P A M TIA P C N Y C LC M O O A R A JU K U S A W PPNXXDOCAN O A H A S A JC R M A N
r A K U L T A S IIA K A S A O A N SCN1 U W t R 5 ITA S W COCRI Y O O Y A K A R IA
SEMINAR NASIONAL
II PENGAJARAN BAHASA JERMAN Dl INDONESIA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUBUNGAN
INDONESIA-UNIEROPA”
0 Agustus 2008Cine Club FBS UNY
resta Drvi Winasis P.bar K. Setiawanmad MarzukiYati Sugiarti, M.Humnas & Husen A.
rze dan n Seminar
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yangtelah memberikan rahmat serta hidayah-Nya- sehingga Proceeding SeminarNasional bertema Pengajaran Bahasa Jerman Ditinjau dari PerspektifHubungan Indonesia-Uni Eropa ini bisa tersusun dan tersaji di depanpembaca sekalian.
Proceeding seminar ini bisa tersusun karena adanya dukungan dariberbagai pihak. Oleh karena itu, sudah selayaknya jika Panitia menyampaikanterima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada RektorUniversitas Negeri Yogyakarta, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNY, danterutama kepada para pemakalah yang telah memenuhi permintaan Panitiauntuk mengirimkan makalahnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,yakni paling lambat tanggal l4 Juli 2008. Dzri 42 makalah yang masuk, ada20makalah yang lolos seleksi. Karena keterbatasan waktu maka dari jumlahmakalah yang lolos seleksi tersebut hanya dapat ditampilkan 15 makalah.Penyajian makalah ini dibagi dalam 4 rumpun, yakni rumpun pengajaran,rumpun sastra, rumpun Linguistik, dan sonstiges.
Akhimya panitia mengucapkan terima kasih kepada para peserta dansemua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah mendukungterlaksanannya seminar ini. Semoga seminar ini memberikan kontribusi positifbagi kita semua. Amin.
Yogyakarta, 5 Agustus 2008Tim Redaksi
DAFTAR ISISusunan Acara...,....-.., .-.-.. -.- ... iKa ta Pengan ta r . . . . . - . . . . . . . . . . . . . . . . . i i iDa f ta r i s i . . - . . . , . . , , . . i vSambu tan Pan i t i a . . . . . . . . . . . . . . . . . v i i
Keynote SpeakersSabine Daskiewi tsch . . . . . . . . . . IBahasa Jerman Sebagai Jembatan BudayaMenuju Jerman dan EropaPratomo Widodo. . . . . .
Rumpun Pengajaran...Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Asing BerbasisDigital Melalui Program Hot PotatoesM. Kharis
Pl6mbelajaran Bahasa Jerman Sebuah Tantangan4ra. Retno Endah Sri Mulyati..
Menimbang Posisi Bahasa Jerman di SMKDadan Hamdani- S.Pd...
I I
Pembelajaran Menulis Bahasa JermanBerdasarkan Apa yang Dilihat, Didengar dan DibacaT ia Meu t i awa t i , M .Pd . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
Menumbuhkan Kreativitas Pengajaran Bahasa Jerman :Khususnya Keframpilan Berbicara Saat Berapresiasi Senidengan Media Barang-Barang BekasEkowat i Sept i Rahayu . . . . . .49
Rumpun Linguistik dan SonstigesKomunikasi Antar Budaya dalam Pengajaran Bahasa JermanPr imardiana Hermi l ia Wi jayat i . M.Pd. . . . . . . . . . . . . . .59
Die Rolle Der Linguistikbeherrschung Auf Das Studenten[bersetzenDr . Su f r i a t i ' I an jung . . . . . . . . . . . . 67
Dia leSulis
CamlArabWenr
RumMigrModDud'
MuatT r i l
KekrvonIsti I
"Ka-KalPuisKarPen,Seb
StraAkt
MEDrs
KetTinEnr
AnMe
20
i0
2A
PEMBELA'ARAN BAHASA JERMANSEBUAH TANTANGAN4
OlehRetno Endah SM
AbstrakDi era global diperlukan penguasaan bahasa terutama bahasa
asing agar dapat berkomunikasi dengan orang lain atau bahkan negarala in. Bahasa Jerman sebagai sa lah satu bahasa asing d i Indonesia sudahlama dikenal oleh masyarakat lndonesia. Sejak puluhan tahun bahasaJerman sudah diajarkan baik di sekolah, di perguruan tinggi dan dilembaga pengembang bahasa Jerman serta di tempat-tempat kursus.
Dalam perjalanannya pernbelajaran bahasa Jerman di sekolahsela lu mengalami pasang surut se i r ing dengan kur iku lum yang sela lusil ih berganti. Ketika kurikulum tidak menghendaki bahasa Jermant idak d ia jarkan d i sekolah banyak p ihak yang merasa d i rugikan. Merekaadalah para guru bahasa Jerman, siswa, mahasiswa, sarjana pendidikanbahasa Jerman dan perguruan tinggi yang mempunyai program studipendid ikan bahasa Jerman.
Akhirnya menjadi tantangan bagi guru untuk selalumempertahankan bahasa Jerman agar selalu tetap eksis di sekolah.Guru harus berusaha memberikan motivasi kepada siswanya untukmempelajari bahasa Jerman. Dengan mema"faatkan multi metode,multi media, menlaksanakan inovasi, penelit ian dan rnengikuti forum-forum ilmiah dapat membuat guru menjadi lebih profesional, sepertiyang Citunrut unruk sertif ikasi guru Indonesia.
PendahuluanGlobalisasi dapat dipandang sebagai menyempitnya dunia dan
intensi f ikas i kesadaran bahwa dunia sebagai satu keseluruhan. Denganditandai perkembangan pesat bidang teknologi informasi dalam eraglobalisasi sekarang ini, batas-batas antar negara menjadi sangat tidak jelaslagi. Dalam pengertian ini maka, berbagai persoalan yang menyangkut
- \{akalah disampaikan pada Seminar Nasional dengan tema: "Pengjaran Bahasa
Jerman Ditinjau dari PerspekrifHubungan Indonesia - Uni Eropa" padatanggalTAgustus 2008 di FBS Unirersitas Negeri Yogyakarta.
bahasa JJerman Itempat-l
di semuibantuanbeasisw:1987 lalKurikulutbahasakeemasaJerman Ikelas.
tahun 1!begitu mmenyakiJerman'mata p€harus kryang lebadminislyang budiajarkarmuatanJeimarr:
karenaStudentditempaperan Imotivatrdigunakmana ssiswa le
baru yaBerbasir
-J
Of
CJ
!_-
6i
-d
6
io- o J
gB
=,q
Et\)
ran
ters
ebut
cend
erur
u unt
uk. r
.om
ogra
fi le
bih
men
ekan
-I l
*eh*
itk*
foto
-fot
o ya
ngn
gg
a ke
ind
ah
an
ha
siln
ya pu
n
era
LO
MO
se
rin
g d
iga
mb
ark
an
"ka
me
ra m
ain
an
",
kare
na
be
n-
itu,
da
lam
ik s
ert
a f
itu
rnya
ya
ng
be
rma
-m
. D
ala
m L
om
og
rafi
, ka
me
ram
iliki
b
erb
ag
ai j
en
is d
en
ga
nm
asi
ng
-ma
sin
g.
Be
rbe
da
de
-S
LR
de
ng
an
be
rba
ga
i le
nsa
kam
era
LO
MO
le
bih
isti
me
wa
tur
un
ik s
eti
ap
ka
me
ra. K
ita
bjs
a
un
g p
ad
a se
tia
p ga
mb
ar.
I(a
me
ram
en
gh
asi
lka
n ga
mb
ar d
ala
m
repa
rlfi ra
na, Is
o, d
an di
lm
enci
ptak
an
sebu
ahfd
o
ne
, se
da
ng
kan
Act
ion
Sa
mp
ler
ng
ha
silk
an
ga
mb
ar d
ala
m s
atu
a a
ks
i da
ri k
am
era
po
p 9
ya
ng
be
rrk
an
se
mb
ila
n ga
mb
ar d
a-
iig$ iiE
g E$f
iiiig
g[#g
iiiiir
lF
igie
iiFg:
}g
Egi
i$${
g$ifu
6'
$i*$
$$l
iiila
l*ri
iElE
r*iE
giiii
i,iF
i$iE
iigl'i
iiii
giF
lggg
iiiiii
gigi
gsig
;lgsi
Fsn
i
fun
gsi
da
ri je
nis
kam
era
Fis
he
ve.
jen
is in
i al<
an
me
mb
eri
ka
n eie
[<
Ko
no
n, l
om
og
rafi
me
mm
iste
ri. M
iste
ri Lo
mo
gra
fi t
ha
sil
jep
reta
nn
ya
. Ko
no
n. l
me
mil
iki c
ac
at.
Na
mu
n, k
el
lah
ya
ng
jus
tru
me
mb
ua
t hi
ka
me
ra L
OM
O s
an
ga
t kh
aK
ita
bis
a m
en
em
uk
an
w
arn
aya
ng
su
lit d
iha
silk
an
ole
h k
aD
ala
m ko
nd
isi p
en
cah
aya
an
sa
;a m
un
cu
l un
su
r wa
rna
Iku
nin
g d
an
wa
rna
lain
nya
.P
ra:
dik
uti
p da
ri b
fra
me so
To
. B
AiIG
Gan
g K
rrw
era
Ui2
Gdr
trrg
gel,
Dep
o*,
Sle
mrr
pmr&
ofim
afal
rr,
nrpd
ncal
h*fi
b. A
rde
Ca
nd
ra
t B
isn
is K
ita
fno
Err
ttrr
rtE
rtl
IF *
BFSp* *gqsi- o i
o,o
rn'g"!a'=.2
.O
? ? g e aE ag a ? ry'-'g'.EI?ll? 6 _ E . r = v i ' o o ' " - -
_ r a f g 2 , a
FF1\ a i i E ??'zqr'z{Et?ia a E I\ 1? ? e ? Eurlg,tzr E fl ? ? E j\HEea?ggaqlai
arry==-tTU*
e*'*aN
? El -11180, tE
'lt'trr\,!r
€
sffi
1
22
bahasa Jerman ataupun program studi non bahasa Jerman. Selain itu bahasa
Jerman juga diajarkan di pusat studi bahasa Jerman, lembaga bahasa dan
tempat-tempat kursus bahasa.Sejak Kurikulum 1975 diberlakukan bahasa Jerman diajarkan hampir
di semua sMA di Yogyakarta. Banyak sekolah yang mendapatkan berbagaibantuan dari pemerintah Jerman, yang berupa fasil i tas pendidikan danbeasiswa ke Jerman bagi guruguru bahasa Jerman. Kemudian pada tahun1987 lahir lagi kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum 1987.Kurikulum ini t idak jauh berbeda dengan kurikulum 1975, karena posisi
bahasa Jerman di sekolah masih relatif sama. Saat itu bagaikan masa
keemasan pembelajaran bahasa Jerman di lndonesia. Rata-rata guru bahasa
Jerman mengajar hampir di semua kelas dengan jatah 2 jam pertemuan per
kelas.Namun kebahagiaan para guru lambat laun sirna saat lahir kurikulum
tahun 1994. Kurikulum ini seperti t idak memiliki hati dan perasaan, karena
begitu mudah mengubah keadaan yang begitu menyenangkan menjadi sangat
menyakitkan. Dengan diberlakukannya kurikulum ini banyak guru bahasa
Jerman yang tidak lagi mengajar bahasa Jerman. Mereka dipaksa mengajar
mata pelajaran lain yang bukan bidangnya, sehingga sebagian dari mereka
harus kuliah lagi, untuk mempelajari bidang studi yang diampunya. Bahkanyang lebih menyedihkan ada di antara mereka yang terpaksa menjadi tenaga
administrasi, dengan alasan mereka tidak bersedia mengajar mata pelajaran
yang bukan bidangnya. Menurut kurikulum tersebut bahasa Jerman hanya
diajarkan di kelas bahasa saja, seCangkan di kelas lain diajarkan sebagai
muatan lokal. Tetapi hanya beberapa sekolah saja yang menghargai bahasa
Jeimarr sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah tersebut.
Sebenarnya kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang bagus,
karena sudah menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau
Student Center Learning. Kurikulum ini menuntut bahwa siswa harus
ditempatkan sebagai subyek didik dan bulen obyek didik. Oleh karennya
peran guru dalam proses pembelajaran lebih sebagai fasilitator dan
motivator. Dalam kurikulum tersebut pendekatan yang disarankan untuk
digunakan dalam proses pembelajaran adalah pendekatan komunikatif, di
rnana siswa harus selalu dil ibatkan dalam proses pembelajaran, sehingga
siswa lebih banyak aktif dari pada guru dalam proses pembelajaran.
Setelah kurikulum 1994 berumur 10 tahun, lahir kembali kurikulum
baru yaitu kurikulum 20M atau yang lebih dikenal dengan nama Kurikulum
Berbasis Kompetensi atau KBK. Dasar dari diberlakukannya kurikulum ini
i++
tr3i
;:gIF
tr
$g$H
tF€t
r$r+
itr
;;E+
l$i
ttr N
v liafr
ag
-to
Ya
ng
no
gra
lig
un
tuk
:ne
ka
n-
to Y
an
gly
a p
un
rba
rka
nn
a b
en
-b
erm
a-
ka
me
rad
en
ga
nre
da
de
-
;ai l
en
sast
ime
wa
Kit
a b
isa
Fis
he
ye
,ka
n e
fek
I{a
me
ra;r
da
lam
Sa
mp
ler
lam
sa
tutp
9 y
an
gfr
ba
r da
-
I(o
no
n, l
om
og
rafi
me
rnil
iki b
an
ya
k
mis
teri
. Mis
teri
Lo
mo
gra
li te
rle
tak p
ad
a
ha
sil
jep
reta
nn
ya
. I(o
no
n, le
ns
a LO
MO
*..i
tii.
i ca
cat.
Na
nru
n, k
ele
tna
ha
n in
i-
lah
ya
ng
jus
tru
me
rnb
ua
t ha
sil
jep
reta
n
Lu
*"tu
"LO
UO
s
an
ga
t kh
as
da
n u
nik
.
I(ta
bis
a m
en
em
uka
n wa
rna
-rva
rna
kha
s
va
np
, su
lit c
lih
as
ilk
an
o
leh
ka
nle
ra bia
sa
'
bu
tit
ko
nd
isi p
en
ca
ha
ya
an
n
orm
al b
isa
sa
ia tn
un
cu
l un
su
r wa
rna
bir
u' r
ne
rah
kun
ing
da
n w
arn
a lu
irn
y?r"
r",r
o w
ibo
wo
d'r
-t P
oa
ri O
e'b
ag
a
su
rnb
e'
3'.,
' .^*-
"*"^
--
-l
| '*
' Y
tE lE
FiH
fsE
q: q
saE
1
aii€
it
$fg
E6
$+
[trii;
:is iflE
iE if 1
* $* f gt s€
f 3 $ $
1i *:
$EF
ail
iEE
ii;*i
i6
i IiE
$iE
E
iEgg
iii
I'g
ggE
ilE
glIii
Fig
agiig
;gii+
iiiig
E1$
li$i
FgB
iBlii
Elil
Eilg
Egl
fiiE
$;F
*gsf
g aE
aeaE
egIE
S$;
llg'F
g[[ii
B
d...'
ry ig?eaaae*?e*qEEiE6 = 7 ,8 2 . - - YSEEEBBB- 5 6 r K F o o - '
9 € t"i ?177=o=u -EzrZz-?iE ll?aE;;7n=?=?: ?€ ;a
? ;\e=X?A ==7q=r_u
aa€i:aiaaai1z-?E a*a??i iBae
24
Pasang surut pembelajaran bahasa fermanMenurut aksiologi i lmu pengetahuan dikembangkan hendaknya
untuk kemaslahatan hidup umat di dunia dan tidak untuk menghancurkandan menyengsarakan. Eahasa Jerman sebagai salah satu ilmu pengetahuan
hendaknya juga bermanfaat bagi hidup umat manusia, sehingga jika bahasaJerman diajarkan di sekolah maka banyak pihak yang diuntungkan. Yangpertama adalah guru bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman di
sekolah, guru-guru tentu sangat bahagia karena mereka dapat mengamalkandan mentransfer i lmunya kepada anak didiknya. Yang kedua adalah siswa,karena dengan mendapatkan bahasa Jerman berarti siswa rtendapatkantambahan ilmu pengetahuan yaitu bahasa Jerman. Yang ketiga adalah alumniatau sarjana pendidikan bahasa Jerman akan mendapatkan lapangan kerja
sesuai dengan bidang ilmu yang dimilikinya. Yang keempat mahasiswa dapatdengan leluasa melaksanakan praktik mengajar di sekolah, tanpa harus
berebut jam dengan yang lainnya. Yang kelima perguruan tinggi yang memilikiprogram studi pendidikan bahasa Jerman tidak perlu susah payah mencarikantempat praktik bagi mahasiswanya.
Tentu saja semua uraian di atas merupakan dos Sollen dan
bagaimana dos Sein-nya atau kenyataannya? Setiap kurikulum mengalamiperubahan, maka eksistensi bahasa Jerman di sekolah pun mengalamiperubahan atau pasang surut. Sebenarnya perubahan kurikulum terjadikarena tuntutan jaman, teknologi dan ilmu pengetahuan, Ketika kurikulum1975 diberlakukan bahasa Jerman diajarkan hampir diseluruh SMA diYogyakarta. Anehnya saat kurikulum tersebut digantikan dengan kurikulum1987, kemudian kurikulum 1994, lalu kurikulum 20(X, bahasa Jerman tidak
diajarkan lagi di sekolah. Hal ini sangat kontradiktif sekali dengan tujuanperubahan kurikulum. Jaman semakin maju, teknologi juga semakin maju danpengetahuan semakin berkembang, mengapa justru kurikulum semakinmundur? Mengapa bahasa Jerman tidak diajarkan lagi di sekolah? Mengapaguru bahasa Jerman tidak diberi kesempatan lagi untuk mengamalkanilmunya di sekolah dan mengapa mereka dipaksa mengajar bidang lain,bahkan ada di antara mereka yang diminta uniuk menril ih menjadi tenagaadministrasi? Mengapa para siswa tidak diberi kesempatan untukmempelajari bahasa Jerman di sekolah?
Suatu ketika pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab oleh guru-guru yang tidak pernah berhenti mengajar bahasa Jerman di sekolahnya. Darihasil diskusi dengan mereka terungkap bahwa mereka sangat kuat tekatnyauntuk mempertahankan agar bahasa Jerman tetap eksis di sekolahnya.
Mereka berjuangNamun ternYata amatian memperjusekolah tidak bijak
Dengan kata lai
menentukan diajatDi sisi la
berakibat sangat I
Mereka sulit me
dimilikinya. Oleh
sektor lain Yangjauh berbeda denl
menjadi pengangSHari den
kadang mengalanJerman disuatu m
bahasa saja, di k
sekali t idak dlajat
terakhir ini bahastiba terdesak ole
mengucurkan banguru bahasa Jermmengabdi di sekomengajar bahasapepatah tua Yandilepaskan." Di t
Jepang dan Cin
Bagaimana jika s
bantuannya kePi
aset yang tak ter
mengajar bahasaPada ta
Satuan Pendidilkurikulum tahurBerbasis KomPetharus diberikankur iku lum in ikarena mereka t
24
Mereka berjuang keras dengan berani berdebat dengan kepala sekolah.Namun ternyata ada beberapa sekolah meskipun guru-gurunya sudah mati-matian memperjuangkan bahasa Jerman di sekolah, tetapi apabila kepalasekolah tidak bijaksana maka bahasa Jerman tetap dihapus dari bumi sekolah.Dengan kata lain kebijakan kepala sekolah sangat berperan dalammenentukan diajarkannya bahasa Jerman di sekolah.
Di sisi lain j ika bahasa Jerman tidak diajarkan di sekolah jugaberakibat sangat buruk bagi alumni atau sarrana pendidikan bahasa Jerman.Mereka sulit mencari lapangan pekerjaan yang sesuai dengan ilmu yangdimilikinya. Oleh karena itu banyak dari mereka yang terpaksa bekerja disektor lain yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang sangatjauh berbeda dengan bahasa Jerman, dan bahkan ada sebagian yang terpaksamenjadi pengangguran.
Har i demi har i kedudukan bahasa Jerman semakin t idak menentu,kadang mengalami pasang dan kadang mengalami surut. Ada kalanya bahasaJerman disuatu masa diajarkan di semua kelas, ada kalanya diajarkan di kelasbahasa saja, di kelas non bahasa sebagai muatan lokal, dan bahkan samasekali t idak diajarkan di suatu sekolah. Lebih parah lagi pada tahun-tahunterakhir ini bahasa Jerman yang tadinya berkibar-kibar di suatu sekolah tiba-tiba terdesak oleh bahasa asing lainnya yang pemerintahnya sangat derasmengucurkan bantuannya kepada sekolah. Tentu saja hal ini menyakitkan hatiguru bahasa Jerman di sekolah tersebut, karena telah puluhan tahun merekamengabdi di sekolahnya, namun karena alasan di atas mereka harus berhentimengajar bahasa Jerman di sekolahnya. Kejadian ini seperti gambaran daripepatah tua yang berbunyi " Beruk di hutan ditimang, anak di pangkuandilepaskan." Di dunia ini t idak ada yang abadi, belum tentu pemerintahJepang dan Cina akan terus memberikan bantuannya kepada sekoiah.Bagaimana jika seandainya suatu saat kedua negara tersebut menghentikanbantuannya kepada sekolah. Apakah guru bahasa Jerman yang merupakanaset yang tak ternilai harganya ini dan yang sudah tersakiti hatinya bersediamengajar bahasa Jerman lagi.
Pada tahun 2006 lahir kurikulum baru yaitu Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan atau disingkat KTSP. Kurikulum ini menggantikankurikulum tahun 2004 atau yang lebih dikenal dengan nama KurikulumEerbasis Kompetensi atau KBK. Menurut KTSP salah satu mata pelajaran yangharus diberikan kepada siswa adalah bahasa asing. Dengan diberlakukannyakurikulum ini hampir semua guru bahasa Jerman menjadi bersuka cita,karena mereka dapat mengamalkan i lmunya lagi sete lah puluhan tahun t idak
angkan hendaknyauk menghancurkanilmu pengetahuan
:hingga jika bahasadiuntungkan. Yanga bahasa Jerman diapat mengamalkanedua adalah siswa,swa nrendapatkanltiga adalah alumni<an lapangan kerjat mahasiswa dapatolah, tanpa harusinggiyang memilikipayah mencarikan
r das Sollen danikulum mengalamih pun mengalamikurikulum terjadi
. Ketika kurikulumdiseluruh SMA didengan kurikulumhasa Jerman tidakali dengan tujuansemakin maju danurikulum semakinsekolah? Mengapatuk mengamalkangajar bidang lain,ih menjadi tenaga)sempatan untuk
jawab oleh guru-li sekolahnya. Darirgat kuat tekatnyais di sekolahnya.
:€9iE:fr* iF gF
E=*i E i:;t; E E i; i ;Eic E F 5 = $E';E! - !EsAG:5 E-3
;*==Ee:IEi= lE^=gE E is E E:t +d j o z E ' ' = = 2 = i=n=EE9s.€;i ;- ; c s r 6 = t = E i EJ . E U . 5 Y E :
?1-t= r ; i= i7o, ,Y : = t r > : 4 o o ( d - ' =
Eg ; - s sV 9 , - g j
F^* r *: xe EE b = *ea*3 lEa; e€ g:F;- o q r " d ^ d J t i , 9 v - d d 6 o - E
eMau lrl loc
it!
* =E " r i
- l . o o = - : Z l b o c c : i t rgE g:-E q1 s=s i =Eel=*Eex EEsg
N
(9:d" 8 " - " 5 q | " ,_. _a
gigg€ggegi et E gg
igig gt gig'i;iE
E*
*Eeigi
ir. '*'-""'"'""
I(on
on
, lom
og
rafi m
em
iliki ba
nya
km
isteri. M
isteri L
om
og
rafi te
rleta
k pa
da
ha
sil je
pre
tan
ny
a. I(o
no
n, le
ns
a LO
MO
me
miliki ca
cat. N
am
un
. kele
ma
ha
n in
i-la
h ya
ng
justru
me
mb
ua
t ha
sil jep
reta
nk
am
era
LOM
O s
an
ga
t kha
s d
an
un
ik.
I(ta b
isa m
en
em
uka
n wa
rna
-wa
rna
kha
sya
ng
sulit d
iha
silkan
oleh
kam
era
biasa
.D
ala
m ko
nd
isi pen
cah
aya
an
n
orm
al bisa
sa
ja m
un
cu
l un
su
r wa
rna
biru
, me
rah
kun
ing
da
n w
arn
a la
inn
ya.
Pra
setyo
W
ibo
wo
dik
utip
d
ari be
rba
ga
i s
um
be
r,
R m
gg
*€e
g$
;f;Tg
g5
g*+
EiH
t$E
ge
igE
FF
ie* €
i;;t gP;E
gltIE
g
iEiis€
1
$€
ea
E;T
iEgIE
E*E
;;EE
EF
E$IE
€Iig:€giEiis
E=
1
.gi**E
ii;i+g
eg
;i i;s;!E
+i
s;ie{€
-JE
afiE
Es E
E;E
sHr*r€
E:stig
;d
It:!fiea
E#
5e
;sB
3E
H*-::$
:E;;F
€i,[;e
e
:EF
*:;es*i;fE
E
s;i $tit*isEt
; ri F;tq'!*iigEIg$E
;i;ggE
re F
fliiiitg*iFE
iEE
iu. pE
*,u ;:gi;$ri.
ii i ggtigig';gEE
EE
{EE
*FF
EiigF
EfigE
;$E
Et* E
gE
Hse
H.T
EE
EE
se#
dia
frag
-rto
yan
gm
og
rafi
rg un
tuk
en
ek
an
-)to
yan
g:lya
pu
n
nb
arka
nn
a b
en
-, b
erm
a-
kam
era
de
ng
an
red
a de
-;a
i len
sa
stime
wa
Cta
bis
aF
ish
ey
e,
lan
efe
kI(a
me
rar d
ala
mia
mp
ler
lm sa
tur 9
yan
gtb
ar d
a-
IGi!tau
lipok,
:milohan,
tdn
26
Namun apakahrenjawab. Tetapili sekolah sampai
rdudukan bahasaanti ke kurikulumr tidak menentu.tu saat, tapi tidaks berusaha keras
rlu tetap eksis dimengajar sebaik3rman semakindiharapkan dapatlh,dkk,(1996:129)entu dan kurangermula dari sikapuhi belajar anak.senang hati pula
sehingga merekallau siswa sudahmempelajarinya.
diri siswa sendirir tujuan belajar.pat juga tumbuhmisalnya denganrya, yang disebut
pendapat bahwaa dalam proses
:lajaran metode)mponen lainnyakegiatan belajar
27
Untuk itu agar metode pembelajaran dapat memotivasi siswa dalam belajardiperlukan kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih danmenggunakan metode pembelajaran. Hendaknya metode dipilih berdasarkantujuan pembelajaran, materi pembelajarary guru, siswa, serta situasi dankondisi. Misalnya pada saat siswa dalam keadaan lelah dan mengantuk gurutidak mungkin mengajar dengan metode ceramah.Pada kesempatan lain Nana Sudjana mengatakan bahwa dalam metodologipengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar danmedia pengajaran sebagai alat bantu mengajar.(2002:1) Lebih lanjut diakatakan bahwa media pembelajaran mempunyai manfaat yaitu 1)membuatpengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapatmenumbuhkan motivasi belajar; 2) bahan pengajaran akan lebih jelasmaknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, dan memungkinkansiswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik; 3) metode mengajar akanlebih bervariasi, t idak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturankata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisantenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran; 4) siswa lebihbanyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mengamati,mef a ku ka n, mendemonstrasikan dan lain-lain.( 2OO2:21Mengingat betapa pentingnya media dalam proses pembelajaran guru dapatmemanfaatkannya mulai dari media yang sangat sederhana sampai mediaLCD dengan menggunakan program power point atau bahkan internet. Dariinternet guru dapat mengambil bahan-bahan sebagai materi pembelajarandan juga melalui internet guru dapat memberikan tugas kepada anak didik.
Di samping itu untuk meningkatkan proses pembelajaran sudahselayaknya guru selalu melakukan inovasi dalam proses pembelajaranmisalnya dengan menggunakan multi metode, multi meciia, melakukanpenelit ian, mengikuti pelatihan, penataran dan seminar serta berusahamengembangkan diri terutama dalam penguasaan ilmu pengetahuan danketerampilan seperti yang diperlukan dalam sertif ikasi guru.
Dalam Permendiknas Nomor 18 Tanun 2007 disebutkan bahwasertif ikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan uji kompetensi dalam bentukpenilabn portofoiio alias penilaian kumpulan dokumen yang mencerminkankompetensi guru dengan mencakup 10 kompetensi guru yaitu: kualif ikasiakademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaandan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasiakademik, karla pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah,
t€9 i E: E s.E€ E g?8=;p==.Fo q E 5,E::e +; E:E E = a=q8E;€EE5= Sg=Ei€f pE-E;: F:IT i v= !==SEf -E
;*a=i *ii:'= =f F )z F 5 F q G: : : .i i { ze :==g-2 iEE;E tg gEs-:;;<Z=??t- lE=z==i a= 1! i;;;Eg g ;= I e : l i , - - . -
6 6 - , - c . j c = . a L
E i E S j : : Z X O ; t
$€ H 6Ebi s+iE g,:g*; E.==";5€ =; e; ' -E- l 1 l " ^ h \ r ' L L i : i L . ^ d o - F
i ' w u
! E i : = c 6 ; j : ' ! = 2' i ; o o E J ; . * = - o x Ea - C = ' 2 ^ € ! - ' 9 o= ; E o o R i ) : E ! - Y
NE9;"8 --^E: -r", I
FFEE$aFg**Hi€EH sr EEHi€*EF \- R U X i { a i d 3 = 3- x ' = - 3 = 5 - : q 6= . - F r c i - X < = = = x
Ei 1ir-_.: =E 133 F: ; ; bE B R;=6 ;g t 'E 5: ! E 3 g
e iq m qrg E q;5*? 3E*=aiEsF eE =i p .= =27==: : - -?2g f l o - l P - ' . G P 9 3 Z =
sg F3*Eq;;-$PI; = = i+'-;g d=+ri g '=f fi il=.q = =+'i
rttorr0{
28
pengalaman organisasi dalam bidang pendidikan dan sosial, penghargaanyang relevan dengan bidang pendidikan.(Muslich,Masnur.2O0T:89)
Akhirnya juga menjadi tugas pemerintah untuk membantu para guruagar bahasa Jerman tetap eksis di sekolah dan agar pembelajaran bahasaJerman semakin berkembang di lndonesia. Selain itu tidak kaiah penting yairuperan serta Goethe tnstitut sebagai lembaga pembina bahasa dankebudayaan Jerman untuk ikut membantu terlaksananya pembelajaranbahasa Jerman di sekolah yang lebih maju dan berkembang demi terciptanyahubungan Indonesia Jerman yang semakin meningkat.PenutupUntuk menghadapi era global diperlukan kemampuan berkomunikasi denganorang lain bahkan dengan negara lain. Bahasa adalah alat berkomunikasimanusia, oleh karenanya agar manusia dapat berkomunikasi dengan yang laindiperlukan kemampuan dan keterampilan berbahasa. Dalam era global t idakhanya bahasa Indonesia yang harus dikuasai oleh masyarakat Indonesia,tetapi bahasa asing juga harus dikuasai.
Bahasa Jerman sebagai bahasa asing kedua setelah bahasa lnggrissudah selayaknya dikuasai juga oleh bangsa lndonesia. Untuk itu seharusnyabahasa Jerman diajarkan di sekolah-sekolah minimal di SMA, SMK dan MAN,seperti yang telah berlangsung selama ini. Namun alangkah bijaksananyaapabila bahasa Jerman lebih dikembangkan lagi di sekolah-sekolah terutamadi sekolah yang telah memiliki guru bahasa Jerman.
Me;rgingat kurikulum yang selalu berubah-ubah dan perubahantersebut juga mempengaruhi eksistensi pembelajaran bahasa Jerman disekolah, maka sebagai kewajiban pemerintah adalah memberikan kebiiakanagar bahasa Jerman tetap diajarkan di sekolah. Di sisi lain peran guru juga
sangat penting dalam hal ini. Guru juga harus berusaha sendiri dengan selalumeningkatkan kompetensinya, sehingga dapat meningkatkan mutupembelajaran di sekolah.
Daftar Pustaka
Depdiknas, 2A03, Kurikulum 2004 SMA, lakarta: Depdiknas.Depdiknas, 20A3, Kurikulum 2OO4 Stondar Kompetensi Jermon, Jakarta:
Depdiknas.Depdiknas, 1999, Undong-Undong Sistem Pendidikan Nosicnal, Jakarta: Sinar
Grafika.
Djamarah, Syaiful BCipta.
Hamalik, Oemar,20Muslich, Masnur,
KontekstuaMuslich Masnur, I
Jakarta: Bu
Sudjana, Nana, oAlgensindc
Suparno, Paul, 200:Kanisius.
28
dan sosial, penghargaanasnur.2007:89)ntuk membantu para gurugar pembelajaran bahasa: tidak kaiah penting yairu
pembina bahasa danaksananya pembelajaran,embang demi terciptanyart.
an berkomunikasi dengandalah alat berkomunikasinunikasi dengan yang lainia. Dalam era global t idakh masyarakat Indonesia,
la setelah bahasa lnggrissia. Untuk itu seharusnyald iSMA, SMK dan MAN,n alangkah bijaksananyaiekolah-sekolah terutama
lh-ubah dan perubahan
taran bahasa Jerman dih memberikan kebijakansisi lain peran guru jugaaha sendiri dengan selalu: meningkatkan mutu
liknas.ptensi Jermon, Jakarta:
t Nosicnol, iakarta: Sinar
29
Djamarah, Syaiful B,dkk, 1996 Strategi Betojar Mengajar, Jakarta: pT RinekaCipta.
Hamalik, Oemar, 2008, Kurikulum dqn pembelojaran, Jakarta: Bumi Aksara.Musf ich, Masnur, 2008, KTSP Pembelajaron Berbosis Kompetensi dan
Kontekstuol, Jakarta: Bumi Aksara.Muslich Masnur, 2ffi7, Sertifikasi Guru menuju profesinolisme pendidik,
Jakarta: Bumi Aksara.Sudjana, l{ana, dkk, 2OO2, Medio pengajoran, Bandung: Sinar Baru
Algensindo.Suparno, Paul, 2003, Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendosi, yogyakarta:
Kanisius.
t€9; F= E s.E€ : s?3.<;E5=F=E E=€*:e t= E! E: : s' .E sE;€!p5= iE+rEP3s 3 3:5 H sE; :_e ;€= ;EEEi€,: $q E:?:€FF 3 =BE9;E iI EE iI ZdrszE:==B-= it r ' - * : - O F oEE?E;X ES:::==5. i .a :E :E iE?; *= P; z-:=ZJ g ;E ge : ; ;E : =q 6 7 , _ t r : j C = . : L
E i E S - V Y 9 . O ; ;c " ' . c 6 6 6 . : l c d t r | = o o - L
$ i g e€ b * g ! j oE F+6 : : ? s "= ; E € = ' ' 4 =:E sE:ffss;,X€?+)
\\
, l . 3 o i : - : z l 3 0 t r c : : t r
€ sbEg qa i ; F E€:?aH:> €ri3: - r ; ^