1
FORTUNE INDONESIA 30 20 Juli 2014 INVEST SAAT AWAL MERINTIS KARIER, biasanya komposisi pe- kerja perempuan dan laki-laki seimbang. Namun menurut Association of Chartered Certified Accountants (ACCA), jumlah pegawai perempuan menyusut menjadi 20% ketika menginjak level menengah. Di level eksekutif komposisinya makin mengecil jadi hanya 5%. Hal tersebut berbanding terbalik dengan jumlah perem- puan yang mengenyam pendidikan di bidang akuntansi. Jumlah perempuan cendrung lebih banyak. “Dalam satu kelas bisa dikatakan porsi perempuan 60% sedangkan laki- laki 40%,” ungkap Mulyadi Setiakusuma, Ketua Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) Indonesia. Mulyadi mengatakan, dari 20.000 orang akuntan di Indonesia hanya 30% perempuan dan tidak lebih 5% yang serius menekuni kariernya hingga level tinggi. Padahal, jika merujuk pada survei McKinsey perempuan memiliki ambisi yang sama dengan laki-laki. Survei tahun 2012 yang melibatkan 200 perusahaan itu mengungkapkan bahwa 80% responden perempuan memiliki ambisi yang sama dengan laki-laki. Namun ketika ditanya mengenai kesiapan mereka untuk mengorban- kan kehidupan pribadi untuk kariernya, hanya 60% orang yang setuju. Hal ini yang menjadi pengham- bat bagi perempuan untuk berkarier di sektor keuan- gan. Selain budaya, ada pembatasan-pembatasan yang dilakukan perempuan ketika dia telah mencapai jenjang karier tertentu. Wakil Presiden Di- rektur PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Felia Salim mengatakan, industri keuangan harusnya memberikan lingkungan kondusif yang mengang- kat bahwa kesetaraan dan intelektualitas antara perempuan dan laki-laki sama. “Data statistik me- nyebutkan bahwa di awal karier kesetaraan terjadi antara perempuan dan laki-laki, bahkan jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki 51%, tapi ketika naik ke posisi lebih tinggi perempuan mulai turun dan tidak menempati posisi kunci atau pimpinan,” kata Felia. Menurut Felia, hal ini terjadi karena perusahaan di sektor industri keuan- gan belum menganggap penting keluarga, sehingga ada kebijakan-kebijakan yang kurang mengakomodir kebutuhan tersebut. Felia menambahkan, di kantornya saat ini ada 22%-25% perempuan yang menjabat sebagai pimpi- nan dari total 1.700 kantor cabang BNI di seluruh Indonesia. Pertumbuhan ini cukup signifikan mengi- ngat lima tahun lalu hanya 15%. “Harus ada kesadaran dari pengambil kebijakan untuk memberikan ruang gerak kepada perempuan. Karena penggerak ekonomi utama di Indonesia adalah perempuan, bukan hanya perempuan pekerja di sek- tor keuangan tapi juga se- perti ibu-ibu rumah tangga, sektor UKM, dan micro finance,” tandas Felia. Perempuan & Dunia Keuangan DUNIA PERBANKAN DAN SEKTOR KEUANGAN MASIH DIDOMINASI LAKI-LAKI. APA PENYEBABNYA? Oleh Dian Sari Pertiwi keuangan foto oleh GUGUN ANGGUNI SUMINARTO

Perempuan dan Dunia Keuangan

Embed Size (px)

Citation preview

fortune indonesia30

20 Juli 2014INvest

Saat awal merintiS karier, biasanya komposisi pe-kerja perempuan dan laki-laki seimbang. Namun menurut Association of Chartered Certified Accountants (ACCA), jumlah pegawai perempuan menyusut menjadi 20% ketika menginjak level menengah. Di level eksekutif komposisinya makin mengecil jadi hanya 5%.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan jumlah perem-puan yang mengenyam pendidikan di bidang akuntansi. Jumlah perempuan cendrung lebih banyak. “Dalam satu kelas bisa dikatakan porsi perempuan 60% sedangkan laki-laki 40%,” ungkap Mulyadi Setiakusuma, Ketua Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) Indonesia.

Mulyadi mengatakan, dari 20.000 orang akuntan di Indonesia hanya 30% perempuan dan tidak lebih 5% yang serius menekuni kariernya hingga level tinggi. Padahal, jika merujuk pada survei McKinsey perempuan memiliki ambisi yang sama dengan laki-laki.

Survei tahun 2012 yang melibatkan 200 perusahaan itu mengungkapkan bahwa 80% responden perempuan memiliki ambisi yang sama dengan laki-laki. Namun ketika

ditanya mengenai kesiapan mereka untuk mengorban-kan kehidupan pribadi untuk kariernya, hanya 60% orang yang setuju. Hal ini yang menjadi pengham-bat bagi perempuan untuk berkarier di sektor keuan-gan. Selain budaya, ada pembatasan-pembatasan yang dilakukan perempuan ketika dia telah mencapai jenjang karier tertentu.

Wakil Presiden Di-rektur PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Felia Salim mengatakan, industri keuangan harusnya memberikan lingkungan kondusif yang mengang-

kat bahwa kesetaraan dan intelektualitas antara perempuan dan laki-laki sama. “Data statistik me-nyebutkan bahwa di awal karier kesetaraan terjadi antara perempuan dan laki-laki, bahkan jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki 51%, tapi ketika naik ke posisi lebih tinggi perempuan mulai turun dan tidak menempati posisi kunci atau pimpinan,” kata Felia.

Menurut Felia, hal ini terjadi karena perusahaan di sektor industri keuan-gan belum menganggap pen ting keluarga, sehingga ada kebijakan-kebijakan yang kurang mengakomodir kebutuhan tersebut.

Felia menambahkan, di kantornya saat ini ada 22%-25% perempuan yang menjabat sebagai pimpi-nan dari total 1.700 kantor cabang BNI di seluruh Indonesia. Pertumbuhan ini cukup signifikan mengi-ngat lima tahun lalu hanya 15%. “Harus ada kesadaran dari pengambil kebijakan untuk memberikan ruang gerak kepada perempuan. Karena penggerak ekonomi utama di Indonesia adalah perempuan, bukan hanya perempuan pekerja di sek-tor keuangan tapi juga se-perti ibu-ibu rumah tangga, sektor UKM, dan micro finance,” tandas Felia.

Perempuan & Dunia Keuangan Dunia perbankan Dan sektor keuangan masih DiDominasi laki-laki. apa penyebabnya? Oleh Dian sari Pertiwi

k e ua ng a n

fo t o ol e h gugun angguni Suminarto