Corporate Social Responsibility:
Pembinaan Hubungan dengan Pemangku Kepen;ngan, dan Kesukarelawanan Pekerja
Presented for :
2nd Volunteer Idea Exchange Monday, 30 January 2012 PT. Coca-‐Cola Indonesia Wisma GKBI, 18th floor
Presented by :
J a l a l Volunteer Architect @ Volunteer-ID
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Makna Tanggung Jawab Sosial
“Responsibility of an organizaKon for the impacts of its decisions and
acKviKes on society and the environment, through transparent and ethical
behavior that contributes to sustainable development, health and the
welfare of society; takes into account the expecta;ons of stakeholders; is in
compliance with applicable law and consistent with internaKonal norms of
behavior; and is integrated throughout the organizaKon and pracKced in its
relaKonships.”
(ISO 26000: 2010 Guidance on Social Responsibility)
1950
1960
1970
1980
1990
2000
2010
Environmental Debate
1st Environmental Program (FRG)
World Conservation Strategy
Sustainable Development
Corporate Social Responsibility
Brundtland Report
Rio Conference
Corporate Social Responsiveness
Issues Management
Agenda 21
Corporate Sustainability
Joburg Summit
Stakeholder Theory
Implementation Process
Corporate Social Performance
• Harmonization • Merging of
Social & Environmental Goals
• Stakeholder Oriented Issue Management
Sumber: Loew, 2004
Corporate Social Responsibility
CSR dan Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan Berkelanjutan Yang Mana ?
Alexander Dahlsrud telah mengumpulkan seluruh definisi
yang popular, kemudian mengujinya secara staKsKk
(JCSREM 15/2008)
Hasilnya adalah bahwa 37
definisi CSR paling popular
memiliki konsistensi dalam
lima dimensi:
ekonomi, sosial, lingkungan,
pemangku kepenKngan dan
sifat voluntari.
Dimensi CSR
Perbedaan yang ada di antara ke-‐37
definisi hanyalah soal ar;kulasi, bukan
substansi.
Komponen Tanggung Jawab Sosial Menurut ISO 26000:2010
PEMBINAAN HUBUNGAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
Definisi Pemangku Kepen;ngan
Freeman dan Reed, 1983 (definisi sempit):
Kelompok dan individu kepada siapa sebuah
organisasi bergantung untuk
mempertahankan keberadaannya
Freeman, 1984 (definisi luas):
Kelompok dan individu yang dapat
mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh
pencapaian tujuan dari sebuah organisasi
Konteks Teori Pemangku Kepen;ngan
1. Timbulnya gerakan sosial, terutama gerakan
konsumen dan gerakan lingkungan.
2. Peran pemerintah yang semakin luas dalam
mengawasi kinerja perusahaan.
3. Pasar global, yang meningkatkan persaingan di
antara perusahaan-‐perusahaan parKsipan, dan
supply chain-‐nya.
4. Media massa yang semakin kasar.
5. Semakin menipisnya kepercayaan terhadap bisnis.
Mengapa Melakukan Manajemen Pemangku Kepen;ngan
• Keperluan terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan
(penentuan beneficiaries, dsb.).
• Keperluan manajemen yang efekKf.
• Keperluan mendapatkan kapital dari lembaga keuangan yang memiliki
investment screening terkait aspek sosial dan lingkungan—kepatuhan
kepada the Equator Principles.
• Kepatuhan terhadap ISO 26000:2010.
• Kepatuhan terhadap IFC Performance Standards.
• Kepatuhan terhadap Standard Disclosure GRI G3.1.
• Kepatuhan terhadap AA1000 Stakeholder Engagement Standard.
Tingkat dan Metode
Pembinaan Hubungan
(AA1000 SES)
KESUKARELAWANAN PEKERJA
Makna Kesukarelawanan Butcher (2010)
“Volunteering means conduc=ng work with no pay.”
(Hodgkinson, 2003)
Walaupun “tanpa bayaran” adalah ciri yang sudah
disepakaK, namun masih ada Kga hal penKng lagi:
• Atas kemauan pekerja sendiri,
• Melampaui tanggung jawab normal (sebagai
pekerja, sebagai anggota keluarga), dan
• Berkontribusi pada masyarakat luas – walaupun
keuntungan internal boleh saja diperoleh.
Kesukarelawanan : Dengan atau Tanpa Pengelolaan
Butcher (2010)
“... it can be unmanaged, as in sporadic help that takes
place between neighbors and friends; or managed
volunteering, which takes place through organiza=ons in the
nonprofit, private, and public sectors.”
Peran Kesukarelawanan Dalam Masyarakat dan Pembangunan
Butcher (2010)
“... not only to add to the crea*on of social capital (Putnam,
2000) or to promote social cohesion and the strengthening
of democracy (Olvera, 2001), but also as a mechanism to
channel differences and dissent among the popula=on.”
KESIMPULAN
CSR dan Pembinaan Hubungan dengan Pemangku Kepen;ngan
• CSR adalah tanggung jawab perusahaan dalam mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan.
• CSR ditujukan kepada pemangku kepenKngan—yaitu mereka
yang bisa mempengaruhi dan (utamanya) terpengaruh oleh
pencapaian tujuan perusahaan.
• Dalam menjalankan tanggung jawab itu, perusahaan
melakukan pembinaan hubungan dengan pemangku
kepenKngan (stakeholder engagement).
Pembinaan Hubungan dengan Pemangku Kepen;ngan dan Kesukarelawanan Pekerja
• Selain sebagai wujud tanggung jawab sosial, pembinaan
hubungan dengan pemangku kepenKngan memiliki berbagai
fungsi lain, termasuk kepatuhan terhadap berbagai standar.
• Kesukarelawanan pekerja bisa menjadi bagian pembinaan
hubungan dengan pemangku kepenKngan eksternal di banyak
Kngkat, terutama di konsultasi, pelibatan, dan kolaborasi.
• Kesukarelawanan pekerja juga bisa dihitung sebagai bentuk pembinaan hubungan dengan pemangku kepenKngan internal.
TERIMA KASIH
JALAL VOLUNTEER-‐ID jalal@volunteer-‐id.org +62-‐815-‐13803616