Download docx - Skripsi Burning

Transcript
Page 1: Skripsi Burning

HUBUNGAN PEMAHAMAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Oleh

YENI ZURAIDA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan DaerahJurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2011

Page 2: Skripsi Burning

ABSTRAK

HUBUNGAN PEMAHAMAN KOSAKATA DAN KEMAMPUANMEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS

X SMA NEGERI 16 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

YENI ZURAIDA

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah hubungan pemahaman kosakata

dan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas X SMA Negeri 16

Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011. Tujuan penelitian ini untuk

mendeskripsikan pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman

siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang positif dan signifikan antara

pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun

pelajaran 2010/2011 berjumlah 200 orang. Sampel penelitian ini sebesar 20% dari

jumlah populasi sehingga jumlah sampel 40 orang. Instrumen yang digunakan

untuk mengumpulkan data variabel pemahaman koskaata dan variabel

kemampuan membaca pemahaman adalah berbentuk tes objektif. Pada uji coba

Page 3: Skripsi Burning

instrumen, penulis menguji validitas dengan menggunakan rumus korelasi

product moment dan reliabilitas dengan rumus K-R 21. Untuk pengujian hipotesis,

penulis memakai rumus korelasi product moment yang penghitungannya

menggunakan program SPSS.12.0 for Windows.

Berdasarkan hasil analisis data teruji bahwa r hitung lebih besar (>) dari r tabel,

yaitu 0,806 > 0,312 (hasil dari intervolasi pada taraf kebermaknaan α=0,05

dengan n=40). Dengan demikian, Ha diterima dan Ho ditolak, atau juga dapat

dilihat dari probabilitas (sig. 2-tailed) yaitu 0,000 kurang dari (<) 0,05.

Berdasarkan hasil penghitungan ini dapat disimpulkan ada hubungan antara

pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman. Besarnya nilai r

=0,806 dan setelah dikonsultasikan dengan tabel interpretasi, maka hubungan

antara pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman adalah

termasuk dalam kategori kuat.

Page 4: Skripsi Burning

Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MEMMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nama Mahasiswa : Yeni Zuraida

No. Pokok Mahasiswa : 0743041044

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI1. Komisi Pembimbing

Dr. Siti Samhati, M.Pd. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd.NIP 19620829 198803 2 001 NIP 19620203 198811 1 001

2. Ketua JurusanPendidikan Bahasa dan Seni

Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 19480421 197803 1 004

Page 5: Skripsi Burning

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Siti Samhati, M.Pd. ………………….

Sekretaris : Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. ………………….

PengujiBukan Pembimbing : Drs. Iqbal Hilal, M.Pd. ………………….

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.NIP 19600315 198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 4 Juli 2011

Page 6: Skripsi Burning

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 20 Maret 1987, anak pertama

dari dua bersaudara, puteri dari Bapak Achmad Yani dan Ibu Nina Mulyani.

Pendidikan yang telah penulis tempuh adalah Taman Kanak-kanak Kartika Jaya

diselesaikan pada tahun 1993. Sekolah Dasar Negeri 02 Tanjung Gading

diselesaikan pada tahun 1999. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bandar

Lampung diselesaikan pada tahun 2002. Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Bandar

Lampung diselesaikan pada tahun 2005.

Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Bahasa dan

Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur (Non-SPMB). Pada

tahun 2010 semester 6 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke

Yogyakarta, Semarang, dan Bali. Pada tahun 2011 semester genap, penulis

melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Budaya Bandar

Lampung.

Page 7: Skripsi Burning

MOTO

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta

pertolongan”(Q.S. An Nahl: 53)

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.

(Abu Bakar Sibli)

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah.

(Kahlil Gibran)

Page 8: Skripsi Burning

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah diberikan

Allah Subhanahuwataalla penulis mempersembahkan karya tulis ini kepada

orang-orang yang terkasih berikut ini.

1. Bapak Achmad Yani dan Ibu Nina Mulyani tercinta yang telah mengasuh,

membesarkan, mendidik, serta selalu berdoa dan menanti keberhasilanku.

2. Suamiku tercinta Arief Fakhrudin, S.Sos. yang selalu mencintai dan menjadi

imamku.

3. Anakku tersayang Naila Khansa Arkana Fakhrudin yang selalu menjadi

penyemangatku.

4.

5. Bapak Hairuddin, S.Sos. dan Ibu Aini Nur, S.Pd., M.M. tercinta yang selalu

berdoa dan menanti keberhasilanku.

6. Adik-adikku tersayang: Keni, Deni, Nadia, Tasya.

7. Seluruh keluargaku yang telah banyak membantu baik moril dan spiritual

serta dorongan dan semangat demi kelancaran studiku.

8. Almamater tercinta yang telah mendewasakan.

Page 9: Skripsi Burning

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahuwataalla yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai

gelar sarjana pada Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah,

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung.

Penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam

proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai wujud rasa hormat penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Dr. Siti Samhati, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan sekaligus

Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kebijakan dan kesabaran.

2. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah

membantu membenahi skripsi ini dengan penuh kepedulian dan kesabaran

hingga skripsi selesai ditulis.

3. Drs. Iqbal Hilal, M.Pd. selaku Penguji Utama yang telah memberikan saran

demi kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini.

4. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Daerah.

5. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

Page 10: Skripsi Burning

6. Bapak dan Ibu dosen, staf T.U serta karyawan pada Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih untuk semua doa, dukungan, kesabaran,

dan kasih sayang yang telah diberikan pada penulis.

8. Suami dan anakku tercinta, terima kasih untuk semua dukungan, semangat,

dan doanya untuk penulis.

9. Adik-adiku tersayang, terimakasih atas semangat dan doanya.

10. Keluarga besarku yang menantikan kelulusanku dengan memberikan

dorongan, semangat, dan doanya.

11. Sahabat-sahabatku tercinta dan terkasih: Akhmad Yugoyekti, May Dwi

Wijayanto, Reza Pratama, Gustira Putri, S.Pd., Putri Aldila Yulianti, S.P.,

Resi Indres Wari, S.P., Esy Revi, S.Pd., Meti Natapalia, A.Md.

12. Kepala Sekolah SMA Negeri 16 Bandar Lampung atas izin yang diberikan

pada penulis untuk melakukan penelitian.

13. Lingga Sepitanila, S.Pd., selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMA

Budaya Bandar Lampung yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

PPL.

14. Teman-teman PPL di SMA Budaya Bandar Lampung, Pupung, Yuliantari,

Nina Apriawati, Ijal, Dewi, Fara, terima kasih buat kenangan indah yang telah

kalian berikan.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi

ini tanpa terkecuali, yang tidak dapat ditulis satu persatu.

Page 11: Skripsi Burning

Semoga ketulusan dan kebaikan bapak, ibu, serta rekan-rekan mendapat pahala

dari Allah Subhanahuwataala (amin ya rabbal alamin). Penulis berharap skripsi

dapat bermanfaat untuk kemajuan pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia dan Daerah.

Bandarlampung, Juni 2011

Penulis,

Yeni Zuraida

Page 12: Skripsi Burning

DAFTAR ISI

HalamanABSTRAK ……………………………………………………………… iLEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………. iiiRIWAYAT HIDUP …………………………………………………..... ivMOTTO ………………………………………………………………… vPERSEMBAHAN ……………………………………………………… viKATA PENGANTAR …………………………………………………. viiDAFTAR ISI ………………………………………………………….... xDAFTAR TABEL …………………………………………………….... xiiiDAFTAR GAMBAR ……………………………………………………xiv

I. PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

I.1 Latar Belakang Masalah ………………………………….... 1I.2 Rumusan Masalah …………………………………………. 4I.3 Tujuan Penelitian ………………………………………….. 4I.4 Manfaat Penelitian …………………………………………. 5I.4.1 Manfaat Teoretis …………………………………………. 5I.4.2 Manfaat Praktis ..…………………………………………… 5I.5 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………..... 6

II. LANDASAN TEORI ………………………………………………. 7

II.1 Hakikat Membaca …………………………………………. 72.1.1 Pengertian Membaca ………….….………………………… 72.1.2 Tujuan Membaca ..………………………..………………… 92.1.3 Jenis-jenis Membaca …………………………………..…….. 112.2 Hakikat Membaca Pemahaman ...…………..……………….. 132.2.1 Tujuan Membaca Pemahaman ………………..……………. 142.2.2 Aspek-Aspek Membaca Pemahaman ………….…………….. 152.3 Hakikat Pemahaman Kosakata ……….…………………… 222.3.1 Semantik dan Kosakata …………………………………….. 232.3.1.1 Sinonim dalam Pemahaman Kosakata ……………………… 232.3.1.2 Antonim dalam Pemahaman Kosakata ……………………… 242.3.1.3 Homonim dalam Pemahaman Kosakata …………………….. 252.3.1.4 Hipernim dan Hiponim dalam Pemahaman Kosakata ………. 262.3.1.5 Polisemi dalam Pemahaman Kosakata ……………………… 272.4 Pemahaman Kosakata ………………………………………. 282.5 Kerangka Pikir Hubungan Antara Pemahaman Kosakata Kemampuan Membaca Pemahaman ……………………….. 282.6 Hipotesis …………………………………………………..... 30

Page 13: Skripsi Burning

III. METODE PENELITIAN ……………………………………. 31III.1

Metode Penelitian ……………………………………. 31III.2 P

opulasi dan Sampel …………………………………. 32III.2.1 Populasi … …………………………………………….. 32

3.2.2 Sampel ………………………………………………… 33 3.3 Teknik Pengumpulan Data …………………………….. 34 3.3.1 Tes Kemampuan Membaca Pemahaman ……………….. 34 3.3.2 Tes Pemahaman Kosakata ………………………………. 36 3.4 Uji Coba Instrumen ……………………………………. 38 3.4.1 Validitas ……………………………………………….. 38 3.4.1.1 Data Hasil Analisis Butir Soal Pemahaman Kosakata ... 40 3.4.1.2 Data hasil Analisis Butir Soal Kemampuan Membaca Pemahaman ……………………………………………. 41 3.4.2 Reliabilitas …………………………………………….. 42 3.5 Teknik Analisis Data …………………………………. 44 3.6 Tolok Ukur Penilaian ………………………………….. 45 3.7 Pengujian Persyaratan Analisis Data ………………….. 45 3.7.1 Pengujian Distribusi Normalitas ……………………….. 45 3.7.2 Pengujian Homogenitas ………………………………. 47 3.8 Pengujian Kelinieran ………………………………….. 48 3.9 Pengujian Regresi Linier ………………………………. 49 3.10 Pengujian Hipotesis …………………………………… 50

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… 51

IV.1 Hasil ……………………………………………………… 51

IV.2 Deskripsi Data …………………………………………….. 51

IV.2.1 Data Variabel Pemahaman Kosakata ……………………… 52IV.2.2 Data Variabel Kemampuan Membaca Pemahaman ………. 534.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data ……………………… 55

4.3.1 Pengujian Distribusi Normalitas ….……………………….. 55 4.3.2 Pengujian Homogenitas …..………………………………. 58 4.4 Pengujian Kelinieran …..………………………………….. 59 4.4.1 Pengujian Regresi Linier ….………………………………. 60

4.5 Pengujian Hipotesis …..…………………………………… 61 4.6 Pembahasan ..…………………………………………… 62

4.6.1 Data Variabel Pemahaman Kosakata ……………………… 624.6.2 Data Variabel Kemampuan Membaca Pemahaman ………. 644.6.3 Hubungan antara Pemahaman kosakata dengan Kemampuan

Membaca Pemahaman ……………………………………... 65 V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ……………………. 67

V.1 Simpulan …………………………………………………. 67

Page 14: Skripsi Burning

V.2 Implikasi ………………………………………………….. 68V.3 Saran ……………………………………………………… 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 70

LAMPIRAN1. INSTRUMEN PENELITIAN2. PENGOLAHAN DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN3. DESKRIPSI DATA PENGUASAAN TANDA BACA DAN

PEMAHAMAN BACAAN4. DISTRIBUSI DATA PENELITIAN5. PENGHITUNGAN PENGUJIAN DATA PENELITIAN6. HASIL KERJA SISWA DAN SURAT KETERANGAN

Page 15: Skripsi Burning

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ……..………………………………….. 32Tabel 3.2 Sampel Penelitian …………………………………………… 33Tabel 3.3 Indikator Penilaian dan Kisi-Kisi Soal Kemampuan Membaca Pemahaman …………………………………………………. 36Tabel 3.4 Indikator Penilaian dan Kisi-Kisi Soal Pemahaman Kosakata.. 37Tabel 3.5 Data Analisis Butir Soal Pemahaman Kosakata ……………. 40Tabel 3.6 Data Analisis Butir Soal kemampuan Membaca Pemahaman .. 41Tabel 3.7 Tolok Ukur Penilaian ………………………………………… 45Tabel 3.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi …………………… 50Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pemahaman Kosakata ….…. 52Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman …………………………………………….…… 54Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pemahaman Kosakata dan Kemampuan Membaca Pemahaman …………………………. 56Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pemahaman Kosakata dan Kemampuan Membaca pemahaman …………………………. 59Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linier Data Pemahaman Kosakata dan Kemampuan Membaca Pemahaman …………………………. 60Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Data Pemahaman Kosakata dan Kemampuan Membaca pemahaman …………………………. 63Tabel 4.7 Tingkat Pemahaman Kosakata ……………………………….. 61Tabel 4.9 Tingkat kemampuan Membaca Pemahaman ………………… 64

Page 16: Skripsi Burning

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pemahaman Kosakata ..…. 53Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca Pemahaman ……………………………………………… 55Gambar 4.3 Distribusi Skor Pemahaman Kosakata .………………… 57Gambar 4.4 Distribusi Skor Kemampuan Membaca Pemahaman ……. 58Gambar 4.5 Diagram Persentase Pemahaman Kosakata …………….. 63Gambar 4.6 Diagram Persentase Kemampuan Membaca Pemahaman … 64 Gambar 4.7 Diagram Persentase Kontribusi Pemahaman Kosakata Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman .………….. 66

Page 17: Skripsi Burning

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa yang perlu

dimiliki oleh siswa. Melalui membaca siswa bisa mendapatkan informasi, ilmu,

pikiran, gagasan, dan pengalamannya. Salah satu bentuk keterampilan yang

dihasilkan dari membaca adalah siswa memiliki kemampuan membaca

pemahaman. Dalam hal membaca pemahaman, banyak faktor yang perlu

diperhatikan seperti; kosakata, tanda baca, dan struktur kalimatnya. Tanpa

memperhatikan faktor-faktor tersebut, pemahaman terhadap suatu bacaan yang

dihasilkan akan menjadi kurang berkualitas.

Pemahaman terhadap suatu bacaan merupakan hasil gagasan atau pikiran yang

yang akan dimiliki oleh pembaca ketika ia memiliki kemampuan membaca

pemahaman yang baik. Dengan demikian, akan terjadi hubungan komunikasi

antara pemakai bahasa, yakni antara penulis dan pembaca. Kaidah-kaidah bahasa

yang harus dipatuhi oleh pembaca, salah satunya yaitu kosakata. Membaca

merupakan salah satu aspek penting dari empat aspek keterampilan berbahasa

yang harus dimiliki siswa. Empat aspek keterampilan berbahasa tersebut yaitu

keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

Page 18: Skripsi Burning

keterampilan menulis. Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri

sendiri, tetapi dalam penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi, tidak dapat

dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini menujukkan bahwa bahasa merupakan

keterpaduan dari berbagai aspek.

Demikian pula halnya dengan keterampilan siswa dalam membaca pemahaman,

siswa diharapkan mempunyai pemahaman kosakata yang baik, agar dapat dengan

mudah memahami gagasan atau pikiran dari apa yang dibacanya. Adapun salah

satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman itu adalah dengan memperkaya kosakata. Kosakata merupakan

komponen bahasa yang memuat informasi tentang makna dan pemakaian dalam

bahasa. Menurut Tarigan (1985 : 122) ada dua cara yang dapat dilakukan untuk

memiliki kosakata secara efektif yaitu melalui pengalaman dan bacaan.

Kemampuan membaca pemahaman merupakan salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai siswa. Seperti yang dicantumkan

pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Bab V Standar Kompetensi Lulusan pasal 25 Ayat (3) dijelaskan

bahwa kompetensi lulusan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia menekankan

pada kemampuan membaca dan menulis sesuai dengan jenjang pendidikan

(Depdiknas, 2006 : 1). Hal ini dikarenakan keterampilan ini memiliki keterkaitan

antara daya pikir (kognitif) dengan keterampilan (psikomotorik).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Garis-garis Besar Program

Pengajaran (GBPP) Bahasa Indonesia, juga dikatakan secara tegas bahwa tujuan

instruksional umum pengajaran membaca ialah agar siswa mampu membaca

secara sistematis dan logis. Dengan tujuan itu siswa diharapkan dapat memahami

Page 19: Skripsi Burning

berbagai tulisan untuk mendapatkan informasi, pengalaman, gagasan, pesan,

perasaan, dan pendapat secara tertulis.

Salah satu tujuan pembelajaran membaca di SMA adalah siswa diharuskan

memiliki kemampuan dalam membaca pemahaman. Pemahaman kosakata tidak

hanya membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman

tetapi juga membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, seperti berbicara

dan menulis. Suatu bacaan harus bersifat meyakinkan, mengajak, dan

memengaruhi pembaca, oleh sebab itu suatu bacaan haruslah diungkapkan dengan

menggunakan kalimat yang jelas, logis, sistematis dengan diperkaya oleh kosakata

yang benar dan tepat dalam tulisannya sehingga pembaca akan mudah untuk

mendapatkan informasi.

Berdasarkan pendapat di atas, tersirat betapa pentingnya pemahaman kosakata

terhadap kegiatan membaca pemahaman yang di lakukan di sekolah. Hal ini juga

dipertegas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA tahun

2006, mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X semester 2.

Standar kompetensi : (membaca) Memahami ragam wacana tulis dengan

membaca intensif dan membaca nyaring.

Kompetensi dasar : Menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif

melalui kegiatan membaca intensif

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ismaryati dengan judul

skripsi “Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menyusun

Karangan Argumentasi Pada Siswa Kelas XI Cawu I SMU Adiguna

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2003/2004” menunjukkan hasil penelitian

dalam penguasaan kosakata tergolong kurang, sedangkan dalam menyusun

Page 20: Skripsi Burning

karangan argumentasi tergolong cukup. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Maryani dengan judul skripsi “Hubungan Kebiasaan Membaca dengan

Kemampuan Memahami Cerita Pendek Siswa Kelas X SMA Negeri 5

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2009/2010” menunjukkan hasil penelitian

tergolong baik.

Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Pemahaman Kosakata

dan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 16

Bandarlampung Tahun Pelajaran 2010/2011” dengan menggunakan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dan tentunya mengharapkan hasil yang

lebih baik dari penelitian terdahulu.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memperjelas penelitian ini, penulis merumuskan masalah penelitian

sebagai berikut, “apakah terdapat hubungan pemahaman kosakata dan

kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas X SMA Negeri 16

Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011”?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :

1. mengetahui tingkat kemampuan pemahaman kosakata pada siswa kelas X

SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011;

2. mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas X

SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011;

Page 21: Skripsi Burning

3. menguji ada atau tidaknya hubungan pemahaman kosakata dan kemampuan

membaca pemahaman pada siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung

tahun pelajaran 2010/2011.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian di bidang

kebahasaan, khususnya pemahaman kosakata dan kemampuan membaca

pemahaman sehingga penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para

peneliti selanjutnya dalam pengembangan teori pemahaman kosakata dan

kemampuan membaca pemahaman.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat bagi

guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dan pembaca.

a. Bagi guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 16

Bandar lampung, penelitian ini berguna sebagai informasi atau gambaran

tentang tingkat kemampuan siswa kelas X dalam pemahaman kosakata dan

kemampuan membaca pemahaman serta menambah pengetahuan siswa kelas

X dalam hal pemahaman kosakata dan membaca pemahaman.

b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

tentang membaca pemahaman dan keterkaitannya dengan pemahaman

kosakata.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

Page 22: Skripsi Burning

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun

pelajaran 2010/2011.

2. Objek penelitian adalah hubungan pemahaman kosakata dengan kemampuan

membaca pemahaman.

a. Pemahaman kosakata (sinonim, antonim, homograf, homofon, hiponim,

hipernim, homonim, dan polisemi).

b. Kemampuan membaca pemahaman:

(a) kemampuan memahami makna kata, ungkapan, kalimat,

(b) kemampuan menangkap informasi dalam kalimat,

(c) kemampuan menentukan kalimat utama,

(d) kemampuan menyimpulkan isi bacaan,

(e) kemampuan menentukan fakta atau opini dalam bacaan.

Page 23: Skripsi Burning

II. LANDASAN TEORI

2.1 Hakikat Membaca

2.1.1 Pengertian Membaca

Membaca adalah salah satu proses kejiwaan yang sangat rumit yang berlangsung

pada diri pembaca. Pada dasarnya pembaca merekontruksi amanat atau isi yang

tersurat dan yang tersirat dalam bacaan yang dihadapinya. Silitonga (1984 : 8).

Membaca adalah proses yang dilakukan serta digunakan seseorang untuk

memeroleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui

media kata-kata atau bahasa tulis Tarigan, dkk, (1990 : 103).

Kridalaksana (2008 : 15) menyatakan bahwa membaca merupakan keterampilan

mengenal dan memahami bahasa tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang

grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman

diam-diam atau pengujaran keras-keras.

Page 24: Skripsi Burning

Endang dalam Tarigan, dkk, (1990 : 133) mengemukakan bahwa membaca

adalah aktivitas pencarian informasi melalui lambang-lambang tertulis. Membaca

adalah suatu proses menalar. Dengan membaca kita mencoba mendapatkan dan

memproses informasi hingga mengendap menjadi sebuah pengetahuan. Dan

pengetahuan itu sendiri akhirnya menjadi satu dasar untuk perubahan kehidupan,

memperlihatkan eksistensi, berjuang mempertahankan hidup, dan

mengembangkannya dalam bentuk sains dan teknologi sebagai kebutuhan hidup

manusia.

Sementara itu, Sujaya dalam Tarigan, dkk, (1990 : 192) juga mengemukakan

bahwa membaca mengandung pengertian sebagai suatu proses penafsiran dan

pemberian makna terhadap lambang-lambang oleh seseorang (pembaca) dalam

usaha memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui kata-kata yang berupa

tulisan.

Tarigan (1979 : 7) mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses yang

dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Pada halaman

selanjutnya beliau juga menjelaskan bahwa “...membaca pun dapat pula diartikan

sebagai suatu metode yang kita gunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita

sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain, yaitu mengomunikasikan makna

yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis.” Tarigan (1979 : 8).

Hugson dalam tarigan (1990 : 7) mengemukakan bahwa membaca adalah suatu

proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan

yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Hardjono (1988) berpendapat bahwa membaca merupakan suatu aktivitas

Page 25: Skripsi Burning

komunikatif yang memunyai hubungan timbal balik antara pembaca dengan isi

teks bacaan.

Menurut Burhan (1981: 90), membaca adalah perbuatan yang dilakukan

berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yaitu memahami, mengamati, dan

memikirkan. Selanjutnya Godman dan Niles dalam Nurhadi (1987 : 222)

menyatakan bahwa membaca pada hakikatnya merekonstruksi isi yang tersirat dan

tersurat dalam bacaan yang dibaca. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu

penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process).

Sebuah pembacaan sandi adalah menghubungkan kata-kata tulis dengan makna

bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang

bermakna Anderson dalam Tarigan (1990 : 77).

Semi (1993 : 100) mengemukakan bahwa membaca tidak lain dari usaha untuk

mendapatkan sesuatu yang ingin diketahui, mempelajari sesuatu dari yang ingin

dilakukan atau mendapatkan kesenangan dan pengetahuan dari suatu tulisan.

Membaca adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin

mengetahui isinya (Purwadarminta, 1993 : 71).

2.1.2 Tujuan Membaca

Anderson dalam Tarigan (1986 : 9) mengemukakan bahwa tujuan utama dalam

membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan

memahami makna bacaan.

Berikut ini beberapa tujuan dalam membaca.

a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah

dilakukan oleh sang tokoh; sesuatu yang telah dibuat oleh sang tokoh; hal yang

Page 26: Skripsi Burning

telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah

yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk

memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta dalam bacaan.

b. Membaca untuk mengetahui topik yang baik dan menarik, masalah yang

terdapat dalam cerita, yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan

merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.

Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.

c. Membaca untuk menemukan yang terjadi pada setiap bagian cerita, sesuatu

yang terjadi pada mula-mula pertama, kedua, ketiga atau seterusnya, setiap

tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan dan kejadian, dibuat

dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,

organisasi cerita.

d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui perasaan para tokoh seperti yang

hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, ketika para

tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat

mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan,

membaca inferensi.

e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui sesuatu yang tidak wajar

mengenai seorang tokoh, hal yang lucu dalam cerita, atau cerita itu benar atau

tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk

mengklasifikasikan.

f. Membaca untuk menemukan sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-

ukuran tertentu, kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau

Page 27: Skripsi Burning

bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca

menilai, membaca mengevaluasi.

g. Membaca untuk menemukan cara sang tokoh berubah, ketika hidupnya berbeda

dari kehidupan yang kita kenal, pada saat dua cerita mempunyai persamaan,

dan sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk

membandingkan atau menentangkan.

2.1.3 Jenis-Jenis Membaca

Tarigan (1979 : 13) menyebutkan jenis-jenis membaca sebagai berikut.

A. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan

alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain

atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan

perasaan seseorang pengarang.

B. Membaca dalam hati yaitu membaca dengan hanya menggunakan ingatan

visual, yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Membaca dalam

hati terbagi atas dua, yaitu membaca ekstensif dan intensif.

a. Membaca ekstensif berarti membaca secara luas dengan objek sebanyak

mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Membaca

ekstensif meliputi:

1) membaca survei sebelum kita mulai membaca maka biasanya

pembaca akan meneliti terlebih dahulu apa-apa yang akan ditelaah

atau dibaca;

2) membaca sekilas atau skimming adalah sejenis membaca yang

membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan

Page 28: Skripsi Burning

bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi,

penerangan;

3) membaca dangkal bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang

dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan

bacaan.

b. Membaca intensif adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan

terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas. Membaca intensif

meliputi:

1) membaca telaah isi terbagi atas:

a) membaca teliti, membaca teliti ini menuntut suatu pemutaran atau

pembalikan pendidikan yang menyeluruh;

b) membaca pemahaman merupakan dasar bagi membaca kritis;

c) membaca kritis adalah membaca yang dilakukan secara bijaksana,

penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan

bukan hanya mencari kesalahan; dan

d) membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin

mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat

pada bacaan.

2) membaca telaah bahasa terbagi atas:

a) membaca bahasa asing, tujuan utama pada membaca bahasa ini

adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata;

b) membaca sastra, apabila seorang pembaca dapat mengenal serta

mengerti seluk-beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka

Page 29: Skripsi Burning

semakin mudahlah dia memahami isinya serta menikmati

keindahannya.

Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai jenis-jenis membaca yang

telah dikemukakan di atas perhatikanlah skema berikut ini.

Skema Jenis-Jenis Membaca

Membaca Nyaring Membaca Survei Membaca Membaca Membaca Sekilas Ekstensif Membaca Dangkal Membaca Membaca Teliti

Dalam Hati Membaca Membaca Pemahaman Telaah Isi Membaca Ide-Ide Membaca Intensif Membaca Bahasa Membaca Telaah Bahasa Membaca Sastra

2.2 Hakikat Membaca Pemahaman

Pemahaman dalam pengajaran bahasa diartikan sebagai kemahiran berbahasa

dasar berupa kemampuan untuk membaca dan memahami tulisan (Kridalaksana,

1984 : 142). Membaca pemahaman adalah membaca yang mengutamakan isi

bacaan sebagai ungkapan pikiran atau perasaan kehendak penulis serta untaian

unsur bahasa yang ada di dalamnya (Tarigan,1989 : 14).

Menurut Soedarso (2005 : 58) membaca pemahaman adalah proses membaca

yang bertujuan untuk mengerti ide pokok, detail yang penting dan seluruh

pengertian. Pendapat lain menyatakan bahwa membaca pemahaman adalah

kegiatan yang bertujuan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang memadai

Page 30: Skripsi Burning

terhadap makna-makna yang terkandung di dalam lambang-lambang tertulis Bond

dkk dalam Tarigan (1987 : 42).

Lado dalam Samhati (2003) juga menambahkan bahwa membaca pemahaman

adalah aktivitas pemahaman arti dalam suatu bahasa melalui tulisan atau bacaan.

Pendapat ini menekankan pada dua hal pokok, yaitu bahasa dan simbol grafis.

Orang-orang yang telah menguasai bahasa dan simbol grafislah yang dapat

melakukan pemahaman terhadap bacaan. Sebab informasi tersebut disajikan oleh

penulis melalui tulisan atau bacaan.

Secara garis besar, proses berlangsungnya membaca pemahaman adalah sebagai

berikut.

1) Pengamatan dan pemahaman terhadap lambang-lambang bahasa.

2) Pemahaman dan penangkapan makna yang tersembunyi dibalik lambang-

lambang tersebut, baik makna pokok maupun makna tambahan.

3) Bereaksi terhadap pengertian yang diperoleh, baik positif maupun negatif.

4) Mengintegrasikan dan mengidentifikasikan pengertian atau gagasan tersebut

dengan keseluruhan pengalaman dan pengetahuan, yang akhirnya

berpengaruh terhadap individu yang bersangkutan dalam wujud pengayaan,

pengalaman, perubahan sikap, cara berpikir dan pembinaan kepribadian

(Sirait, 1984 : 10).

Dari beberapa pendapat tersebut, penulis mengacu pada pendapat Lado dalam

Samhati (2003) bahwa membaca pemahaman adalah aktivitas pemahaman arti

dalam suatu bahasa melalui tulisan atau bacaan. Pendapat ini menekankan pada

dua hal pokok, yaitu bahasa dan simbol grafis.

2.2.1 Tujuan Membaca Pemahaman

Page 31: Skripsi Burning

Tarigan (1990 : 9) mengemukakan bahwa tujuan utama membaca pemahaman

adalah untuk memahami standar-standar atau norma-norma (literary standars),

resensi kritis (critical review), drama tulis (printed drama) dan pola-pola fiksi

(patterns of fiction).

Menurut Franqoise dalam Samhati (2003), tujuan membaca pemahaman adalah

membaca untuk mendapatkan informasi dan membaca untuk pemahaman,

membaca untuk mengerti atau memahami isi atau pesan yang terkandung dalam

bacaan seefisien mungkin, membaca untuk kesenangan, dan untuk memperoleh

sesuatu atau membuat sesuatu dengan informasi yang diperoleh.

Selanjutnya, Subyakto (1992 : 113) menyatakan bahwa ada tiga butir terpenting

dari tujuan membaca, yaitu membaca untuk memperoleh keterampilan atau

informasi baru (pemahaman isi atau pesan); membaca untuk teknik (keterampilan

membaca); dan membaca untuk belajar bahasa, yaitu meningkatkan pengetahuan

tentang bahasa dan kemampuan dalam menggunakan bahasa. Pembaca harus

memiliki kemampuan pemahaman agar mudah memperoleh apa yang diinginkan

dalam aktivitas membaca tersebut (Nicolas dalam Samhati, 2003).

Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari

membaca adalah untuk mendapatkan informasi secara faktual yang dapat

mengembangkan pengetahuan seseorang. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan

tersebut peran guru akan turut menentukan keberhasilan siswa dalam

pembelajaran membaca di sekolah.

2.2.2 Aspek-Aspek dalam Membaca Pemahaman

Menurut Safie’ie (1993 : 48) membaca pemahaman meliputi empat tingkatan.

1) Pemahaman Literal

Page 32: Skripsi Burning

Pemahaman secara literal adalah keterampilan memahami isi bacaan yang

tertulis melalui arti kata, kalimat serta paragraf dalam bacaan. Pemahaman

literal ini hanya menuntut kemampuan ingatan yaitu mengenai apa yang

tertulis dalam teks bacaan.

2) Pemahaman interpretatif

Pemahaman secara interpretatif adalah pemahaman isi bacaan yang secara

tidak langsung dinyatakan dalam teks bacaan. Pemahaman ini menuntut

pembaca agar mampu menafsirkan fakta dan informasi dalam bacaan.

3) Pemahaman kritis

Pemahaman secara kritis adalah pemahaman isi bacaan yang dilakukan

pembaca dengan berpikir secara kritis terhadap bacaan. Dengan pemahaman

ini pembaca tidak saja menginterpretasikan maksud penulis, tetapi juga

memberikan penilaian terhadap apa yang disampaikan oleh penulis.

4) Pemahaman kreatif

Pemahaman secara kreaatif adalah pemahaman bacaan yang dilakukan

dengan membaca melalui berpikir secara interpretatif dan kritis untuk

memperoleh padangan-pandangan baru, gagasan-gagasan baru, gagasan yang

segar dan pemikiran-pemikiran yang orasional.

Seseorang akan memiliki kemampuan membaca pemahaman dengan baik apabila

mereka mengetahui aspek-aspek yang terdapat dalam membaca. Tarigan secara

garis besar membagi aspek-aspek membaca dalam dua bagian:

a. keterampilan yang bersifat mekanis, meliputi

1. pengenalan bentuk dan huruf;

Page 33: Skripsi Burning

2. pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frasa, pola klausa,

kalimat);

3. pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi; dan

4. kecepatan membaca bertahap lambat.

b. keterampilan yang bersifat pemahaman, meliputi

1. memahami pengertian sederhana (leksikal,gramatikal,retorikal);

2. memahami signifikasi atau makna;

3. evaluasi atau penilaian (isi dan bentuk); dan

4. kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan

keadaan (Tarigan, 1990 : 11).

Adapun aspek-aspek membaca pemahaman sebagai berikut.

a. Memahami pengertian-pengertian sederhana, yang mencakup

1. kemampuan memahami kata-kata atau istilah, baik secara leksikal maupun

secara gramatikal yang terdapat di dalam suatu bacaan; dan

2. kemampuan memahami pola-pola kalimat, bentuk-bentuk kata, dan

susunan kalimat-kalimat panjang yang sering dijumpai dalam tulisan.

b. Memahami signifikasi atau makna, mencakup

1. kemampuan memahami ide-ide pokok yang dikemukakan oleh

pengarang;

2. kemampuan mengaplikasi isi karangan dengan kebudayaan yang ada; dan

3. meramalkan reaksi-reaksi yang kemungkinan timbul dari pembaca

c. Mengevaluasi isi dan bentuk-bentuk karangan.

d. Menyesuaikan kecepatan membaca dengan tujuan yang hendak dicapai

(Harris dalam Tarigan, 1990 : 42).

Page 34: Skripsi Burning

Agar mendapatkan pemahaman, pembaca dituntut untuk dapat menguasai bentuk-

bentuk bahasa tulis secara benar dan tepat. Davies dan Widonson dalam

Almutmainah (2008) merinci aktivitas membaca pemahaman menjadi empat

aspek berikut.

a. Acuan Langsung (direct reference)

1. kemampuan memahami arti kata, istilah atau ungkapan;

2. kemampuan menangkap informasi dalam kalimat; dan

3. kemampuan menjelaskan istilah

b. Penyimpulan (inference)

1. kemampuan menentukan sifat hubungan suatu ide; dan

2. kemampuan menangkap ide baik tersurat maupun tersirat dalam bacaan

c. Dugaan (suppotion)

1. kemampuan dalam menduga pesan yang terkandung dalam bacaan; dan

2. kemampuan menghubungkan isi teks dengan situasi komunikasi

d. Penilaian (evaluation)

1. kemampuan menilai isi teks bacaan;

2. kemampuan menilai ketepatan organisasi bacaan; dan

3. kemampuan menilai ketepatan dalam pengungkapan informasi.

Menurut Sirait (1984 : 11) di dalam kegiatan membaca dibutuhkan kemampuan

dan pemahaman yang tercurah pada bacaan yang mencakup hal-hal berikut.

1) Bahasa dan tanda-tanda tulis yang mencakup (a) memahami sejumlah besar

kata-kata yang dipakai dan menarik arti kata-kata yang belum dikenal; (b)

memahami pola-pola sintaksis dan bentuk-bentuk kata; (c) bereaksi secara

tepat terhadap lambang-lambang dalam tulisan.

Page 35: Skripsi Burning

2) Gagasan dan pikiran yang mencakup (a) mengenal maksud dan pikiran (b)

memahami anak pikiran yang mendukung; dan (c) menarik kesimpulan

dengan tepat.

3) Nada dan gaya yang mencakup (a) mengenal sikap pengarang terhadap

masalah yang dibahas; dan (b) mengenal gaya dan pengelolaan unsur-unsur

bahasa.

Sanusi (2006 : 108) menyatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman

meliputi hal-hal berikut.

a. Kemampuan mengungkapkan sesuatu yang tersurat (fakta, definisi, konsep,

pendapat , atau gaya bahasa);

b. Kemampuan mengungkapkan sesuatu yang tersirat, meliputi (1) tema bacaan;

(2) pikiran utama dan pikiran penjelas; (3) kalimat utama dan kalimat

penjelas; (4) hubungan sesuatu yang terdapat dalam bacaan dengan hal lain di

luar bacaan seperti persamaannya, perbedaannya, penerapannya atau sebab

akibat; (5) makna kata, ungkapan, atau kalimat.

Menurut Semi (1993 : 41), dalam menguji kemampuan membaca pemahaman

harus diperhatikan tiga aspek pokok.

a. Aspek Bahasa dan Lambang Tulis

1. Kemampuan memahami kata-kata dan istilah, atau kata-kata yang dipakai

dalam arti khusus.

2. Kemampuan memahami pola-pola kalimat dan bentuk-bentuk kata serta

kemampuan mengikuti bagian-bagian yang kian lama kian panjang dan sulit,

yang dijumpai dalam karangan ilmiah.

Page 36: Skripsi Burning

3. Kemampuan menafsirkan dengan tepat lambang-lambang atau tanda-tanda

yang dipakai dalam bahasa tertulis, seperti tanda baca, penulisan huruf,

paragraf, pemakaian huruf cetak miring, dan cetak tebal, yang digunakan

pengarang untuk memperkuat dan memperjelas gagasan atau pengertian yang

dikemukakan dalam tulisan.

b. Aspek Gagasan Pengarang

1. Kemampuan mengenal maksud yang ingin disampaikan pengarang dan

gagasan pokok yang dikemukakannya dalam karangan tersebut.

2. Kemampuan memahami gagasan-gagasan yang mendukung gagasan pokok.

3. Kemampuan menarik kesimpulan yang tepat dengan penalaran yang tepat

pula tentang apa yang dikemukakan pengarang.

c. Aspek Nada dan Gaya

1. Kemampuan mengenal sikap pengarang terhadap masalah yang

dikemukakannya dan sikap pengarang terhadap pembaca.

2. Kemampuan mengenal teknik dan gaya penulisan yang digunakan pengarang

untuk menyampaikan gagasannya.

Dari berbagai pendapat mengenai aspek yang harus diperhatikan dalam membaca

pemahaman, penulis membatasi pada hal-hal (a) kemampuan memahami makna

kata, ungkapan, kalimat, (b) kemampuan menangkap informasi dalam kalimat, (c)

kemampuan menentukan kalimat utama, (d) kemampuan menyimpulkan isi

bacaan, (e) kemampuan menentukan fakta atau opini dalam bacaan.

Berikut ini penjelasan mengenai aspek dalam membaca pemahaman yang

kemudian oleh penulis dijadikan sebagai indikator penilaian tes kemampuan

membaca pemahaman.

Page 37: Skripsi Burning

a. Kemampuan Memahami Makna Kata, Ungkapan, atau kalimat

Untuk memudahkan memahami sebuah wacana, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan di antaranya adalah memahami makna kosakata, ungkapan, atau

kalimat. Kata, ungkapan, atau kalimat yang terdapat dalam bacaan harus kita

ketahui maknanya baik secara leksikal maupun konteksnya. Makna leksikal

adalah makna kata secara lepas, tanpa ada kaitannya dalam sebuah struktur

(frasa, kalausa, kalimat); sedangkan makna gramatikal (struktural) adalah

makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatika (pengimbuhan,

pengulangan, pemajemukan, dan sebagainya); (Tarigan, 1990 - 11).

b. Kemampuan Menangkap Informasi dalam Bacaan

Salah satu tujuan dalam membaca pemahaman adalah untuk mendapatkan

informasi. Informasi di dalam bacaan dapat diperoleh baik secara tersurat

maupun tersirat (Davies dan Widonson dalam Almutmainah, 2008 : 32).

c. Kemampuan Memahami Kalimat Utama

Kalimat utama atau kalimat pokok atau kalimat topik adalah kalimat tempat

menuangkan pokok pikiran atau gagasan utama. Pokok pikiran atau gagasan

utama sama dengan ide pokok. Ciri kalimat utama adalah kalimat topik (1)

mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih

lanjut, (2) merupakan kalimat lengkap yang bisa berdiri sendiri, (3)

mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat

lain, (4) dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi (Harris

dalam Tarigan, 1990 : 42).

d. Kemampuan Menyimpulkan Isi Bacaan

Page 38: Skripsi Burning

Kemampuan menyimpulkan isi bacaan adalah kemampuan menarik

kesimpulan yang tepat tentang apa yang dikemukakan pengarang

menemukan hubungan suatu ide di dalam suatu bacaan (Davies dan

Widonson dalam Almutmainah, 2008 : 33).

e. Kemampuan Menentukan Fakta atau Opini dalam Bacaan

Tujuan membaca pemahaman adalah mendapatkan informasi berupa fakta

maupun pendapat yang dapat mendukung, memperluas, dan memperkaya

pengetahuan pembaca (Sanusi, 2006 : 108).

2.3 Hakikat Pemahaman Kosakata

Kosakata adalah keseluruhan jumlah kata, ungkapan, ide, dan peribahasa yang

dikuasai oleh siswa (Soejono, 1983 : 58). Selain itu, Keraf (1985 : 80)

menyatakan bahwa kosakata adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingatan

seseorang, yang akan segera menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca.

Menurut Soedjito (1989 : 10), kosakata merupakan (a) semua kata yang terdapat

dalam satu bahasa; (b) kekayaan kata yang dimiliki oleh seseorang pembicara atau

penulis; (c) daftar data yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan secara

singkat dan praktis.

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas, jelaslah bahwa pengertian kosakata

cukup luas tidak terbatas pada perbendaharaan kata. Pengertian kosakata, yaitu

kata-kata yang dikuasai oleh seseorang, kata-kata yang terdapat dalam satu

bahasa, kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu pengetahuan, kata-kata yang

disusun dalam kamus secara alpabetis disertai penjelasan secara singkat dan

praktis.

2.3.1 Semantik dan Kosakata

Page 39: Skripsi Burning

Semantik adalah ilmu yang mempelajari kemaknaan dalam bahasa sebagaimana

adanya (alamiah) dan terbatas pada pengalaman manusia (Fatimah, 1993 : 18).

Sills (1972 : 165) mengemukakan bahwa di dalam linguistik, semantik dikaitkan

dengan penyampaian makna oleh sarana-sarana gramatikal dan leksikal suatu

bahasa. Secara singkat, Tarigan (1986 : 166) menyatakan bahwa semantik adalah

telaah makna.

Kridalaksana (1978) berpendapat bahwa semantik adalah penyelidikan makna

unsur-unsur kosakata suatu bahasa pada umumnya. Yayat Sudaryat (2009 : 3)

mengemukakan bahwa semantik adalah istilah yang digunakan untuk bidang

linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang

dengan hal-hal yang ditandainya, yang disebut makna atau arti.

Dari beberapa pendapat tersebut, penulis mengacu pada pendapat Tarigan (1986 :

166) bahwa semantik adalah telaah makna. Pendapat ini menekankan bahwa

semantik merupakan suatu penelaahan lambang-lambang atau tanda-tanda yang

menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain, dan

pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, semantik

mencakup makna kata-kata, perkembangannya dan perubahannya.

2.3.1.1 Sinonim dalam Pemahaman Kosakata.

Sinonim adalah kata-kata yang mengandung arti pusat yang sama, tetapi berbeda

dalam nilai kata (Tarigan, 1984 : 78).

Contoh :penjara = lembaga pemasyarakatantawa = senyumiri hati = cemburu

Sudirman (2007 : 44) mengemukakan bahwa sinonim adalah hubungan makna

yang dinyatakan oleh adanya kesamaan makna antarsatuan ujaran dengan satuan

Page 40: Skripsi Burning

ujaran lainnya. Menurut Fatimah (1993 : 36) sinonimi digunakan untuk

menyatakan kesamaan arti. Selanjutnya Lyon dalam Fatimah (1993 : 40)

membagi sinonim menjadi empat bagian, yaitu:

1. sinonim lengkap dan mutlak, contoh : surat kabar dan koran

2. sinonim lengkap dan tidak mutlak, contoh : orang dan manusia

3. sinonim tidak lengkap dan mutlak, contoh : wanita dan perempuan

4. sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak, contoh : gadis dan cewek

Yayat Sudaryat (2009 : 35) berpendapat bahwa sinonim adalah nama lain untuk

benda atau hal yang sama. Abdul Chaer (2006 : 388) menyatakan bahwa sinonim

adalah dua buah kata atau lebih yang maknanya kurang lebih sama.

contohnya:

1) benar = betul2) ganteng = tampan3) bodoh = tolol

2.3.1.2 Antonim dalam Pemahaman Kosakata

Antonim adalah kata yang mengandung makna yang berkebalikan atau

berlawanan dengan kata lain Tarigan (1984 : 79). Sudirman ( 2007 : 46 )

berpendapat bahwa antonim adalah hubungan makna antara dua satuan ujaran

yang maknanya dinyatakan kebalikan, bertentangan, atau kontras antara yang satu

dengan yang lainnya.

Selanjutnya, Kridalaksana dalam Fatimah (1993 : 50) menyatakan bahwa antonim

adalah oposisi makna dalam pasangan leksikal yang dapat dijenjangkan. Abdul

Chaer (2006 : 390) mengemukakan bahwa antonim adalah dua buah kata yang

maknanya “dianggap” berlawanan. Dikatakan “dianggap” berlawanan dari dua

kata yang berantonim sangat relatif, ada yang mutlak berlawanan dan ada yang

Page 41: Skripsi Burning

tidak mutlak berlawanan. Yayat Sudaryat (2008 : 40) menyatakan bahwa antonim

adalah lawan kata, nama lain untuk benda yang lain, atau kata-kata yang

berlawanan maknanya.

Contohnya:

1) menjual >< membeli2) hidup >< mati3) jauh >< dekat

2.3.1.3 Homonim dalam Pemahaman Kosakata

Homonim adalah ungkapan (kata atau frasa atau kalimat) yang bentuknya sama

dengan suatu ungkapan lain, tetapi dengan perbedaan makna di antara kedua

ungkapan tersebut. Dengan kata lain, bentuknya sama (bahkan dalam bahasa

Indonesia tulisannya sama, lafalnya sama) tetapi berbeda maknanya (Tarigan,

1984 : 91). Menurut Fatimah (1999 : 43), homonim adalah hubungan makna dan

bentuk bila dua buah makna atau lebih dinyatakan dengan sebuah bentuk yang

sama. Yayat Sudaryat (2006 : 41) mengemukakan bahwa homonim adalah kata-

kata yang bentuk dan bunyinya sama atau mirip dengan benda lain tetapi

maknanya berbeda. Selanjutnya, Abdul Chaer (2006 : 385) berpendapat bahwa

homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi berlainan

maknanya.

Contohnya :

a. Ida tidak bisa hadir ke acara perpisahan hari ini, karena kakinya kena bisa ular

tadi pagi. (bisa yang berarti dapat dan bisa yang berarti racun)

b. – Mereka hidup aman di sebuah kota. (tenteram, damai, tidak ada kerusuhan)

– Oknum itu telah diamankan. ( ditahan )

Sebagian linguis membagi homonim menjadi dua jenis sebagai berikut.

Page 42: Skripsi Burning

Homograf

Bentuk kesamaannya terletak pada keidentikan ortografi (tulisan dan

ejaan), seperti kata seri yang dapat bermakna ‘sinar’ /sari/ dan

‘jilid’ /seri/, semi yang dapat bermakna ‘tumbuh’ /sami/.

Homofon

Sedangkan homofon menyandarkan kesamaannya pada keidentikan

bunyi dan pengucapan. Misalnya bang dapat bermakna ‘kakak’ (dari

abang), ‘yayasan keuangan’ (dari bank), ‘suara azan’, dan ‘tiruan

bunyi peti jatuh’.

2.3.1.4 Hipernim dan Hiponim dalam Pemahaman Kosakata

Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain (Tarigan, 1984 : 95).

Abdul Chaer (2006 : 387) berpendapat bahwa hipernim adalah kata-kata yang

maknanya melingkupi makna kata-kata lain. Kata hipernim dapat menjadi kata

umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata

yang terwakili artinya oleh kata hipernim (Tarigan, 1984 : 95). Menurut Abdul

Chaer (2006 : 389) hiponim adalah kata atau ungkapan yang maknanya termasuk

di dalam makna kata atau ungkapan lain. Umumnya kata-kata hipernim adalah

suatu kategori dan hiponim merupakan anggota dari kata hipernim.

Contohnya :

- Hipernim : Burung

- Hiponim : perkutut, beo, balam, kepodang, cucakrawa, cendrawasih

dan lain-lain.

- Hipernim : Ikan

Page 43: Skripsi Burning

- Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, teri,

sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.

- Hipernim : Sampo

- Hiponim : Pantene, sunsilk, emeron, clear, dove, zinc, loreal, dan

sebagainya.

- Hipernim : Kue

- Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi,

cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus.

2.3.1.5 Polisemi dalam Pemahaman Kosakata

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu atau ganda. Karena

kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau pembaca ragu-ragu

menafsirkan makna kata yang didengar atau dibacanya (Tarigan, 1984 : 98).

Yayat Sudaryat (2008 : 43) berpendapat bahwa polisemi adalah kata-kata yang

mengandung makna lebih dari satu, tetapi makna itu masih berhubungan dengan

makna dasarnya disebut juga kata beraneka.

Abdul Chaer (2006 : 386) mengemukakan bahwa polisemi adalah kata-kata yang

maknanya lebih dari satu, sebagai akibat terdapatnya lebih dari sebuah komponen

konsep makna pada kata-kata tersebut. Palmer (1976 : 65) mengatakan, “It is also

the case that the same word may have a set of different meanings“, suatu kata

yang mengandung seperangkat makna yang berbeda, mengandung makna ganda.

Contoh :

a. Kepala Tita terluka karena kejatuhan buah jambu. (bagian tubuh di atas

leher)

b. Kepala bagian produksi perusahaan itu mengalami kecelakaan. (pimpinan)

Page 44: Skripsi Burning

2.4 Pemahaman Kosakata

Tarigan (1985 : 2) menyatakan bahwa kualitas keterampilan berbahasa dan

berkomunikasi bergantung pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimiliki

oleh seseorang. Pemahaman berarti kesanggupan memahami dan menggunakan

sesuatu (Depdikbud, 1993 : 48). Pemahaman bukan hanya sebatas kesanggupan

dalam memahami, melainkan mencakup ingatan, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi. Dengan kata lain, pemahaman berkaitan dengan aspek kognitif

(Nurgiantoro, 1987 : 24).

Dari uraian pengertian dan pemahaman di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa pemahaman kosakata adalah suatu kegiatan dimana seseorang lebih

menitikberatkan pada pemahaman kosakata, sehingga dapat memudahkan dalam

mendapatkan informasi di dalam suatu bacaan.

2.5 Kerangka Pikir Hubungan Pemahaman Kosakata dan Kemampuan

Membaca Pemahaman

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pemahaman kosakata

dilambangkan dengan X dan variabel terikatnya adalah kemampuan membaca

pemahaman yang dilambangkan dengan Y.

Seseorang yang memiliki pemahaman kosakata yang baik maka akan dengan

mudah dalam menangkap informasi dalam suatu bacaan. Di dalam membaca

pemahaman dituntut adanya pemahaman kosakata, karena dengan pemahaman

kosakata seseorang akan mudah memahami isi bacaan dan akan mudah pula

dalam mengungkapkan kembali informasi apa yang telah dibacanya.

Pemahaman kosakata merupakan salah satu faktor penunjang di dalam membaca

pemahaman. Semakin tinggi pemahaman kosakata seseorang, maka kemampuan

Page 45: Skripsi Burning

membacanya akan sangat tinggi. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang kurang

memahami kosakata, maka akan mengalami kesulitan dalam memahami isi

bacaan dan sekaligus akan sulit pula dalam mengungkapkan isi bacaan.

Penulis menduga bahwa pemahaman kosakata (X) memunyai hubungan yang erat

dengan kemampuan membaca pemahaman (Y).

Kerangka Pikir Hubungan Pemahaman Kosakata dan Kemampuan

Membaca Pemahaman

2.5 Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian hingga terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,

2006 : 71). Berdasarkan kerangka pikir di atas, penulis merumuskan hipotesis

Pemahaman Kosakata

Definisi kosakata menurut :1.Keraf (1985)2.Soejono (1983)3.Soedjito (1989)

Pemahaman Kosakata

1. Sinonim2. Antonim3. Homonim4. Homofon5. Homograf6. Hipernim7. Hiponim 8. Polisemi

Kemampuan Membaca Pemahaman

Defenisi membaca pemahaman menurut :1. Kridalaksana

(1984)2. Tarigan (1989)3. Lado dalam

samhati (2003)

Aspek Membaca Pemahaman

1. Kemampuan menangkap informasi dalam kalimat

2. Kemampuan memahami makna kata, ungkapan, kalimat

3. Kemampuan memahami kalimat utama

4. Kemampuan menyimpulkan isi bacaan

5. Kemampuan mennetukan fakta atau opini dalam bacaan

Page 46: Skripsi Burning

sebagai berikut. Terdapat hubungan yang positif, erat dan signifikan antara

pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X

SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut

Arikunto (2006 : 170), penelitian korelasional merupakan penelitian yang

bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa

eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Metode ini dipilih karena

peneliti akan menguji ada atau tidaknya hubungan antara pemahaman kosakata

dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independen) dan

variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi

dan menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, sedangkan

variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas (Sugiono, 2005 : 33). Pada penelitian ini yang menjadi

variabel bebas (X) adalah pemahaman kosakata, sedangkan yang menjadi variabel

Page 47: Skripsi Burning

terikat (Y) adalah kemampuan membaca pemahaman. Hubungan kedua variabel

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Pemahaman

Kosakata (X)

Kemampuan Membaca

Pemahaman (Y)

Keterangan :

(X) : Pemahaman Kosakata

(Y) : Kemampuan Membaca Pemahaman

: Hubungan

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek dalam suatu penelitian (Arikunto, 1995 : 102),

dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun

pelajaran 2010/2011. Populasi penelitian ini berjumlah 200 siswa yang tersebar di

lima kelas, dengan perincian sebagai berikut. Kelas X 1. 40 siswa, kelas X 2. 40

siswa, kelas X 3. 40 siswa, kelas X 4. 40 siswa, dan kelas X 5. 40 siswa.

Tabel 3.1 Daftar Populasi Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2010/2011

Kelas Jumlah Populasi

Page 48: Skripsi Burning

X 1X 2X 3X 4X 5

4040404040

Jumlah 200

3.2.2 Sampel

Pengambilan sampel peneliti lakukan dengan mengacu pendapat Arikunto (2002:

112) yang menyatakan apabila subjek dalam penelitian ini berjumlah besar, subjek

penelitian dapat diambil sebagai sampel berkisar 10% sampai dengan 15% atau

20% sampai dengan 25% atau lebih. Peneliti mengambil sampel 20% dari 200

siswa, yaitu 40 siswa. Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan teknik

propotional cluster random sampling.

Penyampelan dilakukan sebagai berikut.

(1) Jika hasil perhitungan 20% dari jumlah siswa setiap kelas itu memiliki

angka sesudah koma yang nilainya kurang atau sama dengan lima, jumlah

sampel yang ditetapkan adalah angka sebelum koma, dan

(2) Jika hasil perhitungan 20% itu memiliki angka sesudah koma lebih dari

lima, jumlah sampel yang ditetapkan adalah angka sebelum koma ditambah

satu.

Tabel 3.2 Perhitungan Sampel dari Jumlah Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2010/2011

No Kelas X Jumlah Siswa 20% dari jumlahSampel yang Ditetapkan

1 X 1 40 8 8

Page 49: Skripsi Burning

2 X 2 40 8 83 X 3 40 8 84 X 4 40 8 85 X 5 40 8 8Jumlah 200 40 40

Cara penentuan sampel yang digunakan dalam teknik ini yakni dengan

pengundian. Langkah-langkah penyampelan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Mendaftar nama semua subjek penelitian yang menjadi populasi penelitian.

2. Menulis masing-masing nama pada kertas kecil dan digulung rapi.

3. Mengambil satu persatu kertas gulung tersebut sesuai dengan jumlah sampel

yang dibutuhkan.

4. Memberi kode pada sampel yang telah terpilih untuk memudahkan penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan, peneliti menggunakan teknik tes.

Menurut Margono (2007 : 170), tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang

diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang

dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Tes yang terdapat dalam

penelitian ini ada dua, yaitu tes pemahaman kosakata (variabel X) dan tes

kemampuan membaca pemahaman (variabel Y) yang terurai sebagai berikut.

3.3.1 Tes Pemahaman Kosakata (Variabel X)

1. Kemampuan Membaca Pemahaman

Variabel kemampuan membaca pemahaman (Y) dijelaskan secara konseptual dan

operasional dalam uraian berikut.

1.1 Definisi Konseptual

Page 50: Skripsi Burning

Kemampuan membaca pemahaman adalah aktivitas pemahaman arti dalam suatu

bahasa melalui tulisan atau bacaan yang bertujuan utama untuk memberitahu,

mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu.

Lima aspek berikut ini oleh penulis dijadikan indikator penilaian dalam

kemampuan membaca pemahaman, yaitu (a) kemampuan memahami makna kata,

ungkapan, kalimat, (b) kemampuan menangkap informasi dalam kalimat, (c)

kemampuan menentukan kalimat utama, (d) kemampuan menyimpulkan isi

bacaan, (e) kemampuan menentukan fakta atau opini dalam bacaan.

1.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dari kemampuan membaca pemahaman adalah nilai atau skor

diperoleh oleh siswa melalui tes bentuk objektif pilihan berganda (tipe A) dengan

empat alternatif jawaban. Nilai atau skor tersebut meliputi lima aspek, yaitu (a)

kemampuan memahami makna kata, ungkapan, kalimat, (b) kemampuan

menangkap informasi dalam kalimat, (c) kemampuan menentukan kalimat utama,

(d) kemampuan menyimpulkan isi bacaan, (e) kemampuan menentukan fakta atau

opini dalam bacaan.

Kemampuan membaca pemahaman siswa secara tertulis menyajikan enam

wacana yang diikuti soal pilihan ganda; jumlah seluruh soal 36 butir dengan

waktu 60 menit. Skor untuk satu soal yang benar adalah 1 (satu) dan skor soal

yang salah adalah o (nol). Dengan demikian, siswa yang menjawab benar seluruh

soal akan mendapatkan nilai 36. Adapun kisi-kisi soal yang dipergunakan untuk

menilai kemampuan membaca pemahaman siswa dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Page 51: Skripsi Burning

Tabel 3.3 Indikator Penilaian dan Kisi-Kisi Soal Kemampuan Membaca Pemahaman

Aspek Indikator Nomor Soal Jumlah Skor

Memahami Isi Bacaan

a.Kemampuan Menangkap informasi dalam kalimat

1, 5, 7, 13, 14, 20, 22, 29, 33, 34, 36

11

b. kemampuan memamahami makna kata, ungkapan, atau kalimat

3, 9, 15, 21, 27, 28, 35 7

c. kemampuan menentukan kalimat utama,

10, 12, 18, 26, 31 5

d. kemampuan menyimpulkan isi bacaan

4, 8, 11, 16, 23, 25, 32 7

e. kemampuan menentukan fakta atau opini dalam bacaan.

2, 6, 17, 19, 24, 30 6

Jumlah 36

3.3.2 Tes Pemahaman Kosakata

Variabel pemahaman kosakata (X) dijelaskan secara konseptual dan operasional

dalam uraian berikut.

1.1 Definisi Konseptual

Page 52: Skripsi Burning

Pemahaman kosakata adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingatan

seseorang yang akan segera menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca (Keraf,

1985 : 80).

Delapan aspek berikut ini oleh penulis dijadikan indikator penilaian dalam

pemahaman kosakata, yaitu sinonim; antonim; homonim; homofon; homograf;

hipernim; hiponim; polisemi.

1.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dari pemahaman kosakata yaitu nilai atau skor diperoleh

oleh siswa melalui tes bentuk objektif pilihan berganda dengan empat alternatif

jawaban. Nilai atau skor tersebut meliputi delapan aspek, yaitu (1) sinonim; (2)

antonim; (3) homonim; (4) homofon; (5) homograf; (6) hipernim; (7) hiponim; (8)

polisemi.

Pemahaman kosakata siswa disajikan dalam soal pilihan berganda; jumlah

seluruh soal 32 butir dengan waktu 60 menit. Skor untuk satu soal yang benar

adalah 1 (satu) dan skor soal yang salah adalah o (nol). Dengan demikian, siswa

yang menjawab benar seluruh soal akan mendapatkan nilai 32. Adapun kisi-kisi

soal yang dipergunakan untuk menilai pemahaman kosakata siswa dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 3.4 Indikator Penilaian dan Kisi-Kisi Soal Pemahaman Kosakata

No. Aspek Indikator No. Soal Jumlah Soal

Page 53: Skripsi Burning

1.2.3.4.5.6.7.8.

SinonimAntonim HomonimHomofonHomografHipernimHiponimPolisemi

Menentukan sinonim

Menentukan antonimMenentukan homonim Menentukan homofon Menentukan homografMenentukan hipernimMenentukan hiponimMenentukan polisemi

3, 4, 10, 14, 266, 15, 21, 2512, 23, 3211, 19, 271, 8, 18, 289, 16, 20, 22, 302, 13, 17, 24, 295, 7, 31

54334553

32

Teknik penilaian terhadap jawaban siswa ditempuh dengan langkah-langkah

sebagai berikut.

1. Mengumpulkan seluruh data

2. Memeriksa hasil tes pemahaman kosakata dan kemampuan membaca

pemahaman siswa.

3. Setelah tes pemahaman kosakata tiap siswa diperiksa dan mendapat skor

perolehan, skor perolehan selanjutnya diolah untuk mendapat nilai dengan

rumus:

4. Setelah tes kemampuan membaca pemahaman tiap siswa diperiksa dan

mendapat skor perolehan, skor perolehan selanjutnya diolah untuk mendapat

nilai dengan rumus.

3.4 Uji Coba Instrumen

Nilai Akhir = Perolehan Skor x 100 Skor maksimal (32)

Nilai Akhir = Perolehan Skor x 100 Skor maksimal (36)

Page 54: Skripsi Burning

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen diujicobakan

terlebih dahulu kepada sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel

dalam populasi penelitian yang sebenarnya. Instrumen yang akan diujikan

haruslah memenuhi dua syarat yaitu validitas dan reliabilitas.

3.4.1 Validitas

Agar memperoleh data yang akurat dalam penelitian, alat ukur yang akan

dipergunakan harus valid. Maksudnya agar alat ukur tersebut sesuai dengan apa

yang hendak diukur secara tepat.

Instrumen pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman yang

akan diujikan kepada responden atau sampel telah penulis uji cobakan kepada

siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandarlampung yang memiliki karakteristik sama

dengan kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung. Data pemahaman kosakata pada

indikator dalam uji coba instrumen tersebut penulis analisis validitasnya dengan

menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun teknis

penghitungannya penulis lakukan dengan menggunakan program komputer

Anates v4.0.9.software.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut

(Arikunto, 2006 : 275).

rxy =

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi

Page 55: Skripsi Burning

N = Jumlah sampel

X = Skor variabel X

Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X

∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

(A. Effendi Sanusi, 1998: 97)

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen

atau soal dinyatakan valid

Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen

atau soal dinyatakan tidak valid

3.4.1.1 Data Hasil Analisis Butir Soal Pemahaman Kosakata

Rata-rata : 20,89Simpang baku : 9,41Korelasi XY : 0,83Reliabilitas tes :0,90Butir soal : 40Jumlah subjek : 40

Tabel 3.5 Data Hasil Analisis Butir Soal Pemahaman Kosakata

Butir soal Daya pembeda

Tingkat kesukaran

Korelasi Sign. Korelasi

1 0,00 Sukar -0,565 -2 27,27 Sedang 0,196 -3 63,64 Sedang 0,409 Sangat signifikan4 18,18 Sukar 0,207 -5 18,18 Sedang 0,003 -6 54,55 Sedang 0,459 Sangat signifikan7 81,82 Sedang 0,689 Sangat signifikan

Page 56: Skripsi Burning

8 27,27 Sedang 0,321 Signifikan9 63,64 Sedang 0,568 Sangat signifikan10 72,73 Sedang 0,541 Sangat signifikan11 63,64 Sedang 0,584 Sangat signifikan12 72,73 Sedang 0,684 Sangat signifikan13 81,82 Sedang 0,719 Sangat signifikan14 81,82 Sedang 0,697 Sangat signifikan15 72,73 Sedang 0,565 Sangat signifikan16 -9,09 Sedang 0,019 -17 72,73 Sedang 0,481 Sangat signifikan18 81,82 Sedang 0,690 Sangat signifikan19 27,27 Sedang 0,192 -20 45,45 Sedang 0,397 Sangat signifikan21 90,91 Sedang 0,767 Sangat signifikan22 72,73 Sedang 0,654 Sangat signifikan23 54,55 Sedang 0,511 Sangat signifikan24 63,64 Sedang 0,563 Sangat signifikan25 36,36 Mudah 0,234 -26 54,55 Sedang 0,428 Sangat signifikan27 72,73 Sedang 0,667 Sangat signifikan28 81,82 Sedang 0,675 Sangat signifikan29 63,64 Sedang 0,630 Sangat signifikan30 81,82 Sukar 0,734 Sangat signifikan31 54,55 Sedang 0,595 Sangat signifikan32 63,64 Sedang 0,639 Sangat signifikan33 63,64 Sedang 0,473 Sangat signifikan34 63,64 Sedang 0,651 Sangat signifikan35 81,82 Sedang 0,648 Sangat signifikan36 72,73 Sedang 0,557 Sangat signifikan37 45,45 Sedang 0,335 Signifikan38 81,82 Sedang 0,574 Sangat signifikan39 9,09 Sedang 0,027 -40 54,55 Sedang 0,369 Signifikan

3.4.1.2 Data Hasil Analisis Butir Soal Kemampuan Membaca Pemahaman

Rata-rata : 20,30Simpang baku : 10,28Korelasi XY : 0,93Reliabilitas tes : 0,96Butir soal : 40Jumlah subjek : 40

Tabel 3.6 Data Hasil Analisis Butir Soal Kemampuan Membaca Pemahaman

Page 57: Skripsi Burning

Butir soal Daya pembeda

Tingkat kesukaran

Korelasi Sign. Korelasi

1 9,09 Mudah 0,045 -2 0.00 Sedang -0,018 -3 90,91 Sedang 0,571 Sangat signifikan4 90,91 Sedang 0,690 Sangat signifikan5 81,82 Sedang 0,498 Sangat signifikan6 63,64 Sedang 0,695 Sangat signifikan7 72,73 Sukar 0,524 Sangat signifikan8 81,82 Sedang 0,628 Signifikan9 45,45 Sedang 0,488 Sangat signifikan10 81,82 Sedang 0,657 Sangat signifikan11 63,64 Sedang 0,608 Sangat signifikan12 72,73 Sedang 0,564 Sangat signifikan13 81,82 Sedang 0,491 Sangat signifikan14 54,55 Sedang 0,621 Sangat signifikan15 81,82 Sedang 0,444 Sangat signifikan16 36,36 Sedang 0,616 Sangat signifikan17 72,73 Sedang 0,478 Sangat signifikan18 90,91 Sedang 0,871 Sangat signifikan19 72,73 Sedang 0,506 Sangat signifikan20 63,64 Sedang 0,612 Sangat signifikan21 81,82 Sedang 0,729 Sangat signifikan22 72,73 Sedang 0,581 Sangat signifikan23 63,64 Sedang 0,452 Sangat signifikan24 81,82 Sedang 0,664 Sangat signifikan25 72,73 Mudah 0,528 Sangat signifikan26 54,55 Sedang 0,780 Sangat signifikan27 81,82 Sedang 0,647 Sangat signifikan28 54,55 Sedang 0,507 Sangat signifikan29 90,91 Sedang 0,764 Sangat signifikan30 63,64 Sukar 0,593 Sangat signifikan31 36,36 Sedang 0,385 Signifikan32 63,64 Sedang 0,502 Sangat signifikan33 81,82 Sedang 0,642 Sangat signifikan34 0,00 Sedang 0,068 -35 36,36 Sedang 0,293 -36 -9,09 Sedang 0,037 -37 54,55 Sukar 0,513 Sangat signifikan38 45,45 Sedang 0,374 Signifikan39 63,64 Sedang 0,567 Sangat signifikan40 72,73 Sedang 0,467 Sangat signifikan

Dari hasil analisis validitas yang terdapat dalam lampiran 2 (halaman 94), untuk

instrument pemahaman kosakata dapat disimpulkan bahwa butir soal nomor 3, 6,

Page 58: Skripsi Burning

7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,

33, 34, 35, 36, 37, 38, dan 40 valid, sementara butir soal nomor 1, 2, 4, 5, 16, 19,

25, 39 tidak valid, sedangkan untuk instrumen kemampuan membaca pemahaman

dapat disimpulkan bahwa butir soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,

38, dan 40 valid, sementara butir soal nomor 1, 2, 25, dan 39 tidak valid. Butir

soal yang tidak valid tersebut selanjutnya tidak pergunakan kembali oleh penulis.

3.4.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu, artinya dapat dipercaya

dan dapat diandalkan. Instrumen harus reliabel mengandung arti bahwa instrumen

tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa

dipercaya (Arikunto, 2006 : 155). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen

dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus K-R 21 sebagai berikut.

r11 = ( k ) x (1- m(k-m) )

k-1 k.vt

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal

m = skor rata-rata

Vt = varians total

(Arikunto, 2006 : 189).

Dimana :

(∑X)2

Page 59: Skripsi Burning

Vt = ∑X2 - n n

Keterangan :

Vt = varians total∑X = jumlah skor total∑X2 = jumlah kuadrat skor totalN = banyaknya responden atau subjek

(Arikunto, 2006 : 184)

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen

atau soal dinyatakan reliabel

Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen

atau soal tidak reliabel

Dari hasil analisis reliabilitas instrumen yang terdapat dalam lampiran 2 (halaman

98), untuk instrumen pemahaman kosakata diperoleh harga r11 = 0,907 harga

tersebut kemudian dikonsultasikan terhadap r tabel. Pada taraf nyata α 0,05 atau

taraf siginifikan 5% dengan n=40, harga rtabel adalah 0,312. Hal ini berarti rhitung

lebih besar dari rtabel yakni 0,907 (>) 0,312, sedangkan untuk instrumen

kemampuan membaca pemahaman diperoleh harga r11 = 0,956, harga tersebut

kemudian dikonsultasikan terhadap r tabel. Pada taraf nyata α 0,05 atau taraf

siginifikan 5% dengan n=40, harga rtabel adalah 0,312. Hal ini berarti rhitung lebih

besar dari rtabel yakni 0,956 (>) 0,312. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

instrumen yang telah diujicobakan adalah reliabel sehingga layak dipergunakan.

Page 60: Skripsi Burning

3.5 Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan urutan sebagai berikut.

1. Memberikan kuesioner angket dan mengoreksi jawaban sampel angket

pemahaman kosakata dan memberi skor.

2. Memberikan tes kemampuan membaca pemahaman dan mengoreksi hasil tes

lalu memberi skor.

3. Menguji validitas dan reliabilitas data pemahaman kosakata dan kemampuan

membaca pemahaman.

4. Menguji normalitas sampel data pemahaman kosakata dan kemampuan

membaca pemahaman.

5. Menguji homogenitas data pemahaman kosakata dan kemampuan kemampuan

membaca pemahaman.

6. Menguji kelinieran.

7. Menguji regresi linier kedua variabel.

8. Menguji hipotesis hubungan antara pemahaman kosakata dengan kemampuan

membaca pemahaman.

9. Melaporkan hasil penelitian.

3.7 Tolok Ukur Penilaian

Nilai pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman diukur

berdasarkan tabel tolok ukur berikut.

Tabel 3.9 Tolok Ukur Penilaian

Persentase Penguasaan Kategori Nilai85% - 100% Baik Sekali75% - 84% Baik60% - 74% Cukup

Page 61: Skripsi Burning

40% - 59% Kurang0 - 39% Gagal

(Nurgiantoro, 1995: 393)

3.7 Pengujian Persyaratan Analisis Data

Pengujian persyaratan analisis data meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

Persyaratan penghitungan analisis data ini menggunakan analisis perangkat lunak

program SPSS 12.0 for Windows.

3.7.1 Pengujian Distribusi Normalitas

Bagian ini akan menguji normal atau tidaknya sebuah distribusi data dengan

rumusan sebagai berikut.

Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Dalam uji Kolmogorov

Smirnov diasumsikan bahwa distribusi variabel yang sedang diuji memunyai

sebaran kontinyu. Statistik uji yang digunakan:

D = max | F0 (Xi) – Sn (Xi) | ; i = 1, 2, 3....

Dimana:

F0 (Xi) : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif dari distribusi teoritis dalam

kondisi H0

SN (Xi) : Distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan sebanyak n

Page 62: Skripsi Burning

Dengan cara membandingkan nilai D terhadap nilai D pada tabel Kolmogorov

Smirnov dengan taraf nyata α maka aturan pengambilan keputusan dalam uji ini

adalah:

jika D < D tabel maka tolak Ho dan

jika D > D tabel maka terima Ho.

Keputusan juga dapat diambil dengan berdasarkan nilai signifikasi (Asymp.

Significance). Jika nilai signifikasinya lebih kecil dari α maka Ho ditolak

demikian juga sebaliknya.

Tolak Ho apabila nilai Signifikasi (Sig.) kurang dari (<) 0,05 berarti

distribusi sampel tidak normal.

Terima Ho apabila nilai Signifikasi (Sig.) lebih dari (>) 0,05 berarti

distribusi sampel adalah normalitas.

(Rusman, 2006 : 43).

3.7.2 Pengujian Homogenitas

Tujuan uji homogenitas sampel adalah untuk mengetahui apakah data sampel

yang diambil dari populasi itu bervariasi homogen atau tidak. Adapun rumusan

hipotesis dalam penghitungan ini adalah sebagai berikut.

Ho : Varians populasi adalah homogen

Ha : Varians populasi adalah tidak homogen

Sedangkan kriteria pengambilan keputusannya adalah:

jika probabilitas (Sig.) lebih dari (>) 0,05, Ho diterima;

jika probabilitas (Sig.) kurang dari (<) 0,05, Ho ditolak.

Page 63: Skripsi Burning

(Rusman, 2006 : 46).

Untuk pengujian homogenitas digunakan uji ANOVA, dengan rumus statistik

sebagai berikut.

Keterangan:

yit = nilai sampel tiap variabel

ŷi = rata-rata sampel

F =

dengan nilai kritis F(α, k-1, n-k).

3.8 Pengujian Kelinearan

Untuk menguji kelinieran diperlukan hipotesis sebagai berikut.

Ho : Model regresi berbentuk linier.

Ha : Model regresi berbentuk tidak linier.

Adapun pengambilan keputusannya adalah dengan menggunakan koefisien

Signifikasi (Sig.) dengan cara membandingkan nilai Sig. dari Deviation from

Linearity pada tabel ANOVA dengan taraf nyata α yang dipilih (misal 5% atau

Zit = |yit – ŷi |

Page 64: Skripsi Burning

1%). Kriterianya: apabila nilai Sig. pada Deviation from Linearity lebih dari (>)

taraf nyata α, Ho diterima; jika sebaliknya tidak diterima (Rusman, 2006 : 54).

3.9 Pengujian Regresi Linier

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X (pemahaman kosakata)

terhadap variabel Y (kemampuan membaca pemahaman), diperlukan analisis

regresi dengan persamaan Ŷ = a+bx.

Persamaan regresi antara variabel X (pemahaman kosakata) terhadap variabel Y

(kemampuan membaca pemahaman) dilakukan uji t. Uji t dilakukan untuk

menguji signifikasi konstanta dan variabel independen. Hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut.

Ho : Koefisien regresi tidak signifikan

H1 : Koefisien regresi signifikan

Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah:

apabila t hitung lebih besar (>) t tabel dengan dk = n-2 pada taraf nyata α =

0,05, Ho ditolak dan H1 diterima, atau

apabila probabilitas (Sig.) < 0,05, Ho ditolak dan H1 diterima.

3.10 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menyimpulkan apakah hipotesis yang

dirumuskan berdasar teori didukung oleh data yang ada di lapangan. Selain itu,

pengujian hipotesis ini berguna untuk menguji kekuatan hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Hipotesis yang akan diuji adalah “ada hubungan

positif dan signifikan antara pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca

Page 65: Skripsi Burning

pemahaman”. Untuk menguji hipotesis, penulis menggunakan teknik Korelasi

Product Moment dari Pearson dengan angka kasar.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut

(Arikunto, 2006 : 275).

rxy =

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasiN = Jumlah sampelX = Skor variabel XY = Skor variabel Y∑X = Jumlah skor variabel X∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Hipotesis statistiknya sebagai berikut.

Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman kosakata

(X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y)

Ho : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman

kosakata (X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y)

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Jika t hitung > t tabel → Ho ditolak dan Ha diterima;

Jika t hitung < t tabel → Ho diterima dan Ha ditolak.

Atau

jika probabilitas sig. (2-tailed) kurang dari (<) 0,05, Ho ditolak;

jika probabilitas sig. (2-tailed) lebih dari (>) 0,05, Ho diterima

(Rusman dalam Apriliya, 2008: 45).

Page 66: Skripsi Burning

Untuk menentukan keeratan hubungan kedua variabel penelitian digunakan

kriteria penafsiran pada tabel interpretasi nilai r pada halaman berikut.

Tabel 3.8 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,00 – 0,199 Sangat rendah (tidak berkorelasi)0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 1,000 Sangat kuat

(Sugiyono, 2008 : 257)

Setelah pengujian hipotesis, analisis korelasi dilanjutkan dengan menghitung

koefisien determinasi melalui cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan/rxy

(Sugiyono, 2008 : 259). Dengan mencari koefisien determinasi ini, dapat

diketahui berapa persentase pengaruh pemahaman kosakata (variabel X) terhadap

kemampuan membaca pemahaman (variabel Y).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 16 Bandar Lampung tahun pelajaran

2010/2011. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel pemahaman

kosakata sebagai variabel bebas (X) dan kemampuan membaca pemahaman

sebagai variabel terikat (Y). Oleh karena itu, data yang diperlukan penelitian ini

Page 67: Skripsi Burning

ada dua macam, yaitu data tentang pemahaman kosakata dan data tentang

kemampuan membaca pemahaman.

4.2 Deskripsi Data

Data yang dideskripsikan dari penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu

pemahaman kosakata (X) dan kemampuan membaca pemahaman (Y). Data

didapat dengan cara memberikan tes kepada siswa kelas X SMA Negeri 16

Bandarlampung. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode statistik

deskriptif. Analisis deskriptif menampilkan jumlah responden, skor rata-rata,

median, modus, standar deviasi, varians, rentan skor, distribusi frekuensi, skor

tertinggi, skor terendah, dan skor total. Penghitungan pada jumlah responden, skor

rata-rata, median, modus, standar deviasi, varians, rentang skor, skor tertinggi,

skor terendah, dan skor total digunakan program SPSS 12.0 for Windows,

sedangkan pembuatan grafik dalam bentuk diagram menggunakan program

Microsoft Exel. Untuk menentukan distribusi frekuensi, dilakukan cara manual.

4.2.1 Data Variabel Pemahaman Kosakata (X)

Data tentang pemahaman kosakata dalam penelitian ini diketahui dengan

menggunakan tes bentuk objektif pilihan ganda. Setelah diadakan tes pemahaman

kosakata yang dilakukan terhadap 40 siswa diperoleh jumlah skor 2442 dengan

skor tertinggi 91, skor terendah 34, skor rata-rata terbesar 61,05, rentang skor (R)

57, banyak kelas (K) 6, dan panjang kelas (P) 10.

Melalui tes tersebut, diperoleh data tentang variabel pamahaman kosakata seperti

yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Pemahaman Kosakata kelas X

SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

Page 68: Skripsi Burning

No. Kelas Interval

Batas Bawah

Batas Atas

Mean Tengah

F. Abs.l

F. Rel. (%)

F.Kum. (%)

1 84 - 93 84,5 93,5 88,5 7 17,5 17,5

2 74 – 83 73,5 83,5 78,5 6 15 32,5

3 64 – 73 63,5 73,5 68,5 3 7,5 40

4 54 – 63 53,5 63,5 58,5 9 22,5 62,5

5 44 – 53 43,5 53,5 48,5 10 25 87,5

6 34 – 43 33,5 43,5 38,5 5 12,5 100

Jumlah 40 100

Berdasarkan penghitungan di atas, dapat diketahui kelas interval 84–93 memiliki

frekuensi absolut 7 orang dan frekuensi relatif 17,5%. Kelas interval 74–83

memiliki frekuensi absolut 6 orang dan frekuensi relatif 15%. Kelas interval 64–

73 memiliki frekuensi absolut 3 orang dan frekuensi relatif 7,5%. Kelas interval

54–63 memiliki frekuensi absolut 9 orang dan frekuensi relatif 22,5%. Kelas

interval 44–53 memiliki frekuensi absolut 10 dan frekuensi relatif 25%. Kelas

interval 34–43 memiliki frekuensi absolut 5 dan frekuensi relatif 12,5%.

Frekuensi terbanyak terdapat pada kelas interval 44–53 memiliki frekuensi

absolut 10 orang dan frekuensi relatif 25%.

Frekuensi pemahaman kosakata siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung

juga dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut.

Page 69: Skripsi Burning

84 - 93 74 – 83 64 – 73 54 – 63 44 – 530.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

kelas interval

F. Rel. (%)

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pemahaman Kosakata

4.2.2 Data Variabel Kemampuan Membaca Pemahaman

Data tentang kemampuan membaca pemahaman dalam penelitian ini diketahui

dengan menggunakan tes bentuk objektif pilihan ganda. Setelah diadakan tes

kemampuan membaca pemahaman yang dilakukan terhadap 40 siswa diperoleh

jumlah skor 2497 dengan skor tertinggi 94, skor terendah 33, skor rata-rata

terbesar 62,425, rentang skor (R) 61, banyak kelas (K) 6, dan panjang kelas (P)

11.

Melalui tes tersebut, diperoleh data tentang variabel membaca pemahaman seperti

yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2010/2011.

No.

Kelas Interval

Batas Bawah

Batas Atas

Mean Tengah

F. Abs.l

F. Rel. (%)

F.Kum. (%)

Page 70: Skripsi Burning

1 83 – 94 82,5 94,5 88,5 6 15 15

2 73 – 82 72,5 82,5 78,5 7 17,5 32,5

3 63 – 72 62,5 72,5 68,5 9 22,5 55

4 53 – 62 52,5 62,5 58,5 5 12,5 67,5

5 43 – 52 42,5 52,5 48,5 8 20 87,5

6 33 – 42 32,5 42,5 38,5 5 12,5 100

Jumlah 40 100

Berdasarkan penghitungan di atas, dapat diketahui kelas interval 83–94 memiliki

frekuensi absolut 6 orang dan frekuensi relatif 15%. Kelas interval 73–82

memiliki frekuensi absolut 7 orang dan frekuensi relatif 17,5%. Kelas interval 63–

72 memiliki frekuensi absolut 9 orang dan frekuensi relatif 22,5%. Kelas interval

53–62 memiliki frekuensi absolut 5 orang dan frekuensi relatif 12,5%. Kelas

interval 43–52 memiliki frekuensi absolut 8 dan frekuensi relatif 20%. Kelas

interval 33–42 memiliki frekuensi absolut 5 dan frekuensi relatif 12,5%.

Frekuensi terbanyak terdapat pada kelas interval 63–72 memiliki frekuensi

absolut 9 orang dan frekuensi relatif 22,5%.

Frekuensi kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 16

Bandar Lampung juga dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut.

Page 71: Skripsi Burning

83 – 94 73 – 82 63 – 72 53 – 62 43 – 52 33 – 420%

5%

10%

15%

20%

25%

kelas interval

F. Rel. (%)

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca

Pemahaman

4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data

Pengujian persyaratan analisis data ini meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas. Persyaratan penghitungan analisis data pada penelitian ini

menggunakan perangkat lunak program SPSS 12.0 for Windows.

4.3.1 Pengujian Distribusi Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil

berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normal atau tidaknya sebuah

distribusi data dengan rumusan sebagai berikut.

Ho : Data berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Sedangkan kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut.

tolak Ho apabila nilai Signifikasi (Sig.) kurang dari (<) 0,05 berarti distribusi

sampel tidak normal;

Page 72: Skripsi Burning

terima Ho apabila nilai Signifikasi (Sig.) lebih dari (>) 0,05 berarti distribusi

sampel adalah normal.

Berdasarkan keluaran hasil program SPSS 12.0 for Windows diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pemahaman Kosakata (X) dan Kemampuan Membaca Pemahaman

Variabel Nilai Kolmogorf-Smirnov Sig.

Ketentuan Taraf Nyata α

Keputusan

Pemahaman Kosakata (X)

0,490 Sig. > α 0,05 Normal

Kemampuan Membaca Pemahaman (Y)

0,463 Sig. > α 0,05 Normal

Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui uji normalitas pemahaman kosakata

diperoleh nilai Asymp. Sig 0,490 yang ternyata lebih dari (>) 0,05, sedangkan

untuk tes kemampuan membaca pemahaman diperoleh nilai Asymp. Sig. 0,463

(>) 0,05. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sampel pada tes

pemahaman kosakata dan kemampuan membaca pemahaman berdistribusi

normal. Distribusi hasil variabel X (Pemahaman Kosakata) juga dapat dilihat dari

keluaran pada normal Q-Q Plot dalam bentuk grafik berikut.

Page 73: Skripsi Burning

5 10 15 20 25 30 35

Observed Value

5

10

15

20

25

30

35E

xp

ec

ted

No

rma

l V

alu

e

Normal Q-Q Plot of x

Gambar 4.3 Distribusi Skor Pemahaman Kosa Kata (X)

Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila tersebar di sekeliling garis

(Rusman, 2006 : 44). Pada Gambar di atas terlihat bawah hampir semua data

tersebar pada garis lurus walaupun ada dua data yang jauh dari garis. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa data pemahaman kosakata adalah normal.

Distribusi hasil variabel Y (Kemampuan Membaca Pemahaman) juga dapat dilihat

dari keluaran pada normal Q-Q Plot dalam bentuk grafik berikut.

Page 74: Skripsi Burning

9 12 15 18 21 24 27 30 33 36

Observed Value

9

12

15

18

21

24

27

30

33

36E

xp

ec

ted

No

rma

l V

alu

e

Normal Q-Q Plot of y

Gambar 4.4 Distribusi Skor Kemampuan Membaca Pemahaman (Y)

Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila tersebar di sekeliling garis

(Rusman, 2006 : 44). Pada Gambar di atas terlihat bawah hampir semua data

tersebar pada garis lurus walaupun ada tiga data yang jauh dari garis. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa data kemampuan membaca pemahaman adalah normal.

4.3.2 Pengujian Homogenitas

Uji homogenitas sampel dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel yang

diambil dari populasi itu homogen atau tidak. Adapun rumusan hipotesis dalam

penghitungan ini adalah sebagai berikut.

Ho : Varians populasi adalah homogen

Ha : Varians populasi adalah tidak homogen

Sedangkan kriteria pengambilan keputusannya adalah:

jika probabilitas (Sig.) lebih dari (>) 0,05, Ho diterima;

jika probabilitas (Sig.) kurang dari (<) 0,05, Ho ditolak.

Page 75: Skripsi Burning

Dari hasil keluaran uji homogenitas varians Y (kemampuan membaca

pemahaman) yang menggunakan uji One-way pada program SPSS 12.0 for

Windows, ditunjukkan bahwa taraf signifikasi 0,222 adalah lebih besar dari (>)

0,05. Berdasarkan kriteria uji, dapat disimpulkan bahwa varians setiap sampel

adalah sama atau tidak jauh berbeda (homogen). Hasil uji homogenitas dapat

dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas antara Data Pemahaman Kosakata dengan Data Kemampuan Membaca Pemahaman

Variabel Signifikansi Taraf Nyata αKetentuan

Keputusan

Pemahaman KosaKata (X)

0,222 0,05 Sig.> α Data Homogen

4.4 Pengujian Kelinieran

Untuk menguji kelinieran, diperlukan hipotesis sebagai berikut.

Ho : Model regresi berbentuk linier

Ha : Model regresi berbentuk tidak linier

adapun pengambilan keputusannya dengan menggunakan koefisien Signifikasi

(Sig.) dengan cara membandingkan nilai Sig. dari Deviation from Linearity pada

tabel ANOVA dengan taraf nyata α yang dipilih (misal 5% atau 1%). Kriterianya:

apabila nilai Sig. pada Deviation from Linearity lebih dari (>) taraf nyata α, Ho

diterima; jika sebaliknya tidak diterima. Dari hasil pengolahan pada tabel ANOVA,

ternyata nilai Sig. pada Deviation from Linearity lebih dari (>) taraf nyata α yaitu

0,313 > 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang

menyatakan regresi berbentuk linier.

Page 76: Skripsi Burning

4.4.1 Pengujian Regresi Linier Sederhana

Untuk mengetahui apakah persamaan regresi tersebut signifikan atau tidak,

dilakukan uji regresi dengan persamaan Ŷ = a+bx. Dari persamaan tersebut

diperoleh penghitungan sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi antara Pemahaman Kosakata dan Kemampuan Membaca Pemahaman

Model Koefisien BStandar Error

Beta t Sig.

Konstan 4,250 2,284 1,861 0,070Pemahaman KosaKata (X)

0,924 0,110 0,806 8,407 0,000

Berdasarkan tabel di atas, analisis regresi Y (Kemampuan Membaca Pemahaman)

atas X (Pemahaman Kosakata) menghasilkan koefisien regresi (B) sebesar 0,924

dengan konstanta 4,250. Dengan demikian bentuk hubungan antara pemahaman

kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman ditunjukkan dengan

persamaan Ŷ = 4,250+0,924x.

Persaman regresi antara Y (Kemampuan Membaca Pemahaman) dengan X

(Pemahaman Kosakata) dianalisis dengan uji t. Hasil pengolahan data diperoleh

thitung 8,407 lebih besar dari (>) t tabel 2,,074 probabilitas (sig.) sebesar 0.000 kurang

dari (<) 0,05. Berdasarkan kriteria penerimaan/penolakan hipotesis, dapat

disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat dinyatakan

regresi Ŷ = 4,250+0,924x adalah signifikan. Persamaan regresi tersebut

menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan (satu unit X) pemahaman

Page 77: Skripsi Burning

kosakata menyebabkan kenaikan 0,924 skor nilai kemampuan membaca

pemahaman (Y) dengan konstanta 4,250.

4.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menyimpulkan apakah hipotesis yang telah

dirumuskan berdasar teori didukung oleh data yang ada di lapangan. Selain itu,

pengujian hipotesis, juga digunakan untuk menguji kekuatan hubungan antara

varibel bebas dengan variabel terikat.

Rumusan hipotesis:

Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman kosakata

(X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y)

Ho : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman

kosakata (X) dengan kemampuan membaca pemahaman (Y)

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika t hitung > t tabel Ho ditolak dan Ha diterima; dan

Jika t hitung < t tabel Ho diterima dan Ha ditolak.

Atau

jika probabilitas sig.(2-tailed) kurang dari (<) 0,05, Ho ditolak;

jika probabilitas sig.(2-tailed) lebih dari (>) 0,05, Ho diterima;

Untuk menguji hipotesis, penulis menggunakan uji korelasi product moment dari

Pearson. Penghitungan uji Product Moment ini menggunakan program komputer

SPSS 12.0 for Windows yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 78: Skripsi Burning

Tabel 4.6 Uji Korelasi antara Pemahaman Kosakata dengan Kemampuan Membaca Pemahaman

Korelasi r hitung r tabel Ketentuantaraf nyata α

Keputusan

Pemahaman Kosakata dengan Kemampuan membaca pemahaman

0,806 0,312 r hitung > r tabel 0,05 Teruji

Hasil penghitungan tabel Correlations pada program SPSS 12.0 for Windows

menunjukkan bahwa korelasi antara pemahaman kosakata dengan kemampuan

membaca pemahaman. Hal ini terlihat dari rhitung lebih besar (>) dari r tabel, yaitu

0,806 > 0,312 ( hasil dari intervolasi pada taraf nyata α=0,05 dan n=40). Dengan

demikian, Ha diterima dan Ho ditolak, atau dapat juga dilihat dari probabilitas

(sig. 2- tailed) yaitu 0,000 kurang dari (<) 0,05. Berdasarkan hasil penghitungan

ini dapat disimpulkan ada hubungan positif dan signifikan antara pemahaman

kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman. Besarnya nilai r = 0,806 dan

setelah dikonsultasikan dengan tabel interpretasi, maka hubungan antara

pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman adalah termasuk

dalam kategori tinggi atau kuat.

4.6 Pembahasan

Pembahasan dari hasil penelitian yang telah terurai di atas adalah sebagai berikut.

4.6.1 Pemahaman Kosakata (Variabel X)

Page 79: Skripsi Burning

Berdasarkan tes pemahaman kosakata yang telah dilakukan, diperoleh data yang

kemudian dikonsultasikan dengan tolok ukur penilaian dalam bab III yang tertera

dalam tabel berikut.

Tabel 4.7 Tingkat Pemahaman Kosakata Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2010/2011

Interval f Persentase Tingkat kemampuan

85-10075-8460-7440-590-39

585184

12,5%20%12,5%45%10%

Baik SekaliBaikCukupKurangGagal

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 17 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai kategori

baik sekali berjumlah 12,5%, siswa yang mencapai kategori baik berjumlah 20%,

siswa yang mencapai ketegori cukup ada 12,5%, siswa yang mencapai kategori

kurang ada 45%, dan siswa dengan kategori gagal ada 10%. Data pemahaman

kosakata siswa memperoleh kategori cukup dengan persentase 61,05%. Data

tersebut dapat dilihat pada lampiran 4. Persentase tingkat pemahaman kosakata

Page 80: Skripsi Burning

siswa dapat dilihat pada diagram berikut

85-100 75-84 60-74 40-59 0-390%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

kelas interval

Persentase

Gambar 4.5 Diagram Persentase Pemahaman Kosakata

4.6.2 Kemampuan Membaca Pemahaman (Variabel Y)

Berdasarkan tes kemampuan membaca pemahaman yang telah dilakukan,

diperoleh data yang kemudian dikonsultasikan dengan tolok ukur penilaian dalam

bab III yang tertera dalam tabel berikut.

Tabel 4.8 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2010/2011

Interval f Persentase Tingkat kemampuan85-10075-8460-7440-590-39

6711135

15%17,5%27,5%32,5%12,5%

Baik SekaliBaik

CukupKurangGagal

Jumlah 40 100%

Berdasarkan tabel 19 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang mencapai kategori

baik sekali berjumlah 15%, siswa yang mencapai kategori baik berjumlah 17,5%,

siswa yang mencapai ketegori cukup ada 27,5%, siswa yang mencapai kategori

Page 81: Skripsi Burning

kurang ada 32,5%, dan siswa dengan kategori gagal ada 7,5%. Data kemampuan

membaca pemahaman memperoleh kategori cukup dengan persentase 62,4%.

Data tersebut dapat dilihat pada lampiran 4. Persentase tingkat kemampuan

membaca pemahaman siswa dapat dilihat pada diagram berikut.

. 85-100 75-84 60-74 40-59 0-390%5%

10%15%20%25%30%35%

kelas interval

Persentase

Gambar 4.6 Diagram Persentase Kemampuan Membaca Pemahaman

4.6.3 Hubungan antara Pemahaman Kosakata dengan Kemampuan

Membaca Pemahaman

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ”ada hubungan yang positif

dan signifikan antara pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 16 Bandarlampung tahun pelajaran

2010/2011”. Masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah ada atau tidaknya

hubungan antara pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca

pemahaman. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan penulis, didapatkan

bahwa sampel berdistribusi normal (variabel X dan Y) dan homogen (variabel Y).

Persamaan regresi antara Y (kemampuan membaca pemahaman) terhadap X

(pemahaman kosakata) dilakukan melalui uji t. Dari hasil pengolahan data

diperoleh koefsien determinasinya/r2 adalah 0,8062 = 0,649. Hasil ini

Page 82: Skripsi Burning

menggambarkan bahwa sebesar 64,9% aspek kemampuan membaca pemahaman

(Y) ditentukan oleh pemahaman kosa kata (X) sedangkan 35,1% ditentukan oleh

aspek lainnya. Semi (1993 : 41) menyatakan bahwa di dalam menguji kemampuan

membaca pemahaman, harus diperhatikan tiga aspek pokok, yang meliputi

kemampuan memahami kata-kata dan istilah, kemampuan memahami pola-pola

kalimat dan bentuk-bentuk kata, serta kemampuan menafsirkan dengan tepat

lambang-lambang atau tanda-tanda yang dipakai dalam bahasa tertulis. Oleh

sebab itu, 35,1% dari aspek lain yang dapat mempengaruhi membaca pemahaman

dapat berupa penguasaan tanda baca dan kemampuan memahami pola-pola

kalimat. Persentase kontribusi pemahaman kosakata dan faktor lain terhadap

kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat pada gambar berikut ini.

pemahaman kosakata64,9%

faktor lain35,1%

Gambar 4.7 Persentase Konstribusi Pemahaman Kosakata terhadap

Kemampuan Membaca Pemahaman

Mengacu pada kriteria penerimaan/ penolakan hipotesis di atas, Ha diterima dan

Ho ditolak sehingga menunjukkan adanya hubungan yang positif, erat, dan

signifikan antara pemahaman kosakata (X) dengan kemampuan membaca

pemahaman (Y). Hal tersebut berarti bahwa hasil penelitian ini mendukung dan

memperkuat teori yang telah dikemukakan pada bab II yakni semakin tinggi

Page 83: Skripsi Burning

pemahaman kosakata, semakin tinggi pula kemampuan membaca pemahaman

seseorang.

Hasil ini memaparkan kemampuan siswa ketika penelitian berlangsung. Hal ini

didasari oleh kerjasama dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan

instrumen yang diberikan kepada siswa sudah cukup memenuhi materi yang

sesuai dengan pembelajaran siswa di sekolah. Sehingga siswa tidak begitu

mengalami kesulitan dan hasil yang diperoleh tergolong cukup.

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari analisis data yang penulis lakukan terhadap siswa kelas X SMA Negeri 16

Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan membaca pemahaman dapat ditingkatkan melalui peningkatan

pemahaman kosakata. Simpulan tersebut berdasar pada temuan dalam penelitian

ini, yaitu terdapat hubungan antara pemahaman kosakata dengan kemampuan

membaca pemahaman dengan koefisien korelasi sebesar 0,806 dan koefisien

0,649. Apabila dihubungkan dengan tolok ukur keeratan pada tabel interpretasi r,

Page 84: Skripsi Burning

dinyatakan keeratan hubungan antara pemahaman kosakata (X) dengan

kemampuan membaca pemahaman (Y) berada pada tingkat hubungan tinggi

dengan memberikan kontribusi 64,9%, sedangkan 35,1% dipengaruhi oleh faktor

lain. Data pemahaman kosakata siswa memperoleh kategori cukup dengan

persentase sebesar 62, 4%, sedangkan data kemampuan membaca pemahaman

siswa tergolong cukup dengan persentase sebesar 61%.

Dari hasil pengolahan data diperoleh, thitung 8,407 lebih besar dari (>) t tabel 2,021

probabilitas (sig.) sebesar 0.000 kurang dari (<) 0,05. Dengan demikian dapat

dinyatakan bahwa persamaan regresi Ŷ = 4,250+0,924x adalah signifikan.

Persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan (satu

unit X) pemahaman kosakata menyebabkan kenaikan 0,924 skor nilai kemampuan

membaca pemahaman (Y) dengan konstanta 4,250.

Hasil penghitungan menunjukkan bahwa rhitung lebih besar (>) dari r tabel pada taraf

kebermaknaan, yaitu 0,806 > 0,312 ( hasil dari intervolasi pada taraf nyata α=0,05

dan n=40). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan

antara pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman siswa

kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011.

5.2 Implikasi

Upaya Peningkatan Pemahaman Kosakata (X) dalam rangka

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman (Y)

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman kosakata,

memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kemampuan membaca

pemahaman yaitu 64,9%. Semakin tinggi pemahaman kosakata seseorang,

Page 85: Skripsi Burning

semakin tinggi pula kemampuan membaca pemahamannya. Skor kemampuan

membaca pemahaman dapat ditingkatkan melalui peningkatan pemahaman

kosakata. Menurut Keraf (1987 : 67) ada dua cara yang dapat dilakukan untuk

memiliki kosakata secara efektif yaitu melalui pengalaman dan bacaan.

1. Pengalaman

Dengan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang akan memudahkannya

dalam menuangkan suatu tulisan. Pengalaman yang dialami oleh seseorang

dapat dituangkan dalam bentuk tulisan atau cerita.

2. Bacaan

Membaca adalah cara yang paling mudah untuk meningkatkan pembelajaran

dan perkembangan kognitif anak-anak dari segala usia.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan pada penelitian ini, penulis menyarankan sebagai berikut.

1. Saran kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia:

a. Lebih disiplin dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

dalam kegiatan belajar mengajar;

b. Memotivasi siswa untuk meningkatkan pemahaman kosakata dalam upaya

meningkatan kemampuan membaca pemahaman;

4. Kepada siswa, penulis menyarankan agar siswa memperbanyak membaca

buku untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

5. Bagi mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah yang

hendak menulis skripsi, penulis merekomendasikan agar meneliti kemampuan

membaca pemahaman dihubungkan dengan faktor lainnya yang memengaruhi

kemampuan membaca pemahaman. Selain itu, penulis juga menyarankan

Page 86: Skripsi Burning

khususnya kepada mahasiswa sebagai pengguna sekaligus pemerhati

penggunaan bahasa Indonesia untuk lebih disiplin dan kritis dalam

penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama dalam hal karya

tulis yang bersifat ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Angkasa.

Atar, Semi. M. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa

Burhan, Yasir. 1981. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Tarsito.

Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Dajan, Anto. 1993. Pengantar Metode Statistik Jilid I dan II. Jakarta: LP3ES.

Debdikbud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

Debdikbud. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

Depdikbud. 1986. Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid Kelas III Sekolah Menengah Atas (SMA) Jawa Timur. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. 2006. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Jakarta: Fokusmedia.

Page 87: Skripsi Burning

Fatimah. 1993. Semantik 1. Bandung: Refika Aditama

Fuad, M. 2009. Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Ilmiah. Bandar Lampung: Ardana Media.

Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Ende; Nusa Indah.

Lampung, Universitas. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarlampung: Universitas Lampung.

Margono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Semarang: Rineka Cipta.

Maryani. 2010. Hubungan Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan Memahami Cerita Pendek Siswa Kelas X SMA. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Muslich, M. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Malang: Bumi Angkasa.

Nurgiantoro, Burhan. 1995. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Malang: Sinar Baru.

Nurlaila. 2004. Hubungan Membaca Pemahaman dengan Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika Berbentuk Cerita pada Siswa Kelas V SD. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Rusman, Teddy. 2006. Statistika Penilaian dengan SPSS. Bandar Lampung.

Rusminto, Nurlaksana Eko dan Sumarti. 2006. Analisis Wacana Bahasa Indonesia. Bandarlampung: Depdiknas FKIP Universitas Lampung

Santosa, P.B. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Semarang: ANDI Yogyakarta.

Sanusi, A.E. 1996. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Semi, M. Atar. 1993. Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.

Sudirman. 2007. Semantik Bahasa Indonesia. Bandarlampung: Angkasa.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.

Sukarti. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Angkasa.

Page 88: Skripsi Burning

Tampubolon, D.P. 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 1990. Membaca dalam Kehidupan. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 1987. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Widodo, M. 1998. Mengenal penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Pengajaran Bahasa. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

LAMPIRAN 1INSTRUMEN PENELITIAN

Page 89: Skripsi Burning

INSTRUMEN TESKEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

Petunjuk Pelaksanaan Tes1. Tulislah nama dan kelas Anda di sebelah kiri atas pada lembar jawaban!2. Periksa kembali jawaban Anda sebelum dikumpulkan!3. Jumlah soal 36 butir dengan waktu mengerjakan 60 menit.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban A, B, C, atau D yang Anda anggap paling benar!

Wacana 1 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 1 s.d 7CANDI BOROBUDUR

Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah terindah dan terbaik di dunia yang tercatat dalam Daftar Peninggalan sejarah Dunia. Candi Borobudur adalah bangunan agama Budha terbesar di dunia dan telah diakui sebagai peninggalan sejarah terbesar yang pernah dibuat oleh manusia. Hingga kini candi Borobudur selalu dikunjungi oleh jutaan turis domestik dan mancanegara. Borobudur mempunyai bentuk bangunan yang tidak ada duanya di dunia. Bentuk arsitektur tersebut terinspirasi dari filsafat micro cosmos yang akan menimbulkan berbagai pertanyaan seperti kapan, bagaimana caranya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun dan oleh siapa. Jawaban pasti akan hal tersebut masih merupakan misteri hingga saat ini karena tidak adanya satu dokumen pun yang bisa ditemukan.Berdasarkan tulisan singkat yang ada pada prasasti yang ditemukan, maka banyak ahli menyatakan bahwa Borobudur dibangun pada sekitar abad ke 8 ketika Raja Samaratunga dari dinasti Syailendra memerintah kerajaannya di Jawa Tengah. Borobudur mempunyai arti yang samar-samar, tetapi sebenarnya kata tersebut merupakan sebuah gabungan kata “Bara” dan “Budur”. Bara berasal dari bahasa sansakerta yang berarti komplek candi atau

Page 90: Skripsi Burning

biara, sementara Budur mengingatkan akan kata dari bahasa Bali yang berarti di atas. Dengan demikian, Borobudur berarti biara yang terletak di atas bukit.Borobudur adalah bangunan yang penuh dengan ornamen yang mengandung filosofi, dimana ornamen-ornamen tersebut mempunyai simbol kesatuan dalam perbedaan yang dapat diikuti oleh semua orang untuk dapat mencapai tujuan hidup yang paling mulia. Relief-relief yang terpahat pada tembok-tembok candi menceritakan akan ajaran hidup manusia yang sangat indah. Dengan kata lain, Borobudur adalah jiwa dari seni, budaya dan filsafat.

(yogyes.com 22 januari 2011)

1. Pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan yang dikemukakan dalam wacana 1, kecuali ....A. Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa tengah, sekitar 40km dari

YogyakartaB. Candi Borobudur adalah bangunan agama Budha terbesar di duniaC. Borobudur dibangun pada sekitar abad ke 8D. Borobudur adalah bangunan yang penuh dengan ornamen yang mengandung

filosofi

2. Opini yang terdapat dalam wacana 1 adalah ….A. relief-relief yang terpahat pada tembok-tembok candi menceritakan akan ajaran

hidup manusia yang sangat indahB. Candi Borobudur adalah bangunan agama Budha terbesar di dunia dan telah

diakui sebagai peninggalan sejarah terbesar yang pernah dibuat oleh manusiaC. berdasarkan tulisan singkat yang ada pada prasasti yang ditemukan, maka banyak

ahli menyatakan bahwa Borobudur dibangun pada sekitar abad ke 8 ketika Raja Samaratunga dari dinasti Syailendra memerintah kerajaannya di Jawa Tengah

D. Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah terindah dan terbaik di dunia yang tercatat dalam Daftar Peninggalan sejarah Dunia

3. Bara berasal dari bahasa Sansakerta yang berarti “komplek candi” atau “biara”, sementara Budur mengingatkan akan kata dari Bahasa Bali yang berarti ‘di atas’. Kata “berarti” pada kalimat tersebut berguna untuk ….A. menyatakan hubungan pertentanganB. menyatakan hubungan sepakatC. menyatakan hubungan perbandinganD. menyatakan hubungan pernyataan

4. Kalimat simpulan yang tepat untuk wacana 1 adalah ….A. Candi Borobudur memiliki ornamen-ornamen bangunan yang indahB. Candi Borobudur merupakan prasasti peninggalan raja Samaratunga dari Dinasti

SyailendraC. Candi Borobudur merupakan candi peninggalan sejarah yang terindah dan terbaik

di duniaD. Candi Borobudur merupakan pusat peradaban dunia

5. Kalimat pertanyaan yang tepat dengan wacana 1 adalah …A. bagaimanakah awal mula berdirinya Candi Borobudur?B. siapakah yang membangun Candi Borobudur?C. apakah arti dari kata Borobudur itu sendiri?D. mengapa hingga saat ini, candi Borobudur masih saja selalu dikunjungi oleh

wisatawan baik asing maupun wisatawan domestik?

Page 91: Skripsi Burning

Wacana 2 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 8 s.d 13

Media Cangkok Tanaman Buah

Mencangkok merupakan cara termudah untuk memperbanyak tanaman buah karena tidak diperlukan keahlian khusus untuk melakukannya. Banyak pecinta tanaman memilih cara ini dibandingkan dengan okulasi, sambung pucuk, atau setek. Apalagi dengan mencangkok semua sifat induk akan diturunkan sama persis ke bibitnya.

Meskipun mudah dilakukan, media yang terbaik untuk mencangkok selalu menjadi pertanyaan. Untuk itu, kebun pembibitan Trubus telah mencoba mencangkok tanaman buah menggunakan spaghnum moss, akar kadaka, sabut kelapa, dan tanah. Beberapa jenis tanaman yang dicangkok adalah rambutan binjai, jambu air, dan mangga arum manis. Masing-masing tanaman dicangkok dengan menggunakan empat jenis media dan setiap jenis sebanyak lima cangkokan. Hasil akhir masing-masing tanaman tampak pada tabel berikut ini.

Tanaman Akar kadaka Spaghnum moss sabut Tanah

Rambutan binjaiJambu airMangga

+ /2bulan+ /3bulan+ /3bulan

+ /2bulan+ /3bulan+ /3bulan

+ /2bulan+ /3bulan+ /3bulan

-+ /3 bulan-

Keterangan :+ : akar tumbuh dengan baik- : akar tumbuh jelek atau tidak tumbuh2/3 bulan : waktu cangkok siap dipotong

(Keterampilan Dasar Menulis Edisi 2, 2006:5.30)

6. Fakta yang terdapat dalam wacana 2 terdapat pada kalimat ….A. mencangkok merupakan cara termudah untuk memperbanyak tanaman buah

karena tidak diperlukan keahlian khusus untuk melakukannyaB. meskipun menccangkok mudah dilakukan, namun hingga kini belum ditemukan

media tepat untuk melakukannyaC. untuk itu, kebun pembibitan Trubus telah mencoba mencangkok tanaman buah

menggunakan spaghnum moss, akar kadaka, sabut kelapa, dan tanahD. apalagi dengan mencangkok semua sifat induk akan diturunkan sama persis ke

bibitnya

7. Pernyataan berikut tentang tabel pada wacana 2 benar, kecuali ….A. akar tanaman mangga dapat tumbuh dengan baik jika dicangkok dengan

menggunakan media spaghnum mossB. cangkok rambutan binjai tidak dapat tumbuh jika menggunakan media tanahC. cangkok tanaman mangga siap potong dalam waktu 3 bulanD. cangkok jambu air dapat tumbuh dengan menggunakan keempat media

8. Simpulan yang sesuai dengan wacana 2 adalah ….A. tanaman mangga siap panen dalam waktu 3 bulan

Page 92: Skripsi Burning

B. kekurangan menggunakan cara mencangkok adalah tanaman dapat panen sekali dalam setahun

C. mencangkok adalah cara terbaik dalam hal menanam tanamanD. dengan mencangkok semua sifat induk akan turun sama persis ke bibitnya

9. Mencangkok merupakan cara termudah untuk memperbanyak tanaman buah karena tidak diperlukan keahlian khusus untuk melakukannya. Kata “mencangkok” dalam kalimat tersebut memiliki makna ….A. ranting yang sudah tidak berdaun lagiB. menggali tanah dengan cangkulC. menanam dengan menggunakan biji tanamanD. membuat cabang menjadi berakar untuk ditanam

10. Gagasan utama paragraf pertama adalah ….A. banyak pecinta tanaman memilih cara ini dibandingkan dengan okulasi, sambung

pucuk, atau setekB. dengan mencangkok semua sifat induk akan diturunkan sama persis ke bibitnyaC. mencangkok merupakan cara termudah untuk memperbanyak tanaman buahD. mencangkok tidak diperlukan keahlian khusus

11. Kalimat pertanyaan yang sesuai dengan wacana 2 adalah …A. apa sajakah alat yang digunakan untuk mencangkok?B. siapakah yang pertama kali menggunakan media cangkok pada tanaman?C. mengapa para pecinta tanaman lebih memilih cara mencangkok dibandingkan

dengan okulasi, sambung pucuk, atau setek?D. Berapa besar biaya yang diperlukan untuk mencangkok tanaman jambu?

Wacana 3 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 14 s.d 19

65% Hutan Tanggamus dalam Kondisi Kritis

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus F.B. Karjiono Wahana mengakui dari hutan seluas 147.669,11 hektare diperkirakan 65% dalam kondisi rusak dan kritis. “Tidak bisa dimungkiri jika kini kondisi hutan di Tanggamus, 65% atau 87 ribu hektare dalam kondisi rusak. Jadi diperkirakan tinggal sekitar 35% sisanya yang masih hutan,” kata Karjiono, saat dialog Hutan Kemasyarakatan (HKm), di aula Islamic Center Kotaagung, Rabu (5/2)

Hadir dalam dialog itu, Bupati Tanggamus Bambang Kurniawan, Forum HKm Provinsi Bengkulu, Walhi, Unila, LSM, Pers, dan Petani HKm. Menurut Karjiono, berbagai upaya telah dilakukan untuk memulihkan fungsi hutan di Tanggamus yang merupakan hulu Daerah Aliran Sungai (das), diantaranya DAS Way Sekampung. Selain itu, daerah tangkapan air (chactum area) waduk Batutegi yang menjadi sumber pemasok air baku 6 kabupaten/kota di Provinsi Lampung. “kegiatan GNHRL ini memang belum menghasilkan,” kata dia.

Tingginya laju kerusakan hutan di Tanggamus, menurut Karjiono, disebabkan miminya pengelola di bidang kehutanan. Di mana, di Tanggamus kini hanya ada 13 anggota Polisi Kehutanan (Polhut), ditambah 52 petugas kehutanan di tingkat kabupaten, dan 14 petugas di kecamatan. “untuk itu, pada tahun 2011 ini, kami akan mengajukan usulan rekruten CPNSD.”

(Lampung Post, 6 februari 2011)

Page 93: Skripsi Burning

12. Kalimat topik paragraf pertama terletak pada ….A. awal paragrafB. akhir paragrafC. tengah paragrafD. awal dan akhir paragraf

13. Berdasarkan wacana 3, dari hutan seluas 147.669,11 hektare, hutan yang rusak diperkirakan seluas ….A. 65 ribu hektareB. 47 ribu hektareC. 35 ribu hektareD. 87 ribu hectare

14. Pertanyaan yang sesuai dengan isi wacana 3 adalah ….A. siapa sajakah yang harus bertanggungjawab atas kerusakan hutan Tanggamus?B. sejak kapan hutan Tanggamus mengalami kerusakan?C. apa sajakah kerugian yang disebabkan rusaknya hutan di Tanggamus?D. apakah sebab tingginya laju kerusakan hutan di Tanggamus?

15. Tingginya laju kerusakan hutan di Tanggamus, menurut Karjono, disebabkanminimnya pengelola di bidang kehutanan. Antonim dari kata”disebabkan” pada kalimat di atas adalah ….A. dikarenakanB. diakibatkanC. diawalkan D. diadakan

16. Simpulan yang tepat untuk wacana 3 adalah ….A. upaya yang harus dilakukan untuk megatasi kerusakan hutan di Tanggamus

adalah dengan menambah pengelola di bidang kehutananB. hutan di Tanggamus berfungsi sebagai hulu Daerah Aliran Sungai (das)C. hutan Tanggamus 65% mengalami kerusakan dan dalam kondisi kritisD. hutan di Tanggamus seluas 147.669,11 hektare

17. Kalimat yang merupakan fakta pada wacana 3 adalah ….A. menurut Karjiono, Tingginya laju kerusakan hutan di Tanggamusdisebabkan

miminya pengelola di bidang kehutananB. Menurut Karjiono, berbagai upaya telah dilakukan untuk memulihkan fungsi

hutan di TanggamusC. “kegiatan GNHRL ini memang belum menghasilkan,” kata KarjionoD. hutan di Tanggamus seluas 147.669,11 hektare

Wacana 4 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 20 s.d 25

Amblasnya Tol Cipularang

Tol Cipularang yang belum lama diresmikan, amblas di Km 91.600. Tidak ada korban jiwa karena jalan tol dari Jakarta ke Cileunyi itu amblas di saat lalu lintas sedang sepi, yakni kira-kira pukul 02.00WIB. Selain itu, keretakan dan tanda-tanda akan terjadinya amblas jalan tol di Kampung Pasirhonje, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta ini, sudah diketahui petugas Jasa Marga beberapa jam sebelumnya sehingga petugas bisa mengantisipasinya.

Page 94: Skripsi Burning

Sehari setelah itu terjadi lagi longsor susulan yang membuat sisi ruas tol di jalur A (Jakarta-Bandung) ambrol. Bahu ruas jalan yang ambrol itu, terletak di Km 91,925. Bahkan, kamis malam terjadi lagi longsor susulan di Km 70,6. Akan tetapi, kejadian yang ketiga ini terbilang lebih relatif kecil dibandingkan kejadian pertama dan kedua. Tol di Km 70,6 itu anjlok sepanjang 25 meter dengan kedalaman kurang lebih 4 meter. Anjloknya tol terakhir ini, juga sudah terlihat sejak dua hari sebelumnya sehingga tidak sampai mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.

Tidak menutup kemungkinan longsor susulan masih akan terjadi. Hal ini dikarenakan di kawasan Pasirhonje memang dikenal sebagai daerah rawan longsor. Bahkan, Kepala Subdirektorat Mitigasi Bencana Geologi, Dr. Ir. Surono sudah memperkirakan sebelumnya bahwa di kawasan itu akan terjadi longsor. Menurut Surono, daerah tersebut merupkakan zona merah atau rawan longsor dan sudah berkali-kali terjadi pergerakan tanah.

Itu sebabnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menginstruksikan kepada pihak operator jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) untuk sementara memasang rambu-rambu di kawasan rawan ambles itu. Ini penting, agar pengendara memperlambat lajunya saat memasuki jalan yang rawan tersebut sehingga tidak terjadi kecelakaan yang bisa mengakibatkan korban jiwa. Walaupun Dirut Jasa marga sudah menjamin jalan tol itu sudah aman, tetapi masyarakat pengguna jalan Tol Purbaleunyi masih harus ekstra hati-hati. Terutama saat melewati daerah sekitar Sukatani Purwakarta. Dilanjutkan oleh Joko,hal yang lebih penting adalah segera perbaiki jalan tol itu secara tuntas sekaligus meneliti mengapa sampai terjadi longsor dan kemungkinan adanya kegagalan konstruksi. Terjadinya kegagalan kontruksi di ruas tol itu menunjukkan persoalan mendasar dalam bidang konstruksi di Indonesia. Persoalan tersebut di antaranya diduga terkait proses tender yang tidak transparan, realisasi biaya yang tidak sesuai dengan anggaran, pengerjaan yang kurang berkualitas serta perencanaan yang asal-asalan. Pihak yang bersalah harus bertanggung jawab dan harus segera ditndak jika terbukti.

(Lampung Post, 23 maret 2011)

18. Kalimat utama paragraf pertama pada wacana 4 adalah ….A. longsor terjadi sebanyak tiga kali berturut-turutB. terjadinya kegagalan kontruksi di ruas tol itu menunjukkan persoalan mendasar

dalam bidang konstruksi di IndonesiaC. tidak ada korban jiwa karena jalan tol dari Jakarta ke Cileunyi itu amblas

di saat lalu lintas sedang sepi, yakni kira-kira pukul 02.00WIBD. tol Cipularang amblas di Km 91.600

19. Berdasarkan wacana 4, kalimat yang merupakan fakta adalah ….A. tol Cipularang terletak di Kampung Pasirhonje, Kecamatan Sukatani,

Kabupaten PurwakartaB. Dr. Ir. Surono sudah memperkirakan sebelumnya bahwa di kawasan itu akan

terjadi longsorC. persoalan amblasnya tol ini di antaranya diduga terkait proses tender yang tidak

transparan, realisasi biaya yang tidak sesuai dengan anggaran, pengerjaan yang kurang berkualitas serta perencanaan yang asal-asalan

D. Dirut Jasa marga sudah menjamin jalan sudah aman, tetapi masyarakat pengguna jalan Tol Purbaleunyi masih harus ekstra hati-hati

Page 95: Skripsi Burning

20. Pernyataan di bawah ini benar dan sesuai dengan wacana 4, kecuali ….A. longsor terjadi sebanyak dua kali berturut-turut B. tol Cipularang amblas di Km 91.600C. tol amblas diperkirakan pada pukul 02.00 WIBD. pihak yang bersalah harus bertanggung jawab dan harus segera ditndak jika

terbukti

21. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menginstruksikan kepada pihak operator jalan Tol Purwakarta-Bandung-Cileunyi (Purbaleunyi) untuk sementara memasang rambu-rambu di kawasan rawan ambles.Kata “menginstruksikan” dalam kalimat tersebut dapat diganti dengan kata ….A. menggantikanB. memerintahkanC. melaporkanD. mempertimbangkan

22. Pertanyaan yang tidak sesuai dengan isi wacana 4 adalah …A. siapa sajakah yang harus bertanggungjawab atas amblasnya Tol Cipularang?B. berapa jumlah korban jiwa dalam musibah amblasnya Tol Cipularang?C. apa sajakah kerugian yang disebabkan amblasnya Tol Cipularang?D. apakah penyebab amblasnya Tol Cipularang?

23. Simpulan yang tepat untuk wacana 4 adalah ….A. amblasnya Tol Cipularang cukup membawa dampak buruk bagi jalur lalu lintas

di sekitarnyaB. Tol Cipularang yang belum lama diresmikan, amblas di Km 91.600C. tol Cipularang terletak di Kampung Pasirhonje, Kecamatan Sukatani, Kabupaten

PurwakartaD. diduga penyebab terjadinya amblasnya Tol Cipulang adalah proses tender yang

tidak transparan, realisasi biaya yang tidak sesuai dengan anggaran, pengerjaan yang kurang berkualitas serta perencanaan yang asal-asalan

Wacana 5 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 27 s.d 32

Manfaat air putih bagi kesehatan

Mengapa kita harus banyak mengkonsumsi air putih?”, jika itu pertanyaan yang selama ini di benak anda, jawabnya cukup mengerikan namun anda tak perlu bersembunyi, yang perlu anda lakukan hanyalah mengisi gelas dengan air putih dan minum sebanyak-banyaknya.

Sejak pertama kali mempelajari biologi, anda pasti mengatahui bahwa 80% tubuh manusia terdiri dari air. Bahkan ada dua bagian tubuh manusia yang memiliki kadar air di atas 80% dimana keduanya memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, yaitu Otak dan Darah. Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air 95%. Untuk menjaga kesehatannya, manusia normal wajib mengkonsumsi air putih minimal 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Namun ukuran ini tidak berlaku pada anda yang hobi merokok, sebaliknya anda harus mengkonsumsi air putih lebih dari 2 liter perhari. Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh, misalnya air seni, keringat, pernapasan dan sekresi.

Page 96: Skripsi Burning

Setelah anda mengetahui berapa banyak air yang wajib kita konsumsi perharinya, marilah kita bayangkan apa jadinya bila anda melanggar aturan tersebut atau dalam bahasa sederhananya, anda minum kurang dari 2 liter air putih perhari. Jawabnya yaitu, tubuh akan menyeimbangkan diri. Tubuh akan “menyedot” air dari komponen tubuh sendiri. Dimulai dari komponen yang paling dekat, darah. Lantaran air dalam darah disedot untuk keperluan tubuh, maka darah akan menjadi kental sehingga perjalanannya ke seluruh tubuh menjadi kurang lancar.

Pada proses ini, ginjal akan sangat menderita. Dalam menjalankan tugasnya menyaring racun dari darah, ia akan mengalami kesulitan saat harus menyaring darah yang kental. Tak jarang darah ini akan menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal. Berbahaya? Tergantung , tapi yang jelas air seni anda akan berwarna kemerahan, sebagai pertanda mulai bocornya saringan ginjal. Jika anda tetap ‘cuek’ dan tidak melakukan sesuatu untuk menghentikan kebocoran ini, maka anda harus menyiapkan Rp400.000 rupiah seminggu. Untuk apa? tentu saja untuk cuci darah.

Sekarang anda bisa menyimpulkan apakah kebocoran saringan ginjal termasuk hal berbahaya atau tidak? saat darah mengalir lewat otak, perjalanannya pun juga tak lancar sama halnya saat ia melewati ginjal. Akibatnya otak tidak lagi “encer” . Sel-sel otak adalah organ yang paling boros mengkonsumsi makanan dan oksigen. Terhalangnya aliran darah ini bisa menyebabkan sel-sel otak cepat mati atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Bila anda juga mengidap penyakit jantung, maka sempurnalah penderitaan tubuh kita dengan adanya serangan stroke .

(yogyes.com 22 maret 2011)

24. Fakta yang tepat yang terdapat dalam wacana 5 adalah ....A. bagi anda yang hobi merokok, harus mengkonsumsi air putih lebih dari 2 liter

perhari B. Untuk menjaga kesehatannya, manusia normal wajib mengkonsumsi air putih

minimal 2 liter sehari atau 8 gelas sehariC. ada dua bagian tubuh manusia yang memiliki kadar air di atas 80%, yaitu otak

dan darah D. Jika anda tetap ‘cuek’ dan tidak melakukan perubahan pola hidup ini, maka anda

harus menyiapkan Rp400.000 rupiah seminggu untuk cuci darah

25. Simpulan yang tepat untuk wacana 5 adalah ....A. kita harus minum 8 gelas air setiap hariB. air putih sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusiaC. banyaknya penyakit yang disebabkan kebocoran ginjalD. kesehatan sangat mahal harganya

26. Gagasan utama paragraf kedua pada wacana 4 adalah ….A. 80% tubuh manusia terdiri dari airB. bahkan ada dua bagian tubuh manusia yang memiliki kadar air di atas 80%

dimana keduanya memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, yaitu Otak dan Darah.

C. otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air 95%

D. untuk menjaga kesehatannya, manusia normal wajib mengkonsumsi air putih minimal 2 liter sehari atau 8 gelas sehari

Page 97: Skripsi Burning

27. Berdasarkan wacana 5, ada dua bagian tubuh manusia yang memiliki kadar air di atas 80% dimana keduanya memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, yaitu ….A. otak dan darahB. ginjal dan darahC. otak dan paru-paruD. ginjal dan hati

28. Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air 95%. Kata komponen dalam kalimat tersebut dapat diganti dengan kata ….A. ruanganB. bagianC. tempatD. lokasi

29. Pertanyaan yang sesuai dengan isi wacana 5 adalah …A. berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mengobati stroke?B. kapan tubuh kita sangat membutuhkan air?C. bagaimanakah proses metabolism dalam tubuh kita? D. mengapa kita harus banyak mengkonsumsi air putih?

Wacana 6 di bawah ini dipergunakan untuk menjawab soal No. 32 s.d 40.

Integrasi teknologi komunikasi dalam pembelajaran

Pada era globalisasi saat ini, masyarakat Indonesia di tuntut untuk mampu menggunakan teknologi agar mampu bersaing dengan Negara lain. Saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mampu menggunakan Teknologi dengan baik, contohnya saja dalam hal pengoperasian komputer, masih banyak yang belum menguasai Microsoft Office, sehingga Sumber Daya Manusia yang ada belum mencapai tingkat yang sesuai dalam menghadapi era globalisasi saat ini. Pihak sekolah, menjadikan TIK (Teknologi Komunikasi dan Informasi) sebagai mata pelajaran yang harus dipelajari siswa. Dan belum semua guru mampu mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran, sehingga membuat proses pembelajaran menjadi monoton dan membosankan.

Namun saat ini, di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dsb, sudah mampu mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran mereka. Contohnya saja, sudah adanya Sekolah yang menerapkan E-learning dalam proses pembelajaran mereka. Adanya sekolah yang menerapkan pendidikan jarak jauh yang membantu daerah-daerah terpencil agar mampu meraih pendidikan yang sebanding dengan mereka yang ada di kota-kota besar.

Masalah besar yang masih ada saat ini diantaranya adalah fasilitas dan kemampuan sumber daya manusia. Fasilitas untuk mendukung adanya pendidikan jarak jauh masih jauh melampaui biaya yang dimiliki pihak sekolah. Tidak semua sekolah mampu menyediakan fasilitas tersebut dengan biaya yang sedikit. Sumber daya guru yang masih sedikit dalam memiliki kemampuan mengoperasikan komputer dan program-program E-Learning. Adanya rasa “gengsi” guru untuk merubah pola mengajar mereka yang tradisional menjadi pembelajaran berbasis aneka sumber termasuk media pembelajaran juga merupakan salah satu kendala dalam pengintegrasian TIK. Alasan yang selalu ada yaitu kurangnya mereka menguasai media, dan ketidakmampuan itu terkadang tidak mau mereka hilangkan dan tidak mau mempelajari bagaimana media tersebut bekerja membantu proses pembelajaran. Masalah-masalah ini yang selalu menjadi kendala dalam mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran.

Page 98: Skripsi Burning

Berbeda jauh dengan integrasi teknologi komunikasi dan informasi di kota-kota besar. Adanya pelatihan-pelatihan dan rasa keingintahuan guru untuk menguasai komputer membantu mereka untuk mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran yang ada tidak lagi monoton, seperti penggunaan Power Point dalam pelajaran sejarah; adanya CD pembelajaran dalam pembelajaran Matematika, Biologi, Bahasa Inggris, dsb; adanya penggunaan audio dalam proses pembelajaran Listening pada pelajaran Bahasa Inggris dengan disediakannya Lab Bahasa pada beberapa sekolah; penggunaan Website (baik yang berbayar maupun tidak, misalnya Blog, dsb) pada beberapa sekolah yang mengerti manfaat website tersebut bagi siswa dan sekolah; juga dengan adanya pendidikan jarak jauh tentunya dengan didirikannya Universitas Terbuka dan SMP Terbuka. E-Learning saat ini menjadi satu kebutuhan penting dalam proses pembelajaran agar mampu meratakan pendidikan di Indonesia. Tinggal bagaimana pemerintah mengalokasikan dana pendidikan secara tepat dan merata agar terpenuhinya pemerataan pendidikan dan mengurangi kesenjangan pendidikan yang ada di kota besar dan daerah terpencil.

(Lampung Post, 2 Mei 2010)

30. Kalimat yang merupakan opini yang terdapat dalam wacana 6 adalah ….A. adanya rasa “gengsi” guru untuk merubah pola mengajar mereka yang tradisional

menjadi pembelajaran berbasis aneka sumber termasuk media pembelajaran juga merupakan salah satu kendala dalam pengintegrasian TIK

B. di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dsb, sudah mampu mengintegrasikan TIK ke dalam proses pembelajaran

C. E-Learning saat ini menjadi satu kebutuhan penting dalam proses pembelajaran agar mampu meratakan pendidikan di Indonesia

D. kesenjangan terjadi antara pendidikan di kota dengan pendidikan daerah terpencil

31. Ide pokok paragraf pertama wacana 6 adalah ….A. masyarakat banyak yang belum menguasai teknologiB. pada era globalisasi, masyarakat Indonesia dituntut menguasai teknologi agar

mampu bersaing dengan Negara lainC. SDM di Indonesia masih sangat rendahD. Kemajuan teknologi belum dirasakan oleh masyarakat Indonesia

32. Simpulan yang tepat untuk wacana 6 adalah ….A. TIK merupakan mata pelajaran wajib di sekolahB. kota-kota besar sudah menggunakan program E-Learning dan penggunaan

website di sekolah-sekolahnyaC. masyarakat Indonesia masih tertinggal dalam hal teknologi dari Negara-negara

lainD. TIK bukan hanya sebagai mata pelajaran yang monoton, tetapi integrasinya

dalam pelajaran harus lebih ditingkatkan menjadi media yang menunjang kemajuan pendidkan.

33. Pernyataan berikut yang sesuai dengan wacana 6 adalah ….A. E-Learning merupakan satu syarat dalam proses pembelajaran B. adanya kesenjangan antara pendidkan di kota-kota besar dengan pendidikan di

daerah terpencilC. Fasilitas untuk mendukung adanya pendidikan jarak jauh sudah terpenuhi oleh

pihak-pihak sekolah

Page 99: Skripsi Burning

D. guru harus menguasai TIK dalam proses pembelajaran

34. Kalimat pertanyaan berikut ini yang sesuai dan tepat dengan wacana 6, kecuali …

A. bagaimana cara pengintegrasian TIK ke dalam pembelajaran?B. apakah kendala terbesar dalam pengintegrasian TIK ke dalam pembelajaran?C. kapan pengintegrasian TIK akan segera dilakukan oleh pihak sekolah?D. Mengapa terjadi kesenjangan pendidikan antara di kota-kota besar dengan di

daerah terpencil?

35. Berbeda jauh dengan integrasi teknologi komunikasi dan informasi di kota-kota besar. Kata “integrasi” dalam kalimat tersebut bermakna ….A. pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuhB. perpindahan ke arah lebih baik lagiC. perombakan dalam suatu susunanD. proses kembalinya menjadi seperti semula

36. Berdasarkan wacana 6, apa yang menjadi kendala dalam proses pengitegrasian TIK ke dalam pembelajaran di sekolah?A. Kurangnya tenaga pengajar di sekolah-sekolah.B. Lemahnya kontrol dari kepala sekolah.C. Kurangnya fasilitas dan sumber daya manusia.D. Banyaknya program TIK yang harus dijalankan.

Page 100: Skripsi Burning

LEMBAR JAWABAN

Nama : ……………………………..

Kelas : X ….

1. A B C D 21. A B C D

2. A B C D 22. A B C D

3. A B C D 23. A B C D

4. A B C D 24. A B C D

5. A B C D 25. A B C D

6. A B C D 26. A B C D

7. A B C D 27. A B C D

8. A B C D 28. A B C D

9. A B C D 29. A B C D

10. A B C D 30. A B C D

11. A B C D 31. A B C D

Page 101: Skripsi Burning

12. A B C D 32. A B C D

13. A B C D 33. A B C D

14. A B C D 34. A B C D

15. A B C D 35. A B C D

16. A B C D 36. A B C D

17. A B C D

18. A B C D

19. A B C D

20. A B C D

KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

1. A 21. B2. C 22. D3. B 23. A4. C 24. C5. C 25. B6. A 26. A7. A 27. A8. C 28. B 9. D 29. D10. C 30. A11. A 31. B12. A 32. D13. D 33. B14. D 34. C15. B 35. A16. C 36. D

17. D 18. D 19. A 20. A

Page 102: Skripsi Burning

INSTRUMEN TESPEMAHAMAN KOSAKATA

Petunjuk Pelaksanaan Tes1. Tulislah nama dan kelas Anda di sebelah kiri atas pada lembar jawaban!2. Periksa kembali jawaban Anda sebelum dikumpulkan!

3. Jumlah soal 32 butir dengan waktu mengerjakan 60 menit.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban A, B, C, atau D yang Anda anggap paling benar!

1. Pasangan kalimat yang menggunakan kata berhomograf (kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda) adalah …A. Pemimpin yang baik harus mempunyai mental yang baik pula.

Pengendara yang mengalami kecelakaan itu mental dari sepeda motornya.B. Buku jari tangan adikku terluka saat mengupas mangga.

Buku bacaan untuk anak-anak sebaiknya mempunyai unsur didik.C. Kopi surat kenaikan pangkat itu dibuat rangkap dua.

Kopi kiriman ibu dari Medan sudah dibagi-bagikan kepada tetangga.D. Kaca jendela rumah itu sudah buram karena jarang dibersihkan.

Andi mengerjakan tugasnya di kertas buram.

2. Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata berhiponim (kata yang tingkatannya di bawah superordinat/kata khusus) adalah …A. Pemerintah menaikkan bahan bakar minyak diantaranya bensin, minyak tanah,

dan solar.B. Kita tahu bahwa tahu adalah makanan bergizi.C. Bisa ular bisa mematikan seseorang.D. Pukul berapa ia kena pukul?

3. Kita nanti makan angin saja.

Page 103: Skripsi Burning

Makna ungkapan makan angin di atas adalah ….A. berjalan-jalan untuk mencari angin segarB. duduk-duduk sekedar menghabiskan waktuC. diam tenang tidak mengganggu orang lainD. bergembira sambil menghirup udara bersih

4. Kata yang bersinonim (persamaan kata) terdapat dalam kalimat …A. Baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, turut memeriahkan

perayaan hari kemerdekaan RI.B. Kepala stasiun itu menyandarkan kepalanya di sandaran kursi malasnya.C. Mereka tidak tahu di mana tempat orang membuat tahu.D. Ia tidak melewati jalan besar itu melainkan menyusuri lorong di kampung itu.

5. Hal itulah yang memilukan perasaanku.Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata bersinonim (persamaan kata) memilukan dalam kalimat di atas adalah …A. Persoalan serumit itu cukup memusingkanku.B. Perbuatannya cukup menjengkelkan hati banyak orang.C. Tingkah laku anak itu menyedihkan hati kedua orang tuanya.D. Keputusan itu sangat membingungkan.

6. Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata berantonim (lawan kata) adalah …A. Ruangan itu sunyi sepi setelah para karyawannya dirumahkan.B. Pikirannya timbul tenggelam terbawa emosinya sendiri.C. Karena ketakutan mereka lari tunggang-langgang.D. Dari tadi mereka kelihatan mondar-mandir saja.

7. Kalimat yang mengandung kata berpolisemi (satu kata yang memiliki makna banyak) adalah …A. Bank Mandiri mempunyai cabang di kota-kota besar seperti pohon yang

bercabang.B. Para penonton memuji dan menyanjung pemain teater itu dengan sangat

berlebihan.C. Ketika seri nomor undian diumumkan, wajah Mimin langsung berseri-seri.D. Walaupun tidak kaya, keluarga Pak Harjo bahagia dan sejahtera.

8. Manakah kalimat di bawah ini yang menggunakan kata berhomograf (kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda) dengan tepat …A. Sewaktu saya beristirahat di halaman sekolah, saya membaca buku dari halaman

satu sampai halaman sepuluh.B. Dari tadi terdengar suara sedu sedan dari dalam sedan yang sedang parkir di

pinggir jalan yang sepi itu.C. Malam itu tidak seorangpun yang mengetahui adiknya dilanggar mobil ketika

pulang dari langgar.D. Ia tidak sabar menanti kedatangan ayahnya, padahal ia baru menunggu sepuluh

menit.

9. Kalimat di bawah ini yang menggunakan kata berhipernim (kelas kata/kata umum) dengan tepat adalah …A. Bunga itu layu karena tidak pernah disiram.B. Ayu adalah bunga desa di kampungnya.C. Bunga bank membuat Andi terlilit hutang.D. Bunga mawar harum wanginya.

Page 104: Skripsi Burning

10. Orang itu terlalu besar hati untuk memenangkan perlombaan pidato itu.Ungkapan yang semakna dengan ungkapan di atas adalah …A. Janganlah kecil hati dalam menghadapi segala masalah.B. Janganlah tinggi hati walaupun kita pintar dan kaya.C. Janganlah berat hati dalam melakukan suatu pekerjaan.D. Berlapang hatilah dalam menghadapi semua cobaan.

11. Manakah kata di bawah ini yang memiliki hubungan makna homofon (kata yang ucapannya sama, tetapi ejaan dan artinya berbeda) adalah ….A. bank – bang c. bagus – jelekB. teras – teras d. cantik – indah

12. Kalimat yang menggunakan kata berhomonim (dua kata atau lebih yang lafal dan ejaannya sama, tetapi maknanya berbeda) yang tepat adalah …A. Penulisan surat lamaran menggunakan bahasa baku.

Terjadi baku hantam antarpenonton di stadion tambak sari Surabaya.B. Saya masih sangsi akan kesetiaannya padaku.

Karena melakukan pelanggaran Anton diberi sanksi oleh bapak kepala sekolah.C. Anita membeli buku di toko ramai.

Berilah aku tebu sebuku saja.D. Gigi seri adik sudah tumbuh.

Pertandingan kedua kesebelasan berakhir seri.

13. Deretan kata khusus yang benar adalah ….A. kendaraan, alat tulis c. pasta gigi, sabunB. bunga, pohon d. mobil, motor

14. Roy membawa (1) novel “lupus”. Dia mengamati (2) sampul depan buku itu. Dia seorang pustakawan yang rajin membaca (3). Selama tiga tahun, ia memikul (4) tanggung jawab itu. Profesi yang dimiliki ditekuninya.Kata bersinonim (persamaan kata) pada paragraf tersebut ditandai dengan nomor ….A. 1 dan 2 b. 1 dan 4 c. 3 dan 4 d. 2 dan 3

15. Manakah pasangan kata yang berantonim (lawan kata) di antara kata ini ….A. kolusi – solusi c. konstruktif – destruktifB. ekslusif – spesial d. defile – parade

16. Di bawah ini merupakan kata umum yaitu ….A. sedan, truk c. spidol, bolpoinB. sapu, serbet d. kendaraan, alat tulis

17. Mawar, melati, anggrek merupakan kata ….A. hiponim c. sinonimB. hipernim d. antonim

18. Manakah kalimat di bawah ini yang menggunakan kata berhomograf (kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda) …A. Ayu bisa bertahan hidup, walaupun bisa ular itu mematikan.B. Bang Adi bekerja di Bank BCA.C. Ibu menanam banyak bunga di halaman rumah.D. Pejabat teras itu sedang duduk di teras.

Page 105: Skripsi Burning

19. Kalimat yang menggunakan kata berhomofon (kata yang ucapannya sama, tetapi ejaan dan artinya berbeda) terdapat pada …A. Bang Budi menabung di Bank BCA.B. Bisa ular itu sangat beracun dan bisa mematikan.C. Bayu memancing ikan di sungai.D. Sebelum pergi apel, kakak makan apel.

20. Belajar agama jangan hanya kulitnya, tetapi isinya juga.Makna kata kulit pada kalimat di atas adalah ….A. pemalut paling luarB. lampiran yang ada di luarC. bagian yang sebelah luarD. sesuatu yang tampak di luar

21. Dia mendapat nomor undian paling akhir.Antonim (lawan kata) dari kata yang bercetak miring adalah ….A. Pertama c. awalB. Perdana d. mula-mula

22. Di bawah ini yang termasuk kalimat berhipernim (kelas kata/kata umum) adalah …A. Andri memberikan mawar kepada Isti.B. Pak Budi membeli 5 ekor gurame di pasar.C. Ibu menanam pohon mangga di halaman.D. Pohon itu tumbang karena terkena petir.

23. Di bawah ini merupakan kalimat berhomonim (dua kata atau lebih yang lafal dan ejaannya sama, tetapi maknanya berbeda), kecuali …A. Penulisan surat lamaran menggunakan bahasa baku.

Terjadi baku hantam antarpenonton di stadion tambak sari Surabaya.B. Saya masih sangsi akan kesetiaannya padaku.

Karena melakukan pelanggaran Anton diberi sanksi oleh bapak kepala sekolah.C. Anita membeli buku di toko ramai.

Berilah aku tebu sebuku saja.D. Ular kobra memiliki bisa yang mematikan.

Adik bisa menyelesaikan tugas tepat waktu.

24. Di bawah ini merupakan kalimat berhiponim (kata yang tingkatannya di bawah superordinat/kata khusus), kecuali …A. Ibu menanam bunga anggrek, mawar, dan melati di halaman rumah.B. Pohon mangga dan pohon rambutan itu ditebang karena menghadang jalan.C. Kendaraan roda dua dilarang untuk melintas di jalan ini.D. Bibi membeli kue apem dan kue cucur di pasar.

25. Dia berangkat bekerja ketika matahari belum terbit dari ufuk timur dan pulang bekerja setelah matahari terbenam di ufuk …A. Barat B. selatan C. utara D. tenggara

26. Mobil kami melewati jalan yang sempit dan berbelok-belok.Makna kata jalan pada kalimat di atas adalah ….A. perlintasan dari suatu tempat ke tempat lainB. melangkah maju atau mundurC. lalu lintas orang atau kendaraanD. yang dilalui untuk keluar masuk

Page 106: Skripsi Burning

27. Kalimat yang menggunakan kata yang berhomofon (kata yang ucapannya sama, tetapi ejaan dan artinya berbeda) terdapat pada …A. Bang Budi menabung di Bank BCA.B. Bisa ular itu sangat beracun dan bisa mematikan.C. Bayu memancing ikan di sungai.D. Sebelum pergi apel, kakak makan apel.

28. Di bawah ini adalah kalimat yang di dalamnya terdapat kata berhomograf (kata yang sama ejaannya, tetapi ucapan dan artinya berbeda), kecuali …A. Pejabat teras itu sedang duduk di teras.B. Para pegawai disuruh makan apel sebelum mereka apel.C. Bisa ular itu sangat beracun dan bisa mematikan.D. Wajah Ayu berseri-seri saat makan buah seri.

29. Di bawah ini merupakan kalimat berhiponim (kata yang tingkatannya di bawah superordinat/kata khusus), kecuali …A. Ibu menanam bunga anggrek, mawar, dan melati di halaman rumah.B. Pohon mangga dan pohon rambutan itu ditebang karena menghadang jalan.C. Kendaraan roda dua dilarang untuk melintas di jalan ini.D. Bibi membeli kue apem dan kue cucur di pasar.

30. Rani berusaha keras untuk menyelesaikan sekolahnya.Makna kata keras pada kalimat di atas adalah ….A. gigih c. kuatB. teguh d. tegas

31. Wajah remaja sekarang tidak menggembirakan, apalagi sekarang banyak yang menggunakan narkoba. Makna kata wajah pada kalimat di atas adalah ….A. mukaB. gambaranC. tokohD. sifat

32. Di bawah ini merupakan kalimat berhomonim (dua kata atau lebih yang lafal dan ejaannya sama, tetapi maknanya berbeda), kecuali …A. Penulisan surat lamaran menggunakan bahasa baku.

Terjadi baku hantam antarpenonton di stadion tambak sari Surabaya.B. Saya masih sangsi akan kesetiaannya padaku.

Karena melakukan pelanggaran diberi sanksi oleh bapak kepala sekolah.C. Anita membeli buku di took ramai.

Berilah aku tebu sebuku saja.D. Ular kobra memiliki bisa yang mematikan.

Adik bisa menyelesaikan tugas tepat waktu.

Page 107: Skripsi Burning

LEMBAR JAWABAN

Nama : ……………………………..

Kelas : X ….

1. A B C D 21. A B C D

2. A B C D 22. A B C D

3. A B C D 23. A B C D

4. A B C D 24. A B C D

5. A B C D 25. A B C D

6. A B C D 26. A B C D

7. A B C D 27. A B C D

Page 108: Skripsi Burning

8. A B C D 28. A B C D

9. A B C D 29. A B C D

10. A B C D 30. A B C D

11. A B C D 31. A B C D

12. A B C D 32. A B C D

13. A B C D

14. A B C D

15. A B C D

16. A B C D

17. A B C D

18. A B C D

19. A B C D

20. A B C D

KUNCI JAWABAN TES PEMAHAMAN KOSAKATA

1. A 21. A2. A 22. D3. B 23. B4. D 24. C5. C 25. A6. B 26. C7. A 27. A8. B 28. C9. D 29. C10. B 30. A11. A 31. A12. C 32. B

13. B 14. B

15. B 16. D

Page 109: Skripsi Burning

17. A 18. D 19. A 20. A

LAMPIRAN 2PENGOLAHAN DATA

HASIL UJI COBA INSTRUMEN

Page 110: Skripsi Burning
Page 111: Skripsi Burning

PENGOLAHAN DATA HASIL UJI COBA INSTRUMEN

Uji coba menggunakan Instrumen berbentuk tes. Uji coba dilakukan di kelas X

SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang memiliki karakteristik sama dengan kelas

X SMA Negeri 16 Bandar Lampung. Sampel pada uji coba ini adalah 40 siswa.

A. Penghitungan Data Hasil Uji Coba Instrumen Pemahaman Kosakata

Setelah tes pemahaman kosakata diujikan penulis, soal dianalisis guna mencari

validitas dan reabilitasnya. Penghitungan validitas dan reabilitas dari hasil uji coba

instrumen pemahaman kosakata tertuang pada halaman berikut ini.

1. Validitas

Validitas intrumen pada penelitian ini dihitung menggunakan program komputer

Anates V.4.0.9 software dengan rumus statistik Korelasi Product Moment dari

Person.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut

(Arikunto, 2006 : 275).

rxy =

Keterangan:r xy = Koefisien korelasiN = Jumlah sampelX = Skor variabel XY = Skor variabel Y∑X = Jumlah skor variabel X∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y(A. Effendi Sanusi, 1998: 97)

Page 112: Skripsi Burning

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut. Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen

atau soal dinyatakan valid Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen

atau soal dinyatakan tidak valid

Page 113: Skripsi Burning

Tabel Hasil Penghitungan Validitas Soal Instrumen Pemahaman Kosakata

Soal Nomor r hitung r tabel α 0,05 Keputusan1 -0,065 0,312 Tidak valid2 0,196 0,312 Tidak valid3 0,409 0,312 Valid4 0,207 0,312 Tidak valid5 0,003 0,312 Tidak valid6 0,459 0,312 Valid7 0,689 0,312 Valid8 0,321 0,312 Valid9 0,568 0,312 Valid10 0,541 0,312 Valid11 0,584 0,312 Valid12 0,684 0,312 Valid13 0,719 0,312 Valid14 0,697 0,312 Valid15 0,565 0,312 Valid16 0,019 0,312 Tidak valid17 0,481 0,312 Valid18 0,690 0,312 Valid19 0,192 0,312 Tidak valid20 0,397 0,312 Valid21 0,767 0,312 Valid22 0,654 0,312 Valid23 0,511 0,312 Valid24 0,563 0,312 Valid25 0,234 0,312 Tidak valid26 0,428 0,312 Valid27 0,667 0,312 Valid28 0,675 0,312 Valid29 0,630 0,312 Valid30 0,734 0,312 Valid31 0,595 0,312 Valid32 0,639 0,312 Valid33 0,473 0,312 Valid34 0,651 0,312 Valid35 0,648 0,312 Valid36 0,557 0,312 Valid37 0,335 0,312 Valid38 0,574 0,312 Valid39 0,027 0,312 Tidak valid40 0,369 0,312 Valid

Page 114: Skripsi Burning

Berdasarkan tabel di atas, butir-butir soal yang tidak valid selanjutnya tidak

digunakan kembali oleh penulis.

2. Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian ini penulis

menggunakan rumus K-R 21 sebagai berikut.

r11 = ( k ) x (1- m(k-m) )

k-1 k.vt

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir soalm = skor rata-rataVt = varians total

(Arikunto,2006:189).imana :

(∑X)2

Vt = ∑X2 - n

n

Keterangan :

Vt = varians total∑X = jumlah skor total∑X2 = jumlah kuadrat skor totalN = banyaknya responden atau subjek

(Arikunto,2006:184)

Page 115: Skripsi Burning

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen

atau soal dinyatakan reliabel

Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen

atau soal dinyatakan tidak reliable

Page 116: Skripsi Burning

Tabel Kerja Penghitungan Reliabilitas dengan Rumus K-R-21

No Nama Skor Total Kuadrat Skor Total1 ACX 39 15212 MNB 35 12253 OPL 35 12254 AS 34 11565 WE 34 11566 IGM 33 10897 CDF 33 10898 IJ 33 10899 KL 32 102410 GH 30 90011 HBG 30 90012 WAN 30 90013 BDA 29 84114 DIN 26 67615 NDA 24 57616 UTI 23 52917 AHI 22 48418 PUJ 22 48419 IBW 21 44120 IAN 18 32421 SBH 17 28922 HLT 16 25623 PKC 16 25624 BDQ 16 25625 BKS 16 25626 KYA 16 25627 MAM 14 19628 HOL 14 19629 PIM 14 19630 NAN 13 16931 NUR 12 14432 LUI 12 14433 RON 11 12134 IMA 11 12135 EDY 11 12136 NSZ 11 12137 CXQ 10 10038 YAN 9 8139 HXE 9 8140 TTP 8 64

Jumlah (∑X)=839 (∑X2)=21053

Page 117: Skripsi Burning

Penghitungan reliabilitas soal yang telah diuji coba adalah sebagai berikut. (∑X)2

Vt = ∑X2 - n n

(635)2

Vt = 21053 - 40 40

703921Vt = 21053 - 40 40

Vt = 21053-17598,025 40

Vt = 3454,975 40

Vt = 86,374975

Diketahui :n = 40k = 40m = ∑X = 839 = 20,975 n 40

Vt = 86,374975

r11 = ( k ) x (1- m(k-m) ) k-1 k.vtr11 = ( 40 ) x (1- 20,975(40-20,975) ) 40-1 x 40x86,374975

r11 = ( 40 ) x (1- 20,975 x 19,025) 39 3454,975

r11 = 1,025641 x 1- 0,1154999

r11 = 1,025641 x 0,8845001

r11 = 0,907

Dari penghitungan di atas, diperoleh harga r11 = 0,907, harga tersebut kemudian dikonsultasikan terhadap r tabel. Pada taraf nyata α 0,05 atau taraf siginifikan 5% dengan n=40, harga rtabel adalah 0,312. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel

yakni 0,907 (>) 0,312. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen yang telah diujicobakan adalah reliabel sehingga layak dipergunakan.

Page 118: Skripsi Burning

DATA MENTAH

Jumlah Subyek = 40Jumlah Butir Soal = 40Jumlah Pilihan Jawaban = 4

Nomor No. Butir Baru ----> 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Urut Nama Subyek | Kunci ----> A A B D C B A B B 1 ACX B A B C C C A B B 2 MNB B A B D C C A A B 3 OPL B B B C C C A A C 4 AS A A A D C B B B C 5 WE A B A A C B A B B 6 IGM B A B D D B B C D 7 CDF A A A C C C B A B 8 IJ D D B A A B D B A 9 KL C A B C C B A B B 10 GH A D A A C C D D A 11 HBG B A B D C B A B B 12 WAN A D C D A B D B C 13 BDA B A B A C B A B B 14 DIN A C A C C A C B D 15 NDA C A C B C A B C B 16 UTI B C A A C B A B B 17 AHI D A A C C B A B B 18 PUJ A B B D C B A B B 19 IBW B B A A C A C D B 20 IAN A B A D C B A B C 21 SBH B A A A D B A B C 22 HLT B D B A C A B B B 23 PKC A D D B B B A B B 24 BDQ A C C D B C A B C 25 BKS C A D A D B B A D 26 KYA A B D B C B A B B 27 MAM C A B A C A B B B 28 HOL C D A D B B A B B 29 PIM D A B A B B A C B 30 NAN D C A B B D B B B 31 NUR B A C A C A B A B 32 LUI D A B D D B A B B 33 RON B D A B D A B C B 34 IMA B C D C A B A B B 35 EDI B A A B A B A B B 36 NSZ B D A A C A C B D 37 CXQ B A B C D B A C B 38 YAN B C B D D B A B B 39 HXE D A A D D B D B C 40 TTP C D C A D A A B B

Page 119: Skripsi Burning

Nomor No. Butir Baru ----> 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Urut Nama Subyek | Kunci ----> D B A C A B B B D 1 ACX D B C C A B B C D 2 MNB D C C C A B B C B 3 OPL D C C B A B D C B 4 AS B B A C A B B C D 5 WE D B A C A B D B C 6 IGM C A C A D C B B D 7 CDF B D B C B B B D A 8 IJ B D B A B D B C B 9 KL D B A C A B B B D 10 GH B D B A D C C D A 11 HBG D B A C A B B B D 12 WAN B A B D B C B D B 13 BDA D B A C A B B B D 14 DIN B A B D B C B D B 15 NDA D B A B D D C B D 16 UTI D B A C A B B B D 17 AHI D B A C A B B B D 18 PUJ D B A C D B B B D 19 IBW A B D C C C B B A 20 IAN B D B A B D D D B 21 SBH B D B A B D B A A 22 HLT C B D B A B B B D 23 PKC D B A C A B A B D 24 BDQ B D B A B D B B B 25 BKS D B B A B D A B C 26 KYA D B A C A B A B D 27 MAM D B A B D B C B A 28 HOL D B A C A D B B D 29 PIM B B A C A B A B A 30 NAN D B C B D B A B D 31 NUR D B A B D B B D B 32 LUI D B A C A B A B D 33 RON D B A C B A D B B 34 IMA D B A B D B B A D 35 EDI D B A C B A C B D 36 NSZ B A B D D B C B D 37 CXQ D B A C A B B B D 38 YAN D B A C A B D B D 39 HXE B D B A A C B D B 40 TTP C B A A A B C D D

Page 120: Skripsi Burning

Nomor No. Butir Baru ----> 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Urut Nama Subyek | Kunci ----> A D A D A A D B C 1 ACX A C C D D A D D B 2 MNB A C C D A A D D B 3 OPL B C C C C A D B B 4 AS A D A D D A D C D 5 WE B D A B D B D D D 6 IGM A D A D D A A D B 7 CDF A D A A D D D D B 8 IJ D B D A A B D B D 9 KL A D A D A A D B C 10 GH A D D D D A D D B 11 HBG A D A D A A D B C 12 WAN A B D B C B D B A 13 BDA A C A D C C D B C 14 DIN A A A B D B C C C 15 NDA A A B C A D D A A 16 UTI A C A D A A D B C 17 AHI A D A D A A D B C 18 PUJ A B A D A A D B C 19 IBW B D D B D B D B A 20 IAN A B D A D A D D B 21 SBH B D B A B D D B A 22 HLT A A B D A C D D B 23 PKC A D A D D A D B C 24 BDQ B B D B A A D D D 25 BKS A D B A B D D B A 26 KYA D D A B C A D B C 27 MAM C A B D B D D B A 28 HOL A C A D A A D C C 29 PIM B C A D A A D C A 30 NAN A A B D B C D D B 31 NUR B B D C B D B A B 32 LUI A D A D A A A B A 33 RON D A D A D A A D B 34 IMA A A B D B A B D B 35 EDI D D A D A A A B A 36 NSZ A A B A A B D D D 37 CXQ D D A D A A D B C 38 YAN D D A D A A D B C 39 HXE C B D D D B A B C 40 TTP A D A D A A D B C

Page 121: Skripsi Burning

Nomor No. Butir Baru ----> 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Urut Nama Subyek | Kunci ----> A C C A C C A A A 1 ACX C D C C A D C A A 2 MNB A D C C C D C A A 3 OPL C A D B A C C A B 4 AS A A C C A D C A A 5 WE B A B C A C C A B 6 IGM A A D C B C C D A 7 CDF C A A B A C C A A 8 IJ B C B D B A B D B 9 KL D A C C A C C A A 10 GH C B D B A A D B C 11 HBG A C C A C C A A A 12 WAN D B C B D B A B D 13 BDA A C C C A C C A A 14 DIN D B A B D B C B D 15 NDA A D B C B D B A B 16 UTI A C C C A C C A A 17 AHI A A C A C C A A A 18 PUJ A C C A C A A A D 19 IBW B A B D B A B D C 20 IAN C B C B D B A A C 21 SBH B D B A B D B A B 22 HLT A B D B A A B D B 23 PKC A C C A C C A A D 24 BDQ D B A B D B D C A 25 BKS B D B C B D B A B 26 KYA A C C A C C A A D 27 MAM B D B C B D D D D 28 HOL A C C C C A A A A 29 PIM C C C C C A A C C 30 NAN A B D B C B D B A 31 NUR D B C B D B B A B 32 LUI A C C A C C A A A 33 RON A C A C C C B D B 34 IMA B B A B D B C B D 35 EDI A C B A B B A A A 36 NSZ B A B D B C B D B 37 CXQ A C C A C C A A A 38 YAN A C C A C C A A A 39 HXE B D B A B C B B D 40 TTP A C C A C C A A B

Page 122: Skripsi Burning

Nomor No. Butir Baru ----> 37 38 39 40 Urut Nama Subyek | Kunci ----> D D D B 1 ACX C D A B 2 MNB D C A B 3 OPL D D D D 4 AS A C A B 5 WE D D D C 6 IGM D C A A 7 CDF D D A B 8 IJ A B D D 9 KL A D D B 10 GH D A A D 11 HBG D D D B 12 WAN D C D D 13 BDA A C D B 14 DIN B A D B 15 NDA D D D D 16 UTI A D D D 17 AHI D D A B 18 PUJ D D B C 19 IBW B A D C 20 IAN B D D D 21 SBH A B D D 22 HLT D B D B 23 PKC D D D B 24 BDQ D D D B 25 BKS D B D B 26 KYA D D B B 27 MAM A D D B 28 HOL D D D A 29 PIM D D A A 30 NAN B D D B 31 NUR D B D D 32 LUI D D D B 33 RON A B B D 34 IMA B A B D 35 EDI B D D B 36 NSZ A D D D 37 CXQ D D D C 38 YAN D D D D 39 HXE B A B D 40 TTP D D D B

Page 123: Skripsi Burning

DAYA PEMBEDA============

Jumlah Subyek= 40Klp atas/bawah(n)= 11Butir Soal= 40

No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 3 3 0 0,00 2 2 6 3 7 63,64 4 4 4 2 2 18,18 5 5 7 5 2 18,18 6 6 11 5 6 54,55 7 7 11 2 9 81,82 8 8 10 7 3 27,27 9 9 11 4 7 63,64 10 10 11 3 8 72,73 11 11 11 4 7 63,64 12 12 11 3 8 72,73 13 13 11 2 9 81,82 14 14 10 1 9 81,82 15 15 11 3 8 72,73 16 16 7 8 -1 -9,09 17 17 11 3 8 72,73 18 18 11 2 9 81,82 19 19 8 5 3 27,27 20 20 8 3 5 45,45 21 21 11 1 10 90,91 22 22 11 3 8 72,73 23 23 8 2 6 54,55 24 24 10 3 7 63,64 25 25 10 6 4 36,36 26 26 11 5 6 54,55 27 27 10 2 8 72,73 28 28 10 1 9 81,82 29 29 9 2 7 63,64 30 30 11 2 9 81,82 31 31 8 2 6 54,55 32 32 8 1 7 63,64 33 33 10 3 7 63,64 34 34 8 1 7 63,64 35 35 11 2 9 81,82 36 36 8 0 8 72,73 37 37 8 3 5 45,45 38 38 10 1 9 81,82 39 39 8 7 1 9,09 40 40 7 1 6 54,55

Page 124: Skripsi Burning

KORELASI SKOR BUTIR DENGAN SKOR TOTAL=================================

Jumlah Subyek= 40Butir Soal= 40

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 -0,065 - 2 2 0,196 - 3 3 0,409 Sangat Signifikan 4 4 0,207 - 5 5 0,003 - 6 6 0,459 Sangat Signifikan 7 7 0,689 Sangat Signifikan 8 8 0,321 Signifikan 9 9 0,568 Sangat Signifikan 10 10 0,541 Sangat Signifikan 11 11 0,584 Sangat Signifikan 12 12 0,684 Sangat Signifikan 13 13 0,719 Sangat Signifikan 14 14 0,697 Sangat Signifikan 15 15 0,565 Sangat Signifikan 16 16 0,019 - 17 17 0,481 Sangat Signifikan 18 18 0,690 Sangat Signifikan 19 19 0,192 - 20 20 0,397 Sangat Signifikan 21 21 0,767 Sangat Signifikan 22 22 0,654 Sangat Signifikan 23 23 0,511 Sangat Signifikan 24 24 0,563 Sangat Signifikan 25 25 0,234 - 26 26 0,428 Sangat Signifikan 27 27 0,667 Sangat Signifikan 28 28 0,675 Sangat Signifikan 29 29 0,630 Sangat Signifikan 30 30 0,734 Sangat Signifikan 31 31 0,595 Sangat Signifikan 32 32 0,639 Sangat Signifikan 33 33 0,473 Sangat Signifikan 34 34 0,651 Sangat Signifikan 35 35 0,648 Sangat Signifikan 36 36 0,557 Sangat Signifikan 37 37 0,335 Signifikan 38 38 0,574 Sangat Signifikan 39 39 0,027 - 40 40 0,369 Signifikan

Page 125: Skripsi Burning

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

Page 126: Skripsi Burning

RELIABILITAS TES================

Rata2 = 20,98Simpang Baku = 9,41KorelasiXY = 0,83Reliabilitas Tes = 0,90

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 11 HBG 19 20 39 2 17 AHI 16 19 35 3 32 LUI 16 19 35 4 37 CXQ 17 17 34 5 38 YAN 17 17 34 6 18 PUJ 18 15 33 7 23 PKC 17 16 33 8 26 KYA 17 16 33 9 9 KL 16 16 32 10 13 BDA 16 14 30 11 16 UTI 16 14 30 12 28 HOL 14 16 30 13 40 TTP 15 14 29 14 35 EDY 11 15 26 15 4 AS 9 15 24 16 2 MNB 11 12 23 17 1 ACX 10 12 22 18 29 PIM 12 10 22 19 5 WE 14 7 21 20 22 HLT 11 7 18 21 7 CDF 11 6 17 22 6 IGM 6 10 16 23 15 NDA 10 6 16 24 24 BDQ 8 8 16 25 27 MAM 8 8 16 26 30 NAN 7 9 16 27 3 OPL 9 5 14 28 20 IAN 7 7 14 29 25 BKS 8 6 14 30 34 IMA 5 8 13 31 12 WAN 5 7 12 32 31 NUR 7 5 12 33 21 SBH 5 6 11 34 33 RON 6 5 11 35 36 NSZ 8 3 11 36 39 HXE 3 8 11 37 19 IBW 7 3 10 38 8 IJ 5 4 9 39 14 DIN 6 3 9 40 10 GH 5 3 8

Page 127: Skripsi Burning

TINGKAT KESUKARAN=================

Jumlah Subyek = 40Butir Soal = 40

No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 11 27,50 Sukar 2 2 19 47,50 Sedang 3 3 16 40,00 Sedang 4 4 12 30,00 Sukar 5 5 23 57,50 Sedang 6 6 25 62,50 Sedang 7 7 23 57,50 Sedang 8 8 28 70,00 Sedang 9 9 28 70,00 Sedang 10 10 24 60,00 Sedang 11 11 27 67,50 Sedang 12 12 22 55,00 Sedang 13 13 21 52,50 Sedang 14 14 20 50,00 Sedang 15 15 25 62,50 Sedang 16 16 23 57,50 Sedang 17 17 25 62,50 Sedang 18 18 22 55,00 Sedang 19 19 25 62,50 Sedang 20 20 18 45,00 Sedang 21 21 20 50,00 Sedang 22 22 25 62,50 Sedang 23 23 18 45,00 Sedang 24 24 24 60,00 Sedang 25 25 32 80,00 Mudah 26 26 21 52,50 Sedang 27 27 14 35,00 Sedang 28 28 20 50,00 Sedang 29 29 15 37,50 Sedang 30 30 20 50,00 Sedang 31 31 12 30,00 Sukar 32 32 14 35,00 Sedang 33 33 18 45,00 Sedang 34 34 14 35,00 Sedang 35 35 25 62,50 Sedang 36 36 17 42,50 Sedang 37 37 23 57,50 Sedang 38 38 24 60,00 Sedang 39 39 27 67,50 Sedang 40 40 19 47,50 Sedang

Page 128: Skripsi Burning

KUALITAS PENGECOH=================

Jumlah Subyek = 40Butir Soal = 40

No Butir Baru No Butir Asli a b c d * 1 1 11** 17-- 6+ 6+ 0 2 2 19** 5+ 6++ 10+ 0 3 3 16-- 16** 5+ 3- 0 4 4 14+ 6+ 8++ 12** 0 5 5 4+ 4+ 23** 9- 0 6 6 9-- 25** 5++ 1-- 0 7 7 23** 9- 3+ 5++ 0 8 8 5++ 28** 5++ 2- 0 9 9 2- 28** 7- 3+ 0 10 10 1-- 12--- 3+ 24** 0 11 11 4++ 27** 2- 7- 0 12 12 22** 11-- 5++ 2- 0 13 13 9+ 7++ 21** 3- 0 14 14 20** 10+ 1-- 9+ 0 15 15 2- 25** 6++ 7+ 0 16 16 6++ 23** 6++ 5++ 0 17 17 2- 25** 5++ 8- 0 18 18 6++ 10- 2- 22** 0 19 19 25** 7+ 2- 6++ 0 20 20 8++ 7++ 7++ 18** 0 21 21 20** 8++ 3- 9+ 0 22 22 7+ 5++ 3+ 25** 0 23 23 18** 6++ 4+ 12- 0 24 24 24** 7+ 3+ 6++ 0 25 25 5-- 2+ 1- 32** 0 26 26 2- 21** 4+ 13--- 0 27 27 9++ 12+ 14** 5+ 0 28 28 20** 9+ 6++ 5+ 0 29 29 9++ 9++ 15** 7++ 0 30 30 5+ 10+ 20** 5+ 0 31 31 12** 11++ 14+ 3- 0 32 32 10++ 10++ 14** 6+ 0 33 33 7++ 8++ 18** 7++ 0 34 34 14** 10++ 12+ 4- 0 35 35 25** 6++ 2- 7+ 0 36 36 17** 11+ 4+ 8++ 0 37 37 9- 7++ 1-- 23** 0 38 38 5++ 6++ 5++ 24** 0 39 39 8-- 5++ 0-- 27** 0 40 40 3- 19** 4+ 14-- 0

Page 129: Skripsi Burning

Keterangan: ** : Kunci Jawaban++ : Sangat Baik+ : Baik- : Kurang Baik-- : Buruk--- : Sangat Buruk

Page 130: Skripsi Burning

SKOR DATA DIBOBOT=================Jumlah Subyek = 40Butir soal = 40Bobot utk jwban benar = 1Bobot utk jwban salah = 0Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)

No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 11 HBG 39 1 0 39 39 2 17 AHI 35 5 0 35 35 3 32 LUI 35 5 0 35 35 4 37 CXQ 34 6 0 34 34 5 38 YAN 34 6 0 34 34 6 18 PUJ 33 7 0 33 33 7 23 PKC 33 7 0 33 33 8 26 KYA 33 7 0 33 33 9 9 KL 32 8 0 32 32 10 13 BDA 30 10 0 30 30 11 16 UTI 30 10 0 30 30 12 28 HOL 30 10 0 30 30 13 40 TTP 29 11 0 29 29 14 35 EDY 26 14 0 26 26 15 4 AS 24 16 0 24 24 16 2 MNB 23 17 0 23 23 17 1 ACX 22 18 0 22 22 18 29 PIM 22 18 0 22 22 19 5 WE 21 19 0 21 21 20 22 HLT 18 22 0 18 18 21 7 CDF 17 23 0 17 17 22 6 IGM 16 24 0 16 16 23 15 NDA 16 24 0 16 16 24 24 BDQ 16 24 0 16 16 25 27 MAM 16 24 0 16 16 26 30 NAN 16 24 0 16 16 27 3 OPL 14 26 0 14 14 28 20 IAN 14 26 0 14 14 29 25 BKS 14 26 0 14 14 30 34 IMA 13 27 0 13 13 31 12 WAN 12 28 0 12 12 32 31 NUR 12 28 0 12 12 33 21 SBH 11 29 0 11 11 34 33 RON 11 29 0 11 11 35 36 NSZ 11 29 0 11 11 36 39 HXE 11 29 0 11 11 37 19 IBW 10 30 0 10 10 38 8 IJ 9 31 0 9 9 39 14 DIN 9 31 0 9 9 40 10 GH 8 32 0 8 8

Page 131: Skripsi Burning

KELOMPOK UNGGUL DAN ASOR

Kelompok Unggul

1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 11 HBG 39 - 1 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 - 1 - - 1 1 1 3 32 LUI 35 - 1 1 1 - 1 1 4 37 CXQ 34 - 1 1 - - 1 1 5 38 YAN 34 - - 1 1 - 1 1 6 18 PUJ 33 1 - 1 1 1 1 1 7 23 PKC 33 1 - - - - 1 1 8 26 KYA 33 1 - 1 - 1 1 1 9 9 KL 32 - 1 1 - 1 1 1 10 13 BDA 30 - 1 1 - 1 1 1 11 16 UTI 30 - - - - 1 1 1 Jml Jwb Benar 3 6 8 4 7 11 11

8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 11 HBG 39 1 1 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 1 1 1 1 1 1 1 3 32 LUI 35 1 1 1 1 1 1 1 4 37 CXQ 34 - 1 1 1 1 1 1 5 38 YAN 34 1 1 1 1 1 1 1 6 18 PUJ 33 1 1 1 1 1 1 - 7 23 PKC 33 1 1 1 1 1 1 1 8 26 KYA 33 1 1 1 1 1 1 1 9 9 KL 32 1 1 1 1 1 1 1 10 13 BDA 30 1 1 1 1 1 1 1 11 16 UTI 30 1 1 1 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 10 11 11 11 11 11 10

15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 11 HBG 39 1 1 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 1 1 1 1 1 1 1 3 32 LUI 35 1 - 1 1 1 1 1 4 37 CXQ 34 1 1 1 1 - 1 1 5 38 YAN 34 1 - 1 1 - 1 1 6 18 PUJ 33 1 1 1 1 1 - 1 7 23 PKC 33 1 - 1 1 1 1 1 8 26 KYA 33 1 - 1 1 - 1 1 9 9 KL 32 1 1 1 1 1 1 1 10 13 BDA 30 1 1 1 1 1 - 1 11 16 UTI 30 1 1 1 1 1 - 1 Jml Jwb Benar 11 7 11 11 8 8 11

22 23 24 25 26 27 28

Page 132: Skripsi Burning

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 11 HBG 39 1 1 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 1 1 1 1 1 1 1 3 32 LUI 35 1 1 1 - 1 - 1 4 37 CXQ 34 1 1 1 1 1 1 1 5 38 YAN 34 1 1 1 1 1 1 1 6 18 PUJ 33 1 1 1 1 1 1 1 7 23 PKC 33 1 - 1 1 1 1 1 8 26 KYA 33 1 - 1 1 1 1 1 9 9 KL 32 1 1 1 1 1 1 - 10 13 BDA 30 1 - - 1 1 1 1 11 16 UTI 30 1 1 1 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 11 8 10 10 11 10 10

29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 11 HBG 39 1 1 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 - 1 1 1 1 1 1 3 32 LUI 35 1 1 1 1 1 1 1 4 37 CXQ 34 1 1 1 1 1 1 1 5 38 YAN 34 1 1 1 1 1 1 1 6 18 PUJ 33 1 1 1 1 - 1 1 7 23 PKC 33 1 1 1 1 1 1 1 8 26 KYA 33 1 1 1 1 1 1 1 9 9 KL 32 - 1 - - 1 - 1 10 13 BDA 30 1 1 - - 1 - 1 11 16 UTI 30 1 1 - - 1 - 1 Jml Jwb Benar 9 11 8 8 10 8 11

36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 11 HBG 39 1 1 1 1 1 2 17 AHI 35 1 1 1 - 1 3 32 LUI 35 1 1 1 1 1 4 37 CXQ 34 1 1 1 1 - 5 38 YAN 34 1 1 1 1 - 6 18 PUJ 33 - 1 1 - - 7 23 PKC 33 - 1 1 1 1 8 26 KYA 33 - 1 1 - 1 9 9 KL 32 1 - 1 1 1 10 13 BDA 30 1 - - 1 1 11 16 UTI 30 1 - 1 1 - Jml Jwb Benar 8 8 10 8 7

Kelompok Asor

Page 133: Skripsi Burning

1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 34 IMA 13 - - - - - 1 1 2 12 WAN 12 1 - - 1 - 1 - 3 31 NUR 12 - 1 - - 1 - - 4 21 SBH 11 - 1 - - - 1 1 5 33 RON 11 - - - - - - - 6 36 NSZ 11 - - - - 1 - - 7 39 HXE 11 - 1 - 1 - 1 - 8 19 IBW 10 - - - - 1 - - 9 8 IJ 9 - - 1 - - 1 - 10 14 DIN 9 1 - - - 1 - - 11 10 GH 8 1 - - - 1 - - Jml Jwb Benar 3 3 1 2 5 5 2

8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 34 IMA 13 1 1 1 1 1 - - 2 12 WAN 12 1 - - - - - - 3 31 NUR 12 - 1 1 1 1 - - 4 21 SBH 11 1 - - - - - - 5 33 RON 11 - 1 1 1 1 1 - 6 36 NSZ 11 1 - - - - - - 7 39 HXE 11 1 - - - - - 1 8 19 IBW 10 - 1 - 1 - 1 - 9 8 IJ 9 1 - - - - - - 10 14 DIN 9 1 - - - - - - 11 10 GH 8 - - - - - - - Jml Jwb Benar 7 4 3 4 3 2 1

15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 34 IMA 13 1 1 - 1 1 - - 2 12 WAN 12 - 1 - - 1 - - 3 31 NUR 12 1 1 - - - - - 4 21 SBH 11 - 1 - - - 1 - 5 33 RON 11 - - 1 - - - - 6 36 NSZ 11 1 - 1 1 1 - - 7 39 HXE 11 - 1 - - - - - 8 19 IBW 10 - 1 1 - - 1 - 9 8 IJ 9 - 1 - - - - - 10 14 DIN 9 - 1 - - 1 - 1 11 10 GH 8 - - - - 1 1 - Jml Jwb Benar 3 8 3 2 5 3 1

22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 34 IMA 13 1 - 1 - - - -

Page 134: Skripsi Burning

2 12 WAN 12 - - - 1 1 - - 3 31 NUR 12 - - - - - - - 4 21 SBH 11 - - - 1 1 - - 5 33 RON 11 - - 1 - - - 1 6 36 NSZ 11 - 1 - 1 - - - 7 39 HXE 11 1 - - - 1 1 - 8 19 IBW 10 - - - 1 1 - - 9 8 IJ 9 - 1 - 1 1 - - 10 14 DIN 9 - - - - - 1 - 11 10 GH 8 1 - 1 1 - - - Jml Jwb Benar 3 2 3 6 5 2 1

29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 34 IMA 13 - - - - - - - 2 12 WAN 12 - 1 - - - 1 - 3 31 NUR 12 - 1 - - - - 1 4 21 SBH 11 - - 1 - - - 1 5 33 RON 11 1 - - 1 1 - - 6 36 NSZ 11 - - - - 1 - - 7 39 HXE 11 - - 1 - 1 - - 8 19 IBW 10 - - - - - - - 9 8 IJ 9 1 - - - - - - 10 14 DIN 9 - - - - - - - 11 10 GH 8 - - - - - - - Jml Jwb Benar 2 2 2 1 3 1 2

36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 34 IMA 13 - - - - - 2 12 WAN 12 - 1 - 1 - 3 31 NUR 12 - 1 - 1 - 4 21 SBH 11 - - - 1 - 5 33 RON 11 - - - - - 6 36 NSZ 11 - - 1 1 - 7 39 HXE 11 - - - - - 8 19 IBW 10 - - - 1 - 9 8 IJ 9 - - - 1 - 10 14 DIN 9 - - - 1 1 11 10 GH 8 - 1 - - - Jml Jwb Benar 0 3 1 7 1

REKAP ANALISIS BUTIR SOAL

Rata2 = 20,98Simpang Baku = 9,41

Page 135: Skripsi Burning

KorelasiXY = 0,83Reliabilitas Tes = 0,90Butir Soal = 40Jumlah Subyek = 40

Butir Baru Butir Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 0,00 Sukar -0,065 - 2 2 27,27 Sedang 0,196 - 3 3 63,64 Sedang 0,409 SangatSignifikan 4 4 18,18 Sukar 0,207 - 5 5 18,18 Sedang 0,003 - 6 6 54,55 Sedang 0,459 SangatSignifikan 7 7 81,82 Sedang 0,689 SangatSignifikan 8 8 27,27 Sedang 0,321 Signifikan 9 9 63,64 Sedang 0,568 SangatSignifikan 10 10 72,73 Sedang 0,541 SangatSignifikan 11 11 63,64 Sedang 0,584 SangatSignifikan 12 12 72,73 Sedang 0,684 SangatSignifikan 13 13 81,82 Sedang 0,719 SangatSignifikan 14 14 81,82 Sedang 0,697 SangatSignifikan 15 15 72,73 Sedang 0,565 SangatSignifikan 16 16 -9,09 Sedang 0,019 - 17 17 72,73 Sedang 0,481 SangatSignifikan 18 18 81,82 Sedang 0,690 SangatSignifikan 19 19 27,27 Sedang 0,192 - 20 20 45,45 Sedang 0,397 SangatSignifikan 21 21 90,91 Sedang 0,767 SangatSignifikan 22 22 72,73 Sedang 0,654 SangatSignifikan 23 23 54,55 Sedang 0,511 SangatSignifikan 24 24 63,64 Sedang 0,563 SangatSignifikan 25 25 36,36 Mudah 0,234 - 26 26 54,55 Sedang 0,428 Sangatsignifikan 27 27 72,73 Sedang 0,667 Sangatsignifikan 28 28 81,82 Sedang 0,675 Sangatsignifikan 29 29 63,64 Sedang 0,630 SangatSignifikan 30 30 81,82 Sedang 0,734 SangatSignifikan 31 31 54,55 Sukar 0,595 SangatSignifikan 32 32 63,64 Sedang 0,639 Sangat signifikan 33 33 63,64 Sedang 0,473 Sangat Signifikan 34 34 63,64 Sedang 0,651 Sangat Signifikan 35 35 81,82 Sedang 0,648 Sangat Signifikan 36 36 72,73 Sedang 0,557 Sangat Signifikan 37 37 45,45 Sedang 0,335 Signifikan 38 38 81,82 Sedang 0,574 Sangat Signifikan 39 39 9,09 Sedang 0,027 - 40 40 54,55 Sedang 0,369 Signifikan

Page 136: Skripsi Burning

B. Penghitungan Data Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Membaca

Pemahaman

Setelah tes kemampuan membaca pemahaman diujikan penulis, soal dianalisis

guna mencari validitas dan reabilitasnya. Penghitungan validitas dan reabilitas

dari hasil uji coba instrumen kemampuan membaca pemahaman tertuang pada

halaman berikut ini.

1. Validitas

Validitas intrumen pada penelitian ini dihitung menggunakan program komputer

Anates V.4.0.9 software dengan rumus statistik Korelasi Product Moment dari

Person.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut

(Arikunto, 2006 : 275).

rxy =

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasiN = Jumlah sampelX = Skor variabel XY = Skor variabel Y∑X = Jumlah skor variabel X∑Y = Jumlah skor variabel Y

∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y(A. Effendi Sanusi, 1998: 97)

Page 137: Skripsi Burning

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut.

Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen

atau soal dinyatakan valid

Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen

atau soal dinyatakan tidak valid

Page 138: Skripsi Burning

Tabel Hasil Penghitungan Validitas Soal Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman

Soal Nomor r hitung r tabel α 0,05 Keputusan1 0,045 0,312 Tidak valid2 -0,018 0,312 Tidak valid3 0,571 0,312 Valid4 0,690 0,312 Valid5 0,498 0,312 Valid6 0,695 0,312 Valid7 0,524 0,312 Valid8 0,628 0,312 Valid9 0,488 0,312 Valid10 0,657 0,312 Valid11 0,608 0,312 Valid12 0,564 0,312 Valid13 0,491 0,312 Valid14 0,621 0,312 Valid15 0,444 0,312 Valid16 0,616 0,312 Valid17 0,478 0,312 Valid18 0,871 0,312 Valid19 0,506 0,312 Valid20 0,612 0,312 Valid21 0,729 0,312 Valid22 0,581 0,312 Valid23 0,452 0,312 Valid24 0,664 0,312 Valid25 0,528 0,312 Tidak valid26 0,780 0,312 Valid27 0,647 0,312 Valid28 0,507 0,312 Valid29 0,764 0,312 Valid30 0,593 0,312 Valid31 0,385 0,312 Valid32 0,502 0,312 Valid33 0,642 0,312 Valid34 0,068 0,312 Valid35 0,293 0,312 Valid36 0,037 0,312 Valid37 0,513 0,312 Valid38 0,374 0,312 Valid39 0,567 0,312 Tidak valid40 0,467 0,312 Valid

Berdasarkan tabel di atas, butir-butir soal yang tidak valid selanjutnya tidak digunakan kembali oleh penulis.

Page 139: Skripsi Burning

2. Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dalam penelitian ini penulis

menggunakan rumus K-R 21 sebagai berikut.

r11 = ( k ) x (1- m(k-m) )

k-1 k.vt

Keterangan :r11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir soalm = skor rata-rataVt = varians total

(Arikunto,2006:189).Dimana :

(∑X)2

Vt = ∑X2 - n n

Keterangan :

Vt = varians total∑X = jumlah skor total∑X2 = jumlah kuadrat skor totalN = banyaknya responden atau subjek

(Arikunto,2006:184)

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut. Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih besar (>) dari r tabel, instrumen

atau soal dinyatakan reliabel

Pada taraf nyata α 0,05 jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, instrumen

atau soal dinyatakan tidak reliabel

Page 140: Skripsi Burning

Tabel Kerja Penghitungan Reliabilitas dengan Rumus K-R-21

No Nama Skor Total Kuadrat Skor Total1 ARF 38 14442 TSY 38 14443 OPK 37 13694 WHY 36 12965 UYT 36 12966 NNK 36 12967 NRU 35 12258 JNB 33 10899 DFS 32 102410 CVD 30 90011 DRE 27 72912 CVF 27 72913 DFG 27 72914 RHO 25 62515 DKU 24 57616 CXZ 24 57617 MNL 22 48418 YBD 22 48419 GZP 19 36120 DLP 15 22521 ZPL 15 22522 KDG 14 19623 QOG 14 19624 VZU 14 19625 CDB 13 16926 RTS 13 16927 VCZ 13 16928 CJL 13 16929 VCU 12 14430 IDM 11 12131 WJS 11 12132 MXW 11 12133 KDS 10 10034 FDW 10 10035 KDY 10 10036 PSA 10 10037 SAT 9 8138 HGF 9 8139 CMN 9 8140 BDL 8 64

Jumlah (∑X)=822 (∑X2)=20604

Page 141: Skripsi Burning

Penghitungan reliabilitas soal yang telah diuji coba adalah sebagai berikut. (∑X)2

Vt = ∑X2 - n n

(822)2

Vt = 20604 - 40 40

675684Vt = 20604 - 40 40

Vt = 20604-16892,1 40

Vt = 3711,9 40

Vt = 92,7975

Diketahui :n = 40k = 40m = ∑X = 822 = 20,55 n 40

Vt = 92,7975

r11 = ( k ) x (1- m(k-m) ) k-1 k.vtr11 = ( 40 ) x (1- 20,55(40-20,55) ) 40-1 x 40x92,7975

r11 = ( 40 ) x (1- 20,55 x 19,45) 39 3711,9

r11 = 1,025641 x 1- 0,10768

r11 = 1,025641 x 0,89232

r11 = 0,956

Dari penghitungan di atas, diperoleh harga r11 = 0,956, harga tersebut kemudian

dikonsultasikan terhadap r tabel. Pada taraf nyata α 0,05 atau taraf siginifikan 5%

dengan n=40, harga rtabel adalah 0,312. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel

Page 142: Skripsi Burning

yakni 0,956 (>) 0,312. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen

yang telah diujicobakan adalah reliabel sehingga layak dipergunakan.

Page 143: Skripsi Burning

DATA MENTAH

Jumlah Subyek = 40Jumlah Butir Soal = 40Jumlah Pilihan Jawaban = 4

Nomor No. Butir Baru ----> 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Urut No. Butir Asli ----> 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Subyek Kunci ----> A B A C B C C A A 1 ARF A B A C B C C A A 2 TSY A B A C B D B A B 3 OPK C D B A B D B C B 4 WHY A B A C B D B A B 5 UYT A B A C B C C A A 6 NNK A B A C B C C A A 7 NRU B A A C B C C A A 8 JNB A B A B A B D B D 9 DFS A B A C B C B A A 10 CVD A B A C B C C A A 11 DRE A B A C B C C A A 12 CVF A B A C B B A B B 13 DFG A B D B A D B A B 14 RHO A B A A C B C A A 15 DKU C D B D A B D B A 16 CXZ C A A C B C C A A 17 MNL B A B B D B A B B 18 YDB A B A C B D B A B 19 GZP A B D B C B A A B 20 DLP A B A C B D C A D 21 ZPL B A D C A D A A A 22 KDG A C B D C D C B A 23 QOG A B D B D B A A C 24 VZU B D A A B A B D B 25 CDB A D C D A B D B A 26 RTS A B C B C C A D C 27 VCZ A B C B D B A B D 28 CJL A B C B D C C A A 29 VCU A B C B D B A B D 30 IDM A B C D B A B D B 31 WJS B A C D B A B D C 32 MXW A B D B D C A D A 33 KDS A B C B D B A C D 34 FDW D B A B D B A B D 35 KDY A D A C D C D C A 36 PSA A B D B C B D B A 37 SAD A B D B C B D B A 38 HGF A B A B C D C D A 39 CMN A B C B D B A B D 40 BDL A C A C B C A A A

Page 144: Skripsi Burning

Nomor No. Butir Baru ----> 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Urut No. Butir Asli ----> 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Nama Subyek Kunci ----> C D C A A D D B C 1 ARF C D C A A D D B C 2 TSY C D C A A B D B A 3 OPK D B A A A D B C B 4 WHY C D C A A C D B C 5 UYT C D C A A D D B C 6 NNK C D C A A D D B C 7 NRU C D C A A D D B C 8 JNB B A C A B D B A B 9 DFS B D B A B D A A C 10 CVD C D C A A D D B C 11 DRE D D C A A D D C C 12 CVF B A D A C D D A D 13 DFG D B B A B D B A D 14 RHO A D D C A D D D C 15 DKU B D B C B D B A B 16 CXZ C D C A A D D B C 17 MNL C B D A A D D B C 18 YDB D B B A B B B D B 19 GZP D B C B D B B A B 20 DLP C A B D A C B D B 21 ZPL C D C A A D D B C 22 KDG A C C D C B D C A 23 QOG B D B A A B C B D 24 VZU C D C A D D B C D 25 CDB B B D A B D B C A 26 RTS D B C B D B A B D 27 VCZ B A B D C B A B A 28 CJL C D C A A D D B C 29 VCU B C B A B D B A B 30 IDM C B A B D C B A B 31 WJS B A B D B C B A B 32 MXW C D B A B D B A C 33 KDS B A B D B A B D B 34 FDW B A A B D B A B D 35 KDY C D C A A D D B C 36 PSA B D B B A B D B D 37 SAD B D B B D B D B D 38 HGF B D C D A B D D B 39 CMN B D B D D B A B D 40 BDL C D C A A D D B C

Page 145: Skripsi Burning

Nomor No. Butir Baru ----> 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Urut No. Butir Asli ----> 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Subyek Kunci ----> D D A A B D D A C 1 ARF D D A A B D D A C 2 TSY D D A A B D B A B 3 OPK D B B A B D B C B 4 WHY D D A A B D D A C 5 UYT D A A B D C A A C 6 NNK D D A A B D B A D 7 NRU D A A A B D D A C 8 JNB D B B C B D B A A 9 DFS B D A A B D D A C 10 CVD D D A A B D D A C 11 DRE D A A A B D D A C 12 CVF C D A A C B D B C 13 DFG C B D B C B D B A 14 RHO D D A A B D D A C 15 DKU D B C B D B A B B 16 CXZ D D A A B D D A C 17 MNL D D B B D B C B C 18 YDB A B D B A A C B D 19 GZP D C B A B D B C B 20 DLP A B D C B A B D B 21 ZPL D D A A B D D A C 22 KDG D C B D C A C B D 23 QOG B A B B D B A B A 24 VZU D D A A B A A B D 25 CDB B D B C A A B D B 26 RTS C B A B D A B D B 27 VCZ B D A A B D D A C 28 CJL D D A A B D D D B 29 VCU D B A B D A B C A 30 IDM D B C B A B D B C 31 WJS D B C B A B D B C 32 MXW D D A A B D D A C 33 KDS A B D C B D B A B 34 FDW B A B D B A B D B 35 KDY D D B C B D B B A 36 PSA B A B A B A B D B 37 SAD B A B A B A B D B 38 HGF A C B D B A A B D 39 CMN B C A A B D D A C 40 BDL D D A A B D D A C

Page 146: Skripsi Burning

Nomor No. Butir Baru ----> 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Urut No. Butir Asli ----> 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Nama Subyek Kunci ----> B A A B D A B D B 1 ARF B A A B D A C B A 2 TSY D A A B D B A B D 3 OPK D B A B D B C C B 4 WHY B A A B D A B D B 5 UYT B A A B D A B D B 6 NNK B A A B D A B D B 7 NRU B A A B D A C B A 8 JNB D B C B D B A B D 9 DFS B A A B D D B A B 10 CVD B A A B D A B D B 11 DRE B A A B D A C B A 12 CVF B D B A A B D B C 13 DFG B D B C B D B A B 14 RHO B A A B D A C B A 15 DKU D B A B D B C B D 16 CXZ B A A B D A B D B 17 MNL B A A B D A B D B 18 YDB B A B D B C B D B 19 GZP A B D C B A B D B 20 DLP C B D B A B D D C 21 ZPL B A A C A B D B A 22 KDG A C B B D A B C D 23 QOG B D B A B D B A B 24 VZU B A B D C B A B D 25 CDB C B D A B C B D B 26 RTS C B A B D C B A B 27 VCZ B A A B D A B D B 28 CJL A B D B A B D B D 29 VCU B D C B A B D C B 30 IDM B D A A D C B A B 31 WJS B B A B D C B A B 32 MXW B A A B D A A B D 33 KDS D B A B D B A B D 34 FDW C A B D B A B D B 35 KDY B D B C B B A D B 36 PSA A B D B A B D B A 37 SAD C B D B A B D B D 38 HGF B C B D B A B D B 39 CMN B A A B D A B D C 40 BDL B A A B D A B D B

Page 147: Skripsi Burning

Nomor No. Butir Baru ----> 37 38 39 40 Urut No. Butir Asli ----> 37 38 39 40 Nama Subyek Kunci ----> C A B D 1 ARF C A B D 2 TSY B A B D 3 OPK D B A D 4 WHY C A B D 5 UYT C A B D 6 NNK A B B D 7 NRU A A B D 8 JNB B A D D 9 DFS D B A A 10 CVD B C A B 11 DRE C B D D 12 CVF B D A C 13 DFG D B C A 14 RHO C A B D 15 DKU B A D C 16 CXZ C A B D 17 MNL C A A D 18 YDB A B D D 19 GZP C B A D 20 DLP B A D C 21 ZPL B D C D 22 KDG A C B D 23 QOG B C D A 24 VZU B A D B 25 CDB A A B D 26 RTS D C A A 27 VCZ C A B D 28 CJL B A D C 29 VCU A D B A 30 IDM D B C D 31 WJS D B C B 32 MXW B A B D 33 KDS B A D A 34 FDW C B A D 35 KDY C B D B 36 PSA B D C B 37 SAD B D C B 38 HGF D B D B 39 CMN B D D A 40 BDL C A B D

Page 148: Skripsi Burning

DAYA PEMBEDA

Jumlah Subyek = 40Klp atas/bawah(n) = 11Butir Soal = 40

No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 9 8 1 9,09 2 2 8 8 0 0,00 3 3 11 1 10 90,91 4 4 10 0 10 90,91 5 5 10 1 9 81,82 6 6 8 1 7 63,64 7 7 8 0 8 72,73 8 8 11 2 9 81,82 9 9 9 4 5 45,45 10 10 9 0 9 81,82 11 11 11 4 7 63,64 12 12 10 1 9 81,82 13 13 10 4 6 54,55 14 14 11 2 9 81,82 15 15 9 4 5 45,45 16 16 11 2 9 81,82 17 17 9 5 4 36,36 18 18 10 0 10 90,91 19 19 11 3 8 72,73 20 20 8 1 7 63,64 21 21 11 2 9 81,82 22 22 10 2 8 72,73 23 23 10 4 6 54,55 24 24 10 1 9 81,82 25 25 8 2 6 54,55 26 26 11 1 10 90,91 27 27 9 1 8 72,73 28 28 10 4 6 54,55 29 29 11 1 10 90,91 30 30 11 4 7 63,64 31 31 11 7 4 36,36 32 32 11 4 7 63,64 33 33 10 1 9 81,82 34 34 6 6 0 0,00 35 35 6 2 4 36,36 36 36 6 7 -1 -9,09 37 37 7 1 6 54,55 38 38 8 3 5 45,45 39 39 9 2 7 63,64 40 40 10 2 8 72,73

Page 149: Skripsi Burning

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL=================================

Jumlah Subyek= 40Butir Soal= 40

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0,045 - 2 2 -0,018 - 3 3 0,571 Sangat Signifikan 4 4 0,690 Sangat Signifikan 5 5 0,498 Sangat Signifikan 6 6 0,695 Sangat Signifikan 7 7 0,524 Sangat Signifikan 8 8 0,628 Sangat Signifikan 9 9 0,488 Sangat Signifikan 10 10 0,657 Sangat Signifikan 11 11 0,608 Sangat Signifikan 12 12 0,564 Sangat Signifikan 13 13 0,491 Sangat Signifikan 14 14 0,621 Sangat Signifikan 15 15 0,444 Sangat Signifikan 16 16 0,616 Sangat Signifikan 17 17 0,478 Sangat Signifikan 18 18 0,871 Sangat Signifikan 19 19 0,506 Sangat Signifikan 20 20 0,612 Sangat Signifikan 21 21 0,729 Sangat Signifikan 22 22 0,581 Sangat Signifikan 23 23 0,452 Sangat Signifikan 24 24 0,664 Sangat Signifikan 25 25 0,528 Sangat Signifikan 26 26 0,780 Sangat Signifikan 27 27 0,647 Sangat Signifikan 28 28 0,507 Sangat Signifikan 29 29 0,764 Sangat Signifikan 30 30 0,593 Sangat Signifikan 31 31 0,385 Signifikan 32 32 0,502 Sangat Signifikan 33 33 0,642 Sangat Signifikan 34 34 0,068 - 35 35 0,293 - 36 36 0,037 - 37 37 0,513 Sangat Signifikan 38 38 0,374 Signifikan 39 39 0,567 Sangat Signifikan 40 40 0,467 Sangat Signifikan

Page 150: Skripsi Burning

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

Page 151: Skripsi Burning

RELIABILITAS TES================Rata2 = 20,30Simpang Baku = 10,28Korelasi XY = 0,93Reliabilitas Tes = 0,96

No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 ARF 19 18 37 2 2 TSY 12 15 27 3 3 OPK 6 7 13 4 4 WHY 17 19 36 5 5 UYT 18 17 35 6 6 NNK 17 19 36 7 7 NRU 17 16 33 8 8 JNB 7 7 14 9 9 DFS 13 14 27 10 10 CVD 18 18 36 11 11 DRE 17 15 32 12 12 CVF 8 6 14 13 13 DFG 4 5 9 14 14 RHO 16 14 30 15 15 DKU 5 3 8 16 16 CXZ 19 19 38 17 17 MNL 10 12 22 18 18 YDB 6 7 13 19 19 GZP 6 8 14 20 20 DLP 7 6 13 21 21 ZPL 11 14 25 22 22 KDG 7 5 12 23 23 QOG 4 6 10 24 24 VZU 9 6 15 25 25 CDB 6 5 11 26 26 RTS 4 7 11 27 27 VCZ 12 12 24 28 28 CJL 12 12 24 29 29 VCU 7 3 10 30 30 IDM 5 8 13 31 31 WJS 5 5 10 32 32 MXW 14 13 27 33 33 KDS 3 6 9 34 34 FDW 7 4 11 35 35 KDY 11 11 22 36 36 PSA 6 4 10 37 37 SAD 6 3 9 38 38 HGF 8 7 15 39 39 CMN 11 8 19 40 40 BDL 19 19 38

Page 152: Skripsi Burning

TINGKAT KESUKARAN

Jumlah Subyek= 40Butir Soal= 40

No Butir Baru No Butir Asli Jumlah Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 31 77,50 Mudah 2 2 28 70,00 Sedang 3 3 20 50,00 Sedang 4 4 16 40,00 Sedang 5 5 18 45,00 Sedang 6 6 13 32,50 Sedang 7 7 12 30,00 Sukar 8 8 19 47,50 Sedang 9 9 20 50,00 Sedang 10 10 17 42,50 Sedang 11 11 23 57,50 Sedang 12 12 19 47,50 Sedang 13 13 25 62,50 Sedang 14 14 20 50,00 Sedang 15 15 23 57,50 Sedang 16 16 20 50,00 Sedang 17 17 20 50,00 Sedang 18 18 16 40,00 Sedang 19 19 25 62,50 Sedang 20 20 18 45,00 Sedang 21 21 21 52,50 Sedang 22 22 22 55,00 Sedang 23 23 27 67,50 Sedang 24 24 21 52,50 Sedang 25 25 18 45,00 Sedang 26 26 18 45,00 Sedang 27 27 18 45,00 Sedang 28 28 26 65,00 Sedang 29 29 20 50,00 Sedang 30 30 23 57,50 Sedang 31 31 28 70,00 Sedang 32 32 24 60,00 Sedang 33 33 18 45,00 Sedang 34 34 21 52,50 Sedang 35 35 16 40,00 Sedang 36 36 22 55,00 Sedang 37 37 12 30,00 Sukar 38 38 18 45,00 Sedang 39 39 14 35,00 Sedang 40 40 22 55,00 Sedang

Page 153: Skripsi Burning

KUALITAS PENGECOH=================

Jumlah Subyek = 40Butir Soal = 40

No Butir Baru No Butir Asli a b c d * 1 1 31** 5- 3++ 1- 0 2 2 5++ 28** 2- 5++ 0 3 3 20** 4+ 9+ 7++ 0 4 4 3- 16-- 16** 5+ 0 5 5 5+ 18** 7++ 10+ 0 6 6 3- 15- 13** 9++ 0 7 7 13+ 9++ 12** 6+ 0 8 8 19** 12- 3- 6++ 0 9 9 20** 10+ 3- 7++ 0 10 10 2- 15-- 17** 6++ 0 11 11 7++ 8+ 2- 23** 0 12 12 3- 14-- 19** 4+ 0 13 13 25** 6++ 2- 7+ 0 14 14 20** 10+ 3- 7++ 0 15 15 1-- 12--- 4+ 23** 0 16 16 5+ 14--- 1-- 20** 0 17 17 10+ 20** 5+ 5+ 0 18 18 4- 11+ 16** 9++ 0 19 19 4++ 8- 3+ 25** 0 20 20 7++ 11+ 4+ 18** 0 21 21 21** 12-- 3- 4+ 0 22 22 22** 10- 5++ 3- 0 23 23 4++ 27** 3+ 6+ 0 24 24 11- 7++ 1-- 21** 0 25 25 5+ 14-- 3- 18** 0 26 26 18** 12- 3- 7++ 0 27 27 5+ 12- 18** 5+ 0 28 28 4++ 26** 5++ 5++ 0 29 29 20** 12-- 2- 6++ 0 30 30 23** 9- 2- 6++ 0 31 31 4++ 28** 4++ 4++ 0 32 32 7+ 8+ 1-- 24** 0 33 33 18** 14-- 5+ 3- 0 34 34 6++ 21** 6++ 7++ 0 35 35 6+ 15-- 3- 16** 0 36 36 6++ 22** 3- 9+ 0 37 37 6+ 15- 12** 7+ 0 38 38 18** 12- 4+ 6++ 0 39 39 8++ 14** 6+ 12+ 0 40 40 7++ 7++ 4+ 22** 0

Page 154: Skripsi Burning

Keterangan: ** : Kunci Jawaban++ : Sangat Baik+ : Baik- : Kurang Baik-- : Buruk---: Sangat Buruk

Page 155: Skripsi Burning

SKOR DATA DIBOBOT

Jumlah Subyek = 40Butir soal = 40Bobot utk jwban benar = 1Bobot utk jwban salah = 0

No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 1 ARF 37 3 0 37 37 2 2 TSY 27 13 0 27 27 3 3 OPK 13 27 0 13 13 4 4 WHY 36 4 0 36 36 5 5 UYT 35 5 0 35 35 6 6 NNK 36 4 0 36 36 7 7 NRU 33 7 0 33 33 8 8 JNB 14 26 0 14 14 9 9 DFS 27 13 0 27 27 10 10 CVD 36 4 0 36 36 11 11 DRE 32 8 0 32 32 12 12 CVF 14 26 0 14 14 13 13 DFG 9 31 0 9 9 14 14 RHO 30 10 0 30 30 15 15 DKU 8 32 0 8 8 16 16 CXZ 38 2 0 38 38 17 17 MNL 22 18 0 22 22 18 18 YDB 13 27 0 13 13 19 19 GZP 14 26 0 14 14 20 20 DLP 13 27 0 13 13 21 21 ZPL 25 15 0 25 25 22 22 KDG 12 28 0 12 12 23 23 QOG 10 30 0 10 10 24 24 VZU 15 25 0 15 15 25 25 CDB 11 29 0 11 11 26 26 RTS 11 29 0 11 11 27 27 VCZ 24 16 0 24 24 28 28 CJL 24 16 0 24 24 29 29 VCU 10 30 0 10 10 30 30 IDM 13 27 0 13 13 31 31 WJS 10 30 0 10 10 32 32 MXW 27 13 0 27 27 33 33 KDS 9 31 0 9 9 34 34 FDW 11 29 0 11 11 35 35 KDY 22 18 0 22 22 36 36 PSA 10 30 0 10 10 37 37 SAD 9 31 0 9 9 38 38 HGF 15 25 0 15 15 39 39 CMN 19 21 0 19 19 40 40 BDL 38 2 0 38 38

Page 156: Skripsi Burning

KELOMPOK UNGGUL & ASOR======================

Kelompok Unggul

1 2 3 4 5 6 7

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

1 16 CXZ 38 - - 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 - 1 1 1 1 - 3 1 ARF 37 1 1 1 1 1 1 1 4 4 WHY 36 1 1 1 1 1 - - 5 6 NNK 36 1 1 1 1 1 1 1 6 10 CVD 36 1 1 1 1 1 1 1 7 5 UYT 35 1 1 1 1 1 1 1 8 7 NRU 33 - - 1 1 1 1 1 9 11 DRE 32 1 1 1 1 1 1 1 10 14 RHO 30 1 1 1 - - - 1 11 2 TSY 27 1 1 1 1 1 - - Jml Jwb Benar 9 8 11 10 10 8

8

8 9 10 11 12 13 14

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14

1 16 CXZ 38 1 1 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 1 1 1 1 1 1 3 1 ARF 37 1 1 1 1 1 1 1 4 4 WHY 36 1 - 1 1 1 1 1 5 6 NNK 36 1 1 1 1 1 1 1 6 10 CVD 36 1 1 1 1 1 1 1 7 5 UYT 35 1 1 1 1 1 1 1 8 7 NRU 33 1 1 1 1 1 1 1 9 11 DRE 32 1 1 - 1 1 1 1 10 14 RHO 30 1 1 - 1 - - 1 11 2 TSY 27 1 - 1 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 11 9 9 11 10 10

11

15 16 17 18 19 20 21

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

1 16 CXZ 38 1 1 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 1 1 1 1 1 1 3 1 ARF 37 1 1 1 1 1 1 1 4 4 WHY 36 - 1 1 1 1 1 1 5 6 NNK 36 1 1 1 1 1 1 1 6 10 CVD 36 1 1 1 1 1 1 1

Page 157: Skripsi Burning

7 5 UYT 35 1 1 1 1 1 - 1 8 7 NRU 33 1 1 1 1 1 - 1 9 11 DRE 32 1 1 - 1 1 - 1 10 14 RHO 30 1 1 - 1 1 1 1 11 2 TSY 27 - 1 1 - 1 1 1 Jml Jwb Benar 9 11 9 10 11 8 11

22 23 24 25 26 27 28

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

1 16 CXZ 38 1 1 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 1 1 1 1 1 1 3 1 ARF 37 1 1 1 1 1 1 1 4 4 WHY 36 1 1 1 1 1 1 1 5 6 NNK 36 1 1 1 - 1 - 1 6 10 CVD 36 1 1 1 1 1 1 1 7 5 UYT 35 - - - - 1 1 1 8 7 NRU 33 1 1 1 1 1 1 1 9 11 DRE 32 1 1 1 1 1 1 1 10 14 RHO 30 1 1 1 1 1 1 1 11 2 TSY 27 1 1 1 - 1 - - Jml Jwb Benar 10 10 10 8 11 9

10

29 30 31 32 33 34 35

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

1 16 CXZ 38 1 1 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 1 1 1 1 1 1 3 1 ARF 37 1 1 1 1 1 - - 4 4 WHY 36 1 1 1 1 1 1 1 5 6 NNK 36 1 1 1 1 1 1 1 6 10 CVD 36 1 1 1 1 1 1 1 7 5 UYT 35 1 1 1 1 1 1 1 8 7 NRU 33 1 1 1 1 1 - - 9 11 DRE 32 1 1 1 1 1 - - 10 14 RHO 30 1 1 1 1 1 - - 11 2 TSY 27 1 1 1 1 - - - Jml Jwb Benar 11 11 11 11 10 6 6

36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 16 CXZ 38 1 1 1 1 1 2 40 BDL 38 1 1 1 1 1 3 1 ARF 37 - 1 1 1 1 4 4 WHY 36 1 1 1 1 1 5 6 NNK 36 1 - - 1 1 6 10 CVD 36 1 - - - - 7 5 UYT 35 1 1 1 1 1

Page 158: Skripsi Burning

8 7 NRU 33 - - 1 1 1 9 11 DRE 32 - 1 - - 1 10 14 RHO 30 - 1 1 1 1 11 2 TSY 27 - - 1 1 1 Jml Jwb Benar 6 7 8 9 10

Kelompok Asor

1 2 3 4 5 6 7

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7

1 25 CDB 11 1 - - - - - - 2 26 RTS 11 1 1 - - - 1 - 3 34 FDW 11 - 1 1 - - - - 4 23 QOG 10 1 1 - - - - - 5 29 VCU 10 1 1 - - - - - 6 31 WJS 10 - - - - 1 - - 7 36 PSA 10 1 1 - - - - - 8 13 DFG 9 1 1 - - - - - 9 33 KDS 9 1 1 - - - - - 10 37 SAD 9 1 1 - - - - - 11 15 DKU 8 - - - - - - - Jml Jwb Benar 8 8 1 0 1 1

0

8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12

13 14 1 25 CDB 11 - 1 - - - 1 - 2 26 RTS 11 - - - - 1 - - 3 34 FDW 11 - - - - - - - 4 23 QOG 10 1 - - 1 - 1 1 5 29 VCU 10 - - - - - 1 - 6 31 WJS 10 - - - - - - - 7 36 PSA 10 - 1 - 1 - - 1 8 13 DFG 9 1 - - - - 1 - 9 33 KDS 9 - - - - - - - 10 37 SAD 9 - 1 - 1 - - - 11 15 DKU 8 - 1 - 1 - - - Jml Jwb Benar 2 4 0 4 1 4

2

15 16 17 18 19 20 21

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21

1 25 CDB 11 1 - - - - 1 - 2 26 RTS 11 - - 1 - - - 1 3 34 FDW 11 - - 1 - - - -

Page 159: Skripsi Burning

4 23 QOG 10 - - 1 - - - - 5 29 VCU 10 1 - - - 1 - 1 6 31 WJS 10 - - - - 1 - - 7 36 PSA 10 - 1 1 - - - - 8 13 DFG 9 1 - - - - - - 9 33 KDS 9 - - - - - - - 10 37 SAD 9 - 1 1 - - - - 11 15 DKU 8 1 - - - 1 - - Jml Jwb Benar 4 2 5 0 3 1

2

22 23 24 25 26 27 28

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28

1 25 CDB 11 - - - - - - - 2 26 RTS 11 - - - - - - - 3 34 FDW 11 - 1 - - - - - 4 23 QOG 10 - - - - - - 1 5 29 VCU 10 - - - - - - 1 6 31 WJS 10 - - - 1 - 1 1 7 36 PSA 10 1 1 - - - - - 8 13 DFG 9 - - - 1 - - 1 9 33 KDS 9 - 1 1 - 1 - - 10 37 SAD 9 1 1 - - - - - 11 15 DKU 8 - - - - - - - Jml Jwb Benar 2 4 1 2 1 1

4

29 30 31 32 33 34 35

No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35

1 25 CDB 11 - - - - - 1 1 2 26 RTS 11 - 1 1 1 - 1 - 3 34 FDW 11 1 - - - 1 1 1 4 23 QOG 10 - - - - - 1 - 5 29 VCU 10 - - 1 - - - - 6 31 WJS 10 - 1 1 1 - 1 - 7 36 PSA 10 - - 1 - - - - 8 13 DFG 9 - - - - - 1 - 9 33 KDS 9 - 1 1 1 - - - 10 37 SAD 9 - - 1 - - - - 11 15 DKU 8 - 1 1 1 - - - Jml Jwb Benar 1 4 7 4 1 6

2

36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 25 CDB 11 1 - 1 1 1

Page 160: Skripsi Burning

2 26 RTS 11 1 - - - - 3 34 FDW 11 1 1 - - 1 4 23 QOG 10 1 - - - - 5 29 VCU 10 1 - - 1 - 6 31 WJS 10 1 - - - - 7 36 PSA 10 - - - - - 8 13 DFG 9 1 - - - - 9 33 KDS 9 - - 1 - - 10 37 SAD 9 - - - - - 11 15 DKU 8 - - 1 - - Jml Jwb Benar 7 1 3 2 2

Page 161: Skripsi Burning

TABELNILAI-NILAI r PODUCT MOMENT

N Taraf Signifikan

N Taraf Signifikan

N Taraf Signifikan

5% 1% 5% 1% 5% 1%345

678910

1112131415

1617181920

212223242526

0,9970,9500,878

0,8110,7540,7070,6660,632

0,6020,5760,5530,5320,514

0,4970,4820,4680,4560,444

0,4330,4230,4130,4040,3960,388

0,9990,9900,959

0,9170,8740,8340,7980,765

0,7350,7080,6840,6610,641

0,6230,6060,5900,5750,561

0,5490,5370,5260,5150,5050,496

272829

3031323334

3536373839

4041424344

454647484950

0,3810,3740,367

0,3610,3550,3490,3440,339

0,3340,3290,3250,3200,316

0,3120,3080,3040,3010,297

0,2940,2910,2880,2840,2810,279

0,4870,4780,470

0,4630,4560,4490,4420,436

0,4300,4240,4180,4130,408

0,4030,3980,3930,3890,384

0,3800,3760,3720,3680,3640,361

556065

7075808590

95100125150175

200300400500600

7008009001000

0,2660,2540,244

0,2350,2270,2200,2130,207

0,2020,1950,1760,1590,148

0,1380,1130,0980,0880,080

0,0740,0700,0650,062

0,3450,3300,317

0,3060,2960,2860,2780,270

0,2630,2560,2300,2100,194

0,1810,1480,1280,1150,105

0,0970,0910,0860,081

Page 162: Skripsi Burning

LAMPIRAN 3DESKRIPSI DATA PEMAHAMAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN

Page 163: Skripsi Burning

2.Data Pemahaman Kosakata Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung T.P. 2010/2011

Nomor Nama Skor (%) Kategori1 RR 29 91 Baik sekali2 MP 28 88 Baik sekali3 AS 28 88 Baik sekali4 R 28 88 Baik sekali5 IF 28 88 Baik sekali6 YM 27 84 Baik7 SL 27 84 Baik8 AA 26 81 Baik9 AI 25 78 Baik10 AAS 25 78 Baik11 HW 25 78 Baik12 ED 24 75 Baik13 RS 24 75 Baik14 DY 23 72 Cukup15 KR 23 72 Cukup16 PS 23 72 Cukup17 AF 20 63 Cukup18 DK 20 63 Cukup19 AY 19 59 Kurang20 PR 19 59 Kurang21 ZQ 19 59 Kurang22 MR 19 59 Kurang23 UA 18 56 Kurang24 RF 18 56 Kurang25 AR 18 56 Kurang26 RR 17 53 Kurang27 MP 17 53 Kurang28 AS 17 53 Kurang29 R 17 53 Kurang30 IF 17 53 Kurang31 YM 16 50 Kurang32 SL 16 50 Kurang33 AA 15 47 Kurang34 AI 15 47 Kurang35 AAS 14 44 Kurang36 HW 13 41 Kurang37 ED 12 38 Gagal38 RS 12 38 Gagal39 DY 12 38 Gagal40 KR 11 34 GagalJumlah 804 2442Rata-rata 20,1 61,05

Page 164: Skripsi Burning

Rumus menghitung persentase pemahaman kosakata = perolehan skor x 100 Skor maksimal (32)

Page 165: Skripsi Burning

4. Data Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Bandar Lampung T.P. 2010/2011

Nomor Nama Skor (%) Kategori1 YM 34 94 Baik sekali2 MP 33 92 Baik sekali3 AS 32 92 Baik sekali4 R 31 86 Baik sekali5 IF 31 86 Baik sekali6 RR 31 86 Baik sekali7 SL 29 81 Baik8 AA 29 81 Baik9 AI 28 78 Baik10

AAS 28 78 Baik

11

HW 27 75 Baik

12

ED 27 75 Baik

13

RS 27 75 Baik

14

DY 26 72 Cukup

15

KR 26 72 Cukup

16

PS 25 69 Cukup

17

AF 25 69 Cukup

18

DK 24 67 Cukup

19

AY 24 67 Cukup

20

PR 23 64 Cukup

21

ZQ 23 64 Cukup

22

MR 23 64 Cukup

23

UA 22 61 Cukup

24

RF 22 61 Cukup

25

AR 19 53 Kurang

26

SM 19 53 Kurang

2 S 19 53 Kurang

Page 166: Skripsi Burning

728

T 18 50 Kurang

29

YR 18 50 Kurang

30

SY 18 50 Kurang

31

RHN 17 47 Kurang

32

DS 17 47 Kurang

33

IDP 17 47 Kurang

34

WH 16 44 Kurang

35

RH 16 44 Kurang

36

PA 15 41 Kurang

37

RL 15 41 Kurang

38

SC 14 39 Gagal

39

FY 13 36 Gagal

40

RZ 12 33 Gagal

Jumlah 913 2497Rata-rata 22,825 62,425

Rumus menghitung persentase pemahaman kosakata = perolehan skor x 100 Skor maksimal (36)

Page 167: Skripsi Burning

5. Rangkuman Data PenelitianNo. Nama Pemahaman Kosakata KemampuanMembaca Pemahaman1 AA 81 812 AAS 78 783 AF 63 694 AI 78 785 AR 56 536 AS 88 927 AY 59 678 DK 63 679 DS 50 4710 DY 72 7211 ED 75 7512 FY 38 3613 HW 78 7514 IDP 47 4715 IF 88 86

Page 168: Skripsi Burning

16 KR 72 7217 MP 88 9218 MR 59 6419 PA 41 4120 PR 72 6921 PS 59 6422 R 88 8623 RF 56 6124 RH 44 4425 RHN 50 4726 RL 38 4127 RR 91 8628 RS 75 7529 RZ 34 3330 S 53 5331 SC 38 3932 SL 84 8133 SM 53 5334 SY 53 5035 T 53 5036 UA 56 6137 WH 44 4738 YM 84 9439 YR 53 5040 ZQ 59 64

∑ 2442 2497Rata-rata 61,05 62,425Maksimal 91 94Minimal 34 33

LAMPIRAN 4

Page 169: Skripsi Burning

DISTRIBUSI DATA PENELITIAN

1. DATA PEMAHAMAN KOSAKATA (X)

Penulis menentukan distribusi frekuensi pemahaman kosakata berdasarkan

langkah-langkah dari rumus Sturges. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai

berikut.

Diketahui:

Jumlah sampel (n) = 40 Jumlah skor = 2442

Skor tertinggi = 91 Skor terendah = 34

Skor rata-rata = 2442 = 61,05

40

Page 170: Skripsi Burning

a. Menentukan rentang (R)

Rentang (R) ditentukan dengan cara data terbesar dikurangi data terkecil.

R = 91 - 34

R = 57

b. Menentukan jumlah kelas interval (K)

Kelas interval (K) ditentukan dengan menggunakan rumus:

K = 1 + 3,3 log n

K = 1 + 3,3 log 40

K = 1 + 3,3 x 1,60

K = 1 + 6,28

K = 6,28 dibulatkan = 6

c. Menentukan panjang kelas interval (p)

Panjang kelas interval (p) ditentukan dengan menggunakan rumus:

p = R + 1

K

p = 57 + 1

6

p = 9,5+ 1

p = 10,5 dibulatkan menjadi 10

Dari data di atas, diperoleh data penguasaan kosakata siswa kelas X SMAN 16

Bandarlampung sebagai berikut.

Tabel Distribusi Frekuensi Pemahaman Kosakata siswa kelas X SMAN 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011

No. Kelas Interval

Batas Bawah

Batas Atas

Mean Tengah

F. Abs.l

F. Rel. (%)

F.Kum. (%)

Page 171: Skripsi Burning

1 84 - 93 84,5 93,5 88,5 7 17,5 17,52 74 – 83 73,5 83,5 78,5 6 15 32,53 64 – 73 63,5 73,5 68,5 3 7,5 404 54 – 63 53,5 63,5 58,5 9 22,5 62,55 44 – 53 43,5 53,5 48,5 10 25 87,56 34 – 43 33,5 43,5 38,5 5 12,5 100

Jumlah 40 100

2. DATA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN (Y)

Penulis menentukan distribusi frekuensi kemampuan memabaca pemahaman

berdasarkan langkah-langkah dari rumus Sturges. Langkah-langkah tersebut

adalah sebagai berikut.

Diketahui:

Jumlah sampel (n) = 40 Jumlah skor = 2497

Skor tertinggi = 94 Skor terendah = 33

Skor rata-rata = 2442 = 62,425

40

Page 172: Skripsi Burning

d. Menentukan rentang (R)

Rentang (R) ditentukan dengan cara data terbesar dikurangi data terkecil.

R = 94 - 33

R = 61

e. Menentukan jumlah kelas interval (K)

Kelas interval (K) ditentukan dengan menggunakan rumus:

K = 1 + 3,3 log n

K = 1 + 3,3 log 40

K = 1 + 3,3 x 1,60

K = 1 + 6,28

K = 6,28 dibulatkan = 6

f. Menentukan panjang kelas interval (p)

Panjang kelas interval (p) ditentukan dengan menggunakan rumus:

p = R + 1

K

p = 61 + 1

6

p = 10,16 + 1

p = 10,16 dibulatkan menjadi 10

Dari data di atas, diperoleh data kemampuan membaca pemahaman siswa kelas X

SMAN 16 Bandarlampung sebagai berikut.

Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Membaca Pemahaman siswa kelas X SMAN 16 Bandarlampung tahun pelajaran 2010/2011

No. Kelas Interval

Batas Bawah

Batas Atas

Mean Tengah

F. Abs.l

F. Rel. (%)

F.Kum. (%)

Page 173: Skripsi Burning

1 83 – 94 82,5 94,5 88,5 6 15 152 73 – 82 72,5 82,5 78,5 7 17,5 32,53 63 – 72 62,5 72,5 68,5 9 22,5 554 53 – 62 52,5 62,5 58,5 5 12,5 67,55 43 – 52 42,5 52,5 48,5 8 20 87,56 33 – 42 32,5 42,5 38,5 5 12,5 100

Jumlah 40 100

Tabel 13. Hasil Analisis Data per Aspek Kemampuan Membaca PemahamanNo Aspek Kemampuan Membaca Pemahaman Jumlah Skor

1 2 31 10 12 12 34 942 12 12 9 33 923 11 10 12 32 924 11 12 8 31 865 10 9 12 31 866 9 11 11 31 867 9 10 10 29 818 10 11 8 29 819 8 10 10 28 7810 10 11 7 28 7811 9 9 9 27 7512 10 9 8 27 7513 9 8 10 27 7514 7 9 10 26 7215 8 8 10 26 72

Page 174: Skripsi Burning

16 8 9 8 25 6917 9 8 8 25 6918 7 7 10 24 6719 8 8 8 24 6720 7 9 7 23 6421 8 8 7 23 6422 6 8 9 23 6423 10 6 6 22 6124 7 8 7 22 6125 5 7 7 19 5326 7 6 6 19 5327 6 7 6 19 5328 6 6 6 18 5029 7 6 5 18 5030 6 5 7 18 5031 6 5 6 17 4732 6 6 5 17 4733 5 6 6 17 4734 5 5 6 16 4435 6 5 5 16 4436 5 5 5 15 4137 5 6 4 15 4138 4 5 5 14 3939 6 4 3 13 3640 7 3 2 12 33

Skor 294 309 300 913 2497Maksimal 480 480 480 1440

62,425

Persentase 61,25% 64,38% 70,93% 62,5%Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup

Rata-rata

Tabel 14. Hasil Analisis Data per Aspek Pemahaman KosakataNo Aspek Pemahaman Kosakata Jumlah Skor1 2 3 4 5 6 7 8

1 4 4 3 3 3 4 5 4 29 912 5 3 3 3 3 3 4 4 28 883 5 4 3 3 4 4 4 3 28 884 5 4 3 3 4 3 3 2 28 885 3 3 3 3 2 5 5 4 28 886 3 4 3 3 3 4 2 5 27 847 3 2 3 3 3 5 5 3 27 848 3 3 3 3 4 4 4 2 26 819 4 5 2 2 3 2 4 3 25 7810 3 3 2 3 4 4 4 2 25 7811 3 2 3 3 3 4 2 5 25 7812 4 4 2 2 3 2 4 3 24 7513 4 3 3 2 4 3 3 2 24 75

Page 175: Skripsi Burning

14 2 3 2 3 4 4 3 2 23 7215 3 2 3 3 3 4 2 3 23 7216 2 2 3 3 3 4 2 4 23 7217 2 2 3 2 2 3 4 3 20 6318 3 4 3 3 3 2 1 1 20 6319 2 1 3 3 3 4 2 2 19 5920 2 2 3 2 2 2 4 3 19 5921 3 3 3 3 2 2 2 2 19 5922 3 2 2 2 2 3 2 3 19 5923 2 3 2 2 2 2 3 2 18 5624 3 2 2 3 2 2 2 2 18 5625 2 2 3 2 2 2 3 2 18 5626 3 2 2 2 2 2 2 2 17 5327 2 2 2 2 3 2 2 2 17 5328 2 2 2 2 2 4 2 1 17 5329 1 2 3 2 2 2 2 3 17 5330 4 2 2 2 2 2 2 2 17 5331 3 2 1 2 2 1 3 1 16 5032 2 2 2 2 2 2 2 2 16 5033 1 2 3 1 2 3 1 2 15 4734 3 1 2 3 1 2 2 1 15 4735 2 2 1 2 3 1 1 2 14 4436 2 3 1 2 1 1 2 1 13 4137 2 1 2 2 1 2 1 1 12 3838 1 1 1 1 2 2 2 2 12 3839 1 2 1 2 1 2 1 2 12 3840 2 2 1 1 1 2 1 1 11 34

Skor 98 96 105 100 96 103 104 96 804 2442Maks. 160 160 160 160 160 160 160 160 1280

61,05

Persentase 61,25% 60% 65,6% 62,5% 60% 64,4% 65% 60% 62,81Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup

Rata-rata

Page 176: Skripsi Burning

LAMPIRAN 5PENGHITUNGAN PENGUJIAN DATA

PENELITIAN

1. Pengujian Distribusi Normalitas Data Pemahaman Kosakata (X) dan Data Kemampuan Membaca Pemahaman

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pemahaman

kosakata

Kemampuan membaca

pemahamanN 40 40Normal Parameters(a,b) Mean 20.10 22.83 Std. Deviation 5.324 6.101Most Extreme Differences Absolute .132 .135 Positive .132 .135 Negative -.107 -.078

Page 177: Skripsi Burning

Kolmogorov-Smirnov Z .834 .852Asymp. Sig. (2-tailed) .490 .463

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 berarti data berdistribusi normal

Dari penghitungan menggunakan SPSS 12.0 for Windows didapat bahwa angka

signifikasi (sig.) untuk variabel pemahaman kosakata pada uji Kolmogorof

Smirnov diperoleh 0,490 dan untuk variabel kemampuan membaca pemahaman

diperoleh sig. 0,463 yang ternyata lebih besar dari 0,05, ini berarti bahwa Ho

diterima karena kedua nila signifikasi (sig.) lebih besar dari 0,05 maka dapat

disimpulkan distribusi sampel adalah normal.

5 10 15 20 25 30 35

Observed Value

5

10

15

20

25

30

35

Ex

pe

cte

d N

orm

al

Va

lue

Normal Q-Q Plot of x

9 12 15 18 21 24 27 30 33 36

Observed Value

9

12

15

18

21

24

27

30

33

36

Ex

pe

cte

d N

orm

al

Va

lue

Normal Q-Q Plot of y

Page 178: Skripsi Burning

10 15 20 25 30

x

0

2

4

6

8

10

Fre

qu

ency

Mean = 20.1Std. Dev. = 5.324N = 40

10 15 20 25 30 35

y

0

1

2

3

4

5

6

7

Fre

qu

en

cy

Mean = 22.83Std. Dev. = 6.101N = 40

2. Pengujian Homogenitas

Dari hasil uji homogenitas varians Y (Kemampuan Membaca Pemahaman) atas X

(Pemahaman Kosakata) yang penghitungannyamenggunakan program SPSS 12.0

for Windows menunjukkan bahwa taraf signifikasinya 0,222 lebih besar (>) dari

0,05. Berdasarkan criteria tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa varians setiap

sampel adalah sama (homogeny). Hasil data dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Test of Homogeneity of Variances

Pemahaman kosakataLevene df1 df2 Sig.

Page 179: Skripsi Burning

Statistic1.438(a) 11 23 .222

Jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 berarti data homogeny

3. Pengujian Kelinieran

Dari hasil pengolahan pada tabel ANOVA didapat nilai sig. pada Deviation From

Lineraity lebih dari α yaitu 0,313 (>) 0,05, maka Ho diterima yang menyatakan

regresi berbentuk linear. Hasil didapat pada tabel berikut.

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Kemampuan membaca pemahaman *pemahaman kosakata

Between Groups

(Combined)

1171.075

16 73.192 5.997 .000

Linearity 944.167

1 944.167 77.363 .000

Deviation from Linearity

226.908

15 15.127 1.239 .313

Within Groups 280.700

23 12.204

Total 1451.775

39

4. Pengujian Regresi

Dari persamaan tersebut diperoleh penghitungan sebagai berikut.

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables Removed Method

1 x(a) . Enter

Page 180: Skripsi Burning

a All requested variables entered.b Dependent Variable: kemampuan membaca pemahaman

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

EstimateDurbin-Watson

1 .806(a) .650 .641 3.655 1.336a Predictors: (Constant), pemahaman kosakatab Dependent Variable: kemampuan membaca pemahaman

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression

944.167 1 944.167 70.681 .000(a)

Residual 507.608 38 13.358Total 1451.775 39

a Predictors: (Constant), pemahaman kosakatab Dependent Variable: kemampuan membaca pemahaman

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta1 (Constan

t)4.250 2.284 1.861 .070

Pemaham-an kosakata

.924 .110 .806 8.407 .000

a Dependent Variable: kemampuan membaca pemahaman

Berdasarkan tabel, analisis regresi Y (kemampuan membaca pemahaman) atas X

(pemahaman kosakata) menghasilkan arah koefisien regresi sebesar 0,924 dengan

konstanta 4,250.

Page 181: Skripsi Burning

Dengan demikian bentuk hubungan antara pemahaman kosakata dan kemampuan

membaca pemahaman ditunjukkan dengan persamaan

Y = 4,250+ 0,924X.

Persamaan regresi tersebut menujukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan (satu

unit X) pemahaman kosakata menyebabkan kenaikan 0,924 skor kemampuan

membaca pemahaman (Y) dengan konstanta 4,250.

5. Pengujian Hipotesis

Keluaran penghitungan tabel Correlations pada program SPSS 12.0 for Windows

menunjukkan bahwa korelasi antara pemahaman kosakata dengan kemampuan

membaca pemahaman terlihat r hitung lebih besar dari rtabel, yaitu 0,806 (>) 0,312.

dengan demikian, Ha diterima dan Ho ditolak. Atau dapat juga dilihat pada

probabilitas sig. (2-tailed) dengan nilai 0,00 (<) 0,05. Ini berarti Ha diterima dan

Ho ditolak. Setelah nilai r dikonsultasikan pada tabel interpretasi, hubungan antara

pemahaman kosakata dengan kemampuan membaca pemahaman tergolong sangat

kuat. Hasil dapat dilihat pada tabel berikut.

Correlations

Pemahaman

kosakata

Kemampuan membaca

pemahamanPemahaman kosakata

Pearson Correlation 1 .806(**)Sig. (1-tailed) . .000N 40 40

Kemampuan membaca pemahaman

Pearson Correlation .806(**) 1Sig. (1-tailed) .000 .N 40 40

** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Page 182: Skripsi Burning

TABELNILAI-NILAI DALAM DISTIBUSI t

α untuk uji dua fihak (two tail test)

0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01

α untuk uji satu fihak (one tail test)

dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,05

123456789101112131415161718192021222324

1,0000,8160,7650,7410,7270,7180,7110,7060,7030,7000,6970,6950,6920,6910,6900,6890,6880,6880,6870,6870,6860,6860,6850,685

3,0781,8861,6381,5331,4761,4401,4151,3971,3831,3721,3631,3561,3501,3451,3411,3371,3331,3301,3281,3251,3231,3211,3191,318

6,3142,9202,3532,1322,0151,9431,8951,8601,8331,8121,7961,7821,7711,7611,7531,7461,7401,7341,7291,7251,7211,7171,7141,711

12,7064,3033,1822,7762,5712,4472,3652,3062,2622,2282,2012,1792,1602,1452,1312,1202,1102,1012,0932,0862,0802,0742,0692,064

31,8216,9654,5413,7473,3653,1432,9982,8962,8212,7642,7182,6812,6502,6242,6022,5832,5672,5522,5392,5282,5182,5082,5002,492

63,6579,9255,8414,6044,0323,7073,4993,3553,2503,1693,1063,0553,0122,9772,9472,9212,8982,8782,8612,8452,8312,8192,8072,797

Page 183: Skripsi Burning

2526272829304060120∞

0,6840,6840,6840,6830,6830,6830,6810,6790,6770,674

1,3161,3151,3141,3131,3111,3101,3031,2961,2891,282

1,7081,7061,7031,7011,6991,6971,6841,6711,6581,645

2,0602,0562,0522,0482,0452,0422,0212,0001,9801,960

2,4852,4792,4732,4672,4622,4572,4232,3902,3582,326

2,7872,7792,7712,7632,7562,7502,7042,6602,6172,576

Sumber: Metode Penelitian Pendidikan, Sugiyono (2008)

LAMPIRAN 6HASIL KERJA SISWA DAN

SURAT KETERANGAN


Recommended