Download doc - Prosedur Pemberian Obat

Transcript

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPelayanan kesehatan terdiri atas dua aspek utama yaitu perawatan dan pengobatan. Perawat dituntut mampu untuk memberikan asuhan keperawatan dengan pemecahan masalah menggunakan metode proses keperawatan, disamping itu perawat juga dituntut untuk mempunyai ketrampilan dan pengetahuan tentang pengobatan (Priharjo, 2005). Salah satu tugas terpenting seorang perawat adalah memberi obat yang aman dan akurat kepada klien. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien dan bila ada obat yang diberikan itu adalah bagian dari rencana keperawatan karena perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan (Tambayong, 2001).Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang berbahaya bila perawat memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya. Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemebrian obat menjadi salah satu tugas perawat yang paling penting (Deglin, 2004).Perkembangan produksi obat di Indonesia sangat pesat. Hal ini tentunya sangat menggembirakan karena obat lebih mudah diperoleh konsumen. Disisi lain bagi tenaga kesehatan akan kesulitan dalam memilih bentuk sediaan yang tepat dari berbagai produk merk dagang dari pabrik obat. Obat yang diberikan dalam bentuk sediaan yang berbeda dapat memberikan perbedaan dalam jumlah dan kecepatan obat tersebut mencapai sirkulasi sistemik. Variasi yang terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor penting yaitu faktor fisiologi penderita dan faktor formulasi bentuk sediaan. Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam farmakoterapi dapat digunakan secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang optimal. Umumnya bentuk sediaan obat mengandung satu atau lebih senyawa obat atau zat berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk formulasi tertentu . Karena itulah penting bagi perawat untuk mengetahui bentuk sediaan obat (Tambayong, 2001).Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahas prosedur pemberian obat yang bisa dijadikan pedoman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam pemberian obat.B. Tujuan Penulisan1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang prosedur pemberian obat.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus disusunnya makalah mengenai prosedur pemberian obat ini adalah :

a. Untuk mengetahui konsep obat.b. Untuk mengetahui bentuk dan sediaan obat.c. Untuk mengetahui program obat dan sistem pengukuran / perhitungan.d. Untuk mengetahui cara penyimpanan obat.e. Untuk mengetahui peran perawat dalam pemberian obat.f. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari pemberian obat.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pemberian Obat

1. Konsep Obat

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (Priharjo, 2005).Obat dalam arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk seorang dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu, agar mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit (Tambayong, 2001) .2. Bentuk dan Sediaan ObatTujuan formulasi bentuk sediaan obat adalah agar obat dapat dibuat, disimpan, dan disediakan tanpa terjadi perubahan sifat biologis sehingga menghasilkan respon biologis yang optimal. Obat bentuk sediaan farmasi merupakan suatu bentuk kombinasi obat dengan zat - zat yang bukan obat (zat tambahan) yang memiliki fungsi khusus, seperti zat pensuspensi, pengelmusi, pengisi, pengikat, penghancur, basis salep, basis supositoria, zat pengawet, pewarna , dan sebagainya. Bentuk sediaan farmasi diperlukan karena zat aktif sering diberikan dalam jumlah yang sangat kecil diperlukan. Zat - zat tambahan diperlukan agar zat aktif mudah dibentuk menjadi bentuk sediaan obat. Bentuk sediaan obat diperlukan untuk :a. Melindungi obat dari kerusakan akibat pengaruh udara, misalnya tablet bersalut seperti tablet salut gula (Dragee) dan tablet salut film (film-coated tablet, FCT);

b. Melindungi obat dari pengaruh asam lambung, misalnya tablet enterik (salut enterik;

c. Memudahkan penggunaan obat untuk tujuan terapi, misalnya salep melalui kulit, supositoria melalui anus;

d. Membuat pelepasan obat yang teliti tepat dan aman;

e. Menghilangkan atau menutupi rasa dan bau yang kurang enak, misalnya kapsul, tablet bersalut, dan sirup;

f. Membuat serbuk yang tidak larut tapi dapat terdispersi dalam cairan pembawa misalnya suspensi.

g. Mencampur dua cairan yang tidak bisa bercampur menjadi terdispersi dalam cairan pembawa, misalnya emulsi;

h. Memberi pengobatan setempat agar diperoleh efek obat yang optimal, misalnya salep, krim, etets mata, tetes hidung, dan etets telinga;

i. Memudahkan obat dimasukkan kedalam lubang tubuh, misalnya supositoria, ovula, dan bacilla;

j. Memudahkan agar obat dapat langsung masuk ke dalam peredaran darah, mislanya injeksi intramuskular, intravena, intararteri, dan intratekal;

k. Memperoleh aksi obat yang optimal dalam slauran pernapasan, misalnya inhalasi, aerosol, semprot hidung;

l. Membuat sediaan berupa larutan yang obatnya larut dalam zat pembawa yang diinginkan misalnya sirop, potio;

m. Mengatur pelepasan obat berefek lama (Syamsuni,2006)

Menurut Anief (2007) berdasarkan bentuk sediaan obat dibagi menjadi sebagai berikut:

a. Bentuk Padat1) Granule

Sediaan bentuk padat, berupa partikel serbuk dengan diameter 2-4 m dengan atau tanpa vehikulum. Cara penggunaannya adalah ebelum diminum harus dilarutkan/disuspensikan dulu dalam air/pelarut yang sesuai dengan volume tertentu, menurut petunjuk dalam brosur yang disediakan.

2) Tablet Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. Berat tablet normal antara 300 600 mg. Bentuk tablet yaitu tablet berbentuk pipih, tablet berbentuk bulat, tablet berbentuk persegi, dan tablet yang pakai tanda belahan (scoret tablet, memudahkan untuk membagi tablet). Macam-macam tablet :

a) Tablet Kempa : Paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan.

b) Tablet Cetak : Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.

c) Tablet Trikurat : Tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan

d) Tablet Hipodermik : Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.

e) Tablet Sublingual : Dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah.

f) Tablet Multilayer : Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah granulasi diatas tablet yang dilakukan berulang-ulang sehingga terbentuk tablet multiplayer. Contoh : Bodrex.g) Tablet Pelepasan Terkendali : Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini ditelan secara utuh, tidak boleh dikunyah atau digerus. Ada Sediaan Retard yang devide dose artinya bisa dipotong menjadi beberapa bagian, contoh Quibron-T.h) Tablet Forte : Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa tapi mempunyai kekuatan yang berbeda (Biasanya 2 kali tablet biasa). Contoh : Bactrim Forte.i) Tablet Bukal : Digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.

j) Tablet Efervescen : Tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis tidak untuk langsung ditelan.k) Tablet Kunyah : Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.l) Tablet Salut : Tujuan penyalutan tablet adalah untuk melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, atau cahaya , untuk menutupi rasa dan bau tidak enak , dan untuk membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cema.

(1) Tablet Salut Gula : Tablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau titanium dioksida, yang disuspensikan dengan gom akasia atau gelatin, sehingga berat tablet bertambah 30-50%. Contoh : Supra livron (2) Tablet salut Film : Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan bahan yang merupakan derivat cellulose (film) yang tipis/transparan, dan hanya menambah berat tablet 2-3%. Contoh : Ferro gradumet.(3) Tablet salut enterik : Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet telah melewati lambung, dilakukan untuk obat yang rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi lambung. Contoh : Dulcolax 5 mg, Voltaren.Keuntungan tabletKekurangan tablet

1. Praktis :

a. Waktu: peresepan dan pelayanan diapotek cepat

b. Lebih mudah dibawa dan disimpan

2. Mudah ditelan 1. Menyulitkan terapi individual 2. Sasaran kadar obat dalam plasma lebih sulit tercapai

3) Serbuk

Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau bahan kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan berbentuk serbuk dan relatif stabil serta kering. Serbuk dapat digunakan untuk obat luar dan obat dalam. Serbuk untuk obat dalam disebut pulveres (serbuk yang terbagi berupa bungkus-bungkus kecil dalam kertas dengan berat umumnya 300mg sampai 500mg dengan vehiculum umumya Saccharum lactis.) dan untuk obat luar disebut Pulvis adspersorius (Serbuk tabur). Cara penggunaannya adalah dilarutkan dengan aquadest, ditaburkan adalam bentuk serbuk, atau jika serbuk injeksidilarutkan atau disuspesikan dalam aqua pro injeksi yang tersedia / sesuai. Cara mengenal kerusakannya adalah secara mikroskopik kerusakan dapat dilihat dari timbulnya bau yang tidak enak, perubahan warna, benyek atau mnggumpal. Cara peyimpanannya adalah disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung dari sinar matahari. Kelebihan sediaan serbukKelemahan sediaan serbuk

1. Dokter leluasa dalam memilih dosis sesuai keadaan pasien.

2. Lebih stabil, terutama untuk obat yang rusak oleh air.

3. Penyerapan lebih sempurna dibanding sediaan padat lain.

4. Cocok untuk anak-anak dan dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet.

5. Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat bentuk serbuk.1. Rasa yang tidak enak tidak tertutup seperti rasa pahit, sepat, lengket di lidah (dapat diatasi dengan corigen saporis).

2. Pada penyimpanan bisa menjadi lembab.

4) Pil (Pilulae)

Pil merupakan sediaan yang berbentuk bulat seperti seperti kelereng yang mengandung satu atau lebih bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral.

KeuntunganKerugian

1. Mudah digunakan atau ditelan

2. Mampu menutupi rasa yang tidak enak

3. Relatif stabil dibandingkan larutan

4. Sangat baik untuk sediaan yang dikehendaki penyerapannya lambat1. Kurang cocok untuk obat yang diharapkan memberi reaksi yang cepat

2. Waktu absorbsi yang lama

5) KapsulMerupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.

KeuntunganKekurangan

1. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak

2. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari

3. Lebih enak dipandang dan Mudah ditelan.

4. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis).1. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan penguapan.2. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).

3. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.4. Tidak dapat diberikan untuk balita.

5. Tidak bisa dibagi-bagi

6) SuppositoriaMerupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.

KelebihanKekurangan

1. Dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa diberikan secara oral, karena gangguan cerna, pingsan dan sebagainya.

2. Dapat diberikan pada anak bayi, lansia yang susah menelan.

3. Bisa menghindari first fast efek dihati.1. Daerah absorpsinya lebih kecil

2. Absorpsi hanya melalui difusi pasif

3. Pemakaian kurang praktis

4. Tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak pada pH rectum

b. Bentuk sediaan setengah padat

1) Krim Sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Digunakan pada daerah yang peka dan mudah dicuci. Krim cocok untuk kondisi inflamasi kronis dan kurang merusak jaringan yang baru terbentuk. Contoh : salep. Ada 2 jenis tipe krim yaitu :a) Tipe emulsi minyak dalam air, lebih sesuai untuk digunakan pada daerah lipatan .b) Tipe emulsi air dalam minyak, efek lubrikasi lebih baik.KeuntunganKerugian

1. Aplikasi mudah

2. Mendinginkan kulit

3. Mudah dibersihkan

1. Tidak stabil terutama bila kena asam organik ( As salisilat, As Benzonat, Asam tanat ) dan panas.

2. Mudah mengering karena cairan menguap.

2) PastaSediaan setengah padat berupa massa lembek (lebih kenyal dari salep) yang dimaksudkan untuk pemakaian luar (dermatologi). Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun.

KeuntunganKekurangan

1. Mengikat cairan sekret (eksudat)

2. Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka. sehingga mengurangi rasa gatal local.

3. Lebih melekat pada kulit sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama.1. Lebih keras dari pada unguentum sehingga sukar dioleskan dan kadang nyeri.

2. Sukar dibersihkan Contoh : pasta lassari (anti septik), pasta dentrifrika (penyegar gigi)

3) Gel (Jelly)Jernih & tembus cahaya yang mengandungzat-zat aktif dalam keadaan terlarut. Lebih encer dari salep, mengandung sedikit atau tidak lilin. Digunakan pada membran mukosa dan untuk tujuan pelicin atau sebagai basis bahan obat, dan umumnya adalah campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan titik leleh rendah. Dapat dicuci karena mengandung mucilago, gum atau bahan pensuspensi sebagai basis. Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan. Adapun bahan bahan yang diformulasikan untuk membuat Gel (Lubicating Jelly) yaitu meliputi Methocel 90 H.C. 4000, Carbopol 934, Propylene Glycol, Methyl Paraben, Sodium Hydroxide,qs ad, dan Purified Water.

KeuntunganKekurangan

1. Efek pendinginan pada kulit saat digunakan.

2. Penampilan sediaan yang jernih dan elegan.

3. Elastis.

4. Daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu

5. Mudah dicuci dengan air.

6. Pelepasan obatnya baik.

7. Kemampuan penyebarannya pada kulit baik.1. Harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperature.

2. Gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat.

3. Kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.

c. Bentuk cair

1) Solutiones (Larutan) Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).

KeuntunganKerugian

1. Lebih mudah diserap sehingga dapat segera bekerja

2. Karena zat aktif terlarut secara homogen maka konsentrasi obat yang diinginkan dapat tepat

3. Kurang stabil terutama pada penyimpanan

1. Bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk dibawa atau diangkut dan disimpan, lebih berat.

2. Stabilitas dalam bentuk cair kurang baik dibandingkan dalam bentuk sediaan tablet, kapsul, pil, terutama apabila zat aktif atau bahan mudah terhidrolisis.

3. Larutan/air merupakan media ideal mikroorganisme untuk berkembangbiak sehingga di perlukan penambahan pengawet yang lebih banyak dibanding sediaan tablet, pil, krim, dan lain-lain.

4. Ketepatan dosis tergantung kemampuan pasien dalam menakar obat

5. Rasa obat yang tidak menyenangkan akan terasa lebih tidak enak apabila dalam bentuk larutan, terutama jika tidak dibantu dengan pemanis dan pengaroma.

2) Suspensi

Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering. Umumnya mengandung stabilisator untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai. KeuntunganKerugian

1. Baik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil, kapsul. terutama untuk anak-anak.

2. Memiliki homogenitas yang cukup tinggi.

3. Lebih mudah di absorpsi daripada tablet, karna luas permukaan kontak dengan permukaan saluran cerna tinggi.

4. Dapat menutupi rasa tidak enak atau pahit dari obat.

5. Dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.1. Memiliki kestabilan yang rendah.

2. Jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga homogenisitasnya menjadi buruk.

3. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang.

4. Ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan.

5. Suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan.

6. Pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan sistem dispersi akan meningkat apabila terjadi perubahan temperatur pada tempat penyimpanan

3) Guttae (Obat Tetes) Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tetes mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).

KeuntunganKekurangan

1. Larutan tetes memiliki kelebihan dalam hal kehomogenan, bioavalaibilitas dan kemudahan penanganan.

2. Suspensi mata memiliki kelebihan dimana adanya partikel zat aktif dapat memperpanjang waktu tinggal pada mata sehingga meningkatkan waktu terdisolusinya oleh air mata, sehingga terjadi peningkatan bioavailabilitas dan efek terapinya. Kapasitas volume yang dapat ditampung oleh mata sangat terbatas, maka jika terdapat larutan yang berlebih dapat masuk ke nasal cavitu lalu masuk ke jalur-blok GI menghasilkan absorpsi sistemik yang tidak diinginkan.

4) Injection (Injeksi) Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.

KeuntunganKerugian

1. Dapat dicapai efek fisiologis segera, untuk kondisi penyakit tertentu (jantung berhenti).

2. Dapat diberikan untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral atau obat yang dirusak oleh sekresi asam lambung.3. Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral (sakit jiwa atau tidak sadar).4. Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk mengontrol obat, karena pasien harus kembali melakukan pengobatan.5. Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal seperti pada kedokteran gigi atau anastesiologi.6. Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi gangguan serius cairan dan keseimbangan elektrolit.1. Pemberian sediaan parenteral harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan membutuhkan waktu pemberian yang lebih lama.2. Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan prosedur aseptik dengan rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak selalu dapat dihindari.3. Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk menghilangkan atau merubah efek fisiologisnya karena obat telah berada dalam sirkulasi sistemik.4. Harganya relatif lebih mahal, karena persyaratan manufaktur dan pengemasan.5. Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral seperti septisema, infeksi jamur, inkompatibilias karena pencampuran sediaan parenteral dan interaksi obat.6. Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari partikulat, bebas dari pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral harus disadari oleh semua personel yang terlibat.

5) Sirup Merupakan sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali disebutkan lain kadar sakarosanya antara 64%r sampai 66%. Sirup kering adalah suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan obat, pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apabila akan digunakan ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan suspensi. Kerugiannya adalah :

a) Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup.

b) Sediaan sirup jarang yang isinya zat tungggal, pada umumnya campuran atau kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak dibutuhkan pasien tersebut. Sehingga dokter anak lebih menyukai membuat resep puyer racikan individu untuk pasien tersebut.

c) Tidak sesuai bahan obat yang rasanya tidak enak misal sangat pahit (sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin (biasanya dibentuk tablet effervescent) .

d) Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspensi atau eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending egent yang digunakan.

e) Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah dan tergantung formulasi serta emulsifying agent yang digunakan).

f) Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat sirup kering yang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan hanya beberapa hari).

g) Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dan kemasan yang khusus pula.

6) Infus

Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.

KeuntunganKerugiannya

Pemberian infus intravena adalah menghasilkan kerja obat yang cepat dibandingkan cara-cara pemberian lain dan tidak menyebabkan masalah terhadap absorbsi obat. Obat yang diberikan sekali lewat intravena maka obat tidak dapat dikeluarkan dari sirkulasi seperti dapat dilakukan untuk obat bila diberikan per oral, misalnya dengan cara dimuntahkan.

7) EliksirEliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis. Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk mengurangi jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti gliserin dan propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya sekitar 3 - 15%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga sebagai pengawet atau korigen saporis. KeuntunganKekurangan

1. Mudah ditelan dibandingkan tablet atau kapsul.

2. Rasanya enak.

3. Larutan jernih, tidak perlu dikocok lagi

1. Tidak baik untuk kesehatan anak. Karena mengandung bahan yang mudah menguap.

2. Harus disimpan dalam botol bertutup kedap dan jauh dari sumber api,3. Karena mengandung Alkohol, hati-hati untuk penderita yang tidak tahan terhadap alkohol atau menderita penyakit tertentu.

d. Bentuk Gas

1) Inhalasi yaitu untuk di hirup. Keuntungannya adalah :

a) Penggunaan terapi inhalasi ini adalah cara kerjanya yang langsung ke organ sasaran, dalam hal ini paru-paru.

b) Jangka waktu kerjanya lebih singkat/cepat.

c) Dosis obat yang digunakan lebih kecil sehingga dapat mengurangi efek samping obat yang berlebihan

2) Aerosol yaitu terdispersi dalam gas.

KeuntunganKerugian

1. Mudah digunakan & sedikit kontak dengan tangan .

2. Bahaya kontaminasi tidak ada (dimasuki udara & penguapan selama tidak digunakan), karena wadah tertutup-kedap.

3. Efektif untuk penanganan gangguan pernapasan.

4. Takaran yang dikehendaki dapat diatur.

5. Bentuk semprotan dapat diatur

6. Iritasi yang disebabkan oleh pemakaian topikal dapat dikurangi 1. MDI ( Metered Dose Inhaler) biasanya mengandungbahan obat terdispersi & masalah yang sering timbul berkaitan dengan stabilitas fisiknya.

2. Efikasi klinik biasanya tergantung kemampuan pasien menggunakan MDI dengan baik & benar.

Pertimbangan dalam pemilihan bentuk sediaan obat adalah :

1. Sifat kimia dan fisika zat aktif.

2. Keuntungan dan kelemahan bentuk sediaan obat.

3. Media yang digunakan sebagai bentuk sediaan obat.

4. Cara pemberian.

5. Kondisi dan situasi pasien.

6. Keadaan dan lokasi penyakit.

7. Farmaekonomi.

8. Kemudahan pemberian.

3. Pelarutan dan Pencampuran Obata. Pelarutan dan Pengenceran Obat

Pengenceran adalah berkurangnya rasio zat terlarut di dalam larutan akibat penambahan pelarut. Sebaliknya pemekatan adalah bertambahnya rasio konsentrasi zat terlarut didalam larutanakibat penambahan zat terlarut. Larutan didefinisikan sebagai campuran yang homogen antara dua macam zat ataupun lebih. Larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Umumnya zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dibanding pelarut. Sedangkan pelarut bisa berupa air ataupun cairan organik seperti metanol, etanol, aseton dan lain-lain. Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mmol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran (Zulfikar.2010).

Larutan adalah suatu cairan yang berisi satu macam atau lebih bahan atau obat yang larut dalam cairan yang melarutkan, sehingga obat tersebut tidak tampak lagi bentuk sebelumnya (Yulinah, 2003).Pengenceran obat atau pemicikan obat merupakan tahapan yang harus dilakukan untuk meningkat keakuratan takaran obat dalam resep disebabkan takaran obat