Transcript
Page 1: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

INDIIDUAL LEARNING KEGAWAT DARURATAN PSIKIATRI

LEARNING TASK SGD SISTEM GAWAT DARURAT

KELOMPOK 1

1. Nyoman Sukma Sariani NIM. 1202115001

2. Ni Made Fitriani NIM. 1202115004

3. Ni Wayan Ayu Anggreni Panji NIM. 1202115007

4. Tiwik Setyawati NIM. 1202115011

5. Anastasia Novita Ngera NIM. 1202115012

6. Ni Nengah Sukarni NIM. 1202115014

7. Dewa Ayu Gede Putri Saraswati NIM. 1202115016

8. Cokorda Istri Sri Dewi NIM. 1202115021

9. A.A. Putu Lanang Wikantara NIM. 1202115029

10. Justinus K.J. Liufeto NIM. 1202115037

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2013

1

Page 2: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

LEARNING TASK UNTUK INDIVIDUAL LEARNING

PSIK B SEMESTER 3

MA. KEPERAWATAN GAWAT DARURAT.

1. Jelaskan pengertian dari kegawatdaruratan pada psikiatri ?

2. Pada kasus seperti apa yang dapat dikategorikan sebagai kasus kegawat daruratan psikiatri?

3. Buat alur proses penanganan kegawatdaruratan psikiatri?

4. Jelaskan pengertian dari Psychiatric Intensif Care Unit (PICU)?

5. Dalam mengukur tingkat kedaruratan pasien psikiatri digunakan metode skala GAF (General

Adaptive Function) dan metode penghitungan RUFA (Respons Umum Fungsi Adaptasi).

Jelaskan tentang skala GAF dan RUFA?

6. Berdasarkan prinsip tindakan darurat segera, maka penanganan kedaruratan psikiatri dibagi

dalam beberapa fase. Jelaskan fase tersebut berikut dengan intervensi yang dapat diberikan

dalam masing-masing fase.

2

Page 3: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

PEMBAHASAN

1. Pengertian kegawatdaruratan psikiatri

Kegawatdaruratan psikiatri adalah tiap gangguan pada pikiran, perasaan dan tindakan

seseorang yang membutuhkan intervensi /terapi segera dan intensif agar tidak mengancam

keselamatan jiwa penderita, lingkungan / membuat parah penyakit yang dideritanya(Sadock, et

al, 2007).

Kegawatdaruratan psikiatri adalah cabang psikiatri yang mempelajari tindakan segera

dalam rangka upaya penyelamatan nyawa maupun upaya pertolongan segera untuk mencengah

terjadinya gangguan berlanjut atau yang bertambah buruk. Tindakan segera untuk

menyelamatkan nyawa seperti pada kasus percobaan bunuh diri, melukai diri, mengganggu

lingkungan dan masyarakat sekitarnya atau hanya mengalami kegelisahan pribadi. Tingkah laku

yang tidak lazim , kacau atau secara sosial tidak dapat diterima atau tidak pantas muncul yang

timbul dengan tiba-tiba dapat pula dimasukkan kategori kegawatdaruratan psikiatri (Keputusan

Menteri Kesehatan RI,2010)

Kegawatdaruratan psikiatri adalah suatu keadaan gangguan dan atau perubahan tingkah

laku, alam pikiran atau alam perasaan yang dapat dicengah atau dapat diatasi yang membuat

pasien sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat atau petugas professional merasa perlu meminta

pertolongan medic psikiatrik segera cepat dan tepat karena kondisi itu dapat mengancam

integritas fisik keluarga dan lingkungan sosialnya (Keputusan Menteri Kesehatan RI,2010)

2. Pada kasus seperti apa yang dapat dikategorikan sebagai kasus kegawat daruratan

psikiatri

Kondisi pada keadaan kegawatdaruratan psikiatrik meliputi percobaan bunuh diri,

ketergantungan obat, intoksikasi alkohol, depresi akut, adanya delusi, kekerasan, serangan panik,

dan perubahan tingkah laku yang cepat dan signifikan, serta beberapa kondisi medis lainnya

yang mematikan dan muncul dengan gejala psikiatriks umum. Kegawatdaruratan psikiatrik ada

untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi ini.

3

Page 4: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

3. Buat alur proses penanganan kegawatdaruratan psikiatri (Keputusan Menteri Kesehatan

RI,2010)

IGD /IGD psikiatri

Pelayanan kegawatdaruratan psikiatri meliputi pengkajian, terapi jangka pendek yang

efektif, cepat dan tepat, evaluasi dan berbagai problem psikiatrik yang dihadapi. Dalam waktu

yang relative singkat harus dapat dikaji masalah dna kebutuhan pasien, menentukan diagnosis

dan mengambil tindakan yang sebaik-baiknya. Untuk itu harus dilakukan pemeriksaan pada

kepada pasien mulai dari mendapatkan informasi tentang pasien, penilaian ketika kontak

4

Dirujuk dari bagian lain Datang sendiri Diantar ambulan

Triase /triase psikiatri

Evaluasi psikiatri

Evaluasi medis

Observasi lebih lanjut

Kegawatdaruratan medis

Rawat jalan

Rujuk ke spesialis lain

Pelayanan sosial

Rawat inap

Tanda vital

Status lama

Penetapan status kegawatdaruratan

Page 5: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

langsung dengan pasien, wawancara, dan pemeriksaan fisik (Keputusan Menteri Kesehatan

RI,2010).

a. Informasi mengenai pasien

Informasi singkat dan diprioritaskan kepada hal-hal yang sangat dibutuhkan

1) Identitas pasien dan keluarga atau orang yang membawanya, bagaimana hubungan

dengan pasien, siapa yang bertanggungjawab

2) Alas an dibawa ke rumah sakit dan riwayat singkat keadaan pasien

3) Apakah ada kejadian penting beberapa hari sebelumnya

4) Riwayat tindakan pengobatan sebelumnya termasuk reaksi alergi terhadap obat-obatan

baik yang disuntikkan maupun oral

Pada keluarga pasien

1) Informasikan keadaan kegawatdaruratan pasien dan tindakan-tindakan yang mungkin

diperlukan, agar keluarga mengerti dan bersedia memberikan bantuan sepenuhnya.

2) Menandatangani surat pernyataan (informes consent) bahwa mereka menyetujui semua

tindakan medic yang diperlukan untuk menghadapi prilaku pasien dengan kekerasan

yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.

b. Kontak pertama dengan pasien

Tentukan apakah:

1) Pasien melakukan kekerasan dan berpotensi melakukan kekerasan

2) Pasien dengan problem medis yang mengancam jiwanya yang tampilan gejalanya

seperti gangguan psikoatrik

Pengkajian awal :

1) Pasien dengan gangguan mental organic diberikan obat dosis terapiutik minimal agar

gejala penting tidak terselubung

2) Pasien dengan kondisi medis umum yang mengancam nyawa yang mula-mula tampilan

gejalanya seperti gangguan psikiatrik, terlebih dahulu harus diatasi kondisi medis

umumnya.

5

Page 6: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

Pemeriksaan

1) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan sesegera mungkin untuk menyingkirkan kegawatdaruratan

yang terkait dengan fungsi organik.

2) Pemeriksaan psikiatri

a) Wawancara psikiatrik

Pada hakikatnya wawancara psikiatri berbeda dengan anamnesa medis yang rutin.

Ajukan pertanyaan yang bersifat terbuka dengan tujuan :

(1) Untuk menentukan problem psikiatri yang mendesak

(2) Untuk menilai pengalaman adaptasi umum pasien terhadap kehidupan

(3) Untuk menentukan pengalaman pengalaman pasien sebelum ini dengan

psikiatri

(4) Untuk memulai hubungan terapiutik sehingga pasien dapat menerima terapi

atau rekomendasi pasien

(a) Amati penampilan, aktifitas psikomotor, pembicaraan alam perasaan,

proses piker dan isi pikir pasien disamping usaha memperoleh anamnesis

(b) Tunda keinginan untuk segera memulai penanganan atau mengambil

kesimpulan dengan maksud supaya segera memuulai menolong pasien

berikutnya.

3) Pemeriksaan status mental

a) Selama pemeriksaan evaluasi status mental pasien

b) Status mental pasien dinilai dari :

(1) Deskripsi umum (penampilan, prilaku dan aktivitas psikimotor, sikap terhadap

pemeriksa)

(2) Kesadaran

6

Page 7: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

(3) Alam perasaan

(4) Cara pasien bereaksi terhadap pertanyaan

(5) Cara pasien bergaul dengan petugas medic dan dengan keluarga

(6) Kemampuan menanggapi instruksi yang diberikan

c) Status mental selengkapnya dalam instalasi kegawatdaruratan psikiatri, maka perlu

diobservasi tingkah laku dan penampilan, orientasi, keadaan afektif, isi dan proses

berpikir, persepsi dan fungsi kognitif yang lebih tinggi.

4) Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap, urin lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah sewaktu, elektrolit,

elektrokardiograf, photo thorak.

5) Penatalaksanaan

Intervensi pengobatan biasanya akan mengikuti diagnosis, akan tetapi kadang-kadang

dokter harus memberikan obat sebelum mendapatkan informasi untuk menegakkan

diagnosis. Hal ini dapat dibenarkan jika pasien secara fisik harus dikekang karena

perilakunya yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain. Pada kebanyakan kasus

intervensi yaitu intervensi medic, intervensi krisis dan pendidikan (edukasi).

4. Jelaskan pengertian dari Psychiatric Intensif Care Unit (PICU)?

PICU merupakan singkatan dari Psychiatric Intensive Care Unit. PICU dalam bahasa

Indonesia di kenal dengan UPIP, yaitu Unit Perawatan Intensif Psikiatri.

PICU merupakan pelayanan yang ditujukan untuk klien gangguan jiwa dalam kondisi

krisis psikiatri (Keliat, dkk, 2009).

PICU merupakan gabungan pelayanan gawat darurat psikiatri dan pelayanan intensif,

yang dapat diselenggarakan di rumah sakit jiwa atau unit psikiatri rumah sakit umum (Keliat,

dkk, 2009).

PICU adalah suatu unit yang memberikan perawatan khusus kepada klien-klien psikiatri

yang berada dalam kondisi membutuhkan pengawasan ketat (Maryree, 2010).

Kegawat daruratan adalah dimana terjadi suatu kondisi yang mendesak yang

membutuhkan penanganan dengan segera. Kegawat daruratan juga dapat diartikan sebagai suatu

7

Page 8: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

kondisi dimana seseorang membutuhkan pertolongan dengan segera untuk mempertahankan

hidup dan mengurangi resiko kematian dan kecacatan. (http://wanitanyaharris.blogspot.com)

Pengertian perawatan intensif berarti memerlukan pengawasan dan pemantauan yang

lebih sering dan cermat karena keadaannya berada di antara hidup dan mati. Pelayanan Medis

Intensif adalah pelayanan yang secara spesifik dimaksudkan untuk melakukan talaksana

pengobatan dan atau perawatan kepada pasien yang mengalami sakit kritis

(purnomodrspanblog.blogspot)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa PICU adalah suatu

unit gabungan pelayanan gawat darurat psikiatri dan pelayanan intensif, yang ditujukan untuk

klien gangguan jiwa yang dalam kondisi krisis psikiatri dan berada dalam kondisi yang

membutuhkan pengawasan ketat, dimana dapat diselenggarakan di rumah sakit jiwa atau

psikiatri rumah sakit umum.

5. Dalam mengukur tingkat kedaruratan pasien psikiatri digunakan metode skala GAF

(General Adaptive Function) dan metode penghitungan RUFA (Respons Umum Fungsi

Adaptasi). Jelaskan tentang skala GAF dan RUFA

Adapun skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kedaruratan pasien adalah skala

GAF (General Adaptive Function) dengan rentang skor 1 – 30 skala GAF. Kondisi pasien dikaji

setiap shift dengan menggunakan skor GAF. (tambahkan penjelasan ttg aksis V, sbr Stuart n

Larai, 2005)

 Katagori pasien yang berada dalam rentang skor 1 – 30 GAF adalah :

Skor 30  Perilaku dipengaruhi oleh waham atau halusinasi atau gangguan serius pada

komunikasi atau pertimbangan (misalnya kadang – kadang inkoheren, tindakan jelas tidak sesuai

preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk berfungsi hampir pada semua bidang

(misalnya tinggal di tempat tidur  sepanjang hari, tidak memiliki pekerjaan, rumah atau teman)

Terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (misalnya usaha bunuh diri tanpa

harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan kekerasan, kgembiraan manik) atau kadang

– kadang gagal untuk mempertahankan perawatan diri yang minimal (misalnya mengusap feses)

atau gangguan yang jelas dalam komunikasi (sebagian besar inkoheren atau membisu)

8

Page 9: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah (misalnya kekerasan

rekuren) atau ketidakmampuan persisten untuk mempertahankan hiegien pribadi yang minimal

atau tindakan bunuh diri yang serius tanpa harapan akan kematian yang jelas .

Pada keperawatan kategori pasien dibuat dengan skor RUFA (Respons Umum Fungsi

Adaptif)/ GAFR (General Adaptive Function Response)  yang merupakan modifikasi dari skor

GAF karena keperawatan menggunakan pendekatan respons manusia dalam memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan fungsi respons yang adaptif. Keperawatan meyakini bahwa kondisi

manusia selalu bergerak pada rentang adaptif dan maladaptif. Ada saat individu tersebut berada

pada titik yang paling adaptif , namun di saat lain individu yang sama dapat berada pada titik

yang paling maladaptif. Kondisi   adaptif dan maladaptif ini dapat dilihat atau diukur dari

respons yang ditampilkan. Dari respons ini kemudian dirumuskan diagnosa Skor RUFA  dibuat

berdasarkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien. Sehingga setiap diagnosa

keperawatan memiliki kriteria skor RUFA  tersendiri (lihat tabel 1).

9

Page 10: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

Tabel 1. Kriteria Kondisi Pasien berdasarkan RUFA (skor 1-30)

No Diagnosa

Keperawatan

Skor RUFA 1-10

(Intensif I)

Skor RUFA 11-20

(Intensif II)

Skor RUFA 21-30

(Intensif III)

1 Gangguan persepsi

sensori: halusinasi

     

2 Perilaku kekerasan      

3 Gangguan proses pikir:

waham

     

4 Risiko bunuh diri 1. Aktif mencoba bunuh

diri dengan cara:

a. gantung diri

b. minum racun

c. memotong urat nadi

d. menjatuhkan diri

dari tempat yang

tinggi

2. Mengalami depresi

3. Mempunyai rencana

1. Aktif memikirkan rencana

bunuh diri, namun tidak

disertai dengan percobaan

bunuh diri

2. Mengatakan ingin bunuh diri

namun tanpa rencana yang

spesifik

3. Menarik diri dari pergaulan

sosial

 

1. Mungkin sudah memiliki ide untuk

mengakhiri hidupnya,  namun

tidak disertai dengan ancaman dan

percobaan bunuh diri

2. Mengungkapkan perasaan seperti

rasa bersalah/ sedih / marah / putus

asa / tidak berdaya

3. Mengungkapkan hal-hal negatif

tentang diri sendiri yang

10

Page 11: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

bunuh diri yang spesifik

4. Menyiapkan alat untuk

bunuh diri (pistol,

pisau, silet, dll

menggambarkan harga diri rendah

4. Mengatakan: “Tolong jaga anak-

anak karena saya akan pergi jauh!”

atau “Segala sesuatu akan lebih

baik tanpa saya”.

5 Panik      

6 Gejala putus zat      

7 Over dosis zat adiktif      

8 Defisit perawatan diri      

9 Isolasi social      

 

11

Page 12: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

6. Berdasarkan prinsip tindakan darurat segera, maka penanganan kedaruratan psikiatri

dibagi dalam beberapa fase. Jelaskan fase tersebut berikut dengan intervensi yang

dapat diberikan dalam masing-masing fase.

Kedaruratan psikiatrik adalah suatu gangguan akut pada pikiran, perasaan, perilaku, atau

hubungan sosial yang membutuhkan suatu intervensi segera (Allen, Forster, Zealberg, & Currier,

2002). Sedangkan menurut Kaplan dan Sadock (1993) kedaruratan psikiatrik adalah gangguan

alam pikiran, perasaan atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik segera. Sehingga

prinsip dari kedaruratan psikiatri adalah intervensi atau penanganan segera. Berdasarkan prinsip

segera ini maka penanganan kedaruratan dibagi dalam fase intensif  I (24 jam pertama), fase

intensif II (24-72 jam pertama), dan fase intensif III (72 jam-10 hari).

Fase intensif I adalah fase 24 jam pertama pasien dirawat dengan observasi, diagnosa,

tritmen dan evaluasi yang ketat. Berdasarkan hasil evaluasi pasien  maka pasien memiliki tiga

kemungkinan yaitu dipulangkan, dilanjutkan ke fase intensif II, atau dirujuk ke rumah sakit jiwa. Fase

intensif II fase perawatan pasien dengan observasi kurang ketat sampai dengan 72 jam. Berdasarkan hasil

evaluasi maka pasien pada fase ini memiliki empat kemungkinan yaitu dipulangkan, dipindahkan ke

ruang fase intensif III, atau kembali ke ruang fase intensif I. Pada fase intensif III pasien di kondisikan

sudah mulai stabil, sehingga observasi menjadi lebih berkurang dan tindakan-tindakan keperawatan lebih

diarahkan kepada tindakan rehabilitasi. Fase ini berlangsung  sampai dengan maksimal 10 hari. Merujuk

kepada hasil evaluasi maka pasien pada fase ini dapat dipulangkan, dirujuk ke rumah sakit jiwa atau unit

psikiatri di rumah sakit umum, ataupun kembali ke ruang fase intensif I atau II

Triase

Pada fase ini hal pertama yang harus dilakukan adalah rapid assessment/screening

assessment yang dilakukan berdasarkan protap yang telah disepakati. Pengkajian ini harus

meliputi nama pasien, tanggal lahir, nomor tanda pengenal (KTP/SIM/Paspor), alamat, nomor

telepon, serta nama dan nomor telepon orang  terdekat pasien yang dapat dihubungi, tanda vital 

dan keluhan utama dengan skor RUFA untuk menentukan perlu tidaknya dirawat di unit UPIP

dan bila dirawat untuk menentukan level/fase intensif pasien. Sedangkan pihak medis melakukan

pengkajian dengan menggunakan skala GAF

 

12

Page 13: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

Fase intensif I (24 jam pertama)

Prinsip tindakan :

a. Life saving

b. Mencegah cedera pada pasien, orang lain dan lingkungan

Indikasi :

Pasien dengan skor  1-10 skala RUFA

Pengkajian

Hal-hal yang harus dikaji adalah:

1) Riwayat perawatan yang lalu

2) Psikiater/perawat jiwa yang baru-baru ini menangani pasien (bila memungkinkan)

3) Diagnosa gangguan jiwa di waktu yang lalu yang mirip dengan tanda dan gejala yang

dialami pasien saat ini

4) Stresor sosial, lingkungan, dan kultural yang menimbulkan masalah pasien saat ini

5) Kemampuan dan keinginan pasien untuk bekerjasama dalam proses tritmen

6) Riwayat pengobatan dan respons terhadap terapi, mencakup jenis obat yang didapat,

dosis, respons terhadap obat, efek samping dan kepatuhan minum obat, serta daftar obat

terakhir yg diresepkan dan nama dokter yang meresepkan.

7) Pemeriksaan kognitif untuk mendeteksi kerusakan kognitif atau neuro psikiatrik

8) Tes kehamilan untuk semua pasien perempuan usia subur

Pengkajian lengkap harus dilakukan dalam 3 jam pertama. Selain itu pasien harus  sudah

diperiksa oleh seorang psikiater/dokter umum kesehatan jiwa (Psikiater/Medical Officer Mental

Health/MOMH/GP+/GP++) dalam 8 jam pertama dengan prioritas pertama adalah psikiater. Bila

tidak ada psikiater maka pasien dapat ditangani oleh MOMH. Selanjutnya bila tidak ada MOMH

dapat ditangani GP+ atau GP++. Pasien-pasien yang berada dalam kondisi membutuhkan

13

Page 14: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

penanganan sangat segara harus dikaji dan bertemu dengan psikiater/MOMH dalam 15 menit

pertama.

Intervensi untuk fase ini adalah:

a. Observasi ketat

b. Bantuan pemenuhan kebutuhan dasar (makan, minum, perawatan diri)

c. Manajemen pengamanan pasien yang efektif (jika dibutuhkan).

d. Terapi modalitas yang dapat diberikan pada fase ini adalah terapi musik.

e. Evaluasi

f. Evaluasi dilakukan setiap shift untuk menentukan apakah kondisi pasien memungkinkan

untuk dipindahkan ke ruang intensif II.

g. Bila kondisi pasien diatas 10 skala RUFA maka pasien dapat dipindahkan ke intensif II.

Fase Intensif II (24-72 jam pertama)

Prinsip tindakan

a. Observasi lanjutan dari fase krisis (Intensif I)

b. Mempertahankan pencegahan cedera pada pasien, orang lain dan lingkungan

Indikasi :

a. Pasien dengan skor  11-20 skala RUFA

b. Intervensi untuk fase ini adalah:

1) Observasi frekuensi dan intensitas yang lebih rendah dari fase intensif I

2) Terapi modalitas yang dapat diberikan pada fase ini adalah terapi musik dan terapi olah

raga.

3) Evaluasi

4) Evaluasi dilakukan setiap shift untuk menentukan apakah kondisi pasien

memungkinkan untuk dipindahkan ke ruang intensif III.

14

Page 15: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

5) Bila kondisi pasien diatas skor 20 skala RUFA maka pasien dapat dipindahkan ke

intensif III. Bila dibawah skor 11 skala RUFA maka pasien dikembalikan ke fase

intensif I

Fase Intensif III (72 jam-10 hari)

Prinsip tindakan

a. Observasi lanjutan dari fase akut (Intensif II)

b. Memfasilitasi perawatan mandiri pasien

Indikasi :

a. Pasien dengan skor  21-30 skala RUFA

b. Intervensi untuk fase ini adalah:

1) Observasi dilakukan secara minimal

2) Pasien lebih banyak melakukan aktivitas secara mandiri

3) Terapi modalitas yang dapat diberikan pada fase ini adalah terapi musik, terapi olah

raga dan life skill therapy.

4) Evaluasi

5) Evaluasi dilakukan setiap shift untuk menentukan apakah kondisi pasien

memungkinkan untuk dipulangkan.

6) Bila kondisi pasien diatas skor 30 skala RUFA maka pasien dapat dipulangkan dengan

mengontak perawat CMHN terlebih dahulu. Bila dibawah skor 20 skala RUFA pasien

dikembalikan ke fase intensif II, dan dibawah skor 11 skala RUFA pasien dikembalikan

ke fase intensif I.

 

15

Page 16: Sgd 4 Kegawatdaruratan Psiatri Fi3 Tiwul

DAFTAR PUSTAKA

Keliat dkk .2009. Model praktik Keperawatan Profesional jiwa. Jakarta : EGC.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomer 1627/MENKES/SK/XI/2010

Sadock et al .2007.Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry 10th Edition.

Stuart and Sundeen S.J. 1995. Principles and practice of phychiatric nursing. Sixth edition. St. Louis Mosby Year Book.

http://wanitanyaharris.blogspot.com

http:// purnomodrspanblog.blogspot.com

16