No. Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Rasional
1. Gangguan persepsi sensori-
perseptual penglihatan
berhubungan dengan
gangguan penerimaan
sensori/status organ indera.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan, diharapkan
gangguan persepsi sensori –
perseptual penglihatan pasien
dapat diatasi dengan kriteria hasil
- Mengenal gangguan sensori
dan berkompensasi terhadap
perubahan.
- Mengidentifikasi/
memperbaiki potensial
bahaya dalam lingkungan
a. Tentukan ketajaman
penglihatan, kemudian catat
apakah satu atau dua mata
terlibat, observasi tanda-tanda
disorientasi.
b. Orientasikan klien tehadap
lingkungan.
c. Pendekatan dari sisi yang tak
dioperasi, bicara dengan
menyentuh.
d. Perhatikan tentang suram atau
penglihatan kabur dan iritasi
mata, dimana dapat terjadi
bila menggunakan tetes mata.
e. Letakkan barang yang
dibutuhkan/posisi bel
pemanggil dalam
a. Untuk mengetahui keadaan
pasien serta
mengidentifikasi lebih
lanjut kebutuhan pasien
b. Meningkatkan keamanan
mobilitas dalam lingkungan
c. Komunikasi yang
disampaikan dapat lebih
mudah diterima dengan
jelas
d. Cahaya kuat menyebabkan
rasa tak nyaman setelah
penggunaan tetes mata
dilator
e. Membantu penglihatan
pasien
jangkauan/posisi yang tidak
dioperasi.
f. Ingatkan klien menggunakan
kacamata katarak yang
tujuannya memperbesar
kurang lebih 25 persen,
pelihatan perifer hilang dan
buta titik mungkin ada.
f. Penemuan dan penanganan
awal komplikasi dapat
mengurangi resiko
kerusakan lebih lanjut
2. Kurang pengetahuan
berhubungan tentang
prognosis, pengobatan
berhubungan dengan kurang
terpajan informasi,
keterbatasan kognitif.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x24 jam
diharapakan pengetahuan pasien
dapat bertambah mengenai
kondisi diri dan prognosa
penyakitnya dengan kriteria hasil :
a. - Klien dapat melakukan dengan
prosedur benar dan menjelaskan
alasan tindakan.
b. - Klien menunjukkan pemahaman
tentang kondisi, proses penyakit
a. Pantau informasi tentang
kondisi individu, prognosis,
tipe prosedur, lensa.
Tekankan pentingnya evaluasi
perawatan rutin, beritahu
untuk melaporkan penglihatan
berawan.
b. Informasikan klien untuk
menghindari tetes mata yang
dijual bebas, diskusikan
kemungkinan efek/interaksi
a. Identifikasi tanda/gejala
memerlukan upaya
evaluasi medis, misal :
nyeri tiba-tiba.
b. Cahaya yang kuat
menyebabkan rasa tak
nyaman setelah
penggunaan tetes mata
dan pengobatan. antar obat mata dan masalah
medis klien terutama pada
pencahayaan
c. Anjurkan klien menghindari
membaca, berkedip,
mengangkat berat, mengejan
saat defekasi, membongkok
pada panggul, dll.
d. Anjurkan klien tidur
terlentang
dilator
c. Aktivitas-aktivitas
tersebut dapat
meningkatkan tekanan
intra okuler
d. Tidur terlentang dapat
membantu kondisi mata
agar lebih nyaman.
3. Ansietas berhubungan
prosedur penatalaksanaan /
rencana tindakan
pembedahan
Setelah diberikan askep
selama ...x24 jam diharapkan
pasien tidak mengalami ansietas
a. Pasien mengungkapkan dan
mendiskusikan rasa
cemas/takutnya.
b. Pasien tampak rileks tidak
tegang dan melaporkan
a. Pantau tingkat kecemasan
pasien dan catat adanya tanda-
tanda verbal dan nonverbal
b. Beri kesempatan pasien untuk
mengungkapkan isi pikiran
dan perasaan takutnya.
a. Memberi kesempatan klien
untuk mengungkapkan rasa
takut secara terbuka dimana
rasa takut dapat ditujukan.
b. Ungkapan perasaan akan
kecemasan dapat membantu
perawat menggali informasi
mengenai hal – hal yang
kecemasannya berkurang
sampai pada tingkat dapat
diatasi.
c. Pasien dapat mengungkapkan
keakuratan pengetahuan
tentang pembedahan. c. Observasi tanda vital dan
peningkatan respon fisik
pasien.
d. Beri penjelasan pasien tentang
prosedur tindakan operasi,
harapan dan akibatnya.
e. Beri penjelasan dan suport
pada pasien pada setiap
melakukan prosedur tindakan.
f. Lakukan orientasi dan
perkenalan pasien terhadap
ruangan, petugas, dan
peralatan yang akan
menjadi faktor penyebab
kecemasan pasien dan
memudahkan dalam
memberikan intervensi
selanjutnya.
c. Mengetahui respon
fisiologis yang ditimbulkan
akibat kecemasan
d. Meningkatkan pengetahuan
pasien dalam rangka
mengurangi kecemasan dan
kooperatif.
e. Mengurangi perasaan takut
dan cemas.
f. Derajat kecemasan akan
dipengaruhi bagaimana
informasi tentang prosedur
penatalaksanaan diterima
digunakan. oleh individu.
4. Resiko cedera berhubungan
dengan kerusakan fungsi
sensori penglihatan –
kehilangan vitreus,
pandangan kabur,
perdarahan intraokuler.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan, diharapkan tidak
terjadi cedera pada klien. Dengan
criteria hasil : Pasien
menunjukkan perubahan perilaku,
pola hidup untuk menurunkan
factor resiko dan untuk
melindungi diri dari cedera.
Mengubah lingkungan sesuai
dengan indikasi untuk
meningkatkan keamanan.
a. Diskusikan apa yang terjadi
tentang kondisi paska operasi,
nyeri, pembatasan aktifitas,
penampilan, balutan mata
b. Beri klien posisi bersandar,
kepala tinggi, atau miring ke
sisi yang tak sakit sesuai
keinginan
c. Batasi aktifitas seperti
menggerakan kepala tiba-tiba,
menggaruk mata,
membongkok
d. Ambulasi dengan bantuan :
berikan kamar mandi khusus
bila sembuh dari anestesi
e. Observasi hifema dengan
a. Penjelasan dengan diskusi
bersama akan lebih efektif
bagi pasien untuk
mengetahui kondisi
dirinya
b. Posisi menentukan tingkat
kenyamanan pasien.
c. Aktivitas berlebih mampu
meningkatkan tekanan
intra okuler mata.
d. Visus mulai berkurang,
resiko cedera semakin
tinggi
e. Pengumpulan Informasi
senter sesuai indikasi.
f. Minta klien membedakan
antara ketidaknyamanan dan
nyeri tajam tiba-tiba, Selidiki
kegelisahan, disorientasi,
gangguan balutan.
dalam pencegahan
komplikasi
f. Kondisi mata post operasi
mempengaruhi visus
pasien
Postoperasi
No. Diagnosa Keperawatan NOC Intervensi Rasional
1. Nyeri akut berhubungan
dengan trauma insisi.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan ...x24 jam
diharapkan nyeri pasien dapat
berukrang/hilang.
- Klien dapat mengontrol
nyerinya
- Skala nyeri 0
a. Kaji tingkat nyeri pasien
dengan menggunakan skala
nyeri dan pengukuran TTV
b. Berikan obat untuk
mengontrol nyeri dan TIO
sesuai dengan resep.
c. Kurangi tingkat pencahayaan.
d. Berikan kompres dingin
sesuai dengan permintaan
untuk trauma tumpul.
a. Skala nyeri yang tinggi
dan disertai peningkatan
nadi dapat
menggambarkan tingkat
nyeri yang dirasakan oleh
pasien
b. Pemakaian sesuai dengan
resep akan mengurangi
nyeri dan TIO
c. Mengurangi edema akan
mengurangi nyeri.
d. Cahaya yang kuat
menyebabkan rasa tak
nyaman setelah
penggunaan tetes mata
dilator
2. Kurang pengetahuan tentang
kondisi, prognosis,
pengobatan berhubungan
dengan kurang terpajan
informasi, keterbatasan
kognitif.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x24 jam
diharapakan pengetahuan pasien
dapat bertambah mengenai
kondisi diri dan prognosa
penyakitnya. Dengan criteria hasil
:
- Klien dapat melakukan
dengan prosedur benar dan
menjelaskan alasan
tindakan.
- Klien menunjukkan
pemahaman tentang
kondisi, proses penyakit
dan pengobatan.
a. Pantau informasi tentang
kondisi individu, prognosis,
tipe prosedur, lensa.
Tekankan pentingnya evaluasi
perawatan rutin, beritahu
untuk melaporkan penglihatan
berawan.
b. Informasikan klien untuk
menghindari tetes mata yang
dijual bebas, diskusikan
kemungkinan efek/interaksi
antar obat mata dan masalah
medis klien terutama pada
pencahayaan.
c. Anjurkan klien menghindari
membaca, berkedip,
mengangkat berat, mengejan
saat defekasi, membongkok
pada panggul, dll.
a. Identifikasi tanda/gejala
memerlukan upaya
evaluasi medis, misal :
nyeri tiba-tiba.
b. Cahaya yang kuat
menyebabkan rasa tak
nyaman setelah
penggunaan tetes mata
dilator
c. Aktivitas-aktivitas
tersebut dapat
meningkatkan tekanan
intra okuler
d. Anjurkan klien tidur
terlentang.
d. Tidur terlentang dapat
membantu kondisi mata
agar lebih nyaman.
3. Defisit perawatan diri
berhubungan dengan
gangguan penglihatan
Tujuan mampu memenuhi
kebutuhan perawatan diri dengan
kriteria hasil terpenuhi kebutuhan
kebersihan diri
a. Ajari pasien dan keluarga
teknik panduan penglihatan.
b. Berikan instruksi lisan dan
tertulis untuk pasien dan
orang yang berati mengenal
teknik yang benar
memberikan obat.
c. Evaluasi Perlunya bantuan
setelah pemulangan.
d. Beri instruksi kepada pasien
a. Penemuan dan
penanganan awal
komplikasi dapat
mengurangi resiko
kerusakan lebih lanjut.
b. Pemakaian teknik yang
benar akan mengurangi
resiko infeksi dan cedera
mata.
c. Sumber daya harus
tersedia untuk layanan
kesehatan, pendampingan
dan teman di rumah.
d. Memungkinkan tindakan
atau orang terdekat mengenal
tanda atau- gejala komplikasi
yang harus dilaporkan segera
kepada dokter.
yang aman dalam
lingkungan.
4. Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan
prosedur tindakan invasif
insisi jaringan tubuh.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x24 jam
diharapkan tidak terjadi infeksi
pada daerah insisi post operasi
katarak dengan criteria hasil :
Tidak terjadi penyebaran infeksi
selama tindakan prosedur
pembedahan ditandai dengan
penggunaan teknik antiseptik dan
desinfeksi secara tepat dan benar.
a. Ciptakan lingkungan ruangan
yang bersih dan babas dari
kontaminasi dunia luar
b. Jaga area kesterilan luka
operasi
c. Kolaborasi terapi medik
pemberian antibiotika
profilaksis
d. Lakukan teknik aseptik dan
desinfeksi secara tepat dalam
merawat luka
a. Mencegah dan
mengurangi transmisi
kuman
b. mencegah kontaminasi
pathogen
c. mencegah pertumbuhan
dan perkembangan kuman
d. Antibiotik dapat
mengurangi kontaminasi
dan paparan pasien
terhadap agen infektious
5. Resiko cedera berhubungan
dengan kerusakan fungsi
sensori penglihatan –
Setelah diberikan asuhan
keperawatan, diharapkan tidak
terjadi cedera pada klien. Kriteria
a. Diskusikan apa yang terjadi
tentang kondisi paska operasi,
nyeri, pembatasan aktifitas,
a. Penjelasan dengan diskusi
bersama akan lebih efektif
bagi pasien untuk
kehilangan vitreus,
pandangan kabur,
perdarahan intraokuler.
hasilnya :
- Menunjukkan perubahan
perilaku, pola hidup untuk
menurunkan factor resiko
dan untuk melindungi diri
dari cedera.
- Mengubah lingkungan
sesuai dengan indikasi
untuk meningkatkan
keamanan.
penampilan, balutan mata.
b. Beri klien posisi bersandar,
kepala tinggi, atau miring ke
sisi yang tak sakit sesuai
keinginan.
c. Batasi aktifitas seperti
menggerakan kepala tiba-tiba,
menggaruk mata,
membongkok
d. Ambulasi dengan bantuan :
berikan kamar mandi khusus
bila sembuh dari anestesi.
e. Observasi hifema dengan
senter sesuai indikasi.
mengetahui kondisi
dirinya
b. Posisi menentukan tingkat
kenyamanan pasien.
c. Aktivitas berlebih mampu
meningkatkan tekanan
intra okuler mata.
d. Visus mulai berkurang,
resiko cedera semakin
tinggi
e. Pengumpulan Informasi
dalam pencegahan
komplikasi
Aktivitas berlebih mampu
meningkatkan tekanan intra
okuler mata.
f. Minta klien membedakan
antara ketidaknyamanan dan
nyeri tajam tiba-tiba, Selidiki
kegelisahan, disorientasi,
gangguan balutan
f. Kondisi mata post operasi
mempengaruhi visus
pasien
Recommended