Transcript
Page 1: Stasiun Kereta Stadelhofen · 2018-08-27 · pembentuk. Jadi arsitektur Nusantara dilihat sebagai karakter arsitektur pernaungan, sehingga atap menjadi unsur utama, pertama dan primer,

MINGGU, 13 MEI 2018

Saat ini dunia pendidikanarsitektur di Indonesiatengah di ramaikan dengan

hadirnya sosok warna arsitektur,yakni nusantara. Kehadirannyatelah mendapat sambutan yangberagam, ada yang menganggapsebuah hal biasa, ada yang melihatsebagai kemunduran, ada jugasebagai pencerahan arsitektur yangmenjadi masa depan arsitekturIndonesia. Tanpa mengetahui lebihmendalam apa itu danbagaimanakah arsitekturNusantara niscaya kita akan kesuli-tan melihatnya. Guna mengenallebih dekat maka kita lihat dahulubeberapa hal tentang arsitekturNusantara melalui apa itu arsitekturNusantara dan cara pandangnya

1. Indonesia oleh UNESCOtelah diakui dan ditetapkan sebagainegara dengan peninggalanbudaya paling banyak, kita kayaragam budaya 570-an rumah adattersebar di 17.000-an pulau dengan570 rumah adat, berarti kita kayaakan produk budaya.

2. Kita hidup di antara ring of firedimana sesar gempa bumi aktif ber-ada di kepulauan Indonesia sehing-ga banyak pembelajaran tentangarsitektur nusantara yang relefanuntuk masa kini

3. Kita hidup di negara beriklimdua musim, negara kita hanya adamusim hujan dan musim kemarau.Kalau kita melihat karakter tersebutbukanlah kita ini mensyaratkanmenghuni bebas kena panas dan

hujan, dengan kata lain kita ini hidupini hidup bernaung, berarti atapmenjadi syarat minimal jika kitaberarsitektur.

Hal ikhwal tentang ArsitekturNusantara

1. Arsitektur Nusantara, arsitek-tur Indonesia, arsitektur anakbangsa, tujuannya adalah lebihmengenalkan akan arsitektur diBumi Pertiwi sendiri bahkan kemancanegara

2. Karena lama kurang dibahassehingga arsitektur nusantara men-jadi terkesan sangat kuno dan ket-inggalan jaman, namun menyimpanbanyak keunikan.

3. Objek pembelajaran arsitek-tur nusantara dicapai melalui kasus-kasus rumah adat yang tersebar diIndonesia, sedang tujuan utamaadalah bagaimana menyajikankarya anak bangsa tersebut dalambentuk mengkini/ modern.

Kita tidak bisa mengungkaparsitektur anak bangsa yang mo-dern tanpa belajar dari rumah-rumah adat yang ada di Indonesiasebagai obyek kajian yang bisadimodernkan. Pernyataan PakGalih (Alm) :, ”Kita memiliki laborato-rium paling lengkap di dunia, tinggalbagaimana kita mempelajari’’

Ada baiknya untuk melihatsecara dekat perlu pembahasanapa itu arsitektur Nusantara.Globalisasi adalah kesempatanuntuk mengglobalkan arsitekturNusantara, untuk menjadikanarsitektur Nusantara sebagai sum-bangan internasional dibidangarsitektur (Prijotomo. 2004: 7).Arsitektur Nusantara dibangun

sebagai sebuah pengetahuan yangdilandaskan dan dipangkalkan darifilsafat, ilmu dan pengetahuanarsitektur. Mengenali dan belajararsitektur Nusantara berarti mema-hami karakter kesetempatan, ter-masuk di dalamnya iklim dwi musimdan kegempaan sebagai karakterpembentuk. Jadi arsitekturNusantara dilihat sebagai karakterarsitektur pernaungan, sehinggaatap menjadi unsur utama, pertamadan primer, dinding tidak lagi primertetapi sekunder. ArsitekturNusantara bukanlah arsitektur tradi-sional, walaupun keduanya menun-juk pada sosok arsitektur yangsama yakni arsitektur yang ditum-buhkembangkan oleh demikianbanyak anak bangsa atau sukubangsa di Indonesia. Serangkaianikwal berikut ini dicoba untukdimunculkan sebagai penegas danpemastian atas kebedaan arsitekturNusantara dari arsitektur tradisional.Arsitektur Nusantara dibangunsebagai sebuah pengetahuan yangdilandaskan dan dipangkalkan darifilsafat ilmu, ilmu dan pengetahuanarsitektur (Prijotomo. 2004: 9).

Mengapa selama ini arsitekturnusantara begitu tenggelam ?Sebuah tulisan menarik, ternyatasalah satu penyebab kerusakanarsitektur nusantara adalahsehubungan dengan lamanya pen-jajahan. Semula setiap pemba-ngunan di Indonesia awalnyadidasarkan atas prasarat kede-waan, seperti pada keraton, konsepini diwujudkan dan merupakan halyang pantas ditiru dan di perbaharuikonsep sudah lama nyaris hilang

oleh penjajahan Belanda atasarsitektur Indonesia. Penjajahan inimengakibatkan kekosongan dalaminterpretasi simbolik dan kosmisdalam bidang arsitektur dengan ke-rugian yang sampai saat ini belumdapat diperbaiki (Frick. 1997: 63)

Di dalam pendidikan arsitekturnampak lekat dengan pengaruhBarat khususnya dalam prosesdesainnya, yang bermula daripenelusuran, pencarian konsep-konsep, pembuatan diagram, studibentuk yang akhirnya bermuarapada perwujudan bentuk. Lain hal-nya dengan kebiasaan kita (Timur)dalam mendesain adalah melaluiproses-proses, mencoba, memper-baiki, meralat (Frick Heinz. 1997:54), inilah yang sebenarnya perlu dicapai karena sebenarnya kitaberasal dari arsitektur tanpa tulis,sehingga sketsa arsitektur sebagaiprogram inilah yang perlu dikem-bangkan.

Pendidikan arsitektur pertamakali ada di ITB tahun 1950 disusunatas dasar kurikulum yang berasaldari Belanda sehingga kurang sesuaidengan kondisi Indonesia. Kurikulumberorientasi pada Barat, dikombinasidengan para dosen hasil didikanBarat (Frick: 1997: 3) kadang cukupmenghambat perkembanganarsitektur bercirikan Nusantara.

Guna melihat dari dekat tentangkarakter arsitektur Nusantara, makaperlu diurai atas beberapa aspekdasar arsitektur nusantara (di-sarikan dan dikembangkan dariberbagai tulisan Prijotomo):

1. Geografis, melibatkan lautandan daratan.

Kita hidup di negara kepulauanNusanara dengan 17.000-an pulaudan 70% lautan dan 30% daratan,tentunya lautan juga menjadi fokuskajian.

2. Iklim, dua musim, panas danhujan.

Kita hidup di negara dengandua musim, musim hujan danmusim kemarau, yang keduanyamerujuk pada bagaimana kita tetapbisa hidup dengan dua sifat iklimtersebut.

3. Sifat dengan alam, pernaun-gan

Menyadari sifat alam di negaratropis maka bagaimana kita menyi-asatinya, sehingga istilah pernaun-gan, payung serta shelter menjadiprasarat agar kita secara minimalterbebas dari segala unsur negarifdari sifat alam. Logikanya sebuahbangunan sebuah struktur bertiangdan beratap tapi tidak berdinding.Serta berselimut alam

4. Material, arsitektur organic(kayu), pelestarian dan pengawe-tannya

Bangunan arsitektur nusantaramelalui rumah-rumah adat terbuatdari kayu pada masa lalu perapiandigunakan untuk mengawetkankonstruksi. Sedang pelestariannyadilakukan dengan cara menggantisehingga bisa dikatakan sebagaikesementaraan.

5. Tampang, bersolek diluarTidak ada perbedaan perlakuan

hidup di dalam dan di luar rumah,sehingga kehidupan manusia di luarpun dipandang sebagai prosesberarsitektur. tampangpun menjadiobyek saat kita di luar .

6. Dilalui jalur gempa bumi,bangunan aman gempa.

Kepulauan Nusantara dilaluibanyak jalur gempa bumi, sering kaliterjadi gempa bumi dan memakankorban manusia. ArsitekturNusantara pada umumnya meng-gunakan struktur bergoyang, secaravisual bisa kita jumpai konstruksiikat, sambungan pen lubang danpasak, jenis-jenis konstruksi inimemungkinkan struktur bergoyangpada saat terjadi gempa bumi.

7. Kelembapan tinggi, Curah hujan yang tinggi menye-

babkan kelembapan dan butuhbanyak resapan dan ketika panasmenyengat maka air yang meresapdidalam tanah dapat dikembalikankeudara yang panas melalui pen-guapan, mengapa dahulu kita men-erapkan rumah panggung sebagaikarakter arsitektur ?

Serangkaian hal ihwal berikut inidicoba untuk dimunculkan sebagaipenegas dan pemastian atas perbe-daan arsitektur Nusantara danarsitektur tradisional. ArsitekturNusantara dibangun sebagaisebuah pengetahuan yang dilan-daskan dan dipangkalkan dari fil-safat, ilmu pengetahuan arsitektur.(53)

Sumber data : Yayasan RumahAsuh dan beberapa sumber tentangkegempaan

Sumber data: Tulisan Prijotomonama Ch. Koesmartadi Ir, MTstatus Dosen tetap Progdi ArsitekturUnika Soegijapranata SemarangPeminat Arsitektur Nusantara

Trend berarsitektur kontempo-rer telah mendorong pengem-bangan stasiun-stasiun ge-nerasi baru di Eropa. Selainretrofit bangunan lama yang

umumnya bergaya klasik, tidak sedikityang tampil baru sama sekali. Tantanganyang ditemui adalah dalam hal memadu-kan antara warisan arsitektur dan struktur-struktur modern yang terkadang rumit.Dorongan pembaruan berarsitektur iniselain diinisiasi oleh perusahaan-perusa-haan operator kereta, juga didukungpenuh oleh pemerintah setempat.

Stadelhofen Bahnhof di kota Z rich,Swiss merupakan contoh yang menarikdari pengembangan sebuah stasiun kere-ta lama dengan sentuhan arsitektur kon-temporer yang menyatu dengan kawasankota. Pendekatan desain yang diterapkanmerupakan perpaduan antara penge-

tahuan struktur dan arsitektur. Stasiun inidibangun pada tahun 1894 dan menjadistasiun setempat yang penting. Terletak disisi timur danau Z rich, stasiun ini dimod-elkan ulang pertama kali pada tahun 1984,dan dilanjutkan lagi pada tahun 1990 olehseorang arsitek-insinyur asal Spanyolbernama Santiogo Calatrava. Dia meme-nangkan kompetisi remodeling stasiun inipada saat menempuh studi doktoral diETH (Eidgenˆssische TechnischeHochschule) Z rich, salah satu universitasteknik papan atas dunia di bidang teknikarsitektur dan struktur. Disebutkan dalamsejumlah literatur, pendidikan gaya ETHmemberikan pengaruh besar dalam pen-dekatan mendesain berbasis pengolahanstruktur yang diterapkan oleh Calatrava.Tradisi structural art memang kuat danmenonjol di sekolah ini, diturunkan dari tigaorang pendidik berpengaruh yaitu CarlCulmann, Wilhem Ritter, dan Pierre Lardy.

Tantangan yang diterima olehCalatrava dalam pemodelan ulang stasiunsaat itu adalah untuk mengakomodasitrack ketiga yang bentuknya melengkungsepanjang 270 m di area perbukitantengah kota. Dalam penyelesaian desain-

nya, Calatrava memotong punggung

bukit tersebut untuk menempatkan trackkereta dan kemudian membangunnyadengan struktur bertingkat. Terdapatempat zona aktivitas utama dari hasil pen-golahan kontur bukit ini yaitu taman kota dibagian teratas, kantilever promenade, 2peron berseberangan dan area komersialdi bagian terbawah. Kesemua area inidiperuntukkan bagi para pejalan kaki,

melengkung mengikuti track kereta seba-gai tulang utama pembentuk keseluruhanrancangan.Kantilever

Struktur yang digunakan pada kan-tilever promenade adalah dari beton yangdisangga oleh deretan kolom baja berca-bang tiga berbentuk Y. Dilihat dari areaperon yang berada tepat di bawahnya,bentuk kantilever ini unik karenamelengkung keluar (convex), seolah kon-sisten dengan lengkungan jalur kereta.Penggunaan beton sebagai material struk-tur dan konstruksi memang sangat umumdi abad ini. Dalam bahasa Spanyol, katauntuk material ini adalah ’’hormigon’’yangberarti ’’bentuk’’. Kata yang tepat dan lang-sung menjelaskan karekteristik material iniyang memang mudah mewujud dalamberbagai bentuk. Namun, seperti terlihat dibagian kantilever promenade ini, Calatravatampak tidak membatasi dirinya hanyadengan menggunakan beton. Dialog yangunik dan berhasil antara beton dan bajadalam detail-detail konstruksi memberikanekspresi kebenaran logika struktur sekali-gus keindahannya. Pada bagian atas kan-tilever promenade ini, secara berderetkerangka baja kanal yang melengkung ke

arah punggung bukit bagian atas digu-nakan untuk mengatapinya. Terbukatanpa penutup atap, bagian ini mem-berikan kesan keluwesan struktur sebagaikarya seni arsitektural. Untukmenghubungkan area promenade den-gen area seberang tempat stasiun lamaberada, terdapat dua jembatan penye-berangan yang disebut Falkensteg melin-

tas di atas track kereta. Selain itu, keduajembatan ini juga menyatukan denganarea komersial kota, perkantoran, haltetram dan gedung opera.

Di area peron seberangnya, deretankolom baja dengan bentuk yang samadigunakan untuk menyangga kanopi kaca.Ekspresi yang dapat ditangkap adalahringan dan transparan. Penggunaan mate-rial kaca sebagai bahan penutup atap inimemang umum diterapkan di daerahEropa seperti Swiss yang beriklim temper-ate. Kesatuan sirkulasi untuk pejalan kakiantar dua area peron yang berhadapandibentuk melalui penggunaan jalur bawahtanah melewati area komersial. Padabagian bawah tanah tepat di bawah trackkereta ini, keindahan berarsitektur melaluiinovasi bentuk struktur juga sangat jelasterlihat. Balok-balok melengkung denganraut asimetris. Gaya-gaya khas seperti inijuga bisa ditemukan di karya Calatravalainnya seperti stasiun kereta LiËge-Guillemins di Belgia dan stasiun keretaLyon Airport di Perancis.

Pendekatan gaya Calatrava yang terli-hat dalam desain bangunan stasiun inimemberikan pemahaman reflektif tentangpengetahuan keteknikan yang bisa berpe-ran dalam proses kreatif merancang arsitek-tur. Aktivitas merancang arsitektur yangmenonjolkan fungsi dan bentuk bisa jadisudah tidak lagi menghasilkan penge-tahuan baru. Hanya dengan memperluasdasar pengetahuan dan penerapannya daribidang lainnya seperti struktur, teknologi di-gital, building science, fisika kota, urbanism,kesehatan umum, material sciencedansebagainya, merancang arsitektur akanmenghasilkan karya-karya inovatif.(53)

— Moediartianto I Staff pengajararsitektur Unika Soegijapranata I

Anggota IAI Daerah Jawa Tengah IPromovendus di Technische Universitat

Eindhoven, Belanda

Mengenal Arsitektur Nusantara Lebih MendalamOleh Ch. Koesmartadi

EKSPRESI ARSITEKTURALStasiun Kereta Stadelhofen

DI Eropa, stasiun-stasiunkereta api memiliki

fungsi penting sebagaipusat segala aktivitasumum dan komersial.Sejak dikenalkannya

jejaring kereta api cepat(High Speed Train - HST)di kawasan Eropa barat di tahun 1990an, stasiunkereta berperan sebagaititik koneksi transportasisekaligus simpul utama

kawasan kota. Tidak kalahpenting, keunikan

bangunan stasiun keretajuga bisa digunakan sebagai landmark

sebuah kota.

Oleh Moediartianto