BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
MTBS merupakan suatu manajemen melalui pendekatan terpadu dalam
tatalaksana balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan, mengenai klasifikasi
penyakit, status gizi,status imunisasi, penanganan balita sakit beserta pemberian
konseling (Wijaya, 2009). Salah satu komponen dalam keluhan utama atau
pemeriksaan dalam melakukan pendekatan MTBS adalah melakukan penilaian
apakah anak menderita batuk (Modul Field Lab).
Refleks batuk merupakan refleks pertahanan tubuh yang berfungsi untuk
membersihkan jalan napas dari benda asing dengan menggunakan tekanan tinggi
(Price, 2005). Fungsi kedua batuk adalah sebagai gejala yang mengindikasikan
adanya gangguan / kelainan / penyakit di system respiratorik umumnya (Setyanto,
2004).
Infeksi saluran napas akut (ISPA) merupakan penyebab terpenting morbiditas
dan mortalitas pada anak (Nasution dkk, 2009). Oleh karena itu screening adanya
infeksi saluran nafas dengan gejala terutama batuk sangat penting dilakukan pada
balita.
B. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran pada topik keterampilan MTBS ini adalah diharapkan
mahasiswa :
1. Mampu melakukan penilaian balita sakit dengan menggunakan pedoman
MTBS.
2. Mampu menentukan klasifikasi masalah balita sakit dengan menggunakan
pedoman MTBS.
3. Mampu menilai status gizi balita (klinis dan antropometris) menurut aturan
WHO (2005) dan memeriksa adanya penyakit penyerta.
1
4. Mampu melakukan dan menyarankan tindakan berdasarkan klasifikasi balita
sakit pada pedoman MTBS.
5. Mampu melakukan pendampingan konseling balita sakit berdasarkan
pedoman MTBS berupa perawatan di rumah dan pemberian nasehat berupa
kapan kembali untuk tindak lanjut.
2
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
A. Hari I
1. Kegiatan : Pengarahan dan pembekalan mengenai
MTBS, pembagian kelompokserta survey lokasi
pelaksanaan pembelajaran FL MTBS.
2. Waktu pelaksanaan : Rabu, 13 Maret 2013 (08.00-12.00 WIB).
3. Tempat pelaksanaan :
a. Puskesmas Tanon I.
b. PKD Desa Jono.
c. PKD Desa Kecik.
d. PKD Desa Pengkol.
4. Pelaksana : Kelompok FL 17 (B7)
5. Deskripsi kegiatan :
a. Pengarahan dan pembekalan mengenai program
MTBS di Puskesmas Tanon oleh Kepala Puskesmas
yang kemudian dilanjutkan oleh instruktur
lapangan. Kegiatan ini juga disertai diskusi dan
tanya jawab mengenai program MTBS serta
rencana pelaksanaan kegiatan MTBS pada hari II.
b. 10 anggota kelompok FL 17 dibagi menjadi 4
kelompok sesuai dengan 4 tempat pelaksanaan
kegiatan MTBS dengan rincian 2 orang di
Puskesmas Tanon I, 2 orang di PKD Desa Jono, 3
orang orang di PKD Desa Kecik dan 3 orang di
PKD Desa Pengkol.
c. Survey lokasi pelaksanaan pembelajaran FL MTBS
yang lokasinya bukan di Puskesmas Tanon I, yaitu
3
di PKD Desa Jono, PKD Desa Kecik dan PKD
Desa Pengkol.
B. Hari II
1. Kegiatan : Pelaksanaan kegiatan MTBS.
2. Waktu pelaksanaan : Rabu, 20 Maret 2013 (08.30-12.30 WIB)
3. Tempat pelaksanaan : Poliklinik Kesehatan Desa Sari Husada Desa Kecik
4. Pelaksana : Kelompok MTBS PKD Sari Husada Desa Kecik :
a. Anindita Putri Hapsari
b. Biltinova Arum Miranti
c. Rizky Mas’ah
5. Deskripsi kegiatan :
a. Melakukan penilaian balita sakit yang datang ke
PKD Desa Kecik dengan menggunakan pedoman
MTBS dan mengisikannya pada form MTBS.
b. Menentukan klasifikasi masalah balita sakit.
c. Menilai status gizi balita menurut aturan WHO
(2005) dan memeriksa adanya penyakit penyerta.
d. Melakukan dan menyarankan tindakan berdasarkan
klasifikasi balita sakit. Khusus untuk pengobatan,
dilakukan oleh ibu bidan PKD Kecik.
e. Melakukan pendampingan konseling balita sakit
berupa perawatan di rumah dan pemberian nasehat
kapan kembali untuk tindak lanjut.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Untuk kegiatan Field Lab MTBS di Puskesmas Tanon I saya mendapat
kesempatan melakukan kegiatan MTBS di salah satu Pos Kesehatan Desa
yaitu PKD Sari Husada Desa Kecik pada tanggal 20 Maret 2013. Disana saya
hanya berkesempatan memeriksa satu anak balita yang berusia 3 tahun
bernama Nadia. Karena anak berusia 3 tahun maka saya menggunakan form
tatalaksana MTBS dari puskesmas untuk balita sakit umur 2 bulan – 5 tahun.
Dari hasil dilakukan anamnesis dan pemeriksaan didapatkan hasil
sebagi berikut,
a. Data Awal
1) Nama Anak : Nadia
2) Umur : 3 tahun
3) Berat badan : 10,5 kg
4) Panjang badan : 87,5 cm
5) Suhu tubuh : 36,5oC
6) Keluhan utama : BATUK
7) Tanggal kunjungan : 20 Maret 2013 (kunjungan pertama)
b. Tanda-tanda bahaya umum : TIDAK ADA
c. Batuk : YA
1) Frekuensi napas (RR) 28 kali/menit à frekuensi napas normal (rujukan :
RR usia 12 bulan - < 5 tahun : <40 kali/menit).
2) Tarikan dinding dada : TIDAK ADA
3) Stridor : TIDAK ADA
d. Diare : TIDAK
e. Demam : TIDAK
f. Masalah telinga : TIDAK ADA
5
g. Status gizi : GIZI BAIK
h. Anemia : TIDAK
i. Status imunisasi : lengkap sesuai umur (3 tahun)
j. Pemberian vitamin A : SUDAH (terakhir bulan Februari 2013 anak
mendapat tablet vit.A yang berwarna merah 200.000 IU)
k. Masalah/keluhan lain : PILEK, gigi berlubang, sariawan
l. Pemberian makanan anak :
1) Anak termasuk anak yang mengalami susah makan dalam kesehariannya.
Selama anak sakit nafsu makan juga menurun.
2) Anak suka mengkonsumsi makanan ringan (snack) yang mengandung
penyedap, bumbu yang tajam, zat pengawet dan pewarna.
3) Anak memiliki alergi terhadap telur.
Keluhan batuk sudah dirasakan pasien selama 2 hari dengan demam
pada hari pertama batuk yang sudah sembuh ketika pasien datang. Batuk yang
dirasakan pasien kemungkinan karena pasien sering mengkonsumsi makanan
ringan (snack) yang banyak mengandung bahan penyedap,pengawet maupun
pewarna yang dapat memberikan reaksi peradangan pada saluran nafas. Selain
itu juga dapat berefek pada penurunan nafsu makan anak, karena anak akan
lebih senang mengkonsumsi makanan ringan dari pada makan nasi.
Obat yang diberikan oleh ibu bidan untuk batuk pasien yaitu
kotrimoksazol dan GG dengan pereda rasa gatal digunakan CTM sebenarnya
untuk tatalaksana pada pasien sedikit kurang sesuai dengan panduan program
MTBS yaitu untuk anak dengan keluhan batuk tanpa pneumonia cukup
diberikan pelega tenggorokan dan pereda batuk dengan bahan yang aman
yaitu kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis dengan anjuran
kunjungan ulang 5 hari apabila tidak ada perbaikan. Untuk sariawan pasien
tidak mendapat tatalaksana.
6
Konseling yang diberikan kepada ibu pasien adalah bahwa makanan
yang baik dan aman adalah makanan segar, bervariasi, tidak menggunakan
penyedap, bumbu yang tajam, zat pengawet dan pewarna. Makanan yang
mengandung penyedap, bumbu yang tajam, zat pengawet dan pewarna harap
dihindarkan dari anak karena dapat menurunkan nafsu makan anak terhadap
makanan olahan ibu dan menyebabkan gangguan saluran pernafasan.
7
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
1. Untuk tatalaksana keluhan batuk pasien yang diberikan oleh ibu bidan
kurang sesuai dengan pedoman MTBS yang untuk kasus batuk tanpa
pneumonia sebenarnya hanya cukup diberikan pelega tenggorokan dan
pereda batuk dengan bahan yang aman yang dianjurkan pedoman
MTBS yaitu kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis
dan anjuran kunjungan ulang 5 hari apabila tidak ada perbaikan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia, dkk. 2005. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Nasution, kholisah , dkk.2009. Sari Pediatri : Infeksi Saluran Napas Akut pada Balita
di Daerah Urban Jakarta. Vol. 11, No. 4
Setyanto, Darmawan B. 2004. sari Pediatri : Batuk Kronik pada Anak: masalah dan
tata laksana. Vol. 6, No. 2
Wijaya, Awi M. 2009. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS). Diunduh dari :
http://infodokterku.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=37:manajemen-terpadu-balita-sakit-
mtbs&catid=27 : helath-programs&itemid=44
(diakses 1 maret 2010)
9
LAMPIRAN
Foto Kegiatan
PKD Sari Husada Desa Kecik
10