BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi, baik organisasi non-profit ataupun organisasi profit tentunya
memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dalam upaya mencapai tujuan–tujuan
tersebut maka dibutuhkan kerjasama yang baik di antara sumber daya yang terdapat
dalam organisasi. Salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi adalah
karyawan. Karyawan merupakan salah satu anggota organisasi yang dapat menentukan
keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya. Tanpa adanya
dukungan yang baik dari para karyawan maka organisasi akan sulit dalam mencapai
tujuan-tujuannya. Karyawan dapat berkerja dengan baik apabila di dalam organisasinya
terdapat bentuk hubungan dan komunikasi yang baik antara perusahaan yang diwakili
oleh pihak manajemen dan para karyawan sebagai bawahannya. Komunikasi memiliki
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, baik secara individu, kelompok,
maupun dalam organisasi. Komunikasi dalam organisasi memiliki kompleksitas yang
tinggi, yaitu bagaimana menyampaikan informasi dan menerima informasi merupakan
hal yang tidak mudah, dan menjadi tantangan dalam proses komunikasinya. Dalam
komunikasi organisasi, aliran informasi merupakan proses yang rumit, karena
melibatkan seluruh bagian yang ada dalam organisasi.
1
Informasi tidak hanya mengalir dari atas ke bawah, tetapi juga sebaliknya dari
bawah ke atas dan juga mengalir diantara sesama karyawan. Untuk membentuk
kerjasama yang baik antara organisasi dan para anggota, maka dibutuhkan bentuk
hubungan serta komunikasi yang baik antara para anggota organisasi. Organisasi tidak
mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada pengaruh terhadap perilaku dan
partisipasi karyawan dalam perusahaan. Sehingga hal tersebut mempengaruhi usaha
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya. Iklim komunikasi tertentu memberi
pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh
karyawan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri
mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam berkerja, untuk mendukung para
rekan sekerja lainnya untuk melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan
gagasan-gagasan inovatif organisasi, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi.
Kegiatan employee relations bertujuan untuk mencipatakan iklim komunikasi yang
dapat membantu mencapai tujuan perusahaan, yaitu iklim komunikasi yang dapat
berkembang dengan baik, iklim komunikasi yang dapat meningkatkan saling
keterbukaan dan hubungan baik antara pihak manajemen dan setiap karyawan, iklim
komunikasi yang berorientasi pada kepentingan karyawan, dan dapat membangkitkan
minat dan semangat kerja yang mengarahkan pada produktivitas kerja karyawan.
Pembahasan mengenai iklim komunikasi maka tidak lepas dari kepuasan
komunikasi yang merupakan hasil dari iklim organisasi yang terdapat dalam organisasi.
Kepuasan komunikasi ini cenderung menyoroti tingkat kepuasan individu dalam
lingkungan komunikasinya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa iklim
komunikasi tertentu memiliki pengaruh terhadap keputusan dan perilaku karyawan di
2
dalam organisasinya. Maka setiap organisasi harus dapat melakukan kegiatan employee
relations yang dapat menciptakan kepuasan komunikasi karyawan. Menurut McNamara,
keterampilan mengelola rapat merupakan perjalanan menuju komunikasi yang efektif
yang merupakan salah satu prinsip–prinsip pokok komunikasi informal organisasi.
Pertemuan-pertemuan dinas yang melibatkan para staff dan pegawai, baik itu yang
diselenggarakan di markas besar maupun di kantor adalah, karena PT. MANDIRI
TUNAS FINANCE (SERANG) adalah grup perusahaan PT. MANDIRI TUNAS
FINANCE yang secara rutin melakukan aktivitas employee relations dalam bentuk
regular meeting. Kegiatan regular meeting tersebut berlangsung secara rutin, setidaknya
satu kali dalam setiap minggu. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk melakukan
penelitian ini. Menurut pendapat dari beberapa karyawan mengenai kegiatan regular
meeting yang selama ini dilakukan, mereka mengatakan bahwa regular meeting yang
rutin dilakukan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan dalam lingkungan
komunikasi organisasi mereka. Mereka menilai bahwa regular meeting merupakan
media yang baik untuk menjalin hubungan baik antara sesama karyawan, atau atasan
dengan bawahannya. Melalui regular meeting karyawan juga mendapatkan informasi-
informasi penting mengenai pekerjaan ataupun mengenai kebijakan-kebijakan baru dari
perusahaan. Disamping itu ada juga karyawan yang menyatakan, bahwa regular meeting
yang dilakukan tidak terlalu memiliki dampak yang positif terhadap kepuasan dalam
lingkungan komunikasi organisasi mereka.
Karena mereka menilai bahwa semua pesan-pesan yang disampaikan dalam
regular meeting dapat disampaikan melalui media penyampaian pesan lainnya seperti
papan pengumuman, dan untuk berinteraksi antar sesama karyawan atau antara atasan
3
dengan bawahan, dapat dilakukan setiap saat tanpa melalui kegiatan regular meeting.
Tidak terlepas dari reputasi baik yang dimiliki oleh PT. MANDIRI TUNAS FINANCE
(SERANG) sebagai suatu organisasi profit atas kualitas produk serta pelayanan
jasanya, dan juga berdasarkan fenomena yang telah disebutkan di atas, sehingga penulis
merasa perlu melakukan penelitian ini, dan memberikan jawaban atas fenomena
tersebut. Dari paparan di atas akhirnya penulis merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “ IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PT.
MANDIRI TUNAS (SERANG) “
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana iklim komunikasi PT. MANDIRI TUNAS FINANCE (SERANG) ?
2. Sejauh mana kedekatan pimpinan PT. MANDIRI TUNAS FINANCE (SERANG)
dengan anggotanya ?
3. Sejauh mana kedekatan para anggota dengan anggota lain dalam bekerja di PT.
MANDIRI TUNAS FINANCE (SERANG) ?
4. Faktor apa saja yang menghambat pimpinan PT. MANDIRI TUNAS FINANCE
(SERANG) dalam melakukan komunikasi dengan anggota ?
5. Upaya apa yang dilakukan pimpinan PT. MANDIRI TUNAS FINANCE (SERANG)
dalam melakukan komunikasi dengan anggota ?
4
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui iklim komunikasi organnisasi PT. MANDIRI TUNAS
FINANCE (SERANG).
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pimpinan PT. MANDIRI TUNAS
FINANCE (SERANG) dalam membangun dkomunikasi dengan anggotanya.
3. Untuk mengetahui hal-hal yang menghambat pimpinan PT. MANDIRI TUNAS
FINANCE (SERANG) dalam melakukan komunikasi dengan anggota.
4. Untuk mengetahui apa saja yang dilaukan para anggota PT. MANDIRI TUNAS
FINANCE (SERANG) agar komunikasi dengan antar anggota berjalan dengan baik.
5. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan pimpinan PT. MANDIRI TUNAS
FINANCE (SERANG) dalam melakukan komunikasi dengan anggota ?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi akademis dalam ilmu
komunikasi bidang studi public relations tentang komunikasi organisasi, khususnya
mengenai employee relations dan kepuasan komunikasi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan juga bahan
masukan bagi perusahaan-perusahaan, khususnya bagi PT PT TUNAS MANDIRI
FINANCE (CILEGON) mengenai aktivitas employee relations yang baik. Sehingga
kepuasan komunikasi karyawan dalam organisasi melalui aktivitas employee
relations dalam bentuk regular meeting dapat tercapai.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara
etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki
makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan
untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang
terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben
dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which individuals –in
relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to
adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses
yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan
masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan
lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan
secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali
6
mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The
Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara
yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan
sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
5. Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses
komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang
menimbulkan efek tertentu.
2.1.1 PROSES KOMUNIKASI
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
7
I. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal
(bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau
perasaan komunikator kepada komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan
makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi
adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya
sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan
disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator
memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang
diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk
menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang
yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks
pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat
menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan
makna).
8
Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan
berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator
cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan
pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan.
Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting
juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang
pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang
pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan
timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti yang
diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-
bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan
ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila pembicaraan
mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa.
Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut dengan si C, sorang pemuda desa
tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya
seperti yang diharapkan si A. Karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yang
menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga
kepentingannya.
Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan
berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif sama.
Artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita
harsu mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai
dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya.
9
Dengan kata lain komunikator perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan
budaya dari komunikan.
II. Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan
komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau
jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb
adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi
secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media
massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon,
dsb.).
2.2 KONSEPTUAL KOMUNIKASI
Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasi
dalam tiga konseptual yaitu:
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang
(atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung
(tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah,
10
radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang
sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila
diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab.
Pemahaman komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber.
Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja
dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon
orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja
untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti
menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan
sesuatu. Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:
a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku.
b. Gerald R. Miller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu
pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku
penerima.
c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal)
untuk mengubah perilaku orang lain (komunkate).
d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu
transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber
kepada penerima.
11
2. Komunikasi sebagai interaksi
Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau
aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau
nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal,
kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari
orang kedua, dan begitu seterusnya. Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini,
Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto, 2004), komunikasi adalah bentuk interaksi
manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak
terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni , dan teknologi.
3. Komunikasi sebagai transaksi
Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang
secara sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi. Berdasrkan pandangan
ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara
aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan
atau pesan nonverbal. Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:
a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses pembentukan
makna di antara dua orang atau lebih.
b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses memahami
danberbagi makna.
12
c. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang melibatkan
gagasan dan perasaan.
d. Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi adalah berbagi informasi
antara dua orang atau lebih.
II.3 FUNGSI KOMUNIKASI
William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi
komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa
komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan
ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota
masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, dan negara secara
keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
a. Pembentukan konsep diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita
peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui komunikasi
dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga bagaimana
kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri anda bila anda telah dicintai; anda
13
berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar anda menganggap anda cerdas; anda
merasa tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga mengatakan demikian.
George Herbert Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengistilahkan significant
others (orang lain yang sangat penting) untuk orang-orang disekitar kita yang
mempunyai peranan penting dalam membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih
kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-saudara kita, dan orang yang tinggal satu
rumah dengan kita. Richard Dewey dan W.J. Humber (1966) menamai affective others,
untuk orang lain yang dengan mereka kita mempunyai ikatan emosional. Dari
merekalah, secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri kita. Selain itu, terdapat
apa yang disebut dengan reference group (kelompok rujukan) yaitu kelompok yang
secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri
kita. Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya
dengan ciri-ciri kelompoknya. Kalau anda memilih kelompok rujukan anda Ikatan
Dokter Indonesia, anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai ukuran
perilaku anda. Anda juga meras diri sebagai bagian dari kelompok ini, lengkap dengan
sifat-sifat doketer menurut persepsi anda.
b. Pernyataan eksistensi diri
Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut
aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi komunikasi
sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya pada penanya dalam sebuah seminar.
Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung
14
ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering berbicara panjang lebarm
mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang tidak relevan.
c. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan
Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita
perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis
kita seperti makan dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses
dan kebahagiaan. Para psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia,
dan untuk menjadi manusia yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan
hubungan sosial yang ramah, yang hanya bisa terpenuhi dengan membina hubungan
yang baik dengan orang lain. Abraham Moslow menyebutkan bahwa manusia punya
lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan sosial, penghargaan
diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih dasar harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum kebuthan yang lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin sudah mampu kebuthan
fisiologis dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin memenuhi kebutuhan
sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan keempat khususnya
meliputi keinginan untuk memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan dimiliki, pergaulan,
rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan sangat
dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk
membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas
masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
15
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.
Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci
dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat
perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai
kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat,
mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan
penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari
upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-
lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu
yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa),
membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu
kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah
komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut
menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara,
ideologi, atau agama mereka.
4. Sebagai komunikasi instrumental
16
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan,
dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk
menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan
tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita
gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi
keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-
tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang
baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang
antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni
taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji,
mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan
kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka
panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato,
berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek
dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara
kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan
dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan
kekayaan. Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari
para ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi. Pendapat Onong Effendy (1994),
ia berpendapat fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik,
17
menghibur, dan mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell (dalam Nurudin, 2004
dan Effendy, 1994:27) memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:
a. Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information) yakni
penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.
b. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk
menanggapi lingkungannya .
c. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.
2.4 Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Menurut definisi kamus terbitan Institute of Public Relations (IPR), yakni
sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan bulan November 1987,
“Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling
pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.
Jadi, humas adalah suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa
sebagai suatu rangkaian kampanye atau program terpadu, dan semuanya itu berlangsung
secara berkesinambungan dan teratur. Pada pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh
dunia di Mexico City, Agustus 1978, ditetapkan definisi humas sebagai berikut:
Humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis
berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap
kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan
mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani
kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya.
18
Menurut Frank Jefkins, public relations adalah sesuatu yang merangkum
keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar, antara suatu
organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang berlandaskan pada saling pengertian. Sasaran humas adalah sasaran komunikasi
manajemen. Dalam usaha mencapai tujuan manajemen secara efektif, salah satunya
adalah hubungan dengan karyawan (employee relations) sebagai publik internal.
Rhenald Kasali mengatakan bahwa, public relations adalah suatu pendekatan strategis
dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi dengan cara membujuk (persuasive).
Tugas public relations adalah membina hubungan yang baik dengan berbagai
pihak. Pengertian humas sebagai fungsi yang melekat pada manajemen organisasi,
tujuan utamanya adalah membentuk goodwill, toleransi, kerjasama, saling
mempercayai, saling pengertian, dan saling menghargai serta untuk membentuk opini
publik yang positif berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik
hubungan ke dalam (internal relations) maupun ke luar (external relations). Berdasarkan
ciri khas kegiatan public relations, maka fungsi public relations menurut Cutlip, Centre
dan Canfield adalah:
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
b. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dengan menyebarkan informasi
dari organisasi ke publiknya dan menyalurkan opini publik pada orgaisasi.
c. Melayani publik dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan
manajemen demi kepentingan umum.
d. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya, sebagai
khalayak sasarannya.
19
Ada tiga hal yang sangat mempengaruhi tingkat efektifitas humas internal, yaitu:
a. Keterbukaan pihak manajemen.
b. Kesadaran pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting komunikasi
dengan pegawai.
c. Keberadaan seorang manajer komunikasi (kepala humas) yang tidak hanya ahli
dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber daya teknis. Public
relations merupakan fungsi manajemen yang direncanakan dan dijalankan secara
berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan
pribadi, dan dipergunakan untuk memperoleh dan membina pengertian, simpati
dan dukungan. Fungsi manajemen yang dilaksanakan PR ini selain diterapkan ke
dalam setiap strategi, juga sebagai pegangan dalam melaksanakan tugasnya
melakukan kegiatan yang sesuai dengan visi misi perusahaan tempat ia berada.
Dari visi misi perusahaan tersebut maka dapat ditetapkan objective yang
diinginkan. Dari sinilah seorang PR dapat menetapkan objective internal yang
mendukung objective perusahaan secara menyeluruh. Objective ini dapat
direalisasikan dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi efektif yang
dimiliki oleh PR.
2.5 Komunikasi Organisasi
Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada
komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya,
pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi, dan para penyelia tidak dapat
memberikan instruksi, koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan, dan organisasi akan
20
runtuh karena ketiadaan komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi dalam organisasi
memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi.
Komunikasi organisasi menurut Goldhaber didefinisikan sebagai proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling
tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang saling
berubah-ubah. Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi
yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Komunikasi dalam
organisasi dapat menentukan jalannya proses suatu organisasi dalam mencapai
tujuannya. Komunikasi akan selalu terjadi dalam setiap kegiatan organisasi dengan
tujuan untuk menciptakan saling pengertian dan kerjasama pada setiap anggota
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Roger: “Komunikasi adalah
darah kehidupan yang mengalir dalam organisasi.
Komunikasi meliputi seluruh kegiatan dalam organisasi yang dapat
menghasilkan alat kerja yang penting di mana akan timbul saling pengertian serta
kerjasama di antara anggota organisasi”. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan
pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan
bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi
dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan. Salah satu tantangan besar dalam komunikasi
organisasi adalah proses yang berhubungan dengan aliran informasi. Aliran informasi
dapat membantu menentukan iklim dan moral organisasi, yang pada gilirannya akan
berpengaruh pada aliran informasi. Tantangan dalam komunikasi organisasi adalah
bagaimana menyampaikan informasi keseluruh bagian organisasi dan bagaimana
21
menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Untuk menjalankan dan mencapai
tujuan tersebut maka dalam organisasi terdapat empat arah formal aliran informasi
dalam organisasi. Keempat aliran informasi itu adalah:
a. Komunikasi ke bawah, yaitu dalam sebuah organisasi bahwa informasi mengalir
dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih
rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa informasi bergerak dari manajemen
kepada para pegawai. Namun, dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada
kelompok manajemen . Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang yang
berada pada tataran menejemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi
arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah pemberian atau penyampaian
instruksi kerja (job instruction), penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu
tugas perlu dilaksanakan (job retionnale), penyampaian informasi mengenai
peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices), pemberian
motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
b. Komunikasi ke atas, dalam sebuah organisasi bahwa informasi mengalir dari
tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia).
Semua karyawan dalam perusahaan kecuali pimpinan mungkin akan melakukan
komunikasi ke atas. Meminta informasi kepada seseorang yang memiliki otoritas
lebih tinggi, memberikan permohonan atau komentar merupakan alasan tujuan
dari komunikasi ini. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah,
penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan; penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan
ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan; penyampaian
22
saransaran perbaikan dari bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan tentang
dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
c. Komunikasi horisontal, komunikasi ini terdiri dari penyampaian informasi di
antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi
individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam
organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Fungsi arus komunikasi horizontal
ini adalah memperbaiki koordanasi tugas; upaya pemecahan masalah; saling
berbagi informasi, upaya memecahkan konflik, dan membina hubungan melalui
kegiatan bersama.
d. Komunikasi lintas saluran, komunikasi ini muncul dari keinginan pegawai untuk
berbagi informasi melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak
menduduki posisi atasan maupun bawahan mereka. Empat aliran informasi yang
telah disebutkan di atas merupakan komunikasi yang terdapat dalam organisasi.
Dan ke empat aliran informasi tersebut juga terdapat dalam kegiatan employee
relations.
2.6 Hubungan Karyawan (Employee Relations)
Perencanaan dan pelaksanaan suatu program informasi dan komunikasi
karyawan biasanya harus terletak pada seksi hubungan karyawan dari bagian hubungan
masyarakatnya (PR). Nasihat serta kerjasama manajemen dan staf, pelaksana yang
melaksanakan hubungan personalia, karyawan, atau industri, harus diusahakan dalam
menentukan tujuan, media, dan pesan dari program komunikasi. Koordinasi yang erat
antara seksi hubungan karyawan dengan seluruh staf serta bagian pelaksanaan
23
organisasi adalah penting. Kegagalan dalam menyajikan informasi kepada karyawan
tentang kebijakan dan perkembangan perusahaan yang mempengaruhi kepentingannya,
akan menimbulkan kesalah pahaman, desas-desus palsu, dan kecaman. Apabila tidak
diberikan informasi tentang hal seperti itu, maka karyawan akan membuat asumsinya
sendiri, yang mungkin salah, atau mereka akan mendengarkan sumber dari luar, yang
mungkin memberikan informasi yang tidak tepat. Para karyawan juga ingin menyatakan
pendapatnya kepada manajemen tentang pekerjaan, kondisi pekerjaan, dan hal-hal lain
yang mempengaruhi kepentingannya. Pelaksanaan komunikasi dua arah yang
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengajukan pertanyaan dan
memberikan usulan kepada manajemen adalah penting. Scoot M. Cutlip ,Allen H.
Center dan Glen M. Broom dalam buku Effective Public Relations mengatakan, “No
organization relationship are as important as those with employee all levels”.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa, tidak ada hubungan komunikasi yang lebih
penting dari hubungan antar karyawan pada semua tingkatan.
Tujuan kegiatan employee relations adalah untuk mengenal, menyusun, dan
kemudian memelihara hubungan yang harmonis antara organisasi dengan para
karyawannya, yang manfaatnya dapat dirasakan oleh kedua belah pihak yaitu pimpinan
dan karyawan. Sebagaimana bahwa employee relations adalah merupakan salah satu
bentuk dari aktivitas internal public relations, maka berkaitan dengan itu Frank Jefkins
mengatakan bahwa, “internal public relations is therefore one of the keys to successful
management, requiring open management and closing the gap between the two sides”.
Dengan demikian berarti bahwa, internal public relations kemudian menjadi salah satu
kunci menuju manajemen sukses, menuntut pengelolaan terbuka dan menutup celah
24
antara menejemen dan karyawan. Jerry A. Henrix menyatakan tujuan employee
relations adalah sebagai berikut: Objective for employee relations include the two major
categories of impact and output. Impact objective for employee relations include
informing employees or modifying their attitudes or behaviors. Some typical impact
objectives are:
1) to increase employee knowledge of significant organizational policies, activities,
and developments.
2) to enhance favorable employee attitudes toward the organizations.
3) to accomplish greater employee adoptions of behaviors desire by management.
4) to make the employee force organizational spokespersons in the community.
5) to receive more employee feedback from organizational communications.
Dari uraian di atas maka terlihat bahwa employee relations merupakan sesuatu
yang penting dalam dalam perusahaan. Karena employee relation memiliki
tujuantujuan, yaitu tujuan dengan pengaruh yang kuat serta tujuan output. Komunikasi
dengan karyawan merupakan kunci utama suksesnya program humas modern. Fungsi
komunikasi internal adalah mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang
sedang dipikirkan manajemen dan mengusahakan agar manajemen mengetahui apa
yang sedang dipikirkan oleh karyawan. Komunikasi internal menimbulkan problema
pelik. Komunikasi dari manajemen kepada karyawan dalam sebuah organisasi besar
harus melalui beberapa tahap otoritas. Frank Jefkins mengatakan bahwa:
“Komunikasi internal (lebih lanjut disebut sebagai komunikasi pegawai atau
employee relations), memiliki tiga bentuk. Yang pertama adalah komunikasi ke bawah
yaitu komunikasi dari pihak pimpinan kepada karyawan. Kedua adalah komunikasi ke
25
atas, yaitu komunikasi yang berlangsung dari karyawan kepada atasannya. Ketiga
adalah komunikasi sejajar, yaitu komunikasi yang berlangsung antar sesama pegawai”.
Dalam bukunya yang lain Frank Jefkins menyatakan: Internal public relations can be
placed under the three headings of upwards, sideways, and downwards communication
as detailed by the author elsewhere. These three headings indicate that management
employee relations are no longer a matter of management preaching to disconcerted, but
of people talking to people, and of the public relations principle of mutual
understanding being invoked. Moreover, it works both ways: employee-management
relations as well as management- employee relations. Upwards communication How
can employees communicate with management? Moreover, how can they be
encouraged to do so, because it may not have occurred to them that they should or
could? They may have thought that their only means of communication with
management was through their trade union shop steward, and then only when they had
something to complain about. Sideways communications
Sideways or crossways communication is appreciated in organizations where
there are good relationships between members of staff and they are interested in each
other’s affairs. Downwards communication A house journal should be neither a pulpit
nor a platform for top management, but there are various ways in which they can keep
the staff well informed about developments, prospects, and finances. Dalam upaya
mencapai tujuan perusahaan maka harus adanya keselarasan, semangat kerja sama di
antara para anggota perusahaan melalui komunikasi yang baik antara manajemen dan
karyawan seperti yang disebutkan dalam bentuk aliran komunikasi diatas. Menurut IG
Wasanto tujuan dari employee relations adalah sebagai berikut:
26
a. Untuk mendapatkan saling pengertian antar pegawai ataupun antara pimpinan
dengan semua pegawai dalam sebuah organisasi.
b. Mendapatkan data-data yang lengkap tentang sikap dan tingkah laku pegawai.
Data ini diperlukan dalam rangka pembinaan, pengorganisasian, kerjasama,
koordinasi, dan evaluasi terhadap pegawai.
c. Menciptakan kerjasama yang serasi antara pegawai.
d. Menanamkan rasa damai kepada pegawai.
e. Menanamkan rasa sukses kepada pegawai sehingga mereka merasa diberi
kesempatan untuk maju dalam mengembangkan karirnya.
f. Menanamkan loyalitas para pegawai.
g. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada para pegawai.
h. Menciptakan adanya semangat kerja yang tinggi.
Kegiatan employee relations dalam perusahaan dapat dilaksanakan dalam
berbagai bentuk kegiatan dengan tujuan membentuk iklim komunikasi organisasi yang
positif. Dalam kaitannya dengan peneltian ini adalah dengan melakukan aktivitas
employee relations melalui regular meeting dalam perusahaan. Komunikasi dua arah
yang baik antara manajemen dan karyawan didasarkan pada asas-asas sebagai berikut:
a. Manajemen harus bersedia secara sadar memberikan informasi kepada
karyawannya. Setiap pelaksana harus memahami bahwa komunikasi merupakan
tanggung jawab utama, dan dalam evaluasi pelaksanaan secara keseluruhan,
tanggung jawab komunikasi yang diberikan adalah sangat berat.
b. Komunikasi harus berfungsi sebagai suatu sistem yang lengkap antara
manajemen dan karyawan.
27
c. Papan tertulis harus digunakan untuk menghindari penyimpangan arti yang
mungkin terjadi dalam komunikasi lisan.
d. Pesan harus disampaikan dengan menggunakan kata-kata yang lazim yang
sesuai dengan tingkat pendidikan karyawan.
e. Media komunikasi harus dipilih dan pesan harus disiapkan oleh komunikator
yang berpengalaman. Terutama yang terpenting bahwa komunikasi tentang
infomasi penting tidak dipercayakan kepada orang dengan pengalaman
komunikasi yang terbatas.
f. Komunikasi jangan secara sengaja disalah gunakan atau disesatkan tetapi harus
faktual, saksama, dan tidak memihak
g. Informasi harus diberikan tepat pada waktunya dan pesan harus disampaikan
dengan cepat untuk menghindari kesalahpahaman.
h. Pengulangan adalah penting dalam komunikasi karyawan yang baik. Informasi
harus diulang dalam cara yang berlainan agar mudah dipahami.
i. Informasi harus dikomunikasikan dalam jumlah yang kecil agar mudah
dipahami.
j. Tanggung jawab terhadap komunikasi karyawan yang bersifat formal harus
diserahkan kepada staf humas.
Alasan utama mengapa karyawan sampai tidak mendapatkan informasi tentang
perusahaannya, menurut hasil penelitian, karena informasi tersebut tidak mengalir dari
manajemen puncak melalui beberapa tingkat perusahaan sampai kepada kebanyakan
karyawan.
28
Face to face meeting, virtually every study of internal communications shows
that employee’s favorite channel for receifing information about their organizations is
face to face meetings with their immediate supervisor. Dengan demikian berarti bahwa
kegiatan komunikasi tatap muka seperti regular meeting merupakan bentuk komunikasi
yang terbaik dalam kegiatan employee relations.
2.7 Kepuasan Komunikasi Organisasi
Kepuasan menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro sedangkan
iklim merupakan konsep makro dan konsep gabungan. Kepuasan juga menggambarkan
evaluasi atas suatu keadaan internal afektif, sedangkan iklim merupakan deskripsi
kondisi eksternal bagi individu. Iklim terdiri dari suatu citra gabungan entitas atau
fenomena global, seperti komunikasi atau organisasi, dan kepuasan menggambarkan
reaksi afektif individu atas hasil-hasil yang diinginkan yang berasal dari komunikasi
yang terjadi dalam organisasi. Iklim adalah suatu istilah yang menandai beberapa sifat
keseluruhan organisasi atau salah satu sifat unit bagiannya yang lengkap, kepuasan
menggambarkan evaluasi pribadi atas keadaan internal. Secara keseluruhan, kepuasan
berhubungan dengan perbedaan antara apa yang orang inginkan dari sudut pandang
komunikasi dalam organisasi dan apa yang orang miliki dalam kaitan tersebut.
Kepuasan hampir tidak berhubungan dengan keefektifan pengungkapan pesan, tetapi
bila pengalaman berkomunikasi memenuhi keinginan seseorang, biasanya hal itu
dipandang sebagai memuaskan. Meskipun mungkin tidak efektif secara khusus
sepanjang berkaitan dengan standar penciptaan, pengungkapan, dan penafsiran pesan.
29
Kepuasan adalah suatu konsep yang biasanya berkenaan dengan kenyamanan, jadi
kepuasan dalam komunikasi berarti anda merasa nyaman dengan pesan-pesan, media
dan hubungan-hubungan dalam organisasi. Kenyamanan memiliki kecenderungan,
dalam hal ini kadang-kadang menyebabkan individu lebih menyukai cara-cara
pelaksanaan terbaru, yang sering kali gagal menghasilkan peningkatan kinerja tugas.
Sedangkan Redding menyebutkan bahwa kepuasan komunikasi adalah semua tingkat
kepuasan seorang karyawan mempersepsi lingkungan komunikasi secara keseluruhan.
Analisis paling komprehensif mengenai kepuasan komunikasi organisasi
dilakukan oleh Downs dan Hanzen sebagai bagian dari usaha mereka untuk
mengembangkan suatu instrumen untuk mengukur kepuasan komunikasi. Mereka
mengidentifikasi delapan dimensi kepuasan komunikasi yang stabil, yaitu:
i. Sejauh mana komunikasi dalam organisasi memotivasi dan merangsang para
pegawai untuk memenuhi tujuan organisasi dan untuk berpihak kepada
organisasi
ii. Sejauh mana para penyelia terbuka pada gagasan, mau mendengarkan dan
menawarkan bimbingan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan pekerjaan.
iii. Sejauh mana para individu menerima informasi tentang lingkungan kerja saat
itu.
iv. Sejauh mana pertemuan-pertemuan diatur dengan baik, pengarahan ditulis
singkat dan jelas, dan jumlah komunikasi dalam organisasi cukup.
v. Sejauh mana terjadinya desas desus dan komunikasi horisontal yang cermat dan
mengalir bebas.
30
vi. Sejauh mana informasi tentang organisasi sebagai suatu keseluruhan memadai.
vii. Sejauh mana para bawahan responsif terhadap komunikasi ke bawah dan
memperkirakan kebutuhan penyelia.
viii. Sejauh mana pegawai merasa bahwa mereka mengetahui bagaimana mereka
dinilai dan bagaimana kinerja mereka dihargai.
Menurut Down, kuesioner kepuasan komunikasi adalah pusaka berharga. Dilandasi suatu proses
pengembangan yang kokoh, memiliki orientasi teoritis yang kaya, dan digunakan dalam
berbagai situasi organisasi. Kuesioner ini terbukti merupakan sarana berguna, fleksibel, dan
efisien untuk meninjau komunikasi organisasi.
2.8 Anatomi Organisasi
a. Pendekatan Manajemen Ilmiah
Menganggap bahwa organisasi harus menggunakan metode-metode ilmiah untuk
meningkatkan produktivitas. Berbagai studi pengendalian secara ilmiah akan
memungkinkan manajemen mengidentifikasikan cara-cara atau alat untuk
meningkatkan produktivitas dan pada akhirnya akan meningkatkan efektifitas
komunikasi.
b. Pendekatan Hubungan Antarmanusia
Kepuasan kerja akan mengakibatkan kenaikan produktivitas. Seorang anggota yang
bahagia adalah anggota yang produktif. Oleh karena itu, fungsi manajemen adalah
menjaga agar para anggota terus merasa puas. Fungsi kepemimpinan sangat penting di
sini, pemimpin menciptakan norma-norma dan anggota kelompok mengikutinya,
31
pengendalian kepemimpinan dianggap cara terbaik untuk meningkatkan kepuasan dan
produksi.
c. Pendekatan
Sistem Pendekatan sistem menggabungkan unsur terbaik dari pendekatan ilmiah dengan
pendekatan hubungan antar manusia. Pendekatan ini memandang organisasi sebagai
suatu sistem di mana semua bagian berinteraksi dan mempengaruhi bagian yang
lainnya. Organisasi dipandang sebagai sistem yang terbuka terhadap informasi baru,
responsif terhadap lingkungan, dinamis dan selalu berubah.
d. Pendekatan Kultural
Organisasi harus dipandang sebagai suatu kesatuan sosial atau kultur yang memiliki
aturan tentang perilaku, peran, kepahlawanan dan nilai-nilai. Organisasi harus memiliki
nilai atau kultur yang spesifik untuk dianutnya. Tujuan analisis ini bertujuan untuk
memahami bagaimana kita bisa memahami bagaimana organisasi berfungsi
dan bagaimana hal itu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh para anggotanya dalam
kultur organisasi itu. Kemudian secara definisi interpretatif komunikasi organisasi
adalah “Proses penciptaan makna atau interaksi yang merupakan organisasi.” (Pace &
Faules, 1998). Intinya bahwa komunikasi organisasi adalah “perilaku pengorganisasian”
yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu berinteraksi dan
memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Sifat penting komunikasi organisasi
adalah penciptaan pesan, penafsiran dan penanganan kegiatan anggota organisasi,
bagaimana komunikasi berlangsung dalam organisasi dan apa maknanya bergantung
pada konsepsi seseorang mengenai organisasi.
32
IKLIM KOMUNIKASI
2.9 Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini penulis menggunakan model komunikasi dua arah dari
Harold Lasswell. Komunikasi terjadi ketika seorang atau lembaga, pembicara
menyampaikan pembicaraan atau pesannya kepada khalayak dalam upaya mengubah
sikap mereka.
Pesan (bisa berupalisan maupun tulisan) media komunikan efek perilaku
REGULAR MEETING
Kegiatan employee relations dalam perusahaan dapat dilaksanakan dalam
berbagai bentuk kegiatan dengan tujuan membentuk iklim komunikasi organisasi yang
positif. Iklim komunikasi memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu.
Keputusan-keputusan yang diambil oleh karyawan untuk melaksanakan pekerjaan
mereka secara efektif, untuk menyatukan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap
jujur dalam berkerja, untuk mendukung para rekan sekerja lainnya untuk melaksanakan
33
PIMPINAN
ANGGOTA/KARYAWAN KARYAWAN LAINNYA
KEPUASAN KOMUNIKASI
tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif organisasi, semua
ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Kegiatan employee relations ini dilakukan untuk
menjalin kerjasama yang positif dalam perusahaan agar seluruh karyawan semangat
dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga apabila suatu hubungan komunikasi sudah
dapat berjalan dengan baik maka diharapkan akan ada peningkatan kerja dalam
perusahaan.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian
Penulisan ini merupakan penelitian kepustakaan. Maka penelitian ini selanjutnya
disebut dengan kajian kepustakaan dengan metode pendekatan kualitatif non-
eksperimen yang banyak digunakan dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan
pola komunikasi yang terjadi dalam organisasi antara pemimpin, anggota dan
sebaliknya. Penelitian pada proposal ini akan terfokus pada pola-pola komunikasi antara
para karyawan ataupun dengan pimpinanya. Kemampuan komunikasi ini saling
mendukung antara satu dengan yang lain dalam mengembangkan iklim komunikasi
yang baik bagi organisasi. Dalam pendekatan ini menggunakan dua metode yaitu:
metode deduktif, metode induktif.
3.2 Unit Analisis
Unit yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola komunikasi yang diterapkan PT.
MANDIRI TUNAS FINANCE (SERANG) dalam membangun kepuasan komunikasi
para anggota, hal ini:
34
a. Pola Komunikasi
Pola komunikasi merupakan suatu sistem penyampaian pesan melalui lambang
tertentu, mengandung arti, dan pengoperan perangsang untuk mengubah tingkah laku
individu yang lain. untuk mengubah tingkah lakuindividu yang lain.a.Pola
didaktik Adapun azas-azas pola komunikasi antara lain :
1) Azas Motivasi
Untuk memperoleh hasil komunikasi yang sebaik-baiknya dalam proses
interaksi pimpinan harus selalu berusaha membangkitkan minat para anggota sehingga
seluruh perhatian mereka tertujudan terpusat kepada program kerja dan job diskripsi
masing-masing.
2) Azas Aktifitas
Menurut konsepsi modern, jiwa seseorang bersifat dinamis mempnuyai energi
sendiri dan dapat menjadi aktif bila didorong oleh berbagai macam kebutuhan. Dengan
demikian anggota harus dipandang sebagai organisme yang mempunyai dorongan untuk
berkembang.
3) Azas Apersepsi
Proses kerja tidak dapat dipisahkan dari peristiwa-peristiwa antara individu
dengan lingkungan pengalaman, maka sebelum mulai menjalankan program kerja yang
baru sebagai, pimpinan hendaknya berusaha menghubungkan terlebih dahulu dengan
visi dan misi organisasi yang telah di bentuk secara bersama.
35
4) Azas Peragaan
Yang dimaksud peragaan adalah memberikan gambaran variasi metode
alternative dalam menjalankan planning-planing yang telah dicanangkan.
5) Azas Individualisasi
Karena perbedaan pembawaan dan lingkungan pada umumnya meliputi seluruh
pribadi individu seperti perbedaan jasmani, watak, inteligensi, bakat, pendidikan,
keadaan rumah, keluarga, kesehatan, usia dan lain sebagainya, maka tidak ada dua anak
yang sama
6) Azas Sosialisasi
Azas sosialisasi sangatlah penting artinya dalam mewujudkan suasana sosial
sehingga anggota terdorong untuk menjalankan tugas lebih semangat, bekerja lebih
cermat dan semangat demokrasi semakin tumbuh.
7) Azas Evaluasi
Evaluasi atau penilaian adalah mengukur/menilai sampai dimana tujuan
organisasi telah dicapai, baik dari sudut pandang anggota maupun dari sudut pimpinan.
Ruang lingkup kegiatan evaluasi ini mencakup penilaian terhadap kemajuan/hasil kerja
anggota dan pimpinan dalam aspek pencapaian visi misi, intelligensi, skill, serta sikap
setelah mengikuti organisasi.
36
8) Azas Keteladanan
Keteladanan merupakan suatu hal yang harus mendapat perhatian dari pimpinan,
Karena kita merupakan publik figur di masyarakat pada umumnya dan di internal
organisasi pada khususnya.
b. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan
sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Klasifikasi kelompok dan karakteristik
komunikasinya telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan
sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.
1) Kelompok primer dan sekunder.
2) kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
3) Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif .
Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi:
1) Konformitas.
2) Fasilitasi social
3) Polarisasic.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok:
37
1) Ukuran kelompok.
2) Jaringan komunikasi.
3) Kohesi kelompok.
4) Kepemimpinan (jalaluddin rakhmat, 1994).
c. Komunikasi Publik
Komunikasi publik (public communication) adalah sebuah kegiatan atau usaha dari
sumber atau agent untuk berkomunikasi dengan audience tertentu atau publik tertentu.
a. Komunikasi publik dalam konteks organisasi memerlukan sumber daya,seperti
Contohnya fasilitas memproduksi newsletter , majalah,video, advertising space,
gaji untuk professional yang menulis, mengeditdan memproduksi program-
program komunikasi.
b. Eksekutif tingkat atas yang mengontrol sumber daya ini dan mereka mengontrol
agenda komunikasi publik, walaupun isi diperngaruhi oleh anggota tapi kontrol
tetap pada mereka. Sedangkan bentuk-bentuk dari komunikasi publik sendiri
dapat dibagi menjadi dua: 1) internal ( disebut juga employee communication)
adalah kegiatanmanajemen untuk menyediakan informasi dan
untuk mempengaruhi anggota komunikasi secara umum. 2) external secara
tradisional meliputi advertising dan kegiatan Publik Relationyang didesain untuk
mempengaruhi stakeholder, komunitas, interest group tertentu.
3.3 Metode Pendekatan
38
Dalam suatu penelitian ada beberapa pendekatan metodologis,
dalam pemnelitian ini penulis menggunakan dua metode pendekatan antara lain:
a. Metode Deduktif
Metode deduktif adalah menyelidiki yang berdasarkan asas-asas umum. Untuk
itu menerangkan peristiwa khusus atau penjelesan teori yang bersifat umum terhadap
fakta-fakta kongkrit. Sedangkan menurut Raharjo, metode deduktif merupakan cara
pengambilan kesimpulan yang berangkat dari pengetahuan yang bersifat umum untuk
mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus. Hal ini sesuai dengan pendapat
Furhan(1982: 22), metode deduktif adalah proses berpikir yang bertolak dari pernyataan
yang bersifat umum kepada pernyataan yang bersifat khusus dengan memahami kaidah
logika tertentu. Dalam kajian ini metode deduktif digunakan untuk
memaparkan pendapat atau pengetahuan yang bersifat umum atau universal.
b. Metode Induktif
Metode induktif adalah metode penyelidikan yang berdasarkan asas-asas khusus
yang menerangkan peristiwa umum, atau penjelasan- penjelasan teori yang bersifat
khusus terhadap fakta-fakta kongkrit. Berpikir induktif berangkat dari fakta-fakta
khusus, peristiwa-peristiwa kongkrit kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum.
Menurut metode ini penyelidik pertama-tama menyelidiki peristiwa tersebut
ditarik seluruh masalah.
3.4 Sumber Data
39
Data adalah segala keterangan mengenahi variable yang diteliti. Sedangkan sumber data
dalam penelitian adalah subyek dari mana dapat diperoleh. Pada kajian ini Penulis
menggunakan dua jenis sumber data yaitu:
a. Sumber data primer Menurut Wasito (2004: 77), sumber data primer adalah
sebagai suatu informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sembernya.
Sumber primer yang Penulis pergunakan diantaranya adalah data yang
dihasilkan dari jawaban angket dan wawancara langsung dengan kepala dan karyawan
PT. MANDIRI TUNAS FINANCE (SERANG) yang masih berupa data kualitatif
meliputi iklim komunikasi organisasi yang berkembang di dalam perusahaan dan gaya
kepemimpinan kepala perusahaan agar perusahaan menjadi semakin maju.
b. Sumber data skunder Menurut Wasito (2004: 77), sumber data sekunder adalah
suatu informasi yang telah dikumpulkan oleh pihak lain.
Sumber sekunder yang peneliti gunakan diantaranya buku-buku karya orang lain
yang membahas tentang iklim komunikasi dalam perusahaan, employee relations dalam
regular meeting yang dilakukan di dalam perusahaan untuk mendapatkan kepuasan
komunikasi.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan, maka peneliti
menggunakan metode dokumentasi. Sebagaimana menurut Arikunto(2003: 206),
metode dokumentasi adalah mencari suatu data mengenai suatu hal atau variable yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan makalah
40
seminar. Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam
proposal ini, seperti buku-buku, surat kabar, makalah, catatan dan majalah yang
berkaitan dengan iklim komunikasi organisasi. Oleh karena,itu penulis menggunakan
metode kajian lapangan ( field research ), dan library research atau kajian kepustakaan
untuk mengumpulkan data. Penelitian lapangan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara atau interview untuk
mengumpulkan data dari sumber informasi. Sedangkan Library research yaitu
serangkaian kegiatan yang meliputi membaca, mendalami, menelaah, dan
mengidentifikasi hal-hal yang telah ada untuk mengetahui apa yang ada dan yang belum
ada dalam pengetahuan.
3.6 Instrument Penelitian
Berdasarkan jenis data yang digunakan, maka instrument penelitian yang
peneliti gunakan adalah instrument angket dan kepustakaan yang ada kaitannya dengan
obyek peneliti, disamping itu juga menggunakan instrument komputerisasi dan
internetisasi.
3.7 Metode Analisis Data
Dalam analisis, ketika data yang telah terkumpul sudah memenuhi target item-
item yang dibutuhkan, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknis analisis
data yang memfokuskan pada substansi suatu obyek dan pengklasifikasian hasil obyek
penelitian. Sesuai dengan jenis data yang diperlukan dari penelitian ini, maka teknik
yang dipergunakan adalah teknik “field analisis” dan “content analisis”yang
memfokuskan pada obyek kajian penelitian. Metode analisis data ini dilaksanakan
41
berdasarkan metode pendekatan yaitu menggunakan metode deduktif, metode induktif.
Metode deduktif digunakan untuk menerangkan tentang masalah iklim komunikasi
secara umum yang kemudian dikerucutkan pada iklim komunikasi organnisasi dalam
PT. MANDIRI TUNAS FINANCE (SERANG). Metode induktif digunakan untuk
mengupas secara khusus tentang iklim komunikasi organisasi yang kemudian ditarik
seluruh masalah, untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih luas/umum.
3.8 Tempat dan Waktu
3.8.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan dilakukan penulis adalah di PT. MANDIRI TUNAS
FINANCE CABANG SERANG JL. MAYOR SYAFEI NO. 93 LONTAR BARU –
SERANG, BANTEN
3.8.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut :
Waktu dan Rincian dalam Penelitian
No. Jenis Kegiatan Juli-Agustus September-Oktober
1. Persiapan √
2. Pengumpulan sumber data
√
42
3. Penyusunan Bab I, Bab II, Bab III
√
4. Riset √
5. Penyusunan, Penyebaran, dan pengelolaan observasi sampel
√
DAFTAR PUSTAKA
Brent D. Ruben, Lea Stewart. Communication and human behavior, Allyn and
Bacon,1998;
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi, Bandeng: Remaja Rosdakarya.
______, 1995. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Bachtiar, Aly. Tehnik Humas, Jakarta: Penerbitan Universitas Terbuka, 1995
Bonar, S.K. Hubungan Masyarakat Modern, Jakarta: Rieka Cipta,1993
Cutlip, Scott M., Center, Allen H. dan Broom, Glen M. Effective Public Relation
Davis, Keith dan Newstrom, John W., Perilaku Dalam Organisasi (7th Edition), Jakarta:
Erlangga, 1993
Jefkins, Frank. Public Relations (edisi ke4), Jakarta: Erlangga, 2005
_________, Public Relations Techniques. Great Britain: Butterworth-Heinemenn, 1994.
43
_________, Public Relations. Jakarta: Erlangga, 1995
Kasali, Rhenald. Manajemen PR, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1990
Kusumastuti, Frida. Dasar-Dasar Humas, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta, 1989
Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2002
Pace, R. Wayne., dan Don F. Faules. Komunikasi Organisasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001
Sendjaja, S. Djuarsa. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2002
44