhnya terhadap risiko porofolio yang

terdiversifikasi, maka beta merupakan ukuran yang paling relevan atas risiko

saham

Koefisien Beta Portofolio

Jika saham yang termasuk dalam suatu portofolio memiliki beta yang

rendah, maka beta portofolio itu sendiri pun akan rendah. Ini terjadi karena

beta dari sekumpulan saham atau sekuritas sama dengan rata-rata tertimbang

dari beta masing-masing.

𝑏𝑝2 = ∑ 𝑤𝑖 𝑏𝑖𝑛𝑖=1

Di sini 𝑏𝑝 adalah beta portofolio yang menunjukkan tingkat gejolak

portofolio terhadap gejolak pasar, 𝑤𝑖 menunjukkan fraksi dari portofolio yang

diinvestasikan pada saham i, dan 𝑏𝑖 adalah koefisien beta dari saham i.

D. Hubungan antara Risiko dan Tingkat Pengembalian

Jika suatu saham memiliki tingkat beta tertentu , maka kita bisa menghitung

tingkat pengembalian yang diisyaratkan investor atas harga saham tersebut

guna mengkompensasi resiko yang ditanggung. Untuk menghitung tingkat

pengembalian, terlebih dahulu kita definisikan istilah-istilah berikut :

�̂� 𝑖 Tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham – i.

𝑘𝑖 Tingkat pengembalian saham yang diinginkan atas saham-i .

Jika �̂�𝑖 < 𝑘𝑖 , Anda tidak akan membeli saham ini, atau

Anda akan menjualnya jika aAnda memilikinya.

Jika �̂�𝑖 > 𝑘𝑖 , Anda ingin membeli saha tersebut.

Jika �̂�𝑖 = 𝑘𝑖 , maka keinginan Anda untuk menjual atau membeli tidak ada.

𝑘𝑅𝐹 Tingkat pengembalian resiko.

Page 8: Resiko investasi dan teori portofolio

𝑏𝑖 Koefisien beta dari saham –i . Beta dari saham rata-rata adalah 𝑏𝐴 = 1,0

𝑘𝑀 Tingkat pengembalian yang diisyaratkan atas portofolio yang terdiri dari semua jenis saham, yang artinya sama denngan portofolio saham.

𝑘𝑀 juga merupakan tingkat pengembalian yang

diisyaratkan atas saham rata-rata.

𝑅𝑃𝑀 = (𝑘𝑀 − 𝑘𝑅𝐹) Premi Resiko Pasar. Ini merupakan tambahan pengembalian di ats tingkat

pengembalian bebas resiko yang diisyaratkan sebagai kompensasi bagi investor rata-rata yang menanggung tingkat resiko rata-rata.

Resiko rata-rata adalah 𝑏𝐴 = 1,0

𝑅𝑃𝑖 = (𝑘𝑀 − 𝑘𝑅𝐹 )𝑏𝑖 Premi resiko pada saham –i .

Premi resiko saham dapat lebih kecil, sama, atau lebih bear dari premi saham rata-rata, tergantung pada apakah beta nya lebih kecil, sama, atau lebih besar dari 1,0 .

Jika 𝑏𝑖=𝑏𝐴 maka 𝑅𝑃𝑖 = 𝑅𝑃𝑀

Premi Resiko Pasar (𝑅𝑃𝑀) tergantung pada sejauh mana tingkat penghindaran

resiko oleh seluruh investor. Mari kita asumsikan saat ini obligasi pemerintah

menghasilkan 𝑘𝑅𝐹= 9% dan saham rata-rata menghasilkan tingkat

pengembalian yang diisyaratkan 𝑘𝑀= 13%, maka kita dapat mengetahui

bahwa :

𝑅𝑃𝑀 = (𝑘𝑀 − 𝑘𝑅𝐹)

= 13% - 9%

= 4%

Lebih lanjut lagi kita dapat mengukur resiko relatif dari koefisien beta saham.

Misalnya 𝑏𝑖 = 0,5 maka :

𝑅𝑃𝑖 = (𝑘𝑀 − 𝑘𝑅𝐹)𝑏𝑖

= (𝑅𝑃𝑀) 𝑏𝑖

= 4% . 0,5

= 2%

Dengan adanya estimasi 𝑘𝑅𝐹, 𝑘𝑀 , dan 𝑏𝑖kita dapat menggunakan persamaan

Garis Pasar Sekuritas (SML) untuk menghitung tingkat pengembalian yang

diisyaratkan atas saham –i .

Page 9: Resiko investasi dan teori portofolio

𝑘𝑖 = 𝑘𝑅𝐹 + (𝑘𝑀 − 𝑘𝑅𝐹)𝑏𝑖

=𝑘𝑅𝐹 + 𝑅𝑃𝑖

=9% + 2%

= 11%

Seandainya ada saham j memiliki 𝑏𝑖 = 2,0 sehingga lebih riskan daripada

saham i. Maka tingkat pengembalian saham akan sebesar :

𝑘𝑗 = 𝑘𝑅𝐹 + (𝑘𝑀 − 𝑘𝑅𝐹)𝑏𝑖

=𝑘𝑅𝐹 + (4%)2,0

=9% + 8%

= 17%

Saham rata-rata (saham dengan nilai esiko sedang) dimana 𝑏𝐴 = 1,0, dituntut

untuk menghasilkan tingkat pengembalian 13%, yaitu sama dengan tingkat

pengembalian pasar.

𝑘𝐴 = 9% + (4%)1,0

= 9% + 4%

=13%

Garis Pasar Sekuritas

Merupakan garis yang memperlihatkan hubungan diantara risiko yang diukur

dengan beta dan tingkat pengembalian yang disyaratkan dari masing-masing

saham.

Page 10: Resiko investasi dan teori portofolio

Dasar penggambaran grafik di atas :

1. Tingkat pengembalian yang disyaratkkan ditempatkan pada sumbu

vertikal, sedangkan resiko yang diukur dengan beta pada sumbu

horisontal.

2. Sekuritas tanpa resiko memiliki 𝑏𝑖=0, sehingga 𝑘𝑅𝐹 berpotongan dengan

sumbu vertikal.

3. Kemiringan SML menunjukkan sampai sejauh mana seluruh investor

menghindari resiko; makin besar tingkat penghindaran resiko,(1) makin

curam kemiringan garis tersebut, (2) makin besar premi resiko dari setiap

saham, dan (3) makin tinggi tingkat pengembalian yang disyaratkan atas

saham.

4. Dari grafik tersebut terlihat adanya kesesuaian antara resiko dengan

tingkat pengembalian.

Baik Garis Pasar Sekuritas maupun posisi perusahaan pada garis tersebut

selalu berubah karena adanya perubahan suku bunga, perubahan sikap investor

terhadap resiko, dan perubahan beta masing-masing perusahaan.

Dampak Inflasi

𝑘𝑅𝐹 adalah harga dari uang bagi peminjam yang tidak menanggung resiko.

Suku bunga yang bebas resiko, yang diukur dengan suku bunga sekuritas

pemerintah, disebut tingkat pengembalian nominal, yang terdiri dari dua

elemen : (1) tingkat pengembalian riil yang bebas inflasi; k*, dan (2) premi

inflasi, IP, yang sama dengan tingkat inflasi yang diantisipasikan.

Resiko 𝑏𝑖

0,5 1,0 2,0

𝑘𝑅𝐹=9

𝑘𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ=11

𝑘𝑀 = 𝑘𝐴 =

13

𝑘𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖=17

Tingkat pengembalian yang diisyaratkan

Page 11: Resiko investasi dan teori portofolio

Jadi 𝑘𝑅𝐹= k* + IP

Jika 𝑘𝑅𝐹 naik maka tingkat pengembalian juga akan mengalami kenaikan

dengan jumlah yang sama

Perubahan Sikap Atas Penghindaran Resiko

Kemiringan Garis Pasar Sekuritas juga mencerminkan seberapa jauh investor

menghindari resiko – makin curam kemiringan garis tersebut, makin besar

kecenderungan seluruh investor untuk menghindari resiko. Jika investor tidak

terpengaruh oleh resiko, dan jika 𝑘𝑅𝐹 sebesar 9%, maka aktiva yang beresiko

juga diharapkan akan menghasilkan tingkat pengembalian 9% . ketika tidak

ada penghindaran, premi resiko juga tidak ada, sehingga SML akan horisontal.

Dengan meningkatnya kekhawatiran terhadao resiko, yang tentu akan diikuti

dengan kenaikan premi resiko, maka grafik SML semaik curam.

Perubahan Koefisien Beta Saham

Suatu perusahaan dapat mempengaruhi resiko pasar atau betanya dengan

mengubah komposisi aktiva ataupun dengan menggunakan utang sebagai

sumber pembiayaan. Beta suatu perusahaan juga dapat berubah karena faktor

eksternal seperti makin ketatnya persaingan dalam industri, berakhirnya masa

berlaku paten yang dimiliki, dan sebagainya. Jika perubahan semacam itu

terjadi, tingkat pengembalian yang disyaratkan juga berubah.

Setiap perusahaan yang mempengaruhi tingkat pengembalian yang

disyaratkan atas suatu sekuritas akan mempengaruhi harga sekuritas tersebut.

E. Aktiva Fisik Lawan Sekuritas

Dengan pemaksimuman harga saham sebagai tujuan, masalah resiko saham

perusahaan akan menjadi pertimbangan utama manajemen, dan resiko yang

relevan dari setiap aktiva fisik harus diukur berdasarkan pengaruhnya terhadap

resiko saham

F. Sumber

C. Van Horne, James dan M. Wachowicy Jr. 2012. Prinsip-prinsip

Manajemen Keuangan (edisi 13). Salemba Empat : Jakarta

Fred Weston, J dan Eugene F. Bringham. 1990. Dasar-dasar Manajemen

Keuangan (edisi 9). Erlangga : Jakarta.

Page 12: Resiko investasi dan teori portofolio