Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Teknik Arsitektur Itenas ǀ No.1 ǀ Vol.V
ISSN: Januari 2019
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 1
Rancangan Efisiensi Energi dan Kenyamanan Udara Pada
Bangunan Pusat Perbelanjaan
Ashrifar Dwiputra
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Institut Teknologi Nasional Bandung E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Perkembangan dan pembangunan di Kota Bandung sangat pesat. Berbagai sektor mengalami perkembangan
dan pembangunan yang pesat, tidak terkecuali sektor perekonomian, khususnya perdagangan dan jasa. Pusat
perbelanjaan merupakan tempat dimana pengunjung dan pengguna bangunan lainnya melakukan beragam kegiatan,
khususnya kegiatan perekonomian. Pusat perbelanjaan juga menjadi sarana pendukung dari pesatnya laju
pertumbuhan ekonomi di kota Bandung, sehingga telah banyak terbangun pusat perbelanjaan di Kota Bandung.
Banyaknya aktifitas yang ditunjang membuat sebuah pusat perbelanjaan membutuhkan banyak energi dan banyak area
hijau yang terbangun sehingga dapat mengakibatkan krisis energi dan menurunnya kualitas udara baik secara makro
maupun secara mikro. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah pusat perbelanjaan sebagai sarana dan prasarana
penunjang pertumbuhan ekonomi yang hemat energi, dapat memberikan kenyamanan ruang dengan memaksimalkan
aliran udara alami, dan dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di masa yang akan datang.
Kata kunci: Pusat Perbelanjaan, Efisiensi Energi, Kenyamanan Udara.
ABSTRACT Development Bandung city is very rapid. Many sectors developmented, including economic sector, especially
trade and services. A shopping center is a place where visitors and other building users carry out many activities,
especially economic activities. Shopping centers are also a supporting tool for the rapidly pace of economic growth in
Bandung city, many shopping centers have been built in Bandung city. Many activities that are supported make a
shopping center require a lot of energy and many green areas are built so that it can lead to an energy crisis and a
decrease air quality macro and micro. Therefore a shopping center is needed as a means and infrastructure to support
economic growth which applying energy efficient, can provide space comfort by maximizing natural air flow, and can
improve the economic level of society in the future.
Keywords: Shopping Center, Energy Efficiency, Air Comfort.
Ashrifar Dwiputra
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 2
1. PENDAHULUAN
Pusat perbelanjaan merupakan istilah yang tidak asing lagi. Pusat perbelanjaan sering disebut juga
dengan sebutan “Mall”. “Mall” merupakan tempat dimana semua kalangan mulai dari anak-anak hingga
lansia dapat menghabiskan waktu akhir pekan dengan berbagai aktivitas bersama keluarga maupun kerabat.
Aktivitas yang dilakukan oleh para pengunjung dalam pusat perbelanjaan sangat beragam. Mulai dari
berbelanja, menikmati makanan di restoran favorit atau sekedar berjalan-jalan dan sekedar melihat-lihat saja
(berwindow-shopping), semua dapat dinikmati di pusat perbelanjaan tersebut. Disamping fungsi utama
sebagai tempat berbelanja, pusat perbelanjaan pada umumnya menyediakan sarana hiburan dalam misinya
menawarkan suasana yang kondusif bagi para pengunjung untuk menghabiskan waktunya dengan bersantai.
Pusat perbelanjaan banyak tersebar di wilayah kota Bandung. Paris Van Java, Ciwalk dan lain lain adalah
pusat perbelanjaan yang berada di kota Bandung. Banyaknya pusat perbelanjaan yang tersebar di wilayah
kota Bandung menajdi daya tarik tersendiri, baik bagi pengunjung sekitar, atau bahkan wisatawan asing.
Pembangunan pusat perbelanjaan ini juga tidak terlepas dari efek pembangunan kota Bandung, yang
berdampak juga kepada berkurangnya lahan terbuka dan menurunnya kualitas udara, baik secara makro
maupun mikro. Penggunaan material dan tertutupnya sebuah ruang menjadi kendala dalam proses sirkulasi
udara sehingga meningkatnya penggunaan energi yang berdampak terhadap pemanasan global karena
penggunaan freon untuk Air Conditioning yang berlebihan. Dengan menerapkan konsep “open air” yang
dipadukan dengan menerapkan prinsip – prinsip green building diharapkan dapat menjadi solusi untuk
mengurangi efek pembangunan yang terjadi sehingga tercipta bangunan mall yang sustainable, earthfriendly,
dan high performance.
2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN
2.1 Pusat Perbelanjaan
a. Pengertian Pusat Perbelanjaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mal meruapakan kata serapan dari bahasa Inggris yang
berarti gedung atau kelompok gedung yang berisi macam-macam toko dihubungkan oleh lorong (jalan
penghubung).
b. Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
a) Dilihat dari luas areal pelayanan berdasarkan U.L.I. standar [1]
• Regional Shopping Centers :
Luas areal antara 27.870 – 92.900 m2, terdiri dari 2 atau lebih yang seukuran dengan
department store. Skala pelayanan antara 150.000 – 400.000 penduduk, terletak pada lokasi
yang strategis, tergabung dengan lokasi perkantoran, rekreasi dan seni.
• Community Shopping Centre :
Luas areal antara 9.290 – 23.225 m2, terdiri atas junior departmen store, supermarket dengan
jangkauan pelayanan antara 40.000-150.000 penduduk, terletak pada lokasi mendekati
pusat-pusat kota (wilayah).
• Neigbourhood Shopping Centre :
Luas areal antara 2.720 – 9.290 m2. Jangkauan pelayanan antara 5.000-40.000 penduduk.
Unit terbesar berbentuk supermarket, berada pada suatu lingkungan tertentu.
b) Dilihat dari jenis barang yang dijual [2]
• Demand (permintaan), yaitu yang menjual kebutuhan sehari-hari yang juga merupakan
kebutuhan pokok.
• Semi Demand (setengah permintaan), yaitu yang menjual barang-barang untuk kebutuhan
tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Rancangan Efisiensi Energi dan Kenyamanan Udara Pada Bangunan Pusat Perbelanjaan
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 3
• Impuls (barang yang menarik), yaitu yang menjual barang-barang mewah yang
menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu untuk membelinya.
• Drugery, yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti sabun, parfum dan lain-lain.
2.2 Tema Perancangan
Tema perancangan yang diambil adalah penerapan arsitektur bioklimatik pada terminal bus terpadu
Cicaheum. Bioclimatology adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dan kehidupan, terutama
efek iklim terhadap kesehatan dan aktivitas makhluk hidup. Arsitektur bioklimatik adalah konsep arsitektur
dengan pendekatan desain yang menekankan konteks terhadap kondisi iklim dan cuaca setempat. [3]
2.3 Data dan Lokasi Tapak
Proyek ini bernama Laswi Twenty Three Mall. Proyek ini bersifat semi fiktif, dan berlokasi di Jl.
Laswi no. 23, Kelurahan Kacapiring, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat (lihat gambar
1). Luas lahan ± 5 ha, dengan 1,5 ha untuk ruang terbuka hijau alami. Berdasarkan peraturan Pemerintah
Daerah Kota Bandung, site terletak di area perdagangan dan jasa, dengan KDB 70%, KLB 3,5, GSB 15m,
dan KDH minimal 20%.
Jalur Perlintasan Kereta Api
Jalan Laswi
Jalan Sukabumi
SITE
ARAH SIRKULASIKENDARAAN
Gambar 1. Data Lokasi Tapak
2.4 Rancangan Gubahan Massa
Penentuan massa bermula dari penyesuaian terhadap site sehingga dipilih bentuk berupa sebuah
balok. Kemudian bentuk dibagi menjadi 2 bagian dan di subtraktif di bagian depan agar bangunan memilki
skyline yang sama dengan bangunan sekitarnya dan penyesuaian terhadap vegetasi eksisting. Setelah melalui
berbagai penyesuaian, blok massa kemudian disesuaikan dengan kebutuhan ruang berdasarkan besaran dan
jumlah ruang serta berdasarkan aktifitas yang ditunjang didalamnya (lihat gambar 2).
Gambar 2 Rancangan Gubahan Massa
1 2
3
Ashrifar Dwiputra
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 4
2.4 Konsep Zoning Tapak
Zoning site dibagi dalam beberapa bagian. Ruang publik berada di bagian site yang menghadap
langsung ke jalan Laswi dan juga sebagai area yang di fungsikan sebagai area penyambut pengunjung yang
akan datang dengan berjalan. Area site yang menghadap rel kereta api dijadikan sebagai area drop off,
kemudian area servis diletakkan di bagian site yang beghadapan langsung dengan area gudang P.T. KAI.
Sementara di area site yang bersinggungan dengan Pusdiklat P.T.KAI difungsikan sebagai area parkir dengan
sebuah gedung parkir yang terhubung langsung menuju area mall (lihat gambar 3).
Gambar 3 Zoning Tapak
2.5 Konsep Arsitektur Bioklimatik
a. Penerapan pada desain tapak
Secara garis besar, aplikasi arsitektur bioklimatik yang diterapkan pada tapak yaitu memaksimalkan
potensi site. Konsep ini diterapkan melalui pemanfaatan vegetasi eksisting dan desain bukaan pada
bangunan yang berorientasi terhadap arah pergerakan angin sehingga diharapkan dapat mengurangi
konsumsi AC yang berdampak terhadap penggunaan energi.
b. Penerapan pada program ruang
Pengaplikasian konsep terdapat pada area void di bangunan mall. Pergerakan udara panas akan
menuju keluar bangunan. Agar menjadi jalur untuk udara keluar dari bangunan, dibuat 6 buah void
agar udara panas dapat bersirkulasi dengan lancar.
c. Penerapan pada tampilan fisik
Konsep tampilan fisik yang diaplikasikan pada bangunan memanfaatkan beberapa karakteristik
seperti terdapatnya bukaan besar menjadi sebuah balkon pada bagian fasad bangunan yang
mengekspresikan dari konsep “open air” dan penggunaan bahan material yang memiliki nilai ottv
rendah.
3 HASIL RANCANGAN
3.1 Rancangan Tapak
Perencanaan tapak mengacu kepada bentuk eksisting tapak dan bentuk massa bangunan terhadap
vegetasi eksisting sebagai sumbu imajiner dari bangunan dan vegetasi. Bentuk massa utama berupa mall
terletak dengan 2 orientasi bangunan, yaitu menghadap jalan Laswi dan jalan sekunder yaitu jalan eksisting
menuju Pusdiklat P.T. KAI. sedangkan bangunan parkir menjadi pembatas antara mall dengan Pusdiklat P.T.
KAI. Bangunan utilitas menjadi pembatas antara gedung parkir dengan gudang P.T. KAI. Pada sisi tapak
bagian selatan terdapat akses untuk kendaraan menuju area drop off. Pada sisi tapak bagian barat yang
menjadi muka bangunan, terdapat akses pejalan kaki. Konsep tapak ini diadaptasi dari pembagian site agar
Rancangan Efisiensi Energi dan Kenyamanan Udara Pada Bangunan Pusat Perbelanjaan
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 5
tidak terjadi cross sirculation antara akses masuk dan keluar kendaraan pengunjung, akses kendaraan servis,
dan akses pejalan kaki serta area drop off.
Aksesibilitas kendaraan pengunjung dan akses kendaraan servis dikonsep terpisah. Untuk
pengunjung memiliki akses langsung dari jalan Laswi menuju area drop off. untuk area servisnya dibagi
menjadi dua bagian yaitu servis untuk tenant secara umum dan area loading dock untuk anchor tenant. (lihat
gambar 4).
1. Akses Pejalan Kaki
2. Loading Dock Anchor Tenant
3. Loading Dock Tenant Umum
4. Area Drop Off
5. Akses Masuk Kendaraan Pengunjung
6. Akses Masuk Kendaraan Servis
7. Akses Keluar Kendaraan Pengunjung
Gambar 4 Rancangan Tapak
3.2 Rancangan Ruang Dalam
Pada lantai dasar, bangunan dibagi menjadi beberapa zona, yaitu zona mall utama yang terbagi
menjadi area publik berupa tenant dan koridor, kemudian terdapat area servis berupa toilet, tangga
kebakaran, dan ruang panel. Kemudian terdapat area parkir yang langsung terhubung dengan mall. Terdapat
gudang dan bangunan utilitas khusus untuk AC dan distribusi air bersih di bagian utara bangunan mall. Di
sisi timur laut terdapat bangunan utilitas untuk memfasilitasi distribusi listrik dan ruang water treatment
untuk pengolahan air hujan sebelum digunakan kembali. Pada lantai 1 terdapat juga area anchor tenant yang
berhubungan langsung dengan area drop off kendaraan. (lihat gambar 5)
1. Area tenant food & beverage
2. Area drop off
3. Mini Anchor
4. Area Open Air
5. Parkir mobil pengunjung
6. Parkir motor pengunjung
7. Utilitas listrik dan treatment air hujan
8. Utilitas AC dan air bersih
Gambar 5 Zoning Ruangan Lantai 1
1
2
3
4 5
6
7
1
2
3 4
5 6
7
8
Ashrifar Dwiputra
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 6
Pada lantai 2, terdapat sebuah restoran tematik di sisi barat bangunan. Area mall open air menjadi
sebuah koridor balkon sama seperti area drop off di bagian selatan. (lihat gambar 6). Pada lantai 2, terdapat
pemisah menuju gedung parkir berupa tangga. Hal ini dikarenakan lantai 2 dengan gedung parkir lantai 2
memiliki ketinggian elevasi yang berbeda sekitar 1,8 meter (lihat gambar 7).
1. Area Tenant F&B
2. Balkon Lantai 2
3. Open Air Area
4. Transisi Mall ke Gedung Parkir
5. Anchor Tenant
Gambar 6 Zoning Ruangan Lantai 2
1. Parkir Mobil P2A (elv. 3.20)
2. Parkir Mobil P2B (elv. 1.60)
3. Parkir Mobil P3A (elv. 6.40)
4. Parkir Mobil P3B (elv.4.80)
Gambar 7 Area Parkir P2 dan P3
Lantai 3 bangunan mall terdapat sebuah gamezone di sisi barat, dan terdapat sebuah cinema tepat
diatas gedung parkir lantai 3a (lihat gambar 8). Pada area cinema, elevasi plafon memiliki ketinggian yang
berbeda dengan bangunan mall utama. Perbedaan ketinggian plafond bangunan mall dengan cinema yaitu
3m.
1 2 3 4
1 2
3
4
5
Rancangan Efisiensi Energi dan Kenyamanan Udara Pada Bangunan Pusat Perbelanjaan
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 7
1. Area Tenant F&B
2. Area Balkon Lantai 3
3. Open Mall Area
4. Cinema
5. Parkir Mobil P4B (elv. 8.00)
6. Anchor Tenant
7. Game Center
Gambar 8 Zoning Ruangan Lantai 3
3.3 Rancangan Fasad
Pada olahan fasad terdapat beberapa material, seperti railing kaca, dinding masif dengan finishing
cat, dan material kaca low e-glass. Pada area drop off, terdapat 2 material yang digunakan, yaitu kaca dan
dinding masif. Material kaca terdapat pada railing balkon lantai 2 dan area makan tenant F&B. Pemasangan
railing ini menggunakan sistem spyder yang diikat ke tiang – tiang railing di lantai (lihat gambar 9).
Penggunaan kaca juga diaplikasikan di area tenant yang menghadap langsung ke lobby drop off agar dapat
menjadi sebuah showcase dari tenant terhadap pengunjung.
Gambar 9 Tampak Fasad
Penggunaan dinding masif terdapat pada beberapa area, seperti area tenant F&B lantai 2 dan lantai
3 yang langsung terlihat dari area masuk kendaraan pengunjung dan area drop off. (lihat gambar 10).
1
2
3
4
6
5
7
Ashrifar Dwiputra
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 8
1. Dinding massif pada fasad
2. Railing kaca pada balkon lantai 2 dan lantai 3
Gambar 10 Rancangan Fasad
Olahan fasad utama yang menghadap ke arah Laswi menggunakan kombinasi 2 material, yaitu
dinding masif dan dinding transparan. Penggunaan dinding masif dikarenakan fasad menghadap ke sisi barat,
area yang paling terpapar sinar matahari sehingga diminimalisir dengan penggunaan dinding masif agar
panas dan cahaya matahari tidak masuk secara berlebihan ke dalam tenant. Untuk dinding transparan,
material yang digunakan berupa kaca low-e glass dengan rangka kusen aluminium. (lihat gambar 11)
1. Fasad Low e-glass
2. Fasad Dinding Masif
Gambar 11 Rancangan Fasad Jl. Laswi
3.4 Perspektif
Area makan pada tenant F&B lantai 1 ditempatkan pada bagian outdoor yang langsung dihadapkan
dengan akses masuk kendaraan pengunjung. (lihat gambar 12)
Gambar 12 Area Tenant F&B Lantai 1
1 2
1 2
Rancangan Efisiensi Energi dan Kenyamanan Udara Pada Bangunan Pusat Perbelanjaan
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 9
Vegetasi eksisting berupa pohon akasia dengan diameter spread 26 meter ditempatkan untuk
menjadi sebuah vocal point di area dalam bangunan dan sebagai akses keluar udara panas dari dalam
bangunan. (lihat gambar 13)
Gambar 13 Void Lantai 1
Akses masuk udara pada bangunan ditempatkan pada sisi Selatan bangunan yang berupa lobby lantai
2 dan lantai 3. Area ini ditempatkan pada sisi selatan dengan sisi tenggara dijadikan scoop untuk meneruskan
udara masuk ke dalam bangunan. (lihat gambar 14)
Gambar 14 Area Makan dan Area Drop Off Kendaraan
Lansekap diolah dan ditata sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan nilai ekologis bangunan
dan tidak menimbulkan efek Urban Heat Island pada lingkungan sekitar. (lihat gambar 15)
Gambar 15 Penataan dan Pengolahan Lansekap
Ashrifar Dwiputra
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur - 10
4 SIMPULAN
Laswi Twenty Three Mall merupakan sebuah pusat perbelanjaan yang melayani kebutuhan
masyarakat akan kebutuhan primer, sekunder, d an tersier, terletak di Jalan Laswi. Bangunan dirancang
dengan mengambil tema arsitektur bioklimatik yang terfokus pada Efisiensi Energi dan Kenyaman Udara.
Penerapan tema diharapkan dapat menjadi solusi untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan efisiensi
energi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan menerapkan desain yang mengikuti perkembangan
zaman membuat Laswi Twenty Three Mall layak dikunjungi sebagai sarana untuk menunjang pesatnya
pertumbuhan dan perkembangan kota Bandung, khususnya sector perekonomian. Pembangunan Laswi
Twenty Three Mall ini telah didesain dengan baik dan mengikuti prosedur standar peraturan yang ada. Mall
ini juga mempunyai sarana dan prasarana bangunan yang cukup lengkap berdasarkan standar bangunan pusat
perbelanjaan, serta memperhatikan segi kenyamanan dan keselamatan para pengguna bangunan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan e-jurnal tugas akhir arsitektur ini yang merupakan salah satu syarat
akademis yang harus ditempuh untuk menyelesaikan proses studi di jurusan Arsitektur Institut Teknologi
Nasional. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak
yang telah membantu kelancaran untuk menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Lion, Edgar; 1976; “Shopping Centers, Planning, Development & Administration”; Michigan;Wiley
[2] Baddington, Nadine; 1982; Design For Shopping Center. London : Butterworh, Design Series For Architects and
Planners
[3] Yeang, Ken; 1996; The Sky Scaper Bioclimaticly Considered; London; Academy Editions