Transcript
Page 1: Terapi Hiperbarik Oksigen dan Sejarah

Terapi Hiperbarik Oksigen

Secara umum, Hyperbaric oxygen therapy adalah suatu cara pengobatan dimana

pasien menghirup oksigen murni (100%). Pada tekanan udara lebih besar dari pada tekanan

udara atmosfier normal (1 atm). (Ehli, 2008)

Selain definisi di atas, ada juga beberapa definisi menurut sumber lain yaitu :

Menurut medscape, HBOT adalah bernapas dengan 100% oxygen dibawah pengaruh

tekanan atmosfer yang ditingkatkan. (Latham, 2014)

Menurut Undersea and Hyperbaric Medical Society (UHMS), HBOT adalah pasien

bernapas dengan 100% oksigen secara intermitten (tidak terus menerus/ sebentar-sebentar) di

mana tekanan ruang dari treatment chamber ditingkatkan lebih dari 1 atmosphere absolute

(atm abs). Informasi yang terbaru mengindikasikan bahwa tekanan harus setidaknya 1,4 atm

abs. Hal ini dapat terjadi pada single person chamber (monoplace) atau multiple chamber

(yang dapat di tempati 2 atau lebih orang). Bernapas dengan 100% oksigen pada 1 atm abs

atau mengekspos bagian tubuh yang terisolasi pada 100% oksigen bukan merupakan terapi

HBO2 . (Gill & Bell, 2004)

Menurut wikipedia, HBOT adalah penggudaan medis oksigen pada level yang lebih

tinggi dari tekanan atmosfer. Dimana alat yang dibutuhkan adalah pressure chamber, dengan

konsruksi yang kaku atau fleksibel yang dapat mengantarkan 100% oksigen dan kegiatan ini

harus dilakukan oleh personel yang terlatih.

2.2.2 SEJARAH HYPERBARIC OXYGEN THERAPY

Hyperbaric oxygen therapy memiliki sejarah yang panjang di dunia maupun di indonesia. Hal

ini akan dijelaskan secara satu persatu.

2.2.2.1 SEJARAH HYPERBARIC OXYGEN THERAPY DI DUNIA

Dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

A.HYPERBARIC THERAPY DAN DIVING MEDICINE

Page 2: Terapi Hiperbarik Oksigen dan Sejarah

Sebenarnya, sumber dan perkembangan dari hyperbaric therapy sangat berhubungan

dengan sejarah dari diving medicine. Meskipun teknologi hyperbaric baru di kembangkan

pada saat ini, sebenarnya penggunaan gas yang terkompresi sudah bersumber dari zaman

dahulu. Hal ini terlihat dari sejarah penyelaman yang berhubungan dengan hyperbaric

therapy. (Jain, 2009)

Asal dari penyelaman tidak diketahui, tapi mungkin bermula dari 4500 B.C dimana

penyelamannya menggunakan teknik tahan napas dengan kedalaman kurang dari 30 meter.

Pada tahun 320 BC, Alexander the Great, menggunakan alat menyelam pertama kali dengan

memasukkan manusia ke dalam sebuah tong. Tahun 1620, Cornelius Drebbel membuat

diving bell pertama. Dan pada tahun 1691 Edmund Halley, mempercanggih diving bell

dengan mengganti suplai udara menggunakan weighted barrel. Kemudian 2 abad setelahnya

ditemukan compressed-air diving helmet and suit. Meskipun lama durasi di dalam air dapat

diperlama, para penyelam mengalami masalah baru yang dikenal dalam dunia medis sebagai

diving decompression sickness. (Jain, 2009)

Kemudian tidak sampai pertengahan abad ke 19, keefektifan menggunakan hyperbaric

recompression untuk mengobati ecompression sickness telah ditemukan. pada saat itu terapi

rekompresinya agak berbeda dengan saat ini yaitu menggunakan recompression air (udara

yang direkompresi ). (Jain, 2009)

Secara lebih lengkap dan ringkas dijelaskan dalam tabel : (Jain, 2009)

Beberapa tanda penting dalam sejarah diving medicine yang berhubungan dengan hyperbaric

medicine

4500 BC Catatan paling awal penyelaman tahan napas untuk mother of pearl

400 BC Xerxes menggunakan penyelam untuk bekerja di kapal dan untuk

menyelamatkan barang-barang yang tenggelam

320 BC Diving bell pertama yang digunakan oleh Alexander the Great

300 BC Aristotle menjelaskan tentang rupturnya membran timpani penyelam

1670 Boyle menjelaskan untuk pertama kali tentang fenomena dekompresi

sebagai “bubble in the eye of a snake in vacuum”

1620 Cornelius Drebbel membuat diving bell 1 atmosfer

Page 3: Terapi Hiperbarik Oksigen dan Sejarah

1691 Edmund Halley meningkatkan teknologi bell dengan menemukan

cara mengganti suplai udara di diving bell

1774 Freminet, mencapai kedalaman 50 ft (2,5 ATA) dan tinggal selama 1

jam menngunakan helm dengan pompa udara terkompresi dari

permukaan

1830 Cochrane mematenkan konsep dan teknik menggunakan udara

kompresi dalam saluran dan caisson untuk menyeimbangkan

tekanan.

1841 Pol an Watelle mengamati bahwa rekomprsi menghilangkan gejala

decompression sickness

1869 Novel ”Twenty Thousand Leagues under the Sea” karya Jules

Verne, mengandung deskripsi tentang peralatan selam dengan

penyimpan udara

1871 Paul bert memperlihatkan gelembung nitrogen pada jaringan selama

dekompresi

1920 Menggunakan heliox; kedalaman menyelam meningkat sampai 200

m

1935 Behnke memperlihatkan nitrogen menyebabkan narkosis pada

kompresi udara diatas 4 ATA

1943 Konstruksi aqua lung oleh cousteau ; dapat menyelam pada 200 bar

1967 Pembentukan Undersea Medical Society, USA

B. PERKEMBANGAN HYPERBARIC AIR THERAPY

Page 4: Terapi Hiperbarik Oksigen dan Sejarah

Diawali pada tahun 1662, Henshaw menggunakan udara kompresi untuk keperluan

medis, dengan mendirikan chamber yang disebut “domicilium”, di mana menurutnya

domicilium ini dapat membantu pencernaan, mengadakan respirasi yang tidak disadari,

memfasilitasi bernapas dan pengeluaran dahak, dan mencegah banyak penyakit paru. (Jain,

2009)

Tahun 1834, Junod membangun hyperbaric chamber untuk mengobati penyakit paru

menggunakan tekanan 2-4 ATA. Tahun 1937, Pravaz membangun hyperbaric chamber yang

terbesar pada saat itu. tahun 1860 hyperbaric chamber yang pertama dibuat di oshawa,

Canada di amerika utara.Tahun 1877, Fontaine membuat mobile hyperbaric operating theater

untuk pertama kali. (Jain, 2009)

Tahun 1920, Cuninningham menggunakan chambernya untuk mengobati korban

epidemik spanish influenza di amerika serikat selama akhir perang dunia pertama, di mana

Cunningham mengklaim bahwa ia mendapatkan perbaikan yang besar pada pasien yang

sianosis dan koma. Tahun 1923, kebakaran hyperbaric chamber yang terjadi pada sanatorium

cunningham. Setelah kebakaran itu, semangat Cunningham masih berlanjut dengan mulai

mengobati penyakit syphilis, hipertensi,diabetes melitus dan kanker dengan berdasarkan pada

alasan bahwa infeksi anaerob lah yang mendasari semua penyakit tersebut. (Jain, 2009)

Tahun 1928, Cunningham membangun chamber terbesar yang pernah ada. Ketika

publisitas mengenai pengobatannya berkembang, Cunningham diminta oleh Bureau of

Investigation of American Medical Association (AMA) untuk mendokumentasikan klaimnya

atas keefektifan terapi hyperbaric. Tapi Cunningham tidak berusaha untuk menjelaskan atau

mendiskusikan tekniknya di literatur medis, sehingga tahun 1937, Cunningham chamber

dibongkar. Hal ini membawa masa vakum sementara untuk hyperbaric air therapy.

Secara lebih lengkap dan ringkas dijelaskan dalam tabel : (Jain, 2009)

Tanda-tanda penting dalam sejarah hyperbaric (compressed) air therapy

1662 Henshaw menggunakan udara kompresi untuk mengobati bermacam-

macam penyakit

1834 Junod membangun hyperbaric chamber dan menggunakan tekanan 2-4

ATA untuk mengobati penyakit paru

1837 Pravaz membangun hyperbaric chamber yang terbesar pada saat itu

Page 5: Terapi Hiperbarik Oksigen dan Sejarah

1837-1877 Pembangunan pneumatic center di berbagai kota di eropa, contohnya

Berlin, Amsterdam, Brussels, London, Vienna, Milan.

1860 Hyperbaric chamber pertama di kontinen amerika utara yaitu di oshawa,

Canada

1870 Fontaine menggunakan mobile hyperbaric operating theater untuk

pertama kali

1891 Corning menggunakan hyperbaric chamber yang pertama di Amerika

Serikat untuk mengobati kelainan saraf.

1921 Cunningham menggunakan udara hyperbaric untuk mengobati berbagai

penyakit

1925 Tank Cunningham adalah hyperbaric chamber satu-satunya yang

berfungsi di dunia

1928 Cunningham membangun hyperbaric chamber terbesar di dunia;

American Medical Association condemns Cunningham’s hyperbaric

therapy.

1937 Chamber Cunningham dibongkar

C. PERKEMBANGAN HYPERBARIC OXYGEN THERAPY

Diawali dengan ditemukannya oksigen oleh Joseph Priestley pada tahun 1775 yang ia

sebut sebagai “dephlogisticated air”. Meskipun oksigen telah digunakan tahun 1662, oksigen

tidak secara spesial dimasukkan pada hyperbaric chamber terdahulu. Pada tahun 1789,

Lavoisier dan Seguin melaporkan efek toksik pada oksigen yang terkonsentrasi dan hal ini

merupakan alasan yang cukup untuk keragu-raguan menggunakan oksigen dibawah tekanan.

Tahun 1796, Beddoes dan Watt menulis buku pertama tentang terapi oksigen. Tahun 1917,

Dräger menyadari potensial keuntungan menggunakan oksigen dibawah tekanan untuk

pengobatan decompression sickness. Dan terakhir pada permulaan tahun 1937, Behnke dan

Page 6: Terapi Hiperbarik Oksigen dan Sejarah

Shaw benar-benar menggunakan oksigen hyperbaric untuk mengobati decompression

sickness. Dengan ini zaman Hyperbaric Oxygen (HBO) telah dimulai. (Jain, 2009)

Secara lebih lengkap dan ringkas dijelaskan dalam tabel : (Jain, 2009)

Tanda-tanda penting dalam perkembangan Hyperbaric Oxygen (HBO) Therapy

1775 Penemuan oksigen oleh Priestley

1789 Efek toksik oksigen dilaporkan oleh Lavoisier dan Seguin

1796 Beddoes dan Watt menulis buku pertama tentang aplikasi medis oksigen

1878 Bert menenmpatkan toksisitas oksigen dalam dasar ilmiah;

merekomendasikan oksigen normobaric dan bukan ghyperbaric untuk

decompression sickness

1895 Haldane memperlihatkan tikus yang dimasukan ke dalam botol yang di

berikan oksigen pada tekanan 2 ATA, tidak memperlihatkan tanda

keracunan karbon monoksida.

1937 Behnke dsan shaw pertama kali menggunakan HBO untuk pengobatan

decompression sickness

1938 Ozorio de Almeida dan Costa (brazil) menggunakan HBO untuk

mengobati lepra.

1942 End dan Long menggunakan HBO untuk mengobati keracunan karbon

monoksida pada hewan eksperimental

1954 Churchill-Davidson menggunakan HBO untuk meningkatkan

radiosensitivity tumor

1956 Boerema mengadakan operasi jantung di dalam hyperbaric chamber

1960 Boerema memperlihatkan bahwa hidup babi dapat dipertahan pada

kondisi tidak mempunyai darah dengan menggunakan HBO

1960 Sharp dan Smith menjadi orang pertama yang mengobati keracunan

karbon monoksida pada manusia menggunakan HBO

Page 7: Terapi Hiperbarik Oksigen dan Sejarah

1961 Boerema dan Brummelkamp menggunakan oksigen hyperbaric untuk

mengobati gangrene gas ; Smith et al.(UK) memperlihatkan efek

protektif HBO pada iskemi cerebral.

1962 Illingworth memperlihatkan keefektifan HBO pada oklusi arterial

ekstremitas

1963 Internasional Congress on Hyperbaric Medicine pertama kali diadakan di

Amsterdam

1965 Perrins memperlihatkan keefektifan HBO pada osteomyelitis

1966 Saltzman et al (USA) memperlihatkan keefektifan HBO pada pasien

stroke

1970 Boschetty dan Cernoch menggunakan HBO untuk multiple sclerosis

1971 Lamm menggunakan HBO untuk mengobati sudden deafness (tuli tiba-

tiba)

1973 Thurston memperlihatkan HBO menurunkan mortalitas pada infark

myokard

1970an Ekspansi fasilitas hyperbaric secara besar-besaran di Jepang dan USSR

(Union of Soviet Socialist Republics)

1980an Perkembangan hyperbaric medicine di Cina

1983 Pembentukan American College of Hyperbaric Medicine

1986 Undersea Medical Society menambahkan kata Hyperbaric pada namanya

dan disebut UHMS.

1987 Jain mendemonstrasikan peringanan spastisitas pada hemiplegia yang

disebabkan stroke dengan menggunakan oksigenasi hyperbaric

1988 Permbentukan International Society of Hyperbaric Medicine

2001 UHMS menetapkan program akreditas untuk fasilitas hyperbaric klinis di

Amerika serikat

Page 8: Terapi Hiperbarik Oksigen dan Sejarah

SEJARAH HYPERBARIC OXYGEN THERAPY DI INDONES IA

Terapi hiperbarik mungkin baru segelintir orang yang mengenalnya. Terapi hiperbarik

ini pertama kali masuk ke Indonesia mulai tahun 1960. Pertama kali dipakai di PT PAL

Surabaya (Hingga saat ini fasilitas tersebut masih merupakan yang paling besar di Indonesia),

kemudian angkatan laut (AL) mengembangkan di lembaga kesehatan AL, kemudian berlanjut

ke R.S. Mintoharjo Jakarta. Memang kurang terekspos, karena orang-orang selama ini masih

berpikir bahwa terapi hiperbarik hanya untuk penyelaman.

Sekarang terapi ini sudah mulai berkembang. Fasilitas chamber hiperbarik tidak

hanya berada di surabaya tetapi sudah banyak tersebar di beberapa rumah sakit di Indonesia.

Diantaranya adalah RSAL Dr Mintohardjo Jakarta, RSAL Halong Ambarawa, RSAL

Midiato, RSP Balikpapan, RSP Cilacap, RSU Makasar, RSU Manado, RSU Sangla

Denpasar, dan Diskes Koarmabar. (Supondha, 2010)


Recommended