5/20/2018 Tumor Metastasis
1/48
PRESENTASI KASUS
MIELITIS TRANSVERSA
Karina
11102010139
Fakultas Kedokteran YARSI Jakarta
Moderator : dr. Hj. Sholihul Sp.S, Msi (K)
Kepaniteraan Klinik Departemen Neurologi
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta
Periode 21 April 2014 25 Mei 2014
5/20/2018 Tumor Metastasis
2/48
BAB I
STATUS PASIEN
5/20/2018 Tumor Metastasis
3/48
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai restoran
Alamat : Ciledug
Tanggal Periksa : 08 Mei 2014
5/20/2018 Tumor Metastasis
4/48
Anamnesa
Keluhan Utama :Sesak napas
Keluhan Tambahan :
Lemas
Nyeri dadaNafsu makan
menurun
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien merupakan rujukan dari RS Abdul Muluk Bandar Lampung
dengan diagnosis kanker paru. Keluhan yang dirasa pasien berupasesak napas sejak 2 bulan SMRS. Sesak dirasa terus menerus, tidak
dipengaruhi oleh aktivitas dan sedikit membaik ketika pasien duduk.
2,5 bulan SMRS pasien mengeluh lemas, lemas pada seluruh
anggota tubuh pasien, terjadi terus menerus, setelah pasienberaktivitas ringan sedikit membaik ketika pasien beristirahat
akan makinr 7 kg
2 bulan SMRS pasien mengalami nyeri dada. Nyeri pada dada
bagian kiri pasien yang menjalar sampai kepunggung, terasaseperti ditusuk tusuk, terjadi terus menerus dan tidak dipengaruhi
oleh aktivitas. Pasien mengalami penurunan nafsu makan,
biasanya pasien makan 3 kali sehari dengan nasi lauk dan sayur
kemudian berubah menjadi 2 atau 1 kali sehari , tidak habis dengan
nasi lauk dan sayur
5/20/2018 Tumor Metastasis
5/48
Anamnesa
Keluhan Tambahan :
Batuk Berdahak
Keringat malam
Mual
Muntah
Berat badan
menurun
Riwayat Penyakit Sekarang:
1 bulan SMRS, Pasien juga mengeluh nafsu makan makin
menurun disertai berat badan menurun sekitar 8 kg.
1,5 bulan SMRS, pasien sering batuk. Batuk berdahak dengan
rwarna kuning, batuk akan bertambah parah saat aktifitas dan
membaik saat istirahat. Tidak ada waktu spesifik timbulnya batuk.
Pasien juga mengeluh timbulnya keringat pada malam hari yang
membuat baju pasien basah.
Pasien merasa mual, dan muntah. Muntah berisi makanan dengan
volume gelas aqua, biasa terjadi sesaat setelah pasien makan.
5/20/2018 Tumor Metastasis
6/48
Perjalanan Penyakit pasien
2,5 bulan SMRS :
batuk kering, terus menerus,
dipengaruhi aktivitas. Sudah
berobat tapi tidak membaik
penurunan nafsu makan
Ke RS dan di rontgen didiagnosaTB Paru
3 bulan SMRS :
Batuk kering masih ada
Sakit kepala
masih menjalanipengobatan TB
Dibawa Ke RSPAD Gatot Soebroto
pada tanggal 26 April 2014
dengan:
Penurunan kesadaran
Sebelum tidak sadar : nyeri
kepala hebat, muntah 2-3x, berisi
air, tidak ada kejang
1 bulan SMRS :
Batuk kering masih ada
Sakit kepala
Sesak nafas
Penurunan nafsu makan
BB turun 2 minggu SMRS :
Batuk masih ada
sakit kepala
Nafsu makan menurun
Dari hasil foto ulang
didiagnosa keganasan paru
5/20/2018 Tumor Metastasis
7/48
Riwayat Penyakit
Sebelumnya
Riwayat
Pengobatan
Riwayat Sakit kepala : disangkal
Riwayat Batuk : disangkal
Riwayat masuk rumah sakit : disangkal
Riwayat Hipertensi, Diabetes melitus, Penyakit
Jantung,Trauma : disangkal
Pasien mendapat terapi paracetamol 3 x 1 selama 5 hari
untuk menurunkan demam, namun demam tidak kunjung
turun.
Riwayat KeluargaTidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan
pasien
Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak memiliki riwayat merokok dan minum-minuman
beralkohol. Pasien tidak mengkonsumsi napza. Pasien sering
makan gorengan dan junk food. Pasien sering makan di
tempat yang higienitasnya kurang baik.
5/20/2018 Tumor Metastasis
8/48
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Berat badan : 75 kg
Tinggi badan : 170 cm, Kesan Gizi : Overweight
Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit, reguler, isi cukup, ekualitas nadi teraba
sama pada keempat ekstremitas. Tidak ada Bradikardi
relatif
Suhu : 36,7 0C suhu axilla
RR : 20 x/menit, reguler, Tipe thorakoabdominal
5/20/2018 Tumor Metastasis
9/48
Kepala : Normocephal, Tidak ada jejas, tidak ada nyeritekan.
Mata : Konjungtiva tidak pucat dan hiperemis, sklera tidakikterik, kornea jernih, Lensa jernih.
Telinga : Bentuk normal, simetris kanan dan kiri,membran timpani sulit dinilai, tidak ada sekret
Hidung : Bentuk hidung tidak ada kelainan, septum ditengah, konka tidak hiperemis, selaput lendir basah.Sekret tidak ada.
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada karies, tonsil T2-T2tenang tidak hiperemis.
Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid,tidak ada deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran KGB.
5/20/2018 Tumor Metastasis
10/48
Thorax :
Bentuk normochest, retraksi intercostal (-/-)
Paru :
Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris dinamis kanan dan kiri.
Palpasi : massa (-/-), nyeri tekan (-/-) , vocal fremitus samakanan dan kiri.
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi : suara nafas dasar vesikuler melemah kanan dan kiri , wheezing (-/-),
ronkhi (+/+) pad apeks dan tengah kedua lobus paru/
Jantung :Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi :
batas kanan : ICS IV linea Parasternal dextra
batas kiri : ICS V 2 cm ke arah medial midclavikula sinistra
Pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinistraAuskultasi : S1 >S2 reguler, irama jantung reguler, gallop (-), murmur (-).
Kesan :tidak ada pelebaran Jantung
5/20/2018 Tumor Metastasis
11/48
Abdomen:
Inspeksi : bentuk normal dan datar
Auskultasi : bising usus normal 4-6x/menit
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen.
Palpasi superficialis: permukaan halus, Nyeri tekan(+) pada perut kanan atas pasien, turgor cukup,
massa (-) di seluruh lapang abdomen
Palpasi dalam : Hepar teraba dan Lien tidak teraba
5/20/2018 Tumor Metastasis
12/48
EKSTREMITASSUPERIOR
Dekstra
Akral hangat : +
Deformitas : -
Edema: -
Sianosis : -
Ptekie: -
Clubbing finger: -
CRT < 2 detik
INFERIOR
Dekstra
Akral hangat : +
Deformitas : -Edema: -
Sianosis : -
Ptekie: -
Clubbing finger: -
CRT < 2 detik
SUPERIOR
Sinistra
Akral hangat : +Deformitas : -
Edema: -
Sianosis : -
Ptekie: -
Clubbing finger: -
CRT < 2 detik
INFERIOR
Sinistra
Akral hangat : +
Deformitas : -
Edema: -
Sianosis : -
Ptekie: -
Clubbing finger: -
CRT < 2 detik
5/20/2018 Tumor Metastasis
13/48
Status Psikiatri
Tingkah laku : Baik, wajar
Perasaan hati : Euthym
Orientasi : Baik
Jalan fikiran : Koheren
Daya ingat : Baik
5/20/2018 Tumor Metastasis
14/48
Status Neurologis
Kesadaran : Kompos
mentis; E4M6V5 GCS = 15
Sikap tubuh : Terlentang
Cara berjalan : Pasien
membutuhkan bantuan
untuk berjalan
Gerakan abnormal : Tidak
ada
Kepala
Bentuk : Normosefal
Simetris : Simetris
Pulsasi : Teraba Nyeri tekan : Tidak ditemukan
Leher
Sikap : Normal
Gerakan : Bebas ke segalaarah
Vertebra : Normal
Nyeri tekan : Tidak ditemukan
5/20/2018 Tumor Metastasis
15/48
Tanda Rangsang Meningeal
Kaku kuduk : -
Laseque : >700/ >700
Kernig : >1350/ >1350
Brudzinski I : - / -
Brudzinski II : - / -
Nervus Kranialis
N. I (Olfaktorius) Daya penghidu : Normosmia /
Normosmia
N. II (Optikus) Penglihatan : Baik / Baik
Pengenalan warna : Baik / Baik
Lapang pandang : Baik / Baik (sesuai
pemeriksa)
Fundus : Tidak dilakukan
N. III (Okulomotorius), N. IV
(Troklearis), N. VI (Abdusen)
Ptosis : - / - Strabismus : - / -
Nistagmus : - / -
Exopthalmus : - / -
Enopthalmus : - / -
Gerakan bola mata
Lateral : + / +
Medial : + / +
Atas lateral : + / + Atas medial : + / +
Bawah lateral : + / +
Bawah medial : + / +
Atas : + / +
Bawah : + / +
Gaze : Baik
Pupil Ukuran pupil : 3mm / 3mm
Bentuk pupil : bulat / bulat
Isokor/anisokor : isokor
Posisi : di tengah
Reflek cahaya langsung: + / +
Reflek cahaya tidak langsung : + / +
Reflek akomodasi : + / +
5/20/2018 Tumor Metastasis
16/48
N. V (Trigeminus)
Menggigit : baik / baik
Membuka mulut : baik / baik
Sensibilitas atas : + / +
Sensibilitas tengah : + / + Sensibilitas bawah : + / +
Reflek masseter : Normal
Reflek zigomatikus : Normal
Reflek kornea : + / +
Reflek bersin : Tidak
dilakukan
N. VII (Fasialis)
Pasif Kerutan kulit dahi : Simetris
Kedipan mata : Simetris
Lipatan nasolabial : Simetris
Sudut mulut : Tajam /
Tumpul
Aktif Mengerutkan dahi : Simetris
Mengerutkan alis : Simetris
Menutup mata : Simetris
Meringis : Simetris
Menggembungkan pipi : Simetris
Gerakan bersiul : Simetris Pengecapan lidah 2/3 depan : Normal
Hiperlakrimasi : Tidak ada
Lidah kering : Tidak ada
5/20/2018 Tumor Metastasis
17/48
N. VIII (Vestibulokoklearis)
Suara gesekan jari tangan : - / +
Mendengar detik jam : - / + Tes Swabach : Sama seperti pemeriksa
Tes Rinne : - / -
Tes Weber : Tidak ada lateralisasi
N. IX (Glossofaringeus)
Arkus pharynx : Simetris
Posisi uvula : Di tengah (sentral)
Pengecapan lidah 1/3 belakang : Normal
Reflek muntah : Normal
N. X (Vagus)
Denyut nadi : Teraba, reguler
Arkus pharynx : Simetris
Bersuara : Jelas
Menelan : Baik
N. XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala : Baik
Sikap bahu : Simetris
Mengangkat bahu : + / +
N. XII (Hipoglosus)
Menjulurkan lidah : Normal di tengah, tidak
ada deviasi
Kekuatan lidah : + /+
Atrofi lidah : Tidak ditemukan
Artikulasi : Jelas
Tremor lidah : Tidak terdapat
tremor lidah
5/20/2018 Tumor Metastasis
18/48
Gerakan
Kekuatan otot
Tonus
Bentuk
Fungsi Motorik
Fungsi Sensorik
Eksteroseptif
Nyeri : Normal / Meningkat
Suhu : Normal / Baik
Taktil : Normal / Meningkat
Proprioseptif
Vibrasi : Baik / Baik
Posisi : Baik / Baik
Tekan dalam : Baik / Baik
5/20/2018 Tumor Metastasis
19/48
Reflek Fisiologis
Reflek Tendon
Reflek biceps : + / +
Reflek triceps : + / +
Reflek patella : + / +
Reflek Achilles : + / + Reflek periosteum : Normal
Reflek permukaan dinding perut: +
Reflek kremaster : Tidak
dilakukan
Reflek sphincter ani : Tidak
dilakukan
Reflek Patologis
Hoffman Trommer : - / -
Babinski : - / -
Chaddock : - /-
Oppenheim : - / -
Gordon : - / -
Schaeffer : - / -
Rosollimo : - / -
Mendel Bechterew : - / -
Klonus paha : - / -
Klonus kaki : - / -
5/20/2018 Tumor Metastasis
20/48
Koordinasi dan keseimbangan
Tes Romberg : tidak dapat dilakukan
Tes Tandem : tidak dapat dilakukan
Tes Fukuda :tidak dapat dilakukan
Disdiadokokinesis : normal
Rebound phenomenon : normal
Dismetria : normal
Tes telunjuk hidung : normal
Tes telunjuk telunjuk : normal Tes tumit lutut : normal
Sistem Saraf Otonom
Miksi ( Pasien memakai kateter )
Inkontinensia : Tidak ada
Retensi : Tidak ada
Anuria : Tidak ada
Defekasi
Inkontinensia : Tidak ada
Retensi : Tidak ada
Fungsi Luhur
Fungsi bahasa : Baik
Fungsi orientasi : Baik
Fungsi memori : Baik
Fungsi emosi : Baik
Fungsi kognisi : Baik
Pemeriksaan 29/4/14 Sat an Nilai R j kan
5/20/2018 Tumor Metastasis
21/48
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan 29/4/14 Satuan Nilai Rujukan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 15,7 g/dl 13-18
Hematokrit 48 % 40-52
Leukosit 9,97 ribu/ul 4800-10800
Trombosit
293
ribu/ul
150-450
Eritrosit 5,6 juta/ul 4.3-6,0
Indeks Eritrosit
MCV 85 /um 80.096.0
MCH 28 Pg 27.032.0
MCHC
33
gr/dl 32.0
36.0
Kimia Klinik
Ureum 39 Mg/dl 20-50
Kreatinin 1.1 Mg/dl 0,5-1,5
Kolesterol total 198 Mg/dl < 200
Trigliserida
88
Mg/dl < 160
HDL 44 Mg/dl > 35
LDL 97 Mg/dl < 100
Gula darah Sewaktu 102 Mg/dl
5/20/2018 Tumor Metastasis
22/48
Jenis
Pemeriksaan
Hasil Nilai Rujukan
Mikrobiologi
Pemeriksaan
BTA
Jenis Bahan Sputum
Tanggal diperiksa
29/04/2014
Hasil Negatif Negatif
Pemeriksaan Mikrobiologi tanggal 29 April 2014
5/20/2018 Tumor Metastasis
23/48
5/20/2018 Tumor Metastasis
24/48
5/20/2018 Tumor Metastasis
25/48
R
5/20/2018 Tumor Metastasis
26/48
Resume
Anamnesa
Pasien Tn. D, usia 45 tahun datang dengan penurunan kesadaran sejak1,5 jam SMRS Gatot Soebroto. Pada saat sadar pasien dapat mengingat
kejadian sebelum dan setelah mengalami penurunan kesadaran. sebelum
kesadarannya menurun, pasien mengalami sakit kepala yang hebat. sakit
kepala seperti berdenyut di daerah belakang kepala menjalar sampai
puncak kepala. Sakit kepala disertai mual dan muntah. Selain itu pasienmerasa pandangan sering berputar dan seperti ingin jatuh saat berdiri atau
berjalan terlalu lama. Sejak 4 bulan yang lalu pasien sering batuk kering
disertai sesak nafas yang hilang timbul. pasien mengalami penurunan
nafsu makan dan penurunan berat badan sekitar 7 kg. Riwayat merokok
selama 20 tahun.
Pemeriksaan fisik
Pada status internus :
Thorax : suara dasar vesikuler melemah disertai adanya ronkhi basah
halus di apeks sampai tengah paru kanan dan kiri.
5/20/2018 Tumor Metastasis
27/48
Pada status neurologis :
Kesadaran : GCS 15 (compos mentis),
Rangsang meningeal : Tidak ada kelainan
Refleks fisiologis dan Patologis : Tidak ada kelainanNervus Kranialis I-XII : Tidak ada kelainan
Fungsi Motorik : Tidak ada kelainan
Fungsi Sensorik : Tidak ada kelainan
Fungsi Luhur : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Sistem Koordinasi : adanya gangguan fungsi cerebellumseperti ataxia, dismetria, disdiadokinesia, tremor intensi, fenomena
rebound.
Hasil Pemeriksaan penunjang :
Hasil foto thorax PA menggambarkan adanya TB milier DD/ Metastasisparu kanan dan kiri.
Hasil CT Scan Thorax menggambarkan adanya tanda-tanda metastasis
paru kanan dan kiri disertai limfadenopati bilateral.
Hasil CT Scan kepala terkesan adanya gambaran tumor metastasis di
cerebellum kiri sebesar 31,2 cc dan penyempitan ventrikel IV.
5/20/2018 Tumor Metastasis
28/48
Diagnosa Kerja
Diagnosis klinis : Riwayat penurunan
kesadaran, nyeri kepala kronik, ataxia, dismetria,
disdiadokokinesia, tremor intensi.
Diagnosis topis : hemisfer cerebellum sinistra
Diagnosis etiologis : Tumor Otak Metastasis
5/20/2018 Tumor Metastasis
29/48
PEMERIKSAAN LANJUTAN
Konsultasi dokter bedah saraf untuk penanganan
tumor otak metastasis
Konsultasi dokter penyakit dalam sub divisi onkologi
untuk metastasis paru
Bronkoskopi
USG Abdomen
5/20/2018 Tumor Metastasis
30/48
Penatalaksanaan
Nonmedikamentosa Medikamentosa
Edukasi keluarga pasien tentang
penyakit yang diderita pasien
Tirah baring
Evaluasi keadaan umum,
kesadaran dan tanda vital per 24
jam
Diet lunak 1700 kkal
IVFD RL 500 cc/8 jam
Paracetamol 3x500 mg (P.O)
Metyl prednisolon 2x8 mg (P.O)
Mecobalamin 3x500 mg (P.O)
Neurobion 1x5000 mg (P.O)
Ondansentron 3x8 mg (P.O)
Ranitidin 2x150 mg (P.O)
5/20/2018 Tumor Metastasis
31/48
Prognosis
Qua ad vitam : dubia ad malam
Qua ad fuctionam : dubia ad malam
Qua ad sanationam : dubia ad malam
Qua ad cosmeticum : ad bonam
5/20/2018 Tumor Metastasis
32/48
BAB II
ANALISISKASUS
5/20/2018 Tumor Metastasis
33/48
Anamnesa
Penurunan
kesadaran
penurunan kesadaran sejak
1,5 jam SMRS
Penurunan
kesadaran
GPDO
Hematoma ec Trauma
kapitis
Penyakit pembuluh
darah
Tumor intrakranial
Infeksi susunan saraf
pusat
SOL
5/20/2018 Tumor Metastasis
34/48
Nyeri kepala dirasakan berdenyut sejak 3 bulan yang lalu.
Nyeri kepala terjadi akibat ada rangsangan pada struktur peka
nyeri yang ada di kepala dengan berbagai penyebab. Ada 3 pembagian
besar dari struktur peka nyeri di kepala (HCPNA, 2000) :
1. Struktur Intrakranial : Sinus kranialis dan vena aferen , Arteri dari
duramater (arteri meningea media), Arteri di basis kranii yang membentuk
sirkulus willisii dan cabang-cabang besarnya, Sebagian dari duramater
yang berdekatan dengan pembuluh darah besar terutama yang terletak di
basis fossa kranii anterior dan posterior serta meningen.
2. Struktur Ekstrakranial : SCALP (Skin, Cutaneous, Aponeurosis, Looseconnective tissue, Pericranium), tendon, serta fascia daerah kepala dan
leher, Mukosa sinus paranasalis dan cavum nasi, Gigi geligi, Telinga luar
dan tengah, Tulang tengkorak terutama daerah supraorbita, temporal dan
oksipital bawah, rongga orbita beserta isinya, Arteri ekstrakranial.
3. Saraf : Nervus Trigeminus (N.V), nervus fasialis (N.VII), nervus
Glossofaringeus (N.IX), dan nervus Vagus (N.X), Saraf spinal servikalis 1,2, 3.
5/20/2018 Tumor Metastasis
35/48
Muntah tanpa disertai muntah
Muntah yang dialami pasien dapat disebabkan karena
perangsangan langung pusat muntah di medula oblongata. Perangsangan
langsung ini dapat terjadi akibat adanya herniasi sekunder, perdarahan
ataupun adanya tumor pada fossa posterior.
Batuk disertai sesak nafas dirasakan 4 bulan
Batuk kronik yang dialami pasien dan disertai sesak nafas
menandakan kronisitas dari penyakit pasien. Kemungkinan penyakit yang
bisa menyebabkan batuk kronik seperti TB paru, PPOK atau mungkin
keganasan pada paru. Dari anamnesa didapatkan keterangan batuk
sudah diobati bahkan sempat mendapatkan pengobatan untuk TB paru
hanya saja tidak membaik dan dalam perjalanan penyakit pasien
didapatkan adanya sesak nafas. Sesak nafas dapat berasal dari kelainan
paru dan jantung. Untuk kelainan jantung dapat disingkirkan karena dari
anamnesa tidak didapatkan nyeri dada sebelah kiri, sesak yangdipengaruhi aktivitas, dan dada berdebar-debar.
5/20/2018 Tumor Metastasis
36/48
Penurunan nafsu makan disertai penurunan berat badan.
Penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan
mengarahkan ke berbagai penyakit kronik akibat adanya mediator
inflamasi TNF alfa dan PIF yang menyebabkan proteolisis dan lipolisis
pada jaringan adiposa. Sehingga menimbukan gejala anoreksia dankaheksia. Gejala ini khas pada penyakit keganasan.
Pasien merokok kurang lebih 20 tahun dengan 1 bungkus sehari.Hal ini dapat dijadikan faktor predisposisi pada penyakit pasien
karena zat-zat yang terkandung di dalam rokok merupakan zat-zat yang
karsinogenik yang dapat menyebabkan hiperplasia sel basal dan
berkembang menjadi displasia skuamosa dan jika terpajan terus
menerus sel-sel tersebut akan berubah menjadi karsinoma yang invasif.
5/20/2018 Tumor Metastasis
37/48
Pemeriksaan (Objektif)
Pemeriksaan Fisik
Pada status internus :
Thorax : suara dasar vesikuler melemah disertai adanya ronkhi basah
halus di apeks sampai tengah paru kanan dan kiri.
Pada hasil pemeriksaan ini menandakan ada kelainan di paru. Kelainan
suara nafas seperti ini dapat dijumpai pada penyakit parenkim paru
seperti pneumonia dan keganasan pada paru.
5/20/2018 Tumor Metastasis
38/48
Pada status neurologis :
Pemeriksaan Sistem Koordinasi : ataxia, dismetria, disdiadokinesia,
tremor intensi.
Pada pemeriksaan koordinasi dapat dibedakan apakah gangguan
ada pada sistem propiosepsi atau pada cerebellum.
Sebagai contoh ataxia dapat terjadi pada gangguan propiosepsi
(sensory ataxia) ataupun pada gangguan cerebellum (Cerebellar ataxia).
Hal ini dapat dilihat dengan beberapa pemeriksaan seperti tes rombergataupun tandem walking. Pada gangguan propiosepsi, pada saat
membuka mata pasien dapat berdiri dengan tegak sementara pada saat
mata tertutup pasien akan terjatuh. Pada gangguan cerebellum pada saat
membuka matapun pasien akan sulit mempertahankan posisi tegak dan
terjatuh.
5/20/2018 Tumor Metastasis
39/48
Selanjutnya pada tes finger to nose, finger to finger dapat dilihat
juga adanya intensi tremor. Dimana tremor semakin jelas saat pasien
mendekat untuk meraih suatu objek. Dan tes ini juga dapat membedakan
antara cerebellar ataxia dengan sensory ataxia. Pada sensory ataxiapasien dapat melakukan tes ini dengan baik. Tapi pada cerebellar ataxia
pasien akan kesulitan baik saat membuka maupun menutup mata. Pada
pasien ini terlihat kesulitan melakukan tes ini saat membuka dan menutup
mata dan intensi tremor terlihat jelas.
Gejala tumor otak yang spesifik :
5/20/2018 Tumor Metastasis
40/48
Gejala tumor otak yang spesifik :
Lobus temporal : depersonalisasi, perubahan emosi, gangguan
tingkah laku, disfasia, kejang , hemianopsia/quadrianopsia inferior
homonym kontralateral. Lobus frontal : anosmia, dysphasia (Brocca), hemiparesis
kontralateral
Lobus parietal : hemisensoris loss, gangguan diskrimani 2 titik.
Lobus oksipital : gangguan lapangan pandang kontalateral.
Cerebellopontine angle : acoustic neuroma, tinitus, tuli
ipsilateral, nystagmus, menurunnya refleks kornea, dan tandacerebelar ipsilateral.
Pada fossa posterior/Cerebellum : Tanda-tanda TIK
meningkat, nyeri kepala, muntah, dan pepiledema. Ataxia dan
gejala cerebellum akan mengikuti kemudian.
Corpus callosum : deteorisasi intelektual, kehilangan
kemampuan komunikasi.
Midbrain: pupil anisokor, gangguan pada saraf kranial.
Pada pasien didapatkan adanya ganggan keseimb angan dan
koordinasi , diduga lesi berada di fossa poster ior /atau
cerbel lum.
5/20/2018 Tumor Metastasis
41/48
Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan sputum BTA (-)
Hasil ini menandakan penyakit paru yang diderita pasien bukan TBParu. Karena pemeriksaan BTA merupakan salah satu gold standar
untuk diagnosa TB Paru.
Pemeriksaan Foto Thorax PA
Dari hasil pemeriksaan foto thorax PA didapatkan hasil adanya
infiltrat pada kedua lobus paru disertai limfadenopati. Hasil ini
menandakan adanya kemungkinan keganasan pada paru karena
pembesaran kelenjar limfe bisa disebabkan karena metastasis dari
sel-sel kanker.
Hasil ini juga sekaligus menyingkirkan kemungkinan penyakit PPOK
pada pasien karena pada PPOK terlihat gambaran thoraxemfisematous.
CT Scan Thorax
5/20/2018 Tumor Metastasis
42/48
CT Scan Thorax
Nodul multiple di seluruh segmen kedua paru sugestif metastasis
disertai limfadenopati paratrakeal dan perihiler bilateral
CT Scan KepalaNeoplasma disertai komponen hemoragik disertai perifokal edema
lokasi cerebellum kiri +/- 31,2 cc tampak mendesak/menyempitkan
ventrikel IV ec sugestif lesi metastasis. Tak tampak tanda infark
parenkim otak.
Dari hasil pemeriksaan CT Scan kepala dan Thorax dapat disimpulkan
pasien menderita suatu penyakit keganasan. Dari gejala serta tanda yang
ditemukan mengarahkan bahwa fokus primer keganasan berada di paru yang
kemudian menyebar ke otak. Penyebaran sel kanker dapat melewati sistem
peredaran darah ataupun sistem limfatik. Dari beberapa sumber mengatakan
bahwa sebagian besar pola penyebaran atau metastasis pada pasien yangmenderita keganasan paru ataupun payudara adalah ke otak.
5/20/2018 Tumor Metastasis
43/48
Diagnosa (Assesment)
Sehingga berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik baik internus
maupun neurologis dan didukung oleh pemeriksaan menggunakan
alat bantu yaitu dengan CT-Scan maka diagnosis etiologi pada pasien
ini adalah Tumor otak metastasis.
Program (Planing)
Program pemeriksaan bronkoskopi
Bronkoskopi adalah tindakan yang dilakukan untuk melihat
keadaan intra bronkus dengan menggunakan alat bronkoskop.
Prusedur ini juga dapat menilai ada tidaknya pembesaran kelenjargetah bening, yaitu dengan menilai karina yang terlihat tumpul akibat
pembesaran kelenjar getah bening subkarina atau intra bronkus.
5/20/2018 Tumor Metastasis
44/48
Gambaran bronkoskopi pada tumor atau pembesaran kelenjar getah
bening atau metastasis dapat dijumpai tiga perubahan utama :
Distorsi anatomi oleh karena adanya tekanan eksternal pada trakeo
bronkial, biasanya disebabkan oleh limfadenopati sekunder berupapelebaran sudut karina, pembengkakan pada dinding trakea/bronkus
utama.
Keterlibatan dari dinding bronkial dengan distorsi lokal atau ulserasi dari
mukosa pada sebagian atau seluruh lumina.
Pertumbuhan intraluminer mungkin merupakan awal dari intralumen itu
sendiri, dijumpai pelebaran atau ruptur dari kelenjar limfe sekunder
melalui dinding bronkial. Pertumbuhan intralumen bisa menutup lumen
secara total atau parsial.
Dengan menggunakan bro nko sko p dapat di lakuk an berbagai teknik
pengamb i lan spesimen untuk di lakukan pemeriksaan si to logi
ataupun histopatologi yang sangat pent ing untuk membantu
menegakkan diagnos is.
5/20/2018 Tumor Metastasis
45/48
Terapi Medikamentosa
Obat-obatan yang diberikan pada pasien ini hanya bersifat suportif.
Paracetamol 3x500 mg (P.O)
Paracetamol adalah obat yang mempunyai efek mengurangi nyeri(Analgesik) dan menurunkan demam (Antipiretik). Paracetamol
mengurangi dengan cara mengahambat rangsang nyeri perifer.
Paracetamol juga masuk dalam golongan non opioid analgetik. Obat ini
sangat baik untuk mengatasi nyeri pada kanker dengan intensitas ringan
sampai sedang.
Metyl prednisolon 2x8 mg (P.O)
Metilprednisolone merupakan golongan kortikosteroid. Pemberian obat ini
bertujuan untuk mengurangi TIK pada pasien karena ditemukannya
edema cerebri pada pasien dengan cara menekan reaksi inflamasi pada
daerah fokus infeksi. Tetapi apabila gejala peningkatan TIK pada pasientelah berkurang, obat ini harus segera diturunkan (tapering off) untuk
mengurangi edema perifokal akibat lesi tumor.
5/20/2018 Tumor Metastasis
46/48
Mecobalamin 3x500 mg (P.O)
Obat golongan neuro protektor mecobalamin Mecobalamin adalah
koenzim yang mengandung vitamin B12 yang ikut berpartisipasi dalam reaksi
transmetilasi. Mecobalamin adalah homolog vitamin B12 yang paling aktif di
dalam tubuh. Mecobalamin bekeria dengan memperbaiki jaringan saraf yang
rusak. Mecobalamin juga terlibat dalam maturasi eritroblast, mempercepat
pembelahan eritroblast dan sintesis heme sehingga dapat memperbaiki status
darah pada anemia megaloblastik. Uji klinis tersamar ganda menunjukkan
bahwa Mecobalamin tidak hanya efektif untuk anemia megaloblastik, namun
juga untuk neuropati perifer. Dosis 3 x 500 ug
Neurobion 1x5000 (P.O)
Neurobion 5000 memiliki komposisi Vit B1,B6,B12. Vitamin B1
berperan sebagai koenzim pada dekarboksilasi asam keto dan
berperan dalam metabolisme karbohidrat. Vitamin B6 didalam tubuhberubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat yang dapat
membantu dalam metabolisme protein dan asam amino. Vitamin B12
berperan dalam sintesa asam nukleat dan berpengaruh pada
pematangan sel dan memelihara integritas jaringan saraf. Diberikan 1
x 1 tab / hari
5/20/2018 Tumor Metastasis
47/48
Ondansentron 3x8 mg (P.O)
Ondansentron termasuk kelompok obat antagonis serotonin 5 HT3
yang bekerja dengan menghambat secara selektif serotonin 5hydroxytriptamine berikatan pada reseptornya yang ada di
chemoreseptor trigger zone medula oblongata.
Ranitidin merupakan obat H2 reseptor blocker.
Bekerja dalam mencegah pembentukan asam lambung yangberlebih. Pada pasien diberikan dikarenakan pasien memiliki masalah
dengan menelan dan mencegah terjadinya tukak lambung akibat
lambung yang kosong dan juga dikarenakan pasien mendapatkan terapi
asam mefenamat untuk mengatasi nyeri kepala pasien. Diharapkan obat
ini dapat mencegah efek samping dari asam mefenamat. Dosis 150 mg /tab diberikan 2 x 1 tab.
5/20/2018 Tumor Metastasis
48/48
TerimaKasih